PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh :
SAMARINDA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh:
17.099.099.01
Ns Desy Ayu Wardhani, M. Kep., Sp. Kep. Mat Ns Aries Abiyoga, S.Kep., M.Kep
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
NIDN. 1128058801
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat
rahmat dan bimbingan-Nya peneliti dapat menyelesaikan proposal dengan judul
“Pengaruh Edukasi Tentang Peran Suami Terhadap Dukungan Suami Pada Ibu
Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Klinik Bersalin Kartika Jaya”. Penulisan
proposal dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana keperawatan pada program studi keperawatan ITKes Wiyata Husada
Samarinda.
Peneliti menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan proposal ini, sangatlah sulit bagi saya
untuk menyelesaikan semua proses tepat pada waktunya. Oleh karena itu
perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dengan
hati yang tulus kepada:
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL......................................................................................................vi
DAFTAR SKEMA.....................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Telaah Pustaka..................................................................................................9
1. Konsep Laktasi ............................................................................................9
a. Definisi Laktasi ....................................................................................9
b. Manajemen Laktasi ...............................................................................9
c. Patofisiologi Laktasi .............................................................................10
d. Fisiologi Laktasi.....................................................................................13
2. Konsep Dasar Teori Edukasi .......................................................................14
a. Definisi Edukasi ....................................................................................14
b. Tujuan Edukasi .....................................................................................14
c. Metode Edukasi......................................................................................15
3. Konsep Dasar Dukungan Suami.................................................................17
a. Definisi Dukungan Suami......................................................................17
b. Jenis Dukungan Suami...........................................................................18
c. Peran Suami Dalam Pemberian ASI .....................................................19
d. Teori Keperwatan ..................................................................................22
B. Kerangka Teori................................................................................................24
C. Hipotesis atau Pernyataan Penelitian ...............................................................25
BAB III METODE PENELITIAN
LAMPIRAN .............................................................................................................
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menyusui merupakan suatu proses alamiah bagi ibu, dimana proses ibu
memberikan makanan terhadap bayinya melalui payudara dan tentunya dapat
mendatangkan kebahagian tersendiri bagi ibu. Makanan terbaik yang murah,
sederhana namun bermutu yang dapat diberikan ibu untuk bayi adalah ASI.
ASI diberikan minimal 6 bulan tanpa pendamping makanan dan minuman
lainnya. ASI juga mengandung growth faktor yang juga berguna untuk
perkembangan pada usus. ASI akan melindungi bayi terhadap infeksi dan juga
merangsang pertumbuhan bayi secara normal (Milah, 2019).
Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2017 masih terdapat
35,6% ibu gagal menyusui bayinya dan terdapat 20% di Negara berkembang
dan terdapat 40% bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif. Di Indonesia
meskipun sejumlah besar perempuan (96%) menyusui bayinya, hanya 42%
dari bayi yang berusia dibawah 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif.
Pada saat anak-anak mendekati usia dua tahun hanya 55% yang masih
diberikan ASI.
Angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih tergolong rendah.
Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan 2017, pemberian
ASI eksklusif di Indonesia hanya 35%. Angka tersebut masih jauh dibawah
rekomendasi WHO (Badan Kesehatan Dunia) sebesar 50%. Ada sejumlah
faktor yang mempengaruhi rendahnya ASI eksklusif di Indonesia. Salah satu
diantaranya, kurangnya dukungan dari suami bagi ibu menyusui. oleh karena
itu, survey demografi dan kesehatan Indonesia merekomendasikan pentingnya
dukungan dari suami agar dapat menyukseskan pemberian ASI eksklusi
(Indriyani, 2018).
Angka cakupan ASI eksklusif di wilayah Kalimantan Timur sangat
rendah. Data caakupan ASI eksklusif di wilayah Kaltim menurut RisKesDas
pada tahun 2018 mencapai 34,0%. Angka tersebut masih belum mencapai
target ASI eksklusif nasional sebanyak 80%. Sementara menurut data Dinas
Kesehatan Kota Samarinda pada bulan September-November tahun 2016,
jumlah bayi di kota samarinda yang berusia 0-12 bulan berjumlah 8.862,
prevalensi bayi dengan ASI Eksklusif 49,2%. Sebanyak 4200 bayi masih
diberikan ASI, 431 bayi diberikan ASI 6 bulan penuh.pada tahun 2018 sebesar
87% dan menurun di tahun 2019 menjadi 70%. Angka ini menunjukan bahwa
prevalensi ibu menyusui sangat tinggi, tetapi terjadi penurunan capaian ASI
Ekslusif. Adapun pencapaian ASI Eksklusif di Puskesmas Juanda 60%.
Sedangkan presentase bayi kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI
Eksklusif dari tahun 2018, 2019 dan 2020 sebesar 59%, 71,08%, dan 71,13%
(Badan Pusat Statistik dan Abiyoga, Sukirman, & Melida, 2019).
Ibu yang tidak memberikan ASI kepada bayi akan berdampak pada
nilai status gizi bayi, kekebalan tubuh, perkembangan motorik bayi. Buruknya
kondisi kesehatan bayi sering terjadi apabila tidak diberikan ASI Eksklusif.
Dampak pemberian cairan tambahan tanpa nilai gizi seperti air putih, teh, atau
minuman herbal lainnya akan berisiko terkena diare 2-3 kali dibandingkan
bayi yang diberikan ASI Eksklusif (Siregar, Sumatri, & febrianti, 2020).
Ibu menyusui dalam pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi oleh
beberapa factor yaitu kurangnya informasi, kelelahan dan kurangnya
dukungan. Faktor tersebut adalah kurangnya informasi yang menyebabkan
kebingungan pada ibu dan dapat meningkatkan keengganan untuk menyusui.
Jadwal rutinitas yang dijalani ibu dapat mengakibatkan kelelahan sehingga
dapat mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif. Kurangnya dukungan secara
individu dan keluarga sekitar membuat ibu enggan untuk menyusui. Terutama
dukungan dari suami. Dukungan suami merupakan yang ikut berperan dalam
menentukan keadaan emosi atau perasaan ibu sehingga dapat mempengaruhi
kelancaran reflek pengeluaran ASI. Suami mempunyai peran dalam
memberikan dukungan dan ketenangan bagi ibu yang sedang menyusui.
