Anda di halaman 1dari 47

TUGAS MAKALAH MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN HUMAN PAPILLO VIRUS ( CA. SERVIKS)

Dosen Fasilitator :
R. Khairiyatul Afiyah, M Kep,Ns. Sp.Kep Mat

Disusun oleh:
Hesmi Fitria Dewi 1130222007

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan saya kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya temtu saya tidak
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga
tercirah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Kep. Maternitas. Selain
itu penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca. Tidak lupa saya
mengucapkan terima kasih kepada ibu R. Khairiyatul Afiyah, M Kep,Ns. Sp.Kep Mat selaku
dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas. Berkat tugas yang diberikan ini dapat menambah
wawasan saya berkaitan dengan topik yang diberikan. Saya ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang sudah membantu saya dalam proses penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini penulis masih melakukan
banyak kesalahan dan tidak sempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Saya
mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan.

Surabaya,

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN.........................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan ..........................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus...............................................................................2
1.4 Manfaat.........................................................................................................3
1.4.1 Manfaat Pembaca...........................................................................3
1.4.2 Manfaat Mahasiswa.......................................................................3

BAB 2 KAJIAN TEORI...................................................................................4

2.1 Pengertian Virus ................................................................................... .......5

2.2 Pengertian Human Papilloma Virus (HPV)...................................... ...........7

2.3 Epidemiologi................................................................................................8

2.4 Etiologi.........................................................................................................9

2.5 Patogenesis..................................................................................................10

2.6 Manifestasi Klinis........................................................................................12

2.7 Diagnosis.....................................................................................................13

BAB 3 KONSEP ASKEP (HPV)....................................................................14

3.1 Pengkajian ...................................................................................................14

3.2 Pemeriksaan Fisik ................................................................................ ......16

3.3 Diagnosa Keperawatan................................................................................18

3.4 Perencanaan Keperawatan...........................................................................19


3.5 Implementasi Keperawatan..........................................................................23

3.6 Evaluasi Keperawatan........................................................... ...................24

BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN (HPV)..............................................25

BAB 5 PENUTUP.........................................................................................42
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Human Papillo Virus atau yang disingat HPV adalah jenis virus yang cukup lazim.
Jenis yang berbeda dapat menyebabkan kutil atau pertumbuhan sel yang tidak normal
(displasia) dalam atau di sekitar leher rahim atau dubur yang dapat menyebabkan kanker
leher rahim atau dubur. Kutil-kutil ini pada umumnya tumbuh di permukaan kulit yang
lembab dan di daerah
sekitar alat kelamin sehingga disebut kutil kulit dan kutil kelamin. Infeksi HPV pada
alat kelamin dapat disebarkan melalui hubungan seks, sedangkan penularan kutil kulit
pada tangan atau kaki dapat terjadi tanpa hubungan seks (penularannya dapat melalui
sentuhan atau penggunaan barang secara bersama)
Tidak seperti virus lain yang ditularkan secara seksual, seperti halnya human
immunodeficieny virus (HIV), HPV tidak ditularkan melalui air mani atau cairan tubuh
lainnya. Penting juga untuk mengetahui bahwa kebanyakan wanita yang terinfeksi tidak tetap
demikian; pada sebagian besar wanita, infeksi bersifat sementara dan akan sembuh.

Dari sturuktur yang ada Human Papillo Virus ini sangat beragam, dan hampir semua
mamalia dan burung dapat terinfeksi olehnya. Hingga saat ini, lebih dari 100 Human
Papiloma Virus (HPV) ini dapat diidentifikasi dengan sangat baik .

HPV juga dapat menginfeksi kulit dan selaput lendir, dan tidak semuanya berperilaku
dengan cara yang sama. Beberapa menyebabkan penyakit serius, sementara yang lain
berhubungan dengan penyakit yang tidak terlalu parah atau jinak. Infeksi HPV telah
dikaitkan dengan kanker; virus telah menyebabkan lebih dari 500.000 kasus kanker di seluruh
dunia, mewakili 5% dari semua kanker yang didiagnosis setiap tahun.

