Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

MENURUT BETTY NEUMAN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Matakuliah Keperawatan Keluarga

Dosen Pengampu : Ns. Fahmy Rosady, S.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 12

Della Arista Wibawati ( P07220117045 )

Intan Widyasari ( P07220117054 )

Novia Kartika Sari ( P07220117063 )

Ratu Alkhar Sahbana P ( P07220117068 )

Samudra Nur Khalid ( P07220117071 )

PRODI D-III KEPERAWATAN KELAS BALIKPAPAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Keperawatan Keluarga ini dengan judul “ MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN
KELUARGA MENURUT BETTY NEUMAN “. Makalah ini di susun dalam rangka
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Keluarga Program Studi D-III
Keperawatan Potiteknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kelas Balikpapan.

Dalam menyusun makalah ini, kami banyak memperoleh bantuan serta


bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada Dosen Pembimbing dan kepada teman teman yang telah
mendukung terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Balikpapan, 21 Juli 2019

Kelompok 12

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................... 3
BAB I ........................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .................................................................................................. 4
B. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 4
C. Manfaat Penulisan ............................................................................................. 5
BAB II ......................................................................................................................... 6
TINJAUAN TEORI ................................................................................................... 6
A. Biografi Betty Neuman ..................................................................................... 6
B. Konsep Teori ..................................................................................................... 9
C. Konsep Model ................................................................................................. 11
D. Konsep Teori dan Model Betty Neuman dalam Praktik Keperawatan ........... 12
BAB III ...................................................................................................................... 26
PENUTUP ................................................................................................................. 26
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 26
B. Saran ................................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 27

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan
dalam praktik keperawatan. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan
kesehatan professional yang merupakan bagian integral dari layanan
kesehatan. Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan
kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis , social dan spiritual.
Pemenuhan dasar tersebut diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan
dalam praktik keperawatan professional . Untuk tercapainya suatu keperawatan
professional diperlukan suatu pendekatan yang disebut proses keperawatan dan
dokumentasi keperawatan sebagai data tertulis yang menjelaskan tentang
penyampaian informasi, penerapan sesuai standart praktik, dan pelaksanaan
proses keperawatan. Untuk menjalankan tugas keperawatan , banyak teori
keperawatan yang digunakan, salah satunya adalah Betty Neuman. Model
konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Neuman adalah tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan
dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien,
perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit dan proses interpersonal.
Ilmu keperawatan terus berkembang, karena ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah. oleh karena itu penting bagi
profesi keperawatan dalam mengembangkan sebuah teori dan model
keperawatan yang dapat digunakan untuk memberikan pengetahuan untuk
meningkatkan praktik, penuntun penelitian dan kurikulum, serta
mengidentifikasikan bidang dan tujuan dari praktik keperawatan.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Biografi Betty Neuman
2. Untuk mengetahui pengertian konsep teori
3. Untuk mengetahui pengertian model keperawatan
4. Untuk mengetahui konsep Teori dan Model Betty Neuman dalam Praktik
Keperawatan

4
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi mahasiswa keperawatan, agar lebih mengetahui model aplikasi
keperawatan menurut Betty Neuman dalam bidang ilmu keperawatan.
2. Bagi penulis, agar dapat mendalami konsep teori dan model betty neuman
dalam praktik keperawatan

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Biografi Betty Neuman


Betty Neuman lahir di Lowell di Ohio pada tahun 1924. Ayahnya
seorang petani dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Dia anak kedua dari
tiga bersaudara dan merupakan anak perempuan satu-satunya. Ayahnya
meninggal karena penyakit Chronic Renal Failure ketika beliau berumur 11
tahun. Rasa cinta pada tanah kelahiran membuat beliau bertekad untuk
membangun desanya, Ohio. Latar belakang kehidupan di pedesaan
membantu dirinya mengembangkan rasa kasih sayang terhadap orang-orang
yang membutuhkan, seperti yang dilakukan sepanjang kariernya. Setelah
lulus SMA Neuman bekerja sebagai teknisi pada perusahaan pesawat terbang
dan sebagai juru masak di Ohio dalam rangka menabung untuk
pendidikannya dan membantu ibu serta adiknya. Adanya program militer di
keperawatan mempercepat masuknya Neuman ke sekolah keperawatan.
Beliau pertama kali memperoleh pendidikan di People Hospital
School of Nursing yang sekarang berubah nama menjadi General Hospital
Akron di Akron, Ohio pada tahun 1947 dan beliau pindah ke Los Angeles
untuk tinggal dengan keluarganya di California. Di California Neuman
bekerja dibanyak bagian diantaranya perawat di sekolah, perawat industri,
beliau juga memegang jabatan penting yaitu sebgai staf keperawatan rumah
sakit di California, dan sebagai instruktur klinik di University of California
Medical Center.
Pada tahun 1957 beliau menyelesaikan pendidikan sarjananya di
University of California dengan jurusan psikologi dan kesehatan masyarakat.
Pada tahun 1966 beliau mendapat gelar Master dibidang kesehatan mental,
konsultan kesehatan masyarakat di University of California, dan
menyelesaikan program doktoralnya di jurusan Psikologi Klinik di Pacific
Western University (Tomey and Alligood, 2006). Pada tahun yang sama
Neuman juga bekerja sebagai konsultan kesehatan mental di sebuah rumah
sakit dan aktif dalam terapi keluarga. Banyak sekali pengalaman yang telah
beliau dapat diantaranya menjadi dosen keperawatan jiwa, konsultan dan

