Penyusun :
Herlambang Prehananto, drg., Sp.PM
Isidora Karsini S, drg., MS., Sp.PM
Hening Tuti Hendarti, drg., MS., Sp.PM(K)
Bagus Soebadi, drg., MHPEd., Sp.PM(K)
Endah Kusumastuti, drg., MDSc
Achmad Harijadi O, drg., MS., Sp.BM(K)
Edi Hermanto, drg., M.Kes., Sp.BM
Dzanuar Rahmawan, drg., M.Si
Sawitri Dwi Indah Pertami, drg
Pada kurikulum berbasis kompetensi, strategi utama yang digunakan adalah belajar
berdasarkan masalah atau PBL. Kegiatan belajar ini dilaksanakan dengan mengacu pada
skenario masalah yang memuat trigger atau pemicu melalui sebuah diskusi tutorial.
Pengembangan Informasi berikutnya diperoleh dari kuliah pakar, belajar mandiri, praktikum
dan skills lab. Diskusi Tutorial Mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, setiap
kelompok terdiri dari sekitar 10 orang sampai 15 orang mahasiswa dan dibimbing oleh seorang
tutor sebagai fasilitator. Dalam diskusi tutorial perlu ditunjuk satu orang sebagai ketua diskusi
dan satu orang sebagai sekretaris, keduanya akan bertugas sebagai pimpinan diskusi. Ketua
diskusi dan sekretaris ditunjuk secara bergiliran untuk setiap skenario agar semua mahasiswa
mempunyai kesempatan berlatih sebagai pemimpin dalam diskusi. Oleh karena itu perlu
difahami dan dilaksanakan peran dan tugas masing-masing dalam tutorial sehingga tercapai
tujuan pembelajaran. Sebelum diskusi dimulai tutor akan membuka diskusi dengan perkenalan
antara tutor dengan mahasiswa dan antara sesama mahasiswa. Setelah itu tutor menyampaikan
aturan main dan tujuan pembelajaran secara singkat. Ketua diskusi dibantu sekretaris
memimpin diskusi dengan menggunakan 7 langkah atau seven jumps untuk mendiskusikan
masalah yang ada dalam skenario.
2.2 Kuliah
Pada blok ini kuliah dilaksanak dalam bentuk kuliah tambahan dan kuliah pakar. Kuliah
pakar dilaksanakan untuk memperjelas konsep atau teori yang sulit atau khusus sehingga
membutuhkan pakar untuk meningkatkan pemahaman, kuliah dapat diselenggarakan dalam
bentuk konsultasi interaktif berdasarkan masalah atau dapat diselenggarakan secara terjadwal,
maupun atas permintaan mahasiswa bila diperlukan.
Kuliah tambahan merupakan kuliah yang dilaksanakan dengan materi diluar pada
skenario dengan jadwal yang sudah disusun dan disampaikan pada kontrak perkuliahan. Materi
yang diberikan mengacu dalam Capaian Pembelajaran (CP) pada blok ini. Pada kuliah
tambahan mahasiswa akan diberikan tugas kelompok dengan pembuatan poster, poster harus
dibuat semenarik mungkin dan isi materi berasal dari kuliah tambahan disertai sumber
informasi dari text book dan jurnal terbaru.
2.3 Evaluasi
Sistem penilaian blok dilaksanakan dengan mempertimbangkan proses selama
mengikuti kegiatan belajar-mengajar, etika, dan penguasaan pengetahuan. Dengan bobot nilai
:
KRITERIA
NO KEGIATAN PROSENTASE KETERANGAN
PENILAIAN
Keaktifan
Penilaian di setiap pertemuan.
Kehadiran tepat Menggunakan :
1 Tutorial 30% 1. Text book
waktu
2. Journal (Bahasa Inggris 7
Interaksi antar teman dan Bahasa Indonesia 5)
Presentasi
Dipresentasikan ketika akhir blok.
gambar/ilustrasi Materi yang dipakai adalah semua
Poster
3 15% yang dipakai materi kuliah tambahan. Penilaian
kelompok
minimal 3 orang dosen dengan
Isi dan materi yang check list penilaian.
dipakai
Kerapian
Dibuat setelah selesai skenario pada
Resume Kelengkapan pertemuan ke 2. Dikumpulkan
4 10%
skenario maksimal 2 hari setelah skenario
Keakuratan sumber berakhir.
informasi
Apabila total nilai diatas mendapat nilai dibawah 55 (nilai C), mahasiswa dianggap
tidak lulus sehingga mahasiswa diwajibkan mengulang pada ujian akhir blok perbaikan.
