Anda di halaman 1dari 16

!

KONTRAK PEMBELAJARAN
BLOK 4: TUMBUH KEMBANG

Penyusun:

Dr. Purwanto, drg., M.Kes


Yenny Yustisia, drg., M.Biotech
Dr. Didin Erma Indahyani, drg., MKes
Dr. Atik Kurniawati, drg., M.Kes Yani
Corvianindya Rahayu, drg., MKG

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2016

1. IDENTITAS BLOK
Nama Blok

: Blok 4: TUMBUH KEMBANG

Kode Mata Kuliah


Semester
Beban Studi

: KGU 1162
: I (satu)
: 5 (lima) SKS terdiri dari,
Tutorial
( 2 SKS)
Kuliah
(2 SKS)
Praktikum (1 SKS)
: merupakan mata ajar Terintegrasi dari kelompok Ilmu Kedokteran
Dasar dan Kedokteran Gigi Dasar yang mengakomodasi domain 2
Standar Kompetensi Dokter Gigi yakni penguasaan ilmu
pengetahuan kedokteran dan kedokteran gigi.
: Dr. Purwanto, drg., M.Kes
: Yenny Yustisia, drg., M.Biotech

Deskripsi Blok

Koordinator
Sekretaris

Dosen Pengampu
a. Tutorial
1. Dr. Purwanto, drg., M.Kes
2. Yenny Yustisia, drg., M.Biotech
3. Amandia Dewi Permana Shita, drg., M.Biomed
4. Dr. Zahreni Hamzah, drg., MS
5. Dr. Didin Erma Indahyani, drg., MKes
6. Yani Corvianindya Rahayu, drg., MKG
7. Dr. Atik Kurniawati, drg., M.Kes
8. Suhartini, drg., M.Biotech
9. Nuzulul Hikmah, drg., M.Biomed
10. Nadie Fatimatuzzahro, drg., M.Biomed
b. Perkuliahan
1. Dr. I Dewa Ayu Susilawati, drg., M.Kes
2. Happy Harmono, drg., M.Kes
3. Dr. Purwanto, drg., M.Kes
4. Nuzulul Hikmah, drg., M.Biomed
5. Yani Corvianindya Rahayu, drg., MKG
6. Izzata Barid, drg., MKes
7. Dr. Didin Erma Indahyani, drg., MKes
8. Dr. Atik Kurniawati, drg., M.Kes
9. Dr. Zahreni Hamzah, drg., MS
10.Yenny Yustisia, drg., M.Biotech
c. Praktikum
1. Dr. Purwanto, drg., M.Kes
2. Happy Harmono, drg., M.Kes

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Amandia Dewi Permana Shita, drg., M.Biomed


Nuzulul Hikmah, drg., M.Biomed
Yani Corvianindya Rahayu, drg., MKG
Izzata Barid, drg., MKes
Dr. Didin Erma Indahyani, drg., MKes
Dr. Atik Kurniawati, drg., M.Kes
Yenny Yustisia, drg., M.Biotech

2. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Sikap

Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang


keahliannya secara mandiri

Ketrampilan
umum

Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis dan sistematis dan


inovatif dalam konteks pengembangan dan implementasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan
nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahliannya

Ketrampilan
khusus

Mampu mengkaji proses tahapan tumbuh kembang manusia secara


umum dan stomatognatik secara mendalam mulai saat pembuahan
sampai akhir hayat, pre natal dan post natal sebagai landasan metode
pendekatan penyelesaian berbagai masalah yang berkaitan dengan
kelainan tumbuh kembang sistem stomatognatik dengan melakukan
penegakan diagnosa dan rencana perawatan secara tepat dan benar.

Penguasaan
Pengetahuan

Mampu menguasai konsep teoritis secara umum bidang pengetahuan


Genetika molekuler, Biologi Kedokteran, embriologi, histologi,
Gerodontologi, dan konsep teoritis bidang ilmu Biologi mulut
secara mendalam

3. BAHAN KAJIAN
3.1 Keluasan dan Kedalaman Bahan Kajian
Bidang IPTEKs

Keluasan bahan kajian

Kedalaman

Genetika
molekuler

1. Kromosom
2. Gen

Konsep teroritis
secara umum

2.

