PENDAHULUAN
Henti jantung biasanya terjadi beberapa menit setelah henti nafas. Umumnya,
walaupun kegagalan pernafasan telah terjadi, denyut jantung masih dapat
berlangsung terus sampai kira-kira 30 menit. Pada henti jantung, dilatasi pupil
kadang-kadang tidak jelas. Dilatasi pupil mulai terjadi 45 detik setelah aliran
darah ke otak terhenti dan dilatasi maksimal terjadi dalam waktu 1 menit 45 detik.
Bila telah terjadi dilatasi pupil maksimal, hal ini menandakan sudah terjadi 50 %
kerusakan otak irreversibel.
2.4 Diagnosis
a. Tanda-tanda henti jantung
1. Kesadaran hilang (dalam 15 detik setelah henti jantung)
2. Tak teraba denyut arteri besar (femoralis dan karotis pada orang dewasa
atau brakialis pada bayi)
3. Henti nafas atau mengap-megap (gasping)
4. Terlihat seperti mati (death like appearance)
5. Warna kulit pucat sampai kelabu
6. Pupil dilatasi (setelah 45 detik).
b. Diagnosis henti jantung sudah dapat ditegakkan bila dijumpai ketidak sadaran
dan tak teraba denyut arteri besar
1. Tekanan darah sistolik 50 mmHg mungkin tidak menghasilkan denyut nadi
yang dapat diraba.
2. Aktivitas elektrokardiogram (EKG) mungkin terus berlanjut meskipun tidak
ada kontraksi mekanis, terutama pada asfiksia.
3. Gerakan EKG dapat menyerupai irama yang tidak mantap.
Setelah itu tindakan selanjutnya adalah membuka jalan nafas dengan menarik
kepala ke belakang. Bila korban tidak bernafas, segera tiup paru korban 3-5
kali lalu raba denyut a. carotis. Bila teraba kembali denyut nadi, teruskan
ventilasi. Bila denyut nadi hilang atau diragukan, maka ini adalah indikasi
untuk memulai sirkulasi buatan dengan kompresi jantung luar. Kompresi
jantung luar harus disertai dengan pernafasan buatan.
a. Pertama cek nadi Arteri karotis, jika tak teraba selama 10 detik maka
lakukan lah pembukaan jalan nafas.
Gerakan ini dilakukan untuk menghindari adanya cedera lebih lanjut
pada tulang belakang bagian leher pasien.
Akiko Saka, 2007. Long-term nursing needs during the disaster that is different
from Acute Phase. Mariko Ohara, Akiko Sakai. (Editorial Supervision): Disaster
Nursing, Nanzandou, hlm.79.