Anda di halaman 1dari 23

PROBLEM BASED LEARNING

MODUL 2 PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI dan MULUT

Disusun Oleh :

drg. Rini Pratiwi,M.Kes

Disajika pada semester akhir 2013-2014 BUKU PANDUAN TUTOR BLOK EPIDEMIOLOGI , EKONOMI dan KEBIJAKAN KESEHATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

PENDAHULUAN Prinsip Pencegahan penyakit gigi dan mulut yaitu bahwa pencegahan tidak hanya dilakukan sebelum kena penyakit ( pre-patogenesis ) tapi setelah kena penyakit ( patogenesis ) juga perlu dilakukan pencegahan dengan tujuan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah . Kedokteran gigi pencegahan ini meliputi seluruh aspek kedokteran gigi yang dilakukan oleh dokter gigi, individu dan masyarakat yang mempengaruhi kesehatan rongga mulut. Leavel dan Clark membuat klasifikasi pelayanan pencegahan atas 3 yaitu : pencegahan primer, sekunder dan tersier dengna 5 tahapan. Pada tahap pre-patogenesis pencegahan primer bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit, yang dilakukan dengan upaya meningkatkan kesehatan ( health promotion ) dan memberi perlindungan khusus( specific protection ). Pada tahap awal periode patogenesis dilakukan pencegahan sekunder, untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak berkembang melalui diagnosis dini dan pengobatan tepat ( early diagnosis & prompt treatment ). Pencegahan yang terakhir yaitu pencegahan tersier yaitu pencegahan pada tahap akhir patogenesis untuk mencegah kehilangan fungsi meliputi pelayanan membatasi ketidakmampuan ( disability limitation ) dan rehabilitasi ( rehabilitation ). Modul ini diberikan pada mahasiswa yang mengambil mata kuliah pada Blok Epidemiologi, Ekonomi dan Kebijakan kesehatan di semester VI. Rancangan pembelajaran pada sistem ini disajikan pada permulaan buku modul agar dapat dimengerti secara menyeluruh tentang prinsip pencegahan penyakit gigi dan mulut. Modul ini berisi skenario tentang hasil sebuah survei yang menemukan angka kejadian karies gigi yang tinggi dan terus meningkat dengan penyebab/faktor risiko yang berbeda. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan berbagai cara menurunkan angka kejadian karies berdasarkan faktor risikonya. Sebelum menggunakan modul ini mahasiswa diharapkan agar membaca tujuan pembelajaran sehingga tidak terjadi penyimpangan pada diskusi dan tujuan serta dapat dicapai sesuai kompetensi minimal yang diharapkan dapat tercapai. Bahan untuk diskusi dapat diperoleh dari bacaan yang tercantum di akhir modul.

Kuliah pakar akan diberikan atas permintaan mahasiswa yang berkaitan dengan modul ataupun penjelasan dalam pertemuan konsultasi antara peserta kelompok diskusi mahasiswa dengan ahli yang bersangkutan. Penyusun mengharapkan modul ini dapat membantu mahasiswa dalam memecahkan masalah Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut melalui 5 Tahapan Pencegahan menurut Leavell & Clark Makassar, 15 Nopember 2013 Penyusun : Rini Pratiwi

SASARAN BELAJAR Setelah mempelajari modul ini , mahasiswa diharapkan dapat 1. Memahami dan menerapkan Prinsip-Prinsip Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut menurut Leavel & Clark 2. Melakukan upaya Promotif dan Preventive pada masyarakat

SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini , mahasiswa diharapkan dapat

1. Menyebut dan menjelaskan Tahapan Pencegahan Penyakit menurut Leavel & Clark pada tiap keadaan / penyakit gigi dan mulut. 2. Menyebut dan menjelaskan prinsip pencegahan khusus terhadap karies berhubungan dengan faktor risikonya. 3. Menjelaskan efek yang mungkin terjadi pada tindakan pencegahan khusus terhadap karies dengan cara fluoridasi. 4. Menerapkan strategi Promotif dan preventif penyakit gigi dan mulut

