Dosen Fasilitator :
R. Khairiyatul Afiyah, M Kep,Ns. Sp.Kep Mat
Disusun oleh:
Hesmi Fitria Dewi 1130222007
Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan saya kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya temtu saya tidak
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga
tercirah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Kep. Maternitas. Selain
itu penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca. Tidak lupa saya
mengucapkan terima kasih kepada ibu R. Khairiyatul Afiyah, M Kep,Ns. Sp.Kep Mat selaku
dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas. Berkat tugas yang diberikan ini dapat menambah
wawasan saya berkaitan dengan topik yang diberikan. Saya ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang sudah membantu saya dalam proses penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini penulis masih melakukan
banyak kesalahan dan tidak sempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Saya
mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan.
Surabaya,
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN.........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1
2.3 Epidemiologi................................................................................................8
2.4 Etiologi.........................................................................................................9
2.5 Patogenesis..................................................................................................10
2.7 Diagnosis.....................................................................................................13
BAB 5 PENUTUP.........................................................................................42
BAB 1
PENDAHULUAN
Human Papillo Virus atau yang disingat HPV adalah jenis virus yang cukup lazim.
Jenis yang berbeda dapat menyebabkan kutil atau pertumbuhan sel yang tidak normal
(displasia) dalam atau di sekitar leher rahim atau dubur yang dapat menyebabkan kanker
leher rahim atau dubur. Kutil-kutil ini pada umumnya tumbuh di permukaan kulit yang
lembab dan di daerah
sekitar alat kelamin sehingga disebut kutil kulit dan kutil kelamin. Infeksi HPV pada
alat kelamin dapat disebarkan melalui hubungan seks, sedangkan penularan kutil kulit
pada tangan atau kaki dapat terjadi tanpa hubungan seks (penularannya dapat melalui
sentuhan atau penggunaan barang secara bersama)
Tidak seperti virus lain yang ditularkan secara seksual, seperti halnya human
immunodeficieny virus (HIV), HPV tidak ditularkan melalui air mani atau cairan tubuh
lainnya. Penting juga untuk mengetahui bahwa kebanyakan wanita yang terinfeksi tidak tetap
demikian; pada sebagian besar wanita, infeksi bersifat sementara dan akan sembuh.
Dari sturuktur yang ada Human Papillo Virus ini sangat beragam, dan hampir semua
mamalia dan burung dapat terinfeksi olehnya. Hingga saat ini, lebih dari 100 Human
Papiloma Virus (HPV) ini dapat diidentifikasi dengan sangat baik .
HPV juga dapat menginfeksi kulit dan selaput lendir, dan tidak semuanya berperilaku
dengan cara yang sama. Beberapa menyebabkan penyakit serius, sementara yang lain
berhubungan dengan penyakit yang tidak terlalu parah atau jinak. Infeksi HPV telah
dikaitkan dengan kanker; virus telah menyebabkan lebih dari 500.000 kasus kanker di seluruh
dunia, mewakili 5% dari semua kanker yang didiagnosis setiap tahun.
Secara sederhana, infeksi HPV dianggap berisiko rendah atau berisiko tinggi bagi
kesehatan seseorang. Jenis risiko rendah menyebabkan kutil kelamin (EGW), dan beberapa
perubahan pada sel serviks dan vulva. Jika virus tidak ditangani dengan baik maka akan
mengalami infeksi. Jenis infeksi berisiko tinggi menyebabkan perubahan pra-kanker atau
kanker serviks dan vulva.
Dengan hal tersebut sebagai seorang perawat dan tenaga medis perlu adanya pengetahuan
tentamg Human Papillo Virus ini karena virus tersebut merupakan virus yang dapat
menginfeksi dan menyebabkan kanker nantinya. Dengan beberapa study kasus yang diangkat
akan dilakukan asuhan keperawatan Human Papilloma Virus. Hal tersebut terkait dengan
pengkajian, pemeriksaan fisik, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan
evaluasi.