Tumbuh
Kembang Pre
natal

Konsep teroritis
1. Fertilisasi
2. Embrio: perkembangan jaringan
secara umum
Endodermal, Mesodermal dan Ektodermal.

Tumbuh
Kembang Post
natal

Cacat bawaan

3. kranial
4. wajah
5. hidung dan palatum
6. rahang (maksila dan mandibula)
7. lidah dan jaringan lunak rongga
mulut
8. TMJ
9. odontogenesis
10. amelogenesis
11. dentinogenesis
12. sementogenesis
13. pulpa gigi
14. bentuk mahkota
15. akar gigi tunggal dan ganda
16. jaringan periodontal
17. perkembangan gigi secara histologis
18. kelenjar saliva
19. perkembangan kelenjar saliva secara
histologis

Konsep teroritis
secara mendalam

1. erupsi gigi
2. konsep kalsifikasi dan kristalisasi apatit
rongga mulut
3. perkembangan sistem gigi geligi
4. perkembangan oklusi
5. perkembangan wajah
6. remodeling rongga mulut
7. kelenjar saliva
8. kelenjar tiroid

Konsep teroritis
secara mendalam

9. proses penuaan

Konsep teroritis
secara umum

1. genetik
2. lingkungan

Konsep teroritis
secara umum

3.2 Peta Bahan Kajian


Kromosom
Gen

Faktor :
- lingkungan
- genetik

CACAT BAWAAN
& PEWARISAN

Tumbuh Kembang Pre natal


1. Fertilisasi
2. Embriologi

Tumbuh Kembang Post Natal


1. Lahir dan Bayi
2. Masa anak-anak
3. Masa Dewasa
4. Masa Tua

KORELASI KLINIK

4. PROSES PEMBELAJARAN
Pembelajaran blok Tumbuh Kembang merupakan implementasi dari Kurikulum Berbasis
Capaian dengan mengutamakan pendekatan Student-Centered Learning (SCL). Pada
pendekatan SCL, mahasiswa belajar mencari dan merekonstruksi pengetahuan secara aktif
menggunakan berbagai sumber bahan ajar, didampingi oleh dosen yang berperan sebagai
fasilitator. Strategi pembelajaran menggunakan masalah/skenario sebagai stimulus untuk
menemukan atau mendapatkan informasi yang diperlukan untuk memahami dan mencapai
solusi suatu permasalahan (problem-based learning).
Pembelajaran dilaksanakan dengan metode tutorial, kuliah dan praktikum. Pengalaman
belajar yang diperoleh mahasiswa antara lain, partisipasi dalam diskusi, mengemukan
pendapat, melakukan presentasi, melihat obyek secara nyata, menyimak dan
mendengarkan.
4.1 Tutorial (2 SKS).
Pembelajaran tutorial dengan beban studi 2 SKS, artinya kegiatan ini terdiri dari:
a. Kegiatan tatap muka 2 x 16 x 50 menit
b. Kegiatan penugasan terstruktur 2 x 16 x 50 menit
c. Kegiatan mandiri 2 x 16 x 50 menit
Pembelajaran tutorial pada blok ini membahas 4 topik bahan kajian, masing-masing
menggunakan skenario masalah sebagai stimulus pembelajaran. Keempat topik tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Pertumbuhan Gigi
b. Pertumbuhan Jaringan Lunak RM
c. Perkembangan Oklusi
d. Cacat Bawaan
Pelaksanaan tutorial pada setiap topik bahan kajian dibagi menjadi dua tahap yaitu diskusi
tutorial dan pleno. Jadi beban belajar mahasiswa untuk setiap topik kajian adalah, diskusi
tutorial 2 x tatap muka @ 150 menit, kegiatan mandiri 2 x 60 menit, pleno/kuliah pakar 2 x
50 menit, penugasan terstruktur (membuat laporan tutorial) 2 x 60 menit. Laporan tutorial
diserahkan kepada tutor pembimbing paling lambat satu minggu setelah diskusi tutorial
kedua.
4.1.1 Diskusi tutorial
Pada kegiatan tutorial, mahasiswa belajar berdasarkan masalah (problem-based learning).
Kegiatan belajar ini dilaksanakan dengan mengacu pada modul yang berisi skenario
masalah yang berguna sebagai trigger atau pemicu, selanjutnya pembelajaran dilakukan
melalui diskusi tutorial. Diskusi tutorial dalam kelompok beranggotakan 10-15 mahasiswa
dan dipandu oleh tutor yang bertugas sebagai fasilitator. Dalam diskusi tutorial, satu
skenario diselesaikan dalam dua kali pertemuan dengan selang waktu 2 hari. Diskusi
dilakukan dengan metode seven jumps ( tujuh langkah) yang terdiri:

1) mengklarifikasi istilah/konsep (clarifying unfamiliar terms)


2) menetapkan permasalahan (problem definition).
3) menganalisis masalah (brainstorming).
4) menarik kesimpulan langkah 3 (analysing the problem).
5) menentukan tujuan belajar ( learning objective )
6) belajar mandiri (self-study).
7) menarik kesimpulan dari seluruh informasi yang telah didapat berdasarkan learning
objective/LO (reporting/generalisation).
Langkah 1-5 dilaksanakan pada pertemuan pertama, langkah 6 dilaksanakan di luar
diskusi, sedangkan langkah 7 dilaksanakan pada pertemuan kedua.
Tutor dapat melakukan modifikasi pada metode tutorial.
4.1.2 Pleno
Pertemuan berikutnya dilakukan pleno yang bertujuan untuk klarifikasi pemecahan
masalah atau kuliah pendalaman materi dari pakar. Pleno diikuti oleh semua kelompok
mahasiswa dan dilaksanakan dalam satu kelas. Pelaksanaan pleno diatur seperti model
seminar, salah satu kelompok bertindak sebagai penyaji dan kelompok yang lain sebagai
penyanggah. Pemilihan kelompok yang bertindak sebagai penyaji ditentukan melalui
undian pada awal pembelajaran (saat penjelasan kontrak pembelajaran). Masing-masing
kelompok penyanggah mengajukan satu pertanyaan pada saat pleno, apabila waktu masih
tersedia penyanggah dapat mengajukan pertanyaan kedua. Moderator dan notulen berasal
dari kelompok penyaji. Pleno juga dihadiri oleh dosen pembuat skenario/pakar dan tutor.
Pengaturan waktu untuk pleno adalah, 20 menit presentasi, 30 menit diskusi, 50 menit
untuk klarifikasi/pendalaman materi dari dosen/pakar.
4.2 Perkuliahan
Perkuliahan dengan beban studi 2 sks artinya kegiatan ini terdiri dari terdiri dari
a. Kegiatan tatap muka 2 x 16 x 50 menit
b. Kegiatan penugasan terstruktur 2 x 16 x 50 menit
c. Kegiatan mandiri 2 x 16 x 50 menit
Kuliah dilaksanakan dengan metode ceramah/seminar, dengan media LCD. Mahasiswa
yang memprogram blok ini dibagi menjadi 10 kelompok (kelas), masing-masing dibimbing
oleh seorang dosen yang berperan sebagai fasilitator.
4.3 Praktikum.
Praktikum dengan beban 1 sks, dilaksanakan dalam 14 kali praktikum @ 150 menit, yang
dibimbing oleh tim dosen. Praktikum dilaksanakan pada tiga labratorium, yakni Biologi
Kedokteran, Histologi, dan Biologi Mulut. Praktikum dilakukan 3x untuk Biologi
Kedokteran, 4x untuk Histologi, dan 7 x Biologi Mulut.