6
organisasi, pemimpin konseling model Whole Person Approach serta beliau
telah membuat sebuah sistem model keperawatan di UCLA dan
memfokuskan sistem tersebut dalam masalah keperawatan.
Gelar sarjana muda didapat pada tahun 1957 di public health dan
psykologi dengan peringkat sangat baik. Gelar master diperoleh pada tahun
1966 pada kesehatan mental, konsultasi kesehatan masyarakat dari
Universitas California Los Angelea(UCLA). Dia mendapatkan gelar
doktornya dalam klinikal psykologi dari Pacivic western University pada
tahun 1985.
Neuman merupakan penggagas perkembangan keperawatan
khususnya dalam kesehatan mental. Neuman mengajarkan program
kesehatan mental komunitas pada perawat di level post-master di UCLA.
Neuman mengembangkan suatu metode pembelajaran yang terbuka dan
model praktik untuk konsultasi kesehatan mental pada akhir 1960 an,
sebelum dia membuat “model system”. Neuman mengajarkan dan
mempraktekkan model yang kemudian dibuat dalam bentuk buku yang
berjudul Consultation and Community Organization in Community Mental
Health Nursing. (Neuman, Deloughery & Gebbie, 1971).
Neuman menjabarkan modelnya secara komperehensif (menyeluruh)
dan dinamis. Model tersebut merupakan sebuah tinjauan multidimensional
terhadap individu, kelompok (keluarga), dan masyarakat yang selalu
berinteraksi dengan ketegangan-ketegangan lingkungan. Pada prinsipnya,
model tersebut memfokuskan pada reaksi klien terhadap ketegangan dan
faktor-faktor yang mendukung rekonstitusi (mengembalikan keadaan
jasmani) dan adaptasi. Model yang sesuai adalah model yang berlaku untuk
semua profesi yang ada hubungannya dengan perawatan kesehatan.
Betty Neuman mulai mengembangkan model saat mengajar di
komunitas kesehatan mental di UCLA. Pada tahun 1972 Model
keperawatannya pertama kali diterbitkan sebagai 'Model untuk mengajar
dengan pendekatan total ke masalah pasien'. Tahun 1985 Menerima gelar
doktor di bidang Psikologi Klinis dari Pacific Western University. Tahun
1998 Menerima gelar doktor kehormatan kedua, ini salah satu dari Grand
Valley State University, Allendale, Michigan.

7
Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara
pandang terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia
secara keseluruhan) meliputi aspek (variabel) fisiologis, psikologis
sosiokultural, perkembangan dan spiritual yang berhubungan dengan adanya
respon-respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun
eksternal.
Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi
terhadap stress. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki
siklus input, proses output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang
dinamis. Dengan menggunakan perspektif sistem ini, maka kliennya bisa
meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat
lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan.
Tujuan dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara
optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai
sistem terbuka maka klien akan selalu berupaya untuk memperoleh,
meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan diantara berbagai faktor,
baik didalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk mengusahakannya.
Neuman menyebutkan gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang
memiliki dampak negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial
atau aktual melalui respon dan gejala yang dapat diidentifikasi.
Evaluasi terbaru dari modelnya adalah komponen yang perlu untuk
lebih dikembangkan adalah variabel spiritual dan lingkungan yang
diciptakan, selanjutnya adalah pandangan Neuman tentang konsep kesehatan
dan hubungan antara klien dan lingkungan merupakan dua area yang perlu
diidentifikasi dan diklarifikasi untuk perkembangan selanjutnya. Fawcett
menyarankan bahwa klarifikasi dari konsep kesehatan melalui identifikasi
sehat dan sakit sebagai batas akhir dari satu rangkaian daripada melihatnya
sebagai sesuatu yang terpisah. Ia juga menambahkan bahwa interaksi antara
klien dan lingkungan dipandang sebagai sesuatu keseimbangan yang dinamis,
tetap dan homeostatis sebagai bentuk logik yang tidak tepat.

8
B. Konsep Teori
1. Pengertian
Konsep merupakan suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang
abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata,
sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu
kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori itu sendiri
merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata
atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau
kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi tetapi
kurang absolute atau bukti secara langsung.
Teori keperawatan menurut Barnum dalam Aziz (2007) merupakan
usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai
keperawatan. Melalui teori keperawatan dapat dibedakan apakah
keperawatan termasuk disiplin ilmu atau aktivitas lainnya.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti
aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan
perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan
sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam
menentukan model praktek keperawatan, mengingat dalam model praktek
keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan
nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin
dicapai dalam memberikan pelayanan kepada kebutuhan semua pasien
serta adanya pengetahuan dan keterampilan dalam hal ini dibutuhkan oleh
perawat dalam mengembangkan tujuannya.