1.3 Tujuan
Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan sebagai bahan untuk
membaca dan menambah ilmu dalam bidang kesehatan maupun lainnya.
1.4 Manfaat
Untuk dapat memberikan gambaran tentang Human Papillo Virus. Hal tersebut akan
lebih mudah untuk dipahami lebih lanjut dan sebagai wawasan tambahan yang diketahui
lebih dalam.
Untuk lebih mengenal bahasa ataupun kata-kata medis yang berhubungan dengan
Human Papillo Virus. Dengan begitu akan ada pembelajaran selain mengenal Human Papillo
Virus ini.
BAB2
KAJIAN TEORI
Virus adalah agen infeksi yang membutuhkan sel inang untuk berkembang biak. Di
luar inang, umumnya tertidur (atau lembam). Namun, ketika bersentuhan dengan sel manusia
yang dapat menginfeksinya, ia memasukkan materi genetiknya (DNA atau RNA) ke
inangnya dan dapat mengambil alih fungsi sel inang. Kemudian menggunakan mesin sel
untuk menggandakan dan memperbanyak virus. Akibatnya, sel inang mengeluarkan lebih
banyak virus, membunuh sel inang dan menyebabkan pelepasan lebih banyak virus. Secara
umum, virus memiliki tiga bagian: gen; lapisan pelindung yang mengelilingi gen, biasanya
terbuat dari protein; dan di luar sel inang, sebuah selubung membran yang mengelilingi virus
sehingga dapat hidup.
Virus memiliki banyak ukuran dan bentuk yang berbeda, tetapi mereka selalu sangat
kecil - hampir 1/100 ukuran bakteri. Ketika seseorang berbicara tentang satu partikel virus,
itu disebut virion; pleura virion adalah virus. Kata "virus" sebenarnya adalah bahasa Latin,
yang diterjemahkan menjadi "racun".Virus tidak hanya menginfeksi manusia. Setiap
tumbuhan, hewan, dan bakteri dapat terinfeksi virus. Selain itu, tidak semua virus
menyebabkan penyakit pada manusia; beberapa dapat berkembang biak tetapi tidak
menyebabkan tanda-tanda penyakit.
HPV adalah singkatan dari virus papiloma manusia. Ini adalah anggota dari keluarga
Papillomaviridae. Dalam sistem klasifikasi ini, ia adalah anggota Grup I; itu adalah virus
DNA beruntai ganda. Menariknya, virus papiloma ditemukan pada tahun 1935 ketika
ilmuwan Francis Rous. menunjukkan itu bisa menyebabkan jenis kanker kulit ketika dia
menginfeksi kelinci dengan itu. Ini adalah demonstrasi pertama bahwa virus dapat
menyebabkan kanker pada mamalia.
HPV memiliki struktur mereka memiliki cangkang, yang disebut kapsid, yang memberi
mereka perlindungan dan dikodekan dalam gen mereka, yang terkandung dalam genom.
Genom adalah tempat materi genetik ditempatkan, dan, seperti disebutkan dalam Pertanyaan
2, genom dapat berbasis DNA atau RNA, untai tunggal atau ganda, dengan a-sense (artinya
DNA dapat diterjemahkan apa adanya. menjadi RNA dan melanjutkan untuk membangun
protein) atau untai anti sense (artinya adalah untai komplementer) yang ada, dan ia dapat
memiliki protein sendiri untuk membantunya bereproduksi (transkriptase balik).
