KASUS I
SOAL :
Ny. I, 50 th, 60 kg dirujuk ke RS dengan keluhan ada kekakuan dan nyeri pada lutut,
siku, pergelangan tangan dan kaki, disertai eritema dan bengkak pada daerah tersebut.
2 minggu yang lalu ada keluhan nyeri pada saat buang air kecil. Hasil pemeriksaan
lab. Menunjukkan kadar asam urat serum > 10 mg/dl dan leukositosis. Analisa urin
+10 eritrosit. Pada pemeriksaan radiologist ditemukan adanya batu pada buli-buli.
TERAPI :
Terapi MRS : na diklofenak retard 100 mg 1 tab/hari, kolkisin 1 mg 2 x 1, allopurinol
300 mg 1x1, na bikarbonat 2 x 1.
PERTANYAAN :
1. Jelaskan patofisiologi dari penyakit di atas
2. Jelaskan kaitan antara gejala yang muncul, data lab/radiologist dengan
patogenesis penyakit
3. Jelaskan tujuan terapi dan mekanisme kerja dari masing-masing obat di atas
4. Apakah perbedaan antara Na diklofenak yang biasa dengan retard?
5. Pasien sedang mengkonsumsi diuretik furosemid untuk mengatasi hipertensinya,
bagaimana menurut pendapat saudara?
6. Mengapa pemberian allopurinol diberikan hanya sehari 1 kali?
7. Informasi dan edukasi apa yang dapat saudara berikan pada pasien
JAWABAN
1. Penyakit yang diderita pasien tersebut adalah gout. Patofisiologi panyakit gout
adalah sebagai berikut :
Pada awal pembentukan asam urat, asam urat merupakan produk terakhir dari
metabolisme purin. Basa purin berasal dari asupan makanan dan kerusakan pada
sel, kemudian basa purin akan diubah menjadi hipoxanthine, hipoxanthine akan
diubah menjadi xantin oleh enzim xantin oxidase selanjutnya diubah menjadi
asam urat (Gambar 1.)
b. Keluhan nyeri pada saat buang air kecil. Pada pemeriksaan radiologist
ditemukan adanya batu pada buli-buli
Secara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama pada
tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urin (stasis urin), yaitu pada
sistem kalises ginjal atau buli-buli. Faktor yang membuat individu rentan terhadap
nefrolitiasis asam urat termasuk ekskresi berlebihan asam urat melalui urin, urin yang
asam, dan urin yang pekat.
Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik
maupun anorganik yang terlarut didalam urin. Kristal-kristal tersebut tetap berada
dalam keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urin jika tidak ada keadaan-keadaan
tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-kristal yang saling
mengadakan presipitasi membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan
mengadakan agregasi, dan menarik bahan-bahan lain sehingga akan mejadi bahan
yang lebih besar. Meskipun ukurannya cukup besar, agregat kristal masih rapuh dan
belum cukup mampu membuntu saluran kemih. Untuk itu agragat kristal menempel
ada epitel saluran kemih (membentuk retensi kristal), dan dari sini bahan-bahan lain
diendapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk
membuntu saluran kemih
c. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar asam urat serum > 10
mg/dl
Hiperuricemia merupakan keadaan asam urat dalam darah melebihi kadar
normal > 6 mg/dL pada wanita.
d. Leukositosis
Adanya kristal asam urat dianggap benda asing akan merilis sel-sel darah
putih sebagai respon imun seperti neutrofil, monosit dan limfosit dan terjadi
fagositosis oleh sel makrofag sehingga sehingga kadar leukosit dalam darah
meningkat (leukositosis).
2. KOLKISIN
Tablet kolkisin
INDIKASI
Gout akut, profilaksis jangka pendek selama terapi awal dgn alupurinol, urikosurik.
KONTRAINDIKASI
Gangguan pencernaan, renal & jantung yang parah, hipersensitivitas, diskrasia darah
atau kombinasi penyakit hati & ginjal yang serius, pasien yang dihemodialisis.
DOSIS
Gout akut : 1–1.2 mg diikuti dgn 0.5 – 0.6 g setiap jam atau 1–1.2 mg tiap 2
jam sampai nyeri hilang atau sampai mual, muntah, diare terjadi. Jumlah total untuk
satu kali terapi : 4-8 mg. Profilaksis : 0.5 – 0.6 mg/hari 3–4 kali setiap minggu.
Bila serangan > 1 X /thn, dosis 0.5-0.6mg setiap hari. Dosis untuk pasien dengan
gangguan ginjal & hati perlu penyesuaian, tidak boleh lebih dari 0.6mg/hari.
INTERAKSI OBAT
Vit B12 : Dapat menginduksi malabsorpsi vit B12 secara reversibel.
Siklosporin : Timbul gejala efek samping yg parah termasuk toksisitas saluran cerna,
hati, renal & neuromuskular. Penelitian pada binatang, kolkisin meningkatkan respon
terhadap simpatomimetik dan depresan sistem saraf pusat
EFEK SAMPING
Mual, muntah, nyeri perut, diare, perdarahan saluran cerna, kerusakan ginjal & hati,
pada pemakaian jangka panjang dapat terjadi depresi sumsum tulang, dengan
agranulositosis, trombositopenia, leukopenia dan anemia aplastik, rambut rontok,
ruam, dermatitis vesicular.
PERHATIAN
Jika terjadi ruam kulit, sakit tenggorokan, demam, perdarahan yg tidak biasa, lemah,
lelah, memar, kesemutan hubungi dokter. Hentikan penggunaan obat segera setelah
nyeri hilang atau jika terjadi mual, muntah, nyeri perut atau diare. Jika gejala
berlanjut, hubungi dokter.
3. ALLUPURINOL
ALLUPURINOL 300MG
KOMPOSISI:
Allopurinol 300 mg
Tiap tablet mengandung Allopurinol.........................................300 mg
INDIKASI:
- Hiperuresimia primer : gout
- Hiperuresimia Sekunder : mencegah pengendapan asam urat dan kalsium oksalat.
Produksi berlebihan asam urat antara lain padika keganasan, polisitemia vera, terapi
sitostatik.
KONTRA INDIKASI:
- Penderita yang hipersensitif terhadap allopurinol.
- Keadaan serangan akut gout.
DOSIS:
Dewasa: - Dosis 100 - 300 mg perhari.
- Dosis pemeliharaan 200 - 600 mg perhari
- Dosis tunggal maksimum 300 mg.
- Kondisi ringan 2 - 10 mg/kg BB perhari atau 100 - 200 mg perhari.
- Kondisi sedang 300 - 600 mg sehari.
- Kondisi berat 700 - 900 mg sehari.
Anak : 10 - 20 mg sehari atau 100 - 400 mg sehari.
INTERAKSI OBAT:
- Dapat meningkatkan toksisitas siklofosfamid dan sitotoksik lain.
- menghambat metabolisme obat dihati(cobtoh: warfarin),
- meningkatkan efek dari azatrioprin dan merkaptopurin,
- memperpanjang waktu paruh klorpropamid,
- Efek allopurinol dapat diturunkan oleh golongan salisilat dan urikosurik.
EFEK SAMPING:
- Gejala hipersensitifitas
- Reaksi kulit
- gangguan grastointestinal, mual diare,
- Sakit kepada, vertigon, mengantuk, gangguan mata dan rasa.
- Gangguan darah
PERINGATAN DAN PERHATIAN:
- Efek allopurinol dapat diturunkan oleh golongan silisilat dan urikosurik.
- Hentikan kemerahan jika terjadi gejala kemerahan pada kulit atau alergi.
- hentikan penggunaan pada pasien yang mederita kelainan fungsi ginjal atau
hiperurisemia asimptomatik.
- Pada penderita kelainan fungsi hati dianjurkan melakukan tes fungsi hati berkala
selama tahap awal perawatan.
- Keuntungan dan kerugian harus dipertimbangkan terhadap ibu hamil dan menyusui
terhadap bayi dan janin.
- Meningkatkan pemberian cairan selama penggunaan allopurinol untuk menghhindari
terjadinya batu ginjal.
4. NATRIUM BIKARBONAT
Tablet Natrium bikarbonat (NaHCO3)
INDIKASI
Umtuk alkalis urin,dyspepsia.
KONTRAINDIKASI
Alkalosis metabolik atau respiratorik, hipernatremia, edema paru berat, hipokalsemia,
hipoklorida.
DOSIS
1-4 gr (1 g à12 meq asam)
Dewasa: Per oral alkalinisasi urine sampai 10 g/hari dosis terbagi dengan asupan
cairan yang baik. Chronic metabolic acidosis ≥4.8 g/hari sebanyak yang diperlukan.
Dyspepsia 1-5 g sebanyak yang diperlukan. IV Severe metabolic acidosis By slow inj
of a hypertonic soln ≤8.4% or by continuous infusion of a weaker soln, usually 1.26%
.
EFEK SAMPING
Alkalosis sistemik, perforasi’
INTERAKSI OBAT
↓ absorpsi obat; penisilin, tetrasiklin, INH, sulfonamid, digoksin, klorpromazin
↓ sekresi amphetamin dan kina
↑ sekresi salisilat