BLOK 11
PENYAKIT JARINGAN KERAS GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
Wakil Dekan I
I. PENDAHULUAN
Pembelajaran pada blok 11 dengan judul Blok Rehabilitatif I, disiapkan agar mahasiswa
dapat mengerti dan dapat memahami serta mampu melaksanakan perawatan dan perlengkapan
rehabilitatif dibidang Kedokteran Gigi. Pada blok ini mahasiswa dituntut paham etika, cara
mendiagnosa dan menetapkan rencana perawatan sehingga dapat memperbaiki kerusakan dan
dapat mempertahankan fungsi gigi dengan baik. Pembelajaran dipersiapkan berupa
perkuliahan oleh pakar pada bidang terkait, diskusi tutorial, praktikum, dan latihan pada
laboratorium (keterampilan klinik).
Modul 1 : Kariologi
Modul 2 : Preparasi dan restorasi direk
Modul 3 : Bahan restorasi gigi
Modul 4 : Preparasi dan restorasi indirek
Modul 5 : Perawatan pada gigi anak
Pada tiap minggu akan dilaksanakan diskusi pleno dengan topik yang disesuaikan
dengan perkuliahan dan bahan tutorial.
A. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
1. Tutorial
Tutorial merupakan diskusi kelompok kecil yang difasilitasi seorang tutor dengan jadwal
dua kali seminggu dengan menggunakan metoda dan cara belajar berdasarkan masalah
(Problem Based Learning) dengan menggunakan metoda tujuh langkah (Seven Jumps).
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, digunakan metoda tujuh langkah (Seven Jump)
dalam diskusi kelompok. Diskusi kelompok yang pertama mencakup langkah 1-5, dan
langkah berikutnya dilakukan dalam diskusi kelompok kedua tentang scenario yang sama.
Pertanyaan yang digaris bawahi adalah : Apa yang perlu diketahui? Apa yang telah diketahui?
Apa yang ingin diketahui?
Langkah 1. Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan mendefinisikan hal-hal yang
dapat menimbulkan kesalahan interpretasi.
Langkah 2. Menentukan masalah.
Langkah 3. Menganalisa masalah melalui brain storming dengan menggunakan prior
knowledge.
Langkah 4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan dan
mencari korelasi dan interaksi antar masing-masing komponen untuk membuat
solusi secara terintegrasi.
Langkah 5. Memformulasikan tujuan pembelajaran.
Langkah 6. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain.
Langkah 7. Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh
2. Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok tanpa tutor tergantung pada kebutuhan belajar mahasiswa, mahasiswa
juga dapat merancang pertemuan kelompok tanpa kehadiran tutor. Tujuan dari diskusi tanpa
tutor dapat bervariasi, seperti mengidentifikasi pertanyaan secara teoritis, mengidentifikasi
tujuan pembelajaran kelompok, untuk memastikan bahwa kelompok tersebut telah
mengumpulkan cukup informasi, atau untuk mengidentifikasi pertanyaan praktis.
B. Konsultasi Pakar
Aktivitas ini adalah kebutuhan yang mendasar. Kelompok bertanggung jawab untuk
mengatur dan merancang konsultasi pakar dengan menghubungi pakarnya secara langsung.
Sangat dianjurkan agar mahasiswa menjadwalkan perjanjian dengan pakar.
D. Kuliah Pengantar
E. Belajar Mandiri
Sebagai seorang pelajar dewasa, mahasiswa diharapkan untuk melakukan belajar mandiri,
suatu keterampilan yang penting untuk karir anda kedepan dan perkembangannya.
Keterampilan ini meliputi mengetahui minat mahasiswa sendiri, mencari informasi yang lebih
banyak dari sumber pembelajaran yang tersedia, mengerti informasi dengan menggunakan
strategi pembelajaran yang berbeda dan berbagai aktivitas, menilai pembelajaran mahasiswa
sendiri dan mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran selanjutnya. Tidaklah cukup belajar
hanya dari catatan kuliah atau buku teks. Belajar mandiri adalah ciri yang penting pada
pendekatan PBL dan belajar harus dianggap sebagai perjalanan yang tiada akhir tanpa batas
untuk memperoleh informasi.
Tujuan dari diskusi ini untuk menyamakan dan membandingkan proses pembelajaran
kelompok untuk mencegah adanya kelompok yang mengambil jalur yang salah. Tidak akan
ada struktur yang kaku untuk diskusi kelas dan tidak dimaksudkan sebagai kuliah. Kelompok
mengemukakan persoalan, dan fasilitator atau panel akan mengarahkan diskusi dan menjawab
pertanyaan anda. Kegiatan ini diadakan satu kali seminggu. Untuk memulai diskusi, kelompok
akan ditanya untuk melihat adanya kemajuan pembelajaran.
Sumber Pembelajaran
Sumber Pembelajaran berupa:
a. Buku Teks
b. Majalah dan Jurnal
c. Internet (E-Library)
d. Narasumber
e. Laboratorium
Media Instruksional
Media Instruksional yang digunakan:
a. Panduan Mahasiswa
b. Panduan Keterampilan Klinik
EVALUASI
NO KOMPONEN BOBOT
1 Penilaian Tutorial 20%
2 Nilai Keterampilan Klinik 30%
3 Ujian Tulis ( MCQ) 50%
Ketentuan :
1. Mahasiswa yang akan mengikuti ujian tulis/ keterampilan klinik/ praktikum harus mengikuti
persyaratan berikut:
a. Minimal kehadiran dalam kegiatan diskusi tutorial 100%, yang tidak hadir diwajibkan
membuat tugas.
b. Minimal kehadiran dalam kegiatan keterampilan klinik 100%
c. Minimal kehadiran dalam kegiatan kuliah pengantar 80%
d. Minimal kehadiran dalam kegiatan diskusi pleno 100%
KODE
NO TOPIK KULIAH DOSEN
KP
Modul 1 Kariologi
1. KP. 11. 1 Pengenalan Blok 11 Dr.drg. Deli Mona, Sp.KG
12 KP 11.12 Preparasi dan restorasi resin komposit Dr.drg. Deli Mona, Sp.KG
19 KP 11.19 Material bonding agent dan material bioadhesi drg. Aria Fransiska, MDSc
22 KP 11.22 Material tanam tuang (logam cor) drg. Aria Fransiska, MDSc
25 KP 11.25 Preparasi dan prosedur restorasi inlay Dr.drg. Deli Mona, Sp.KG
26 KP 11.26 Preparasi dan prosedur restorasi onlay drg. Reni Nofika, Sp.KG
27 KP 11.27 Preparasi dan prosedur restorasi crown drg. Eni Rahmi, Sp.Pros
Prosedur pembuatan stainless steel crown drg. Sri Ramayanti, MDSc,
28 KP 11.28
(SSC) pada gigi sulung Sp.KGA
Modul 5 Perawatan pada Gigi Anak
drg. Sri Ramayanti, MDSc,
29 KP 11.29 Rampan karies dan NBC
Sp.KGA
drg. Sri Ramayanti, MDSc,
30 KP 11.30 Perawatan pulpa pada gigi sulung
Sp.KGA
drg. Sri Ramayanti, MDSc,
31 KP 11.31 Medikamen dalam perawatan pulpa gigi sulung
Sp.KGA
SUMBER DAYA
1. Penyusun Blok :
a. Komisi pengembangan kurikulum DEU
b. Tim Penulis Skenario
c. Tim Kurikulum FKG
2. Pengelola Blok :
B. Sarana
Zoom meeting
12.00-13.00
13.00-13.50
14.00-14.50
MINGGU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
KEDUA 8/3/2021 09/3/2021 10/3/2021 11/3/2021 12/3/2021
08.00-08.50 KP 11.12
KP 11.8 SL5
09.00-09.50
KP 11.13
KP 11.9
10.00-10.50 TUTOR 1 TUTOR 2
SL4
11.00-11.50
12.00-13.00
13.00-13.50 KP11.10 KP 11.14 KP11.16
14.00-14.50 KP.11.11 KP 11.15 KP 11.17
MINGGU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
KETIGA 15/3/2021 16/3/2021 17/3/2021 18/3/2021 19/3/2021
08.00-08.50 KP 11.18 KP 11.22
KP 11.20 SL 7 KP 11.23 PLENO 1
09.00-09.50
KP 11.19
KP 11.21
10.00-10.50 TUTOR 1 SL 6 TUTOR 2
SL8
11.00-11.50
12.00-13.00
13.00-13.50
14.00-15.30
MINGGU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
KEEMPAT 22/3/2021 23/3/2021 24/3/2021 25/3/2021 26/3/2021
08.00-08.50 KP 11.24 KP 11.26 KP 11.28
SL9 KP 11.27
09.00-09.50
KP 11.25
10.00-10.50 TUTOR 1 TUTOR 2 SL 12
SL10
11.00-11.50 SL11
12.00-13.00
13.00-13.50
14.00-14.50
11.00-11.50
12.00-13.00
13.00-13.50
14.00-14.50
Keterangan :
KP 11.x = Kuliah Pengantar Blok 11 ke X
KL X = Keterampilan klinik ke X
Tempat Kegiatan :
1. Tutorial = Daring
2. Kuliah Pengantar = Daring
3. Keterampilan Klinik = Daring
4. Diskusi Pleno = Daring
5. Tempat Ujian Tulis = Daring
KARIOLOGI
Skenario 1:
Ibu Meri datang ke praktek dokter gigi untuk memeriksakan giginya dan gigi anaknya Bimo
usia 15 tahun. Ibu Meri mengeluhkan beberapa giginya terasa ngilu saat minum dingin, padahal tidak
ada lubang. Ibu Meri juga mengeluhkan gigi depannya patah setelah membuka botol minuman.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter gigi Dewi, ternyata terdapat abrasi pada gigi 15,14,13, 23,
24, 25 dan terdapat fraktur ellis kelas 1 pada gigi 11. Ibu Meri mengaku menyikat gigi terlalu keras
agar sisa makanan yang menempel di permukaan gigi bersih.
Ibu Meri juga mengkonsulkan gigi Bimo yang terdapat beberapa lubang pada gigi
gerahamnya. Letak lubangnya berbeda-beda, ada yang di permukaan atas dan di permukaan samping
mahkota giginya. Waktu kecil beberapa gigi Bimo juga berlubang. Ibu Meri menyatakan bahwa Bimo
paling suka memakan coklat dan permen sejak kecil. Sikat gigi sebelum tidur jarang dilakukan. Pada
pemeriksaan klinis, terlihat gigi 36, 35, dan 46 mengalami karies. Lokasi dan
Bagaimana Saudara menjelaskan kasus yang dialami oleh Ibu Meri dan Bimo?
Skenario 2
Skenario 3:
Alana (15 tahun) datang bersama ibunya ke klinik gigi dengan keluhan banyak gigi yang
terasa tidak nyaman dan kadang ngilu jika minum dingin. Ibu Alana meminta dokter gigi untuk
memeriksa seluruh kondisi gigi Alana dan dilakukan perawatan pada semua gigi yang dikeluhkan.
Pemeriksaan klinis menunjukkan terdapat abrasi servikal pada gigi 14 dan 24, karies media di
1/3tengah mesial gigi 11 dan 21, gigi 36 pasca perawatan saluran akar yang masih tertutup tambalan
sementara.
Dokter gigi menjelaskan pada Alana dan ibunya, untuk gigi dengan abrasi servikal akan
ditambal langsung dengan bahan tambal yang bisa melepaskan fluor, ada 3 bahan tambal yang bisa
menjadi pilihan. Gigi yang karies di anterior akan ditambal dengan tambalan sinar yang sewarna
dengan gigi. Dokter gigi menambahkan bahwa bahan-bahan tambal di atas berikatan baik dengan
Skenario 4:
Siska (25 tahun) yang berprofesi sebagai teller di suatu Bank ternama di Kota Padang, datang
ke praktek drg. Wahyu dengan keluhan ingin memperbaiki gigi depannya yang berubah warna. Gigi
tersebut sudah dilakukan perawatan saluran akar di RSGM FKG Unand dan Siska membawa hasil
rongent foto gigi tersebut. drg. Wahyu melakukan pemeriksaan subjektif, objektif dan radiografis.
drg. Wahyu mengatakan bahwa gigi 11 tersebut tidak bisa di tumpat dengan restorasi direct, tapi drg.
Wahyu merencanakan pembuatan restorasi indirect sebagai restorasi akhir gigi tersebut.
Siska bingung dengan istilah direct dan indirect. drg. Wahyu menjelaskan beberapa pilihan
restorasi pasca perawatan saluran akar pada pasiennya dan memberikan kesempatan pada pasiennya
untuk memilih retorasi tersebut. Siska menanyakan apakah restorasi untuk gigi depan dan belakang
itu sama karena gigi geraham belakangnya sudah terdapat lobang yang cukup besar sehingga kesulitan
mengunyah makanan. drg.Wahyu menjelaskan perbedaan restorasi untuk gigi depan dan belakang.
Pasien senang mendapat penjelasan dari drg. Wahyu mengenai perbedaan restorasi pasca saluran akar
untuk gigi depan dan belakang.
Skenario 5:
Ibu Hasna membawa anaknya Mita (9 tahun) ke dokter gigi. Mita mengeluh sakit gigi sejak tadi
malam pada gigi geraham kanan bawahnya. Sakitnya tidak hilang walaupun Ibu Hasna sudah
memberikan obat penghilang sakit. Saat usia Mita 8 tahun, gigi depannya juga pernah terbentur
karena jatuh saat bermain sepeda. Sekitar 3 bulan kemudian gusi di dekat gigi tersebut benjol, namun
Mita takut diajak ke dokter gigi sehingga hanya diberikan obat yang dibeli dari apotek. Pada
pemeriksaan klinis terlihat karies dentin yang dalam pada gigi 75, tes termal positif dan tes perkusinya
positif. Pada mahkota gigi 11 terlihat garis fraktur di sepertiga insisal gigi, tes termal, tes perkusi, tes
palpasi dan tes tekan negatif.
Berdasarkan pemeriksaan klinis yang telah dilakukan pada gigi Mita, dokter gigi menjelaskan
pada Ibu Hasna bahwa kemungkinan pada gigi 75 perlu dilakukan perawatan saluran akar. Pada gigi
11 kemungkinan sudah mengalami nekrosis pulpa, dan direncakan untuk tindakan apeksifikasi karena
mengingat pada usia tersebut kemungkinan perkembangan akarnya belum selesai. Dokter gigi juga
menjelaskan bahwa kasus traumatic injury sering terjadi pada gigi anak karena mereka berada pada
usia aktif bergerak, bahkan trauma dapat menyebabkan gigi avulsi. Sebelum memulai
Ibu Hasna juga memeriksakan gigi Joni usia 4 tahun (adeknya Mita) karena terlihat banyak lubang
kecil pada hampir semua giginya. Gigi Joni sudah mulai berlubang sejak usia 2 tahun. Ibu Hasna takut
kalau lubang gigi Joni semakin besar. Ibu Hasna menyatakan bahwa sejak usia 6 bulan Joni sudah
mengonsumsi susu botol, bahkan sampai sekarang sebelum tidur Joni masih minum susu botol.
Setelah memeriksa gigi Joni, dokter gigi menjelaskan dengan lengkap pada Ibu Hasna mengenai
kondisi gigi Joni.