Anda di halaman 1dari 13

1.

Kevalidan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata total kevalidan video

pembelajaran biologi adalah 4.45. Hal ini menunjukkan bahwa video

pembelajaran biologi termasuk dalam kategori “valid” sehingga dapat digunakan

sebagai sumber belajar peserta didik untuk kelas XI IPA SMA/MA pada materi

sistem pencernaan manusia.

Materi yang ada di dalam video pembelajaran biologi sesuai dengan

kompetensi dasar pada kurikulum 2013 yaitu kompetensi dasar 3.7. yaitu

menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem

pencernaan dan mengaitkannya dengan nutrisi dan bioprosesnya sehingga dapat

menjelaskan proses pencernaan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada

sistem pencernaan manusia melalui pengamatan. Pada pengembangan video

pembelajaran biologi terdapat perpaduan teks, gambar, video, sound penjelasan

materi, dan animasi. Semua komponen yang terdapat dalam video pembelajaran,

membuat peserta didik dapat membaca, melihat gambar, video, animasi dan

mendengarkan penjelasan materi sehingga dalam belajar peserta didik dapat

melibatkan dari satu indra.

Sejalan dengan hasil riset dari Computer Techmology Research tahun

1993 bahwa seseorang hanya dapat mengingat apa yang dilihat 20%, yang

didengar sebesar 30%, yang didengar dan dilihat sebesar 50%, dan sebesar 80%

dari gabungan yang dilihat, didengar, dan dikerjakan secara simultan. Pencapaian

80% tersebut sangat dimungkinkan dicapai dengan menggunakan multimedia

pembelajaran berbasis computer (Priyanto, 2009). Beberapa penelitian juga


mengungkapkan bahwa peserta didik mengingat informasi lebih baik ketika

pelajaran dipadukan secara visual dan verbal karena membantu peserta didik dari

segala usia untuk lebih baik mengelola tujuan pembelajaran dan mencapai

keberhasilan akademis (Raiyn, 2016). Riyana (2012), “melalui media video,

seseorang mampu memahami pesan pembelajaran secara lebih bermakna

sehingga informasi yang disampaikan melalui media tersebut dipahami secara

utuh, sehingga dengan sendirinya informasi akan tersimpan dalam memori

jangka panjang”. Penelitian melihat hasil belajar peserta didik, yang digunakan

untuk mengetahui apakah dengan menggunakan video pembelajaran peserta didik

benar-benar bisa mengingat materi yang disampaikan dalam jangka panjang.

Tetapi berdasarkan pengamatan didalam kelas, setiap kali guru bertanya kepada

peserta didik apakah masih ada materi yang masih tidak dipahami, tidak ada

peserta didik yang menyatakan belum atau tidak memahami sub materi yang

disampaikan, hanya dua orang. Rahmat (2012) mengemukakan, video

pembelajaran adalah alternatif media pembelajaran elektronik yang dapat memuat

wawasan dan pengetahuan mengenai teori dan penerapan materi dalam kehidupan

sehari-hari.

Menurut Kemp (1985) dalam Agustriana (2014), media video

pembelajaran dapat menyajikan informasi, mengambarkan suatu proses dan tepat

mengajarkan keterampilan, menyingkat dan mengembangkan waktu serta dapat

mempengaruhi sikap dan dapat di ulang. Hal ini berarti media video pembelajaran

dapat meningkatkan minat peserta didik dalam belajar, fokus terhadap materi,

dapat lebih membuka pikiran, lebih aktif dengan tanggapan dan pertanyaan (lebih
kritis), sehingga suasana pembelajaran kelas lebih menyenangkan dan

meningkatkan kualitas hasil belajar.

Dari hasil penelitian American Hospital Association dalam Prastowo

(2011) dalam Rebowo (2014), ditemukan bahwa bahan ajar video memiliki

sejumlah kelebihan serta keterbatasan tertentu. Adapun kelebihan-kelebihannya,

antara lain bermanfaat untuk menggambarkan gerakan, keterkaitan, dan

memberikan dampak terhadap topik yang dibahas; dapat diputar ulang. Selain itu,

gerakan mulut dapat direkam dengan video; dapat dimasukkan teknik film lain,

seperti animasi; dapat dikombinasikan antara gambar diam dengan gerakan; dan

proyektor standar dapat ditemukan di mana-mana. Kelebihan yang lainnya dari

media video pembelajaran adalah menghemat biaya (murah). Hal ini disebabkan

sudah banyaknya software-sofware pembuatan, dan pengembangan untuk video

pembelajaran yang dapat diunduh langsung dari internet dan di install langsung ke

dalam komputer.