2. Karakteristik Teori Keperawatan


Teori keperawatan selain digunakan untuk menyusun suatu model
yang berhubungan dengan konsep keperawatan, juga memiliki
karakteristik di antaranya pertama, teori keperawatan menidentifikasi dan
menjabarkan konsep khusus yang berhubungan dengan hal-hal nyata
dalam keperawatan sehingga teori keperawatan didasarkan pada
kenyataan-kenyataan yang ada di alam; kedua, teori keperawatan juga
digunakan berdasarkan alasan-alasan yang sesuai dengan kenyataan yang

9
ada; ketiga, teori harus konsisten sebagai dasar-dasar dalam
mengembangkan model konsep keperawatan; keempat, dalam menunjang
aplikasi, teori harus sederhana dan sifatnya umum sehingga dapat
digunakan pada kondisi apapun dalam praktek keperawatan; kelima, teori
dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian keperawatan sehingga
dapat digunakan dalam pedoman praktek keperawatan.

3. Tujuan Teori Keperawatan


Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan
ilmu keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki
tujuan yang ingin dicapai diantaranya:
1) Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-
alasan tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan
keperawatan, baik bentuk tindakan atau bentuk model praktek
keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi.
2) Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat
untuk memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan
keperawatan kemudian dapat memberikan dasar dalam penyelesaian
berbagai masalah keperawatan.
3) Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah
dalam keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan
tindakan keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat
dipertimbangkan.
4) Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi
dan filosofi keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman
dalam tindakan keperawatan dapat terus bertambah dan
berkembang.

10
C. Konsep Model
1. Pengertian
Model keperawatan adalah jenis model konseptual yang menerapkan
kerangka kerja konseptual terhadap pemahaman keperawatan dan
bimbingan praktik keperawatan. Model konseptual keperawatan
menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu lingkungan atau stresor
yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan perubahan
yang adaptif dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Model
konseptual keperawatan mencerminkan upaya menolong orang tersebut
mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan mekanisme
koping yang positif untuk mengatasi stressor ini.
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area
fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu
manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah
lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi
juga perupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan
konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit
yang hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat
adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai
faktor penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan
seseorang (klien).
Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai
mahluk biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat,
dan kelompok lain termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang
dan fokus penekanan pada skema konseptual dari setiap ilmuwan dapat
berbeda satu sama lain, seperti penekanan pada sistem adaptif manusia,
subsistem perilaku atau aspek komplementer.

2. Teori keperawatan dan model konseptual


1) Orientasi system.
a. Sistem periaku dari Johnson
b. Model konseptual sistem dari Neuman

11
2) Orientasi perkembangan.
Model konseptual perawatan diri dari Orem

3) Orientasi interaksi dan system.


a. Model adaptasi dari Roy
b. Model sistem terbuka dari King

4) Orientasi sistem dan perkembangan.


Model proses kehidupan dari Roger.

D. Konsep Teori dan Model Betty Neuman dalam Praktik Keperawatan


1. Teori dan Model Betty Neuman dalam Praktik Keperawatan
Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah model
konsep Health Care System yaitu model konsep yang menggambarkan
aktivitas keperawatan yang ditunjukan kepada penekanan penurunan
stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau
normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan adalah komunitas.
Garis pertahanan diri pada komunitas tersebut meliputi garis
pertahanan fleksibel, yaitu ketersediaan dana pelayanan kesehatan, iklim
dan pekerjaan dan lain-lain, garis pertahanan normal yang meliputi
ketersediaan pelayanan, adanya perlindungan status nutrisi secara umum,
tingkat pendapatan, rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan sikap
masyarakat terhadap kesehatan dan garis pertahanan resistan yang
meliputi adanya ketersediaan pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan
masyarakat, transportasi, tempat rekreasi dan cakupan dari imunisasi di
daerah yang ada. Intervensi keperawatan diarahkan pada garis pertahanan
dengan penggunaan pencegahan primer, sekunder dan tersier. Model ini
bertujuan agar terjadi stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang
dinamis. Sehingga Betty Neuman menggambarkan peran perawat dapat
bersifat menyeluruh dan saling ketergantungan (interdependensi).
Betty Neuman dalam memahami konsep keperawatan ini memiliki
dasar pemikiran yang terkait dengan komponen paradigma yaitu
memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang selalu mencari