Human Papilloma Virus (HPV) ini dapat menyebar melalui kontak seksual. HPV dapat
ditularkan melalui kontak langsung (oral ke genital, oral ke oral, kulit ke kulit), meskipun
biasanya ditularkan melalui rute kulit-ke-kulit. Virus juga dapat menyebar dengan menyentuh
sesuatu yang telah terkontaminasi HPV dan kemudian menyentuh kulit, tetapi tidak diketahui
apakah, atau seberapa sering, hal ini terjadi. Cara penularan lain terjadi ketika seseorang
menginfeksi dirinya atau menjadi cara penularan yang langka. Penularan paling sering terjadi
melalui kontak orang ke orang. Namun, kecil kemungkinan penularan HPV dapat terjadi
tanpa terdeteksi.
sendiri, disebut auto inoculation, meskipun ini dianggap Auto inoculation Metode penularan
virus yang terjadi ketika seseorang menginfeksi dirinya atau ketika tingkat virus dalam tubuh
rendah atau dirinya sendiri.
HPV adalah jenis virus yang cukup lazim. Jenis yang berbeda dapat menyebabkan
kutil atau pertumbuhan sel yang tidak normal (displasia) dalam atau di sekitar leher rahim
atau dubur yang dapat menyebabkan kanker leher rahim atau dubur.
Kutil-kutil ini pada umumnya tumbuh di permukaan kulit yang lembab dan di daerah
sekitar alat kelamin sehingga disebut kutil kulit dan kutil kelamin. Infeksi HPV pada
alat kelamin dapat disebarkan melalui hubungan seks, sedangkan penularan kutil kulit
pada tangan atau kaki dapat terjadi tanpa hubungan seks (penularannya dapat melalui
sentuhan atau penggunaan barang secara bersama)
2.3 Epidemiologi
Infeksi HPV ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu lokasi lesi, jumlah virus, cara dan
beratnya kontak, kondisi umum, dan status imunologis spesifik terhadap HPV dari individu
yang terpajan. Peran imunitas dan genetik dalam kerentanan terhadap infeksi HPV masih
belum dipahami dengan lengkap. Penurunan frekuensi warts seiring dengan peningkatan
umur mengimplikasikan berkembangnya kekebalan seiring dengan waktu.
Infeksi HPV terjadi di seluruh dunia dan mengenai semua umur. Warts kutan paling
sering didapatkan pada anak-anak sampai umur 20 tahun, dengan 30-70% anak usia sekolah
pernah menderita warts kutan. Sekitar 6,2 juta orang terinfeksi HPV tiap tahun individu
dengan infeksi klinis maupun subklinis merupakan reservoir HPV, selain lingkungan.
Insidensi wartls nongenital terjadi pada anak dan dewasa muda sekitar 10%.
Sebagian besar respiratory (laryngeal) papillomatosis (RP) terjadi pada bayi dan anak-
anak. Tipe HPV yang diisolasi dari papiloma di saluran pernapasan seringkali sama dengan
warts genital, terutama HPV-6 dan 11. Respiratory (laryngeal) papillomatosis pada anak-anak
diduga didapatkan saat persalinan. Meskipun telah didapatkan hubungan epidemiologis dari
kondiloma pada ibu dari bayi yang menderita RP, warts serviks dan genital sering terjadi
pada wanita usia subur dan RP pada bayi jarang.
2.4 Etiologi
Papillomavirus (PV) terdiri dari famili virus DNA yang menginfeksi manusia dan
spesies lain. Papillomavirus (PV) sangat spesifik terhadap pejamu. Human Papillomavirus
(HPV) hanya menginfeksi manusia. Genom PV berada dalam partikel virus sebagai a single,
covalently closed circle of double-stranded DNA.
Masing-masing genom tersusun oleh hampir 8.000 pasangan basa nukleotida. Gen PV
mengode 8-9 protein, yang disebut E (early) dan L. (late). Protein E berperan untuk replikasi
DNA virus. E6 mengeliminasi fungsi p53 terutama pada tipe high risk (HR) dan mengubah
transkripsi. E7 menginduksi proliferasi dengan menonaktifkan fungsi pRb dan CKI, E6 dan
E7 pada tipe HR berperan pada imortalitas sel.
