Anda di halaman 1dari 6

Dalam proses penyediaaan mengalami kendala karena membuat video

pembelajaran yang menarik harus dapat memberikan manfaat dan hasil yang
dapat meningkatkan hasil belajar bukan hanya sekedar siswa menonton tanpa ada ilmu
yang diterima.Hal ini juga berpengaruh pada hasil penelitian.

Peningkatan hasil belajar menunjukkan bahwa penggunaan media video efektif


dibanding dengan menggunakan metode konvensional,yang dibuktikan dengan nilai
rata-rata kelas eksperimen yang lebih baik dibanding dengan kelas
control.Menururt Azhar Arsad(2009:9) menyatakan bahwa,video sebagi salah satu
penunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran.

Agustriana. E (2014), penggunaan video pembelajaran memudahkan

penyampaian pesan pembelajaran dari guru kepada siswa. Menurut Riyana, C

(2012) menyatakan bahwa, Melalui media video, seseorang mampu memahami

pesan pembelajaran secara lebih bermakna sehingga informasi yang disampaikan

melalui media tersebut dipahami secara utuh, sehingga dengan sendirinya

informasi akan tersimpan dalam memori jangka panjang. Penelitian melihat

hasil belajar siswa, yang digunakan untuk mengetahui apakah dengan

menggunakan video pembelajaran siswa benar-benar bisa mengingat materi yang

disampaikan dalam jangka panjang. Tetapi berdasarkan pengamatan didalam

kelas, setiap kali guru bertanya kepada siswa apakah masih ada materi yang

masih tidak dipahami, tidak ada siswa yang menyatakan belum atau tidak

memahami sub materi yang disampaikan,hanya dua orang.

Tujuan penggunaan media video pembelajaran adalah untuk menyampaikan pesan

pembelajaran dari guru kepada siswa. Sehingga jangan sampai siswa hanya

tertarik dengan video, gambar, maupun animasi yang terdapat didalam media

pembelajaran video sebab itu, penggunaan animasi, gambar dan cuplikan video

harus diperhatikan dalam menyusun media video pembelajaran. Hal lainnya yang

harus diperhatikan berikutnya adalah penggunaan pengeras suara. Penggunaan


speaker bertujuan agar suara yang dihasilkan lebih jelas terdengar oleh semua

siswa tanpa mengganggu konsentrasi siswa dengan penggunaan suara yang tidak

terlalu keras atau terlalu pelan. Video akan lebih menarik dan bermakna jika

sajian sound mendukung dan tepat. Dengan adanya pengeras suara, selain

memperjelas, juga akan membantu siswa lebih focus pada materi yang

disampaikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, ketertarikan siswa

dalam pembelajaran dengan menggunakan video pembelajaran dipengaruhi oleh

faktor jarangnya penggunaan media pembelajaran. Oleh sebab itu penggunaan

media video pembelajaran dapat dijadikan alternatif untuk memvariasikan metode

mengajar. Penggunaan video pembelajaran merupakan alat bantu dalam

pembelajaran, artinya media video pembelajaran tidak bisa menggantikan guru.

Penggunaan dan penempatan suara, gambar, cuplikan video dan animasi dalam

pembelajaran harus diperhatikan. Ketika pelaksanaan pembelajaran di dalam

kelas, juga harus memperhatikan alat pendukung lain, seperti listrik, infokus,

layar dan pengeras suara untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap media

pembelajaran (Agustriana. E, 2014).

Dengan menggunakan video pembelajaran diharapkan dapat menyampaikan

pesan moral yang terdapat pada materi pelajaran tanpa harus terkendala

dengan alokasi waktu. Guru bisa menggunakannya di dalam kelas atau bisa saja

siswa menyaksikannya dirumah dengan meminta copy-an video tersebut

melalui plasdisk kepada guru yang. Cakupan materi juga bisa lebih luas apabila

menggunakan video pembelajaran. Karena Video pembelajaran tidak hanya

menampilkan pengertian dan contoh-contoh yang terdapat pada materi pelajaran


saja, tetapi bisa menampilkan cakupan yang lebih luas, sesuai dengan pesan dan

tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan guru. Dengan demikian materi

pelajaran yang mereka dapatkah akan lebih mendalam dan menjadi pengalaman

mereka dalam kehidupan sehari-hari (Agustriana. E, 2014).

