Anda di halaman 1dari 6

IMPROVISASI PENGGUNAAN VIDEO SEBAGAI MEDIA AJAR YANG

MENDUKUNG PROSES BELAJAR DAN MENGAJAR

Essay Blok 5

Learning Resource Development

Rista Arum Cahyaning Kartika

16/403405/PKU/16223

Program Magister Ilmu Pendidikan Kedoteran

Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

2016
IMPROVISASI PENGGUNAAN VIDEO SEBAGAI MEDIA AJAR YANG
MENDUKUNG PROSES BELAJAR DAN MENGAJAR

A. Media Pembelajaran
Sumber belajar adalah alat yang dirancang, dibangun dan digunakan untuk tujuan
mendukung proses mengajar, belajar atau menilai dan digunakan oleh pembelajar,
pengajar maupun yang lain di satu atau lebih usaha pendidikan (Dornan, 2007). Dewasa
ini, terdapat banyak sekali ragam sumber belajar yang dapat digunakan sebagai media
ajar sehingga memudahkan pengajar untuk menyampaikan materi ajar mereka kepada
para siswa. Selain memudahkan dalam penyampaian materi ajar, media ajar semestinya
juga berperan memudahkan siswa menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh
pengajar.
Banyak siswa yang tidak tertarik dalam proses belajar mengajar yang dipaparkan
kepada mereka karena media ajar yang diberikan sangat membosankan. Alhasil tidak ada
satu materipun yang dapat mereka cerna dengan baik, padahal dalam pembelajaran di
pendidikan keperawatan semua materi ajar adalah penting dan saling berkaitan satu
dengan yang lain, sehingga ketika siswa tidak mampu memahami satu materi maka akan
berdampak pada pemahaman materi yang lain.
Penentuan media ajar yang sesuai semestinya ditentukan dengan karakteristik dari
mahasiswa itu sendiri. Edgar Dale (1969) menjelaskan dalam kerucut pengalaman
bahwa media ajar yang baik adalah media ajar yang mendukung mahasiswa untuk
melakukan simulasi dibandingkan hanya mendengar ataupun melihat.

Kerucut Pengalaman (Edgar Dale 1969)

B. Penggunaan Video Sebagai Media Ajar


Degeng (1993) dalam Nurseto (2011) menyatakan bahwa ada sejumlah faktor yang
perlu dipertimbangkan guru/pendidik dalam membuat media pembelajaran, yaitu: 1.
tujuan instruksional; 2. keefektifan; 3. siswa; 4. ketersediaan; 5. biaya pengadaan; 6.
kualitas teknis. Dalam pembuatan media hal-hal yang harus diperhatikan adalah tujuan
pembelajaran, keefektifan media, kemampuan peserta didik, ketersediaan sarana dan
prasarana, kualitas media, biaya, fleksibilitas, dan kemampuan menggunakannya serta
alokasi waktu yang tersedia.
Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar
kerena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan serentak.
Video yaitu bahan pembelajaran yang dikemas melalaui pita video dan dapat dilihat
melalui video/VCD player yang dihubungkan ke monitor televisi (Sungkono, 2003) .
Kelebihan video atau cd interaktif menurut Kumala (2004) dalam Yulianto (2012)
antara lain lebih praktis dalam pelaksanaan , menyenangkan siswa, tidak klasik, dan
membosankan. Siswa dapat mengukur tenaga yang harus ia keluarkan untuk
mendapatkan nilai yang baik, dapat dipantau oleh guru, menumbuhkan pemahaman
tentang materi secara menyenangkan. Selain itu, kelemahan dari media ajar video adalah
sebagaimana media audio-visual yang lain, video terlalu menekankan pentingnya materi
ketimbang proses pengembangan materi tersebut. Pemanfaatan media ini juga terkesan
memakan biaya yang tidak murah dan penayangannya juga terkait peralatan lainnya
seperti video player, layar bagi kelas besar beserta LCDnya, dan lain-lain
(Sungkono,2003).
Dalam beberapa kasus, penulis menggunakan media ajar video instruksi untuk
membantu mahasiswa memahami tentang praktik keperawatan. Meskipun penggunaan
media ajar video berada pada level pemahaman mahasiswa dalam kategori pasif, namun
penggunaan bahan ajar video dapat membantu mahasiswa untuk mengingat 50% materi
yang mereka dengar dan mereka lihat. Hammout et al ( 2012) melalui penelitiannya
terkait dengan media ajar video melaporkan bahwa, penggunaan video sebagai media ajar
menunjukkan hasil yang positif. Video dapat digunakan sebagai alat untuk belajar,
penilaian atas diri sendiri dan pemberian umpan balik.
C. Improvisasi Media Ajar Video
Selama ini di institusi penulis, penyampaian materi terkait dengan langkah-langkah
dalam melaksanakan proses tutorial hanya disampaikan melalui metode ceramah atau
meminta mahasiswa untuk langsung membaca dalam modul yang telah disediakan.
Hasilnya pada saat proses tutorial berlangsung, langkah-langkah proses tutorial tidak
dilaksanakan sebagaimana mestinya, ketika di konfirmasi, ternyata masih ada perbedaan
persepsi antara pemberi pesan dan penerima pesan.
Melihat hal tersebut, penulis meyakini bahwa sesuai yang disebutkan oleh Edgar
Dalle (1969) dalam kerucut bahwa mendengarkan dan membaca hanya akan
meningkatkan 10 -20 % pemahaman dari apa yang mahasiswa lihat ataupun yang
mahsiswa dengar. Sehingga, dibutuhkan improvisasi media ajar yang sesuai agar
pemahaman mahasiswa dapat meningkat dengan baik. Setelah melakukan analisa media
ajar, penulis memilih menggunakan media ajar video untuk meningkatkan pemahaman
mahasiswa terkait langkah-langkah dalam proses tutorial.
Meyers Chet (1993) mengatakan bahwa dengan menggunakan video, mahasiswa
dapat melatih kemampuan kreatif mereka menjadi lebih baik, menganalisa, dan
mendiskusikan materi yang mereka lihat. Pengajar juga dapat lebih fokus
menyampaikan hal-hal penting dengan menghentikan video pada materi penting yang
akan disampaikan. Kagan (1984) dalam Meyers Chet (1993) juga menyampaikan bahwa
pengajar dapat dengan mudah memeriksa pemahaman dan perasaan mahasiswa saat
menyaksikan video pembelajaran.
Video memegang peranan penting dalam proses penyampaian pesan atau materi
pembelajaran. Oleh sebab itu, video pembelajaran sebaiknya dirancang sedemikian rupa
dengan memenuhi beberapa kriteria pembuatan agar pesan dapat tersampaikan dengan
baik. Yulianto (2012) menyebutkan bahwa terdapat kriteria-kriteria yang harus dipenuhi
untuk menghasilkan video yang baik antara lain :
1. Materi sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan mahasiswa
2. Konsep dan teori yang tidak menimbulkan banyak tafsir
3. Wacana yang disajikan aktual dan factual
4. Materi yang disajikan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
5. Materi yang disajikan dapat merangsang mahasiswa untuk berpikir kritis
6. Bahasa yang digunakan sesuai dengan ejaan yang disempurnakan
7. Bahasa sesuai dengan tingkat intelektual dan emosional mahasiswa
8. Bahasa yang digunakan bersifat komunikatif
9. Suara terdengar dengan jelas
10. Artikulasi terdengar dengan jelas
11. Ukuran, jenis dan warna huruf proporsional
12. Tulisan dapat meningkatkan ketertarikan mahasiswa terhadap materi yang
disajikan
13. Pencahayaan seimbang
14. Durasi tidak membuat mahasiswa jenuh
Penulis telah membuat sebuah video pembelajaran terkait langkah-langkah dalam
proses tutorial. Video tersebut dibuat dengan memperhatikan kualitas isi, suara, bahasa,
tulisan, pencahayaan serta durasi yang merupakan indikator-indikator dalam membuat
video yang baik (Yulianto,2012).