12
keseimbangan dan merupakan satu kesatuan dari variable yang utuh
diantaranya fisiologis, psikologis, sosiokultural dan spiritual, juga
memandang pelayanan keperawatan akan dipengaruhi lingkungan sekitar
klien serta memandang sehat sebagai kondisi terbebasnya dari gangguan
pemenuhan kebutuhan dan merupakan keseimbangan yang dinamis dari
menghindari stressor.
Secara umum fokus dari model konsep keperawatan menurut Neuman
ini berfokus pada respon terhadap stressor serta faktor-faktor yang
mempengaruhi proses adaptasi pada pasien. Untuk itu tindakan
keperawatan yang seharusnya dilakukan menurut Neuman adalah
mencegah atau mengurangi adanya reaksi tubuh akibat stressor. Upaya
tersebut dapat juga dinamakan pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Pencegahan primer berfokus pada penguatan pertahanan tubuh dapat
meliputi berbagai tindakan keperawatan melalui identifikasi faktor-faktor
resiko yang potensial dan aktual yang terjadi akibat stresor tertentu seperti
mengidentifikasi adanya stressor, mencegah reaksi tubuh karena adanya
stressor serta mendukung koping pada pasien secara konstruktif.
Pencegahan sekunder berfokus pada penguatan pertahan dan sumber
internal melalui penetapan prioritas dan rencana pengobatan pada gejala-
gejala yang tampak, menurut Neuman meliputi berbagai tindakan
perawatan yang dapat mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit
serta reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor dan pencegahan tersier
untuk memberikan penguatan pertahan tubuh terhadap stresor melalui
pendidikan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan untuk membantu
dalam mencegah terjadinya masalah yang sama dapat meliputi
pengobatan secara rutin dan teratur serta pencegahan terhadap adanya
kerusakan lebih lanjut dari komplikasi suatu penyakit.
Neuman meyakini bahwa keperawatan memperhatikan manusia
secara utuh. Tujuan dari keperawatan adalah membantu individu,
keluarga dan kelompok dalam mencapai dan mempertahankan tingkat
kesehatan yang optimal. Perawat mengkaji mengatur dan mengevaluasi
sistem klien. Perawatan berfokus pada variabel-variabel yang
mempengaruhi respon klien terhadap stresor.

13
Betty neuman (1972) mendefinisikan manusia secara utuh merupakan
gabungan dari konsep holistik dan pendekatan sistem terbuka. Bagi
Neuman, manusia merupakan makhluk dengan kombinasi kompleks yang
dinamis dari fisiologi, sosiokultural dan variabel perkembangan yang
berfungsi sebagai sistem terbuka. Sebagai sistem terbuka, manusia
berinteraksi, beradaptasi dengan dan disesuaikan oleh lingkungan, yang
digambarkan sebagai stesor. Lingkungan internal terdiri dari segala
sesuatu yang mempengaruhi (interpersonal) yang berasal dari dalam diri
klien. Lingkungan eksternal segala sesuatu pengaruh yang berasal dari
luar diri klien (interpersonal). Pembetukan lingkungan yang aman, yang
mungkin terbentuk oleh mekanisme yang di sadari maupun yang tidak
disadari. Tiap lingkungan memiliki kemungkinan terganggu oleh stresor
yang dapat merusak sistem. Model Neuman mencakup stresor
interpersonal, intrapersonal, daan ekspersonal.
Konsep utama yang teridentifikasi adalah pendekatan holistik, sistem
terbuka (meliputi fungsi, input dan out put, feed back, negentropy,
egentropy dan stabilitas), lingkungan, lingkungan yang dibuat, sehat,
sakit, sistem klien (meluputi lima variable klien, struktur dasar, garis
pertahanan, garis pertahanan normal, garis pertahanan fleksibel), stressor,
tingkat reaksi, pencegahan dan intervensi dan rekontruksi. Adapun
maksud dari konsep-konsep utama tersebut adalah :
 Pendekatan Holistik
Klien sebagai suatu system dapat didefinisikan sebagai
orang, keluarga, kelompok, masyarakat atau sosial. Klien
digambarkan sebagai sesuatu yang utuh bagian dari interaksi
dinamis. Model ini mempertimbangkan semua variabel yang
secara simultan mempengaruhi klien: fisiologi, psikologi,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual.

 Sistem Terbuka
Elemen-elemen system secara continue bertukar
informasi dan energi dalam suatu organisasi yang kompleks.
Stress dan reaksi terhadap stress adalah komponen dasar pada
suatu system terbuka.
14
 Fungsi atau Proses :
Klien sebagai system bertukar energi, informasi,
berbagai hal dengan lingkungannya dan menggunakan sumber
energi yang didapat untuk bergerak kearah stabilitas yang
utuh.

 Input dan Out put


Klien sebagai suatu system, input dan output adalah
zat-zat, energy, informasi yang saling bertukar antara klien
dan lingkungan.

 Feed Back:
Sistem output dalam bentuk zat, energi, dan informasi
memberikan sebagai feed back untuk input selanjutnya untuk
memperbaiki tindakan untuk merubah, meningkatkan, atau
menstabilkan system.

 Negentropy
Suatu proses pemanfaatan energy konservasi yang
membantu kemajuan system kearah stabilitas atau baik.

 Entropy
Suatu proses kehabisan energi atau disorganisasi yang
menggerakkan sistem kearah sakit atau kemungkinan
kematian.

 Stability :
Suatu keinginan keadaan seimbang antara
penanggulangan system dan stressor untuk memelihara tingkat
kesehatan yang optimal dan integritas.