Seperti dalam hal mengganti popok atau memberikan dukungan saat menyusui
dengan memijat punggung istri. Dampak bagi ibu yang tidak diberikan
dukungan oleh suami saat ibu menyusui akan mengalami permasalahan dalam
pemberian ASI Eksklusif, ibu menjadi enggan bahkan menyerah dalam
memberikan ASI Eksklusif (Abiyoga, Sukirman, & Melida, 2019).
Diagnosa penampilan peran tidak efektif merupakan perubahan atau
ketidaksesuaian pola perilaku dengan harapan, norma dan lingkungan (SDKI,
2017). Implementasi yang dapat diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan sesuai luaran tindakan keperawatan adalah penampilan peran
merupakan kesesuaian harapan, norma dan lingkungan pada pola perilaku
manusia (SLKI, 2018). Intervensi yang dapat diberikan adalah dukungan
penampilan peran merupakan pemberian edukasi tentang peran suami untuk
meningkatkan pengetahuan dan mengubah prilaku suami dalam mendukung
ibu yang sedang menyusui (SIKI, 2018).
Edukasi secara individu dengan menggunakan media leaflet. Media
Leaflet adalah kertas selebaran yang berisi gambar dan informasi tertentu yang
dilipat menjadi beberapa bagian. Yang pada penelitian ini untuk meningkatan
pengetahuan suami tentang peran suami dan mengubah prilaku suami dalam
mendukung ibu yang sedang menyusui karena dengan metode tersebut lebih
mudah dan efektif [ CITATION Ami19 \l 1033 ].
Beragam penelitian terkait dengan hubungan dukungan suami dengan
pemberian ASI eksklusif di daerah pedesaan yang dilakukan oleh Novira
Kusumayanti (2017) dari hasil peneliti ibu yang mendapatkan dukungan dari
suami responden 48 (72,7%) dan ibu yang tidak mendapatkan dukungan dari
suami responden 18 (27,3%). Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak
terdapat hubungan signifikan antara dukungan suami dengan pemberian ASI
eksklusif, namun proporsi ibu yang memberikan ASI eksklusif lebih tinggi
pada ibu yang mendapatkan dukungan suami dibandingkan yang tidak
mendapatkan dukungan suami.
Menurut penelitian (Abiyoga, Sukirman, & Melida, 2019), di wilayah
kerja UPT Puskesmas Air Putih Samarinda. Sebagian besar suami mendukung
pemberian ASI Eksklusif (95,5%). Dari hasil penelitian variabel dukungan
suami dalam pemberian ASI Eksklusif, ibu yang mendapatkan dukungan dari
suami sebanyak 112 (89,6%) dan responden yang tidak mendapatkan
dukungan dari suami sebanyak 13 responden (10,4%). Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian (Permata, Widana, & kurniasari, 2018) yang
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh dukungan suami terhadap pemberian
ASI eksklusif pada ibu menyusui.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Klinik Bersalin Kartika Jaya
pada tanggal 6-11 Febuari 2021 dengan menggunakan metode wawancara
pada suami dari ibu yang menyusui. Peneliti melakukan wawancara dengan 13
responden, didapatkan beberapa hal terkait dukungan suami dalam pemberian
ASI Eksklusif yang belum dilakukan bahkan diketahui oleh responden. 5 dari
13 Responden ibu kurang bersemangat untuk memberikan ASI kepada
bayinya dan suami tidak mengetahui dukungan apa saja yang bisa dilakukan
suami saat ibu memberikan ASI Eksklusif. 3 dari 13 responden ibu merasa
ingin menyerah memberikan ASI kepada bayi karena ASInya kurang lancar,
ASI hanya keluar sedikit dan suami juga mengaku tidak mengetahui kebijakan
pemerintah mengenai pemberian ASI Eksklusif dalam waktu 0-6 bulan dan
menyerahkan keputusan untuk menyusui pada ibu karena yang akan
menjalaninya. 4 dari 13 responden ibu memberikan ASI secara Eksklusif
kepada bayinya dan suami memberi dukungan hanya saat pulang bekerja
karena responden lebih berfokus pada tugasnya sebagai pencari nafkah dan
tidak membantu istri dalam pengelolaan rumah. 1 dari 13 responden ibu tidak
memberikan ASI kepada bayi. ibu dan suami memilih untuk menggunakan
susu formula pada bayi mereka ketika produksi ASI ibunya tidak lancar tanpa
berusaha memperbaiki produksi ASI-nya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak
faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif diantaranya yaitu
dukungan dari suami karena faktor dukungan dari suami sangat penting dalam
mempengaruhi emosional ibu sehingga dapat mempengaruhi pemberiaan ASI
saat ibu menyusui. Untuk itu peneliti tertarik ingin melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Edukasi Tentang Peran Suami Terhadap Dukungan Suami
Pada Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Klinik Bersalin Kartika Jaya”.
B. Rumusan Masalah
Ibu yang gagal dalam menyusui bayi karena faktor penyebab kurangnya
dukungan dari suami yang dapat mengakibatkan ibu enggan dalam menyusui.
