Anda di halaman 1dari 9

PENATALAKSANAAN INTRUSI PADA GIGI INSISIVUS SENTRAL ATAS MENGGUNAKAN ALAT

ORTODONTIK LEPASAN

Reviewer:
Rizky Herdiansyah Pratama1, Rosita Anggraeni1, Sofyan Achmad Fauzi1, Yunia Amina Faurur1, Pratiwi Nur
Widyaningsih2
1
Mahasiswa Profesi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Indonesia
2
Bagian Ilmu Ortodontik Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Indonesia

ABSTRAK
Pendahuluan. Trauma injuri terjadi pada anak lebih sering pada laki-laki dengan predileksi umur 7-11 tahun dibandingkan perempuan umur 6-10
tahun dengan perbandingan 1: 1,5. Luksasi intrusi adalah pergeseran sebagian atau seluruh permukaan mahkota gigi ke soketnya dalam arah
aksial (arah apeks) karena tertanam ke dalam tulang alveolar sehingga mobilitas gigi menurun menyerupai ankilosis. Ada 3 cara perawatan intrusi
yaitu reposisi pasif, reposisi secara bedah dan reposisi dengan ortodontik. Laporan kasus. Pasien berusia 8 tahun dirujuk ke Klinik Gigi Swasta,
setelah terjadi trauma cedera pada giginya yang disebabkan oleh kecelakaan sepeda 30 hari yang lalu. Tidak ada trauma gigi sebelumnya
dilaporkan, dan tidak ada riwayat komplikasi neurologis. Pemeriksaan ekstraoral menunjukkan tidak ada cedera. Pemeriksaan intra-oral
menunjukkan 2/3 koroner gigi insisivus sentral atas kiri intrusi. Kemudian, diputuskan untuk memposisikan kembali gigi 21 yang terintrusi
menggunakan multibracketed ortodontik, perangkat removable terkait dengan traksi elastik (spring).Setelah perawatan ortodontik dilakukan
perawatan endodontik berupa mumifikasi pada kamar pulpa. Pembahasan. Alat ortodontik yang dapat digunakan dalam perawatan bisa berupa
lepasan maupun cekat. Piranti lepasan yang digunakan dalam kasus disertai dengan elastic (spring). Simpulan. Perawatan pada kasus ini
menggunakan perawatan ortodontik lepasan terbukti berhasil dengan mempertimbangkan kondisi gigi dan struktur pendukung gigi.

Keyword: Intrusi, Ortodontik lepasan, ortodontik cekat, ortodontik semicekat, trauma injuri

