Anda di halaman 1dari 5

Teknik Promosi Kesehatan

Teknik Kasus

Teknik kasus dimulai dengan mempersentasikan kasus secara anonim kemudian membahasnya.
Kasus didapatkan dari sumber primer dengan prosedur sebagai berikut.

 Case report. Pada tahap ini kasus dipersentasekan dengan mepergunakan alat-alat audio
visual
 Case analysis (5-10 menit).problem utama dalam kasus yang dipersentasikan dan cara
mengatasinya.
 Case discussion (20-30 menit). Selama beberapa menit para sasaran bekerja sendiri, setelah
itu para sasaran mengemukakan pendapatnya.

Kuliah

Merupakan suatu metode dalam memberikan informasi, motivasi dan pengaruh terhadap cara
berpikir sasaran mengenai satu topik.

Konferensi

Merupakan metode dimana orang belajar dengan cara berbagai informasi, ide, dan pengalaman.
Sikap dan opini terbentuk kemudian diperiksa secara periodik untuk mengetahui perubahannya.
Biasanya konferensi memerlukan waktu 2 sampai 3 hari. Kegiatan dalam fase persiapan ini adalah

 Menentukan biaya yang diperlukan


 Menetapkan tujuan konferensi
 Menyusun agenda konferensi
 Menyiapkan fasilitas konferensi
 Mengundang narasumber
 Menyiapkan dan menyebarkan informasi untuk peserta
 Mengatur pendaftaran dan akomodasi
 Mengatur proses manajerial dan pemantauan
 Mengembangkan prosedur evaluasi dan follow-up nya.

Simulasi

Merupakan peniruan suatu situasi untuk tujuan pemecahan masalah, pengambilan keputusan serta
klarifikasi nilai dalam suatu konteks individu, organisasi atau sosial. Simulasi dapat berupa role
playing dan permainan dengan keterbatasan tertentu. Prosedur simulasi adalah sebagai berikut.

 Introduksi : berisi penjelasan cara dan tujuan simulasi


 Enactment: proses bermain peran atau permainan
 Meringkas: meninjau (review) pengalaman bersimulasi, mengidentifikasi kejadian dalam
simulasi yang paling berkesan, menganalisis kesan yang di dapat.

Nominal group technique


Nominal group technique (NGT) diperkenalkan oleh Andre L. Delbecq dan Andrew H Van de Ven.
Tujuan NGT adalah memastikan partisipasi yang merata dari para anggota kelompok dalam suatu
diskusi dengan prosedur tersruktur guna menghindari dominasi oleh sebagai anggota kelompok.
Untuk sasaran sejumlah 8 sampai 10 orang, diperlukan waktu 150 menit per sesi. Prosedur NGT
adalah sebagai berikut.

 Menjelaskan prosedur kepada sasaran


 Setiap sasaran menulliskan pendapatnya tentang suatu topik tanpa tekanan dalam waktu 10
sampai 15 menit
 Masing masing sasaran mengemukakan pendapat atau problemnya sehubungan dengan
topik yang telah ditentukan, pendapat atau problem ini ditulis di papan tulis, lembar balik
(flip chart atau direkam.
 Diskusi untuk mengklarifikasi pendapat atau problem yang sudah direkam, dalam hal ini
tidak boleh ada debat, kritik atau dukungan terhadap suatu ide yang telah dikemukakan.
 Dari daftar rekaman tersebut sasaran memilih pendapat atau ide yang dianggap penting.
 Dari daftar tersebut dipilih lima pendapat atau ide yang dianggap paling penting dan masing
masing sasaran memberi skor 1-5 sesuai dengan bobot kepentingannya untuk tiap-tiap
pendapatnya.
 Setiap ide dihitung skor totalnya.
 Pemecahan masalah.

Klarifikasi peran

Sering kali konflik peran mengganggu situasi kerja. Diperlukan waktu 2-3 jam untuk klarifikasi setiap
peran. Prosedur klarifikasi peran adalah sebagai berikut.

 Proses pengenalan (introduksi)


 Pemilihan peran yang akan diklarifikasi (focal role) sebaliknya dipilih peran yang paling
membingungkan atau yang paling sering menimbulkan konflik
 Pemegang focal role menyampaikan persepsinya sendiri mengenai perannya itu (bagaimana
dipraktikkan, apa sumbangannya terhadap tujuan kelompok atau organisasi)
 Sasaran lain mengemukakan persepsinya terhadap focal role
 Pencapaian kesepakatan mengenai apa itu focal role
 Pemegang focal role mengemukakan harapannya tentang bagaimana sasaran lain dapat
membantunya untuk memerankan focal role baru itu, sasaran lain mengemukakan
harapannya terhadap focal role
 Pencapaian kesepakatan mengenai bagaimana focal role itu dilaksanakan
 Pemegang focal role mencatat deskripsi focal role beserta modifikasinya, lalu
mendistribusikan ke sasaran lain agar disepakati
 Hasil: focal role menjadi jelas dan peran orang lain dalam mendukung focal role pun menjadi
jelas
 Fokus bergantian dengan peran lain
Bermain peran

memainkan suatu peran (role playing) bertujuan untuk mendapatkan pandangan yang lebih luas
terhadap suatu perilaku baru. Pendekatan tersruktur menekankan proses belajar dengan cara
mengobservasi, mempraktikkan, menirukan (konseptualisasi) dan membagi pengalaman selama
bermain peran (analisis).