Gen L1 dan L2 mengode protein struktural yang membentuk lapisan luar (kapsid)
virion yang merupakan partikel virus yang infeksius. Ukuran virion sekitar 55 nm. (EV) dan
individu imunokompromais. PV juga diklasifikasikan menurut filogenetik berdasarkan
hubungan sekuen DNA. Genus a meliputi tipe kutan dan mukosa genital dan genus 8
terutama pada EV.
Pembagian yang penting lain adalah berdasarkan potensi keganasan. Tipe high risk
(HR) mempunyai potensi menimbulkan keganasan, seperti HPV-5, -8, -16, -18, 31,-33, -45, -
52,-58. Tipe low-risk (LR) mempunyai potensi yang rendah untuk menimbulkan keganasan,
misalnya HPV -6, -11.
2.5 Patogenesis
Infeksi HPV terjadi melalui inokulasi virus ke dalam epidermis melalui pertahanan
epidermis yang rusak (tidak utuh), misal maserasi atau karena kerusakan mekanis, Perlekatan
virion HPV terhadap heparin sulfate proteoglycans di membran basalis diperlukan untuk
mengawali infeksi.
Ekspresi RNA virus (transkripsi) sangat rendah sampai lapisan Malpighi, tempat
sintesis DNA dan amplifikasi genom menghasilkan ratusan sampai ribuan kopi tiap sel.
Protein kapsid virus L1 dan L2 disintesis di lapisan epitel lebih atas dan menggabung menjadi
kapsid yang sangat kompak dan stabil.
DNA virus baru terbungkus kapsid, dan virion yang matur terakumulasi di nukleus dari
lapisan yang lebih atas. Protein E1-E4 menginduksi filamen keratin sitoplasma yang
mengelilingi nukleus yang mengandung virus menjadi kolaps. Hal itu diduga akan
menfasilitasi pengeluaran virion dari keratinosit/korneosit sehingga virus dapat berinokulasi
ke sisi sebelahnya atau ke lingkungan.
Karakteristik epitel yang terinfeksi HPV berupa hyperplastic prickle layer (akantosis),
dengan stratum korneum mengandung satu atau dua lapis sel parkeratosis. Papila dermis
memanjang, tepi dermis menjadi tajam. Koilocytes, yang merupakan sel skuamosa matur
dengan daerah perinuklear terang dan besar, bisa tersebar di lapisan luar. Nukleus membesar
dan hiperkromatis, sering terlihat nukleus dobel. Pemeriksaan ultrastruktur menunjukkan
virus tampak di dalam nukleus.
Kapsid protein tidak terobservasi di sel malignan yang terinfeksi HPV. Jumlah HPV
dalam kultur terbatas, sehingga kultur HPV merupakan suatu proses yang menyita waktu,
teknik sulit, mahal, dan terbatas hanya pada laboratorium penelitian. Sehingga, kultur HPV
bukan merupakan tes diagnostik praktis.
Penyebaran infeksi HPV bisa melalui kontak langsung, tetapi partikel virus, dilepaskan
dari permukaan epitel seperti keratinosit, dapat menetap di lingkungan dalam waktu yang
tidak diketahui berapa lama, yang di kemudian hari kemungkinan menginfeksi orang lain.
Setelah infeksi terjadi, memerlukan beberapa bulan untuk menimbulkan kelainan yang bisa
terlihat.
Pencegahan terhadap infeksi baru bisa melalui netralisasi antibodi. Vaksin anti-HPV,
yang diproduksi dari protein kapsid LI yang diintegrasikan ke dalam virus-like particle,
menyebabkan respons humoral melawan partikel virus.
Flat warts (veruka plana) berupa papul yang puncaknya flat, berukuran 1-4 mm, agak
meninggi, skuama minimal, biasanya pada wajah, tangan, dan tungkai bawah. Plantar warts
dan palmar warts berupa papul tebal, endofitik, dan hiperkeratotik, biasanya sakit pada
penekanan. Punctate black dots (seeds) yang merupakan trombosis kapiler tampak jika
dilakukan pemotongan permukaan luar keratin.
