Anda di halaman 1dari 15

Nama : Noviarini Salsabiila

NIM : P17325120426

Prodi : D4 Terapi Gigi

Mata Kuliah : Penatalaksanaan Kuratif Terbatas II

Dosen Pengampu : Drg. Hj. Dewi Sodja Laela, MKes

PERBAIKAN NILAI

PENATAAN RUANG KLINIK

Pengertian Klinik

Sumber: https://rskgm.ui.ac.id/layanan/klinik-eksekutif/

Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
menyediakan pelayanan medik dasar dan/atau spesialistik secara komprehensif.

Klinik Pemerintah adalah Klinik yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
Lembaga pemerintah, TNI dan POLRI.
Klinik Swasta adalah Klinik yang diselenggarakan oleh masyarakat, baik perorangan, badan
usaha maupun badan hukum.

Klinik Pratama adalah Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medis dasar.

Klinik Utama adalah Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medis spesialistik atau pelayanan
medik dasar dan spesialistik.

Pengertian Klinik Gigi

Sumber: https://www.konsula.com/id/tempat-praktek/indonesia/jawa-barat/klinik-gigi/bekasi

Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 028/Menkes/Per/I/2011,


pengertian klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan spesialistik,
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga
medis (Menkes RI, 2001).

Menurut Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor 028/Menkes/Per/I/2011, klinik


berdasarkan pelayanannya dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Klinik Pratama Klinik yang melayani pelayanan medik dasar.


2. Klinik Utama Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan
medik dasar dan spesialistik.

Klinik gigi menurut peraturan menteri nomor 920/Menkes/Per/XIII/1986 merupakan sarana


pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan kepada masyarakat (Utoyo, 2008). Klinik
adalah sarana atau tempat yang dibangun untuk melakukan pelayanan perawatan kesehatan
pada seluruh masyarakat. Klinik gigi adalah sarana atau tempat yang dibangun untuk
melakukan perawatan gigi pada seluruh masyarakat yang meliputi usaha-usaha pencegahan,
pengobatan dan pemulihan (Depkes RI, 1996).

Menurut Utoyo, S. (2008) klinik gigi dibagi menjadi 6 jenis yaitu:

1. Klinik Gigi Orthodonti

Merupakan klinik gigi yang menangani pasien dengan masalah pertumbuhan, perkembangan,
variasi wajah, rahang dan gigi dan abnormalitas dari hubungan gigi dan wajah serta
perawatan perbaikannya. Secara garis besar ada dua macam alat orthodonti yang sering
disebut dengan bracket atau behel, yaitu alat orthodonti lepasan dan cekat. Selain beda cara
pemakaiannya, kedua alat ini juga memiliki fungsi yang berbeda. Pada umumnya alat
orthodonti lepasan digunakan pada anak-anak dengan kasus mudah, sedangkan alat orthodonti
cekat digunakan untuk pasien dewasa atau anak-anak dengan kasus yang lebih sulit atau
kompleks (Indriati, 2010).

2. Klinik Gigi Pedodonti

Merupakan klinik gigi yang menangani masalah pertumbuhan dan perkembangan pada gigi
dan mulut pasien anak. Hal tersebut dibedakan dengan pasien dewasa karena pasien anak
memiliki jenis gigi yang berbeda dengan gigi orang dewasa, dimana pasien anak masih
memiliki gigi susu sedangkan pasien dewasa memiliki gigi tetap. Pada anak-anak, berada
dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang memerlukan perhatian khusus (Fajarrid,
2011).
3. Klinik Gigi Prosthodonti

Merupakan klinik gigi yang menangani penggantian satu atau beberapa gigi asli dan
jaringannya yang hilang dengan gigi tiruan. Secara umum gigi tiruan dibagi menjadi dua
bagian, yaitu gigi tiruan lepas dan gigi tiruan cekat (Fajarrid, 2011).

4. Klinik Gigi Bedah Mulut

Merupakan klinik gigi yang menangani pasien yang membutuhkan tindakan bedah, termasuk
disini tindakan cabut gigi (ekstraksi) sehingga didalam bagian klinik ini ada yang disebut
bagian eksodonti. Mulai dari cabut gigi sampai operasi gigi dan mulut dilakukan di dalam
klinik gigi ini (Fajarrid, 2011).