PROBLEM TREE Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut ( 5 Tahap menurut Leavell & Clark )

KARIES

Penyakit Periodontal

Kanker Rongga Mulut

Defek Orofacial Maloklusi,Accident

Penc.Khusus
Sebelum Kena Penyakit ( PRE PATHOGENESE )

Setelah Kena Penyakit ( PATHOGENESE )

Pencehagan PRIMER

Pencehagan SEKUNDER

Pencehagan TERTIER

1.Health Promotion ( Peningkatan Kesehatan )

2.Specific Protection ( Pencegahan Khusus )

3.Early Diagnosisi & Prompt Treatment ( Diagnosa Dini & Pengobatan Cepat )

4.Dissability Limitation ( Pembatasan Kerusakan )

5.Rehabilitation ( Rehabilitasi )

Hilangkan substrat KH

Saliva dan Karies Diet dan Karies

Tingkatkan Ketahanan Gigi Cara


FLUORIDASI

SISTEMIK

FLUORIDASI

Efek FLUORIDASI

LOKAL / TOPIKAL

Pengendalian PLAK Plak Kontrol

FLUORIDASI
DE FLUORIDASI

Jenis Alat & Bahannya Cara Penggunaan alat & Bahannya

SKENARIO : Berdasarkan SKRT ( Survei Kesehatan Rumah Tangga ) 2001, penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi keenam yang dikeluhkan masyarakat di Indonesia. Ada dua jenis penyakit gigi dan mulut yang prevalensinya cukup tinggi di Indonesia yaitu karies dan penyakit periodontal. Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat antara lain adalah faktor perilaku atau sikap yang mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. di beberapa negara industri terjadi penurunan angka kejadian karies terutama disebabkan oleh penggunaan Fluor yang tepat dan tidakan pencegahan. WHO mempunyai target pencapaian gigi sehat yaitu pada tahun 2010 angka DMFT anak usia 12 tahun sebesar 1 yang didomonasi oleh indikator FT, dan untuk mencapai kondisi ini diperlukan tindakan pencegahan. Pencegahannya ini merupakan tanggung jawab penting dari profesi dokter gigi.

TUGAS UNTUK MAHASISWA 1. Setelah membaca dengan teliti skenario tersebut di atas, mahasiswa mendiskusikannya dalam suatu kelompok diskusi yang terdiri dari 12 15 orang, dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekertaris yang dipilih oleh mahasiswa sendiri. Ketua dan sekertaris ini sebaiknya berganti pada setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh tutor atau secara mandiri. 2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar, majalah, slide, tape atau video dan internet untuk mencari informasi tambahan. 3. Melakukan diskusi kelompok mandiri ( tanpa tutor ) ,melakukan curah pendapat bebas antar anggota kelompok untuk menganalisis dan atau mensintesis informasi dalam menyelesaikan masalah. 4. Melakukan penilaian atas pelaksanaan tutorial pada umumnya dan kinerja tutor 5. Melakukan penilaian atas kinerja mahasiswa lain dalam kelompoknya. 6. Berkonsultasi pada narasumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam ( Tanya pakar ) 7. Mengikuti kuliah khusus ( kuliah pakar ) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas atau tidak ditemukan jawabannya.

PROSES PEMECAHAN MASALAH Dalam diskusi kelompok, mahasiswa memecahkan problem yang terdapat dalam skenario ini, dengan melakukan 7 langkah tersebut di bawah ini : 1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam skenario tersebut di atas, dan tentukan kata kunci 2. Identifikasi problem penting dalam skenario tersebut di atas dengan membuat pertanyaan penting 3. Analisis problem problem tersebut dengan brain storming 4. Urutkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas 5. Tentukan tujuan pembelajara yang ingin dicapai oleh mahasiswa atas kasus tersebut di atas. Langkah 1 s/d 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor 6. Cari informasi tambahan tentang kasus tersebut di atas diluar kelompok tatap muka. Langkah 6 dilakukan dengan belajar sendiri atau diskusi berkelompok tidak dengan tutor 7. Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi- informasi yang baru ditemukan. Langkah 7 dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor .

JADWAL KEGIATAN 1. Pertemuan pertama : dalam kelas besar, untuk dinamika, menjelaskan tentang cara penyelesaian modul dan membagi kelompok diskusi. 2. Mahasiswa belajar mandiri atau berkelompok untuk memilih ketua dan penulis kelompok 3. Pertemuan kedua : kelompok diskusi dipimpin oleh mahasiswa untuk menyelesaikan langkah 1 sd 5 4. Mahasiswa belajar mandiri baik sendiri-sendiri atau berkelompok untuk mencari informasi baru 5. Pertemuan ketiga : untuk melaporkan hasil diskusi dan mensintesis informasi yang baru ditemukan 6. Pertemuan terakhir : dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel untuk melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal yang belum terjawab pada ahlinya ( temu pakar )

TIME TABLE : HARI I Pertemuan I II Pertemuan II III MANDIRI IV Pertemuan III V Kuliah pakar

PETUNJUK UNTUK TUTOR 1. Mahasiswa diwajibkan memakai identitas ( name tag ) dan diingatkan kepada mahasiswa untuk mengikuti tata tertib selama tutorial berlangsung ( tidak menggunakan kaos oblong dan sandal ) 2. Tutor harus mengikuti diskusi ini yang dilakukan 4 kali tatap muka, 3 kali berupa diskusi kelompok dengan tutor ( 2 x 50 menit ) dan 1 kali berupa diskusi panel ( 3 x 50 menit ) yang dihadiri pula oleh dosen-dosen pengampu mata kuliah. 3. Pada tatap muka pertama dalam kelas besar, tutor menjelaskan tentang cara penyelesaian modul, memfasilitasi dinamika kelompok dan pembagian kelompok diskusi 4. Pada tatap muka kedua : tutor bertugas a. memfasilitasi curah pendapat ( brain storming ) dan diskusi diantara anggota kelompok diskusi dalam menyelesaikan langkah 1 sd 5 b. memotivasi dan mengaktifkan mahasiswa untuk belajar mandiri dan menyelesaikan problem yang diberikan c. mengarahkan diskusi bila macet 5. Pada pertemuan ketiga : tutor bertugas memfasilitasi mahasiswa melakukan sintese, mengambil kesimpulan penyelesaian masalah dan membuat skema hasil. 6. Pada pertemuan keempat berupa diskusi panel, tutor bertugas : a. Melakukan pengundian kelompok yang akan menyajikan hasilnya b. Mengarahkan diskusi dan tanya jawab diantara hadirin dan panelis c. Melakukan penilaian terhadap kinerja dan pengetahuan semua mahasiswa pada setiap kegiatan tatap muka

PEGANGAN TUTOR A. Kata / Kalimat kunci 1. Tahapan pencegahan karies menurut Leavel & Clark 2. Faktor risiko karies 3. Upaya pencegahan karies B. Beberapa pertanyaan prinsip dan jawaban alternatifnya 1. Sebutkan 5 Tahapan pencegahan penyakit gigi dan mulut menurut Leavel & Clark 2. Apa saja Faktor faktor risiko karies gigi 3. Bagaimana tindakan pencegahan terhadap karies berdasarkan faktor-faktor risiko tersebut ? 4. Bagaimana mekanisme F dalam mencegah karies ? 5. Apa efek yang dapat terjadi pada pemakaian F yang berlebihan sejak dini untuk mencegah karies ? 6. Bagaimana mekanisme terjadinya Mottled Enamel ? 7. Apa ciri / tanda spesifik dari Mottled Enamel ? 8. Bagaimana cara mengurangi kadar F yang tinggi pada air minum masyarakat ? JAWABAN PERTANYAAN 1. Lima tahapan pencegahan penyakit menurut Leavel & Clark : a. Pre patogenesis : Pencegahan Primer : 1. Health Promotion ( 1 ) 2. Specific protection ( 2 ) b. Patogenesis : i. Pencegahan Sekunder : 1. Early diagnosis & prompt treatment ( 3 ) ii. Pencegahan tersier : 1. Disability limitation ( 4 ) 2. Rehabilitation ( 5 ) 2. Faktor risiko karies : a. Adanya KH yang dapat menyebabkan demineralisasi email. Tidak semua KH sama derajat kariogeniknya. KH yang kompleks ( mis: pati ) tidak