Sebelum pembuatan video, penulis mempersiapkan tim yang akan melakukan proses
perekaman diawal maupun proses editing diakhir, setelah itu penulis mempersiapkan
skenario yang akan digunakan untuk menunjang proses tutorial, karena pesan akan
disampaikan kepada mahasiswa semester awal, maka skenario yang dibuat juga
menyesuaikan dengan kompetensi mahasiswa tersebut, sehingga tidak terjadi perbedaan
pemahaman. Selain itu, penulis juga mempersiapkan orang-orang yang akan berperan
dalam adegan proses tutorial. Pemeran kemudian diberikan naskah dan dilatih agar dapat
berperan dengan baik dan menyampaikan pesan sesuai yang telah dirancang dalam
naskah. Selanjutnya penulis mempersiapkan lokasi yang akan digunakan, Penulis
memilih ruangan yang cukup pencahayaannya dan dilakukan pada siang hari sehingga
dapat menghasilkan pencahayaan yang seimbang. Peralatan yang digunakan cukup
sederhana antara lain kamera poto, kamera video dan alat perekam.

Setelah semua persiapan selesai dilakukan, maka proses pembuatan video dapat
langsung dilakukan. Sesuai dengan analisa yang telah penulis lakukakn sebelumnya,
permasalahan yang terjadi pada hasil dari video yang telah jadi adalah durasi. Video
tersebut memiliki durasi yang cukup panjang, karena penulis menekankan pada
pentingnya materi yang lengkap dalam langkah-langkah tutorial . Hal tersebut dapat
diatasi dengan memilihkan point-point penting dengan cara menghentikan pada materi
yang diinginkan, sehingga mahasiswa tidak bosan menyaksikan seluruh adegan yang
berdurasi panjang. Permasalahan yang juga terjadi adalah kualitas suara yang tidak
begitu jelas. Hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan aplikasi corel video studio.
Daftar Pustaka

1. Dornan,T., Mann,K., Scherpbier, A., Spencer, J. (2011). Medical Education Theory and
Practice. Edinburgh : Elsevier
2. Masters, K. (2013). Edgar Dales Pyramid of Learning in Medical Education: A
Literature Review. Medical Teacher. Vol. 35:1584-1593
3. Meyers Chat, Jones.B. (1993). Promoting Active Learning.San Fransisco. Jossey-Bass
4. Nurseto Tejo. (2011). Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Jurnal Ekonomi dan
pendidikan. Vol. 8
5. Rahmah Maulida. (2013).Pengembangan Instrument Penilaian Kualitas Media
Pembelajaran Elektronik Kimia Dalam Bentuk Penilaian Skala. Skripsi Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta
6. Sungkono, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta : FIP UNY
7. Yulianto Bambang. (2012). Pengembangan Bahan Ajar Mendengarkan Berbasis Video
Interaktif Bermedia Flash Kelas Vii Smp Negeri 1 Kedamean. Jurnal Bahasa dan Sastra
Indonesia Vol. 01 No. 01

Anda mungkin juga menyukai