15
 Enviroment :
Kekuatan internal atau eksternal disekitarnya dan
mempengaruhi klien setiap saat sebagai bagian dari
lingkungan.

 Created Enviroment :
Suatu pengembangan yang tidak disadari oleh klien
untuk mengekspresikan system secara simbolik dari
keseluruhan system. Tujuannya adalah menyediakan suatu
arena aman untuk system fungsi klien. Dan untuk membatasi
klien dari stressor.

 Client sistem :
Lima Variabel (fisiologi, psokologi, sosiokultural,
perkembangan, dan spiritual) klien dalam berinteraksi dengan
lingkungan bagian dari klien sebagai system.

 Basic Clien Structure :


Klien sebagai system terdiri dari pusat inti yang
dikelilingi oleh lingkaran terpusat. Pusat diagram dari
lingkaran menghadirkan faktor kehidupan dasar atau sumber
energi klien. Inti struktur ini terdiri dari faktor kehidupan dasar
yang umum untuk seluruh anggota organisme. Seperti sebagai
faktor bawaan atau genetik.

 Lines of Resistance :
Serangkaian yang merusak lingkaran disekitar struktur
inti dasar disebut garis pertahanan, lingkaran ini menyediakan
sumber-sumber yang membantu klien mempertahankan
melawan suatu stressor. Sebagai contoh adalah respon system
imun tubuh. Ketika garis pertahanan efektif, klien dapat
menyusun system kembali. Jika tidak efektif maka kematian

16
dapat terjadi. Jumlah pertahanan stressor ditentukan oleh
interrelationship kelima variable sistem klien.

 Normal line defence :


Garis pertahanan normal adalah suatu model diluar
lingkaran padat. Hal itu menghadirkan suatu keadaan stabil
untuk individu atau system. Itu dipelihara dari waktu ke waktu
dan melayani sebagai suatu standar untuk mengkaji
penyimpangan dari kebiasaan baik klien. Itu semua meliputi
variabel system dan perilaku seperti kebiasaan pola koping
seseorang, gaya hidup, dan tahap perkembangan. Pelebaran
dari garis normal merefleksikan suatu peningkatan keadaan
sehat, pengecilan, suatu penyusutan keadaan kesehatan.

 Garis Pertahanan Fleksibel :


Garis lingkaran patah-patah terluar dinamakan garis
pertahanan fleksibel. Hal ini dinamis dan dapat berubah
dengan cepat dalam waktu yang singkat. Hal ini dipersepsikan
sebagai penahan yang melindungi terhadap stressor dari
pecahnya/berubahnya kondisi kesehatan yang stabil yang di
presentasikan sebagai garis pertahanan normal. Hubungan
antara variabel (fisiologi, psikologi, sosoikultural,
perkembangan, dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat
kemampuan individu untuk menggunakan pertahanan garis
fleksibel untuk melawan kemungkinan dari reaksi stressor
seperti gangguan tidur. Neuman menggambarkan pertahanan
garis fleksibel meluas, hal ini akan memberikan pertahanan
yang lebih besar dalam waktu yang singkat terhadap invasi
stressor. Demikian sebaliknya, akan memberikan lebih sedikit
pertahanan.

17
 Kesejahteraan (Wellness) :
Keadaan sejahtera merupakan kondisi ketika tiap
bagian dari sistem klien berinteraksi secara harmoni dengan
seluruh sistem. Kebutuhan sistem terpenuhi.

 Sakit (Illness) :
Sakit terjadi ketika kebutuhan tidak terpenuhi yang
mengakibatkan keadaan tidak seimbang dan penurunan energi.

 Stressor
Stressor adalah kekuatan yang secara potensial dapat
mengakibatkan gangguan pada sistem yang stabil. Stressor
dapat berupa :
1) Kekuatan intrapersonal yang ada pada tiap
individu, seperti respon kondisional seseorang.
2) Kekuatan interpersonal yang terjadi antara satu
atau lebih individu, seperti harapan peran.
3) Kekuatan ekstrapersonal yang terjadi diluat
individu, seperti keadaan finansial.

 Tingkat reaksi :
Tingkat reaksi merupakan jumlah energy yang
diperlukan oleh klien untuk menyesuaikan terhadap stressor.

 Pencegahan sebagai intervensi :


Intervensi adalah tindakan yang bertujuan untuk
membantu klien menahan, mencapai, atau mempertahankan
stabilitas system. Intervensi dapat terjadi sebelum dan sesudah
garis perlindungan dan perlawanan yang dilakukan pada fase
reaksi dan rekonstitusi. Intervensi didasarkan pada
kemungkinan atau faktual dari tingkat reaksi, sumber daya,
tujuan, dan hasil antisipasi. Neuman mengidentifikasi tiga
level intervensi :

18
1) Pencegahan primer, pencegahan primer dilakukan
ketika stressor dicurigai atau diidentifikasi. Reaksi
belum terjadi tetapi tingkat resiko diketahui.
Neuman menyatakan sebagai berikut :
Pelaku atau pengintervensi akan berusaha untuk
mengurangi kemungkinan pertemuan individu
dengan stressor, atau dengan kata lain usaha untuk
memperkuat seseorang bertemu dengan stressor,
atau menguatkan garis pertahanan fleksibel untuk
menurunkan kemungkinan reaksi.

