Anda di halaman 1dari 53

KELOMPOK TUTORIAL 10

SYAFIRA DWI A (16-75)


ANINDITA P (16-76)
ISFANIA H (16-77)
D E VAN T I AY U C (16-78)
RESZA UTOMO (16-79)
ADELIA OKKY S (16-80)
ALFAN MAULANA E (16-81)
NANCY A (16-82)
SKENARIO
KELAINAN JARINGAN PERIODONTAL SEBAGAI INDIKATOR RESIKO KEHAMILAN
YANG BURUK
(drg. Melok Aris Wahyukundari, M.Kes., Sp.Perio)
NM, perempuan usia 29 tahun dengan gravida 6 para 2123 (6 kali hamil, memiliki 2 lahir hidup usia
kehamilan >37 minggu (kehamilan penuh) /1 prematur (20-37 minggu)/2 keguguran/3 anak hidup)
dengan usia kehamilan 19 minggu datang ke dokter gigi dengan keluhan sakit, merah dan bengkak
pada gusi dan mudah berdarah ketika kontak. Pasien mengatakan tidak ada riwayat trauma, merokok,
alkohol, atau penggunaan obat-obatan. Riwayat kesehatan rongga mulutnya didapatkan gingivitis
kronis (gambar 1) yang berlanjut ke penyakit periodontal (gambar 2). Sebelum kehamilan, pasien
pernah melakukan perawatan terhadap penyakit yang telah didiagnosa sebagai periodontitis kronis
ringan sampai sedang melalui pemeriksaan menyeluruh jaringan periodontalnya, termasuk
pemeriksaan jaringan lunak, perdarahan dan eksudat. Pasien telah menjalani perawatan pembersihan
jaringan nekrotik secara bedah. Pemeriksaan klinis rongga mulutnya diperoleh multiple karies pada
gigi-gigi molar bawah kanan, merah dan bengkak pada margin gingiva, dan sakit saat tekanan ringan
Pasien menerima perawatan antibiotik untuk penyakitnya tersebut dan pasien mendapatkan
perawatan dari dokter kandungan sehubung dengan riwayat kehamilannya. Dokter
kandungannya mendiagnosa keguguran yang tidak bisa tertolong karena ada kebocoran cairan
dari serviks setelah melewati pemeriksaan fisik pasien dan sonografi terhadap janin. Bayi lahir
mati kurang dari 7 jam setelah induksi. Tidak ada kelainan kehamilan dan pemeriksaan genetik
menunjukkan tidak ada kelainan kromosom.
STEP 1 (CLARIFYING UNFAMILIAR TERMS)
1. Induksi
- Untuk merangsang kontraksi.
- Upaya untuk merangsang rahim berkontraksi sebelum kontraksi alami terjadi.
- Proses merangsang rahim, sebelum kontraksi alami terjadi, yang bertujuan untuk
mempercepat proses persalinan dengan pemberian hormon oksitoksin

2. Sonografi
- Alat untuk memeriksa organ dalam atau luka patogen dengan menggunakan
gelombang ultrasonik yang hasilnya ditampilkan dilayar monitor.
- Tidak terdapat sinar radiasi.
- Teknik pemeriksaan secara visual dengan menggunakan ultrasonik untuk melihat
kondisi kehamilan, organ dalam, dan luka patologi.
3. Perawatan antibiotik
- Pemberian antibiotik secara berkelanjutan.
- Perawatan untuk mencegah infeksi dan dilakukan secara terkontrol.
- Biasanya digunakan untuk penyakit-penyakit infeksi karena bakteri.

4. Prematur
- Proses yang terjadi sebelum waktunya.
- Contoh : kelahiran prematur, kontak prematur, erupsi prematur, dll.
- Jika pada kelahiran prematur biasanya terjadi pada usia kehamilan 20-37 minggu.
- Klasifikasi prematur menurut who yaitu, extremely preterm (< 28 minggu), very
preterm (28 - <32 minggu), dan Moderate to late preterm (32 37 minggu).
5. Gravida 6 para 2123
- Gravida berarti ibu yang sedang hamil, sedangkan para berarti seorang ibu yang
melahirkan bayi dan mampu hidup.
- 6 kali hamil, memiliki 2 lahir hidup usia kehamilan >37 minggu (kehamilan penuh) /1
prematur (20-37 minggu)/2 keguguran/3 anak hidup.