2. Kepraktisan

Hasil penelitian uji kepraktisan terdiri atas 1) observasi keterlaksanaan

video pembelajaran biologi dari dua orang pengamat (observer), 2) hasil analisis

data respon peserta didik terhadap media video pembelajaran, dan 3) hasil analisis

data respon guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata total

keterlaksanaan untuk semua pertemuan yaitu KTR = 4.68, nilai tersebut masuk ke

dalam kategori “terlaksana baik” (4 ≤ KTR < 5). Jadi, setelah dilakukan observasi

keterlaksanaan pada setiap pertemuan, dapat disimpulkan bahwa video


pembelajaran biologi dinyatakan “praktis” untuk digunakan dalam proses belajar

mengajar dan sebagai sumber belajar.

Hasil penelitian respon peserta didik menunjukkan bahwa nilai rata-rata

respon peserta didik yaitu 84%, nilai tersebut masuk ke dalam kategori “sangat

kuat” (80 % ≤NR ≤ 100 %) dan respon bernilai positif. Selain itu hasil analisis

respon perkriteria peserta didik menunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang

merespon sangat positif yaitu 16 orang (67%), peserta didik yang merespon positif

yaitu 6 orang (25%), peserta didik yang merespon kurang positif yaitu 1 orang

(4.17%), dan peserta didik yang merespon tidak positif yaitu 1 orang (4.17%). Hal

ini berarti jumlah peserta didik yang merespon sangat positif dan positif yaitu 22

orang (92%), nilai tersebut masuk ke dalam kategori “sangat kuat” (80 % ≤NR ≤

100 %). Jadi, berdasarkan data-data hasil respon peserta didik baik secara

keseluruhan dan perkriteria, dapat disimpulkan bahwa video pembelajaran biologi

dinyatakan “praktis” untuk digunakan dalam proses belajar mengajar dan sebagai

sumber belajar.

Hasil penelitian respon guru menunjukkan bahwa nilai rata-rata respon

guru yaitu 92%. Hal tersebut menunjukkan nilai masuk ke dalam kategori “sangat

kuat” (80 % ≤NR ≤ 100 %) dan respon bernilai positif. Jadi, berdasarkan data-

data hasil respon guru dapat disimpulkan bahwa video pembelajaran biologi

dinyatakan “praktis” untuk digunakan dalam proses belajar mengajar dan sebagai

sumber belajar.

Pengembangan video pembelajaran biologi sebagai sumber belajar

peserta didik untuk kelas XI IPA SMA/MA pada materi sistem pencernaan
manusia dirancang dan dikembangkan sepraktis mungkin sehingga dapat menjadi

solusi dari permasalahan-permasalahan yang diperoleh. Video pembelajaran

biologi didesain dengan mempertimbangkan kebutuhan guru dan peserta didik

sehingga didesain semenarik mungkin dengan memasukkan beberapa animasi,

instrument musik pembelajaran dan dilengkapi dengan gambar. Dengan demikian,

dapat membuat peserta didik tertarik untuk belajar dan nyaman saat belajar serta

memudahkan guru dalam mengajar. Video pembelajaran biologi dirancang sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan oleh guru mata pelajaran

biologi sehingga pembelajaran lebih terarah dan materi tersampaikan secara utuh.

Dalam penggunaan video pembelajaran biologi tidak memerlukan koneksi

internet dan dapat dimasukkan ke dalam smartphone sehingga peserta didik dapat

menggunakannya dimanapun dan kapanpun. Peserta didik hanya perlu

menyediakan laptop/komputer ataupun smartphone. Video pembelajaran biologi

juga tidak terlalu rumit dalam mengoperasikannya karena peserta didik hanya

perlu membuka file video pembelajaran biologi yang telah disediakan. Video

pembelajaran biologi langsung bisa dicopy dengan menggunakan flash disk untuk

bisa dimasukkan ke dalam laptop ataupun smartphone mereka masing-masing.

Beradasarkan penilaian peserta didik, 93% peserta didik menyatakan bahwa

penggunaan isi dan efek-efek pada video pembelajaran membuat belajar menjadi

lebih menyenangkan dan tidak bosan dalam mempelajatinya. Selain itu

berdasarkan penilaian guru, 100% guru menyatakan bahwa animasi & video yang

ditampilkan menarik, video pembelajaran biologi ini memudahkan guru dalam

mengajar mata pelajaran biologi, materi yang disajikan sesuai dengan urutan
penyajian konsep, dan video pembelajaran biologi ini dapat menjadi salah satu

media yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran. Dari hasil

pengembangan dalam penelitian ini, didapat umpan balik yang positif dari

peserta didik dan guru.

Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Hala, et al (2015) yang

menyatakan bahwa respon positif peserta didik dan guru terhadap media

pembelajaran/bahan ajar disebabkan karena dapat memahami/mengerti maksud

soal/masalah yang terdapat dalam media pembelajaran/bahan ajar tersebut, peserta

didik memahami langkah kerja yang terdapat dalam lembar kerja peserta didik,

dan pada media pembelajaran/bahan ajar tersebut terdapat gambar/ilustrasi yang

dapat diamati untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pelajaran.