2) Pencegahan sekunder, pencegahan sekunder


meliputi intervensi atau treatment awal sesudah
gejala dari stress telah terjadi. Sumber daya internal
dan eksternal digunakan agar sistem stabil dengan
menguatkan garis internal resistensi, mengurangi
reaksi, dan meningkatkan faktor resistensi.

3) Pencegahan tersier, pencegahan tersier terjadi


sesudah treatment atau pencegahan sekunder.
Pencegahan ini difokuskan pada penyesuaian
kearah kestabilan sistem yang optimal. Tujuan
utamanya yaitu meningkatkan resistensi terhadap
stressor untuk membantu mencegah terjadinya
kembali reaksi atau regresi. Proses ini mendorong
untuk kembali pada tipe siklus ke pencegahan
primer. Sebagai contoh akan dihindarinya suatu
stressor yang telah diketahui akan membahayakan
klien.

19
 Rekonstitusi :
Rekonstitusi terjadi mengikut treatment reaksi stressor.
Hal ini menggambarkan kembalinya sistem stabil dimana
tingkat kesejahteraannya lebih tinggi atau lebih rendah dari
sebelumnya untuk melawan stressor.
Hal ini mencakup faktor interpersonal, intrapersonal,
ekstrapersonal, dan lingkungan yang berhubungan dengan
variable sistem klien (fisiologi, psikologi, sosiokultural,
perkembangan, dan spiritual).

2. Empat komponen Sentral Dalam Paradigma Keperawatan Menurut Teori


Betty Neuman
1) Manusia
Manusia sebagai klien atau sistem klien, model sistem
Neuman menyatakan konsep klien sebagai sistem yang dapat berupa
individu, keluarga, kelompok, komunitas, atau kelompok sosial
tertentu. Sistem klien adalah gabungan hubungan yang dinamik antara
faktor fisiologi, psokologi, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual.
Sistem klien digambarkan sebagai perubahan atau pergerakan konstan
yang hidup sebagai system terbuka dalam hubungan timbak balik
dengan lingkungan.

2) Kesehatan
Neuman mempertimbangkan kerjanya sebagai model
sejahtera. Dia memandang kesehatan sebagai kodisi yang terus
menerus dari sehat menuju sakit yang secara alamiah dinamis dan
secara konstan seseorang berubah untuk mencapai kondisi sehat yang
optimal atau stabil yang diindikasikan seluruh kebutuhan sistem
terpenuhi. Menurunnya kondisi sehat merupakan akibat dari tidak
terpenuhi kebutuhan sistem. Klien berada dalam kondisi dinamis baik
sehat atau sakit dalam beberapa tahap yang diberikan pada waktu itu.

20
3) Keperawatan
Neuman menyatakan bahwa keperawatan adalah
memperhatikan semua aspek manusia. Dia juga menggambarkan
bahwa keperawatan adalah profesi yang unik yang memperhatikan
semua variabel yang mempengaruhi respon individu terhadap stress.
Persepsi perawat mempengaruhi terhadap pelayanan yang diberikan
sehingga Neuman menyatakan bahwa persepsi antara pemberi
pelayanan dan pasien harus dikaji. Dia mengembangkan instrument
pengkajian dan intervensi untuk membantu melakukan tugas tersebut.

4) Lingkungan
Lingkungan dan manusia diidentifikasi sebagai dasar
fenomena dari model sistem Neuman, bahwa hubungan manusia
dengan lingkungan adalah hubungan yang timbal balik. Lingkungan
didefinisikan sebagai semua faktor internal dan eksternal yang berada
disekelilingi manusia dan berinteraksi dengan manusia dan klien.
Stressor (intrapersonal, interpersonal, dan ekstrapersonal) adalah
signifikan terhadap konsep lingkungan dan digambarkan sebagai
kekuatan lingkungan yang berinteraksi dengan dan secara potensial
dapat mengubah stabilitas sistem.
Neuman mengidentifikasi tiga lingkungan yang relevan
sebagai berikut :
a) Lingkungan Internal adalah intrapersonal dengan semua
interaksinya yang terjadi pada klien
b) Lingkungan Eksternal adalah interpersonal atau
ekstrapersonal dengan semua interaksinya yang terjadi di
luar klien.
c) Lingkungan yang diciptakan adalah perkembangan tidak
sadar dan digunakan klien untuk membantu mekanisme
pertahanan.
Hal ini merupakan komponen utama pada intrapersonal.
Lingkungan yang diciptakan adalah kondisi dinamis yang diatur atau
memobilisasi varibel-variabel sistem untuk menciptakan efek yang
ditentukan sehingga dapat membantu klien mengatasi stressor

21
lingkungan yang mengancam dengan melakukan perubahan pada diri
sendiri atau situasi. Contohnya respon menolak (variabel fisiologi),
dan semangat untuk survive pada siklus kehidupan (variabel
perkembangan). Lingkungan yang diciptakan secara terus menerus
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perubahan oleh keadaan sehat
yang dipersepsikan klien.