5. BAHAN BACAAN
1. van Resburg BG Jansen. 1995. Oral Biology. Quintessence Publishing Co.Inc.
Germany
2. K Avery and D J Chiego, 2005, Essentials of Oral Histology and Embryology: a
Clinical Approach (3nd Edition), Mosby
3. Nanci A., 2012, Ten Cate's Oral Histology: Development, Structure, and
Function, 8th Edition, Mosby
4. Roth GI. Calmes R. 1981. Oral Biology. The CV Mosby Company. United States
of America
5. Shuttleworth A., D. K. Whittaker, David B. Ferguson , 2000, Oral Bioscience ,
Churchill Livingstone
nd

6. Cole AS. Eastoe JE. 1994. Biochemistry and Oral Biology 2 ed. A Member of
the Reed Elsevier plc Group, London
7. Barry Berkovitz, Bernard Moxham, Roger Linden, Alastair Sloan, 2010, Master
Dentistry Volume 3 Oral Biology: Oral Anatomy, Histology, Physiology and
Biochemistry, Churchill Livingstone
8. Davis, WL., 1986, Oral Histology (cell Structure and Fucntion), W.B., Saunders
Company, Philadelphia
9. Mjor IA., Fejerkov O, 1991, Embriologi dan histologi Rongga mulut (Human
Oral Embryology and Hystology), Alih Bahasa drg Lilian Yuwono, Widya
Medika, Jakarta
10. Thompson Hamish, 1992, Oklusi (Alih Bahasa T Suta dan Lilian Yuwono),
Jakarta: Buku Kedokteran EGC

6. EVALUASI CAPAIAN PEMBELAJARAN


Evaluasi pembelajaran dilaksanakan berdasarkan penilaian proses dan hasil belajar
mahasiswa dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. Penilaian mencakup
prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara
terintegrasi. Teknik penilaian terdiri atas observasi, partisipasi, tes tertulis dan tes lisan.
Instrumen penilaian proses dalam bentuk rubrik dan/atau penilaian hasil dalam bentuk
laporan kegiatan dan hasil test.
Kualifikasi capaian keberhasilan mahasiswa dalam menempuh Blok Tumbuh
Kembang, dinyatakan dengan nilai huruf dengan kisaran seperti yang tertera dalam tabel
6.2. Nilai Blok Tumbuh Kembang, merupakan nilai kumulatif hasil belajar dari semua
kegiatan pembelajaran yakni tutorial, perkuliahan dan praktikum, dengan pembobotan
sesuai proporsi SKSnya. Nilai kumulatif dinyatakan dalam bentuk angka, yang kemudian
dikonversi menjadi nilai huruf, yang merupakan nilai final Blok Tumbuh Kembang.

Tabel 6.1. Bobot Penilaian Kegiatan Pembelajaran


No

Kegiatan pembelajaran

Bobot nilai

1
2

Tutorial
Perkuliahan

40%
40%

Praktikum

20%

Total

100%

Tabel 6.2. Konversi Nilai Angka Menjadi Huruf (Nilai Akhir)


Huruf
Nilai
Angka
Kategori
A

4,00

80

Istimewa

AB

3,50

75 AB < 80

Sangat Baik

3,00

70 B < 75

Baik

BC

2,50

65 BC < 70

Cukup Baik

2,00

60 C < 65

Cukup

CD

1,50

55 CD < 60

Kurang

1,00

50 D < 55

DE

0,50

45 DE < 50

0,00

< 45

6.3. Penilaian Tutorial


Tutorial terdiri dari 4 (empat)
sebagai berikut.

Sangat Kurang

materi. Komponen dan pembobotan penilaian adalah

Penilaian Tutorial
Nama Topik

Nilai diskusi
(60%)

Laporan
(40%)

1. Pertumbuhan Gigi
2. Pertumbuhan Jaringan Lunak RM
3. Perkembangan Oklusi
4. Cacat Bawaan
Nilai akhir Tutorial

100%

Penilaian proses diskusi tutorial dilaksanakan pada saat tatap muka tutorial menggunakan
rubrik penilaian yang telah disediakan. Laporan dikumpulkan setelah pleno.

6.4. Penilaian Perkuliahan


Evaluasi capaian pembelajaran dilaksanakan terhadap proses dan hasil belajar. Pada setiap
topik kajian dievaluasi melalui pre dan/atau post test. Penilaian dilaksanakan oleh masingmasing dosen pengampu kelas. Pretest dilaksanakan di awal pembahasan topik
pembelajaran, posttest dilaksanakan sesudah pembahasan setiap topik pembelajaran. Post
test dapat dilakukan lebih dari satu kali, untuk pemenuhan capaian pembelajaran. Hal ini
diatur oleh masing-masing dosen pengampu kelas.