Secara sederhana, infeksi HPV dianggap berisiko rendah atau berisiko tinggi bagi
kesehatan seseorang. Jenis risiko rendah menyebabkan kutil kelamin (EGW), dan beberapa
perubahan pada sel serviks dan vulva. Jika virus tidak ditangani dengan baik maka akan
mengalami infeksi. Jenis infeksi berisiko tinggi menyebabkan perubahan pra-kanker atau
kanker serviks dan vulva.

Dengan hal tersebut sebagai seorang perawat dan tenaga medis perlu adanya pengetahuan
tentamg Human Papillo Virus ini karena virus tersebut merupakan virus yang dapat
menginfeksi dan menyebabkan kanker nantinya. Dengan beberapa study kasus yang diangkat
akan dilakukan asuhan keperawatan Human Papilloma Virus. Hal tersebut terkait dengan
pengkajian, pemeriksaan fisik, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan
evaluasi.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa itu Virus?


b. Apa itu Human Papilloma Virus?
c. Bagaimana HPV menyerang tubuh manusia?
d. Bagaimana pencegahan Virus human papilloma?
e. Mengapa Human Papillo Virus dapat menyebabkan kanker?

1.3 Tujuan

Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan sebagai bahan untuk
membaca dan menambah ilmu dalam bidang kesehatan maupun lainnya.

1.4 Manfaat

Untuk dapat memberikan gambaran tentang Human Papillo Virus. Hal tersebut akan
lebih mudah untuk dipahami lebih lanjut dan sebagai wawasan tambahan yang diketahui
lebih dalam.

Untuk lebih mengenal bahasa ataupun kata-kata medis yang berhubungan dengan
Human Papillo Virus. Dengan begitu akan ada pembelajaran selain mengenal Human Papillo
Virus ini.
BAB2

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Virus

Virus adalah agen infeksi yang membutuhkan sel inang untuk berkembang biak. Di
luar inang, umumnya tertidur (atau lembam). Namun, ketika bersentuhan dengan sel manusia
yang dapat menginfeksinya, ia memasukkan materi genetiknya (DNA atau RNA) ke
inangnya dan dapat mengambil alih fungsi sel inang. Kemudian menggunakan mesin sel
untuk menggandakan dan memperbanyak virus. Akibatnya, sel inang mengeluarkan lebih
banyak virus, membunuh sel inang dan menyebabkan pelepasan lebih banyak virus. Secara
umum, virus memiliki tiga bagian: gen; lapisan pelindung yang mengelilingi gen, biasanya
terbuat dari protein; dan di luar sel inang, sebuah selubung membran yang mengelilingi virus
sehingga dapat hidup.

Virus memiliki banyak ukuran dan bentuk yang berbeda, tetapi mereka selalu sangat
kecil - hampir 1/100 ukuran bakteri. Ketika seseorang berbicara tentang satu partikel virus,
itu disebut virion; pleura virion adalah virus. Kata "virus" sebenarnya adalah bahasa Latin,
yang diterjemahkan menjadi "racun".Virus tidak hanya menginfeksi manusia. Setiap
tumbuhan, hewan, dan bakteri dapat terinfeksi virus. Selain itu, tidak semua virus
menyebabkan penyakit pada manusia; beberapa dapat berkembang biak tetapi tidak
menyebabkan tanda-tanda penyakit.

Namun, virus yang menjadi perhatian berdampak pada manusia dengan


kemampuannya menyebabkan kecacatan dan bahkan kematian. Sepanjang sejarah, banyak
virus telah menyebabkan penyakit bagi manusia. Beberapa penyakit ini mungkin serius,
sementara yang lain tidak parah. Ada lebih dari 5000 virus yang dapat diidentifikasi dan
dijelaskan sepenuhnya oleh para ilmuwan dalam literatur medis.

Mereka tidak semuanya sama dan diklasifikasikan berdasarkan kesamaan karakteristik