3. Proses Keperawatan Betty Neuman


a. Diagnosa Keperawatan
1) Pengkajian
a) Identifikasi, klasifikasi dan evaluasi 5 variabel klien menurut
Betty Neuman
b) Identifikasi stresor dan faktor interpersonal, intrapersonal,
ekstrapersonal pada pasien
c) Identifikasi dan bedakan persepsi antara klien dan caregiver
d) Mencoba untuk menyelesaikan perbedaan perceptual

2) Buatlah diagnosa keperawatan yang mencakup diagnosa actual


atau potensial

b. Tujuan Keperawatan
1) Hasil yang diharapkan, prilaku yang diharapkan untuk menangani
masalah actual atau potensial pada klien (diputuskan bersama oleh
klien dan caregiver).
2) Rencana keperawatan, tindakan yang dilakukan oleh klie,
caregiver atau orang lain dapat mempengaruhi hasil yang
diharapkan.

c. Evaluasi
1) Intervensi actual
2) Evaluasi
a) Analisis respon pasien
b) Penentuan pencapaian hasil yang diharapkan
c) Jika tujuan tidak tercapaikan, tentukan penyebabnya

22
d) Rumuskan lagi tujuan keperawatan sesuai kebutuhan pasien

4. Aplikasi Teori dan Model Betty Neuman


Penerapan teori Betty Neuman dalam pengkajian lansia dengan
diabetes mellitus di desa margalaksana kecamatan cilawu kabupaten garut
Dengan menerapkan teori Betty Neuman dalam pengkajian lansia
dengan DM, meliputi lima aspek yaitu aspek perkembangan, fisiologis,
psikologis, sosial-kultural dan spiritual.
Pembahasan :
Teori Betty Neuman sangat memungkinkan digunakan dalam
pengkajian praktik keperawatan di komunitas dengan agregat lansia
dengan DM. Pengkajian lansia hendaknya dilakukan secara holistik
meliputi bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual. Dalam penerapan teori
Betty Newman aspek pengkajiannya sudah secara holistik yang meliputi :
aspek perkembangan, aspek fisiologis, aspek psikologis, aspek social-
kulturas, serta aspek spiritual. Dalam pengelolaannya pun Teori Betty
Newman sudah membuat tingkatan intervensi dengan melihat garis
pertahanan klien (komunitas) yang terganggu, fleksibel (intervensi
primer), normal (intervensi sekunder), dan resisten (intervensi tertier).
Aspek perkembangan lansia. Di Indonesia batasan usia Lansia dibagi
menjadi 3 kelompok yaitu : 1) Usia 45-55 tahun disebut sebagai pralansia,
2) Usia 56-66 tahun disebut sebagai lansia madya, dan Usia > 60 tahun
disebut sebagai lansia akhir. Secara teoritis setelah seseorang berusia 30
tahun maka fungsi tubuh akan mengalami kemunduran sebanyak 1% tiap
tahunnya. Berdasarkan usianya lansia akan mengalami proses degeneratif
yang menyebabkan perubahan dan penurunan fungsi tubuhnya, sehingga
berdampak pada kesehatan fisik, mental, sosial, ekonomi dan kemampuan
produktivitasnya. Dalam menghadapi proses penuaan dan perawatan
terhadap masalah kesehatannya, lansia memerlukan bantuan dan
dukungan dari keluarga (family care giver). Dari hasil penelitian lansia
yang dirawat oleh keluarganya sebanyak 94%, sebanyak 2% lansia di
rawat oleh tetangganya dan sebanyak 2% lansia tidak ada yang merawat.
Kemunduran fungsi tubuh yang lainnya yaitu dalam hal penurunan
fungsi kognitif. Kemunduran fungsi ini nantinya akan berdampak pada