Ibu yang tidak memberikan ASI kepada bayi akan berdampak pada nilai status
gizi bayi, kekebalan tubuh, perkembangan motorik bayi. Maka peneliti ingin
mengidentifikasi “apakah ada pengaruh edukasi tentang peran suami terhadap
dukungan suami pada ibu dalam pemberian ASI eksklusif di klinik bersalin
kartika jaya?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
edukasi tentang peran suami terhadap dukungan suami saat ibu menyusui
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi skor dukungan suami sebelum diberi edukasi kepada
ibu yang sedang menyusui
b. Mengidentifikasi skor dukungan suami sesudah diberi edukasi kepada
ibu yang sedang menyusui
c. Menganalisis selisih skor dukungan suami sebelum dan sesudah diberi
edukasi kepada ibu yang sedang menyusui
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberi wawasan bagi pembaca mengenai pengaruh edukasi tentang peran
suami terhadap dukungan suami saat menyusui.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Klinik
Manfaat praktis dari penelitian ini bagi klinik adalah menjadi acuan
bagi klinik terutama perawat untuk dapat digunakan sebagai acuan
untuk melakukan tindakan asuhan keperawatan
b. Bagi perawat
Manfaat praktis penulisan karya tulis ilmiah bagi perawat yaitu dapat
mengedukasi dukungan suami terhadap ibu menyusui
c. Bagi instansi akademik
Manfaat praktis bagi akademik dapat digunakan sebagai referensi bagi
institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu tentang dukungan
suami terhadap ibu menyusui
d. Bagi pasien dan keluarga
Manfaat praktis bagi penelitian ini bagi pasien dan keluarga yaitu
sebagai pengalaman seorang suami yang berperan dalam mendukung
istri yang sedang menyusui.
e. Bagi pembaca
Manfaat dari penelitian ini bagi pembaca yaitu sumber referensi dan
informasi bagi orang yang membaca ini agar dapat mengetahui dan
lebih memahami pentingnya peran suami dalam mendukung istri yang
sedang menyusui.
E. Penelitian Terkait
1. Penelitian yang dilakukan (Kusumayanti & Nindya, 2017) dengan judul
penelitian “Hubungan Dukungan Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif
di Daerah Pedesaan”. Metode penelitian ini adalah cross sectional. Hasil
penelitian ini sebagian besar suami mendukung pemberian ASI Eksklusif
(72,7%). Penelitian ini menyimpulkan dari hasil uji korelasi spearman
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan dengan
pemberian ASI Eksklusif. Ibu yang mendapatkan dukungan dari suami
memiliki proporsi yang lebih besar memberi ASI dibandingkan dengan
tidak mendapatkan dukungan suami meskipun secara statistik tidak
berhubungan signifikan. Dari hasil penelitian yang dilakukan Seshia
Novira kusumayanti Dkk dengan penelitian yang akan dilakukan terdapat
persamaan yaitu bentuk respondennya adalah suami dari ibu yang
menyusui bayi dan perbedaannya yaitu mulai dari tempat penelitian, tahun
penelitian, variabel dependen, variabel indepen, sampel dan populasi
penelitian. Pada penelitian yang akan dilakukan adalah “pengaruh edukasi
tentang peran suami terhadap dukungan suami saat ibu menyusui”.
2. Penelitian yang dilakukan (Permata, Widana, & kurniasari, 2018), dengan
judul penelitian “Dukungan suami terhadap pemberian asi eksklusif pada
ibu yang memiliki bayi usia 6-24 bulan di kota Denpasar”. Metode
penelitian ini adalah penelitian analitik kuantitatif menggunakan
pendekatan cross-sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan lebih dari
setengah responden mendapatkan dukungan yang baik dari suami, baik itu
dukungan informasional (66,7%), dukungan penilaian (63,5%), dukungan
instrumental (62,5%), dan dukungan emosional (61,5%).penelitian
menyimpulkan bahwa dukungan suami memiliki pengaruh sebesar 80,2%
dimana terdapat dua variabel yang berpengaruh positif terhadap pemberian
ASI eksklusif yaitu dukungan informasional serta dukungan instrumental,
yang masih dalam kategori kurang adalah suami jarang menyediakan
peralatan ASI perah dan jarang membimbing ibu cara memerah dan
memberikan ASI perah kepada bayi. Dari hasil penelitian yang dilakukan
Seshia Arma Dwi permata Dkk dengan penelitian yang akan dilakukan
terdapat persamaan yaitu bentuk respondennya adalah suami dari ibu yang
menyusui bayi dan perbedaannya yaitu mulai dari tempat penelitian, tahun
penelitian, variabel dependen, variabel independen, sampel dan populasi
penelitian. Pada penelitian yang akan dilakukan adalah “pengaruh edukasi
tentang peran suami terhadap dukungan suami saat ibu menyusui”.
3. Penelitian yang dilakukan (Abiyoga, Sukirman, & Melida, 2019), dengan
judul penelitian “Hubungan dukungan suami dalam pemberian asi
eksklusif diwilayah kerja UPT puskesmas air hitam samarinda”. Metode
penelitian ini adalah analitik korelasi dengan metode cross sectional yang
dilakukan kepada 125 responden yang berdomisili di daerah samarinda.
Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan terdapat porsi yang
cukup signifikan responden yang mendapatkan dukungan dari suami
sebanyak 112 (89,6%) dan responden yang tidak mendapatkan dukungan
dari suami sebanyak 13 responden (10,4%). Bahwa terdapat hubungan
antara dukungan suami dalam pemberian ASI Eksklusif. Ibu yang
mendapatkan dukungan dari suami lebih besar peluang untuk memberikan
ASI eksklusif kepada bayi. Dari hasil penelitian yang dilakukan vera
melida Dkk dengan penelitian yang akan dilakukan terdapat persamaan
yaitu bentuk respondennya adalah suami dari ibu yang menyusui bayi dan
perbedaannya yaitu mulai dari tempat penelitian, tahun penelitian, variabel
independen, variabel dependen, sampel dan populasi penelitian. Pada
penelitian yang akan dilakukan adalah “pengaruh edukasi tentang peran
suami terhadap dukungan suami saat ibu menyusui”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah pustaka
1. Konsep Laktasi
a. Definisi Laktasi
Laktasi adalah suatu seni yang harus dipelajari dalam
pemberian ASI, untuk mendapatkan keberhasilan laktasi tidak perlu
alat yang khusus dan biaya yang mahal karena yang diperlukan
hanyalah kesabaran, waktu, pengetahuan tentang menyusui dan
mendapatkan dukungan dari lingkungan terutama dari suami (Pamuji,
2020).
