Anda di halaman 1dari 15

HPV

A. Definisi

Human Papiloma virus merupakan virus penyebab penyakit menular seksual yaitu
kondiloma akuminata dengan kelainan berupan fibroepitelioma pada kulit dan mukosa.

Human Papilloma Virus (HPV) dapat menyebar dari satu orang ke rang ke orang lain
selama kontak secara langsung dengan kulit. Salah satu cara penyebaranya adalah melalui
hubungan seksual, termasuk hubungan sek vagina, seks anal dan bahkan seks oral. Meskipun
HPV dapat menyebar saat berhubungan seks termasuk hubungan seks vagina, seks oral,
terjadinya penyebaran infeksi tidak harus melalui seks. Penyebaran HPV dari satu orang
keorang lain yaitu dengan cara kontak langsung orang yang sudah terinfeki HPV. Human
Papiloma Virus merupakan virus deoxyribonucleic acid (DNA), untaian ganda yang menular
secara seksual dan menginfeksi permukaan kulit dan mukosa epitel.

HPV adalah jenis virus yang cukup lazim. Jenis yang berbeda dapat menyebabkan
kutil atau pertumbuhan sel yang tidak normal (displasia) dalam atau di sekitar leher rahim
atau dubur yang dapat menyebabkan kanker leher rahim atau dubur. Kutil-kutil ini pada
umumnya tumbuh di permukaan kulit yang lembab dan di daerah sekitar alat kelamin
sehingga disebut kutil kulit dan kutil kelamin. Infeksi HPV pada alat kelamin dapat
disebarkan melalui hubungan seks, sedangkan penularan kutil kulit pada tangan atau kaki
dapat terjadi tanpa hubungan seks (penularannya dapat melalui sentuhan atau penggunaan
barang secara bersama).

B. Etiologi

Dengan mikroskop elektron virus, HPV berbentuk ikosahedral dengan ukuran 55 nm,
memiliki 72 kapsomer dan 2 protein kapsid, yaitu L1 dan L2. Virus DNA ini dapat bersifat
mutagen. Infeksi HPV telah dibuktikan menjadi penyebab lesi prakanker, kondiloma
akuminatum, dan kanker. Terdapat 138 strain HPV yang sudah diidentifikasi, 30 di antaranya
dapat ditularkan lewat hubungan seksual. Ada lebih dari seratus virus yang dikenal sebagai
virus papilloma manusia (human papilloma virus/HPV). HPV dapat menyebabkan kanker
leher rahim karena dapat membuat pertumbuhan sel menjadi tidak normal (dengan cara virus
masuk ke dalam inti sel di leher rahim dan mengubah bentuk sel sehingga sel menjadi mudah
rapuh dan pertumbuhannya menjadi tidak beraturan).

HPV merupakan virus DNA dengan klasifikasi


Familia : Papovaviridae

Genus : Papillomavirus

Spesies : Human Papillomavirus

Papovavirus merupakan virus kecil ( diameter 45-55 nm ) yang mempunyai genom beruntai
ganda yang sirkuler diliputi oleh kapsid (kapsid ini berperan pada tempat infeksi pada sel)
yang tidak berpembungkus menunjukkan bentuk simetri ikosahedral. Berkembang biak pada
inti sel menyebabkan infeksi laten dan kronis pada pejamu alamiahnya dan dapat
menyebabkan tumor pada beberapa binatang (Contoh : Virus Papilloma manusia (kutil),
Virus BK (diasingkan dari air kemih penderita yang mendapat obat-obat imunosupresif)).

Mekanisme infeksi virus diawali dengan protein menempel pada dinding sel dan
mengekstraksi semua protein sel kemudian protein sel itu ditandai (berupa garisgaris)
berdasarkan polaritasnya. Jika polaritasnya sama denagn polaritas virus maka, dapat
dikatakan bahwa sel yang bersangkutan terinfeksi virus. Setelah itu, virus menginfeksikan
materi genetiknya ke dalam sel yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi gen jika materi
genetik virus ini bertemu dengan materi genetik sel. Setelah terjadi mutasi, DNA virus akan
bertambah banyak seiring pertambahan jumlah DNA sel yang sedang bereplikasi. Ini
menyebabkan displasia (pertumbuhan sel yang tidak normal) jadi bertambah banyak dan tak
terkendali sehingga menyebabkan kanker.

“Papova” berasal dari tiga nama yang sering dipelajari ( Papilloma, Polyoma, Vacoulating ).
Yang akan dibahas termasuk virus Papilloma yaitu yang menyebabkan tumor jinak dan ganas
pada banyak tipe mamalia. Virus ini merupakan salah satu dari virus DNA yang diketahui
menyebabkan tumor alamiah pada tuan rumah aslinya. Virus Papilloma menyebabkan
beberapa jenis kutil yang berbeda pada manusia, meliputi kutil kulit, kondiloma genital/
kondiloma akuminata(KA) atau kutil kelamin/ atau genital wart (di masyarakat dikenal
sebagai jengger ayam dengan masa inkubasi :1-6 bulan rata-rata 3 bulan, tampak benjolan
seperti jengger ayam di sekitar kemaluan dan anus serta kebanyakan tanpa keluhan ), dan
papilloma larings.

Papillomavirus sangat tropik terhadap sel-sel epitel kulit dan membran mukosa. Tahap-tahap
dalam siklus replikasi virus tergantung pada faktor-faktor spesifik yang terdapat dalam status
diferensiasi berikutnya dari sel epitel.

C. Patofisiologi

Papiloma virus merupakan virus epiteliotropik yang menginfeksi permukaan epitel dan
membrane mukosa. Tahap awal siklus hidup HPV dimulai dengan terpaparnya virus pada
sel pejamu. Paparan ini terjadi karena adanya luka atau lesi pada lapisan epitel sel
pejamu. Setelah terpapar dengan sel, virus kemudian akan melekat pada sel pejamu
melalui reseptor yang terdapat dipermukaan sel pada lapisan basal epitel. Umumnya,
HPV akan berikatan dengan reseptor primer Syndecan-1 (isotip Heparan Sulfat
Proteoglycans (HSPGs) yang dominan ada di permukaan sel epitel) lebih dulu, kemudian
HPV akan memodifikasi kapsidnya dan berikatan dengan reseptor sekunder yakni
reseptor kelompok integrin. Ikatan yang terbentuk antara virus dengan reseptor yang
spesifik dari sel pejamu akan memberikan signal kepada sel pejamu untuk
mengendositosis virus. Endositosis virus di awali dengan terbentuknya lekukan pada
plasma membran di sekitar tempat melekatnya virus. Lekukan ini kemudian membentuk
vesikel yang melingkupi virus. Virus yang telah diendositosis oleh sel, selanjutnya akan
mengalami uncoating. Proses uncoating difasilitasi oleh penghilangan ikatan
intracapsomer sulfide sehingga kapsid terbuka. Proses ini berlangsung dalam lingkungan
sel host. 10,20,21 Setelah mengalami uncoating DNA virus akan keluar dari vesikel dan
mengikat mikrofilamen melalui interaksi region L2 dengan protein motor kompleks
dinein untuk membantu transportasi dalam sitolasma dan inti sel.

Genom HPV akan masuk ke dalam inti sel dan mengaktifkan cascade ekspresi gen virus.
Pertama virus akan mengekpresikan protein yang berperan sebagai faktor replikasi yakni
protein E1 dan E2. Protein E2 berikatan dengan viral origin of replication virus yang
terdapat di DNA virus, ikatan ini memberikan signal pada protein E1 helikase untuk
memisahkan untai ganda DNA virus dan membentuk kompleks replikasi. Kompleks
replikasi ini akan memberikan signal untuk enzim polymerase dan protein asesori sel
pejamu untuk memulai proses replikasi DNA virus.
Seiring degan proses diferensiasi sel epitel, aktivitas promoter akhir (late promoter) akan
meningkat. Promoter akhir pada virus HPV akan menginisiasi ekspresi dari dua gen yang
mengkode protein struktural (kapsid) virus, yaitu L1 dan L2. Selanjutnya, partikel DNA,
bersama dengan protein virus akan dirakit membentuk partikel infeksius pada bagian atas
lapisan epitel. Protein L2 berperan membungkus genom virus, sedangkan protein L1
berperan membentuk kapsid ikosahedral pada bagian luar virus. Kemudian, virus HPV
akan mengalami eksositosis dan keluar dari sel untuk menginfeksi sel lain yang belum
terinfeksi.

D. Klasifikasi

Lebih dari 80 tipe HPV telah diketahui dan diklasifikasikan berdasarkan potensi yang
dapat menyebabkan transformasi keganasan. Saat ini terdapat beberapa tipe high risk
HPV yang terdeteksi di dalam karsinoma dan dyplasia, yaitu HPV 16, 18, 31 33, 35, 39,
45, 50, 51, 53, 55, 56, 58, 59, 64, dan 68. Diantara beberapa tipe high risk tersebut, HPV
16 dan 18 diketahui mempunyai hubungan paling dekat dengan karsinoma serviks. DNA
HPV 16 telah ditemukan pada lebih dari 50% dari karsinoma sel skuamosa, sedangkan
DNA HPV 18 telah ditemukan pada lebih dari 50% adenokarsinoma (Motoyatama et al.,
2004).

Di tahun 2008 bahkan diketahui ada lebih dari 200 tipe HPV yang telah dapat di
identifikasi HPV 16, 18, 31 dan 45 masih merupakan HPV tipe high risk yang terpenting
karena keterlibatannya dalam menyebabkan karsinoma serviks (Hung et al., 2008).

E. Komplikasi

Berbagai jenis HPV menyebabkan kutil umum pada tangan atau kaki. HPV juga dapat
mengakibatkan masalah pada mulut atau pada lidah dan bibir. Beberapa jenis HPV dapat
menyebabkan kutil kelamin pada penis, vagina dan dubur. Jenis HPV lain dapat
menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak normal yang disebut displasia. Displasia dapat
berkembang menjadi kanker dubur pada laki-laki dan perempuan, dan kanker leher rahim
(cervical cancer), atau kanker penis. Displasia di sekitar dubur disebut neoplasia
intraepitelial anal (anal intraepithelial neoplasia/AIN). Epitel adalah lapisan sel yang
meliputi organ atau menutupi permukaan tubuh yang terbuka. Neoplasia berarti
perkembangan baru sel yang tidak normal. AIN adalah perkembangan sel baru yang tidak
normal pada lapisan dubur. Displasia pada daerah leher rahim disebut neoplasia
intraepitelial serviks (cervical intraepithelial neoplasia/CIN).
1. Kondioma Genital
Kondiloma genital dapat ditularkan melalui sentuhan dan hubungan seksual. Penyakit
ini dapat menyerang siapa saja, namun ada sebagian orang yang berisiko untuk
terjangkit penyakit ini antara lain: orang yang sering kontak dengan air/bekerja di
tempat basah (seperti tukang ikan, tukang daging, pemotong hewan), orang yang
hiperhidrosis/ telapak tangan atau kakinya selalu basah, anak-anak. Penyakit ini
menular baik dengan kontak langsung maupun tidak langsung seperti pemakaian
handuk dan baju yang bersamaan. Pada orang-orang yang berisiko terjangkit penyakit
ini dapat terjadi kekambuhan karena virus ini mudah hidup dan berkembang pada
kulit yang sering terkena trauma dan selalu basah. Pada orang yang
imunnocompromise atau daya tahan tubuh kurang baik atau buruk virus ini dapat
berkembang cepat pada seluruh badan atau bekembang menjadi keganasan kulit
seperi kanker skuamosa.

2. Kanker Serviks
Kanker serviks merupakan penyebab kematian akibat kanker yang terbesar
setelah kanker payudara pada wanita di negara-negara berkembang, bahkan tiap
tahunnya sekitar seperempat juta wanita meninggal karena penyakit ini. Tidak hanya
itu, kanker serviks juga berdampak pada sekitar setengah juta wanita tiap tahunnya
dan 80% penderita kanker serviks hidup di negara-negara dengan pendapatan
penduduk yang rendah atau sedang. Menurut penelitian yang dikemukakan oleh
yayasan kanker Indonesia menyatakan bahwa tiap 1 jam, seorang wanita di Indonesia
meninggal akibat kanker serviks.
Peristiwa kanker serviks diawali dari normal serviks yang terinfeksi HPV dan
menyebabkan timbulnya displasia sehingga menimbulkan kanker. Kanker Serviks
cenderung muncul pada wanita usia 35-55 tahun (pada saat usia produktif). Namun
dapat pula muncul pada perempuan berusia lebih muda. Penyebab dari kanker ini
adalah Human Papilloma Virus yaitu sejenis virus yang menyerang manusia dan
berpotensi menyebabkan terjadinya komplikasi dan kemandulan. Serviks normal
bentuknya lurus, sedangkan serviks yang terinfeksi bentuknya membesar, keluar
karena berkutil. Inilah yang menyebabkan rasa sakit pada penderita kanker serviks
saat melakukan hubungan seks.
Beberapa faktor yang dapat mempermudah terinveksi virus HPV yaitu
menikah atau memulai aktivitas seksual pada usia muda (kurang dari 18 tahun),
berganti-ganti pasangan seks (pasangan wanita tersebut maupun pasangan suaminya),
wanita melahirkan banyak anak (sering melahirkan), sering menderita infeksi di
daerah rahim, dan wanita perokok yang mempunyai resiko 2 kali lebih besar terkena
kanker serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.
Perlu diingat bahwa setiap perempuan beresiko untuk terinfeksi HPV
walaupun setia pada satu pasangan. Pasangan yang terinfeksi akan menjadi sumber
infeksi HPV bagi wanita lainnya. Ternyata walaupun kanker leher rahim adalah
penyakit perempuan tetapi lelaki memiliki peran penting di dalam penyebarannya.
Lelaki yang pernah menikah dengan perempuan penderita kanker leher rahim
otomatis bisa menularkan penyakit tersebut kepada perempuan lain melalui hubungan
seksual. Maka disarankan pada kaum lelaki yang suka ”jajan” agar berhati-hati, sebab
bukan tidak mungkin ia menjadi media perantara penyakit kanker leher rahim ke
istrinya sendiri. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah lesi (kutil) dapat membesar
dan tumbuh bersama. Tetapi resiko terbesar dari HPV adalah kanker leher rahim atau
bahkan kematian. Kanker leher rahim dapat dideteksi dengan menggunakan tes Pap
sehingga pertumbuhan sel yang abnormal pada leher rahim tersebut terdeteksi lebih
awal dan dapat dilakukan konisasi (mengambil bagian sel yang berubah) sebelum ia
berkembang menjadi kanker.
Infeksi HPV dapat menyebabkan berbagai gangguan organ yang tergantung
manifestasi klinis dari infeksi. Gejala yang muncul dapat menyebabkan gangguan
saluran pernapasan atas, berupa lesi di lidah, tonsil, palatum, laring, dan hidung.
Infeksi ini juga dapat meningkatkan risiko penularan infeksi menular seksual, seperti
gonorrhea dan klamidia. Selain itu, infeksi HPV yang bersifat persisten dapat
berkembang menjadi lesi kanker, berupa kanker serviks, anus, dan saluran napas
(Meites et al., 2021). Kanker serviks dilaporkan menyebabkan setidaknya 21.000
kematian setiap tahunnya di Indonesia. Angka mortalitas akibat kanker serviks di
Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara (Bruni et al., 2021). Gangguan
kehamilan dan persalinan dapat terjadi pada wanita hamil yang menderita infeksi
HPV. Selain itu, ibu juga bisa menularkan infeksi HPV ke bayi saat dilahirkan
(Chakraborty S., 2019).
F. Tanda dan Gejala
HPV bukan jenis virus baru namun, banyak orang tidak menyadarinya karena
virus ini jika menjangkiti manusia tidak manimbulkan gejala dan tidak menyebabkan
masalah kesehatan yang serius sampai infeksi virusnya menjadi parah. Setiap saat
HPV dapat menginfeksi tanpa menunjukkan gejala. HPV tidak seperti virus lainnya
yang menunjukkan gejala fisik menurun apabila terjangkit virus ini tetapi seseorang
baik pria maupun wanita dapat terkena HPV bertahun-tahun sebelum ia
menyadarinya. Tanda-tanda terserang HPV sering hanya ditunjukkan oleh tumbuhnya
kutil. Kutil yang tumbuh mungkin berwarna merah muda, putih, abu-abu ataupun
coklat. Awalnya hanya berupa bintil-bintil kecil yang kemudian bersatu membentuk
kutil yang lebih besar. Semakin lama kutil dapat menjadi semakin besar. Pertumbuhan
kutil akan semakin besar dan banyak jika tumbuh di kulit lembab akibat kebersihan
kulit kurang dijaga.
Kutil-kutil ini dapat menyebabkan rasa sakit dan gatal sehingga membuat
tidak nyaman dan sering kali baru disadari keberadaannya saat jumlahnya sudah
bertambah banyak dan besar. Kutil dapat bertumbuh dengan cepat segera setelah
terinfeksi atau pun beberapa bulan bahkan beberapa tahun setelah terinfeksi HPV, dan
bahkan tidak pernah tumbuh sampai dinyatakan kita terinfeksi HPV (atau sampai kita
menyadari bahwa kita terinfeksi HPV).
Oleh karenanya, untuk menjaga segala sesuatu yang tidak diinginkan maka
dianjurkan untuk rutin melakukan Pap smear/ tes Pap minimal setahun sekali bagi
wanita di atas usia 21 tahun. Umumnya dokter dapat menentukan apakah kita
mempunyai kutil kelamin dengan melihatnya. Kadang kala alat yang disebut anoskop
dipakai untuk memeriksa daerah dubur. Jika perlu, contoh kutil dipotong dan
diperiksa diperiksa dengan mikroskop (biopsi) . HPV yang menyebabkan kutil
kelamin tidak sama dengan virus yang menyebabkan kanker. Tetapi jika kita
mempunyai kutil, maka kita mungkin terinfeksi jenis HPV lain yang dapat
menyebabkan kanker.
Gejala fisik yang terlihat pada wanita :
 Kutil pada organ kelamin, dubur/anus atau pada permukaan vagina
 Pendarahan yang tidak normal
 Vagina menjadi gatal, panas atau sakit
 Keputihan Cairan yang keluar mungkin mengandung darah, berbau busuk dan
mungkin terjadi antara periode menstruasi atau setelah menopause.
 Nyeri panggul Nyeri panggul saat berhubungan seks atau saat pemeriksaan
panggul

Gejala fisik yang terlihat pada pria :

 Kutil pada penis, anus atau skrotum


 Kutil pada uretra (mungkin terjadi penurunan jumlah urin)

G. Penatalaksanaan

Menurut Chen et al (2012), penatalaksanan Human Papiloma Virus adalah sebagai


berikut: Tes PAP Untuk mengungkapkan kelainan yang dapat menyebabkan kanker, dengan
mengambil sampel sel dari serviks atau vgina, yang akan diperiksa di laboratorium

1. Tes DNA Dilakukan pada sel-sel leher Rahim, untuk Dilakukan pada sel-sel
leher Rahim, untuk mengenali mengenali DNA dari variasi DNA dari variasi
HPV dengan risiko tinggi kanker kelamin. HPV dengan risiko tinggi kanker
kelamin. Tes ini di es ini direkomendasikan rekomendasikan untuk wanita
berumur 30 tahun ke atas sebagai tambahan dari tes PAP
2. Uji larutan asam cka atau asam asetat yang diterapkan pada area kelamin yang
terinfeksi HPV. Jika terdapat infeksi, warnanya berubah-berubah menjadi
menjadi putih. Langkah ini dapat membantu mengidentifikasi lesi yang sulit
dilihat.
3. Pemberian obat antivirus oral bila tidak membuahkan hasil dapat dilanjutkan
dengan bedah listrik atau bedah beku. Di berikan juga obatobatan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.
4. Apabila faktor pemberatnya adalah kelainan genetic yang membuat daya tahan
tubuhnya rendah maka penderita diberikan obat untuk meningkatkan daya
tahan tubuhnya selama seumur hidup.
5. Kroiterapi dengan Kroiterapi dengan nitrogen cair digunakan nitrogen cair
digunakan pada kutil yang tidak pada kutil yang tidak berhasil berhasil diobati
dengan obat olesan.
H. Pencegahan
Tidak ada cara yang mudah untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi
HPV. Orang yang tidak menunjukkan tanda atau gejala infeksi HPV pun tetap dapat
menularkan infeksinya (sebagai karier). Langkah-langkah pencegahan
 Kuatkan Iman
 Gunakan kondom
 Jangan merokok
 Jangan berganti-ganti pasangan seks, satu lebih baik
 Lakukan tes pap minimal setahun sekali
Namun demikian, kondom tidak dapat mencegah penularan HPV secara
keseluruhan karena virus ini dapat menular melalui hubungan langsung dengan daerah
kulit yang terinfeksi yang tidak diliputi oleh kondom. Laki-laki dan perempuan yang
aktif secara seksual mungkin sebaiknya melakukan tes Pap secara berkala pada
Vagina dan/ atau dubur untuk mencari sel yang abnormal atau tanda awal kutil. Hasil
positif dapat ditindaklanjuti untuk mengetahui apakah pengobatan dibutuhkan.
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan pada pasien Human Papiloma Virus menurut Padila
(2015) adalah sebagai berikut:
a. Identitas Klien Meliputi: nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku
bangsa, pekerjaan, pendidikan, status pernikahan, tanggal masuk rumah sakit,
nomor registrasi, dan diagnosa medis.
b. Keluhan Utama Keluhan utama pada pasien HPV biasanya adalah biasanya
datang dengan keluhan mual muntah yang berlebihan, tidak nafsu makan, dan
anemia.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan sekarang berisi tentang pengkajian data yang dilakukan untuk
menentukan sebab dari dilakuakannya pasien HPV seperti biasanya pasien pada
stadium awal tidak merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada stadium
akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti keputihan yang berbau busuk,
perdarahan setelah melakukan hubungan 23 seksual, rasa nyeri disekitar vagina,
nyeri pada panggul. Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya
mengalami keluhan mual muntah berlebihan, tidak nafsu makan, dan anemia.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Didapatkan data klien pernah riwayat kesehatan dahulu seperti riwayat penyakit
keputihan, riwayat penyakit HIV/AIDS.
3) Riwayat Perkawinan
Pada riwayat perkawinan hal yang perlu dikaji adalah menikah sejak usia berapa,
lama pernikahan, berapa kali menikah, status pernikahan saat ini.
4) Riwayat Obsestri
Pada pengkajian riwayat obstetri meliputi Jumlah kehamilan dan anak yang hidup
karna kanker serviks terbanyak pada wanita yang sering partus, semakin sering
partus semakin besar resiko mendapatkan karsinoma serviks.
5) Keluhan haid
Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab kanker serviks tidak
pernah ditemukan sebelum menarche dan mengalami atropi pada masa menopose.
Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terjadi pendarahan diantara siklus haid
adalah salah satu tanda gejala kanker serviks.
6) Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah penyakit turunan dalam keluarga seperti jantung, Hipertensi, TBC,
Diabetes Melitus, penyakit kelamin, abortus yang mungkin penyakit tersebut
diturunkan kepada klien.
d. Pola Fungsi Kesehatan
e. Pola Aktivitas dan Istirahat
Adanya Kelemahan atau keletihan akibat anemia, perubahan pada pola istirahat
dan kebiasaan tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
tidur seperti nyeri, ansietas dan keringat malam dan pekerjaan atau profesi dengan
pemajanan karsinogen lingkungan dan tingkat stress yang tinggi.
f. Pola Eliminasi Perubahan pada pola defekasi, perubahan eliminasi, urinalis,
misalnya nyeri.
g. Pola Penanggulangan Stress
Klien merasa cemas dengan penyakit yang dideritanya.
h. Pola Sensori Kognitis
Klien merasakan nyeri.
i. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Klien merasa dirinya malu dan tidak percaya diri akan penyakit yang dideritanya.
j. Pola Reproduksi dan Sosial
Perubahan pola seksual, keputihan(jumlah, karakteristik, bau), perdarahan sehabis
senggama.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
Apabila terjadi perdarahan pada post kemoterapi tekanan darah turun, nadi
cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.
b. Kepala
1) Rambut : Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi mengalami
rambut rontok dan mudah tercabut.
2) Wajah : Konjungtiva anemis akibat perdarahan.
c. Leher
Adanya pembesaran kelenjar getah bening pada stadium lanjut d.
d. Abdomen
Adanya nyeri abdomen atau nyeri pada punggung bawah akibat tumor
menekan saraf lumbosakralis
e. Genitalia
Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami perdarahan
pervaginam.
f. Ekstremitas
Nyeri dan terjadi pembengkakan pada anggota gerak (kaki).
3. Diagnosa Keperawatan
 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis (D.0077)
 Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invansif (D.0142)
 Ansietas berhubungan dengan penyaki HPV (D.0080)
4. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


.
1. Nyeri akut berhubungan dengan setelah dilakukan tindakan keperawatan observasi:
agen cedera fisiologis (D.0077) selama 3x24 jam, diharapkan nyeri akut dapat - Identifikasi lokasi, karakteristik,
teratasi dengan kriteria hasil: frekuensi, intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
2. Nyeri yang dirasakan saat mengganti - Identifikasi factor penyebab nyeri
balutan berkurang - Monitor efek samping penggunaan
3. Meringis menurun analgetik
Terapeutik:
- Berikan teknik nonfarmakologis (tarik
nafas dalam, kompre hangat atau dingin)
- Kontrak lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (suhu, pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitas istirahat dan tidur
Edukasi:
- Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi pereda nyeri
- Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan teknik nonfarkamkologis
untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian analgetik (jika
perlu)
2. Resiko infeksi berhubungan setelah dilakukan tindakan keperawatan observasi:
dengan efek prosedur invansif selama 3x24 jam, diharapkan masalah resiko - Kaji adanya infeksi disekitar area
(D.0142) infeksi dapat teratasi dengan kriteria hasil: serviks.
1. Kebersihan badan meningkat - Tekankan pada pentingnya personal.
2. Nyeri menurun - Pantau tanda
- tanda vital terutama suhu
Terapeutik :
- Batasi jumlah pengunjung
- Berikan perawatan luka pada area
edema
- Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien maupun
lingkungan pasien Edukasi :
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka/luka operasi
- Anjurkan meningkatkan nutrisi
Kolaborasi :
- Kolaborasikan pemberian imunisasi,
jika perlu
3. Ansietas berhubungan dengan setelah dilakukan tindakan keperawatan observasi :
penyaki HPV (D.0080) selama 3x24 jam, diharapkan Ansietas dapat - Identifikasi teknik relaksasi yang
teratasi dengan kriteria hasil : pernha digunakan
1. Verbalisasi bingung menurun - Periksa keteganga otot, frekuensi nadi,
2. Verbalisasi khawatir menurun tekanan darah, suhu sebelum dan sesudah
3. Perilaku gelisah menurun latihan
4. Perilaku tegang menurun - Monitor respon terhadap teknik
relaksasi Terapeutik :
- Berikan informasi tertulis tentang
persiapan dan prosedur teknik relaksasi
- Gunakan pakaian longgar
Edukasi :
- Jelaskan tujuan, manfaat batasan, dan
jenis relaksasi yag dipilih
- Anjurkan mengambil posisi nyaman
- Anjurkan rileks
- Demontrasikan dan latih teknik
relaksasi

Anda mungkin juga menyukai