5. Klinik Gigi Konservasi

Merupakan klinik gigi yang menangani perawatan restorasi gigi (misalnya tambalan gigi,
pembuatan mahkota buatan) tiap-tiap gigi. Terdapat bagian Endodontik yaitu perawatan
saluran akar gigi. Segala upaya yang ditujukan untuk mempertahankan gigi selama mungkin
di dalam mulut, yang salah satunya dengan membuatkan restorasi pada tiap-tiap gigi yang
membutuhkan (Fajarrid, 2011).

6. Klinik Gigi Periodonti

Merupakan klinik gigi yang menangani pasien dengan perawatan jaringan penyangga gigi,
termasuk diantaranya gusi, tulang rahang, dll. Misalnya bila gusi terlihat gelap dan mudah
berdarah, ini merupakan salah satu tanda adanya penyakit pada gusi tersebut. Dari
pembersihan karang gigi (skalling) sampai operasi Flap, kuret, dilakukan di klinik gigi ini
(Fajarrid, 2011).

Pada umumnya saat mengunjungi klinik atau praktik dokter gigi pribadi, tidak disebutkan
jenis/macam klinik gigi tersebut, karena klinik gigi yang dikunjungi merupakan klinik gigi
umum yang melayani semua macam perawatan gigi dan mulut. Rumah sakit atau poliklinik
gigi, ruang perawatan gigi dibagi atas beberapa jenis sesuai jenis perawatan yang ditangani
oleh dokter yang berada di klinik tersebut. Di tiap macam klinik gigi biasanya ada seorang
dokter gigi spesialis, misalnya pada klinik gigi Orthodonti, disana ditangani oleh seorang
Orthodontist (Spesialis orthodonti) (Utoyo, S., 2008).

Prasarana Ruang Klinik Gigi

Berikut adalah klasifikasi fasilitas peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia NOMOR
028/MENKES/PER/I/2011 tentang klinik yang harus dilengkapi apabila ingin mendirikan
sebuah klinik antara lain :

1. Pasal 9
Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:
 ruang pendaftaran/ruang tunggu;
 ruang konsultasi dokter;
 ruang administrasi;
 ruang tindakan;
 ruang farmasi;
 kamar mandi/wc;
 ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.
2. Pasal 10
Prasarana klinik yang harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik, meliputi:
 instalasi air;
 instalasi listrik;
 instalasi sirkulasi udara;
 sarana pengelolaan limbah;
 pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
 ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap;
 sarana lainnya sesuai kebutuhan

Teknik Penataan Ruang

Penataan ruang praktek merupakan hal yang penting karena turut menentukan postur dokter gigi
ketika bekerja pada pasien dan juga bagaimana meraih alat-alat yang dibutuhkan. Ruang praktek
terdiri dari kursi dokter gigi, kursi pasien (dental chair unit), sistem pembuangan, dan area
sterilisasi. Jika ruang praktek tidak ditata dengan tepat (sesuai dengan ukuran dokter gigi per
individu) maka dapat menyebabkan tubuh dokter gigi harus menerima tekanan yang berlebih
akibat setiap gerakannya dan posisi tersebut terulang terus setiap waktu kerja. Dengan menyadari
apa yang dapat menyebabkan tubuh harus memikul postur yang membahayakan, Anda dapat
mulai mengkoreksi kesalahan sehingga postur tubuh menjadi lebih tepat agar kinerja Anda lebih
efektif.

Beberapa Contoh Penataan Ruang Praktek yang Kurang Tepat:

1. Kursi dokter gigi atau kursi pasien (dental chair) terlalu tinggi atau rendah

2. Kursi dokter gigi tidak ada penyangga/penopang tulang belakang, dada, atau tangan

3. Meja tempat meletakkan alat-alat tidak berada di posisi yang tepat

4. Penerangan tidak memadai

5. Tepi meja/permukaan tempat kerja tajam/tidak nyaman

5. Ventilasi membuat hawa di dalam ruang praktek menjadi dingin

6. Lingkungan ruang praktek lembab dan dingin

Desain Dekorasi Secara Umum

Pada kebanyakan orang membayangkan sebuah klinik dominan berwarna putih yang monoton
sehingga memberi ketegangan pada pasien. Klinik gigi ini mencoba mengubah pandangan orang
tentang klinik gigi. Ruang konsultasi sebaiknya menggunakan warna hijau dan biru sebagai
aksennya. Warna-warna ini digunakan supaya pasien tidak merasa tegang pada kesan pertama
bertemu dengan dokter gigi.
Sistem Interior Ruang Klinik Gigi