Apabila pada ujian akhir blok perbaikan mahasiswa masih tidak lulus maka mahasiswa dapat
mengikuti program remidi. Program remidi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kepala
Program Studi S1 Kedokteran Gigi dengan jadwal dan peserta remidi yang sudah ditentukan
dalam kebijakan Program Studi, apabila tidak ada program remidi mahasiswa harus mengikuti
lagi blok tersebut pada tahun berikutnya.
No KRITERIA NILAI
1. Kehadiran
2. Aktifitas identifikasi permasalahan dalam skenario
3. Interaksi antar teman
Skor total (rata-rata ) : Paraf :
Sempurna A 4 75,00-100,00
Sangat Baik AB 3,5 70,00-74,99
Baik B 3 65,00-69,99
Sedang BC 2,5 60,00-64,99
Cukup C 2 55,00-59,99
Kurang CD 1,5 47,50-54,99
Kurang Sekali D 1 40,00-47,49
Gagal E 0 0,00-39,99
Tabel 2.2 Rentang nilai blok
Pertemuan 1
Pertemuan 2
*) Keterangan
Kel : Kelompok
R. OSCE : Ruang OSCE Lantai 4 Gedung Adipatma
7. 2 November 2019 Isidora Karsini S, drg., MS., Sp.PM Lesi Ulseratif dan Vesikulobulosa
No. Tanggal Dosen Pokok Bahasan
10. 5 November 2019 Bagus Soebadi, drg., MHPEd., Sp.PM(K) Pigmentasi Rongga Mulut
18. 15 November 2019 Edi Hermanto, drg., M.Kes., Sp.BM Sterilisasi dan Teknik asepsis
17. 16 November 2019 Edi Hermanto, drg., M.Kes., Sp.BM Bedah Preprostetik
Dwayuningtyas, drg
21. 20 November 2019 Achmad Harijadi O, drg., MS., Sp.BM(K) Infeksi Odontogen
3.1 Modul disusun oleh tim penyusun modul dengan koordinator PJ modul
3.2 Skenario, tujuan umum pembelajaran dan daftar pustaka yang digunakan dalam modul
tersebut diberikan kepada mahasiswa minimal 1 minggu sebelum tutorial berlangsung
melalui PJ tingkat.
3.2 Skenario, penjabaran learning issue (disusun dengan jelas pada masing-masing point
learning issue), kesimpulan dan daftar pustaka diberikan pada tutor minimal 1 minggu
sebelum tutorial berlangsung.
SKENARIO 1
Pak Sandi, usia 48 tahun, seorang penarik becak di kota Kediri. Pak Sandi mempunyai
kebiasaan merokok sejak SMP sampai sekarang. Dalam sehari bisa lebih dari 10 batang rokok
kretek yang non filter. Akhir-akhir ini setoran pendapatannya menurun karena bersaing dengan
Ojek Online, hal ini yang membuat Pak Sandi semakin sering merokok karena stres. Pak Sandi
merasakan muncul warna putih pada pipi dalam sebelah kiri, terdapat peninggian, dan tidak
dapat hilang ketika dibersihkan memakai sikat gigi. Kemudian Pak Sandi memeriksaan diri ke
dokter gigi, dokter gigi merujuk untuk diperiksa Histopatologi Anatomi (HPA). Dari hasil HPA
ditemukan adanya sel displasia yang masuk dalam kategori severe dysplasia.
SKENARIO 2
Sindy seorang gadis berusia 16 tahun bersekolah di SMA favorit di Kota Kediri. Sindy
merupakan anak dari keluarga berada, tetapi untuk kebutuhan makanan harian sindy selalu
memilah makanan yang dia sukai, Sindy tidak menyukai sayur dan buah. Belakangan ini nafsu
makannya semakin menurun karena muncul sariawan pada pipi kanan bagian dalam. Sariawan
yang dikeluhkan muncul berulang dan muncul ketika sindy mengalami menstruasi. Kemudian
Sindy mengobati sariawannya dengan obat oles triamsinolone acetonide berbentuk pasta yang
diresepkan oleh dokter giginya.