6. Bengkak
- Suatu benjolan karena vaskularisasi (dilatasi pembuluh darah).
- Pembesaran yang disebabkan perpindahan cairan ke jaringan. Cairan itu dibagi
menjadi 2 yaitu, eksudat dan transudat. Eksudat terjadi karena adanya infeksi,
sedangkan transudat terjadi tiadak karena infeksi.
7. Gingivitis kronis
- Sudah mengarah ke periodontitis.
- Peradangan pada gingiva karena bakteri plak.
- Terjadi bleeding saat probing dan terdapat false poket.
- Suatu peradangan pada gingiva yang disebabkan oleh kalkulus, bakteri P. Gingivalis,
debris makanan pada free gingiva yang dapat merusak jaringan epithelium pada
gingiva.
- Inflamasi gingiva sebagai respon iritan lokal dan sistemik.

8. Penyakit periodontal
- Penyakit yang mengenai jaringan periodontal yang meliputi gingiva, ligamen
periodontal, tulang alveolar, dan sementum.
9. Periodontitis kronis
- Proses inflamasi pada jaringan periodontal yang meliputi gingiva, ligamen periodontal,
tulang alveolar, dan sementum. Gejala -> rasa sakit berkurang, resorbsi tulang alveolar
secara vertikal sehingga membentuk infrabony, dan sudah terdapat poket periodontal.

10. Eksudat
- Cairan yang keluar ketika terjadi inflamasi yang biasanya berisi protein.
STEP 2 (PROBLEM DEFINITION)
1. Apakah ada hubungan kebocoran cairan serviks dengan kelianan jaringan
periodontal?
2. Bagaimana cara menangani multiple karies pada ibu hamil?
3. Bagaimana mekanisme penyakit periodontal mempengaruhi ibu hamil sampai
keguguran?
4. Bagaimana gambaran klinis penyakit periodontal pada ibu hamil?
5. Bagaimana kehamilan mempengaruhi penyakit periodontal dan rongga mulut?
6. Bagaimana perawatan antibiotik untuk ibu hamil?
7. Bagaimana perawatan rongga mulut yang boleh dilakukan pada ibu hamil?
8. Mengapa penyakit periodontal kembali lagi terjadi padahal sudah dilakukan
perawatan?
STEP 3 (BRAINSTORMING)
1. Hubungan kebocoran serviks dengan kelainan jaringan periodontal :
- Ada hubungan antara kebocoran serviks dengan kelainan jaringan periodontal, bakteri
mengeluarkan endotoksin yang akan merusak plasenta melalui peredaran darah. Sehingga
produksi PGE2 dan TNF- meningkat yang mengakibatkan kontraksi uterus dan dilatasi
serviks. Kemudian cairan mukus dalam uterus terganggu sehingga, kebocoran serviks terjadi.