Mosaic warts merupakan hasil penggabungan plantar atau palmar warts yang
membentuk plak besar. Butcher's warts merupakan papul verukosa, biasanya multipel, pada
dorsum tangan, palımar, atau periungual dan jari-jari pada pemotong daging, biasanya akibat
infeksi HPV -7.
Syarat terapi oleh pasien sendiri, yaitu pasien harus bisa melihat jelas dan menjangkau
lesinya dan bisa mengaplikasikan terapi dengan baik.
2. Imiquimod 5%
3. 5-fluorouracil (5-FU)
4. Sinecatechin
Sinecatechins ointment 10% (di Eropa) dan 15% ointment (di Amerika)
mengandung preparat teh hijau catechins (sinecatechins). Mekanisme kerja melalui
antiproliferatif. Diaplikasikan 3 kali sehari sampai terjadi clearance komplit atau sampai 4
bulan. Tidak bisa digunakan sistemik atau selama kehamilan. CR 47-59% setelah terapi
12-16 minggu. RR 7-11% setelah diikuti 12 bulan. Efek samping lokal berupa eritema,
rasa terbakar, gatal, dan nyeri pada tempat aplikasi.
NTerapi oleh tenaga medis meliputi terapi topikal, yaitu cryotherapy, podophylin resin,
trichloroacetic acid (TCA), bochloroacetic acid (BCA); terapi eksisi, yaitu curettage,
electrosurgery, scissors excision, shave excision, laser vaporization; atau terapi injeksi, yaitu
interferon, 5-fluorouracillephinephrine implan gel.
Kaustik dari asam seperti asam salisilat, asam laktat, trichloroacetic acid (TCA),
menghancurkan dan mengelupas kulit yang terinfeksi. TCA atau bichloroacetic acid
(BCA) 80-90% solusio digunakan pada pada warts kecil. Terapi bisa diulang tiap minggu
sampai 6 minggu. Cairan mempunyai viskositas rendah dan iritatif sehingga perlu
melindungi jaringan sekitar yang normal. CR 56-81% dan RR 36%. TCA bisa digunakan
untuk wanita hamil (Léonard et al., 2014; Winer & Koutskey, 2008).
2. resin podofilin
Podophyllin resin 10-25% solusio dalam etanol atau tincture dalam benzoin,
pemberian dilakukan sebanyak 0,5 ml atau 10 cm sekali terapi untuk mencegah efek
sistemik seperti penekanan sumsum tulang. Terapi dilakukan tiap 1-2 minggu selama 6
minggu (Léonard et al., 2014; Winer & Koutskey, 2008).
3. Krioterapi
Cryotherapy nitrogen cair menggunakan cotton tip atau spray selama 10-20 detik
merupakan standar terapi dan efektif bagi kebanyakan orang.
2.7 Diagnosis
HPV tidak bisa dikultur di laboratorium dari sampel klinis. Immnunologic assay tidak
adekuat untuk mendeteksi infeksi HPV. Yang terpercaya untuk diagnosis adalah metode
molekular untuk mendeteksi asam nukleat dari spesimen klinis. Ada beberapa metode yaitu
hybridization, hybrid capture, dot blot, dan PCR.
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien
Meliputi nama pasien, tempat tanggal lahir, usia, status perkawinan, pekerjaan, jumlah anak,
agama, alamat, jenis kelamin, pendidikan terakhir, asal suku bangsa, tanggal masuk rumah
sakit, nomor rekam medik, nama orangtua dan pekerjaan orang tua.
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Biasanya pasien datang kerumah sakit dengan keluhan seperti pendarahan intra servikal dan
disertai keputihan yang menyerupai air dan berbau . Pada pasien kanker serviks post
kemoterapi biasanya datang dengan keluhan mual muntah yang berlebihan, tidak nafsu
makan, dan anemia.