Menyusui adalah cara alami untuk memberikan asupan gizi,
imunitas dan memelihara emosional secara optimal bagi pertumbuhan
dan perkembangan pada bayi. Tidak ada susu formula yang dapat
menyamai ASI baik dalam hal kandungan nutrisi, faktor pertumbuhan,
hormone dan terutama imunitas tubuh. Karena imunitas bayi hanya
bisa didapatkan dari ASI (Kemenkes RI, 2014).
b. Manajemen Laktasi
Manajemen laktasi adalah suatu tatalaksana yang menyeluruh
yang menyangkut laktasi dan penggunaan ASI, yang menuju suatu
keberhasilan menyusui untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan bayi.
Manajemen ini meliputi suatu persiapan dan pendidikan penyuluhan
ibu, pelaksanaan menyusui dan rawat gabung dan usaha lanjutan
perlindungan ibu yang menyusui (Pamuji, 2020).
Manajemen laktasi berdasarkan faktor-faktor dalam periode
sebagai berikut :
1. Periode prenatal
a. Pendidikan-penyuluhan kepada pasien dan keluarga tentang
manfaat menyusui dan pelaksanaan rawat gabung
b. Adanya dukungan suami atau keluarga
c. Adanya dukungan dan kemampuan petugas kesehatan
9
10
d. Pemeriksaan payudara
e. Persiapan payudara dan puting susu
f. Gizi yang bermutu
g. Cara hidup sehat
2. Periode nifas dini
a. Ibu harus siap menyusui
b. Segera menyusu setelah bayi lahir
c. Teknik menyusui yang benar
d. Menyusui harus sering, berdasarkan kebutuhan, sebenarnya
jangan dijadwalkan
e. Menyusui pada kedua payudara secara bergantian
f. Melakukan perawatan payudara
g. Memelihara psikis dan fisik
h. Makan dengan menu gizi seimbang
i. Istirahat yang cukup (Pamuji, 2020).
c. Patofisiologi laktasi
1. Pembentukan kelenjar payudara
a. Sebelum pubertas
Duktus primer dan duktus sekunder sudah terbentuk pada masa
fetus. Mendekati pubertas terjadi pertumbuhan yang cepat dari
sistem duktus terutama di bawah pengaruh hormone estrogen
sedang pertumbuhan alveoli oleh hormone progesterone.
Hormone yang juga ikut berperan adalah prolactin yang
dikeluarkan oleh kelenjar adenohipofisis anterior. Hormone
yang kurang berperan adalah hormone adrenalin, tiroid,
paratiroid dan hormone pertumbuhan.
b. Masa pubertas
Pada masa ini terjadi pertumbuhan percabangan-percabangan
system duktus, proliferasi dan kanalisasi dari unit-unit
lobuloalveolar yang terletak pada ujung-ujung distal duktus.
11
d. Fisiologi laktasi
Selama kehamilan, hormone estrogen dan progesteron
menginduksi perkembangan alveolus dan duktus laktiferus didalam
payudara. Setelah bayi lahir, terjadi penurunan kadar estrogen.
Penurunan estrogen juga akan mendorong naiknya kadar hormone
prolaktin, dimana fungsi hormone prolaktin adalah untuk
meningkatkan air susu ibu (Melinda, 2019).
Ketika bayi sudah mulai menyusu, akan menstimulasi
terjadinya produksi prolaktin yang secara terus-menerus secara
berkesinambungan. Sekresi ASI berada dibawah pengaruh atau
dikendalikan oleh neuro-endokrin. Rangsangan terjadi ketika bayi
mulai menghisap puting susu ibu hal ini akan menimbulkan
rangsangan pada payudara ibu rangsangan tersebut akan menstimulasi
produksi hormon oksitosin. Oksitosin merangsang terjadinya kontraksi
sel-sel mioepitel. Proses ini disebut refleks let down atau pelepasan
ASI setelah berlangsung beberapa hari, emosi ibu dapat berpengaruh
pada fisiologis pelepasan ASI. Sebagai contohnya : rasa takut, stress
pada ibu, cemas, dapat menghambat pelepasan ASI yang keluar dari
payudara ibu ((Suherni, 2010) dalam (Melinda, 2019)).
Pada tahap awal menyusui factor emosi ibu belum berpengaruh
terhadap pengeluaran ASI. Setelah bayi menghisap ASI pada hari-hari
berikutnya, barulah factor emosi dari berpengaruh terhadap pelepasan
ASI tersebut. Hisapan bayi pada mammae ibu dapat merangsang atau
memicu pelepasan ASI dari alveolus mammae melalui duktus ke sinus
laktiferus. Secara fisiologis, hisapan bayi pada mammae ibu
merangsang produksi oksitosin oleh kelenjar hipofisis posterior.
Oksitosin memasuki darah dan menyebabkan kontraksi sel-sel khusus
yang mengelilingi alveolus mamae dan duktus laktiferus. Kontraksi
sel-sel khusus ini mendorong ASI untuk keluar dari alveolus melalui
duktus laktiferus menuju sinus laktiferus dan disana ASI tersebut akan
disimpan. Pada saat bayi menghisap puting payudara ibu, ASI didalam
sinus tertekan keluar, ke mulut bayi. Gerakan ASI dan sinus
14
b. Tujuan Edukasi
Sasaran edukasi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam memelihara serta
meningkatkan kesehatan sendiri. Oleh karena itu, sangat diperlukan
upaya penyediaan dan penyampaian informasi untuk mengubah,
menumbuhkan, atau mengembangkan perilaku positif. Tujuan dari
pendidikan kesehatan yaitu meningkatkan derajat kesehatan baik fisik,
15
c. Metode Edukasi
Pendidikan kesehatan bertujuan untuk mengubah perilaku,
sehingga perlu diketahui perilaku siapakah (sasaran) yang harus diubah
dan teori-teori apakah yang mendasari dalam proses perilaku tersebut.
Memilih metode yang sesuai dengan tujuan spesifik pendidikan
kesehatan yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (pengertian, motivasi)
dan praktik untuk meningkatkan atau mempertahankan kesehatan.
Metode pendidikan kesehatan adalah prosedur penerapan seperangkat
petunjuk untuk menghadapi situasi problematis dalam bidang
kesehatan yang mencakup prosedur atau teknik dan perangkat atau
media (Nursalam & effendi, 2012).