SKENARIO 3
Seorang laki-laki usia 25 tahun datang ke RSGM dengan keluhan sakit pada daerah rahang
bawah kiri bagian belakang. Pasien telah minum antibiotik dan analgetik, namun tidak kunjung
sembuh. Keadaan umum baik, TD : 120/80 mmHg, N : 66 x/menit, dan R : 16 x/menit. Pada
pemeriksaan intraoral tidak ada gigi 38, geligi dan jaringan lunak tidak ada kelainan.
Pemeriksaan radiografik menunjukan posisi gigi 38 terletak mesioangular didalam ramus
mandibula dengan bagian tertinggi terletak di antar servikal dan oklusal gigi 37. Dokter gigi
merencanakan untuk melakukan operasi pengambilan gigi tersebut.
SKENARIO 4
Seorang perempuan usia 27 tahun datang ke RSGM dengan keluhan nyeri tekan pada geraham
rahang bawah kirinya. Rasa nyeri meningkat ketika pasien makan. Dulu awalnya gigi
berlubang kecil kemudian membesar. Pemeriksaan obyektif pada gigi 36 karies profunda, tes
vitalitas (-), perkusi (+). Hasil pemeriksaan radiografis reaksi periosteal berupa gambaran
radiolusen berbatas diffuse di sekitar apikal gigi 36.
SKENARIO 5
Doni seorang Penyanyi terkenal Ibu Kota, saat ini Doni berada di Kota Batu Malang untuk
bernyanyi di acara Konser Musik. Malam hari cuaca di Batu Malang sangat dingin sehingga
Doni merasakan lubang pada giginya semakin nyeri. Kemudian Doni pergi ke Klinik Gigi
terdekat untuk mencabutkan giginya. Doni mempunyai riwayat alergi terhadap makanan laut
dan menyangkal mempunyai kebiasaan merokok dan minum alkohol. Setelah dilakukan
anestesi infiltrasi dengan pehacain kemudian Doni mengatakan kepalanya pusing, mual, dan
nafas jadi sesak. Dokter Gigi kemudian melakukan tindakan pertolongan kepada Doni.
V. SUMBER BACAAN
• Glick, M 2015, Burket’s Oral Medicine, Diagnosis & Treatment. 12th ed. Kindle.
• Scully, C 2013, Oral and Maxillofacial Medicine: The Basis of Diagnosis and Treatment, 3rd
ed, Churchill Livingstone.
• Scully, C 2014, Medical Problems in Dentistry, 7th ed. Elsevier.
• Cawson, RA & Odell, EW 2017, Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine, 9th ed,
Elsevier.
• Laskaris, G 2003, Color Atlas of Oral Diseases, 3rd ed (Revised and Expanded Edition),
Thieme
• Coleman, GC & Nelson, JF 1992, Principles of Oral Diagnosis, Mosby.
• Ghali. E.G • Peter E. Larsen • Peter D. Waite. 2004. Peterson’s Principles of oral and
maxillofacial surgery, 2nd ed. B.C Decker. Halminton, London.
• Joana J.S., Itai A.B. 2012. Principles of Bone Regeneration. Springer New York
• Miloro, M. Kolokythas, A. 2012. Management of Complications in Oral and Maxillofacial
Surgery. John Wiley & Sons, Inc.
• Omar, E.A.Z. Jarab, F. Fareed, W.M. 2018. Local Anesthesia and Extractions for Dental
Students : Simple Notes and Guidelines. Bentham Science Publishers – Sharjah, UAE. All
Rights Reserved.
• Kantor, J. 2016. Atlas of Suturing Techniques : Approaches to Surgical Wound, Laceration,
and Cosmetic Repair. McGraw-Hill Education.
• Hupp, J.R. Ellis, E. Tucker, M.R. 2019. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery, 7th Ed.
Elsevier, Inc. Philadelphia