Kanker servikas pasien pada stadium awalnya tidak merasakan keluhan yang mengganggu,
baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti keputihan yang berbau
busuk, perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, rasa nyeri disekitar vagina, nyeri
pada panggul. Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami keluhan mual
muntah berlebihan, tidak nafsu makan, dan anemia.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pada pasien kanker serviks memiliki riwayat kesehatan dahulu seperti riwayat
penyakit keputihan, riwayat penyakit HIV/AIDS.
Biasanya riwayat keluarga adalah salah satu faktor yang paling mempengaruhi karena kanker
bisa dipengaruhi oleh kelainan genetika. Keluarga yang memiliki riwayat kanker didalam
keluarganya lebih berisiko tinggi terkena kanker dari pada keluarga yang tidak ada riwayat di
dalam keluarganya.
4. Keadaan psikososial
Biasanya tentang penerimaan pasien terhadap penyakitnya serta harapan terhadap pengobatan
yang akan dijalani, hubungan dengan suami/keluarga terhadap pasien dari sumber keuangan.
Konsep diri pasien meliputi gambaran diri peran dan identitas. Kaji juga ekspresi wajah
pasien yang murung atau sedih serta keluhan pasien yang merasa tidak berguna atau
menyusahkan orang lain.
5. Data khusus
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien dengan kanker serviks yang perlu diketahui
adalah:
1) Keluhan haid
Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab kanker serviks tidak pernah
ditemukan sebelum menarche dan mengalami atropi pada masa menopose. Siklus menstruasi
yang tidak teratur atau terjadi pendarahan diantara siklus haid adalah salah satu tanda gejala
kanker serviks.
Jumlah kehamilan dan anak yang hidup karna kanker serviks terbanyak pada wanita yang
sering partus, semakin sering partus semakin besar resiko mendapatkan karsinoma serviks.
Gejala :
1) Kelemahan atau keletihan akibat anemia.
2) Perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan tidur pada malam hari.
3) Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas dan keringat malam.
c. Integritas ego
Gejala: faktor stress, menolak diri atau menunda mencari pengobatan, keyakinan religious
atau spiritual, masalah tentang lesi cacat, pembedahan, menyangkal atau tidak mempercayai
diagnosis dan perasaan putus asa.
d. Eliminasi
Kebiasaan diet yang buruk, misalnya rendah serat, tinggi lemak, adiktif, bahan pengawet.
f. Neurosensori
Gejala : adanya nyeri dengan derajat bervariasi, misalnya ketidaknyamanan ringan sampai
nyeri hebat sesuai dengan proses penyakit.
h. Keamanan
i. Seksualitas
j. Integritas sosial
Sitologi dengan cara pemeriksaan pap smear, koloskopi, servikografi, pemeriksaan visual
langsung, gineskopi . Selain itu bisa juga dilakukan pemeriksaan hematologi karna biasanya
pada pasien kanker serviks post kemoterapi mengalami anemia karna penurunan hemaglobin.
Nilai normalnya hemoglobin wanita 12-16 gr/dl.
l. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi mengalami rambut rontok dan mudah
tercabut
2) Wajah
3) Leher
4) Abdomen
Adanya nyeri abdomen atau nyeri pada punggung bawah akibat tumor menekan saraf
lumbosakralis .
5) Ekstermitas
6) Genitalia
Biasanya pada pasien kanker serviks mengalami sekret berlebihan, keputihan, peradangan,
pendarahan dan lesi . Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami
perdarahan pervaginam.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul menurut SDKI, kemungkinan masalah yang
muncul adalah sebagai berikut :
C. Intervensi
Implementasi adalah tindakan dari rencana keperawatan yang telah disusun dengan
menggunakan pengetahuan perawat, perawat melakukan dua intervensi yaitu
mandiri/independen dan kolaborasi/interdisipliner. Tujuan dari implementasi antara lain
adalah: melakukan, membantu dan mengarahkan kinerja.
