Anda di halaman 1dari 37

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

SITI UMRANA,S.Kep, Ns,M.Kes


PENGERTIAN
Komunikasi terapeutik adalah proses dimana perawat yang
menggunakan pendekatan terencana mempelajari klien.
Proses memfokuskan pada klien namun direncanakan dan
dipimpin oleh seorang professional (Keltner,Schweche,dan
Bostrom 1991 ). Komunikasi terapeutik mengembangkan
hubungan interpersonal antara klien dan perawat. Proses
ini meliputi kemampuan khusus karena perawat harus
memperhatikan pada berbagai interaksi dan tingkah laku
non-verbal.
lanjutan

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong dan membantu


proses penyembuhan klien (Depkes RI, 1997). Northouse (1998)
mendefinisikan komunikasi terapeutik sebagai kemampuan atau keterampilan
perawat dalam berinteraksi untuk membantu klien beradaptasi terhadap
stres, mengatasi gangguan psikologis dan belajar bagaimana berhubungan
atau berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi terapeutik merupakan
komunikasi interpersonal, artinya komunikasi antara orang-orang secara tatap
muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung, baik secara verbal dan nonverbal (Mulyana, 2000).
lanjutan
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
direncanankan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya
dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Indrawati, 2003).
Komunikasi terapeutik bukan merupakan pekerjaan yang dapat
dikesampingkan, namun harus direncanakan, disengaja, dan
merupakan tindakan professional seorang perawat. Akan tetapi,
jangan sampai karena terlalu asik dan sibuk bekerja, kemudian
melupakan pasien sebagai manuasia dengan bergbagai
macam latar belakang dan masalahnya (Arwani, 2003).
MANFAAT

Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk


mendorong dan menganjurkan kerjasama antara
perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan
pasien. Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan
dan mengkaji masalah dan evaluasi tindakan yang
dilakukan oleh perawat (Indrawati, 2003).
TUJUAN

Membantu klien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan


pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada
bila klien percaya pada hal yang diperlukan. Mengurangi keraguan,
membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya.
Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri dalam hal
peningkatan derajat kesehatan. Mempererat hubungan atau interaksi
antara klien dengan terapis (tenaga kesehatan) secara profesional dan
proporsional dalam rangka membantu penyelesaian masalah klien.
CIRI-CIRI KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Ada tiga hal mendasar yang member cirri-ciri komunikasi terapeutik yaitu
sebagai berikut (Arwani, 2003):
1. Ikhlas
Semua perasaan negatif yang dimiliki oleh pasien harus bisa diterima dan
pendekatan individu dengan verbal maupun non verbal akan memberikan
bantuan kepada pasien untuk mengkomunikasikan kondisinya secara tepat.
Lanjutan