Penilaian Perkuliahan
Nama Topik

Bobot (%)

KROMOSOM & GEN

7.143

FERTILISASI & PERKEMBANGAN EMBRIO

7.143

PERKEMBANGAN KRANIOFASIAL

7.143

ODONTOGENESIS DAN PEMBENTUKAN


MAHKOTA

7.143

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


JARINGAN PENYANGGA

7.143

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN GIGI


DAN JARINGAN PENYANGGA SCR HISTOLOGIS

7.143

Pertumbuhan Lidah, Jaringan Lunak RM dan Kelenjar


Saliva

7.143

PERKEMBANGAN KELENJAR SALIVA SECARA


HISTOLOGIS

7.143

ERUPSI GIGI

7.143

MODELLING, REMODELLING JARINGAN


KERAS DAN RENEWAL DAN KERATINISASI
JARINGAN LUNAK

7.143

PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN POST


NATAL

7.143

PERKEMBANGAN SISTEM GELIGI

7.143

CACAT BAWAAN

7.143

PROSES MENUA

7.143
Nilai akhir Perkuliahan

Nilai akhir

100%

6.5. Penilaian Praktikum


Nama Topik

Penilaian Praktikum
Bobot (%)
Nilai posttest

1. Biologi Kedokteran

20

2. Histologi

30

3. Biologi Mulut

50
Nilai akhir Praktikum

Nilai akhir

100%

7. JADWAL TUTORIAL

Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
Kelompok 7
Kelompok 8
Kelompok 9
Kelompok 10

Minggu I
PR

Minggu II
NF

Minggu III Minggu IV


NH
AS

YY
DE

PR
YY

NF
PR

NH
NF

YC
AK
ZH
ST

DE
YC
AK
ZH

YY
DE
YC
AK

PR
YY
DE
YC

AS
NH
NF

ST
AS
NH

ZH
ST
AS

AK
ZH
ST

Tutor:
PR = Dr. Purwanto, drg., M.Kes (082132474418)
YY = Yenny Yustisia, drg., M.Biotech (082330522324)
DE = Dr. Didin Erma Indahyani, drg., MKes (082140264499)
YC = Yani Corvianindya Rahayu, drg., MKG (087857998385)
AK = Dr. Atik Kurniawati, drg., M.Kes (081357680596)
ZH = Dr. Zahreni Hamzah, drg., MS (08123482426)
ST = Suhartini, drg., M.Biotech (08123455554)
AS = Amandia Dewi Permana Shita, drg., M.Biomed (081336012472)
NH = Nuzulul Hikmah, drg., M.Biomed (082141274796)
NF = Nadie Fatimatuzzahro, drg., M.Biomed (081336265555)

SKENARIO 1. PERTUMBUHAN GIGI


Seorang ibu hamil datang untuk memeriksakan kondisi geliginya. Ibu ini juga
berkonsultasi dengan dokter giginya tentang kehamilan keduanya ini, karena khawatir akan
terjadi seperti anak pertamanya yang mempunyai gigi mudah rusak dan sebagian gigi
hilang. Dokter gigi menjelaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi
dimulai sejak kehamilan minggu ke- 6 IU yang disebut sebagai Odontogenesis. Pada
proses tersebut akan terjadi pembentukan benih gigi yang berkembang melalui serangkaian
tahapan-tahapan perubahan morfologi yaitu Bud stage, Cap stage, dan Bell stage, hingga
menjadi gigi lengkap melalui proses dentinogenesis, amelogenesis, dan pembentukan akar.
Dokter gigi menyarankan pada ibu hamil tersebut agar menjaga kehamilannya, meskipun
baru trimester pertama, karena proses pembentukan benih gigi sudah mulai terjadi. Ada
berbagai faktor yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan gigi, selain peran
gen, diantaranya juga dipengaruhi oleh faktor nutrisi. Ibu yang mempunyai riwayat gigi
rapuh atau gigi hilang (agenisi), maupun yang tumbuh tidak sempurna, dapat diturunkan ke
anaknya. Pada ibu tersebut juga ditunjukkan contoh gambaran histologis proses
pembentukan gigi dan beberapa kelainan yang terjadi.

