NIM : C1AA21171
S1 Keperawatan/1/C
RESUME
1. Tahap Pre-interaksi
Tahap ini dimulai ketika perawat bertemu pasien untuk pertama kalinya. Pada
tahap ini digunakan oleh perawat untuk berkenalan dan langkah awal membina
hubungan saling percaya dengan pasien. Tugas-tugas perawat dalam tahap ini
adalah mampu membina hubungan saling percaya dengan pasien dan
menunjukkan komunikasi terbuka dan sikap penerimaan. Untuk dapat membina
hubungan saling percaya dengan pasien, perawat harus bersikap terbuka, jujur,
ikhlas, menerima pasien, menghargai pasien dan mampu menepati janji kepada
pasien. Pada tahap ini perawat juga bertugas untuk merumuskan tujuan dengan
pasien, tujuan dapat dirumuskan setelah masalah pasien teridentifikasi.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam tahap ini adalah, sebagai berikut:
3. Tahap Kerja
4. Tahap Terminasi
4. Mengulang (restating/repeating)
Contoh:
5. Klarifikasi (clarification)
Teknik ini dilakukan jika perawat ingin memperjelas maksud ungkapan klien.
Contoh :
hidup?”
6. Memfokuskan (focusing)
Contoh:
7. Merefleksikan (reflecting/feedback)
Contoh :
“Ibu tampak sedih.” “Apakah Ibu merasa tidak senang apabila Ibu ….”
9. Diam (silence)
Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang
lain atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti.
15. Refleksi
16. Humor
Humor yang dimaksud adalah humor yang efektif. Humor ini bertujuan untuk
menjaga keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi. Perawat harus hati-hati
dalam menggunakan teknik ini karena ketidaktepatan penggunaan waktu dapat
menyinggung perasaan klien yang berakibat pada ketidakpercayaan klien kepada
perawat.
1. Resisten
Resisten adalah upaya pasien untuk tetap tidak menyadari aspek penyebab
ansietas yang dialami. Perilaku resisten biasanya diperlihatkan oleh pasien selama
fase kerja, karena pada fase ini sangat banyak berisi proses penyelesaian masalah.
2. Transferens
Transferens merupakan respon tidak sadar dimana pasien mengalami
perasaan atau sikap terhadap perawat yang pada dasarnya terkait dengan tokoh
dalam kehidupan dimasa lalu.
3. Kontertransferens
5. Penentuan waktu yang efektif, pesan disampaikan pada saat penerima siap
menerima pesan.
7. Mengatur arus informasi, komunikasi harus diatur mutunya, jumlah dan cara
penyampaiannya