2. Perawatan multiple karies pada ibu hamil


- Preventif -> ibu hamil biasanya sering mengalami mual dan muntah sehingga menyebabkan pH
rongga mulut menjadi asam. Untuk menetralkan pH asam, maka setelah muntah ibu hamil
dapat diberi sodium bikarbonat yang biasanya berupa cairan yang digunakan untuk kumur.
- Membiasakan diri menggosok gigi setelah muntah.
- Ibu hamil hanya boleh dilakukan perawatan gigi dan mulut pada usia kehamilan trimester 2.
3. Mekanisme penyakit periodontal mempengaruhi ibu hamil sampai keguguran
- Pereklamasi yaitu, kematian yang terjadi pada janin dan atau ibu hamil. Pereklamasi dibagi
menjadi dua yaitu, pereklamasi dini dan pereklamasi lambat (yang terjadi karena adanya
infeksi).
- Bakteri mengeluarkan endotoksin yang akan merusak plasenta melalui peredaran darah.
Sehingga produksi PGE2 dan TNF- meningkat yang mengakibatkan kontraksi uterus dan
dilatasi serviks. Kemudian cairan mukus dalam uterus terganggu sehingga, kebocoran serviks
terjadi dan bayi lahir prematur.
- Plasenta merupakan sumber nutrisi bagi janin. Karena plasenta terinfeksi oleh produk bakteri,
maka suplai nutrisi bagi janin berkurang. Sehingga janin dapat mati di dalam kandungan.
4. Gambaran klinis penyakit periodontal pada ibu hamil
- Gingiva kemerahan, bengkak dan konsistensi lunak.
- Mudah berdarah.
- Diastema.
- Multiple karies.
- Sakit saat tekanan ringan.
5. Mekanisme kehamilan mempengaruhi penyakit periodontal dan rongga mulut
- Pada masa kehamilan terjadi peningkatan kadar asam di dalam rongga mulut, dan jika wanita
hamil mengalami mual dan muntah maka dapat mengakibatkan paparan asam lambung pada
gigi dan gingiva. Hal ini dapat mengakibatkan karies dan peradangan gingiva, yang pada
akhirnya dapat mempengaruhi kehamilan dan perkembangan janin.

- Pada masa kehamilan terjadi peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron. Hal ini
renyebabkan limfosit T menurun dan bakteri P. Intermedia meningkat. Sehingga gingiva akan
rentan terhadap peradangan, akibatnya terjadi penyakit periodontal seperti gingivitis
gravidarum dan epulis gravidarum.
6. Perawatan antibiotik untuk ibu hamil
- Kategori A : Kategori ini meliputi obat-obatan dan bahan yang telah diuji melalui penelitian
terkontrol pada wanita. Penelitian tersebut menunjukkan tidak ada resiko terhadap fetus selama
semester pertama kehamilan dan kemungkinan bahaya terhadap janin kecil.
- Kategori B : Penelitian pada hewan telah menunjukkan bahwa bahan ini tidak beresiko
terhadap janin, tetapi belum ada penelitian terkontrol yang telah dilakukan pada manusia untuk
memastikan kemungkinan efek samping terhadap janin. Kategori ini juga meliputi obat-obatan
yang telah menunjukkan efek samping pada janin hewan, tetapi penelitian terkontrol pada
manusia tidak diungkapkan adanya resiko terhadap janin.
- Kategori C : Penelitian pada hewan telah memperlihatkan bahwa obat ini mungkin memiliki
efek teratogenik dan/atau toksik terhadap embrio, tetapi belum dilakukan penelitian terkontrol
pada wanita. Suatu obat juga masuk ke dalam kategori ini bila tidak ada penelitian terkontrol
yang dilakukan pada manusia maupun hewan
- Kategori D : Terdapat bukti risiko terhadap janin manusia, tetapi manfaatnya dalam situasi
tertentu, misalnya penyakit yang serius atau keadaan yang membahayakan nyawa tanpa tersedia
terapi alternatif lainnya, dapat membenarkan pemakaian obat-obatan ini semasa kehamilan.
- Kategori X : Penelitian pada hewan atau manusia telah memperlihatkan bahwa obat ini
menyebabkan perubahan pada janin atau telah menunjukkan bukti-bukti peningkatan resiko
terhadap janin, berdasarkan eksperimen pada hewan dan manusia. Risiko terhadap janin
melebihi segala manfaatnya.

7. Perawatan rongga mulut yang boleh dilakukan pada ibu hamil hanya boleh diberika pada usia
kehamilan trimester II karena saat itu pembentukan organogenesis sudah sempurna meski janin
masih belum terlalu besar.