Syahputra (2014) menyatakan bahwa media yang dikembangkan tergolong praktis

ketika dapat diterapkan dalam proses pembelajaran dengan baik tanpa ada

masalah yang dapat mengganggu proses pembelajaran.

3. Uji keefektifan

Ketuntasan tes hasil belajar berdasarkan pada Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah (dalam hal ini SMA

Gunung Sari Makassar) adalah 75. Dengan demikian, hasil penelitian

menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik SMA kelas XI IPA SMA Gunung

Sari Makassar pada Tabel 4.24, yaitu 100% peserta didik mencapai KKM. Hal ini

menunjukkan bahwa pembelajaran pada materi sistem pencernaan berhasil dan

tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi sistem pencernaan manusia

memiliki nilai rata-rata 86.92 (sangat baik).


Hal tersebut disebabkan karena berbagai faktor, salah satunya yaitu

sumbe belajar/bahan ajar yang digunakan oleh peserta didik dalam belajar karena

sumber belajar merupakan sarana (tempat) peserta didik memperoleh/menggalih

berbagai informasi terkait dengan materi yang dipelajarinya. Dengan demikian,

guru perlu menyediakan sumber belajar/bahan ajar yang berkualitas, sesuai

dengan kebutuhan peserta didik yang akan menggunakan sumber belajar/bahan

ajar tersebut. Karakteristik khas video pembelajaran biologi yaitu menonjolkan

visualitas yang mana desainnya diperkaya oleh perpaduan teks, gambar, video,

sound penjelasan materi, dan animasi. Semua komponen yang terdapat dalam

video pembelajaran, membuat peserta didik dapat membaca, melihat gambar,

video, animasi dan mendengarkan penjelasan materi sehingga dalam belajar

peserta didik dapat melibatkan dari satu indra. Berdasarkan hal tersebut, hasil

belajar peserta didik menjadi lebih baik dan tingkat penguasaan peserta didik

terhadap materi sistem pencernaan manusia sangat baik. Hal ini dikarenakan

video pembelajaran biologi mampu mewadahi karakteristik peserta didik yang

beragam dan peserta didik merasa senang ketika bahan ajar yang digunakannya

bervariasi dan menarik.

Penggunaan media video pembelajaran menurut uji coba tersebut

menyatakan bahwa dengan digunakannya video pembelajaran, hasil belajar

peserta didik meningkat. Peningkatan hasil belajar ini dikarenakan diterapkannya

pembelajaran berbasis multimedia yaitu video pembelajaran. Peserta didik dengan

melihat video pembelajaran, maka dalam belajar peserta didik menggunakan dua

indra sekaligus yaitu indra penglihatan dan indra pendengaran. Selama ini peserta
didik hanya menggunakan indra pendengarannya saat proses belajar mengajar

di kelas yakni mendengarkan ceramah guru, namun dengan adanya video

pembelajaran yang menampilkan gambar bergerak menjadikan peserta didik

lebih tertarik dan dapat menyerap materi yang disampaikan. Hal tersebut sesuai

seperti penjelasan Dale bahwa pengalaman belajar seseorang, 75% diperoleh

melalui indera lihat (mata) dan 13% melalui indera dengar (telinga). Adanya

pengalaman belajar tersebut menjadikan peserta didik dapat dengan mudah

menyerap materi dan menyimpannya pada otak yang selanjutnya apabila

diberikan tes tertulis maka peserta didik dapat mengerjakan tes lebih baik

dikarenakan hasil pemahaman terhadap materi lebih konkrit. Oleh karena itu,

dapat disimpulkan bahwa media video pembelajaran dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik.

Widya (2012) mengemukakan bahwa penggunaan media video

pembelajaran menurut uji coba tersebut menyatakan bahwa dengan

digunakannya video pembelajaran, hasil belajar peserta didik meningkat.

Peningkatan hasil belajar ini dikarenakan diterapkannya pembelajaran berbasis

multimedia yaitu video pembelajaran. Peserta didik dengan melihat video

pembelajaran, maka dalam belajar peserta didik menggunakan dua indra sekaligus

yaitu indra penglihatan dan indra pendengaran. Selama ini peserta didik hanya

menggunakan indra pendengarannya saat proses belajar mengajar di kelas

yakni mendengarkan ceramah guru, namun dengan adanya video pembelajaran

yang menampilkan gambar bergerak menjadikan peserta didik lebih tertarik dan

dapat menyerap materi yang disampaikan. Hal tersebut sesuai seperti penjelasan
Dale bahwa pengalaman belajar seseorang, 75% diperoleh melalui indera lihat