berbahaya karena tidak dicerna secara sempurna di dalam mulut, tetapi KH dengan BM rendah seperti gula akan meresap ke dalam plak dan dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri. kondisi ini akan menurunkan pH plak dengan cepat sampai pada level yang dapat menyebabkan demineralisasi email. Untuk kembali ke pH normal sekitar 7 dibutuhkan waktu 30-60 menit. Konsumsi gula yang sering dan berulang akan menyebabkan pH plak tetap di bawah normal dan ini menyebabkan

demineralisasi email. b. Menurunnya / berkurangnya daya tahan gigi terhadap serangan asam . Email dan dentin yang terbuka dapat diaplikasi dengan F secara tepat agar lebih resisten terhadap karies. Pemberian F untuk mencegah karies dapat dilakukan ecara sistemik maupun lokal. c. Adanya plak dengan bakterinya. Pencegahan karies dapat dilakukan dengan cara pengendalian plak yaitu dengan cara mekanis dengan berbagai cara menyikat gigi maupun dengan bantuan bahan kimia. 3. Bagaimana tindakan pencegahan terhadap karies berdasarkan faktor faktor risiko tersebut ? a. Mengurangi konsumsi KH terutama yang mudah melekat dan dimakan diantara waktu makan b. Melakukan fluoridasi baik secara sistemik ( air minum, tablet, garam, susu , tetes) maupun secara lokal ( pasta gigi, larutan kumur, aplikasi lokal ) c. Pengendalian plak dengan kontrol plak 4. Bagaimana mekanisme F dalam mencegah karies ? a. Efek pre erupsi : adanya F pada periode pembentkan gigi akan menghasilkan email dengan kristal kristal yang lebih baik dan lebih resisten terhadap serangan asam. Kristal yang terbentuk lebih besar, lebih sempurna dengan kandungan karbonat lebih rendah , bentuk gigi lebih kecil dengan tonjol lebih membulat dan fisura yang dangkal, dengan

adanya kadar F yang optimum pada periode ini. Keadaan ini yang mengakibatkan kelarutannya terhadap asam berkurang. b. Efek pasca erupsi : ketika terjadi proses demineralisasi email, zat zat yang terlarut. akan bersama dengan ion bufer saliva berdifusi ke dalam plak. Akibatnya asam yang dihasilkan oleh kuman plak dapat dinetralkan. Adanya F dalam asam akan menghambat demineralisasi dan meningkatkan

remineralisasi sehingga akan merangsang perbaikan atau penghentian lesi karies awal 5. Apa efek yang dapat terjadi pada pemakaian F yang berlebihan untuk mencegah karies sejak dini ? a. Akan menyebabkan terjadinya Fluorosis pada gigi atau yang disebut Mottled Enamel 6. Bagaimana mekanisme terjadinya Mottled Enamel ? a. Ditandai dengan tanda awal yaitu gigi erupsi dengan email yang berbintikbintik b. F mempengaruhi fungsi ameloblast sehingga mineralisasi menjadi tidak sempurna. 7. Apa ciri / tanda tanda spesifik dari Mottled Enamel ? a. Tingkat keparahannya tidak sama untuk semua gigi b. Kelainan terjadi pada gigi secara homolog ( simetris ) 8. Bagaimana cara2 mengurangi kadar F yang tinggi dalam air minum masyarakat ? Antara lain : a. Lime softening b. Teknik Nalgonda c. Alum d. Activated alumina e. Activated karbon f. Tualng alami g. Bone char h. Bone char dan charcoal i. Tulang sintetis j. Bauksit k. Ion exchange resin l. Elektodialisis m. Osmosis terbalik STRATEGI PEMBELAJARAN 1. Diskusi kelompok yang diarahkan tutor 2. Diskusi kelompok mandiri tanpa tutor

