Anda di halaman 1dari 5

Teknik menyikat gigi pada anak tunarungu

Sehubungan dengan kesulitan anak tunarungu yaitu kesulitan dalam mendengar dan
berbicara maka untuk mempermudah melakukan penyuluhan adalah dengan cara
dilakukannya demonstrasi diikuti dengan bahasa isyarat. Metode demontrasi dapat
membuat proses penerimaan sasaran terhadap materi penyuluhan akan lebih berkesan
secara mendalam sehingga mendapatkan pemahaman atau pengertian yang lebih baik

Teknik menyikat gigi harus dimengerti dan dilaksanakan secara aktif dan teratur, ada
beberapa teknik menyikat gigi yang bisa dilakukan salah satunya teknik fones. Teknik
ini dilakukan untuk meniru jalannya makanan di dalam mulut waktu mengunyah.
Teknik fones di anjurkan untuk anak kecil karena mudah dilakukan

Teknik fones dilakukan dengan mempsosisikan bulu sikat diletakkan secara


horizontal atau tegak lurus pada permukaan labial dan bukal gigi dalam posisi oklusi.
Kemudian sikat digerakkan dengan cara membuat gerakan lingkaran-lingkaran besar
sehingga dapat menjangkau gigi dan gusi rahang atas dan rahang bawah sekaligus

Posisi orang tua saat menyikat gigi anak berkebutuhan khusus

Posisinya, anak dengan autism duduk di lantai. Sedangkan orang tua duduk di kursi
di belakang anak. Kepala anak bersandar di lutut orang tua. Jika anak tidak
kooperatif, orang tua dapat meletakkan kaki di atas lengan anak untuk menahannya.

sumber :

Cahyo Nugroho., 2018. PENERAPAN PENYULUHAN METODE DEMONSTRASI


MENGGUNAKAN TEKNIK FONES DALAM RANGKA PENINGKATAN
KETERAMPILAN MENYIKAT GIGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
TUNARUNGU. Prosiding Seminar Nasional & Diseminasi Hasil Pengabdian
kepada Masyarakat Berbasis Riset, 171-175
Teknik menyikat gigi pada anak autis

penggunaan metode pembelajaran PECS (Picture Exchange Communication


System) atau sistem komunikasi pertukaran gambar dapat meningkatkan
pembelajaran menyikat gigi secara mandiri dan benar pada anak autis dengan
pengenalan bertahap yang menunjukkan bahwa sistem gambar komunikasi non verbal
ini cocok untuk diajarkan. Salah satu hambatan dalam menyikat gigi pada anak autis
adalah kesulitan pemrosesan sensorik. Pembelajaran kesehatan melalui cerita sosial
yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja menyikat gigi pada anak autis.
Orang tua dianjurkan untuk menunjukkan cerita sosial kepada anak autisnya sebelum
atau selama menyikat gigi.

Anak autisme sangat sensitif terhadap rasa. Untuk memulai sikat gigi bisa
dengan cara menyentuh bibir dengan kasa atau sikat gigi dahulu, lalu baru mengenai
giginya. Pilihlah pasta gigi yang rasanya disukai anak. Karena adanya gangguan
motorik yang menyertai anak dengan autisme, acara sikat gigi harus dibantu atau
didampingi orang tua. Pada anak usia sekolah, sikat gigi dapat diajarkan secara visual
yaitu melalui gambar-gambar urutan menyikat gigi, mulai dari mengambil sikat gigi,
mengambil pasta gigi, membuka pasta gigi, menutup pasta gigi kembali, menggosok
gigi, berkumur, mencuci sikat, dan mengembalikannya. Walaupun anak dengan
autisme ini sudah dapat menyikat giginya sendiri, kontrol dari orang tua tetap
diperlukan.

langkah-langkah menyikat gigi menjadi enam urutan langkah singkat yang mudah
diingat, yaitu:

 Sikat gigi depan atas dan bawah bagian luar


 Sikat gigi belakang kiri dan kanan atas bagian luar
 Sikat gigi atas bagian dalam
 Sikat gigi belakang atas kiri dan kanan bagian dalam
 Sikat gigi depan bawah bagian dalam
 Sikat gigi belakang bawah bagian dalam

Sumber : (Jurnal Internasional Ilmu dan Teknologi Kesehatan Tingkat Lanjut


Multidisiplin:Tinjauan Cepat:Jurnal Akses Terbuka Jil. 2 No.2, April 2022).

Waktu dan kecepatan menyikat gigi pada abk

Menyikat gigi untuk anak berkebutuhan khusus harus dilakukan pada kecepatan yang
disarankan yaitu 1500-3500 rpm. Permukaan gigi harus disikat selama 2-5 detik
dengan kecepatan sedang namun konsisten (Melati,dkk./Lekuk. J. (Majalah
Kedokteran Gigi) September 2019). American Dental Association menyarankan
untuk menyikat gigi dua kalisehari, yaitu pada pagi hari setelah sarapan dan malam
hari sebelum tidur.

Teknik menyikat gigi pada anak tunagrahita

Adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada
permukaan gigi dan gusi dan merupaka tindakan preventif dalam menuju
keberhasilan dan kesehatan rongga mulut yang optimal. Dalam penyikatan gigi harus
diperhatiakan hal – hal berikut.

1) Teknik penyikatan gigi harus dapat membersihkan semua permukaan gigi

dan gusi secara efisien terutama daerah saku gusi dan daerah interdental

2) sikat gigi tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan gusi abrasi gigi

3)Teknik penyikatan harus sederhana, tepat, dan efisien waktu (Putri,dkk,2010). Ada
banyak teknik dalam menyikat gigi salah satunya adalah teknik menyikat gigi dengan
“Teknik Fones” merupakan teknik yang sangat mudah digunakan dan sangat efektif
untuk membersihkan plak pada tepi gusi dan dibawah gusi.
Langkah – langkah menyikat gigi adalah :

1. Bulu sikat ditempatkan tegak lurus pada permukaan bukal dan labial dengan
gigi dalam keadaan oklusi.
2. Sikat digunkan dalam lingkaran- lingkaran besar sehingga gigi dan gusi
rahang atas dan rahang bawah disikat sekaligus.
3. Setelah semua permukaan bukal dan labial disikat, mulut dibuka lalu
permukaan lingual dan palatinal disikat dengan gerakan yang sama, hanya
dalam lingkaran-lingkaran yang lebih kecil. Karena cara ini agak sukar
dilakukan di lingual dan palatinal, dapat dilakukan gerakan maju mundur
untuk daerah ini. (Putri,dkk,2010)
4. Terakhir, sikat lidah untuk membersihkan bakteri yang berada di permukaan
lidah. Permukaan lidah dan kasar dan berpapil membuat bakteri mudah
menempel. (Ramadhan,2010)

Jenis-jenis Sikat Gigi

Jenis sikat gigi yang ideal secara umum terdiri dari : a. Tangkai

Tangkai sikat gigi mudah dipegang dan stabil, pegangan sikat gigi harus cukup lebar
dan cukup tebal.

b. Kepala sikat gigi

Tidak terlalu besar, untuk orang dewasa maksimal 25-29 mm x 10

mm, untuk anak – anak 15-24 mm x 8 mm. Jika gigi molar kedua sudah

erupsi maksimal 20 mm x 7 mm.

c. Tekstur atau bulu sikat gigi

Harus memungkinkan sikat gigi untuk digunakan dengan efektif tanpa merusak
jaringan lunak maupun jaringan keras. Sikat gigi yang lunak tidak dapat
membersihkan plak dengan efektif, kekakuan medium adalah yang biasa dianjurkan.
Bulu sikat gigi yang dianjurkan adalah bulu sikat gigi dengan tekstur medium karena
dapat membersihkan plak dan sisa makanan dengan mudah dan efektif.
(Putri,dkk,2010)

Penggunaan Pasta Gigi


Pasta gigi biasanya mengandung bahan – bahan abrasif, pembersih, bahan penambah
rasa dan warna, serta pemanis, selain itu dapat juga ditambahkan bahan pengikat,
pelembap, pengawet, fluor, dan air. Bahan abrasif dapat membantu melepaskan plak
dam pelikel tanpa menghilangkan lapisan email. Bahan abrasif yang biasanya
digunakan adalah kalsium karbonat atau alumunium hidroksida dengan jumlah 20% -
40% dari isi pasta gigi (Putri,dkk,2010). Sebaiknya penggunaan dalam pasta gigi
dengan jumlah bahan abrasif yang digunakan, maka dalam penggunaan pasta gigi
cukup dengan seukuran biji jagung dan di ratakan ke seluruh permukaan sikat gigi.
Karena dengan takaran seukuran biji jagung sudah cukup membersihkan gigi pada
saat menyikat gigi.

Anda mungkin juga menyukai