1. Pencahayaan

Pencahayaan merupakan salah satu komponen penting dalam perancangan ruang praktik
kedokteran gigi. Secara nasional maupun internasional telah terdapat regulasi khusus yang
menjelaskan tentang standar pencahayaan. Regulasi tersebut menyebutkan bahwa untuk
ruangan umumnya membutuhkan pencahayaan 500 lx dan untuk area kerja membutuhkan
sekitar 1.000 lx yang dapat diperoleh dengan menggunakan beberapa lampu berbentuk neon
yang ditempatkan diatas ruangan. Untuk pencahayaan yang maksimal berada pada angka
9.000 hingga 21.000 lx Pencahayaan yang digunakan pada dental unit ditempat diatas dengan
arah mid-sagital dari pasien serta 5° ke arah kepala operator pada posisi pukul 12. Tujuan
dari hal tersebut yaitu untuk memperoleh pencahayaan yang tepat dan bebas bayangan.
Pencahayaan yang terlalu tajam atau sangat terarah akan menimbulkan bayangan yang terlalu
besar. Oleh karena itu dengan pencahayaan yang tidak terlalu tajam akan menimbulkan
bayangan yang halus sehingga objek dalam rongga mulut yang akan diamati dapat terlihat
lebih jelas serta pasien tidak akan merasa silau. Selain itu, juga perlu diperhatikan rasio
intensitas antara cahaya dental unit dan cahaya ruangan yang tidak lebih dari 3-4,6.

2. Kebisingan

Faktor akustik (kebisingan) memegang peranan penting di klinik gigi. Sistem akustik di
klinik gigi ini dapat dibagi menjadi dua bagian: pengendalian terhadap bising yang masuk ke
ruang dan sebagai salah satu sarana hiburan. Bising dapat mengganggu konsentrasi dokter
gigi juga membuat pasien tidak nyaman sehingga kualitas pelayanan medis menjadi kurang
memuaskan. Pengendalian bising ini terutama vital di ruang tindakan medis, mengingat
beberapa peralatan kedokteran gigi mengeluarkan bunyi yang cukup keras, sehingga plafon
akustik dan dinding yang terbuat dari gympsum berlapis wool untuk meredam kebisingan
akan menjadi pilihan yang baik. 3 Guna membuat pasien merasa lebih rileks dan terhibur,
maka dipasang speaker-speaker yang akan mengalunkan music-musik misalnya music klasik.
3. Suhu Ruangan

Suhu pada ruang kerja memiliki pengaruh terhadap proses dan hasil kerja dari tempat praktik
kedokteran gigi. Suhu, ventilasi, serta kelembapan dari ruang kerja harus selalu terjaga. Jika
suhu ruangan dan juga kelembapan terlalu tinggi akan mengakibatkan keletihan, suhu tubuh
meningkat dan juga akan menimbulkan kelainan pada respirasi dan sirkulasi darah. Di sisi
lain, jika ruang kerja memiliki suhu ruang yang terlalu rendah akan menimbulkan penurunan
aliran sirkulasi darah pada daerah eksterimitas. Suhu ruangan rendah kadang diperlukan
dalam manipulasi bahan dingin atau instrumen namun dapat menyebabkan suhu jari rendah.
Sebenarnya tidak ada standar khusus untuk suhu jari tangan, namun jari dan tangan
direkomendasikan untuk berada pada suhu diatas 25°C atau 77°F untuk menghindari efek
merugikan terhadap kecekatan dan kekuatan genggaman tangan.7 Secara umum, ruang kerja
dalam praktik kedokteran gigi memiliki kelembapan yang cukup dan suhu yang dingin,
sehingga disarankan untuk menggunakan sarung tangan dan melakukan pemanasan pada
tangan sebelum bekerja.

