Anda di halaman 1dari 4

4.1.

Pelayanan Kesehatan Dasar di Pengungsian

Pola pengungsian di Indonesia sangat beragam mengikuti


jenis bencana, lama pengungsian dan upaya persiapannya.
Pengungsian pola sisipan yaitu pengungsi menumpang di
rumah sanak keluarga. Pengungsian yang terkonsentrasi di
tempat-tempat umum atau di barak-barak yang telah
disiapkan. Pola lain pengungsian yaitu di tenda-tenda
darurat disamping kanan kiri rumah mereka yang rusak
akibat bencana.

Apapun pola pengungsian yang ada akibat bencana tetap


menimbulkan masalah kesehatan. Masalah kesehatan
berawal dari kurangnya air bersih yang berakibat pada
buruknya kebersihan diri dan sanitasi lingkungan yang
menyebabkan perkembangan beberapa penyakit menular.

Persediaan pangan yang tidak mencukupi juga


memengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi seseorang serta
akan memperberat proses terjadinya penurunan daya tahan
tubuh terhadap berbagai penyakit.

Dalam pemberian pelayanan kesehatan di pengungsian


sering tidak memadai akibat dari tidak memadainya fasilitas
kesehatan, jumlah dan jenis obat serta alat kesehatan,
terbatasnya tenaga kesehatan. Kondisi ini makin
memperburuk masalah kesehatan yang akan timbul.
Penanggulangan masalah kesehatan di pengungsian
merupakan kegiatan yang harus dilakukan secara
menyeluruh dan terpadu serta terkoordinasi baik secara
lintasprogram maupun lintas-sektor.

Dalam penanganan masalah kesehatan di pengungsian


diperlukan standar minimal yang sesuai dengan kondisi
keadaan di lapangan sebagai pegangan untuk
merencanakan, memberikan bantuan dan mengevaluasi apa
yang telah dilakukan oleh instansi pemerintah maupun LSM
dan swasta lainnya.

Pelayanan kesehatan dasar yang diperlukan pengungsi


meliputi:

1. Pelayanan pengobatan
Bila pola pengungsian terkonsentrasi di barak-barak
atau tempat-tempat umum, pelayanan pengobatan
dilakukan di lokasi pengungsian dengan membuat pos
pengobatan. Pelayanan pengobatan dilakukan di
Puskesmas bila fasilitas kesehatan tersebut masih
berfungsi dan pola pengungsianya tersebar berada di
tenda-tenda kanan kiri rumah pengungsi.

2. Pelayanan imunisasi
Bagi pengungsi khususnya anak-anak, dilakukan
vaksinasi campak tanpa memandang status imunisasi
sebelumnya. Adapun kegiatan vaksinasi lainnya tetap
dilakukan sesuai program untuk melindungi kelompok-
kelompok rentan dalam pengungsian.

3. Pelayanan kesehatan ibu dan anak


Kegiatan yang harus dilaksanakan adalah:
▪ Kesehatan Ibu dan Anak (pelayanan kehamilan,
persalinan, nifas dan pasca-keguguran)
▪ Keluarga berencana (KB)
▪ Deteksi dini dan penanggulangan IMS dan HIV/AIDS
▪ Kesehatan reproduksi remaja

4. Pelayanan gizi
Tujuannya meningkatkan status gizi bagi ibu hamil dan
balita melalui pemberian makanan optimal. Setelah
dilakukan identifikasi terhadap kelompok bumil dan
balita, petugas kesehatan menentukan strategi
intervensi berdasarkan analisis status gizi.Pada bayi
tidak diperkenan diberikan susu formula, kecuali bayi
piatu, bayi terpisah dari ibunya, ibu bayi dalam keadaan
sakit berat.

5. Pemberantasan penyakit menular dan


pengendalian vektor
Beberapa jenis penyakit yang sering timbul di
pengungsian dan memerlukan tindakan pencegahan
karena berpotensi menjadi KLB antara lain: campak,
diare, cacar, malaria, varicella, ISPA, tetanus.
Pelaksanaan pengendalian vektor yang perlu
mendapatkan perhatian di lokasi pengungsi adalah
pengelolaan lingkungan, pengendalian dengan insektisida,
serta pengawasan makanan dan minuman.
Pada pelaksanaan kegiatan surveilans bila menemukan
kasus penyakit menular, semua pihak termasuk LSM
kemanusiaan di pengungsian harus melaporkan kepada
Puskesmas/Pos Yankes di bawah koordinasi Dinas
Kesehatan Kabupaten sebagai penanggung jawab
pemantauan dan pengendalian.

6. Pelayanan kesehatan jiwa


Pelayanan kesehatan jiwa di pos kesehatan diperlukan
bagi korban bencana, umumnya dimulai pada hari ke-2
setelah kejadian bencana. Bagi korban bencana yang
memerlukan pertolongan pelayanan kesehatan jiwa
dapat dilayani di pos kesehatan untuk kasus kejiwaan
ringan. Sedangkan untuk kasus berat harus dirujuk ke
Rumah Sakit terdekat yang melayani kesehatan jiwa.
7. Pelayanan promosi kesehatan
Kegiatan promosi kesehatan bagi para pengungsi diarahkan untuk
membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat. Kegiatan ini
mencakup:
▪ Kebersihan diri
▪ Pengolahan makanan
▪ Pengolahan air minum bersih dan aman
▪ Perawatan kesehatan ibu hamil (pemeriksaan rutin, imunisasi)
Kegiatan promosi kesehatan dilakukan melekat pada kegiatan
kesehatan lainnya.

Standar minimal mencakup:

1. Pelayanan kesehatan
▪ Pelayanan kesehatan masyarakat
Berfungsi untuk mencegah pertambahan (menurunkan) tingkat
kematian dan jatuhnya korban akibat penyakit
a. Menggunakan standar pelayanan puskesmas
b. 1 (satu) Pusat Kesehatan Pengungsi untuk
20.000 orang
c. 1 (satu) Rumah Sakit untuk 200.000 orang

▪ Kesehatan reproduksi
Kegiatan yang harus dilaksanakan mencakup:
a. Keluarga Berencana (KB)
b. Kesehatan Ibu dan Anak: pelayanan kehamilan, persalinan,
nifas dan pasca keguguran
c. Deteksi dini dan penanggulangan IMS dan HIV/AIDS
d. Kesehatan reproduksi remaja

▪ Kesehatan jiwa
Bentuk kegiatan berupa penyuluhan, bimbingan dan konseling
yang dilakukan pada kelompok besar (>20 orang), kelompok
kecil (5-20 orang) dan Konseling perorangan.

Anda mungkin juga menyukai