(mata) dan 13% melalui indera dengar (telinga). Adanya pengalaman belajar

tersebut menjadikan peserta didik dapat dengan mudah menyerap materi dan

menyimpannya pada otak yang selanjutnya apabila diberikan tes tertulis maka

peserta didik dapat mengerjakan tes lebih baik dikarenakan hasil pemahaman

terhadap materi lebih konkrit. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa

media video pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Faridah (2012) mengemukakan bahwa penggunaan media gambar pada

saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran akan dapat membantu daya ingat

peserta didik, apalagi jika gambar yang ditampilkan divariasi dengan desain

warna yang menarik sehingga menimbulkan kesan senang pada peserta didik

dalam mengikuti pembelajaran tersebut. Perasaan senang tersebut akan membekas

dalam diri peserta didik dan memberikan kontribusi tersendiri terhadap

keberhasilan belajar. Selain meningkatkan hasil belajar pada kognitif, media

gambar juga meningkatkan hasil belajar pada aspek psikomotoris. Media

gambar banyak terjaring keterampilan kegiatan belajar mengajar, diantaranya

pada aspek mengajukan pertanyaan, menggunakan alat atau media.

Rasim (2008), yang mengatakan bahwa media pembelajaran mampu

menunjang proses belajar mengajar. Penjelasan materi oleh guru pada umumnya

menggunakan model pembelajaran langsung dengan metode ceramah tanpa

difasilitasi dengan media kadang menimbulkan kejenuhan, kesalahan persepsi dan

kurang menarik perhatian peserta didik dalam belajar. Kurangnya perhatian

peserta didik selama proses belajar mengajar mengakibatkan hasil belajar yang
tidak memuaskan. Begitu banyak peserta didik yang malas membaca karena

hanya disajikan tulisan-tulisan yang penuh pada lembaran-lembaran kertas,

peserta didik lebih tertarik pada suatu media yang dipenuhi dengan gambar

ataupun animasi yang menyenangkan. Manfaat penggunaan media pembelajaran

begitu banyak. Pengajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga

dapat menumbuhkan motivasi belajar, bahan pengajaran akan lebih jelas

maknanya sehingga akan lebih mudah dipahami oleh para peserta didik.

Nafiah (2012) mengatakan bahwa, keberhasilan proses pembelajaran

merupakan hal utama yang didambakan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah.

Dalam proses pembelajaran komponen utama adalah guru dan peserta didik.

Pembelajaran berhasil, guru harus membimbing peserta didik sedemikian rupa

sehingga mereka dapat mengembangkan pengetahuannya sesuai dengan struktur

pengetahuan bidang yang dipelajarinya. Untuk mencapai keberhasilan tersebut

guru disamping harus memahami sepenuhnya materi yang diajarkan, guru

dituntut mengetahui secara tepat posisi pengetahuan peserta didik pada awal

(sebelumnya) mengikuti pelajaran tersebut. Selanjutnya berdasarkan media

yang dipilihnya guru diharapkan dapat membantu peserta didik dalam

mengembangkan secara efektif.

Pada penelitian ini, dapat dikatakan bahwa pengembangan video

pembelajaran biologi sebagai sumber belajar peserta didik SMA/MA pada materi

sistem pencernaan yang mengacu pada model ADDIE berhasil atau sesuai dengan

yang diharapkan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai kevalidan, kepraktisan, dan

keefektifan sebagaimana telah dibahas sebelumnya.


Video pembelajaran biologi sebagai sumber belajar peserta didik

SMA/MA pada materi sistem pencernaan manusia dikatakan valid sehingga dapat

digunakan sebagai sumber belajar peserta didik. Selain itu, video pembelajaran

biologi juga praktis untuk digunakan sebagai sumber belajar. Selain valid dan

praktis, video pembelajaran biologi juga efektif sehingga memiliki peran terhadap

pencapaian hasil belajar peserta didik. Hal tersebut tercermin dalam penelitian ini,

peserta didik mampu mencapai nilai KKM dan tingkat penguasaan peserta didik

terhadap materi sistem pencernaan manusia termasuk dalam kategori sangat baik.

Meskipun demikian, peneliti menyadari bahwa tidak ada satupun sumber belajar

yang secara sempurna dapat mewadahi semua kebutuhan belajar peserta didik.

Setiap sumber belajar memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Begitupun dengan sumber belajar berupa video pembelajarn biologi yang

memiliki keterbatasan yaitu hanya dapat digunakan dengan menggunakan

laptop/computer dan smartphone. Namun, video pembelajaran biologi tidak

bergantung dengan koneksi internet sehingga dapat digunakan kapanpun dan

dimanapun, sehingga peneliti mengharapkan kehadiran video pembelajaran

biologi mampu memberikan kontribusi/inovasi terbaru dalam pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai