Anda di halaman 1dari 3

NON MALEFICENCE

Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah IPE dan IPC
Dosen pembimbing : Suyanto,SKp,M.Kes

Disusun Oleh:
1. Eno Putri Puspita P27220017 098
2. Fitrianingrum P27220017 101
3. Maharani Nurul Latifah Salma P27220017 108
4. Nida Khusnul Khotimah P27220017 112
5. Pandan Arya Pristikanigrum P27220017 117

SARJANA TERAPAN JURUSAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
2019/2020
A. Pengertian Kode Etik
• Kode etik pofesi adalah suatu aturan moral atau etik yang menjadi
landasan yang harus dipatuhi oleh para prifesional dalam melakukan
orientasinya. Aturan moral atau etik terhadap masyarakat umum, terhadap
dirinya sendiri dan hubungannya dengan sesama profesi serta terhadap
klien yang dilayani.
• Etika profesi, suatu pelaksanaan atau tindakan dalam melaksanakan
pekerjaan khusus yg memiliki otoritas yg diberikan pada seseorang atas
dasar keahlian khusus yang dianggap baik dan benar menurut kaidah
keilmuan.

B. Pengertian Non Malefinence


Non-maleficience berarti tidak melukai atau tidak menimbulkan
bahaya/cedera fisik dan psikologis selama perawat memberikan asuhan
keperawatan pada klien dan keluarga.

C. Kasus Non Malefinence


Seorang wanita berusia 50 tahun menderita kanker payudara terminal dengan
metastase yang telah resisten terhadap tindakan kemoterapi dan radiasi.
Wanita tersebut mengalami nyeri tulang yang hebat dimana sudah tidak dapat
lagi diatasi dengan pemberian dosis morphin intravena. Hal itu ditunjukkan
dengan adanya rintihan ketika istirahat dan nyeri bertambah hebat saat wanita
itu mengubah posisinya. Walapun klien tampak bisa tidur namun ia sering
meminta diberikan obat analgesik, dan keluarganya pun meminta untuk
dilakukan penambahan dosis pemberian obat analgesik. Saat dilakukan
diskusi perawat disimpulkan bahwa penambahan obat analgesic dapat
mempercepat kematian klien.
D. Diskusi Kelompok
Menurut hasil diskusi kelompok kami, kasus diatas merupakan contoh kasus
non-maleficence yaitu perawat dalam memberikan pelayanannya tidak
menimbulkan bahaya/ cidera fisik dan psikologis pada klien. Dalam kasus
tersebut pasien mencari pelayanan kesehatan untuk mencari kesembuhan atau
mengurangi risiko dari penyakitnya. Saat perawatan, pasien merasakan nyeri
yang hebat dan ingin diberi obat analgesik untuk mengurangi nyerinya,
keluarga pun meminta untuk ditambah dosis pemberian obat. Sebagai perawat
kita harus memperkirakan dampak apa yang akan terjadi jika diberi obat pada
klien tersebut, ternyata dampaknya adalah pemberian analgesik pada pasien
kanker mempercepat kematian pasien. Hal tersebut sangat membahayakan
bagi keselamatan hidup pasien. Maka dari itu perawat sebaiknya tidak
memberikan analgesik agar tidak memberikan bahaya pada pasien. Untuk
mengatasi nyeri selain dengan analgesik, perawat bisa memberikan edukasi
manajemen nyeri misalnya dengan distraksi misalnya terapi musik dan aroma
terapi.

Anda mungkin juga menyukai