virus, disebut taksonomi. Dalam taksonomi saat ini, ada lima ordo virus (atau -virales dalam
bahasa Latin): Caudovi rales, Herpesvirales, Mononegavirales, Nidovirales, dan
Picornavirales. Namun, hanya setengah dari virus yang disebutkan telah dijelaskan dengan
cukup lengkap untuk memungkinkan pengklasifikasian mereka, jadi ini adalah pekerjaan
yang terus berlanjut dan dapat diubah dari waktu ke waktu.
Di luar urutan, virus juga diklasifikasikan berdasarkan cara mereka membuat salinan
dari dirinya sendiri, atau mereplikasi. Untuk melakukan ini, materi genetik (atau genom)
mereka harus dibuat menjadi messenger RNA (mRNA), yang merupakan cetak biru dimana
protein diproduksi. Protein-protein ini pada akhirnya akan membuat bagian-bagian yang
diperlukan untuk menghasilkan salinan baru dari virus. Virus mungkin berbasis DNA atau
RNA; terdiri dari satu untai materi genetik, atau memiliki dua untai; atau memerlukan protein
khusus untuk memproduksi protein dari materi genetiknya. Hal ini disorot pada Gambar 1.
Seperti yang Anda lihat, proses klasifikasi sangat kompleks dan menunjukkan perbedaan
genetik yang signifikan antara virus yang dikenal.

2.2 Pengertian Human Papilloma Virus (HPV)

HPV adalah singkatan dari virus papiloma manusia. Ini adalah anggota dari keluarga
Papillomaviridae. Dalam sistem klasifikasi ini, ia adalah anggota Grup I; itu adalah virus
DNA beruntai ganda. Menariknya, virus papiloma ditemukan pada tahun 1935 ketika
ilmuwan Francis Rous. menunjukkan itu bisa menyebabkan jenis kanker kulit ketika dia
menginfeksi kelinci dengan itu. Ini adalah demonstrasi pertama bahwa virus dapat
menyebabkan kanker pada mamalia.

HPV memiliki struktur mereka memiliki cangkang, yang disebut kapsid, yang memberi
mereka perlindungan dan dikodekan dalam gen mereka, yang terkandung dalam genom.
Genom adalah tempat materi genetik ditempatkan, dan, seperti disebutkan dalam Pertanyaan
2, genom dapat berbasis DNA atau RNA, untai tunggal atau ganda, dengan a-sense (artinya
DNA dapat diterjemahkan apa adanya. menjadi RNA dan melanjutkan untuk membangun
protein) atau untai anti sense (artinya adalah untai komplementer) yang ada, dan ia dapat
memiliki protein sendiri untuk membantunya bereproduksi (transkriptase balik).

Human Papilloma Virus (HPV) ini dapat menyebar melalui kontak seksual. HPV dapat
ditularkan melalui kontak langsung (oral ke genital, oral ke oral, kulit ke kulit), meskipun
biasanya ditularkan melalui rute kulit-ke-kulit. Virus juga dapat menyebar dengan menyentuh
sesuatu yang telah terkontaminasi HPV dan kemudian menyentuh kulit, tetapi tidak diketahui
apakah, atau seberapa sering, hal ini terjadi. Cara penularan lain terjadi ketika seseorang
menginfeksi dirinya atau menjadi cara penularan yang langka. Penularan paling sering terjadi
melalui kontak orang ke orang. Namun, kecil kemungkinan penularan HPV dapat terjadi
tanpa terdeteksi.
sendiri, disebut auto inoculation, meskipun ini dianggap Auto inoculation Metode penularan
virus yang terjadi ketika seseorang menginfeksi dirinya atau ketika tingkat virus dalam tubuh
rendah atau dirinya sendiri.

HPV adalah jenis virus yang cukup lazim. Jenis yang berbeda dapat menyebabkan
kutil atau pertumbuhan sel yang tidak normal (displasia) dalam atau di sekitar leher rahim
atau dubur yang dapat menyebabkan kanker leher rahim atau dubur.
Kutil-kutil ini pada umumnya tumbuh di permukaan kulit yang lembab dan di daerah
sekitar alat kelamin sehingga disebut kutil kulit dan kutil kelamin. Infeksi HPV pada
alat kelamin dapat disebarkan melalui hubungan seks, sedangkan penularan kutil kulit
pada tangan atau kaki dapat terjadi tanpa hubungan seks (penularannya dapat melalui
sentuhan atau penggunaan barang secara bersama)
2.3 Epidemiologi

Infeksi HPV ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu lokasi lesi, jumlah virus, cara dan
beratnya kontak, kondisi umum, dan status imunologis spesifik terhadap HPV dari individu
yang terpajan. Peran imunitas dan genetik dalam kerentanan terhadap infeksi HPV masih
belum dipahami dengan lengkap. Penurunan frekuensi warts seiring dengan peningkatan
umur mengimplikasikan berkembangnya kekebalan seiring dengan waktu.