PENDAHULUAN dari tangga, dan lain-lain), dalam lingkungan


pekerjaan, perkelahian, dan bencana alam.
Trauma injuri dapat diartikan sebagai
Trauma injuri terjadi pada anak lebih sering pada
kerusakan mengenai jaringan keras atau
laki-laki dengan predileksi umur 7-11 tahun
periodontal yang disebabkan oleh faktor mekanis.
dibandingkan perempuan umur 6-10 tahun dengan
Traumatik injuri pada gigi dan struktur pendukung
perbandingan 1: 1,5.2
umumnya merupakan suatu kondisi yang
ditimbulkan sebagal keadaan darurat. Trauma gigi Trauma injuri gigi dapat terjadi meliputi
anterior dapat terjadi secara langsung maupun infraksi, fraktur mahkota penuh, fraktur mahkota
tidak langsung. Trauma gigi terjadi secara tidak penuh, fraktur akar, concusion, subluxation,
langsung terjadi ketika benda keras langsung luksasi lateral, ekstrusi, intrusi, dan avulsi. 3 Luksasi
mengenai gigi sehingga menyebabkan trauma. intrusi adalah pergeseran sebagian atau seluruh
Trauma gigi tidak langsung terjadi ketika benda permukaan mahkota gigi ke soketnya dalam arah
keras secara tiba-tiba mengenai dagu dengan aksial (arah apeks), bahkan mahkota gigi benar-
kekutan besar menyebakan rahang bawah benar terbenam sampai tidak terlihat sama sekali,
membentur rahang atas.1 karena tertanam seluruhnya ke dalam tulang
alveolar sehingga mobilitas gigi menurun
Trauma gigi dapat terjadi pada segala
menyerupai ankilosis. Intrusi merupakan salah
umur. Namun insiden paling sering terjadi pada
satu trauma luksasi gigi yang paling sulit dan
anak kurang dari 12 tahun. Faktor-faktor yang
jarang terjadi, hanya sekitar 0,3-1,9% dari seluruh
dapat mengakibatkan terjadinya trauma pada gigi
injuri traumatik pada gigi permanen Intrusi yang
anterior adalah kecelakaan lalu lintas yang terjadi
berat dapat menyebabkan kerusakan pada
di jalan raya, kecelakaan saat berolahraga, saat
jaringan pulpa, jaringan periodontium,
bermain, tindakan kriminalitas, child abuse, dalam
neurovaskular, dan keadaaan ini mengakibatkan
lingkungan rumah tangga (terkena pompa air, jatuh
1
komplikasi paska perawatan seperti nekrosis Perawatan pada trauma gigi sangat
pulpa, resorbsi akar eksterna, resorbsi inflamasi, bervariasi, antara lain penangan rasa sakit yang
resorbsi pengganti, kalsifikasi pulpa, dan hilangnya ditimbulkan, proteksi terhadap dentin yang
tulang marginal.4,5 terbuka, memperbaiki posisi gigi yang berpindah
tempat dan replantasi gigi yang lepas serta
Diagnosis pada gigi intrusi diawali dengan
beberapa macam perawatan pulpa. Perawatan
melakukan anamnesis lengkap yaitu menanyakan
yang optimal dari luksasi intrusi selalu menjadi
hal-hal yang berhubungan dengan riwayat
kontroversial, dan keberhasilannya masih
terjadinya trauma, kapan terjadinya trauma,
diperdebatkan karena kompleksnya komplikasi
bagaimana trauma bisa terjadi, apakah ada luka di
yang terjadi paska perawatan. Perawatan kasus
bagian tubuh lainnya, perawatan apa yang telah
intrusi bervariasi bergantung pada perkembangan
dilakukan, apakah pernah terjadi trauma gigi pada
akar gigi dan beratnya intrusi yang terjadi. 8
masa lalu, dan imunisasi apa saja yang telah
diberikan pada anak. Pemeriksaan selanjutnya Reposisi segera melalui tindakan bedah
yang dapa dilakukan adalah pemeriksaan merupakan tindakan beresiko karena dapat
ekstraoral dengan cara palpasi pada bagian wajah menyebabkan resorbsi akar eksternal dan
sekitar. Pemeriksaan lain berlanjut pada temuan hilangnya tulang marginal. Reposisi bedah
klinis intraoral yang menunjukkan bahwa gigi hendaknya dihindari apabila gigi masuk ke dalam
tampak lebih pendek atau, dalam kasus yang hidung atau keluar dari jaringan lunak vestibulum.
parah, mungkin hilang. Apex gigi biasanya Insiden ankilosis pada perawatan gigi intrusi dapat
berpindah lebih ke labial ke arah tulang labial pada menurun pada perawatan ortodontik.9
gigi primer dan terdorong ke dalam prosesus
Tujuan dari laporan ini untuk
alveolar pada gigi permanen. Pemeriksaan vitalitas
mendeskripsikan perawatan pada gigi permanen
dapat dilakukan menggunakan tes diingin atau test
insisivus central maksila sebelah kiri pada anak
elektrik untuk menunjukkan kondisi pulpa.
laki-laki berumur 8 tahun. Laporan ini juga
Pemeriksan perkusi menggunakan ujung
menunjukkan follow up pasca perawatan secara
instrumen mulu-mula kearah vertikal-oklusal
intensif pada gigi yang mengalami intrusi.
kemudian bukal atau lingual, hasil perkusi pada
gigi intrusi menunjukkan suara logam yang solid
atau metallic (ankylotik) sound. Tes mobilitas
LAPORAN KASUS
menunjukkan gigi tidak goyang dan pemeriksaan
palpasi tidak terasa lunak saat disentuh. 5 Seorang anak sehat berusia 8 tahun dirujuk ke
Klinik Gigi Swasta, setelah terjadi trauma cedera pada
Pemeriksaan radiografi perlu dilakukan giginya yang disebabkan oleh kecelakaan sepeda 30
untuk menunjang diagnosis melalui beberapa hari yang lalu. Tidak ada trauma gigi sebelumnya
proyeksi dan sudut pengambilan, Radiografi yang dilaporkan, dan tidak ada riwayat komplikasi
direkomendasikan adalah foto periapikal dengan neurologis. Riwayat medis tidak ada kelainan.
sudut horizontal 90o dengan cahaya mengarah ke
Pemeriksaan ekstraoral menunjukkan tidak ada
gigi, gambaran oklusal, radiografi periapikal
cedera. Pemeriksaan intra-oral menunjukkan 2/3
dengan angulasi lateral aspek mesial dan distal. koroner gigi insisivus sentral atas kiri (Tooth 21 menurut
Gambaran radiografi akan lebih jelas terlihat FDI World Dental Federation) intrusi (Gambar 1A). Gigi
menggunakan Cone-Beam Computerized terintrusi menunjukkan tidak ada mobilitas klinis. Tidak
Tomography (CBCT) yang memungkinkan ada bukti dari trauma cedera pada gigi lain atau
terlihatnya keadaan akar, luksasi intrusi, struktur alveolar. Kemudian, diputuskan untuk
monitoring penyembuhan, dan komplikasi.6,7 memposisikan kembali gigi 21 yang terintrusi
menggunakan multibracketed ortodontik, perangkat
removable terkait dengan traksi elastic (spring)
2
(Gambar 1B). Untuk membawa kembali gigi keposisi Follow up perawatan dilakukan setiap 3 bulan
aslinya, kekuatan traksi 40 gram diaplikasikan ke gigi untuk mengamati gigi insisivus sentral rahang atas kiri
selama 50 hari dan perangkat yang sama digunakan yang terintrusi. Setelah delapan bulan follow up, tidak
selama 30 hari untuk menahan gigi di tempat, tanpa ada masalah yang terdeteksi (Gambar. 3A dan 3B).
induksi kekuatan.

Pemeriksaan berikutnya menunjukkan ada


bukti vitalitas pulpa, tapi perawatan endodontik tidak
bisa dilakukan oleh keterbatasan akses ke pulpa,
perawatan baru bisa dilakukan sampai traksi dan
stabilisasi selesai.

Ekstrusi ortodontik dimulai 1 minggu setelah


traksi dan gerakan ekstrusif ortodontik terjadi sekitar 1
mm. Enam minggu setelah perawatan menggunakan
ekstrusi ortodontik, lokasi dari gigi insisivus sentral atas
kiri yang terintrusi menjadi kembali ke posisi semula.
Perawatan ortodontik kemudian dilanjutkan untuk
mendapatkan retensi yang cukup. Setelah perawatan
ekstrusi (sekitar 50 hari), kemudian dilakukan prosedur
endodontik karena gigi itu telah berada pada posisi
fisiologisnya. Tidak ada perdarahan pada kamar pulpa Gambar 3 (A) Pasca perawatan ortodontik (B)
selanjutnya dilakukan mumifikasi pulpa (Gambar 2). Gambaran Radiografi setelah 5 tahun dari
kejadian

PEMBAHASAN

Luksasi intrusi khususnya pada gigi permanen


merupakan kasus yang jarang terjadi, dan mempunyai
komplikasi paska perawatan yang sangat bervariasi.
Pemilihan terapi dan keberhasilan pasca trauma intrusi
sampai saat ini, belum disepakati. Dalam kasus ini, gigi
21 mengalami intrusi lebih dari 2/3 koronal dimana
intrusi jenis ini mengarah pada kondisi moderate yang
diperkirakan gigi terintrusi berkisar 6mm. Pemeriksaan
lain menunjukkan bahwa gigi masih vital.

Gambaran radiografi menunjukkan gigi


terlihat berpindah lebih apikal dan ruang ligamen
Gambar 1. (A) Gigi 21 terintrusi (B) Perangkat periodontal terputus. Penentuan hubungan gigi
Ortodontik Lepasan primer yang terintrusi dengan folikel gigi tambahan
perlu dilakukan. Jika puncak apikal berpindah lebih
ke labial, gambaran ujung apikal dapat dilihat
dalam radiografi sebagai gigi yang lebih pendek
dibandingkan bagian kontralateral. Jika apeks
bergeser lebih palatal terhadap benih gigi
permanen, ujung apikal tidak dapat terlihat pada
radiografi dan gigi terlihat memanjang. Radiografi
Gambar 2. Jaringan Pulpa yang Dimumifikasi ekstraoral dapat digunakan untuk mendeteksi
3
perpindahan apeks gigi pada lempeng tulang dengan akar yang telah terbentuk sempurna
labial.4,5,10 direkomendasikam menggunakan bahan pengisi
sementara berupa kalsium hidroksida, perawatan
Elbrahim dan Kulkarni mengemukakan bahwa
langkah pertama yang dilakukan dalam menangani
dapat dimulai 2-3 minggu setelah reposisi. 8
pasien pada trauma dental adalah membuka kembali Gigi Insisivus sentral rahang atas umumnya
luka yang ada, melakukan debridement pada jaringan tumbuh pada umur 7-8 tahun, akarnya akan menutup
granulasi melakukan suturing apabila ditemukan luka sempurna pada umur 10 tahun. Kasus ini terjadi pada
sobek, dan memberikan peresepan obat kumur anak usia 8 tahun, hal ini menunjukkan bahwa gigi
chlorhexidine 0,12 % maupun antibiotik amoxicillin 250 diperkirakan masih belum matur.11 Pilihan perawatan
mg 3x sehari selama 5 hari. Kasus pada jurnal ortodontik ataukah bedah dilakukan pada gigi belum
menunjukkan bahwa trauma dental telah terjadi lama matur sebaiknya menunggu 2-4 minggu pasca trauma
sehingga tidak diperlukan tindakan penanganan dental terjadi yang memungkinkan memberikan
darurat.4 kesempatan gigi untuk reerupsi secara spontan . Gigi
intrusi pada kasus terjadi sekitar 1 bulan dan tidak ada
Penatalaksanaan gigi intrusi memiliki
tanda reerupsi gigi secara spontan. Pilihan perawatan
beberapa pilihan yaitu reposisi pasif, reposisi
yang digunakan dalam kasus adalah perawatan
secara bedah dan reposisi dengan ortodontik yang ortodontik menggunakan piranti lepasan. Perawatan
disebut sebagai reposisi aktif. Reposisi pasif ortodontik dapat dipilih dibandingkan dengan
adalah tindakan mengembalikan gigi yang intrusi perawatan lain seperti bedah. Anderson dkk.
tanpa melalui intervensi melainkan menunggu gigi menunjukkan bahwa terjadi penurunan insiden
erupsi secara spontan. Reposisi bedah adalah ankilosis ketika teknik ortodontik digunakan untuk
reposisi segera yang dilakukan melalui tindakan perawatan pada gigi permanen yang intrusi. 10
pembedahan. Reposisi aktif adalah tindakan Perawatan berupa reposisi bedah tidak dipilih karena
reposisi melalui perawatan ortodontik. Beberapa pertimbangan indikasi reposisi bedah yaitu mahkota
penelitian menyatakan bahwa intrusi mencapai dan akar gigi telah tertutup sempurna, intrusi total lebih
dari 7 mm atau intrusi total, lebih dari 1 gigi yang
3mm masih mempunyai prognosis yang baik,
mengalami intrusi (multiple intrusion) dan gigi intrusi
tetapi > 6mm memiliki prognosis yang buruk.
masuk ke kavitas nasal.5
Perawatan pada gigi intrusi juga disesuaikan
dengan kondisi akar yaitu telah erupsi sempurna Beberapa pertimbangan yang diperlukan
dan belum erupsi dengan sempurna. Gigi yang sebelum merencanakan perawatan ortodontik yaitu
belum matur pada saat terkena jejas intrusi akan luas permukaan akar cukup memadai, profil muka
memadai, perbandingan panjang akar dan mahkota
dimungkinkan dapat erupsi secara spontan tetapi
1:1, ruang pulpa yang tidak terlalu besar, akar bebas
apabila tidak ada pergerakan sama sekali hingga
dari lesi patologis, kanal tidak terjadi kalsifikasi, overjet
beberapa minggu diperlukan reposisi ortodontik, dan overbite dinilai dapat memenuhi kebutuhan estetis,
apabila gigi yang terintrusi lebih dari 6 mm reposisi serta kondisi yang berhubungan dengan gigi lain.12
perlu dipertimbangkan reposisi bedah. Perawatan
pada gigi yang intrusi sudah erupsi sempurna
kurang dari 3 mm adalah tidak diperlukan
intervensi namun apabila tidak ada pergerakan 2-4
minggu perlu dilakukan reposisi bedah atau
ortodontik sebelum ankilosis berkembang. Jika gigi
yang telah terintrusi lebih dari 7 mm maka reposisi
bedah adalah pilihan yang tepat. Perlu dilakukan
pengecekan mengenai status vitalitas gigi
sehingga pasca perawatan ortodontik ataupun
bedah dilanjutkan perawatan endodontik. Pulpa

4
Perawatan ortodontik yang digunakan untuk ekstrusi pada mukosa palatal pasien bukan dari gigi
mengekstrusi gigi dapat diaplikasikan secara segera yang berdekatan.8 Laporan kasus ini tidak
maupun tertunda. Pertimbangan pemakaian secara menyampaikan apakah terdapat keterlibatan cedera
langsung adalah ekstrusi gigi secara cepat dapat pada gigi lain.
memfasilitasi perawatan endodontik yang lebih segera
Terdapat banyak strategi menggunakan piranti
sehingga resiko ankilosis lebih menurun meskipun
cekat yang digunakan untuk mengekstrusi gigi. Teknik
resiko kehilangan tulang pendukung dan resorbsi akar
sederhana yang banyak digunakan adalah dengan
eksterna lebih besar sebaliknya perawatan ortodontik
menempatkan braket pada aspek bukal gigi yang
yang ditunda resiko kehilangan tulang pendukung dan
terintrusi lebih apikal dibanding gigi tambahan lain,
resorbsi akar eksterna lebih rendah sebab memberikan
perbedaan jarak ini menunjukkan jarak ekstrusi yang
kesempatan pada jaringan periodonsium untuk
diinginkan. Cara standar yang dapat digunakan adalah
melakukan perbaikan.10
menggunakan wire nikel-titanium berukuran 0,016 inci
Alat ortodontik yang dapat digunakan dalam yang dikaitkan pada braket atau ukuran 0,016 x 0,,022
perawatan bisa berupa lepasan maupun cekat. Alat yang dikaitkan pada gigi tambahannya sebagai
lepasan menghasilkan pergerakan gigi yang terbatas. stabilisasi yang kuat (Gambar 5). Perangkat
Pada umumnya menghasilkan pergerakan tipping dari memanfaatkan kawat yang dibentuk spiral (spring)
gigi, tetapi dapat juga menghasilkan pergerakan intrusi, dapat digunakan untuk menyediakan kebutuhan gaya
ekstrusi dan rotasi dimana tidak seefektif dari alat traksi ekstrusi (Gambar 6). Hal lain yang mungkin
cekat. Ekstrusi adalah pergerakan gigi keluar dari dilakukan adalah stainless steel wire menjadi loop
alveolus dimana akar mengikuti mahkota. Ekstrusi gigi horizontal sehingga memungkinkan wire membentuk
dari soketnya dapat terjadi tanpa resorpsi dan deposisi spiral (spring) yang dapat menciptakan gaya traksi
tulang yang dibutuhkan untuk pembentukan kembali biasanya 1mm perbulan (Gambar 6). 13
dari mekanisme pendukung gigi. Pada umumnya
pergerakan ekstrusi mengakibatkan tarikan pada
seluruh struktur pendukung. Perkiraan kekuatan yang
diperlukan untuk melakukan gerakan ekstrusi adalah
berkisar 50-75 gr/cm2.8 Penulis lain menunjukkan
bahwa kekuatan yang dibutuhkan untuk menggerakan
ekstrusi gigi insisivus secara perlahan adalah 30 gr,
sedangkan untuk gerakan ekstrusi secara cepat
kekuatan yang dibutuhkan lebih dari 50 gr.12 Pada Gambar 5 Ekstrusi menggunakan ortodosi cekat
kasus ini digunakan kekuatan 40 gr dengan dengan bahan nikel-titanium
mempertimbangkan penyesuaian jaringan periodontal
yang terkena trauma.