23
pengetahuan, sikap dan perilaku tentang penyakit DM. Hasil penelitian
menunjukkan lansia yang pernah mendapatkan informasi kesehatan
tentang DM sebanyak 23%, sedangkan sebanyak 77% lansia belum
pernah mendapatkan informasi kesehatan tentang DM. Kurangnya
informasi yang didapat menyebabkan sebanyak 91% lansia memiliki
pengetahuan tentang DM yang rendah, sebanyak 72% lansia memiliki
sikap yang negatif terhadap perawatan DM, dan sebanyak 100% lansia
memiliki perilaku yang negatif terhadap penyakit DM.
Aspek Fisiologis, proses degeneratif pada lansia tidak bisa dihindari
dan pasti akan terjadi, namun yang bisa dilakukan adalah mencegah
supaya proses degeneratif tersebut berjalan lambat. Demikian juga dengan
kejadian DM, secara teoritis kejadian DM akan meningkat sejalan dengan
usia, hal ini dikarenakan banyak faktor beberapa diantaranya adalah
karena penurunan fungsi pankreas dalam memproduksi hormon insulin,
faktor kegemukan, diit yang tinggi glukosa dan lain sebagainya. Salah
satu cara untuk menurunkan faktor resiko DM pada lansia adalah dengan
beraktivitas, bisa dengan tetap bekerja maupun dengan berolah raga. Hasil
penelitian menunjukkan aktivitas lansia yang masih bekerja sebanyak
39%, sedangkan yang tidak bekerja sebanyak 61%, dalam hal olah raga
sebanyak 42% lansia melakukan oleh raga secara rutin dan sebanyak 58%
lansia tidak melakukan olah raga secara rutin. Setelah dilakukan
pengkajian tentang resiko DM pada lansia dari hasil penelitian didapatkan
sebanyak 76% lansia kondisinya sehat, sebanyak 20% lansia memiliki
resiko terkena DM dan sebanyak 4% lansia menderita DM.
Aspek psikologis, persepsi lansia tentang kebutuhan dan kepuasan
terhadap fasilitas pelayanan kesehatan berbeda-beda pada lansia. Persepsi
ini mendasari apakah dengan kondisi DM lansia akan pergi ke Pelayanan
kesehatan atau tidak, dan membaiknya kondisi fisiknya setelah pergi ke
pelayanan kesehatan mendasari tingkat kepuasan terhadap pelayanan
kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan persepsi lansia tentang DM
sebanyak 7% lansia mengatakan DM merupakan penyakit ringan tidak
harus segera ditangani, dan sebanyak 93% lansia mengatakan DM
merupakan penyakit berat yang harus segera ditangani. Dalam hal kondisi
psikologis, sebanyak 41% kondisi psikologis lansia negatif dan sebanyak

24
59% kondisi psikologis lansia positif. Dalam hal kepuasan terhadap
pelayanan kesehatan sebanyak 98% lansia puas dengan pelayanan
kesehatan yang ada dan sebanyak 2% lansia merasa kurang puas dengan
pelayanan kesehatan.
Aspek sosial-kultural. budaya merupakan kekayaan disuatu daerah
yang diwariskan secara turun temurun, lahir dari adanya hubungan
sosialisasi dengan masyarakat. Budaya mempengaruhi derajat kesehatan
lansia dalam hal keyakinan terhadap praktik kesehatan dan pemilihan
pelayanan kesehatan. Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 11%
lansia memiliki budaya atau keyakinan yang bertentangan dengan
kesehatan, dan sebanyak 89% lansia memiliki budaya sesuai dengan
kesehatan. dalam hal pemilihan pelayanan kesehatan sebanyak 83% lansia
mempercayai pengobatan tradisional, dan sebanyak 17% lansia tidak
mempercayai.
Aspek spiritual. Dalam menghadapi masalah kesehatan dan kematian,
tiap orang akan menunjukkan respon yang berbeda-beda. Agama
merupakan aspek penting yang dimiliki seseorang, karena agama mampu
memberikan ketenangan batin dalam menghadapi permasalahan yang ada.
Aspek spiritual yang ada pada lansia harusnya mengalami peningkatan
sebanding dengan peningkatan usia, karena sejalan dengan teori
perkembangan manusia usia lansia merupakan tahap akhir dari kehidupan
manusia, dimana manusia mengalami pertumbuhan, perkembangan dan
akhirnya mati. Semakin tua seseorang maka masalah kesehatan akan
semakin kompleks dan lebih dekat dengan kematian. Hal ini sejalan
dengan temuan pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebanyak
100% lansia beragama islam, sebanyak 96% lansia melaksanakan ibadah
secara rutin, dan sebanyak 87% lansia masih aktif dalam kegiatan
keagamaan yang ada dilingkungannya.

25
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah model konsep
Health Care System yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas
keperawatan yang ditunjukan kepada penekanan penurunan stress dengan
memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan
dengan sasaran pelayanan adalah komunitas. Empat komponen sentral dalam
paradigma keperawatan menurut teori Betty Neuman yaitu Manusia,
kesehatan, keperawatan dan lingkungan.

B. Saran
Setelah mempelajari konsep keperawatan model Betty Neuman yang
menekankan pada penurunan stress diharapkan perawat mengetahui tindakan
yang akan diberikan jika menghadapi pasien yang memberikan respon karena
adanya stressor terhadap pasien dan akibat yang kemungkinan apa saja yang
bisa terjadi terhadap pasien tersebut.

26
DAFTAR PUSTAKA
http://iksirjauhari.blogspot.com/2013/05/teori-betty-neuman-kep-keluarga.html
https://www.academia.edu/34922646/TEORI_DAN_MODEL_KEPERAWATAN_B
ETTY_NEUMAN
https://www.academia.edu/16248677/MAKALALAH_KEPERAWATAN_KELUA
RGA_I_MODEL_THEORY_BETTY_NEUMEN
http://thelostamasta.blogspot.com/2012/05/makalah-betty-neuman.html

27

Anda mungkin juga menyukai