Penelitian eksperimental terhadap hewan menunjukkan bahwa kerentanan terhadap


virus berhubungan dengan keberadaan antibodi antikapsid. Imunoglobulin G (IgG) serum
dari hewan yang kebal menunjukkan proteksi melalui transfer pasif. Hal itu menunjukkan
bahwa jumlah antibodi berhubungan dengan resistansi terhadap infeksi dan membatasi
penyebaran infeksi.

Meskipun imunitas humoral juga berkontribusi terhadap resistansi infeksi, imunitas


selular pejamu memegang peran penting dalam regresi wart. Individu dengan penurunan
imunitas seluler rentan terhadap infeksi HPV dan lebih resistan terhadap terapi. Warts sering
didapatkan pada pasien transplantasi ginjal dan organ yang menerima terapi imunosupresif,
yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko keganasan kulit.

Infeksi HPV terjadi di seluruh dunia dan mengenai semua umur. Warts kutan paling
sering didapatkan pada anak-anak sampai umur 20 tahun, dengan 30-70% anak usia sekolah
pernah menderita warts kutan. Sekitar 6,2 juta orang terinfeksi HPV tiap tahun individu
dengan infeksi klinis maupun subklinis merupakan reservoir HPV, selain lingkungan.
Insidensi wartls nongenital terjadi pada anak dan dewasa muda sekitar 10%.
Sebagian besar respiratory (laryngeal) papillomatosis (RP) terjadi pada bayi dan anak-
anak. Tipe HPV yang diisolasi dari papiloma di saluran pernapasan seringkali sama dengan
warts genital, terutama HPV-6 dan 11. Respiratory (laryngeal) papillomatosis pada anak-anak
diduga didapatkan saat persalinan. Meskipun telah didapatkan hubungan epidemiologis dari
kondiloma pada ibu dari bayi yang menderita RP, warts serviks dan genital sering terjadi
pada wanita usia subur dan RP pada bayi jarang.

Karena operasi sesar tidak sepenuhnya melindungi, sehingga tidak direkomendasikan


secara rutin. Usaha terapi menurunkan infeksi HPV sebaiknya dilakukan sebelum persalinan.
Warts oral dan saluran pernapasan pada dewasa biasanya merupakan konsekuensi dari
kontak. oral-genital dan merupakan faktor risiko perkembangan kanker orofaring yang
berhubungan dengan HPV, terutama HPV-16.

2.4 Etiologi

Papillomavirus (PV) terdiri dari famili virus DNA yang menginfeksi manusia dan
spesies lain. Papillomavirus (PV) sangat spesifik terhadap pejamu. Human Papillomavirus
(HPV) hanya menginfeksi manusia. Genom PV berada dalam partikel virus sebagai a single,
covalently closed circle of double-stranded DNA.

Masing-masing genom tersusun oleh hampir 8.000 pasangan basa nukleotida. Gen PV
mengode 8-9 protein, yang disebut E (early) dan L. (late). Protein E berperan untuk replikasi
DNA virus. E6 mengeliminasi fungsi p53 terutama pada tipe high risk (HR) dan mengubah
transkripsi. E7 menginduksi proliferasi dengan menonaktifkan fungsi pRb dan CKI, E6 dan
E7 pada tipe HR berperan pada imortalitas sel.

Gen L1 dan L2 mengode protein struktural yang membentuk lapisan luar (kapsid)
virion yang merupakan partikel virus yang infeksius. Ukuran virion sekitar 55 nm. (EV) dan
individu imunokompromais. PV juga diklasifikasikan menurut filogenetik berdasarkan
hubungan sekuen DNA. Genus a meliputi tipe kutan dan mukosa genital dan genus 8
terutama pada EV.

Pembagian yang penting lain adalah berdasarkan potensi keganasan. Tipe high risk
(HR) mempunyai potensi menimbulkan keganasan, seperti HPV-5, -8, -16, -18, 31,-33, -45, -
52,-58. Tipe low-risk (LR) mempunyai potensi yang rendah untuk menimbulkan keganasan,
misalnya HPV -6, -11.
2.5 Patogenesis

Infeksi HPV terjadi melalui inokulasi virus ke dalam epidermis melalui pertahanan
epidermis yang rusak (tidak utuh), misal maserasi atau karena kerusakan mekanis, Perlekatan
virion HPV terhadap heparin sulfate proteoglycans di membran basalis diperlukan untuk
mengawali infeksi.