3. Konsultasi pada narasumber yang ahli ( pakar ) pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam 4. Kuliah khusus dalam kelas 5. Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar, majalah, slide, tape atau video dan internet 6. BAHAN BACAAN DAN SUMBER LAIN
1. Houwink, et al.Ilmu Kedokteran gigi pencegahan. Gajah Mada press,1993 2. Jong,A. Dental Public Health & Community Dentistry. Mosby Co, 1981 3. Hiremah. Textbook of Preventive and Community Dentistry. Elsevier, Mosby, Saunder, Churchill Livingstone, butterwoth Heinemann & Hanley & Belfus are the Health Science imprints of Elsevier. 2009 4. Burt,T & Brian,A. Dentistry Dental Practice and Community.5 th ed. USA.WB Saunders Co, 1999 5. TR Gururaja Rao. Text Book of Community Dentistry 2 nd ed. All India Publisher & Distributors. 2007 6. Norman O Haris, RAG. Primary Preventive Dentistry 7. Wei, SH. Pediatric Dentistry Total Patient Care 8. James R.Mellanberg, Louis W.Ripa dan Gary S. Leske . Fluoride in Preventive 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.

Dentistry Goran Koch dan Sven Poulsen. Pediatric Dentistry a Clinical Approach. Munksgaard Ole Fejerskov, Firoze Mmanji, Vibeke Baelum , Ingolf J.Moller.Fluorosis ( Dental fluorosis ) alih bahasa : Purwanto Rasinta Tarigan. Karies gigi. Hipokrates Jakarta Mc Donald, Aver, Dean.Dentistry for the Child and Adolescent. Mosby Edwina A.M. Kidd. Dasar Dasar Karies. Penyakit dan Penanggulangannya. Alih bahasa Narlan Sumawinata dan Safrida Faruk. Michele Leonard Darby, Eleanor J.Bushee. Comprehensive Review of Dental Hygiene. The CV Mosby Company E. Desmond Farmer and Frank E. Lawton.Stones Oral and Dental Diseases. The English Language Book Society and E.& S. Livingstone Ltd Ernest Newbrun. Cariology. Williams & Wilkins. Baltimore / London. Pauline F. Steele. Dimensions of Dental Hygiene. Lea & Febiger. Philadelphia R.J. Andlaw dan W.P. Rock. Perawatan Gigi Anak. ( a Manual of Paedodontics ) alih bahasa Agus Djaya.

Dosen Pengampu mata kuliah :

NO 1 2 3

NAMA Prof.Dr.Rasmidar Samad, drg.MS Rini Pratiwi, drg. M.Kes Prof.Dr.Burhanuddin DP,drg.M.Kes

JABATAN Ketua Blok Sekretaris Blok Staf Dosen

E MAIL hscrp.samad@gmail.com rinipratiwi.sadad@ymail.com bpasiga@gmail.com

HP 0811449123 08194130071 08164383004

PROBLEM BASED LEARNING

MODUL 2 PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI dan MULUT

Disusun Oleh :

drg. Rini Pratiwi,M.Kes

Disajikan pada semester akhir 2013 - 2014

MODUL UNTUK MAHASISWA


BLOK EPIDEMIOLOGI , EKONOMI dan KEBIJAKAN KESEHATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