16
3) Dukungan informasi
Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran atau
umpan balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi
seperti dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi
masalah dengan lebih mudah. Misalnya suami memberikan
informasi kepada ibu tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif
kepada bayinya, suami juga perlu memberikan informasi bahwa
proses menyusui tidak menyebabkan payudara ibu menjadi kendur
(Melinda, 2019).
4) Dukungan penilaian
Dukungan penilaian merupakan jenis dukungan dimana suami
bertindak sebagai pembimbing dan bimbingan umpan balik,
memecahkan masalah dan sebagai sumber validator identitas
anggota dalam keluarga. Menurut (House dalam setiadi, 2008)
menyatakan bahwa dukungan penilaian merupakan bentuk
penghargaan yang diberikan seseorang kepada orang lain sesuai
dengan kondisinya. Bantuan penilaian dapat berupa penghargaan
atas pencapaian kondisi keluarga berdasarkan keadaan yang nyata.
Bantuan penilaian ini dapat berupa penilaian positif dan penilaian
negatif yang pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang. Misalnya
suami mengingatkan istri untuk memberikan ASI eksklusif kepada
bayi sesuai jadwal, suami menegur apabila istri memberikan
minuman atau makanan lain selain ASI (Melinda, 2019).
d. Teori Keperawatan
Teori Ramona T. Mercer menjelaskan tentang pencapaian peran
maternal dimasukkan kedalam 3 lingkup yaitu mikrosistem,
mesosistem, dan makrosistem.
1. Lingkup mikrosistem adalah lingkungan terdekat dimana
pencapaian peran maternal yang terjadi didalamnya adalah faktor-
faktor seperti fungsi keluarga, hubungan ibu-ayah, dukungan
sosial, status ekonomi, nilai-nilai keluarga, dan berbagai stressor.
Keluarga dipandang sebagai sistem semi-tertutup yang
mempertahankan batas-batas dan control atas pertukaran antar
sistem keluarga dan sistem sosial lainnya. Mikrosistem adalah yang
paling berpengaruh pada pencapaian peran maternal. Merce
memperluas konsep-konsep dan model sebelumnya untuk
menekankan pentingnya seorang ayah dalam pencapaian peran,
dimana dinyatakan bahwa ayah dapat membantu “menghilangkan
ketegangan yang perkembangan dalam hubungan ibu dan bayi”.
Peran ibu dicapai melalui interaksi ayah, ibu, dan bayi. Ayah
sebagai pasangan yang memiliki kontribusi dalam proses
pencapaian peran sebagai ibu dengan cara yang tidak dapat ditiru
23
Makrosistem
Mesosistem
Mikrosistem
Hubungan Ibu dan Ayah
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Ibu
pemberian ASI :
- Harga diri
- Perubahan social budaya - Kecemasan
- Faktor psikologis - Konflik
- Factor fisik ibu peran/ketegangan
- Dukungan suami
- Petugas kesehatan
- Promosi susu formula
Dukungan
Suami
pada ibu
menyusui
A. Rancangan penelitian
Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan untuk
melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya
penelitian. Desain penelitian ditetapkan berdasarkan tujuan dan hipotesis
penelitian (Darma, 2015).
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan
pendekatan quasi eksperimen dengan desain one group pretest-posttest
without control. Observasi dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan
sesudah perlakuan tanpa menggunakan kelompok control (Arikunto, 2013).
Alasan penggunaan desain ini karena peneliti ingin mengetahui pengaruh
edukasi secara individu (variabel bebas) terhadap dukungan suami (variabel
terikat).
Rancangan penelitian ini digunakan satu kelompok subjek. Pertama
dilakukan pengukuran, lalu diberikan perlakuan untuk jangka waktu 3 hari.
Kemudian dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya. Di dalam desain ini
observasi dilakukan sebelum eksperimen (O) disebut pre test, kemudian (I)
disebut perlakuan, dan observasi setelah eksperimen (OI) disebut post test.
Menurut (Nursalam, metodologi penelitian ilmu keperawatan : pendekatan
praktis, 2016) bentuk rancangannya adalah sebagai berikut :
K O I OI
Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3
26
27
Keterangan :
K : subjek ( suami yang memiliki istri yang sedang memberikan ASI
eksklusif )
O : Observasi frekuensi sebelum pemberian edukasi tentang peran suami
terhadap dukungan suami pada ibu dalam pemberian ASI eksklusif.
I : Intervensi ( melakukan edukasi tentang peran suami terhadap dukungan
suami pada ibu dalam pemberian ASI eksklusif).
OI : Observasi frekuensi setelah pemberian edukasi tentang peran suami
terhadap dukungan suami pada ibu dalam pemberian ASI eksklusif.
Independen Dependen
Keterangan :
: Diteliti
: Hubungan
ASI eksklusif kepada bayi. Populasi suami dan ibu yang telah melahirkan
anak pertama yang memberikan ASI eksklusif kepada bayi di klinik
Kartika Jaya dari bulan November 2020 sampai januari 2021 sebanyak 65
bayi. Untuk bulan November terdapat 21 populasi, Desember terdapat 32
Populasi, Januari terdapat 12 populasi.
2. Sampel penelitian
Sampel penelitian bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif atau mewakili
(Sugiyono, 2013). Besaran sampel dalam penelitian ini ditemukan
berdasarkan estimasi (perkiraan) untuk menguji hipotesis beda skor rata-
rata antara dua kelompok berpasangan dengan rumus (Dahlan,2014).
Sampel dalam penelitian ini ada suami dan ibu yang sedang menyusui.
Rumus yang digunakan peneliti adalah Analitik Numerik Berpasangan.
n1 = n2 = ( ( ZαX 1−X
+ Zβ ) S
2 )
2
n1 = n2 = ( ( ZαX 1−X
+ Zβ ) S
2 )
2
( 1,96+1,28 ) 1,33
=( ) 2
2
= ( 3,24 2x 1,33 )2
29
=( 4,3092
2 )
2
18,5692046
=( 2 )
= 9,284 = 9 responden
D. Variabel penelitian
Variabel penelitian merupakan penjelasan konsep variabel, indikator,
serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian. Yang
kemudian akan diterapkan peneliti untuk mempelajari dan kemudian dapat
ditarik kesimpulan (Sugiono, 2019). Di dalam penelitian ini terdapat dua
variabel yang akan digunakan yaitu :
1. Variabel independen :
Variabel independen dalam penelitian ini adalah edukasi tentang peran
suami
2. Variabel dependen :
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah dukungan suami pad ibu
dalam pemberian ASI eksklusif.
G. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data adalah dengan
menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang telah
disusun untuk memperoleh data sesuai yang diinginkan peneliti (Budiarto,
2008 dalam (Hani, 2014). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
tertutup yang mana jawaban dari kuesioner tersebut telah disediakan
(Budiarto, 2008 dalam (Hani, 2014). Kuesioner dalam penelitian ini yaitu :
1. Kuesioner berisi pertanyaan tentang identitas responden berupa data
demografi responden dan berisi pertanyaan mengenai dukungan suami
yang didapat oleh suami dari ibu yang menyusui. Kuesioner ini
menyangkut empat aspek dukungan sosial yang terdapat dalam teori
Mercer, yaitu mengenai aspek dukungan emosional terdapat pada nomor
P1 – P7, aspek dukungan informasi terdapat pada nomor P8 – P14, aspek
dukungan fisik pada nomor P15 – P22, dan aspek dukungan penilaian
berada pada nomor P23 – P29. Total pertanyaan pada kuesioner B ini
sebanyak 29 pertanyaan. Kuesioner ini dikembangkan oleh peneliti
berdasarkan dengan teori Mercer mengenai pencapaian peran ibu. Kisi-kisi
instrumen dari variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.3.
Favorable Unfavorable
Jumlah 20 9 29
(Hani, 2014).
Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat untuk memperoleh data tentang
dukungan suami yang didapatkan ibu primipara selama masa pemberian ASI
Eksklusif ini dalam bentuk skala Likert dengan memberikan bobot pada setiap
33
Kategori respon SL SR KD JR TP
Favorable 5 4 3 2 1
Unfavarable 1 2 3 4 5
H. Uji Instrumen
34
J. Pengolahan data
Notoatmodjo (2012), menjelaskan bahwa proses kegiatan pengolahan
data (data processing) terdiri dari 5 (lima) jenis kegiatan, yaitu :
1. Memeriksa data (editing)
Data-data hasil pengumpulan diperiksa yang berupa lembar
kuesioner daftar pertanyaan, kartu, buku dan lain-lain. Kegiatan ini
meliputi hal-hal berikut :
a. Perhitungan data
b. Penjumlahan data
Pada penelitian ini peneliti menghitung lembaran observasi, lembaran
kuesioner atau pertanyaan yang sudah diisi, tujuannya untuk
mengetahui apakah semua data yang diperlukan telah diisi lengkap
ataukah tidak.
2. Koreksi
Termasuk dalam kegiatan koreksi ini adalah untuk melihat hal-hal
sebagai berikut :
a. Memeriksa kelengkapan data
b. Memeriksa kesinambungan data
c. Memeriksa keseragaman data
Pada penelitian ini peneliti melakukan koreksi terhadap data yang
sudah dimasukkan ke dalam tabel data dalam bentuk data mentah dan
melihat apakah data yang dimasukkan sudah benar ataukah belum.
38
K. Analisa data
Analisa data dilakukan dengan menggunakan program software
komputer. Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisis Univariat
dan Bivariat. Sebelum menggunakan analisa Univariat dan Bivariat maka
dilakukan Uji Normalitas Data (Notoatmodjo, S., 2018).
1. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan
untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel yang
39
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji saphiro-wilk yang digunakan pada sampel <50
responden. Data dikatakan normal apabila nilai probabilitas >0,05, jika
data dikatakan tidak normal apabila nilai probabilitas < 0,05 (Sugiyono
2015).
2. Analisis Univariat
Analisis Univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap
variabel dari hasil penelitian. Tujuan analisis univariat adalah untuk
menjelaskan dan mendeskripsikan setiap variabel berdasarkan
karakteristik masing-masing (Notoatmodjo, 2012). Adapun variabel yang
diteliti dalam penelitian ini adalah karakteristik Responden yang disajikan
secara kategorik. Data pre intervensi dan data post intervensi akan
disajikan dalam bentuk mean median, min, max dan std deviation.
3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis data yang menganalisis dua
variabel, analisis ini sering digunakan untuk mengetahui pengaruh x dan y
antara variabel satu dengan lainnya (donsu, 2016). Pada penelitian ini
analisis bivariat dilakukan untuk menguji pengaruh edukasi tentang peran
suami terhadap dukungan suami saat ibu menyusui sebelum dan sesudah
dilakukan. Uji analisis data digunakan adalah uji paired t-test untuk
melihat perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan, apabila data tidak
berdistribusi normal maka digunakan uji Wilcoxon (Dahlan, 2016).
L. Etika Penelitian
Dalam suatu penelitian mengingatkan penelitian keperawatan
berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus
memperhatikan (Dahlan, 2016).
1. Informed Consent (Penjelasan dan Peretujuan)
Informed Consent merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan
responden yang dilakukan peneliti dengan memberikan lembar persetujuan
untuk bersedia dijadikan responden diberikan informasi tentang tujuan
penelitian agar responden memahami maksud, tujuan serta dampaknya.
40
M. Alur Penelitian
Alur dalam penelitian “Pengaruh Edukasi Tentang Peran Suami
Terhadap Dukungan Suami Saat Ibu Menyusui”.
penelitian
Skripsi
Populasi : 65
Suami dari ibu yang baru melahirkan anak pertama yang
sedang menyusui di Klinik Kartika Jaya
Sampel
Purposive sampline
Mengumpulkan data
Abiyoga, A., Sukirman, I., & Melida, V. (2019). Hubungan Dukungan Suami
Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Air
Putih Samarinda. Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan.
Alligood, M. R. (2017). Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka.
Singapore : Elsevier
Amir A, R. S. (2019). Edukasi Dengan Media Leaflet Terhadap Posisi Dan
Pelekatan Pada Bayi Saat menyusu.