Furin protease memecah L2, menginduksi perubahan konformasi sehingga terjadi


pengikatan pada reseptor sel basal. Untuk infeksi yang persisten, virus memasuki sel punca
atau mengubah sel yang terinfeksi menjadi sel yang menyerupai sel punca. Setelah masuk,
kopi genom virus dipertahankan sebagai plasmid ekstrakromosom atau episom dalam nukleus
sel basal yang terinfeksi. Ketika sel membelah, genom virus juga bereplikasi dan menjadi sel
progeny yang memindahkan infeksi virus ke lapisan epitel yang mengalami diferensiasi.

Ekspresi RNA virus (transkripsi) sangat rendah sampai lapisan Malpighi, tempat
sintesis DNA dan amplifikasi genom menghasilkan ratusan sampai ribuan kopi tiap sel.
Protein kapsid virus L1 dan L2 disintesis di lapisan epitel lebih atas dan menggabung menjadi
kapsid yang sangat kompak dan stabil.

DNA virus baru terbungkus kapsid, dan virion yang matur terakumulasi di nukleus dari
lapisan yang lebih atas. Protein E1-E4 menginduksi filamen keratin sitoplasma yang
mengelilingi nukleus yang mengandung virus menjadi kolaps. Hal itu diduga akan
menfasilitasi pengeluaran virion dari keratinosit/korneosit sehingga virus dapat berinokulasi
ke sisi sebelahnya atau ke lingkungan.

Karakteristik epitel yang terinfeksi HPV berupa hyperplastic prickle layer (akantosis),
dengan stratum korneum mengandung satu atau dua lapis sel parkeratosis. Papila dermis
memanjang, tepi dermis menjadi tajam. Koilocytes, yang merupakan sel skuamosa matur
dengan daerah perinuklear terang dan besar, bisa tersebar di lapisan luar. Nukleus membesar
dan hiperkromatis, sering terlihat nukleus dobel. Pemeriksaan ultrastruktur menunjukkan
virus tampak di dalam nukleus.

HPV tidak mempunyai envelope lipoprotein. Envelope virus rentan terhadap


pembekuan, pemanasan, dan dehidrasi karena alkohol. Virion HPV resistan terhadap desikasi
dan deterjen nomoxynol-9, tetapi formalin, deterjen kuat seperti sodium dodecyl sulfate atau
temperatur tinggi yang lama, menurunkan infektivitas virus. PV tetap infeksius selama
beberapa tahun jika disimpan dalam gliserol pada suhu ruangan atau dalam nitrogen liquid.
Setelah inokulasi, veruka muncul dalam waktu 2-9 bulan. Hal itu menunjukkan bahwa
periode infeksi subklinis relatif lama. Dari lesi awal bisa terjadi inokulasi ke sekitarnya dalam
waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan. Autoinokulasi bisa terjadi di jari dan
mukosa. Lesi baru biasanya lebih banyak mengandung virus daripada lesi lama Kopi episom
virus rendah dan protein kapsid LI dan L2 tidak terekspresi di epitel bagian bawah dari varts,
diferensiasi epitel yang terinfeksi memengaruhi transkripsi virus, inisiasi sinyal sintesis DNA
virus dan assembly virion.

Kapsid protein tidak terobservasi di sel malignan yang terinfeksi HPV. Jumlah HPV
dalam kultur terbatas, sehingga kultur HPV merupakan suatu proses yang menyita waktu,
teknik sulit, mahal, dan terbatas hanya pada laboratorium penelitian. Sehingga, kultur HPV
bukan merupakan tes diagnostik praktis.

Penyebaran infeksi HPV bisa melalui kontak langsung, tetapi partikel virus, dilepaskan
dari permukaan epitel seperti keratinosit, dapat menetap di lingkungan dalam waktu yang
tidak diketahui berapa lama, yang di kemudian hari kemungkinan menginfeksi orang lain.
Setelah infeksi terjadi, memerlukan beberapa bulan untuk menimbulkan kelainan yang bisa
terlihat.