8. Penyakit periodontal dapat terjadi kembali karena oral hygiene pasien buruk, pola hidup yang
salah (jarang menggosok gigi, makan makanan yang kurang serat, dll), dan bakteri plak meningkat
akibat dari meningkatnya GCF.
STEP 4 (MAPPING)
STEP 5 (LO)
1. Mahasiswa mampu menjelaskan gambaran klinis kelainan jaringan periodontal
pada Ibu hamil

2. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh kelainan jaringan periodontal


terhadap kehamilan

3. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh kehamilan terhadap kelainan


jaringan periodontal

4. Mahasiswa mampu menjelaskan perawatan rongga mulut pada ibu hamil

5. Mahasiswa mampu menjelaskan perawatan antibiotik pada ibu hamil


STEP 7
LO 1 GAMBARAN KLINIS KELAINAN
JARINGAN PERIODONTAL PADA IBU HAMIL
Pada trimester ke III keadaan gingiva cenderung mengalami
perubahan yang signifikan terutama pada konsistensi gingiva
permukaan gingiva terdapat pembentukkan saku dan mudah
berdarah.
Pembengkakan yang terjadi pada gusi mencapai puncaknya pada bulan
ketujuh dan Taheri dkk (2013) 80% responden mengalami :

pembengkakan

Perubahan tekstur gingiva yang mengakibatkan gingiva menjadi


mengkilap dan bentuk gingiva menjadi bergelombang.
Gingivitis kehamilan merupakan manifestasi oral yang palingsering
terjadi selama masa kehamilan. gambaran klinis:

marginal gingiva dan papila interdental yangberwarna merah terang


sampai merah kebiruan

permukaannya licin dan mengkilap

Berkurangnya kekenyalan

mudah berdarah.
Epulis gravidarum merupakan kelainan gingiva yang jarang terjadipada
masa kehamilan, dengan prevalensi hanya0,2 sampai 5%.
lesiberwarna merah cerah
banyak vaskularisasi
kadang memiliki flek putih di permukaannya
biasanya bertangkai
dapat mencapai diameter 2 cm
serta tidak menimbulkan rasa sakit sehinggatidak menimbulkan
keluhan berarti selain karena ukurannya (Sharma,2007).
kebanyakantimbul di papila interdental
umumnya lebihsering di daerah labial pada rahang atas (M Prie,2007)
LO 2 PENGARUH KELAINAN JARINGAN
PERIODONTAL TERHADAP KEHAMILAN
Berdasarkan aspek mekanistik, sering timbul pertanyaan bagaimana patogen
periodontal spesifik atau produknya dapat mencapai unit feto-plasenta. Patogen
maupun virulensinya mampu mencapi unit feto- plasenta dikarenakan pengaruh
hormon. Selama kehamilan, hormon estrogen dan progesteron meningkat,
sehingga terjadi peningkatan permeabilitas vaskular dalam jaringann gingiva.
Peningkatan permeabilitas menyebabkan patogen maupun virulensinya dapat
mudah berdifusi melalui jaringan dibandingkan kondisi normal (Madianos dkk,
2013).
Proses prostaglandin mempengaruhi dilatasi serviks,
kontraksi uterus dan pecahnya korioamnion
Endotoksin dan eksotoksin Infeksi di rahim aktifasi monosit dan
bakteri makrofag

Pecahnya Karioamnion Meningkatkan


Pelepasan sitokin
pada servix metaloproteinase

IL 1, IL 6, TNF
PGE2, PGFA
Perlunakan servix
Lahir
prematur

Kontraksi Otot Meningkatkan konsentrasi


myometrium Ca2+ intra selular
LO 3 PENGARUH KEHAMILAN TERHADAP
KELAINAN JARINGAN PERIODONTAL
Pada pertengahan trimester pertama, estrogen dan progesteron
tidak dihasilkan lagi oleh korpus luteum gravidatis, melainkan oleh
plasenta.
Produksi estrogen meningkat perlahan-lahan dan mencapai
puncaknya pada akhir kehamilan.
Progesteron juga disekresi dalam jumlah sangat besar oleh plasenta,
kadang-kadang sebanyak 1 gram/hari menjelang akhir kehamilan
GINGIVITIS KEHAMILAN
EPULIS GRAVIDARUM

Merupakan lesi yang tumbuh dengan cepat dan jinak

Biasanya terjadi pada trimester pertama kehamilan.

