Anda di halaman 1dari 7

DONUT IRENE

1. Program “Donut Irene”


Program Interaktif Simulator Risiko Karies “Donut Irene” sebagai pengejawatahan teknik
motivasi-wawancara (Motivational interviewing - Miller and Rollnick 1991) dalam bentuk
singkatan FRAMES sebagai unsur konseling sederhana (Brief Counseling Element) yaitu:
a) Feedback
b) Responsibility
c) Advice
d) Menu
e) Empathy
f) Self-effi cacy
(berdasarkan disertasi DR. drg. Irene Adyatmaka)

Program ini dimaksud menyadarkan orang tua murid ataumurid tentang faktor risiko
karies; memberikan menu tentang cara mengatasi penyakit karies. Dengan demikian diharapkan
dapat memberdayakan masyarakat untuk mandiri.

Gambar 1. Simulator risiko karies Donut Irene


Simulator Irene Donut
1) Pengertian
Simulator Risiko Karies (Donut Irene) adalah suatu program interaktif dalam bentuk
program komputer atau versi manualnya. Dengan mengisi faktor-faktor risiko terkait perilaku
anak, kondisi kesehatan gigi anak, kondisi/lingkungan ibu dan anak, pengetahuan, sikap dan
perilaku ibu (orang tua anak), maka program akan menampilkan gambaran besar risiko anak
terhadap kemungkinan karies gigi. Program juga akan menawarkan “menu” apa yang dapat
dilakukan orang tua anak/ anak untuk mengurangi risiko karies, dan dapat dibawa sebagai
pegangan untuk tindak lanjut dirumah.

Tujuan:
1. Memberikan pemahaman tentang faktor-faktor risiko karies sejak dini.
2. Memberikan pemahaman tentang cara mencegah karies gigi.
3. Memberikan gambar visual besar risiko karies yang dihadapi dan kemungkinan
perbaikannya.
4. Memberdayakan orang tua anak (masyarakat sekolah) untuk pemeliharaan kesehatan gigi
anak.

Gambar 5. Pemberdayaan orang tua murid oleh tenaga kesehatan di


Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat
Indikasi:
1. Untuk dipresentasikan kepada orang tua murid TK/SD kelas 1 pada awal pelajaran baru
sebagai pengenalan program UKGS Inovatif.
2. Untuk menggerakkan peran serta orang tua murid secara individual (atau kelompok 5
orang) pada anak dengan kondisi karies parah (misalnya 5% dari kondisi anak terparah
atau dengan ketentuan anak tersebut gigi tetapnya telah ada yang karies atau anak tersebut
mempunyai karies gigi susu lebih dari 8 gigi). Pada dasarnya peran orang tua terhadap
kesehatan gigi anaknya seusia TK / SD kelas I sangat menentukan.

Instrumen simulator risiko karies:


1. Flipchart Simulator Risiko Karies “Donut Irene” versi manual/ versi Komputer
2. Formulir / status pemeriksaan kesehatan gigi anak
3. Lembar kerja / rapor gigi
4. Set pemeriksaan pH biofi lm
5. Kaca mulut

2) Penatalaksanaan simulator risiko karies dan posisi operator.


Persiapan:
a) Tabulasi hasil pemeriksaan gigi anak kelas I
b) Pilih anak dengan kriteria “parah” (anak dengan gigi tetapnya telah ada yang karies atau
anak yang mempunyai karies gigi susu lebih dari 8 gigi).
c) Siapkan Instrumen simulator risiko karies / alat tulis

Pelaksanaan:
Untuk konsultasi secara individual / kelompok 5 ibu:
a) Ibu dan anak serta operator duduk menghadap komputer / flipchart
Gambar 6. Konsultasi menggunakan Donut Irene versi komputer ditanggapi
positif oleh anak dan orangtuanya.
b) Jalankan program dan lakukan seperti yang diminta program dengan mengisi data yang
diperlukan.
c) Mengambil sampel plak untuk diperiksa derajat keasamannya (lihat prosedur dan panduan
praktek pemeriksaan biofilm)

Gambar 7. Set pemeriksaan biofilm


d) Tanyakan setiap pertanyaan yang ditampilkan program
e) Pada saat memeriksa white spot/fi sur hitam ajak ibu melihat juga kondisi gigi anaknya
(lihat prosedur dan panduan praktek pemeriksaan AAPB)
f) Bila semua telah selesai diisi tunjukkan gambaran tingkat risiko karies.
g) Tawarkan antisipasi (menu) yang dapat dilakukan dan tunjukkan perubahan risiko yang
tergambar
h) Pada hasil wawancara tunjukkan apa yang harus dilakukan sebagai pekerjaan rumah.

Penyelesaian:
a) Catat / kompilasi hasil isian SRK Donut Irene (faktor yang jadi bersamaan, faktor yang
dapat dian􀆟 sipasi, besar risiko sebelum dan sesuadah antiipasi).
b) Lakukan tindakan surface protection / terapi remineralisasi (dilakukan di sekolah atau
dirujuk sesuai kemampuan)
c) Lakukan evaluasi pengisian PR dan analisis keberhasilannya.
d) Lakukan diskusi untuk meningkatkan peran serta orang tua dalam pemeliharaan gigi
anaknya.

2. Terapi Remineralisasi (CPP-ACP)


Suatu cara terapi pencegahan karies dengan mengoleskan Casein Phospho Peptide –
Amorphous Calcium Phosphate (CPP-ACP) pada gigi dalam kondisi awal karies yang
bermanivestasi sebagai “White Spot”. Iptek terkini menunjukkan bahwa karies gigi bukan sekedar
gigi berlubang, tetapi adalah proses Demineralisasi versus Remineralisasi yang terjadi dalam
struktur gigi. “White spot” (bercak putih pada gigi) adalah proses karies masih reversible dan
dapat disembuhkan dengan memasukkan kembali ion Calcium dan ion Phosphate ke dalam
struktur gigi yang telah hilang, melalui sediaan CPP-ACP.
Gambar 8. White Spot pada gigi 21

1) Pengertian:
Terapi remineralisasi adalah suatu tindakan dengan memberikan sediaan calcium-
phosphate khusus agar terjadi proses kembalinya calcium dan phosphate ke dalam email gigi yang
mengalami demineralisasi, yaitu hilangnya mineral gigi dalam proses karies pada gigi. Dengan
terapi remineralisasi proses karies dapat dihen􀆟 kan bahkan dikembalikan seper􀆟 semula.

Tujuan:
a) Mencegah terjadinya proses karies dengan memberikan suplemen calcium-phosphate
khusus untuk menjaga keseimbangan proses demin-remin menjadi positif/
menguntungkan.
b) Menyembuhkan proses karies awal (white spot).

Indikasi:
a) Digunakan pada gigi yang ada tanda tanda white spot.
b) Digunakan sebagai realisasi rekomendasi Simulator Risiko Karies (Donut Irene).
c) Digunakan pada individu yang rawan karies (anak yang pempunyai risiko karies tinggi,
anak dengan gigi berjejal, pasien dalam perawatan menggunakan obat jangka panjang,
pasien dalam perawatan ortodonsi, anak cacat, orang tua)
Bahan sediaan:
Krem CPP¬-ACP (Casein PhosphoPeptide-Amor¬phous Calcium Phosphate nano-complexes)

Anda mungkin juga menyukai