Anda di halaman 1dari 8

MODUL 1

ETIKA DOKTER GIGI

DIBERIKAN SEBAGAI

PANDUAN TUTOR

BLOK ETIKA KEDOKTARAN DAN KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Etika kedokteran dan kedoktearn gigi merupakan cabang dari ilmu Etika Kedokteran
yang merupakan bagian yang penting dari profesionalisme. Oleh sebab itu Etika Kedokteran
Gigi ini harus dikuasai dan dapat diimplementasikan kelak oleh mahasiswa setelah menjadi
dokter gigi.
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Dokter Gigi Indonesia Berbasis
Kompetensi yang ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), Konsil Kedokteran Gigi
Indonesia (KKGI) bersama Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI)
memberikan porsi yang besar pada profesionalisme, ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya
seorang dokter gigi mempunyai etika yang baik terutama yang berkaitan dengan profesinya.
Merunut pada pedoman tersebut serta pentingnya nilai etika bagi seorang dokter gigi maka
pembelajaran Dental Etik, Humaniora dan Profesionalisme disajikan kepada mahasiswa Program
Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia sebagai suatu mata
kuliah terintegrasi (Blok).
Pembelajaran Dental Etik, Humaniora dan Profesionalisme diharapkan dapat membantu
mahasiswa mencapai kematangan sebagai mahluk sosial, kesadaran etik, mampu bersikap dalam
wilayah moral serta beretika secara islami sehingga kelak akan menjadi dokter gigi yang
humanis dan profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Modul yang kami susun ini merupakan modul yang lebih mengarah kepada skenario yang
mengandung dilema etik dan moral dalam praktek pelayanan kesehatan gigi dan mulut sehari-
hari. Skenario tersebut akan dibahas mahasiswa berdasarkan tujuh langkah penyelesaian masalah
dan selanjutnya dianalisa berdasarkan Kaidah Dasar Bioetik, Prinsip Etika Klinik menurut
Jonsen AR - Siegler, dan prinsip dasar Etika Islam.
Penyusunan modul ini tidak lepas dari bantuan personal, dan segala pihak yang terkait
oleh karenanya kami haturkan terima kasih yang mendalam. Saran dan kritik sangat kami
harapkan demi membangun dan meningkatkan kualitas modul menjadi lebih baik.

Tim Penyusun
PENDAHULUAN
PETUNJUK TEKNIS TUTORIAL
Mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan dan setiap kelompok terdiri 7 orang
mahasiswa yang dipandu oleh seorang tutor sebagai fasilitator. Pada diskusi tutorial dipilih
seorang ketua dan sekretaris untuk memimpin diskusi. Sebelum diskusi dimulai seorang
mahasiswa memimpin doa besama. Tutor akan membuka diskusi dengan memperkenalkan
dirinya kepada anggota kelompok dan demikian dengan tiap anggota kelompok. Setelah itu tutor
menjelaskan aturan dan kewajiban ketua dan sekretaris kelompok serta tujuan pembelajaran.
Ketua dibantu sekretaris akan memulai diskusi menggunakan tujuh lompatan untuk masalah
yang ada dalam skenario. Ketujuh lompatan tersebut adalah:
1. Klarifikasi istilah dan konsep yang tidak jelas
2. Menentukan permasalahan
3. Analisa masalah
4. Kesimpulan dari lompatan ketiga
5. Menentukan tujuan pembelajaran
6. Mengumpulkan informasi yang mendukung (belajar mandiri)
7. Sintesis/ evaluasi informasi yang baru

Penjelasan tentang ketujuh lompatan tersebut adalah sebagai berikut:

Klasifikasi istilah dan konsep


Istilah atau konsep yang tidak jelas atau yang dapat menyebabkan berbagai interpretasi perlu
untuk ditulis dan diklarifikasi dengan menggunakan kamus umum, atau kamus kedokteran gigi
dan menanyakan pada tutor

Menentukan Masalah
Masalah dalam wacana diidentifikasi dan diformulasikan dengan jelas

Menganalisa masalah
Memecahkan masalah melalui analisa dengan cara brain storming. Pada lompatan ini setiap
anggota dapat memberikan penjelasan secara tentatif, mekanismenya, penyebab yang
berhubungan dan kasus lainya

Menyimpulkan lopatan ketiga


Analisa masalah pada lompatan ketiga dirangkumkan

Menentukan tujuan pembelajaran


Pengetahuan dan informasi lain yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah ini diformulasikan
dan dibuat secara stematis sebagai tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional khusus.

Mengumpulkan Informasi yang mendukung (belajar mandiri)


Pengetahuan yang dibutuhkan sebagai tujuan pembelajaran untuk pemecahan masalah
didapatkan lewat belajar mandiri menggunakan informasi yang diperoleh dari internet, jurnal,
perpustakaan, kuliah, dan konsultasi, dengan dokter gigi ahli.

Sintesis/evaluasi informasi yang baru


Sintesis dan evaluasi informasi yang terbaru adalah hasil yang diperoleh setelah mahasiswa
melakukan belajar mandiri.

Skenario dibicarakan dua kali pertemuan. Lompatan satu sampai lima dibahas pada
pertemuan pertama, lompatan enam dibahas diantara pertemuan pertama dan kedua. Lompatan
tujuh dibahas pada pertemuan kedua. Satu orang tutor bertnggung jawab sebagai fasilitator
diskusi dan membantu mahasiswa memecahkan masalah tanpa memberikan penjelasan ataupun
kuliah singkat.
Pimpinan diskusi, memimpin diskusi dengan memberi kesempatan pada setiap anggota
untuk mengutarakan ide, pertanyaan, mengingatkan bila ada seorang anggota yang mendominasi
diskusi dan memperingatkan anggota yang pasif selama diskusi. Pimpinan dapat mengakhiri
brain storming apabila dirasa telah cukup dan memastikan bahwa sekretaris telah menulis
pokok-pokok bahasan yang penting dari hasil diskusi pada papan tulis atau flip chart.Selama
berlangsungnya diskusi tutorial, keterbukaan dan kebersamaan harus dimunculkan. Mahasiswa
bebas untuk mengemukakan ide tanpa merasa khawatir bahwa ide yang akan disampaikannya itu
salah atau dianggap tidak penting oleh mahasiswa yang lain. Karena yang terpenting dalam
diskusi tutorial adalah proses dimana mahasiswa belajar untuk memecahkan masalah dan tidak
terfokus pada ketepatan pemecahan masalah.
Proses tutorial membutuhkan keaktifan mahasiswa dalam mencari informasi atau belajar
mandiri untuk memecahkan masalah. Belajar mandiri dapat didapatkan lewat informasi yang
diperoleh dari internet (jurnal-jurnal terbaru), perpustakaan (text book dan laporan penelitian),
kuliah dan konsultasi dengan dokter/ dokter gigi pakar.
Setiap akhir kegiatan ketua kelompok menyimpulkan hasil diskusi dan memimpin doa sebagai
penutup kegiatan tutorial.

JADWAL KEGIATAN
A. Pertemuan pertama dalam kelas besar, untuk penjelasan dan tanya jawab, membagi modul,
menjelaskan tentang cara penyelesaian modul dan membagi kelompok diskusi.
B. Pertemuan kedua, diskusi tutorial I, mahasiswa memilih ketua dan sekretaris kelompok
diskusi, untuk memimpin diskusi secara mandiri dan menyelesaikan langkah 1 – 5 dengan
difasilitasi oleh tutor.
C. Pertemuan ketiga, diskusi tutorial II, sama seperti tutorial I. Bertujuan untuk melaporkan
informasi baru yang diperoleh dari belajar mandiri (home group) dan melakukan klarifikasi,
analisa dan sintese dari semua informasi.
D. Mahasiswa belajar mandiri (home group) dengan tujuan mencari informasi baru yang
diperlukan. Dapat dilakukan berulang-ulang diluar jadwal. Bila informasi telah cukup, dapat
digunakan untuk membuat laporan penyajian dan laporan tertulis.
E. Pertemuan keempat : diskusi panel dan tanya pakar. Tujuan : untuk melaporkan hasil analisa
dan sintese informasi yang ditemukan untuk menyelesaikan masalah pada skenario. Bila ada
masalah yang belum jelas atau kesalahan persepsi, dapat diselesaikan oleh para pakar yang
hadir.
F. Masing-masing kelompok mahasiswa diberi tugas untuk menuliskan laporan tentang skenario
yang didiskusikan pada kelompoknya. Laporan ditulis dalam bentuk laporan penyajian dan
laporan lengkap.

Catatan Penting:
Tutorial I:
1. Toturial modul “dilema etik” menggunakan metode discussion problem, dimana pada
akhir diskusi tidak diharapkan memperoleh suatu penyelesaian kasus klinik.
2. Dalam tujuh langkah penyelesaian masalah, langkah pertama dilakukan klarifikasi istilah
atau konsep yang tidak jelas, kemudian langkah ke dua (menentukan permasalahan)
mahasiswa diarahkan untuk menjawab pertanyaan nomor satu yang tersedia di bawah
skenario
3. Langkah ke tiga (menganalisa masalah)
Mahasiswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam usaha mahasiswa
menjawab pertanyaan nomor 1 dalam daftar pertanyaan yang tersedia di bawah skenario.
4. Langkah ke empat (menyimpulkan lompatan ke tiga)
Mahasiswa mengisi tabel dari bahan diskusi 1 – 6
5. Langkah ke lima (menentukan tujuan pembelajaran)
Mahasiswa menganalisa skenario berdasarkan KDB dan Prima Facia, Etika Klinik
Jonsen, Siegler, Winslade dan Etika Islam (dari bahan diskusi 1 – 6) dengan
menggunakan tabel bahan diskusi 7

Tutorial II:
1. Setelah mahasiswa belajar mandiri dan mengumpulkan informasi yang mendukung apa
yang diperolehnya dalam langkah ke lima, maka dilakukan pertemuan untuk tutorial II
2. Mahasiswa melihat kembali apa yang diperolehnya dalam pertemuan tutorial pertama dan
menganalisa kembali dengan menggunakan bahan-bahan pembelajaran yang
ditemukannya dalam langkah ke enam (belajar mandiri) dengan sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Langkah ke tujuh (sintesis informasi yang baru)
TUJUAN INSTRUKSIONAL

Tujuan Instruksional Umum

Setelah selesai mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa mampu menganalisis berbagai
kasus dilema etik dalam situasi yang kompleks dan berbau konflik sesuai dengan tuntutan
masyarakat dalam negara berkembang dan religius serta bertanggung jawab sebagai seorang
dokter gigi yang profesional.

TINJAUAN INSTRUKSI KHUSUS


1. Menjelaskan kode etik kedokteran gigi
2. menjelaskan Kaidah Dasar Bioetika dalam keputusan etik kedokteran gigi
3. Menjelaskan hak dan kewajiban dokter dan pasien.
4. Menjelaskan komunikasi dokter dan pasien
5. Menjelaskan etika membuat surat rujukan dan tatacara penulisan surat rujukan
6. Menjelaskan infomend consent

SKENARIO
ETIKA DOKTER GIGI

Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke praktek dokter gigi dengan keluhan
bengkak pada pipi kanan bawah. Dari hasil anamnesis bengkak yang di alaminya sejak 8 bulan
yang lalu dan semakin hari semakin membesar. Meskipun tidak terasa nyeri tetapi ia merasa
terganggu penampilannya.
Pasien tersebut berasal dari daerah dan menceritakan bahwa sebelum ke kota gigi tersebut
sudah dilakukan pemeriksaan tetapi dokter gigi yang melakukan pemeriksaan sebelumnya tidak
bisa melakukan perawatan sehingga ke kota untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut pada
giginya tetapi tidak diberikan surat konsul dari dokter gigi sebelumnya.
Setelah mendengarkan cerita pasien, dilakukanlah anamnesis, pemeriksaan klinis, dan
pemeriksaan penunjang lainnya. Dari hasil pemeriksaan tersebut, pasien didiagnosa menderita
tumor mandibula. Meskipun dokter gigi tersebut menyadari bahwa dirinya tidak berkompeten
melakukan perawatan tetapi ia tetap melakukan. Dalam proses konsultasi, pasien merasa tidak
puas karena komunikasi dan pelayanan dokter tersebut kurang berkenan dihatinya, selain tidak
menjelaskan dan memberi pemahaman yang baik, serta tergesa-gesa dalam melakukan
pemeriksaan. Pasien juga tidak mendatangai surat persetujuan tindakan. Sehingga dokter
melanggar kaidah benefecience dan autonomi dalam menjalankan praktek.

Anda mungkin juga menyukai