SKENARIO 2. KELAINAN KONGENITAL LIDAH


Inda seorang mahasiswa FK, perempuan, usia 20 tahun, datang ke dokter gigi dengan
keluhan rasa tidak nyaman pada lidah dan susah mengucapkan kata-kata yang
berakhiran dengan huruf r. Berdasarkan anamnesis, keluhan tersebut muncul sejak
kecil dan belum pernah diobati. Dari pemeriksaan klinis tampak frenulum lingualis yang
memanjang dan menebal (Gambar 1). Dokter gigi mendiagnosis kelainan tersebut
adalah tongue tie, dengan factor etiologi kongenital dan kelaianan tersebut dimulai pada
saat masih dalam kandungan.

!
Gambar 1. Tongue tie
Dokter menjelaskan bahwa perkembangan lidah diawali dengan terbentuknya
pharyngeal arches yang disebut juga branchial arches, adalah struktur embrio yang
memainkan peran besar dalam pengembangan daerah kepala dan leher. Pada akhir

minggu keempat kehamilan, di bagian dasar faring, ada suatu bentukan yang
menjadi petanda pertama dari perkembangan lidah. Bentukan ini disebut
median bud tongue. Perluasan arches faringeal membentuk berbagai tonjolan yang
akhirnya berfusi dan membentuk foramen caecum, dua peninggian disebut copula dan
hypobranchial eminence (tuberculum impar). Copula pada akhirnya tumbuh menyeluruh
dari hypobranchial eminence. Bagian median pharingeal dari organ kemudian
bergabung di sulkus terminal. Lidah tumbuh meluas ke dalam rongga mulut, bagianbagian jaringan tersebut akhirnya menggabung sehingga batas-batasnya tidak terdeteksi
lagi.

SKENARIO 3. Diastema pada perkembangan oklusi

Seorang ibu datang ke klinik untuk mengkonsultasikan gigi anak perempuannya usia 5
tahun, terdapat celah diantara gigi geliginya, padahal ketika giginya baru tumbuh lengkap,
rapi tanpa celah. Ibu tersebut menanyakan apakah celah celah diantara gigi tersebut perlu
dilakukan perawatan dan apakah penyebabnya? Pemeriksaan klinik diketahui keadaan gigi
adalah fase geligi sulung, terdapat diastema antara gigi geligi anterior. Dokter gigi
menjelaskan bahwa tipe gigi geligi sulungnya adalah spaced primary dentition (open),
yang merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangan oklusi gigi. Diastema itu
disebut dengan physiological spacing atau developmental spacing, yang mempunyai
beberapa jenis space. Diastema tersebut menguntungkan karena akan membantu
perkembangan oklusi normal pada gigi geligi permanennya. Apabila gigi tidak mempunyai
diastema, maka akan menyebabkan maloklusi, bisa juga terjadi crowded, oleh karena gigi
permanen mempunyai ukuran yang lebih besar.

SKENARIO 4. GENETIKA: Genetic Counseling

Seorang laki-laki dengan jari lebih (polidaktili) berusia 30 tahun, bermaksud


menikahi wanita normal, berusia 25 tahun. Sebelum memutuskan menikah, sang wanita
meminta mereka berdua berkonsultasi dengan ahli genetika. Merekja ingin mengetahui
bagaimana dengan anak-anak mereka kelak, apakah akan menurun bapaknya dengan
polidaktili atau ibunya yang normal. Tindakan konsultasi ke ahli genetika pasangan
tersebut merupakan genetic counseling. Polidaktili merupakan salah satu contoh penyakit
genetik yang dapat diwariskan.
Sementara itu, pewarisan gen dapat bersifat autosomal dominan, autosomal resesif,
terangkai kelamin (X-linked dominan, X-linked resesif, Y-linked).

Anda mungkin juga menyukai