Lesi berwarna merah cerah dan banyak vaskularisasi yang kadang


memiliki ek putih di permukaannya, biasanya bertangkai dan dapat
mencapai diameter 2 cm, tidak menimbulkan rasa sakit
Kebanyakan timbul di papila interdental, dan umumnya lebih sering
di daerah labial pada rahang atas.

Gigi yang berdekatan dengan epulis dapat bergeser dan menjadi


lebih mudah goyang.
MEKANISME KERUSAKAN JARINGAN
PERIODONTAL
Interaksi Bakteri Peningkatan
konsentrasi bakteri Penurunan limfosit T
dan hormon
anaerob &
peningkatan hormon

gingiva rentan
terhadap Perubahan komposisi
peradangan plak
Progesteron Produksi Proinflamasi dan
meningkat Prostaglandin (PGE2) imunosupresan

peradangan gingiva
semakin meningkat
LO 4 PERAWATAN RONGGA MULUT PADA
IBU HAMIL
Trimester I
Keguguran spontan lebih sering terjadi

Sebisa mungkin menghindari perawatan gigi yang bisa ditunda

Jenis perawatan yang bisa dilakukan: Plak kontrol, Oral higieni instruksi,
Scaling, polishing, kuret, hindari pilihan pengobatan.

Jika mual jangan memakan permen untutk menghindari mual karena dapat
memperburuk keadaan rongga mulut.

Setelah muntah disarankan berkumur dengan larutan sodium bikarbonat.


Trimester II
Waktu yang optimal untuk perawatan gigi

Organogenesis lengkap dan janin belum terlalu besar

Jenis perawatan yang bisa dilakukan: plak kontrol, oral higieni instruksi,
scaling, polishing, kuret, rutin perawatan gigi.
Trimester III
Pasien sering merasa tidak nyaman ketika perawatan karena janin sudah
membesar
Ketika perawatan pada dental chair pasien diposisikan miring kekiri untuk
menghindari supine hypotension syndrome
Jenis perawatan yang bisa dilakukan: plak kontrol, oral higieni instruksi,
scaling, polishing, kuret, rutin perawatan gigi (setelah tengah trimester ketiga,
perawatan elektif harus dihindari) . (Hasan T, 2009)
LO 5 PERAWATAN ANTIBIOTIK PADA IBU
HAMIL
Klasifikasi obat-obatan selama masa kehamilan menurut FDA:

Kategori A: obat-obatan yang telah diuji pada manusia dan terbukti


100% aman digunakan (contohnya asam folat).

Kategori B: obat-obatan yang relatif aman untuk digunakan selama


kehamilan (contohnya parasetamol dan amoksisilin).

Kategori C: mayoritas obat-obatan yang hanya diberikan dengan


perhatian dan tentunya dengan pertimbangan dokter (contohnya
aspirin).
Kategori D: obat-obatan yang harus dihindari selama kehamilan
(contohnya tetrasiklin)

Kategori X: sangat beresiko terhadap bayi, kerugian lebih banyak


daripada manfaatnya terhadap ibu hamil 9contohnya kloramfenikol)
Obat-obatan dalam kategori A dan B umumnya dianggap tepat
untuk digunakan selama kehamilan.
Obat-obatan kategori C harus digunakan dengan peringatan
Obat-obatan kategori D dan X harus dihindari atau merupakan
kontraindikasi.
PRINSIP PEMBERIAN OBAT

Pemilihan bahan
Pembatasan durasi
Meminimalisir dosis
PERIODE PERKEMBANGAN BAYI
DALAM RAHIM
Ovum : Fertilisasi-implantasi
Embrionik : Minggu kedua sampai kedelapan
Fetal : Diatas minggu kedelapan

Yang paling perlu diperhatikan yaitu pemberian obat-obatan pada


fase embrionik karena sedang terjadi organogenesis
1. ANESTESI
Sebagian besar anestetikum
lokal yang digunakan di
kedokteran gigi tergolong
dalam FDA kategori B seperti
lidokain, prilokain, etidokain.