Pencegahan terhadap infeksi baru bisa melalui netralisasi antibodi. Vaksin anti-HPV,
yang diproduksi dari protein kapsid LI yang diintegrasikan ke dalam virus-like particle,
menyebabkan respons humoral melawan partikel virus.

2.6 Manifestasi Klinis

a. Warts Kutaneus (Veruka Vulgaris)

Warts (veruka/kutil) sering diklasifikasikan berdasarkan lokasi anatomis atau


morfologi. Common warts (veruka vulgaris) berupa papul atau nodul tunggal atau multipel,
berskuama, permukaan kasar, bergerigi, biasanya pada tangan atau jari atau di tempat lain.
Veruka mungkin berbentuk filiformis dan menyerupai tanduk.

Flat warts (veruka plana) berupa papul yang puncaknya flat, berukuran 1-4 mm, agak
meninggi, skuama minimal, biasanya pada wajah, tangan, dan tungkai bawah. Plantar warts
dan palmar warts berupa papul tebal, endofitik, dan hiperkeratotik, biasanya sakit pada
penekanan. Punctate black dots (seeds) yang merupakan trombosis kapiler tampak jika
dilakukan pemotongan permukaan luar keratin.
Mosaic warts merupakan hasil penggabungan plantar atau palmar warts yang
membentuk plak besar. Butcher's warts merupakan papul verukosa, biasanya multipel, pada
dorsum tangan, palımar, atau periungual dan jari-jari pada pemotong daging, biasanya akibat
infeksi HPV -7.

A) Terapi Oleh Pasien (Home Therapy)

Syarat terapi oleh pasien sendiri, yaitu pasien harus bisa melihat jelas dan menjangkau
lesinya dan bisa mengaplikasikan terapi dengan baik.

1. Podophyllotoxin (0.15% krim atau 0.5% solusio)

Podophyllotoxin merupakan agen kemoterapi yang merupakan antimitotik dan


sitotoksik menyebabkan nekrosis warts. Meskipun podophyllin resin topikal telah
digunakan secara luas untuk warts anogenital, potensinya bervariasi. Podophylin tidak
boleh diberikan pada wanita hamil. Bathing purified podophylotoxin (Condylox)
digunakan untuk warts perianal. Podofilox 0,5% solusio atau gel diaplikasikan 2 kali
sehari selama 3 hari diikuti istirahat 4 hari, bisa diberikan selama 4 minggu. Tidak perlu
pencucian setelah aplikasi. Clearance rate (CR) 45-83% dan recurrence rate (RR) 6-100%
.

2. Imiquimod 5%

Imiquimod, merupakan stimulator poten interferon, mengaktivasi Toll like


receptors 7 dan 8, dan merupakan modifier respons imun selular telah diusulkan untuk
terapi marts genital, tetapi beberapa laporan mengatakan cure rate rendah daripada
modalitas terapi fisik, walaupun ada studi yang mengatakan resolusi lebih dari 90%.

Imiquimod kurang efektif untuk warts kutaneus. Imiquimod 5% krim diaplikasikan


pada lesi 3 kali per minggu (tiap dua malam sekali) selama 16 minggu. Pencucian perlu
dilakukan setelah 6-10 jam. Efek samping berupa eritema, iritasi, ulserasi, nyeri, dan
inflamasi. CR 35-68% dan RR 6-26%, Imiquimod dan podofilox sebaiknya tidak
digunakan untuk warts perianal, rektal, uretral, vaginal, servikal, dan kehamilan.

3. 5-fluorouracil (5-FU)

5-fluorourasil merupakan antimetabolit, antineoplastik, dan imunostimulator. 5-FU


topikal digunakan untuk tearts kutaneus dan genital, dan sangat efektif untuk plantar
warts jika dilakukan secara oklusi. Tetapi tidak lagi direkomendasikan untuk penggunaan
rutin.

4. Sinecatechin

Sinecatechins ointment 10% (di Eropa) dan 15% ointment (di Amerika)
mengandung preparat teh hijau catechins (sinecatechins). Mekanisme kerja melalui
antiproliferatif. Diaplikasikan 3 kali sehari sampai terjadi clearance komplit atau sampai 4
bulan. Tidak bisa digunakan sistemik atau selama kehamilan. CR 47-59% setelah terapi
12-16 minggu. RR 7-11% setelah diikuti 12 bulan. Efek samping lokal berupa eritema,
rasa terbakar, gatal, dan nyeri pada tempat aplikasi.