Ana samiatul milah. (2019). nutrisi ibu dan anak : gizi untuk keluarga. ISBN :
978-623-91292-4-8. Jawa barat.
Andina Vita sutanto. (2018). Asuhan kebidanan nifas dan menyusui teori dalam
praktik kebidanan profesional.Pustaka Baru Press.
42
Hani, R. U. (2014). Hubungan Dukungan Suami Terhadap Keberhasilan
Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu PrimiPara Di Wilayah Puskesmas
Pisangan.
Isyti'aroh, Nizmah F, N.M & Rejeki, H. (2015). Paket Edukasi Breast Dan
Pengaruhnya Terhadap Kesuksesan Ibu Primipara Dalam Menyusui. The 2nd
University Research Colloquium, 2(2011), 563-569.
Milah, S. A. (2019). Nutrisi Ibu Dan Anak Gizi Untuk Keluarga . Jawa Barat.
43
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 4. Jakarta :
Salemba Medika.
Reni yuli astutik. (2014). Payudara dan Laktasi. Jakarta : Salemba Medika.
Siregar, M. H., Sumantri, A., & febrianti. (2020). Risiko Kejadian Diare Akibat
Tidak Diberikan ASI Eksklusif. J. Gizi Kerja Dan Produktivitas, 7-15.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat.
44
LAMPIRAN
45
Lampiran 1
Dengan Hormat,
Nim : 17.099.099.01
Hormat Saya,
17.099.099.01
46
Lampiran 2
Informed Consent
Nama (inisial) :
Umur :
Jenis Kelamin :
Saya memahami bahwa tidak akan berakibat negatif bagi saya dan segala
informasi yang diberikan dijamin kerahasiaannya. Saya memahami bahwa
penelitian ini akan menjadi bahan masukan bagi perawat untuk dapat
meningkatkan pelayanan di lembaga pembinaan, karena itu jawaban yang
diberikan adalah sebenar-benarnya
Saya telah diberi kesempatan untuk bertanya mengenai segala sesuatu yang
berkaitan dengan penelitian ini dan telah mendapat jawaban yang memuaskan.
Berdasarkan semua penjelasan diatas maka dengan ini saya menyatakan secara
sukarela bersedia menjadi responden dan berpartisipasi aktif dalam penelitian.
Responden
47
Lampiran 3
Instrumen Penelitian
A. Identitas Responden
Nama :
Usia :
Agama : 1. ( ) Islam 4. ( ) Hindu
2. ( ) Kristen Protestan 5. ( ) Budha
3. ( ) Katolik 6. ( ) Tionghoa
Suku Bangsa : WNI/WNA
Pendidikan : Suami : 1. ( ) SD 3. ( ) SMA/SMK
2. ( ) SMP 4. ( ) Diploma/ Sarjana
Istri : 1. ( ) SD 3. ( ) SMA/SMK
2. ( ) SMP 4. ( ) Diploma/ Sarjana
Pekerjaan : Suami : 1. ( ) Tidak Bekerja
2. ( ) PNS
3. ( ) Wiraswasta
4. ( ) Pegawai Swasta
5. ( ) lain-lain, sebutkan…………
Istri : 1. ( ) Tidak Bekerja
2. ( ) PNS
3. ( ) Wiraswasta
4. ( ) Pegawai Swasta
5. ( ) lain-lain, sebutkan…………
Memberikan ASI Eksklusif : ( ) Ya
( ) Tidak
48
Pentujuk pengisian
1. Istilah semua nomor dalam angket ini sesuai dengan pengalaman yang
pernah ibu alami ketika memberikan ASI Eksklusif pada anak pertama ibu
dan jangan ada yang terlewatkan dengan memberi tanda SILANG (X)
pada setiap pertanyaan.
2. Pilihlah :
SL, jika anda SELALU mendapatkan pernyataan tersebut.
SR, jika anda SERING mendapatkan pernyataan tersebut.
KD, jika anda KADANG-KADANG mendapatkan pernyataan tersebut.
JR, jika anda JARANG mendapatkan pernyataan tersebut.
TP, jika anda TIDAK PERNAH mendapatkan pernyataan tersebut.
3. Dalam hal ini tidak ada penilaian benar atau salah, baik atau buruk,
sehingga tidak ada jawaban yang dianggap salah. Semua jawaban adalah
benar, jika anda memberikan jawaban sesuai dengan pengalaman yang
pernah anda rasakan.
4. Informasi yang diberikan melalui pengisian kuesioner ini tidak berdampak
pada siapapun. Kami akan menjaga kerahasiaan jawaban anda.
Atas partisipasi dan kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini, saya
mengucapkan terima kasih.
B. Dukungan Suami
Berikan tanda silang (x) pada kolom jawaban yang dipilih
SL SR KD JR TP
49
3. Saat saya menyusui bayinya pada tengah
malam, suami hanya tidur saja
50
16. Suami saya menggendong bayi jika bayi
menangis
51
29. Suami saya memotivasikan saya ketika ASI
tidak keluar
52
Lampiran 4
DISUSUN OLEH :
53
SUATU PELAJARAN
Hari/tanggal :-
Waktu : 15 menit
Peserta : Ayah/Suami
Jumlah :1
1. Tujuan
a. Umum :
Agar suami dapat mengetahui perannya dalam keberhasilan ibu
saat menyusui bayi
b. Khusus :
Agar suami dapat mengetahui pengertian laktasi (Menyusui),
pengertian breastfeeding father, manfaat ASI bagi ibu dan bayi, faktor-
faktor yang mempengaruhi kelancaran ASI, Jenis-jenis Dukungan Suami
dalam pemberian ASI.
2. Metode
- Diskusi/Tanya jawab
4. Materi
- Terlampir
5. Sumber pustaka
Adiguna, M. A., & Dewi, W. C (2016). Pengetahuan ayah sebagai
breastsfeeding father tentang pemberian ASI Eksklusif di wilayah
54
kerja puskesmas tampaksiring 1 gianyar Bali. E-Jurnal Medika, Vol. 5.
No. 6. Juni 2016,1-5.