Perawatan intrusi menggunakan alat ortodontik


cekat dengan multibracket dapat dianggap sebagai
pilihan perawatan yang sangat baik dengan
memanfaatkan kontrol pergerakan gigi, perawatan lebih
mudah dicapai meskipun tidak ada faktor kepatuhan
pasien. Terdapat dua alasan utama tidak dapat
menggunakan alat ortodontik cekat dan memilih Gambar 6 Ekstrusi insisivus sentral rahang atas
penggunaan alat ortodontik lepasan yaitu: ketika gigi menggunakan ortodosi cekat dengan
yang berdekatan terkena jejas sampai batas tertentu aktivasi spring
oleh trauma yang sama, gigi tersebut mungkin perlu
dilakukan splint, dan keadan lain seperti intrusi yang
tidak diinginkan pada gigi penjangkaran yang cedera
atau sampai mengalami ankylosis. Perawatan
orthodonti lepasan memanfaatkan distribusi kekuatan

5
Konstrusi adams dengan bahan stainless steel wire 0.7
mm diletakkan pada gigi ke 4 rahang atas (premolar 1
permanen) atau 0.6 mm pada molar pertama desidui
dan 0,7 mm molar pertama permanen, base plate
seluas distal molar pertama permanen (Gambar 11).
Apabila gigi telah terekstrusi. 16

Gambar 7 Ekstrusi menggunakan ortodosi cekat


dengan sistem horizontal loop

Teknik edgewise bracket standar dapat


digunakan untuk tujuan ekstrusi gigi dengan wire
ukuran 0,022 inci yang diikatkan pada
11,13,14,22,23,24 dan molar tube disemenkan pada 16
dan 26 sebagai penjangkaran (Gambar 8). Tahap awal
leveling dan aligning menggunakan 0,14 inci Aj Wilcock
wire ligase menggunakan 0,20 inci wire. Gaya extrusi Gambar 9 Hawley retainer
yang digunakan 22-25 gr. Cara ini memakan waktu 2
bulan. Kemudian retainer lepasan diperlukan.14

Gambar 10 Whip Spring


Gambar 8 Klinis pergerakan ekstrusi gigi insisivus
sentral rahang atas

Piranti lepasan yang digunakan dalam kasus


disertai dengan spring. Meidiros dan Mucha
menyebutkan bahwa piranti lepasan yang dapat
digunakan untuk mengekstrusi pada gigi goyang akibat
trauma atau kebutuhan gaya yang ringan dapat
digunakan Hawley modified dengan wire 0,7 dengan
elastik (spring) yang diaktivasi 2-3 minggu berulang Gambar 11 Kontruksi piranti lepasan
(Gambar 9).11 Penulis lain mengemukakan piranti
Gigi intrusi memiliki kecenderungan untuk
lepasan dapat menggunakan labial bow dengan loop
menjadi nekrosis, sehingga perlu dilakukan perawatan
terletak pada regio gigi yang intrusi dan elastik sebesar
lanjutan dengan endodontik sesegera mungkin.17 Bauss
0,25 inci dapat dikaitkan untuk memberikan tekanan
dkk., 2008 meneliti tentang pergerakan ortodontik pada
ekstrusi ringan berkisar 22-25g, elastik dapat diganti
gigi yang tidak vital (nekrosis) akibat trauma, gigi
setiap 2 hari.12 Penulis lain berpendapat bahwa elastis
nonvital berpengaruh pada rata-rata perubahan
yang dapat digunakan untuk menghasilkan ekstrusi
lengkung perbulan. Hal ini terjadi akibat perubahan
dapat ditambahkan whip spring (Gambar 10).15 menurut
lengkung dalam periode singkat menyebabkan
Luther dan Nelson-moon konstruksi peranti lepasan
pergeseran apikal gigi yang menginisiasi kompresi
untuk mengekstrusi insisivus pada masa gigi campuran
pada pembuluh darah apikal. Penelitiannya juga
menggunakan elastic yang dipasang pada bagian pada
menunjukkan bahwa pergerakan pada gigi nekrosis
gigi yang dikatikan pada bagian base plate palatum.
lebih beresiko mengingkatkan kerusakan periodontal
6
yang parah, sedangkan gigi yang telah diobliturasi Penatalaksanaan pada trauma dental yang
(diekstirpasi) lebih baik dibandingkan gigi nekrosis menyebabkan luksasi intrusi secara garis besar terbagi
disebabkan aposisi pada jaringan keras menginisasi menjadi tiga cara, yaitu reerupsi spontan (reposisi
penyempitan tulang pulpa dan penutupan foramen pasif), menggunakan alat ortodontik (reposisi aktif), dan
apikal. Gigi yang dilakukan perawatan ekstrusi reposisi bedah. Pemilihan perawatan disesuaikan
ortodontik secara lambat memungkin penurunan resiko dengan indikasi kasus yang ada. Perawatan pada
pulpa yang nekrosis 14 kasus ini menggunakan perawatan ortodontik lepasan
terbukti berhasil dengan mempertimbangkan kondisi
Kasus pada jurnal menunjukkan bahwa setelah
gigi dan struktur pendukung gigi.
perawatan ortodontik, gigi 21 dilakukan perawatan akar
berupa mumifikasi setelah reposisi dengan ortodontik
karena kebatasan lapangan operator. Mumifikasi
REFERENSI
adalah pengambilan atau pemotongan jaringan pulpa
pada bagian kamar pulpa dan tetap mempertahankan 1. Andhika, P., Rahajoe, P. S., Rahardjo, 2013,
jaringan pulpa pada saluran akar dalam keadaan mati Intrusi berat dengan melibatkan multipel gigi
steril. Perwatan mumifikasi pulpa meliputi devitalisasi insisivus maksila akibat trauma anak, Maj. Ked
pulpa dan mumifikasi pulpa. Pasta devitalisasi dapat Gigi, 20(2):150-160.
berupa arsen trioksid, paraformaldehid, neviside, dan 2. Cameron, A.C., Widmer, R. P., 2003, Handbook of
TKF. Setelah dilakukan devitalisasi, jaringan pada pediatric dentistry: 2nd edition, Mosby,
kamar pulpa diambil kemudian diisi dengan pasta Philadelphia.
mumifikasi.17 Dalam beberapa kasus, gigi akan 3. Council on Clinical Affairs, 2011, Guideline on
diekstrusi harus dilakukan perawatan endodontik untuk management of acute dental trauma, Reference
mencegah sensitivitas dan paparan pada pulpa selama Manual, 34(6):12-16.
proses ekstrusi. Kanal yang tidak memungkinkan 4. Andreasen, J.O., Andreasen, F.M., Bakland, L.K.,
dirawat disebabkan adanya fraktur subgingiva, luksasi, Flores, M. T., 2003, Traumatic dental injuries a
dan lapangan kerja yang tidak memadai gigi dapat manual. 2nd Edition, Blackwell Publishing
terlebih dahulu diisi dengan kalsium hidroksida Company, Munksgaard.
5. Andreasen, J. O, Bakland, L. K, Matras, R. C,
kemudian apabila keadaan cukup memungkinkan baru
Andreasen, F. M., 2006, traumatic intrusion of
dilakukan perawatan selanjutnya.14 Gigi pada kasus
permanent teeth. Part 1, an epidemiological study
dimungkinkan masih belum matur sebab usia pasien
of 216 intruded permanent teeth, Dent Traumatol
masih berusia 8 tahun, meskipun secara radiografi
22:839.
tidak diperlihatkan. Menurut Tarigan (2006), perawatan
6. Cohenca, M., Simon, J. H., Roges, R., Moragy,
saluran akar pada foramen apikal yang belum menutup
Malfax, J. M., 2007, Clinical Indications for digital
sempurna adalah apeksifikasi.18 Hasil pemeriksaan
imaging in dento-alveolar trauma. Part I: traumatic
pada kasus jurnal memperlihatkan bahwa gigi nampak
injuries, Dental Traumatol, 23:95-104.
tidak terlihat vital. 7. Cohenca M, Simon JH, Roges R, Moragy, Malfax
Alternatif perawatan yang dapat diberikan apabila JM. Clinical Indications for digital imaging in dento-
hasil evaluasi ortodontik tidak menuai hasil yang alveolar trauma. Part 2: root resorption. Dental
memuaskan dapat dilakukan ekstraksi gigi insisivus Traumatol 2007; 23(2):105-113
kemudian digantikan dengan restorasi dengan bridge 8. Chan AW, Cheung GS, Ho MW. Different treatment
atau implant ketika pertumbuhan telah berhenti yaitu outcomes of two intruded permanent incisors: A
umur 18 tahun. Semua klinisi hendaknya case report. Dent Traumatol 2001;17:275-80.
9. Medeiros, R.B., Mucha, J. N., Immediate vs late
mempertimbangkan perawatan yang sesuai sehingga
orthodontic extrusion of traumatically intruded
meminimalisir trauma pada perkembangan gigi dan
teeth. Dental Traumatology 2009; 25: 380385.
jaringan periodontal.15,19
10. Flores M, Malmgren B, Andersson L,2007,
Guidelines for the management of traumatic dental
injuries. III. Primary teeth, Dental Traumatol
KESIMPULAN 23(4):196-202.