2. Empati
Merupakan sikap jujur dalam menerima kondisi pasien. Obyektif dalam
memberikan penilaian terhadap kondisi pasien dan tidak berlebihan.
3. Hangat
Kehangatan dan sikap permisif yang diberikan diharapkan pasien
dapat memberikan dan mewujudkan ide-idenya tanpa rasa takut,
sehingga pasien bisa mengekspresikan perasaannya lebih mendalam.
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SELAMA
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Interaksi Sosial
Usaha pertama dalam berkomunikasi dengan
klien umumnya meliputi interaksi social yang
singkat. Pesan yang disampaikan bersifat dangkal
dimana baik perawat ataupun klien tidak
mendiskusikan masalah atau pandangan pribadi
secara mendalam.
lanjutan
2. Menyimak dengan penuh perhatian
Menyimak adalah salah satu tehnik komunikasi terapeutik
yang paling efektif. Menyimak merupakan metoda non
verbal untuk menunjukan minat pada
kebutuhan,pandangan dan masalah klien. Menyimak
adalah proses aktif dan penuh pelajaran sedangkan
mendengarka adalah proses neurologis yang pasif untuk
menerima informasi.
lanjutan
3. Menunjukan penerimaan
Penunjukan penerimaan artinya bukan menghakimi
orang lain dan menunjukan kegiatan pewawancara untuk
menyimak kepercayaan,penghargaan dan latihan klien.
Hal ini kadang sulit karena perawat menghadapi klien
dengan latarbelakang yang bervariasi. Penerimaan tidak
sama dengan persetujuan. Penerimaan dalah keinginan
untuk mendegar seseorang tanpa menunjukan keraguan
atau ketidaksetujuan.
lanjutan
4. Mengajukan pertanyaan yang berhubungan
Bertanya adalah metode langsung dari
komunikasi . tujuan perawat adalah untuk
memperoleh infrmasi spesifik mengenai klie.
Pertanyaaan digunakan selama percakapan, unutk
menetapkan nada interaksi verbal da mengontrol
tujuannya.
lanjutan
5. Parafrase
Parafrase adalah mengulang pesan klien
dengan kata-kata perawat sendiri. Melalui
paraphrase perawat mengirim respons yang
membuat klien tahu apakah pesan mereka di
pahami dan mengacu pada komunikasi lebih lanjut.
lanjutan
6. Menjelaskan
Menjelaskan dalam hal ini mungkin didefinisikan sebagai tindakan
yang menyatakan ulang sebuah pertanyaan yang sudah
diutarakan  atau dikirimkan oleh pengirim pesan. Tanpa
penjelasan,informasi penting dapat menjadi hilang. Informasi
sangat penting untuk rencana perawatan klien  dan dapat menjadi
tidak lengkap kecuali jika data yang membinggungkan atau
kontradiksi dapat dijelaskan. Dengan menjelaskan pesan secara
lebih spesifik kemungkinan untuk dipahami menjad lebih besar.
lanjutan
7. Fokus
Focus dapat didefiniskan sebagai memusatkan
informasi pada elemen atau konsep kunci dari
pesan yang dikirimkan. Pemfokuskan akan
menghilang ketidak jelasan dalam komunikasi
dengan membatasi area diskusi
lanjutan
8. Menetapkan observasi
Ketika berkomunikasi orang sering kali tidak
sadar bagaimana pesan mereka terima.
Respon dari orang lain memberitahu mereka
apakah mereka mengkomunikasikan pesan
yang dikehendaki. Salah satu supaya perawat
dapat memberikan respon adalah bersama
dengan klien berbagi observasi tentang tingkah
laku merka selam berkomunikasi.
lanjutan
9. Memberikan informasi
Dalam interaksi dengan klien perawat seringkali
memberikan informasi yang member klien data tambahan atau
masukan.perawat harus menghindari memberikan nasihat pada
klien ketika memberikan informs sehingga tidak mempengaruhi
proses pengambilan keputusan klien. Perawat menyediakan
informasi yang akan mambantu klien mencapai keputusan yang
menurut mereka dapat mengoptimalkan tingkat kesehatan
mereka
lanjutan
10.   Mempertahankan ketenangan
                Kegunaan ketenangan dapat menjadi efektif
namun dapat menjadi sulit karena jeda dalam
percakapan yang berlangsung selama beberapa detik
atau menit dapat menyebabkan kejanggalan.
Penggunaan ketenangan membutuhkan keterampilan
dan waktu. Ketenagan secara khusus bergua ketika klien
berhadapan dengan keputusan sulit dimana mereka
tidak yakin bagaimana membaginya dengan perawat
lanjutan
11. Penyimpulan
Penyimpulan adalah pengulangan ringkas
ide – ide  utama yang telah didiskusikan.
Penyimpulan kan membatu perawatmengulang
aspek-aspek kunci interaksi. Dengan
penyimpulan klien akan mampu mengurangi
informasi dan menambahkan atau mengoreksi.
lanjutan
12.   Pemberian pendapat
Dengan memberikan  pendapat akan
membutuhkan pengambilan keputusan yang
dilakukan jauh dari klien.sering kali klien hanya
membutuhkan kesempatan untuk menunjukan
perasaanya.. pemberian pendapat akan menghalangi
pasien mengembangkan solusi utnk memcahkan
masalanya
lanjutan
13.  Memberikan penentraman semu
Penentraman yang tulus dan dapat
dipercaya sangat penting dan dapat membantu
menetapkan harga diri da harapan klien. Bradley
dan edinberg (1990) telah mengidentifikasi 6
konsep dasar dimana penemtrman secra verbal
dapat diberikan klien dapat diyakinkan bahwa :
lanjutan
a. Masih ada harapan
b. Perawat selal mendengarkan
c. Pengobtan tersedia
d. Perubahan tertentu yang tidak diinginkan dapat terjadi
(mis : kehilangan rambut karena kemoterapi )
e. Klien akan iperlakukan sebagai individu
f. Masalah klien telah dipahami
lanjutan
14.   Bersikap defentif
Defentif adalah respons untuk mengkritik ,
untuk menunjukan bahwa klien tidak memiliki
hak untuk memberikan opini. Ketika perawat
menjadi defentif apa yang menjadi
kekhawatiran klien sering kali terabaikan.
 
lanjutan
15. Menunjukan persetujuan atau ketidakpersetujuan
Menunjukan persetujuan yang berlebuhan dapat
menimbulkan bahaya untuk hubungan pasien dan
perawat begitupun juga dengan ketidaksetujuan.
Memberikan pujian yang berlebihpun dapat
menunjukan tingkah laku yang dipuji adalah satu-
satunya yang diterima.
lanjutan
16.   Bertanya “ mengapa “
Jika perawat menginginkan informasi
tambahan, terdapat cara cara lain yang lebih efektif
untuk menetapkan pertanyaan. Misalnya, daripada
bertanya “kenapa anda tidak melakukan latihan ?”
perawat dapat mengatakan , “Anda tidak
melakukan latihan anda. Apakah ada masalah ?
lanjutan
17. Mengubah subjek pembicaraan secara tidak tepat
Komentar perawat yang  menunjukan
ketidakinginan untuk mendiskusikan ketidak
nyamanan klien. Perubahan pengkajian terapeutik
ketidaknyamanan telah hilang. Dalam contoh ini,
mengubah subjek tidak terapeutik karena perawat
tidak mengindahkan masalah serius yang potensial.
lanjutan
18.   Membantu hubungan
Hubungan klien – perawat adalah suatu proses dinamis yang
meliputi usaha kolaborasi perawat-klien untuk mengatasi masalh
dan untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuan adaptasi
hubungan yang membantu ini adalah terapeutik yang
meningkatakan iklim psikologis yang membawa perubahan dan
pertumbuhan klien yang positif, penciptaan lingkungan yang
terapeutik bergantung pada kemampuan perawat untuk
menyediakan kenyamanan fisik dan psikososial pada klien .
FASE KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Struktur dalam komunikasi terapeutik, menurut Stuart,G.W.,1998,Terdiri dari 4 fase, antara
lain:
1. Fase preinteraksi
Tahap ini adalah masa persiapan sebelum memulai berhubungan dengan klien. Tugas
perawat pada fase ini yaitu :
a. Mengeksplorasi perasaan,harapan dan kecemasannya
b.  Menganalisa kekuatan dan kelemahan diri, dengan analisa diri ia akan terlatih untuk
memaksimalkan dirinya agar bernilai tera[eutik bagi klien, jika merasa tidak siap maka perlu
belajar kembali, diskusi teman kelompok
c.  Mengumpulkan data tentang klien, sebagai dasar dalam membuat rencana interaksi
d.  Membuat rencana pertemuan secara tertulis, yang akan di implementasikan saat bertemu
dengan klien.
lanjutan
2.  Fase orientasi
Fase ini dimulai pada saat bertemu pertama kali dengan klien.
Pada saat pertama kali bertemu dengan klien fase ini digunakan
perawat untuk berkenalan dengan klien dan merupakan langkah
awal dalam membina hubungan saling percaya. Tugas utama
perawat pada tahap ini adalah memberikan situasi lingkungan
yang peka dan menunjukkan penerimaan, serta membantu klien
dalam mengekspresikan perasaan dan pikirannya.
lanjutan
Tugas-tugas perawat pada tahap ini antara lain :
a.  Membina hubungan saling percaya, menunjukkan sikap
penerimaan dan komunikasi terbuka.
b.  Merumuskan kontrak bersama klien.
c.  Menggali perasaan dan pikiran serta mengidentifikasi
masalah klien.
d.  Merumuskan tujuan dengan klien.
lanjutan
3. Fase kerja
Tahap ini merupakan inti dari keseluruhan proses
komunikasi teraeutik.Tahap ini perawat bersama klien mengatasi
masalah yang dihadapi klien.Perawat dan klien mengeksplorasi stressor
dan mendorong perkembangan kesadaran diri dengan menghubungkan
persepsi, perasaan dan perilaku klien.Tahap ini berkaitan dengan
pelaksanaan rencana asuhan yang telah ditetapkan.Tekhnik komunikasi
terapeutik yang sering digunakan perawat antara lain mengeksplorasi,
mendengarkan dengan aktif, refleksi, berbagai persepsi, memfokuskan
dan menyimpulkan.
lanjutan
4.  Fase terminasi
Fase ini merupakan fase yang sulit dan penting, karena hubungan saling
percaya sudah terbina dan berada pada tingkat optimal. Perawat dan klien
keduanya merasa kehilangan. Terminasi dapat terjadi pada saat perawat
mengakhiri tugas pada unit tertentu atau saat klien akan pulang. Perawat
dan klien bersama-sama meninjau kembali proses keperawatan yang telah
dilalui dan pencapaian tujuan. Untuk melalui fase ini dengan sukses dan
bernilai terapeutik, perawat menggunakan konsep kehilangan. Terminasi
merupakan akhir dari pertemuan perawat, yang dibagi dua yaitu:
a. Terminasi sementara, berarti masih ada pertemuan lanjutan.
b. Terminasi akhir, terjadi jika perawat telah menyelesaikan proses
keperawatan secara menyeluruh.
TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Ada dua persyaratan dasar untuk komunikasi yang
efektif  yaitu :
1. Semua komunikasi harus ditujukan untuk menjaga
harga diri pemberi maupun penerima pesan.
2. Komunikasi yang menciptakan saling pengertian
harus dilakukan lebih dahulu sebelum memberikan
saran, informasi maupun masukan.
 
HAMBATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Dalam hal kemajuan hubungan perawat-klien terdiri dari tiga


jenisà utama : resistens, transferens, dan kontertransferens
(Hamid, 1998). Ini timbul dari berbagai alasan dan mungkin
terjadi dalam bentuk yang berbeda, tetapi semuanya
menghambat komunikasi terapeutik. Perawat harus segera
mengatasinya. Oleh karena itu hambatan ini menimbulkan
perasaan tegang baik bagi perawat maupun bagi klien.
lanjutan
Berikut hambatan-hambatan dalam komunikasi terapeutik :
1.  Resisten.
Resisten adalah upaya klien untuk tetap tidak menyadari aspek penyebab
ansietas yang dialaminya. Resisten merupakan keengganan alamiah atau
penghindaran verbalisasi yang dipelajari atau mengalami peristiwa yang
menimbulkan masalah aspek diri seseorang. Resisten sering merupakan
akibat dari ketidaksediaan klien untuk berubah ketika kebutuhan untuk
berubah telah dirasakan. Perilaku resisten biasanya diperlihatkan oleh klien
selama fase kerja, karena fase ini sangat banyak berisi proses penyelesaian
masalah.
Lanjutan

2.Transferens.
Transferens adalah respon tidak sadar dimana klien
mengalami perasaan dan sikap terhadap perawat yang pada
dasarnya terkait dengan tokoh dalam kehidupannya di masa
lalu. Sifat yang paling menonjol adalah ketidaktepatan respon
klien dalam intensitas dan penggunaan mekanisme pertahanan
pengisaran (displacement) yang maladaptif. Ada dua jenis
utama reaksi bermusuhan dan tergantung.
lanjutan
3.Kontertransferens.
Yaitu hambatan terapeutik yang dibuat oleh perawat bukan oleh
klien. Konter transferens merujuk pada respon emosional spesifik
oleh perawat terhadap klien yang tidak tepat dalam isi maupun
konteks hubungan terapeutik atau ketidaktepatan dalam
intensitas emosi. Reaksi ini biasanya berbentuk salah satu dari
tiga jenis reaksi sangat mencintai, reaksi sangat bermusuhan
atau membenci dan reaksi sangat cemas sering kali digunakan
sebagai respon terhadap resisten klien.

Anda mungkin juga menyukai