PENDAHULUAN Prinsip Pencegahan penyakit gigi dan mulut yaitu bahwa pencegahan tidak hanya dilakukan sebelum kena penyakit ( pre-patogenesis ) tapi setelah kena penyakit ( patogenesis ) juga perlu dilakukan pencegahan dengan tujuan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah . Kedokteran gigi pencegahan ini meliputi seluruh aspek kedokteran gigi yang dilakukan oleh dokter gigi, individu dan masyarakat yang mempengaruhi kesehatan rongga mulut. Leavel dan Clark membuat klasifikasi pelayanan pencegahan atas 3 yaitu : pencegahan primer, sekunder dan tersier dengna 5 tahapan. Pada tahap pre-patogenesis pencegahan primer bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit, yang dilakukan dengan upaya meningkatkan kesehatan ( health promotion ) dan memberi perlindungan khusus( specific protection ). Pada tahap awal periode patogenesis dilakukan pencegahan sekunder, untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak berkembang melalui diagnosis dini dan pengobatan tepat ( early diagnosis & prompt treatment ). Pencegahan yang terakhir yaitu pencegahan tersier yaitu pencegahan pada tahap akhir patogenesis untuk mencegah kehilangan fungsi meliputi pelayanan membatasi ketidakmampuan ( disability limitation ) dan rehabilitasi ( rehabilitation ). Modul ini diberikan pada mahasiswa yang mengambil mata kuliah pada Blok Epidemiologi, Ekonomi dan Kebijakan kesehatan di semester VI. Rancangan pembelajaran pada sistem ini disajikan pada permulaan buku modul agar dapat dimengerti secara menyeluruh tentang prinsip pencegahan penyakit gigi dan mulut. Modul ini berisi skenario tentang hasil sebuah survei yang menemukan angka kejadian karies gigi yang tinggi dan terus meningkat dengan penyebab/faktor risiko yang berbeda. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan berbagai cara menurunkan angka kejadian karies berdasarkan faktor risikonya. Sebelum menggunakan modul ini mahasiswa diharapkan agar membaca tujuan pembelajaran sehingga tidak terjadi penyimpangan pada diskusi dan tujuan serta dapat dicapai sesuai kompetensi minimal yang diharapkan dapat tercapai. Bahan untuk diskusi dapat diperoleh dari bacaan yang tercantum di akhir modul.

Kuliah pakar akan diberikan atas permintaan mahasiswa yang berkaitan dengan modul ataupun penjelasan dalam pertemuan konsultasi antara peserta kelompok diskusi mahasiswa dengan ahli yang bersangkutan. Penyusun mengharapkan modul ini dapat membantu mahasiswa dalam memecahkan masalah Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut melalui 5 Tahapan Pencegahan menurut Leavell & Clark Makassar, 15 Nopember 2013 Penyusun : Rini Pratiwi

SASARAN BELAJAR Setelah mempelajari modul ini , mahasiswa diharapkan dapat 1. Memahami dan menerapkan Prinsip-Prinsip Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut menurut Leavel & Clark 2. Melakukan upaya Promotif dan Preventive pada masyarakat SKENARIO : Berdasarkan SKRT ( Survei Kesehatan Rumah Tangga ) 2001, penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi keenam yang dikeluhkan masyarakat di Indonesia. Ada dua jenis penyakit gigi dan mulut yang prevalensinya cukup tinggi di Indonesia yaitu karies dan penyakit periodontal. Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat antara lain adalah faktor perilaku atau sikap yang mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. di beberapa negara industri terjadi penurunan angka kejadian karies terutama disebabkan oleh penggunaan Fluor yang tepat dan tidakan pencegahan. WHO mempunyai target pencapaian gigi sehat yaitu pada tahun 2010 angka DMFT anak usia 12 tahun sebesar 1 yang didomonasi oleh indikator FT, dan untuk mencapai kondisi ini diperlukan tindakan pencegahan. Pencegahannya ini merupakan tanggung jawab penting dari profesi dokter gigi. TUGAS UNTUK MAHASISWA 1. Setelah membaca dengan teliti skenario tersebut di atas, mahasiswa