7
11. Beek, G. C. V., 1996, Morfologi gigi: penuntun 16. Luther, F., Nelson-moon, Z., 2013, Orthodontics
bergambar Ed.2., EGC, Jakarta. Retainer and Removable Appliance: Principle of
12. Frank, C. A., 2000, Treatment options for impacted Design and Use, Willey Blackwell, UK.
teeth, J. Am. Dent. Assoc., 131(5):623-32. 17. Bach, N.,Baylard, J., 2004, Orthodontic extrusion:
13. Jain V., Gupta , R., Duggal, R., Parkash, H., Periodontal considerations and applications, J
2005, Restoration of traumatized anterior teeth by Can Dent Assoc, 70(11):77580.
interdisciplinary approach: report of three cases, J. 18. Tarigan, R., 2006, Perawatan Pulpa Gigi
Indian Soc Ped of Prev Dent :193-197. (Endodonti), EGC, Jakarta.
14. Minsk, L., 2000 Orthodontic tooth extrusion as an 19. Heij, D. G. P., Opdebeeck, H., Steenverghe, D. V.,
adjunct to periodontal therapy. Compend Contin Quirynen, M., 2000, Age as compromising factor
Educ Dent, 21(9):76870, 772, 774. for implant insertion, J. Periodontology, 30: 172-
15. Coborne, M., DiBiase, A. T, 2008, Handbook of 184.
orthodontic, Elsevier, Philadelpia

Anda mungkin juga menyukai