Munadi (2008) dalam Budi, P (2015), video merupakan media penyampai pesan

termasuk media audio-visual atau media pandang dengar. Media audio visual

dapat dibagi menjadi dua jenis: pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan

gambar dalam satu unit, dinamakan media audio-visual murni; dan kedua,

media audio-visual tidak murni. Film bergerak, televisi, dan video termasuk

jenis yang pertama, sedangkan slide, opaque, OHP dan peralatan visual

lainnya yang diberi suara termasuk jenis yang kedua. Sanaky (2011) dalam Budi,

P (2015) juga menuliskan kelebihan dan kelemahan pembelajaran berbentuk

video, yaitu sebagai berikut: kelebihan media video yaitu menyajikan obyek

belajar secara konkret atau pesan pembelajaran secara realistis, sehingga sangat

baik untuk menambah pengalaman belajar, memiliki daya tarik tersendiri dan

dapat menjadi pemacu atau memotivasi pembelajar untuk belajar, sangat baik

untuk pencapaian tujuan belajar psikomotorik, dapat mengurangi kejenuhan

belajar, terutama jika dikombinasikan dengan teknik mengajar secara ceramah dan

diskusi persoalan yang ditayangkan, menambah daya tahan ingatan atau retensi

tentang obyek belajar yang dipelajari pembelajar, portabel dan mudah

didistribusikan, sedangkan kelemahan Media Video yaitu: pengadaanya

memerlukan biaya mahal, tergantung pada energy listrik, sehingga tidak dapat
dihidupkan di segala tempat, sifat komunikasinya searah, sehingga tidak dapat

memberi peluang untuk terjadinya umpan balik, mudah tergoda untuk

menayangkan kaset VCD yang bersifat hiburan, sehingga suasana belajar akan

terganggu.

Retnaningrum , I. B (2016), media video pembelajaran dipilih dengan berbagai

alasan yaitu: (a) Fasilitas yang memadai di sekolah untuk proses pembelajaran

menggunakan media video, (b) Media video ini akan dikemas semenarik mungkin

dan di dalamnya berisi materi yang menjelaskan langkahlangkah instalasi sistem

operasi open source, (c) Media video diharapkan dapat membantu siswa dalam

memahami materi instalasi sistem operasi open source.

Video merupakan media yang cocok sebagai media pembelajaran di kelas, di

kelompok kecil, maupun secara individual. Bukan saja diberikan kepada anak

anak normal tetapi juga kepada anak berkebutuhan khusus, salah satunya anak

tunagrahita ringan. Media video ini tidak hanya dapat dilihat tetapi juga dapat

didengar. Fungsi lain dari video adalah dapat menarik minat, perhatian siswa,

memperjelas sajian ide dan mengilustrasikan sehingga anak tidak cepat lupa.

Disamping itu secara ekonomis video termasuk media yang relatif lebih murah

baik harga maupun pengoperasiannya (Putri, N, 2012).


Robet (2013), Video-Based Learning adalah metode pembelajaran yang

menggunakan video yang telah direkam untuk membantu dalam proses

pembelajaran. Dengan menggunakan pendekatan video based learning kita dapat

memberikan stimulus pada tiga bagian penting dalam pembelajaran yaitu

emotional, intellectual, psycomotoric. Video-Based Learning adalah salah satu

metode pembelajaran yang dirasa cocok untuk generasi digital sekarang ini

karena tiga alasan berikut ini: (a) Menciptakan lingkungan belajar yang

menyenangkan dan membuat semakin motivasi siswa untuk belajar, (b) Membuat

siswa lebih gampang mempelajari dan memahami sebuah materi belajar, (c)

Membuat siswa lebih tertarik untuk membuat video pembelajaran sesuai dengan

materi yang ingin mereka sajikan. Tapi di dalam penggunaan metode Video Based

Learning memang ada sedikit kelemahan yang harus dicermati, karena dalam

membuat video pembelajaran ini harus disesuaikan antara gambar, teks yang

diberikan dengan suara sehingga user tidak bingung untuk mengikuti dan

memahami apa yang disajikan. Secara garis besar Video-Based Learning adalah

salah satu metode yang bisa digunakan dalam pembelajaran tentunya ini dapat

dilakukan tidak dengan kaku melainkan dengan blended method, sehingga ada

keseimbangan dalam metode pembelajaran konvensional dengan Video-Based

Learning
Faktor-faktor yang dapat menentukan keberhasilan suatu pembelajaran dapat

dikategorikan ke dalam faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang

dimaksud di sini adalah faktor dari individu (siswa) yang biasanya sukar untuk

dipengaruhi terutama jika dikehendaki perubahan yang bersifat langsung.

Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berada di luar individu tersebut,

sehingga meskipun tidak sepenuhnya dapat dikontrol, masih dapat dipengaruhi

dengan perlakuan tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dinginkan.

Perlakuan yang dapat dilakukan diantaranya dengan menerapkan suatu

pendekatan tertentu ataupun menggunakan suatu media pembelajaran dalam

membantu keberhasilan proses pembelajaran tersebut.

Selain prinsip-prinsip belajar kita juga perlu mengetahui faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajar. Faktor-faktor terdebut adalah faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal meliputi kesehatan, baik kesehatan jasmani

maupun rohani, intelegensia dan bakat, minat dan motivasi, serta cara belajar.

Sedangkan faktor eksternal meliputi keadaan keluarga, keadaan lingkungan

sekolah, dan keadaan sosial masyarakat di lingkungan tempat tinggal.

Anda mungkin juga menyukai