mendiskusikannya dalam suatu kelompok diskusi yang terdiri dari 12 15 orang, dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekertaris yang dipilih oleh mahasiswa sendiri. Ketua dan sekertaris ini sebaiknya berganti pada setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh tutor atau secara mandiri. 2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar, jurnal, slide, tape atau video dan internet untuk mencari informasi tambahan. 3. Melakukan diskusi kelompok mandiri ( tanpa tutor ) ,melakukan curah pendapat bebas antar anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese informasi dalam menyelesaikan masalah. 4. Melakukan penilaian atas pelaksanaan tutorial pada umumnya dan kinerja tutor 5. Melakukan penilaian atas kinerja mahasiswa lain dalam kelompoknya. 6. Berkonsultasi pada narasumber yang ahli pada permasalahan dimaksud

untukmemperoleh pengertian yang lebih mendalam ( Tanya pakar )

7. Mengikuti kuliah khusus ( kuliah pakar ) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas atau tidak ditemukan jawabannya. PROSES PEMECAHAN MASALAH Dalam diskusi kelompok, mahasiswa memecahkan problem yang terdapat dalam scenario ini, dengan melakukan 7 langkah tersebut di bawah ini : 1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam skenario tersebut di atas, dan tentukan kata kunci 2. Identifikasi problem penting dalam skenario tersebut di atas dengan membuat pertanyaan penting 3. Analisis problem problem tersebut dengan brain storming 4. Urutkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas 5. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh mahasiswa atas kasus tersebut di atas. Langkah 1 s/d 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor 6. Cari informasi tambahan tentang kasus tersebut di tasa diluar kelompok tatap muka. Langkah 6 dilakukan dengan belajar sendiri atau diskusi berkelompok tidak dengan tutor 7. Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi- informasi yang baru ditemukan. Langkah 7 dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor. JADWAL KEGIATAN 1. Pertemuan pertama : dalam kelas besar, untuk dinamika, menjelaskan tentang cara penyelesaian modul dan membagi kelompok diskusi. 2. Mahasiswa belajar mandiri atau berkelompok untuk memilih ketua dan penulis kelompok 3. Pertemuan kedua : kelompok diskusi dipimpin oleh mahasiswa untuk menyelesaikan langkah 1 sd 5 4. Mahasiswa belajar mandiri baik sendiri-sendiri atau berkelompok untuk mencari informasi baru 5. Pertemuan ketiga : untuk melaporkan hasil diskusi dan mensintesis informasi yang baru ditemukan

6. Pertemuan terakhir : dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel untuk melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal yang belum terjawab pada ahlinya ( temu pakar ) TIME TABLE : HARI I Pertemuan I II Pertemuan II III MANDIRI IV Pertemuan III V Kuliah pakar

STRATEGI PEMBELAJARAN 1. Diskusi kelompok yang diarahkan tutor 2. Diskusi kelompok mandiri tanpa tutor 3. Konsultasi pada narasumber yang ahli ( pakar ) pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam 4. Kuliah khusus dalam kelas 5. Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar, majalah, slide, tape atau video dan internet

BAHAN BACAAN DAN SUMBER-SUMBER LAIN


1. Buku teks ( minimal 10 tahun terakhir ) 2. Jurnal ( minimal 5 tahun terakhir ) 3. Diktat / Handout ( terbaru ) 4. Internet ( JANGAN mengambil dari BLOG dan website yang bersifat komersial dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kualitas ilmiahnya )

5. CD-rom, video

LEMBAR KERJA 1. Kalimat / Kata KUNCI

2. Pertanyaan

3. Tujuan Pembelajaran pada kasus

4. Jawaban pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai