Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat
Nya, sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “
Preeklampsia” sebagai tugas dimata kuliah Keperawatan Maternitas II.
Kelompok menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………
A. Latar Belakang…………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………
A. Pengertian HPV………...............................................................................
B. Klasifikasi……………................................................................................
C. Etiologi........................................................................................................
D. Patofisiologi.................................................................................................
E. Manifestasi Klinik........................................................................................
F. Komplikasi...................................................................................................
G. Asuhan Keperawatan....................................................................................
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………
A. Kesimpulan……………………………………………………………....
B. Saran ……………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Human Papilloma Virus (HPV) adalah jenis virus yang cukup lazim. Jenis yang
berbeda dapat menyebabkan kutil atau pertumbuhan sel yang tidak normal (displasia)
dalam atau di sekitar leher rahim atau dubur yang dapat menyebabkan kanker leher rahim
atau dubur. Kutil-kutil ini pada umumnya tumbuh di permukaan kulit yang lembab dan di
daerah sekitar alat kelamin sehingga disebut kutil kulit dan kutil kelamin. Infeksi HPV
pada alat kelamin dapat disebarkan melalui hubungan seks, sedangkan penularan kutil
kulit pada tangan atau kaki dapat terjadi tanpa hubungan seks (penularannya dapat
melalui sentuhan atau penggunaan barang secara bersama).
Untuk mencegah penyebarannya dapat dilakukan dilakukan tes Pap untuk mendeteksi
pertumbuhan tidak normal dari sel pada leher rahim sejak awal atau pun dengan
melakukan sekret vagina. Tes ini dapat memeriksa dubur laki-laki dan perempuan.
Walaupun tes Pap tampaknya merupakan cara terbaik untuk menemukan kanker leher
rahim secara dini, pemeriksaan fisik dengan hati-hati mungkin merupakan cara terbaik
untuk menemukan kanker dubur. Sedangkan untuk mencegah penularannya, sebaiknya
menjaga kebersihan diri dan jangan melakukan seks dengan lebih dari satu orang. Tanda
infeksi HPV (kutil atau displisia) sebaiknya diobati sesegera mungkin setelah dideteksi
sebelum masalah manjadi lebih besar dan mungkin kambuh setelah diobati.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan Human Papiloma
Virus?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan memperoleh gambaran tentang
HPV.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa diharapkan mampu mengenali ciri-ciri HPV.
b. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui penyakit yang di timbulkan oleh
HPV.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HPV
HPV adalah jenis virus yang cukup lazim. Jenis yang berbeda dapat menyebabkan
kutil atau pertumbuhan sel yang tidak normal (displasia) dalam atau di sekitar leher rahim
atau dubur yang dapat menyebabkan kanker leher rahim atau dubur(Benchimol S dan
Minden MD, 1998).
Kutil-kutil ini pada umumnya tumbuh di permukaan kulit yang lembab dan di daerah
sekitar alat kelamin sehingga disebut kutil kulit dan kutil kelamin. Infeksi HPV pada alat
kelamin dapat disebarkan melalui hubungan seks, sedangkan penularan kutil kulit pada
tangan atau kaki dapat terjadi tanpa hubungan seks (penularannya dapat melalui sentuhan
atau penggunaan barang secara bersama) (Benchimol S dan Minden MD, 1998).
Infeksi dengan virus papiloma manusia (human papilloma virus/HPV) pada kelamin
adalah infeksi menular seksual (IMS) yang paling umum. Ada lebih dari 120 tipe virus
HPV. Virus tersebut lazim ditemukan. Satu penelitian menemukan HPV pada 77%
perempuan HIV-positif. HPV menular dengan mudah melalui hubungan seks. HPV
begitu umum sehingga hampir semua laki-laki dan perempuan yang aktif secara seksual
tertular pada suatu waktu dalam kehidupan.
Berbagai jenis HPV menyebabkan kutil, umumnya pada tangan atau kaki. Infeksi
pada tangan dan kaki biasanya tidak menular melalui hubungan seks. Beberapa jenis HPV
dapat menyebabkan kutil kelamin pada penis, vagina dan dubur. Odha dapat mengalami
luka yang lebih buruk di dubur dan daerah leher rahim. HPV juga dapat mengakibatkan
masalah pada mulut atau pada lidah dan bibir. Jenis HPV lain dapat menyebabkan
pertumbuhan sel yang tidak normal yang disebut displasia. Displasia dapat berkembang
menjadi kanker dubur pada laki-laki dan perempuan, dan kanker leher rahim (cervical
cancer), atau kanker penis.
Displasia di sekitar dubur disebut neoplasia intraepitelial anal (anal intraepithelial
neoplasia/AIN). AIN adalah perkembangan sel baru yang tidak normal pada lapisan
dubur. Displasia pada daerah leher rahim disebut neoplasia intraepitelial serviks (cervical
intraepithelial neoplasia/CIN). Tampaknya AIN dan CIN lebih umum pada Odha
dibanding orang HIV-negatif.
B. KLASIFIKASI
HPV merupakan virus DNA dengan klasifikasi
Familia : Papovaviridae
Genus : Papillomavirus
Spesies : Human Papillomavirus
C. ETIOLOGI
Penyebab dari kondiloma akuminata adalah Human Papilloma Virus (HPV). HPV
adalah virus DNA yang merupakan virus epiteliotropik Universitas Sumatera
Utara(menginfeksi epitel) dan tergolong dalam famili Papovaviridae (Handoko, 2010;
Zubier, 2003).
Human Papillomavirus (HPV) diidentifikasi sebagai penyebab kondilomaakuminata.
Kondiloma adalah kutil yang berlokasi di area genital (uretra, genitaldan rektum).
Kondiloma merupakan penyakit menular seksual dan berpengaruh buruk bagi kedua
pasangan. Masa inkubasi dapat terjadi sampai beberapa bulantanpa tanda dan gejala
penyakit. Biasanya lebih banyak selama masa kehamilandan ketika terjadi pengeluaran
cairan yang berlebihan dari vagina. Meskipun sedikit, kumpulan bunga kol bisa
berkembang dan sebagai akibatnya adalah akumulasi bahan-bahan purulen pada belahan-
belahan, biasanya berbau tidak sedap warnanya abu-abu, kuning pucat atau merah muda.
Kondiloma akuminata merupakan tonjolan-tonjolan yang berbentuk bungakol atau
kutil yang meruncing kecil yang bertumbuh kembang sampai membentuk kelompok yang
berkembang terus ditularkan secara seksual. Kondiloma akuminata dijumpai pada
berbagai bagian penis atau biasanya didapatkan melaluihubungan seksual melewati liang
rectal disekitar anus, pada wanita dijumpai pada permukaan mukosa pada vulva, serviks,
pada perineum atau disekitar anus.
Kondiloma sering kali tampak rapuh atau mudah terpecah, bisa terssebar multifocal
dan multisentris yang bervariasi baik dalam jumlah maupun ukurannya.Lesinya bisa
sangat meluas sehingga dapat menguasai penampakan normal dananatomi pada genitalia.
Daerah tubuh yang paling umum adalah frenulum, korona,glans pada pria dan daerah
introitus posterior pada wanita.
D. PATOFISIOLOGI
HPV merupakan kelompok virus DNA double-strand. Sekitar 30 jenis HPVdapat
menginfeksi traktus anogenital. Virus ini menyebabkan lokal infeksi danmuncul sebagai
lesi kondiloma papilomatous. Infeksi HPV menular melaluiaktivitas seksual
Kebanyakan infeksi HPV di daerah anogenital didapatkan melalui hubungan seksual.
Setelah akuisisi, HPV menginfeksi sel basal dari anogenital epitelium. HPV bereplikasi
dan berbentuk virion saat sel basal berdiferensiasi dan tumbuh ke permukaan epitel.
Spektrum penyakit tergantung pada tingkat mitosis dan penggantian epitel dengan sel
basaloid yang immatur (V. Chin-Hong dan M. Palefsky, 2007).
Papiloma virus bersifat epiteliotropik dan reflikasinya tergantung dariadanya epitel
skuamosa yang berdeferensisasi. DNA virus dapat ditemui padalapisan bawah epitel,
namun struktur protein virus tidak ditemukan. Lapisan basalsel yang terkena ditandai
dengan batas yang jelas pada dermis. Lapisan menjadihiperplasia (akantosis), pars
papilare pada dermis memanjang. Gambaranhiperkeratosis tidak selalu ada, kecuali bila
kutil telah ditemui pada waktu yanglama atau pengobatan yang tidak berhasil, dimana
stratum korneum hanyamengandung 2 lapisan sel yang parakeratosis. Koibeytes terpancar
– pencar keluar dari lapisan terluar dari kutil genialia. Merupakan sel skuamosa yang
zona mature perinuclear yang luas dibatasi dari peripheral sitoplasma. Intinya bisa
diperluasdan hyperchromasi, 2 atau lebih nuclei / inti bisa terlihat. Penelitian
ultrastrukturalmenunjukkan adanya partikel-partikel virus pada suatu bagian nuclei
sel.Koilositosis muncul untuk menunjukkan kembali suatu efek cytopathic spesifik dari
HPV.
E. MANIFESTASI KLINIS
Kondiloma akuminata sering muncul disaerah yang lembab, biasanya pada penis,
vulva, dinding vagina dan dinding serviks dan dapat menyebar sampaidaerah perianal,
berbau busuk, warts/kutil memberi gambaran merah muda, flat,gambaran bunga kolPada
pria dapat menyerang penis, uretra dan daerah rektal. Infeksi dapatdormant atau tidak
dapat dideteksi, karena sebagian lesi tersembunyi didalamfolikel rambut atau dalam
lingkaran dalam penis yang tidak disirkumsisi.Pada wanita condiloma akuminata
menyerang daerah yang lembab dari labiaminora dan vagina. Sebagian besar lesi timbul
tanpa simptom. Pada sebagiankasus biasanya terjadi perdarah setelah coitus, gatal atau
vaginal dischargeUkuran tiap kutil biasanya 1-2 mm, namun bila berkumpul
sampai berdiameter 10, 2 cm dan bertangkai. Dan biasanya ada yang sangat kecil
sampaitidak diperhatikan. Terkadang muncul lebih dari satu daerah. Pada kasus
yang jarang, perdarahan dan obstruksi saluran kemih jika virus mencapai saluran
uretra.Memiliki riwayat kehidupan seksual aktif dengan banyak pasangan
F. KOMPLIKASI
Berbagai jenis HPV menyebabkan kutil umum pada tangan atau kaki. HPV juga dapat
mengakibatkan masalah pada mulut atau pada lidah dan bibir. Beberapa jenis HPV dapat
menyebabkan kutil kelamin pada penis, vagina dan dubur. Jenis HPV lain dapat
menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak normal yang disebut displasia. Displasia dapat
berkembang menjadi kanker dubur pada laki-laki dan perempuan, dan kanker leher rahim
(cervical cancer), atau kanker penis. Displasia di sekitar dubur disebut neoplasia
intraepitelial anal (anal intraepithelial neoplasia/AIN). Epitel adalah lapisan sel yang
meliputi organ atau menutupi permukaan tubuh yang terbuka. Neoplasia berarti
perkembangan baru sel yang tidak normal. AIN adalah perkembangan sel baru yang tidak
normal pada lapisan dubur. Displasia pada daerah leher rahim disebut neoplasia
intraepitelial serviks (cervical intraepithelial neoplasia/CIN).
Kanker serviks merupakan penyebab kematian akibat kanker yang terbesar setelah
kanker payudara pada wanita di negara-negara berkembang, bahkan tiap tahunnya sekitar
seperempat juta wanita meninggal karena penyakit ini. Tidak hanya itu, kanker serviks
juga berdampak pada sekitar setengah juta wanita tiap tahunnya dan 80% penderita
kanker serviks hidup di negara-negara dengan pendapatan penduduk yang rendah atau
sedang. Menurut penelitian yang dikemukakan oleh yayasan kanker Indonesia
menyatakan bahwa tiap 1 jam, seorang wanita di Indonesia meninggal akibat kanker
serviks. Peristiwa kanker serviks diawali dari normal serviks yang terinfeksi HPV dan
menyebabkan timbulnya displasia sehingga menimbulkan kanker. Kanker Serviks
cenderung muncul pada wanita usia 35-55 tahun (pada saat usia produktif). Namun dapat
pula muncul pada perempuan berusia lebih muda. Penyebab dari kanker ini adalah
Human Papilloma Virus yaitu sejenis virus yang menyerang manusia dan berpotensi
menyebabkan terjadinya komplikasi dan kemandulan. Serviks normal bentuknya lurus,
sedangkan serviks yang terinfeksi bentuknya membesar, keluar karena berkutil. Inilah
yang menyebabkan rasa sakit pada penderita kanker serviks saat melakukan hubungan
seks.
Beberapa faktor yang dapat mempermudah terinveksi virus HPV yaitu menikah atau
memulai aktivitas seksual pada usia muda (kurang dari 18 tahun), berganti-ganti pasangan
seks (pasangan wanita tersebut maupun pasangan suaminya), wanita melahirkan banyak
anak (sering melahirkan), sering menderita infeksi di daerah rahim, dan wanita perokok
yang mempunyai resiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks dibandingkan dengan
wanita yang tidak merokok. Perlu diingat bahwa setiap perempuan beresiko untuk
terinfeksi HPV walaupun setia pada satu pasangan. Pasangan yang terinfeksi akan
menjadi sumber infeksi HPV bagi wanita lainnya. Ternyata walaupun kanker leher rahim
adalah penyakit perempuan tetapi lelaki memiliki peran penting di dalam penyebarannya.
Lelaki yang pernah menikah dengan perempuan penderita kanker leher rahim otomatis
bisa menularkan penyakit tersebut kepada perempuan lain melalui hubungan seksual.
Maka disarankan pada kaum lelaki yang suka ”jajan” agar berhati-hati, sebab bukan tidak
mungkin ia menjadi media perantara penyakit kanker leher rahim ke istrinya sendiri.
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah lesi (kutil) dapat membesar dan tumbuh
bersama. Tetapi resiko terbesar dari HPV adalah kanker leher rahim atau bahkan
kematian. Kanker leher rahim dapat dideteksi dengan menggunakan tes Pap sehingga
pertumbuhan sel yang abnormal pada leher rahim tersebut terdeteksi lebih awal dan
dapat dilakukan konisasi (mengambil bagian sel yang berubah) sebelum ia berkembang
menjadi kanker.
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Identitas Klien :
Nama : Ny.U
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 36 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMK
Alamat : Jl.Karang Asam gg.6
Diagnosa Medis : Ca.Serviks Stadium IIB
Nomor Register : 01028899
MRS : 30 April 2020
Tgl Pengkajian : 30 April 2020
2. Identitas Suami Klien :
Nama : Tn.J
Umur : 33 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl.Karang Asam gg.6
3. Keluhan Utama
Saat dikaji tanggal 30 April 2020 pada pukul 08.30 WITA, pasien mengatakan keluar
darah bergumpal dari kemaluan dan terasa nyeri pada perut bagian bawah.
4. Alasan Kunjungan
Perdarahan Pervaginam
9. Riwayat Menstruasi
Menarche : 11 tahun Siklus : 28 hari Teratur/tidak : teratur Lamanya : 5 hari
Banyaknya : 3x ganti pembalut Masalah/ keluhan : keputihan
11. Keadaan Umum : Pasien terlihat pucat Posisi pasien duduk Terpasang alat medis
IVFD
Kesadaran : Compos Mentis E4M6V5
Tanda – Tanda Vital : TD : 130/80 mmHg
Nadi : 84 kali/menit
RR : 18 kali/menit
Temp : 36,4 oC
Kenyamanan/nyeri : P : nyeri perut bagian bawah
: Q : seperti ditusuk-tusuk
: R : perut bawah sampai vagina
:S:4
: T : Hilang timbul
Pemeriksaan Kepala
Kepala : Simetris, kepala bersih, penyebaran rambut merata,
warna rambut hitam muka pucat, dan kepala terasa pusing
Mata : Sklera putih, konjungtiva anemis, palpebra tidak ada
edema, refleks cahaya +, pupil isokor.
Hidung : Pernafasan cuping hidung tidak ada, posisi septum
nasal simetris, lubang hidung bersih, tidak ada penurunan ketajaman penciuman dan
tidak ada kelainan
Rongga Mulut dan Lidah : Warna bibir merah muda, lidah warna merah muda,
mukosa lembab, ukuran tonsil normal, letak uvula simetris ditengah
Pemeriksaan Thorax
Keluhan : Pasien tidak ada keluhan sesak nafas, nyeri waktu bernafas dan batuk
Inspeksi : Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 18 kali/menit, irama nafas teratur,
pernafasan cuping hidung tidak ada, penggunaan otot bantu nafas tidak ada, pasien
tidak menggunakan alat bantu nafas.
Palpasi : Vokal premitus teraba diseluruh lapang paru Ekspansi paru simetris,
pengembangan sama di paru kanan dan kiri Tidak ada kelainan
Perkusi : Sonor, batas paru hepar ICS 5 dekstra
Auskultasi : Suara nafas vesikuler dan tidak ada suara nafas tambahan
Personal Hygiene
a. Mandi 2 kali sehari
b. Keramas 3 hari sekali
c. Memotong kuku setiap 1 minggu sekali
d. Ganti pakaian 2 kali sehari
e. Sikat gigi 2 hari sekali
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal 2/5/2019
1. Leukosit 15,86 10^3/𝜇L (Normal: 4,80-10,80 10^3/𝜇L)
2. Eritrosit 3,36 10^6/𝜇L (Normal: 4,20-5,40 10^6/𝜇L)
3. Haemoglobin 7,9 g/dl (Nomal: 12-16 g/dl)
4. Hematokrit 24,5 % (Normal: 37-54%)
Rontgen tanggal Kesan : Foto thorax dalam batas normal Echocardiography tanggal
1/5/2019 Kesan : Normal Echocardiography Patologi Anatomi Kesimpulan : Cervix,
biopsi : carsinoma cervix invasiv
12. Analisa Data
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
Data subjektif :
Pasien mengatakan keluar darah
bergumpal dari kemaluan
Pasien mengatakan terkadang kepala
terasa pusing
Data Objektif : Penurunan konsentrasi Perfusi perifer tidak efektif
1
hemoglobin
Pasien terlihat pucat
Konjungtiva anemis
CRT > 2 detik
Hemoglobin 7,9 g/dl
Hematokrit 24,5 %
Data subjektif :
Pasien mengatakan nyeri perut
bagian bawah
P : nyeri kanker serviks
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri perut bagian bawah hingga
vagina
S : skala nyeri 4 Penekanan syaraf
2 T : hilang timbul Nyeri kronis
lumbosakralis
Data Objektif :
Pasien terlihat meringis ketika nyeri
timbul
Nyeri tekan pada perut bagian bawah
TD : 140/80 mmHg
N : 98 x/menit
Data subjektif :
3 Pasien mengatakan cemas akan Kurang terpapar informasi Ansietas
kondisi penyakitnya
Pasien mengatakan takut perdarahan
akan terus terjadi
Pasien mengatakan takut penyakitnya
semakin memburuk setelah
kemoterapi
Data Objektif :
Pasien sering menanyakan
tentang kondisinya pada perawat
Pasien terlihat murung
Hasil pemeriksaan patologi
anatomi: Kesimpulan :
Cervix, biopsi : carsinoma cervix invasive
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No
Tanggal
Diagnosa keperawatan
ditemukan
Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin
1 30/04/2020
14. Perencanaan
PERENCANAAN
Tanggal Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
ditemukan Keperawatan
PELAKSANAAN
No Tanggal/Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan
1 30/04/2020
08.35 1.2. Menanyakan adanya Pasien mengatakan keluar darah
perdarahan pervaginam bergumpal dari kemaluan
08.55 2.8. Memberikan obat injeksi Tidak ada reaksi alergi
Asam Traneksamat 1
amp/IV dan antrain 1
amp/IV
09.08 2.2. Mengkaji skala nyeri P : nyeri kanker serviks
berdasarkan PQRST Q : seperti ditusuk-tusuk
R :nyeri perut bagian bawah hingga
vagina
S : skala nyeri 4
T : hilang timbul
09.10 2.3. Melihat reaksi nonverbal dari Ny.U terlihat meringis menahan sakit
ketidaknyamanan
09.11 2.6. Memberikan penjelasan Ny.U mengatakan mengerti, dan
tentang penyebab nyeri dapat menyebutkan kembali
penyebab nyeri
09.15 1.1. Melihat adanya tanda dan CRT > 2 detik, konjungtiva anemis,
gejala gangguan sirkulasi muka pucat
perifer
09.17 2.7. Mengajarkan teknik relaksasi Ny. U mengatakan merasa lebih nyaman setelah
nafas dalam melakukan nafas
dalam secara berulang-ulang
10.46 1.4. Melihat hasil laboratorium Hemoglobin 7,9 g/dl
(hemoglobin dan hematokrit) Hematokrit 24,5 %
10.47 1.6. Menjelaskan kepada pasien Ny.U dan keluarga memahami
dan keluarga tentang tindakan pentingnya tranfusi darah
pemberian tranfusi darah
10.50 3.8. Mendorong keluarga untuk Keluarga pasien mengatakan akan selalu
menemani pasien menemani pasien
11.05 1.5. Memasang perlengkapan Ny. U telah dipasang blood set dengan
tranfusi Nacl 0.9 % 20 tpm
11.15 3.1. Mengukur tanda-tanda vital TD : 130/80 mmHg
N :84x/menit
Suhu : 36,4⁰C
RR :18x/menit
11.28 1.7. Memberikan tranfusi darah Ny.U dan keluarga memahami dan
dapat menyebutkan tanda dan gejala
alergi darah dan akan melapor jika
salah satu tanda muncul
Ny.U terpasang tranfusi darah
Golongan Darah : O
No.PDUT : 14968
Jenis tranfusi : PRC
Volume : 265 cc
13.05 4.1. Melihat hasil laboratorium Leukosit : 15,86 10^3/𝜇L
(leukosit)
13.03 3.1 Melihat tanda gejala cemas Ny.U terlihat murung dan ekspresi
wajah sedih
13.14 3.6. Menjelaskan prosedur yang Ny.U mengatakan paham dengan
akan dilakukan selama prosedur yang akan dilakukan dan
pengobatan akan mengikuti pengobatan yang
telah diberikan oleh dokter
13.15 4.3. Menjelaskan tanda dan gejala Ny.U dan keluarga memahami tanda
infeksi dan gejala infeksi
2 01/05/2020
08.45 3.3. Menanyakan penyebab Ny. U mengatakan takut karena
kecemasan pasien dirinya menderita kanker dan takut
tidak dapat sembuh
08.47 3.6. Menjelaskan prosedur yang Ny.U mengatakan paham dengan
akan dilakukan selama prosedur pengobatan yang dilakukan,
pengobatan Ny.U mengatakan lebih tenang dan
akan mengikuti pengobatan yang
diberikan oleh dokter
08.50 3.7. Melakukan penyuluhan Ny.U dan keluarga mendengarkan
kesehatan tentang efek dengan antusias dan bertanya saat
samping dan penanganan dari penyuluhan. Ny.U menyebutkan efek
kemoradioterapi yang akan samping dan penanganannya dari
dilakukan kemoradioterapi
09.03 2.8. Memberikan obat injeksi Asam Tidak ada reaksi alergi
Traneksamat 1 amp/IV dan
antrain 1 amp/IV
09.05 4.2. Mengajarkan kepada pasien Ny.U dan keluarga dapat
dan keluarga cara mencuci mempraktekkan cara mencuci tangan
tangan yang benar yang benar
09.11 4.5. Menanyakan tentang nafsu Ny.U mengatakan nafsu makan baik
makan pasien dan tidak ada mual
09.12 1.2. Menanyakan adanya Ny.U mengatakan darah yang keluar dari
perdarahan pervaginam kemaluan berkurang
11.30 2.3. Mengukur tanda-tanda vital TD : 120/70 mmHg N : 80
x/menit
RR : 20x/menit Suhu :
36,6⁰C
11.32 2.2. Mengkaji skala nyeri P : nyeri kanker serviks Q :
berdasarkan PQRST seperti ditusuk-tusuk
3 02/05/2020
08.46 1.2. Menanyakan adanya Ny.U mengatakan terkadang darah
perdarahan pervaginam bergumpal masih keluar dari
kemaluan
08.48 2.8. Memberikan obat injeksi Tidak ada reaksi alergi
Asam Traneksamat 1 amp/IV
dan antain 1 amp/IV
09.06 4.5. Menganjurkan pasien untuk Ny.U mengatakan berusaha
meningkatkan asupan nutrisi meningkatkan asupan nutrisi
09.07 2.2. Mengkaji skala nyeri P : nyeri kanker serviks
berdasarkan PQRST Q : seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri perut bagian bawah
hingga vagina
S : skala nyeri 4
T : hilang timbul
10.05 2.7. Menjelaskan tentang cara Ny.U dapat menyebutkan cara-cara
mengontrol nyeri dengan mengontrol nyeri dengan metode
metode distraksi distraksi seperti menyanyi atau
menonton tv atau video
10.06 2.3. Mengukur tanda-tanda vital TD : 110/80 mmHg
N : 84x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,7⁰C
4 03/05/2020
08.25 1.4. Melihat hasil laboratorium Hemoglobin : 9.1 g/dl Leukosit :
(hemoglobin dan leukosit) 14,55 10^3/𝜇L P : nyeri kanker
08.35 2.2. Mengkaji skala nyeri serviks Q : seperti ditusuk-tusuk
berdasarkan PQRST R : nyeri perut bagian bawah hingga
vagina
S : skala nyeri 4
T : hilang timbul
08.40 2.7. Menanyakan tentang cara Ny.U mengatakan teknik distraksi nyeri yang
mengontrol nyeri dengan dapat dilakukan seperti menyanyi, memabaca,
distraksi menonton.
08.41 2.7. Mengobservasi penerimaan Ny.U mengatakan jika nyeri timbul, pasien
pasien tentang manajemen akan menarik nafas dalam melalui hidung
nyeri menahannya sebentar dan menghembuskan
secara perlahan
lewat mulut
08.42 2.8. Memberikan obat injeksi Tidak ada reaksi alergi
Asam Traneksamat 1 amp/IV
dan antain 1 amp/IV
08.43 1.2. Menanyakan tentang adanya Ny.U mengatakan masih keluar darah
perdarahan pervaginam bergumpal dari kemaluan
10.55 1.5. Mengganti cairan infus Telah terpasang blood set dan cairan
telah diganti Nacl 0,9 %
20 tpm
11.20 2.3. Mengukur tanda-tanda vital TD : 110/80 mmHg
N : 78x/menit
RR:18x/menit
Suhu : 36,8⁰C
11.25 1.7. Memberikan tranfusi darah Ny.U dan keluarga memahami dan
dapat menyebutkan tanda dan gejala
alergi darah dan akan melapor jika
salah satu tanda muncul
Ny.U terpasang tranfusi darah
Golongan Darah : O
No.PDUT : 14722
Jenis tranfusi : PRC
Volume : 255 cc
5 04/05/2020
08.25 2.5. Menanyakan tentang pola Ny.U mengatakan dapat tidur
tidur pasien nyenyak dan tidak ada gangguan pola
tidur
08.45 2.8. Memberikan obat injeksi Tidak ada reaksi obat
Asam Traneksamat 1 amp/IV
dan antain 1 amp/IV
08.46 1.2. Menanyakan adanya Ny.U mengatakan sekarang darah
perdarahan pervaginam hanya keluar sedikit
09.47 2.2. Mengkaji skala nyeri P : nyeri kanker serviks
berdasarkan PQRST Q : seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri perut bagian bawah
hingga vagina
S : skala nyeri 3
T : hilang timbul
09.48 2.7. Menganjurkan pasien untuk Pasien dapat mempraktekkan teknik
menggunakan teknik relaksasi relaksasi nafas dalam secara berulang
nafas dalam
09.49 4.5. Menganjurkan pasien untuk Ny.U mengatakan banyak makan
menjaga asupan nutrisi terutama susu dan buah-buahan
11.15 2.3. Mengukur tanda-tanda vital TD : 120/70 mmHg
N: 80x/menit
RR : 18x/menit Suhu :36,7⁰C
11.20 1.5. Mengganti cairan infus Cairan infus telah terpasang RL 500 cc 20 tpm,
aliran infus lancar
6 05/05/2020 2.8. Memberikan obat injeksi Asam
09.05 Traneksamat 1 amp/IV Tidak ada reaksi alergi
dan antain 1 amp/IV
09.06 1.2. Menanyakan tentang adanya Ny.U mengatakan perdarahan telah berhenti
perdarahan Ny.U dan keluarga mengatakan paham dan akan
09.07 1.3. Menganjurkan pasien dan melaporkan kepada perawat jika terjadi tanda
11.40 keluarga memonitor tanda dan dan gejala perdarahan
gejala perdarahan TD : 110/70 mmHg N: 76x/menit
RR : 18x/menit Suhu :36,4⁰C
11.45 2.3. Mengukur tanda-tanda vital Hemoglobin : 10,7 g/dl Hematokrit : 28,7 %
Leukosit : 14,76 10^3/𝜇L
11.46 1.4. Melihat hasil laboratorium Ny.U mengatakan nyeri berkurang P : nyeri
kanker serviks
2.2. Mengkaji skala nyeri Q : seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri perut bagian bawah hingga
vagina
S : skala nyeri 3 T : hilang timbul
16. Evaluasi
EVALUASI
Tanggal/Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi
S:
Ansietas b.d kurang terpapar ‐ Pasien mengatakan lebih tenang setelah
informasi (D.0080) mendapatkan penjelasan tentang prosedur
pengobatan yang akan
O: dilakukan
‐ Pasien terlihat tenang
A: ‐ Masalah ansietas teratasi sebagian
‐ Lanjutkan intervensi
P: 3.1 Monitor tanda-tanda ansietas
3.2 Ciptakan suasana yang terapeutik
untuk menumbuhkan kepercayaan
3.3 Pahami situasi yang membuat ansietas
3.4 Dengarkan dengan penuh perhatian
3.5 Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
3.6 Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang
mungkin dialami
3.7 Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
3.9 Latih teknik relaksasi
Ansietas b.d kurang terpapar S : ‐ Pasien mengatakan paham dengan prosedur yang
informasi (D.0080) akan dilakukan dan akan mengikuti pengobatan
yang telah diberikan oleh dokter
‐ Pasien mengatakan akan semangat dan
tidak ingin terlalu stress karena akan fokus
menjalani pengobatan agar cepat sembuh
‐ Pasien dapat menyebutkan efek samping dari
kemoterapi dan cara penangananya
‐ Pasien terlihat tenang TD:
110/80 mmHg Nadi: 84x/menit
A:
‐ Masalah ansietas teratasi
‐ Lanjutkan intervensi
3.1 Monitor tanda-tanda ansietas
P:
3.4 Dengarkan dengan penuh perhatian
3.6 Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang
mungkin dialami
3.7 Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan
Resiko infeksi b.d S : ‐ Pasien dan keluarga dapat menjelaskan tanda dan
ketidakadekuatan pertahanan gejala infeksi
tubuh sekunder (imunosupresi) O : ‐ Pasien dan keluarga dapat mempraktekkan cara
(D.0142) mencuci tangan yang benar
‐ Tidak ada tanda dan gejala infeksi A : ‐
Masalah resiko infeksi tidak terjadi
‐ Lanjutkan intervensi
P : 4.1 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
sistemik
4.2 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan
4.5 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4.6 Berikan antibiotik
03/05/2020 Perfusi perifer tidak efektif b.d S: ‐ Pasien mengatakan masih keluar darah bergumpal
09.05 penurunan konsentrasi dari kemaluan
hemoglobin (D.0009) O: ‐ Hemoglobin : 9,1 g/dl
Hematokrit : 14,55 %
A: Masalah perfusi perifer tidak efektif belum
teratasi
P: ‐ Lanjutkan intervensi
1.1 Periksa sirkulasi perifer
1.2 Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
1.3 Catat hasil lab Hb dan Ht
1.5 Lakukan hidrasi
1.7 Berikan tranfusi darah
Suhu : 36,8⁰C
A: ‐ Masalah nyeri kronis teratasi sebagian
‐ Lanjutkan intervensi
P: 2.1 Identifikasi lokasi,karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
2.2 Identifikasi skala nyeri
2.3 Identifikasi respons nyeri non verbal
2.4 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
2.5 Fasilitasi istiahat dan tidur
2.7 Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
2.8 Berikan analgetik
Resiko infeksi b.d S : ‐ Pasien dan keluarga dapat menjelaskan tanda dan
ketidakadekuatan pertahanan gejala infeksi
tubuh sekunder (imunosupresi) O : ‐ Pasien dan keluarga dapat mempraktekkan cara
(D.0142) mencuci tangan yang benar
‐ Tidak ada tanda dan gejala infeksi A: ‐
Masalah resiko infeksi tidak terjadi
‐ Lanjutkan intervensi
P : 4.1 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
sistemik
4.2 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan
4.5 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4.6 Berikan antibiotik
04/05/2020 Perfusi perifer tidak efektif b.d S: ‐ Pasien mengatakan hanya sedikit darah yang
08.25 penurunan konsentrasi keluar dari kemaluan
hemoglobin (D.0009) O: Pasien terlihat pucat, CRT > 2 detik, konjungtiva
anemis
A: Masalah perfusi perifer tidak efektif belum
teratasi
P: ‐ Lanjutkan intervensi
1.1 Periksa sirkulasi perifer
1.2 Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
1.3 Catat hasil lab Hb dan Ht
1.5 Lakukan hidrasi
1.7 Berikan tranfusi darah
Nyeri kronis b.d penekanan S: ‐ Pasien mengatakan nyeri berkurang
syaraf (D.0078) ‐ Pasien mengatakan merasa lebih nyaman dengan
teknik nafas dalam
Skala nyeri 4
‐ Pasien dapat menjelaskan metode distraksi
dalam penaganan nyeri
O: ‐ Pasien terlihat tenang dan relaks TD:
120/70 mmHg
Nadi: 80x/menit RR:
18x/menit Suhu : 36,7⁰C
A: ‐ Masalah nyeri kronis teratasi sebagian
‐ Lanjutkan intervensi
P: 2.1 Identifikasi lokasi,karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
2.2 Identifikasi skala nyeri
2.3 Identifikasi respons nyeri non verbal
2.4 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
2.5 Fasilitasi istiahat dan tidur
2.8 Berikan analgetik
Resiko infeksi b.d S: ‐ Pasien dan keluarga dapat menjelaskan tanda dan
ketidakadekuatan pertahanan gejala infeksi
tubuh sekunder (imunosupresi) O: ‐ Pasien dan keluarga dapat
(D.0142) mempraktekkan cara mencuci tangan
yang benar
‐ Tidak ada tanda dan gejala infeksi A:
‐ Masalah resiko infeksi tidak terjadi
‐ Lanjutkan intervensi
P: 4.1 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
sistemik
4.2 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan
4.6 Berikan antibiotik
05/05/2020 Perfusi perifer tidak efektif b.d S: ‐ Pasien mengatakan tidak ada lagi darah yang
08.55 penurunan konsentrasi keluar dari kemaluan
hemoglobin (D.0009) O: ‐ Hemoglobin : 10,7 g/dl
Hematokrit : 28,7 %
A: Masalah perfusi perifer tidak efektif teratasi
sebagian
P: ‐ Lanjutkan intervensi
1.1 Periksa sirkulasi perifer
1.2 Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
1.5 Lakukan hidrasi
Nyeri kronis b.d penekanan S: ‐ Pasien mengatakan nyeri berkurang
syaraf lumbosakrlis (D.0078) ‐ Pasien mengatakan merasa lebih nyaman dengan
teknik nafas dalam
Skala nyeri 3
‐ Pasien dapat menjelaskan metode distraksi
dalam penaganan nyeri
O: ‐ Pasien terlihat tenang dan relaks TD:
110/70 mmHg
Nadi: 76x/menit RR:
18x/menit Suhu : 36,4⁰C
A: ‐ Masalah nyeri kronis teratasi sebagian
‐ Lanjutkan intervensi
P: 2.1 Identifikasi lokasi,karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
2.2 Identifikasi skala nyeri
2.3 Identifikasi respons nyeri non verbal
2.4 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
2.5 Fasilitasi istiahat dan tidur
2.8 Berikan analgetik
Resiko infeksi b.d S : ‐ Pasien dan keluarga dapat menjelaskan tanda dan
ketidakadekuatan pertahanan gejala infeksi
tubuh sekunder (imunosupresi) ‐ Pasien dan keluarga dapat mempraktekkan cara
(D.0142) mencuci tangan yang benar
O : ‐ Tidak ada tanda dan gejala infeksi
‐ Masalah resiko infeksi tidak terjadi A : ‐
Lanjutkan intervensi
4.1 Monitor tanda dan gejala infeksi P : lokal
dan sistemik
4.2 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan
4.6 Berikan antibiotik
06/05/2020 Perfusi perifer tidak efektif b.d ‐ Pasien mengatakan tidak ada lagi darah yang
S:
09.02 penurunan konsentrasi keluar dari kemaluan
hemoglobin (D.0009) O: ‐ Akral hangat, CRT < 2 detik, wajah pucat,
konjungtiva anemis
Hemoglobin : 10,7 g/dl
Hematokrit : 28,7 %
A: Masalah perfusi perifer tidak efektif teratasi
sebagian
P: ‐ Lanjutkan intervensi
1.1 Periksa sirkulasi perifer
1.2 Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
1.5 Lakukan hidrasi
Nyeri kronis b.d penekanan ‐ Pasien mengatakan nyeri berkurang
syaraf lumbosakrlis (D.0078) S:
‐ Pasien mengatakan merasa lebih nyaman
dengan teknik nafas dalam Skala
nyeri 3
O: ‐ Pasien dapat menjelaskan metode distraksi
dalam penaganan nyeri
‐ Pasien terlihat tenang dan relaks TD:
120/70 mmHg
Nadi: 78x/menit RR:
20x/menit Suhu : 36,9⁰C
A: ‐ Masalah nyeri kronis teratasi sebagian
‐ Lanjutkan intervensi
P: 2.1 Identifikasi lokasi,karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
2.2 Identifikasi skala nyeri
2.3 Identifikasi respons nyeri non verbal
2.4 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
2.5 Fasilitasi istiahat dan tidur
2.8 Berikan analgetik
Resiko infeksi b.d S : ‐ Pasien dan keluarga dapat menjelaskan tanda dan
ketidakadekuatan pertahanan gejala infeksi
tubuh sekunder (imunosupresi) O : ‐ Pasien dan keluarga dapat mempraktekkan cara
(D.0142) mencuci tangan yang benar
‐ Tidak ada tanda dan gejala infeksi
‐ Leukosit 13,76 10^3/𝜇L
A : ‐ Masalah resiko infeksi tidak terjadi
‐ Lanjutkan intervensi
P: 4.1 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
sistemik
4.2 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan
4.6 Berikan antibiotik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Human Papilloma Virus (HPV) adalah jenis virus yang cukup lazim. Jenis yang
berbeda dapat menyebabkan kutil atau pertumbuhan sel yang tidak normal (displasia)
dalam atau di sekitar leher rahim atau dubur yang dapat menyebabkan kanker leher rahim
atau dubur.
HPV tidak hanya tertular melalui pertukaran cairan tubuh (terutama malalui hubungan
seks, pertukaran jarum suntik untuk digunakan bersama,dll) tetapi juga lewat penggunaan
barang secara bersama (handuk, sprei, dll), sentuhan (apabila ada kutil di badan), melalui
ciuman (bila HPV sudah menyebabkan gangguan pada mulut), serta kurangnya kesadaran
untuk menjaga kebersihan tubuh (terutama daerah sekitar organ kelamin).
B. Saran
Untuk mahasiswa agar menghetahui bahwa penyakit kanker serviks yang disebabkan
oleh HPV sangat berbahaya, sehingga kami menyarankan agar berhati hati dengan
pergaulan bebas yang berkelanjutan dengan seks bebas. pencegahan penyakit
yang disebabkan oleh HPV ialah melalui pengendalian yang meliputi pemeriksaan
serologis dan pengobatan penderita.
Dan apabila terjadi dalam informasi data serta penulisan makalah ini ada kesalahan
kami mohon maaf dan berikan kami saran atau kritikannya
DAFTAR PUSTAKA
http//media informasi kesehatan. Com (di akses pada tanggal 17 desember 2009) Kamus
kedokteran dorlan.