Komponen role playing meliputi enactment atau interaksi para aktor, pemotretan perilaku asli,
improvisasi, eksperimentasi dan praktik sampai tercapai tujuan belajar. Teknik-teknik role playing
meliputi role reversal, soliloquy, doubling, multiple role playing, dan role rotation.

 Role reversal. Sasaran belajar memandang sebuah problem dari kacamata pandang orang
lain dengan jalan memerankan peran orang lain tersebut dan sebaliknya orang lain
memerankan peran sasaran tersebut.
 Soliloquy. Merupakan teknik role playing di mana pada saat-saat tertentu role playing
dihentikan dan aktor diwawancarai mengenai perasaan atau sikapnnya terhadap peran yang
dimainkannya
 Doubling. Sasaran lain duduk disebelah atau berdiri di belakang aktor dan secara periodik
menginterupsi role playing untuk mengekspresikan pandangannya
 Multiple role playing. Memberikan kesempatan beberapa orang sasaran dalam waktu
bersamaan untuk memerankan satu peran.
 Role rotation. Memungkinkan seorang aktor memerankan satu peran hingga selesai dan
kemudian meneruskan dengan peran yang lain sehingga semua peran habis dimainkannya.

Bola salju

Teknik bola salju (snowballing) dimulai dengan memasangkan sasaran. Satu pasangan terdiri atas
dua sasaran. Masing masing pasangan diberi topik yang sama satu sama lain, kemudian
mendiskusikan topik tersebut.

Kelompok kecil

Sasaran langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group) yang kemudian diberi
permasalahan. Permasalahan ini bisa sama atau berbeda antar-buzz group. Masing-masing buzz
group mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan tiap kelompok didiskusikan kembali
dan dicari kesimpulannya.

Curah pendapat

Pemimpin kelompok memancing sasaran dengan satu masalah dan kemudian tiap sasaran
memberikan jawaban atau tanggapan. Tanggapan tersebut ditulis dalam lembar balik (flip chart)
atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya (brainstorming), tidak boleh
ada komentar dari siapapun. Setelah semua sasaran mengemukakan pendapatnya, komentar boleh
diberikan dan diskusi kembali.

Seminar

Merupakan pertemuan yang dihadiri oleh 5-30 orang sasaran untuk membahas suatu topik tertentu
dibawah pimpinan seorang ahli dan berwenang dalam bidang displin tersebut.
Simposium

Pertemuan terbuka dengan beberapa pembicara yang menyampaikan ceramah pendek tentang
aspek yang berbeda, tetapi berkaitan dengan topik yang dibahas.

Demonstrasi

Merupakan cara penyajian suatu pengertian atau ide yang dipersiapkan dengan teliti untuk
memperlihatkan bagaimana cara menjalankan suatu tindakan, adegan, atau memperlihatkan
bagaimana menggunakan suatu prosedur.

Pameran

Merupakan penataan benda asli, model, gambar, poster, dan media lain yang dapat dilihat dan
dipelajari orang.

Konsultasi

Tujuan konsultasi adalah menyediakan pertolongan bagi sasaran, dengan berfokus kepada hubungan
antarmanusia, membantu sasaran untuk berpersepsi, mengerti, dan bertindak dalam kegiatan di
lingkungannya.

Proses konsultasi terdiri atas tiga bentuk, antara lain bentuk dua arah, yaitu pertemuan
antara konsultan dan sasaran; bentuk tiga arah, yaitu bila konsultan membantu sasaran untuk
memecahkan masalah dengan sasarannya; dan bentuk pihak ketiga, yaitu bila konsultan langsung
membantu menyelesaikan masalah antara dua pihak sasaran dengan cara terjun langsung menemui
kedua sasaran.

Pelatihan melekat

Merupakan tuntunan langkah demi langkah bagi sasaran individual untuk mengadopsi praktik baru,
misalnya praktik untuk menyuntikan insulin ke dalam tubuh sendiri bagi penderita diabetes melitus.
Dasar pelatihan melekat (coaching) adalah kebutuhan sasaran untuk mendapatkan bimbingan yang
melekat dan teknik pelatih untuk membuat sasaran bertahan dalam tiap-tiap tahapan pelatihan.

Komunikasi massa

Merupakan teknik pendidikan kesehatan masyarakat yang melibatkan sasaran dalam jumlah besar.
Menurut Smolensky dan Haar (1972), efektivitas media massa dipengaruhi oleh tujuh faktor sebagai
berikut :

 Kredibilitas (credibilty). Sumber komunikasi harus kompeten dan dapat dipercaya, sehingga
sasaran mempercayai pesan pendidikan kesehatan yang di sampaikannya
 Konteks (context). Pesan pendidikan kesehatan relevan dengan sasaran dan memberikan
kesempatan bagi sasaran untuk berpartisipasi.
 Isi (content). Pesan benar-benar mempunyai isi.
 Kejelasan (clarity). Sasaran mengerti pesan kesehatan yang disampaikan.
 Kesinambungan (continuity). Meskipun diulang dengan berbagai variasi, pesan dasar cukup
konsisten sehingga sasaran tidak binging.
 Media (channel). Pesan disampaikan melalui media komunikasi yang telah biasa
dipergunakan oleh sasaran.
 Kemampuan (capability). Sasaran mampu melakukan yang diminta sesuai dengan isi pasan
dangan usaha seminimal mungkin.

Anda mungkin juga menyukai