Pamuji, S. E. (2020). Hypnolactation Meningkatkan Keberhasilan Lakasi
Dan Pemberian ASI Ekslusif. Magelang.
Rubianti, F. (2017). Apa itu Ayah ASI? Seperti apa peran Ayah ASI? Jakarta:
Dunia bidan.
6. Evaluasi
Review penjelasan yang telah disampaikan dengan memberikan
pertanyaan sebagai berikut.
1) Pengertian Menyusui
2) Manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran ASI
4) Peran suami
5) Jenis-jenis dukungan suami
7. Rincian kegiatan
55
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Menyusui
Menyusui adalah cara alami untuk memberikan asupan gizi, imunitas
dan memelihara emosional secara optimal bagi pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi. Tidak ada susu formula yang dapat menyamai ASI
baik dalam hal kandungan nutrisi, factor pertumbuhan, hormone dan terutama
imunitas tubuh. Karena imunitas bayi hanya bisa didapatkan dari ASI
(Kemenkes RI, 2014).
Laktasi adalah suatu seni yang harus dipelajari dalam pemberian ASI,
untuk mendapatkan keberhasilan laktasi tidak perlu alat yang khusus dan
biaya yang mahal karena yang diperlukan hanyalah kesabaran, waktu,
pengetahuan tentang menyusui dan mendapatkan dukungan dari lingkungan
terutama dari suami [ CITATION Pam20 \l 1033 ].
B. Manfaat ASI bagi ibu dan bayi
56
8) Benar-benar memberi gizi lengkap untuk tahun pertama kehidupan
dan suplemen solids ke bayi
9) Perkembangan otak dan meningkatkan IQ
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran ASI
1) Kondisi psikis
Pasca melahirkan, psikis ibu jadi tidak stabil dan mempengaruhi
kelancaran Produksi ASI. Jika kondisi Ibu tegang, panik atau cemas, ini
bisa membuat ibu stress dan menghambat aliran ASI ke alveoli.
2) Teknik Menyusui
Cara memberikan ASI kepada bayi dengan perletakan dan posisi ibu
dan bayi dengan benar.
3) Frekuensi menyusui pada si kecil
Saat bayi menyusui, itu lebih sering membuat kuantitas produksi ASI
jadi melimpah, sebalikny, jarang menyusui si kecil, justru produksinya jadi
lebih sedikit, jaga terus frekuensi menyusui dan memerah ASI ya
4) Pijatan pada punggung ibu
Pijatan yang dilakukan di punggung di sepanjang tulang belakang
sebagai upaya melancarkan keluarnya ASI dari payudara ibu menyusui.
Pijat oksitosin bisa menjadi semakin efektif jika dilakukan secara rutin dan
dilakukan dengan kelembutan dan rasa penuh kasih sayang.
5) Asupan nutrisi yang dikonsumsi
Asupan yang ibu makan juga akan dikonsumsi si kecil. Jadi pastikan
gizinya seimbang ya khususnya daun katuk yang terbukti ampuh untuk
meningkatkan ASI secara alami.
6) Dukungan suami
ibu menyusui juga butuh dukungan sang suami terutama ketika
produksi ASI sedang menurun. Ibu pasti membutuhkan support lebih agar
tidak stress.
D. Peran Suami
Secara ilmiah dijelaskan bahwa peran ayah dalam menyusui disebabkan
oleh hormone. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat hormone oksitokin dan
prolactin, meningkat pada suami yang baru memiliki anak. Peningkatan
57
hormone Oksitosin diakui sebagai komponen utama dalam melalui dan
menjaga insting memelihara dan kedekatan antara ayah dan bayi. Hal ini
terutama terjadi saat suami melakukan kontak kulit dengan bayi ( Astutik,
2014).
Ternyata kunci kelancaran dan kesuksesan masa kehamilan, kelahiran,
dan saat menjadi orang tua tidak terbatas pada nutrisi semata. Kualitas
hubungan ayah dengan keluarga justu memegang peranan yang penting.
Perlu diingat bahwa suami bukanlah pengganti istri, baik suami maupun istri
memegang peran yang berbeda, tapi sama pentingnya. Ayah dapat menjadi
penghubung bayi untuk mendapatkan makanannya dengan menggendong dan
memberikannya kepada ibu (Astutik, 2014).
Menurut Rubianti (2017), ada 6 uraian mengenai Dukungan Suami ASI,
sebagai berikut :
1) Membantu melakukan teknik menyusui yang benar
b) Posisi menyusui :
c) Perlekatan menyusu
58
2) Memberikan dukungan dan ketenangan bagi ibu yang menyusui
Selalu ingatkan dan dukung ibu untuk memberikan ASI disaat semuanya
lupa dengan tugas ini. Ayah harus terus siaga menjadi garda terdepan
untuk ibu.
59
2) Dukungan instrumental
Bentuk dukungan ini adalah penyediaan materi yang dapat
memberikan pertolongan langsung seperti pinjam uang, pemberian
barang, makanan serta pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat
mengurangi stress karena individu dapat langsung memecahkan
masalahnya yang berhubungan dengan materi. Dukungan instrumental
sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalahnya yang
berhubungan dengan materi. Dukungan instrumental sangat diperlukan
terutama dalam mengatasi masalah dengan lebih mudah. Misalnya
seperti suami menyediakan minuman atau makanan untuk menunjang
kebutuhan nutrisi ibu selama menyusui, menyiapkan uang untuk
memeriksakan istri apabila sakit selama menyusui bayi (Melinda,
2019).
3) Dukungan informasi
Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran atau
umpan balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti
dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah
dengan lebih mudah. Misalnya suami memberikan informasi kepada ibu
tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif kepada bayinya, suami
juga perlu memberikan informasi bahwa proses menyusui tidak
menyebabkan payudara ibu menjadi kendur (Melinda, 2019).
4) Dukungan penilaian
60
memberikan ASI eksklusif kepada bayi sesuai jadwal, suami menegur
apabila istri memberikan minuman atau makanan lain selain ASI
(Melinda, 2019).
61
Lampiran 5
62
63