Mepivikain dan bupivikain


(kategori C) tidak
direkomendasikan sebab tidak
terdapat data yang mendukung
keamanannya dan terdapat
kemungkinan timbulnya efek
teratogenik pada fetus
2. ANALGESIK
Pada kasus penanganan nyeri
orofasial, kasus-kasus emergensi
yang disertai rasa nyeri ataupun
terdapat potensi nyeri setelah
dilakukannya perawatan, maka
analgesik diberikan untuk
meredakan rasa nyeri tersebut.
Analgesik yang paling sering
digunakan pada masa kehamilan
yaitu asetaminofen (kategori B)
dapat diberikan pada setiap
trimester kehamilan
3. ANTIBIOTIK
Antibiotik derivat beta-
laktam (penisilin dan
sefalosporin) merupakan
pilihan pertama pada kasus
infeksi orofasial. Obat-
obatan ini tergolong
kategori B dan aman
digunakan pada masa
kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Agueda A, Echeverria A, Manau C. Association between periodontitis in pregnancy and preterm
or low birth weight: Review of the literature. Med Oral Patol Cir Bucal 2008; 13(9): E609-E615.
Aritonang I, Manurung NK, Nurasniwati S. Hubungan Umur Kehamilan Ibu Dengan Keadaan
Gingivitis Di Desa Patumbak I dan II Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012.
Jurnal Dosen Luar. Maret Juli 2012: 1-6
Bryan S, et al. 2008. Examining the safety of dental treatment in pregnant women. Journal of the
American Dental Association. 139:685-695.
Carranza FA. Glickmans clinical periodontology. 11 th ed. Philadelpia: WB Saunders; 2012. p.
144-148.
Contreras A, Herrera JA, Soto JE, Arce RM, Jaramillo A, Botero JE. Periodontitis is associated
with preeclampsia in pregnant women. J Periodontol 2006;77(2):182-188.
Depi Praharani, Rusliyana Nuarita, Banun Kusumawardani. 2012. Pengaruh Penyakit Periodontal
Selama Masa Kehamilan Terhadap Jumlah Total Leukosit Dan Hitung Jenis Leukosit. Bagian Periodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. (J. K. G Unej) Vol. 9 No. 3 2012: 125 130.
Effendy A, Rahardjo A. 2009. Dental health during pregnancy. Proceedings of the 15th Scientific
Meeting & Refreshner Course in Dentistry, 14-17 Oktober 2009. Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia; 2009. p. 27-31.
Gajendra S, Kumar JV. Oral Health and Pregnancy: A Review. NYSDJ 2004; 70(1): 40
Ganda KM. Dentists Guide to Medical Conditions and Complications. USA:Wiley-Blackwell, 2008: 373-81
Gibson FC, 3rd, Yumoto H, Takahashi Y, Chou HH, Genco CA. Innate immune signaling and
Porphyromonas gingivalisaccelerated atherosclerosis. J Dent Res 2006;85:106121.
Guncu GN, Tozum TF, Caglayan F. Effect of endogenous sex hormones on the periodontium-review
of literature. Australian Dental Journal;2005:138-145. Available from:
http://www.ada.org.au/app_cmslib/media/lib /0610/m28332_vl_632972867347003750.pdf diakses 5
November 2017.
Habashneh R, Guthmiller JM, Levy S, Johnson GK, Squier C, Dawson DV, Fang Q. Factors related to
utilization of dental services during pregnancy. J Clinical of Periodontology 2005; 32: 85-821.
Hasan T. 2009. Review on dental management of pregnant patient.
http://www.slideshare.net/heme16/review-on-dental-management-of-pregnant-patient. 05
November 2017.
Kementerian Kesehatan RI, 2012. Pedoman Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil dan
Anak Usia Balita Bagi Tenaga Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta.
Lestari, Sri. 2008. Fisiologi dan managemen persalinan.
http://ksuheimi.blogspot.com/2008/06/fisiologi-dan-managemen-persalinan.html