4. Warna

Tempat praktek untuk pasien anak-anak merupakan unit perawatan anak-anak atau pediatri
(pediatric), maka disarankan menggunakan warna yang menciptakan kesan ramah dan
menyenangkan. Tujuannya yaitu untuk membuat pola pikir positif dan membuat anak
menjadi bagian dari proses kegiatan interaktif. Warna hunian diusulkan untuk menciptakan
lingkungan yang nyaman dan tidak mengancam. Untuk pengaturan ruang praktek dokter gigi
anak penerapan warna biru dapat memberikan kesan tenang, tentram dan nyaman, sehingga
efeknya dapat memperlambat denyut jantung, menurunkan tekanan darah, dan menghapus
stress. Selain itu, warna ini juga memperluas imajinasi dan melancarkan komunikasi. Namun
efek dari pemakaian yang berlebihan dapat menimbulkan perasaan malas dan terisolasi,
sehingga seseorang menjadi terlalu tenang, motivasi menurun dan menyebabkan depresi.
Warna kuning memiliki reputasi sebagai rona bahagia.
5. Lantai

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan jenis bahan lantai, yaitu:
tingkat ketahanan, prosedur perawatan, kenyamanan pemakaian, keamanan, dan penampilan.
Beberapa material yang dapat dijadikan pilihan adalah keramik, vinyl, dan kayu.

Lantai juga berperan dalam estetika ruangan. Warna-warna gelap seperti hitam, ungu, cokelat
tua, dst dapat menimbulkan efek kurang bersih dan terkesan gelap karena warnawarna itu
menyerap cahaya. Warna-warna terang seperti putih, kuning, hijau muda, dst juga tidak
disarankan karena dapat melelahkan mata. Warna yang dianjurkan adalah krem, peach,
turquoise muda, dst.

6. Dinding

Pada dinding sebaiknya dipajang gambar yang berbentuk kartun, boneka ataupun ilustrasi
yang menarik. Penggunaan stiker dinding yang bergambar bunga juga dirasa sudah sesuai
dengan konsep keindahan oleh anak-anak. Karena bunga merupakan objek sehari-hari yang
disukai oleh anak-anak. Dinding juga dapat menggunakan warna coklat atau krem untuk
mendapatkan kesan welcoming.

7. Plafon

Plafon didesain menggunakan system rangka gantung agar dapat memuat instalasi listrik,
selang AC, sprinkle, smoke detector, dll. Plafon di klinik yang dapat menunjang pekerjaan
lebih baik menggunakan papan gypsum yang dilapisi dengan vinyl agar mudah dibersihkan
dan tidak dapat menjadi habitat kuman. Pemilihan plafon berbahan gypsum didasarkan atas
kemampuannya meredam suara. Tersedia berbagai bahan lain sebagai alternatif, misalnya
fiber, acrylic, kalsiboard, dan eternit.
Jenis Dekorasi Ruangan

Berdasarkan Permenkes 028/Menkes/Per/I/2011, sebuah interior desain praktek dokter gigi harus
didesain sesuai dengan beberapa ketentuan berikut, yaitu:

 Memiliki bangunan permanen dan tidak tergabung dengan tempat tinggal

 Memiliki ruang tunggu

 Memiliki ruang administrasi

 Memiliki ruang tindakan

 Memiliki ruang farmasi

 Memiliki toilet

Hal-hal yang diatas setidaknya harus dimiliki oleh doker gigi yang akan membuka praktek.

1. Ruang Resepsionis dan Ruang Tunggu

Sumber: https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_pdf
Sumber: https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_pdf

Ruang Resepsionis adalah ruang yang pertama kali ditemui para pasien. Di ruangan ini
segala kelengkapan administrasi akan disediakan. Barang-barang yang dibutuhkan di ruangan
ini adalah meja, komputer, alat tulis, telefon dan lainlain, Kadangkala ruang tunggu dan
ruang registrasi dibuat terpisah tetapi selalu berdekatan.

