1. Fase Pra-Interaksi
Prainteraksi dimulai sebelum kontrak pertama dengan klien. Perawat
mengumpulkan data tentang klien, mengeksplorasi perasaan, fantasi dan
ketakutan diri dan membuat rencana pertemuan dengan klien.
Komunikasi Terapeutik:
Terjadi antara perawat dan klien atau anggota tim kesehatan lainnya
Lebih akrab, karena mempunyai tujuan dan fokusnya adalah pada pasien sebagai orang yang membutuhkan
bantuan untuk mengatasi masalah kesehatannya.
Perawat secara aktif mendengarkan dan membrikan responkeada pasien, sebagai isyarat bahwa perawat
peduli, mau memahami, serta empati, sehingga dapat lebih menumbuhkan rasa percaya p[ada diri pasien
serta pasien lebih menjadi terbuka dalam menceritakan masalah kesehatannya kepada perawat.
Komunikasi Sosial:
Terjadi setiaphari antara orang dengan orang, baik dalam pergaulan biasa atapun dalam lingkungan kerja.
Bersifat dangkal karena tidak adanya tujuan.
Lebih banyak terjadi didalam pekerjaanm aktifitas sosial, dll
Pembicaraan tidak mempunyai fokus tertentu, tetapi lebih kearah kebersamaan dan rasa ssenang antar
pembicaranya.
Dapat maupun tidak direncanakan
Teknik-Teknik dalam Komunikasi Terapeutik
Dalam menanggapi pesan yang disampaikan klien, perawat dapat menggunakan sebagai teknik
komunikasi terapeutik sebagai berikut :
1. Mendengar ( listening ) :
Dengan mendengar perawat mengetahui perasaan klien, memberi kesempatan lebih banyak
kepada klien untuk berbicara. Perawat harus menjadi pendengar yang aktif dengan tetap
kritis dan korektif bila apa yang disampaikan klien perlu diluruskan.
4. Klarifikasi : Dilakukan bila perawat ragu, tidak jelas, tidak mendengar atau klien
berhenti karena malu mengemukakan informasi, informasi yang di peroleh tidak lengakap
atau mengemukakannya berpindah-pindah.
5. Refleksi :
Refleksi merupakan reaksi perawat-klien selama berlangsungnya
komunikasi. Refleksi ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
refleksi isi, bertujuan memvalidasi apa yang didengar
6. Memfokuskan :
Membantu klien berbicara pada topik yang telah dipilih dan yang
penting serta menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yaitu
lebih spesifik, lebih jelas dan berfokus pada realitas.
7. Membagi persepsi :
Meminta pendapat klien tentang yang perawat rasakan dan
pikirkan. Dengan cara ini perawat dapat meminta umpan balik
dan memberi informasi.
8. Identifikasi tema :
Mengindetifikasi latar belakang maslah yang dialami klien yang muncul
selama percakapan.
9. Diam ( Silent) :
Cara yang sukar, biasanya dilakukan setelah mengajukan pertanyaan. Tujaun
untuk memberi kesempatan berpikir dan memotivasi klien untuk bicara.
10. Informing :
Teknik ini bertujuan memberi informai dan fakta untuk pendidikan kesehatan
bagi klien.
11. Saran :
12. Memberi alternatif ide untuk pemecahan masalah. Tepat dipakai pada
fase kerja dan tidak tepat pada fase awal hubungan.