F. Evaluasi
Evaluasi merupakan sebagai penialian status pasien dari efektivitas tindakan dan pencapaian
hasil yang diidentifikasi terus pada setiap langkah dalam proses keperawatan, serta rencana
perawatan yang telah dilaksanakan. Tujuan dari evaluasi adalah untuk melihat dan menilai
kemampuan klien dalam mencapai tujuan, menentukan apakah tujuan keperawatan telah
tercapai atau belum, serta mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa
dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan pasien.
1. Evaluasi Formatif
Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien segera pada saat setelah
dilakukan tindakan keperawatan. Ditulis pada catatan perawat.
2. Evaluasi Sumatif
Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan sesuai waktu pada
tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan.
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN
A.Pengkajian
1) Biodata
a. Biodata Pasien
Umur: 25 tahun
Suku: Jawa
Agama: Islam
Status: menikah
Kebangsaan: Indonesia
Nama : Tn. S
Usia : 41 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
2) Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
sejak seminggu dan sebelum dibawah ke Rumah Sakit. Sehingga pasien tersebut diantar ke
Rumah Sakit Umum dai daerah surabaya oleh keluarganya pada tanggal 1 februari 2023.
Klien mengatakan pada seminggu yang lalu klien merasakan nyeri pada saat buang air
kecil. Selama 5 hari klien melakukan perawatan di Rumah Sakit , selama perawatan klien
tidak mengalami perubahan, dan dirujuk ke rumah sakit umum dilakukan pemeriksaan.
Saat dilakukan pemeriksaan klien mengatakan nyeri abdomen bagian bawah dan nyeri
pada saat BAK dan BAB, nyeri terasa saat berkemih,nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-
tusuk, nyeri terasa dibagian perut dengan skala 8 (berat), nyeri semakin meningakat jika
berkemih dan hilang pada saat beristirahat ataupun tidur, klien mengatakan susah tidur karena
nyeri yang dirasakan, klien mengatakan tidur selama 3 jam, klien mengatakan saat
beraktivitas klien dibantu oleh keluarganya karena nyeri dibagian perut ketika bangun.
Selama ini klien tidak tahu tentang penyakit yang dialaminya. Keadaan klien terlihat
menangis dan lemah. Personal hygiene, BAK dan BAB klien telah dibantu oleh
keluarganya. Klien selalu bertanya pada perawat dan terlihat kebinggungan tantang penyakit
yang dialaminya. klien terlihat bingung dan selalu bertanya kepada perawat tentang
penyakitnya, klien terlihat pucat, leukosit klien 16-20 LPB.
Pengkajian yang didapatkan klien tidak memiliki riwayat penyakit seperti ini. Namun, Klien
memiliki riwayat imunisasi yang lengkap. Sebelumnya klien tidak pernah dirawat di rumah
sakit. Klien tidak ada alergi terhadap obat – obatan dan makanan tertentu.
Dari pengkajian yang didapatkan dalam keluarga, klien mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit seperti asma, bronchitis, TBC, hipertensi, penyakit jantung, stroke, diabetes mellitus
dan gangguan emosional.
f. Riwayat obstetric
a) Riwayat menstruasi
Menarche : 14 Tahun
Lamanya : 4 – 5 hari
HPHT : lupa
Keterangan:
Keterangan:
Generasi 2 Keluarga klien mengatakan klien anak ke lima (5) dari 7 bersaudara
b) Suhu : 36,5℃
c) Nadi : 80x/menit
d) Pernapasan : 20 x/ menit
b) Berat badan : 42 Kg
f. Data Psiko-sosial
Sebelum sakit:
Klien klien mengatakan memiliki teman dekat, klien juga mengatakan sebelum sakit klien
tetap meminta bantuan pada keluarga. Namun, klien mengutamakan Yang Maha Kuasa
(Allah) sebagai penolong dalam setiap kesulitan, klien juga mengatakan ikut dalam kegiatan
kerja bakti ataupun yang lainnya.