Lin D, Moss K, Beck JD, Hefti A, Offenbacher S. Persistently high levels of periodontal pathogens
associated with preterm pregnancy outcome. Journal of Periodontology 2007;78(5):833-841.
Lincir I, Rosin-Grget K. Pharmacotherapy of The Dental Patient During Pregnancy and Lactation. Acta
Stomatol Croat 2001; 35(1): 103-8
Madianos PN, Bobetsis YA, Offenbacher S. Adverse pregnancy outcomes (APOs) and
periodontal disease: pathogenic mechanisms. J Periodontol 2013;84(4 Suppl.):S170-S180
Michalowicz BS, DiAngelis AJ, Novak MJ, et al. Examining The Safety of Dental Treatment in
Pregnant Women. J Am Dent Assoc 2008; 139: 685-95
Moore PA. Selecting Drugs for The Pregnant Dental Patient. J Am Dent Assoc. 1998; 129: 1281-6
Off enbacher, et al. Periodontitis: a potential risk factor for spontaneous preterm birth. Dalam: Ovadia
R, Zirdok R, Diaz-Romero RM. Relationship between pregnancy and periodontal disease. Facta
Universitatis Series Medicine and Biology 2007; 14(1):10-14. Diambil dari htt
p://facta.junis.ni.ac.rs/mab/mab200701/mab200701-03.pdf. Diakses tanggal 05 November 2017.
Offenbacher S, Lief S, Bogges K. Maternal periodontics and maturity part I: obstetric outcome of
premature and growth restriction. Dalam: Huck O, Tenenbaum H, Davideau J-L. Relationship
between periodontal disease and preterm birth: recent epidemiological and biological data. J of
Pregnancy 2011.
Ovadia R, Zirdok R, Diaz-Romero RM. Relationship between pregnancy and periodontal disease.
Facta Universitatis Series Medicine and Biology 2007; 14(1): 10-14. Diambil dari
http://facta.junis.ni.ac.rs/mab/mab200701/mab200701-03.pdf. Diakses tanggal 05 November 2017.
Pirie M, Cooke I, Linden G, Irwin C. 2007. Review dental manifestation of dental pregnancy. J Royal
College of Obstetricians And Gynaecologist; (9): 21-6
Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan Ed Ke-4. Jakarta: PT Bina Pustakan Sarwono Prawirohardjo; 2009:
213
Pujiastuti, P. Perbedaan Jumlah Koloni Bakteri Plak Subgingiva Wanita Hamil dan Tidak Hamil. Majalah
Kedokteran Gigi (Dental Journal), Edisi Khusus Temu Nasional III: 2003; 285-90.
Roberts SS. Pregnancy X-Ray Precaution. Diabetes Forecast 2005 Feb: 23-4
S.A, Tjokorda Gde. 2011. Pematangan cervix (cervical ripening) pada persalinan preterm: peran
interleukin-8. Denpasar : bagian/smf obstetri dan ginekologi fk unud/rsup sanglah denpasar. p. 29-10
Shennan AH. Recent developments in obstetrics. BMJ 2003;327:604-18.
Shub A, Wong C, Jennings B, Swain JR, Newnham JP. Maternal periodontal disease and perinatal
mortality.Australian & New Zealand Journal of Obstetrics & Gynaecology 2009;49(2):130-136
Silk H, Douglass AB, Douglass JM, Silk L. Oral Health During Pregnancy. Am Fam Physian 2008;
77(8): 1139-44
Soulissa, Abdul Gani. 2014. Hubungan kehamilan dan penyakit periodontal. Departemen Periodonsia,
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti, Jakarta Indonesia. Jurnal PDGI vol 63 (3) Hal. 71-77
201.
Sharma R, Maimanuku LR, Morse Z, Pack AR. 2007. Pretermlow birth weight associated with
periodontal disease in the Fiji island. International Dental Journal;57(4):257- 260.
Taheri JB, Azimi S, Mathew A, et al. Comparison of Periodontal Status between Pregnant and
Nonpregnant Women. International Journal of Experimental Dental Science. Juli-December
2013: (2):82-85
Wrzosek T and Einarson A. 2009. Dental care during pregnancy. Canadian Family Physician. Vol
15
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai