TINJAUAN PUSTAKA
Teknik paralel bila dilakukan dengan benar akan menghasilkan gambar dengan
kualitas baik, validitas yang tinggi, akurasi linier dan dimensi yang tinggi tanpa
distorsi.11,18
Keuntungan dari teknik paralel adalah tanpa distorsi, gambar yang dihasilkan sangat
representatif dengan gigi sesungguhnya, mempunyai validitas yang tinggi, posisi relatif
dari reseptor gambar sehingga berguna untuk beberapa pasien dengan
cacat .14,17
Kerugian dari teknik paralel adalah sulit dalam meletakkan film holder, terutama pada
anak-anak dan pasien yang mempunyai mulut kecil, pemakaian film holder mengenai
jaringan sekitarnya sehingga timbul rasa tidak nyaman pada pasien, dan memposisikan
film holder pada molar tiga bawah sangat sulit. 11,14,17 Sudut penyinaran teknik paralel
pada gigi maksila:
1. Pada pengambilan gambar insisivus sentral maksila film ditempatkan
pada film holder dalam orientasi vertikal. Film ditempatkan pada daerah palatal
sehingga aksis panjang gigi sejajar dengan film.3,17 Jika jarak film terlalu dekat dengan
gigi, gambar akan terdistorsi. Sinar harus tegak lurus terhadap bidang film dan film
harus pada sudut 90o ke daerah interproksimal dari insisvus sentral maksila. Sentral dari
sinar-x dipusatkan pada ujung hidung. Gambaran radiografi yang akan diperoleh adalah
mesial, distal, dan apikal dari insisivus sentral maksila.8,12
2. Pada pengambilan gambar insisvus lateral maksila film ditempatkan
pada film holder dalam orientasi vertikal. Sudut penyinaran menggunakan sudut yang
sama pada insisvus sentral maksila. Film berpusat di belakang gigi insisivus lateral,
tegak lurus dengan aksis panjang gigi insisivus lateral.3 Sentral dari sinar-x dipusatkan
Keuntungan dari teknik bisekting adalah teknik ini dapat digunakan tanpa film holder
dan posisi yang cukup nyaman bagi pasien.14,17
Kerugian dari teknik bisekting adalah distorsi mudah terjadi dan masalah
angulasi ( banyak angulasi yang harus diperhatikan ).14,17,21
Angulasi horizontal teknik bisekting pada daerah maksila dan mandibula adalah
insisivus sentral dan lateral dengan sudut penyinaran 0°, kaninus dengan sudut
penyinaran 45°sampai 65°, premolar pertama, premolar kedua dan molar pertama
dengan sudut penyinaran 70°sampai 80°, molar kedua dan ketiga dengan sudut
penyinaran 80°sampai 90°.14
Angulasi vertikal teknik bisekting pada daerah maksila adalah insisivus sentral,
insisivus lateral dan kaninus dengan sudut penyinaran +40° sampai +45°, premolar
pertama, premolar kedua dan molar pertama dengan sudut penyinaran +30° sampai
+35°, molar kedua dan molar ketiga dengan sudut penyinaran +20° sampai
+25°.3,14
Angulasi vertikal teknik bisekting pada daerah mandibula adalah insisivus
sentral, insisivus lateral dan kaninus dengan sudut penyinaran -15° sampai -20°,
premolar pertama, premolar kedua dan molar pertama dengan sudut penyinaran -10°,
molar kedua dan molar ketiga dengan sudut penyinaran -5° sampai 0° sampai +5.14
Panjang cone standar dengan ukuran delapan inci dapat digunakan dalam teknik
bisekting. Bila radiografer ingin menggunakan long cone maka panjang long cone yang
digunakan berkisar dua belas sampai enam belas inci (12-16 inci). Keuntungan
Gambar 6. Gigi tiruan sebagian lepasan (kiri), cincin pada hidung (tengah),
pelindung tiroid (kanan).19
c. Refleks muntah
Refleks muntah dapat dirangsang ketika film berkontak dengan palatum mole,
pangkal lidah, atau posterior dinding faring. Untuk menghindari refleks muntah
diperlukan kerja sama yang baik antara operator dan pasien sebelum film ditempatkan
di dalam mulut.19
3. Dot Artifacts
Film mengidentifikasi titik yang menghasilkan artefak lingkaran radiolusen
(gelap) setelah film selesai. Dot artifacts ini dapat mengganggu interpretasi pada daerah
apikal gigi. Oleh karena itu, film harus ditempatkan ke arah koronal (oklusal) gigi saat
mengambil radiografi periapikal.3
3. Distorsi Film.
Gambar memanjang dan distorsi, dapat terjadi jika pasien memberikan terlalu
banyak tekanan menggigit pada biteblock. Kesalahan ini dapat dihindari dengan
menjaga film kontak dengan biteblock untuk dukungan atau menginstruksikan pasien
untuk mengurangi menggigit terlalu kuat.3
E. Kesalahan Cone-Cutting
Pusat sinar-x yang datang melalui kolimator atau cone harus selaras melewati film
dengan cara sinar-x diarahkan tegak lurus terhadap film. Ketika keselarasan ini tidak
diperhatikan, cone-cutting dapat terjadi. Cone-cutting terlihat sebagai zona bening pada
radiografi setelah diproses, karena kurangnya paparan sinar-x pada daerah yang
terpotong. Bentuk cone-cutting tergantung pada jenis kolimator yang digunakan ketika
memapar film. Apabila kolimator lingkaran atau cone bulat yang digunakan, cone-
cuting akan berbentuk melengkung. Cone-cutting persegi akan terjadi bila
menggunakan kolimator yang berbentuk persegi panjang.1,3
Penanggulangannya :
1. Periksa peralatan yang anda gunakan untuk development film ( kemungkinan
adanya kerusakan unit).
2. Periksa suhu larutan developer, semakin tinggi suhu larutan developer semakin
lambat prosesnya.
3. Perhatikan waktu, saat film berada dalam larutan developer.
b. Low density film image atau gambaran radiografi yang terlihat terang (light
radiograph). Low density film image dapat disebabkan perendaman pada larutan
developer yang terlalu cepat atau underdeveloper dan larutan developer yang terlalu
dingin.3,14
c. Partial Image
Partial image adalah gambaran radiografi yang hanya terlihat sebagian gambaran.2
Partial image dapat menimbulkan gambaran radiografi yang terlihat putih atau hitam
pada pinggir film. Partial image dibedakan menjadi dua berdasarkan gambaran yang
dihasilkan, yaitu:
• Partial white image adalah gambaran yang terlihat putih pada bagian
pinggir film. Keadaan ini dapat diakibatkan sebagian film tidak tenggelam dalam
larutan developer.3,14
d. Black Artifacts
Kontaminasi permukaan film radiografi sebelum pencelupan ke dalam larutan
developer dapat menghasilkan artefak setelah radiografi selesai. Kontaminasi yang
menyebabkan artefak hitam termasuk bahan kimia developer, kelembaban (air liur),
fluoride stannous, kebocoran cahaya dalam paket film dan overlapping film selama
pemrosesan. Tangan operator, dan paket film yang bekerja harus bersih dan kering.3
e. White artifacts
Gambar terlihat artefak putih pada film, disebabkan oleh larutan fixer yang
kontak dengan film sebelum film diproses, gelembung udara yang melekat pada
permukaan film.3,14
Penanggulangannya :
1. Untuk mengatasi masalah pada gelembung udara dengan cara gantung film
dekat pinggir tanki tanpa menyentuh pinggirnya, atau posisikan film dengan
cara naik dan turun saat didalam larutan deveplover.
2. Hindari posisi film tersentuh film yang lain atau pinggir tanki, hal ini akan
menghasilkan noda putih film.
3. Hindari film berkontak dengan larutan fixer sebelum film diproses. f. Stain
Stain atau gambaran kecoklatan yang disebabkan oleh penggunaan larutan fixer yang
sudah lama dan proses washing yang tidak sempurna. Sedangkan noda yang berwarna
coklat dapat disebabkan karena proses fixing yang terlalu cepat atau kurang sempurna
dan washing yang tidak sempurna.3,14,19
b. Static electricity
Static electricity adalah gambaran menyerupai ranting pohon berwarna hitam yang
dapat ditafsirkan sebagai fraktur tulang. Keadaan ini dapat diakibatkan cara
mengeluarkan film dari pembungkus secara kasar.3,14 Penanggulangan :
1. Lepaskan pelindung film secara perlahan-lahan.
2. Memeperhatikan kelembaban udara, jangan terlalu cepat membuka film dalam
keadaan ruangan yang kering hal ini dapat menyebabkan terjadinya static
electricity pada film.
3. Hindari penggunaan seragam yang terbuat dari bahan sintetil yang dapat
menyebabkan statik pada film.14
Ekstraoral Intraoral
Radiografi
Intraoral