Ruang tunggu merupakan tempat bagi pasien untuk menunggu sebelum mendapatkan
perawatan, Sering kali banyak anak-anak yang merasa cemas saat berada di ruang tunggu.
Pemandangan di sekitar ruang praktik yang dilihat oleh pasien sangat penting. Adanya
pamflet dan poster yang didesain semenarik mungkin di ruang tunggu dapat menghilangkan
rasa takut pada anak. Ruang praktik diusahakan tidak terlalu dekat dengan ruang tunggu,
untuk menghindari bunyi dari alat bor dan instrument lainya yang dapat menakuti anak-anak.
(10) Sebagian besar pasien anak merasakan kecemasan ketika menunggu di ruang tunggu,
sehingga perilaku mereka pun menjadi tidak kooperatif pada ruang perawatan gigi karena
dipicu oleh perasaan untuk menghindari keadaan yang tidak menyenangkan dan rasa sakit
yang mungkin akan terjadi, serta ditafsirkan olehnya sebagai ancaman bagi kesehatannya.
2. Ruang Perawatan

Sumber: https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_pdf

Hal pertama yang harus dilakukan oleh dokter gigi adalah menempatkan anak senyaman
mungkin agar anak menjadi tidak takut untuk diberikan perawatan. Ruang perawatan dapat
membuat lebih menarik bagi anak-anak dengan menempatkan beberapa gambar-gambar di
atas dinding sehingga lebih menyenangkan bagi anakanak ketika bermain.

Dekorasi ruangan dapat diatur berdasarkan setting tertentu, misalnya seperti suasana bawah
laut, luar angkasa, atau serial dan tokoh kartun yang sedang digemari anak-anak. Dekorasi
tersebut dapat memberikan kehangatan dan fantasi ruangan yang cenderung menghilangkan
rasa takut.
3. Ruang Konsultasi dan Ruang Farmasi

Sumber: https://rsislamlumajang.co.id/home/farmasi

Ruang perawatan dapat dipisahkan dengan ruang konsultasi. Selama anak dalam perawatan
gigi, orang tua dapat menunggu di ruang konsultasi. Walaupun terpisah, sebaiknya ruang ini
tidak dipisahkan oleh pintu yang tertutup sehingga anak dapat tetap merasakan kehadiran
orang tuanya.

Ruang konsultasi juga bisa digunakan sebagai tempat anak dan orang tuanya mendapatkan
instruksi prosedur pencegahan. Walaupun informasi mengenai prosedur pencegahan dapat
diberikan di ruang perawatan, ruangan yang terpisah dapat memberikan efek yang baik bagi
pasien. Ruangan ini dapat dilengkapi oleh gambar-gambar cara perawatan gigi, model dan
pamphlet. Tata warna ruang harus dipilih warna cerah dengan pencahayaan yang baik.

Ruang farmasi bisa dipisahkan dengan ruang konsultasi, sehingga setelah orang tua dan anak
berkonsultasi tentang segala hal yang terkait dengan keluhan anak, mereka bisa menuju
ruang farmasi untuk pengambilan obat apabila mendapat resep dari dokter. Ruang farmasi
juga di desain dengan pewarnaan yang senada dengan ruang perawatan sehingga terdapat
keserasian. Pada ruang farmasi terdapat seorang apoteker yang bertanggung jawab dalam
pengambilan obat dan menjelaskan tentang cara-cara untuk mengkonsumsi obat tersebut.
4. Toilet

Sumber: https://fisiosugargroup.wordpress.com/2009/12/22/toilet-klinik-fisioterapi

Pada umumnya, toilet dokter dipisahkan dengan toilet pasien. Toilet harus dilengkapi dengan
sanitasi dan ventilasi yang sangat baik karena merupakan daerah yang beresiko tinggi untuk
menularkan penyakit. Toilet pasien biasanya terletak di dekat ruang tunggu. Desain dan
warna toilet dapat disesuaikan dengan warna ruangan lainnya agar menghasilkan keserasian
antar ruangan.
DAFTAR PUSTAKA

Prasarana Ruang Klinik, https://aespesoft.com/hal-hal-tentang-klinik-mengenai-jenis-


persyaratan-sarana-prasarana-dan-lainnya/

Teknik Penataan Ruang Klinik,


https://dinkes.kedirikab.go.id/konten/uu/97467PMK_No._24_ttg_Persyaratan_Teknis_Bangunan
_dan_Prasarana_Rumah_Sakit.pdf

Universitas Udayana, Pengaturan Ruang Klinik Praktek Untuk Pasien anak,


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/12fe7a01ffdc039929bee3f833785218.pdf

Anda mungkin juga menyukai