Saat sakit:
Klien mengatakan tidak bisa melakukan kegiatan apapun. Klien mengatakan hanya meminta
bantuan kepada keluarga dan saudaranya. Klien mengatakan tidak memiliki masalah dalam
keuangan selama dirawat di rumah sakit.
g. Data Spiritual
Sebelum sakit :
Klien mengatakan selalu beribadah dan sholat lima waktu, klien juga mengatakan selalu
mengikuti keagamaan di lingkungannya seperti pengajian.
Saat sakit :
Klien mengatakan selama sakit hanya baring di tempat tidurnya, klien mengatakan tidak
pernah mengikuti kegiatan keagamaan seperti pengajian, klien mengatakanselama sakit tidak
pernah sholat lima waktu.
h. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Simetris, kepala bersih, penyebaran rambut merata, warna rambut hitam muka pucat, dan
kepala terasa pusing
Mata :
Sklera putih, konjungtiva anemis, palpebra tidak ada edema, refleks cahaya +, pupil isokor
dan tidak ada gangguan penglihatan.
Hidung :
Pernafasan cuping hidung tidak ada, posisi septum nasal simetris, lubang hidung bersih, tidak
ada penurunan ketajaman penciuman dan tidak ada kelainan
Warna bibir merah muda, lidah warna merah muda, mukosa lembab, ukuran tonsil normal,
letak uvula simetris ditengah
Pada saat pengkajian nampak tidak ada benjolan, distribusi rambut mudah rontok, kulit
kepala kotor, dan tidak ada nyeri tekan.
3) Telinga
Berdasarkan pengkajian kemampuan pendengaran pasien baik, tidak memakai alat bantu,
tidak ada tanda – tanda infeksi.
Berdasarkan pengkajian Nampak mukosa bibir kering, pucat,Nampak gigi berkaries, Nampak
gusi berdarah, pasien mengatakan kadang merasa sakit saat mengunyah dan menelan.
6) Leher
Berdasarkan pengkajian pengkajian Nampak tidak ada massa,dan tidak ada pembesaran
limfe,tidak ada tekanan vena jugularis.
7) Payudara
Berdasarkan pengkajian Nampak keadaan aroela mamae normal, tidak ada nyeri tekan
Berdasarkan pengkajian bentuk dada normal simetris antara kiri dan kanan, pengembangan
dada normal.
9) Abdomen
Berdasarkan pengakajian bentuk abdomen normal, terdapat nyeri tekan pada region delapan
hipogastrium, peristaltic usus
10) Ekstremitas
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
D. Perencanaan Keperawatan
E. Pelaksanaan Keperawatan
F. Evaluasi
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
si ini akan dapat menbebkan terjadinya komplikasi dijaga tidak ditangani dengan baik.
Human Papiloma Virus merupakan virus yang dapat tertular melalui kontak langsung. Dari
banyak study HPV juga menginfeksi kulit dan selaput.
HPV juga dapat menginfeksi kulit dan selaput lendir, dan tidak semuanya berperilaku
dengan cara yang sama. Beberapa menyebabkan penyakit serius, sementara yang lain
berhubungan dengan penyakit yang tidak terlalu parah atau jinak. Infeksi HPV telah
dikaitkan dengan kanker; virus telah menyebabkan lebih dari 500.000 kasus kanker di seluruh
dunia, mewakili 5% dari semua kanker yang didiagnosis setiap tahun.
5.2 Saran
Virus HPV (Human Papilloma Virus) memiliki berbagai macam spesies. HPV ini sangat
berbahaya dibandingan dengan HIV. Sebagai mahasiswa tentunya harus tau akan hal itu dan
mempelajarinya untuk mengetahui lebih dalam tentang virus HIV ini.
DAFTAR PUSTAKA