B) Terapi Oleh Tenaga Medis (Office Therapy)

NTerapi oleh tenaga medis meliputi terapi topikal, yaitu cryotherapy, podophylin resin,
trichloroacetic acid (TCA), bochloroacetic acid (BCA); terapi eksisi, yaitu curettage,
electrosurgery, scissors excision, shave excision, laser vaporization; atau terapi injeksi, yaitu
interferon, 5-fluorouracillephinephrine implan gel.

1. Trichloroacetic acid (TCA)

Kaustik dari asam seperti asam salisilat, asam laktat, trichloroacetic acid (TCA),
menghancurkan dan mengelupas kulit yang terinfeksi. TCA atau bichloroacetic acid
(BCA) 80-90% solusio digunakan pada pada warts kecil. Terapi bisa diulang tiap minggu
sampai 6 minggu. Cairan mempunyai viskositas rendah dan iritatif sehingga perlu
melindungi jaringan sekitar yang normal. CR 56-81% dan RR 36%. TCA bisa digunakan
untuk wanita hamil (Léonard et al., 2014; Winer & Koutskey, 2008).

2. resin podofilin

Podophyllin resin 10-25% solusio dalam etanol atau tincture dalam benzoin,
pemberian dilakukan sebanyak 0,5 ml atau 10 cm sekali terapi untuk mencegah efek
sistemik seperti penekanan sumsum tulang. Terapi dilakukan tiap 1-2 minggu selama 6
minggu (Léonard et al., 2014; Winer & Koutskey, 2008).

3. Krioterapi

Cryotherapy nitrogen cair menggunakan cotton tip atau spray selama 10-20 detik
merupakan standar terapi dan efektif bagi kebanyakan orang.
2.7 Diagnosis

Warts biasanya bisa didiagnosis melalui gambaran klinis tanpa konfirmasi


pemeriksaan histologis atau pemeriksaan penunjang yang lain. Jika secara klinis meragukan
bisa dilakukan pemeriksaan penunjang histopatologis atau pemeriksaan penunjang yang lain
Pemeriksaan histologis warts menunjukkan akantosis, hipergranulosis, dan hiperkeratosis
epidermis. Keratinosit dari lapisan granular atas dapat menunjukkan koilositosis dengan
sitoplasma yang jelas dan inti twisted dan padat Deteksi DNA HPV oleh PCR atau in situ
hibridisasi akan mengonfirmasi diagnosis tetapi tidak digunakan untuk perawatan klinis
standar.

HPV tidak bisa dikultur di laboratorium dari sampel klinis. Immnunologic assay tidak
adekuat untuk mendeteksi infeksi HPV. Yang terpercaya untuk diagnosis adalah metode
molekular untuk mendeteksi asam nukleat dari spesimen klinis. Ada beberapa metode yaitu
hybridization, hybrid capture, dot blot, dan PCR.

Terapi Managemen Warts Dittukan Oleh Derajat Ketidaknyamanan Fisik Dan


Emosional, Luas Dan Lamanya Lesi, Status Imunologis Pasien, Keinginan Pasien
Terhadap Terapi, Usia, Lokasi Lesi, Jumlah Lesi, Dan Risiko Penulaman Ke Orang
Lain. Walaupun Sudah Diterapi, Rekurensi Sering Terjadi (Winer & Koulskey, 2008;
Androphy & Kirnbauer, 2012). Kutil Kecil Dan Baru (Kurang Dari 1 Tahun)
Berespon Baik Terhadap Terapi Dibandingan Kywi Yang Yang Besar Dan Sudah
Berlangsung Lama. Laju izin (CR) Setelah Terapi Berkisar 23% Sampai 94%.
BAB 3

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Human Papilloma Virus (Ca. Serviks)

A. Pengkajian Keperawatan

1. Identitas Pasien

Meliputi nama pasien, tempat tanggal lahir, usia, status perkawinan, pekerjaan, jumlah anak,
agama, alamat, jenis kelamin, pendidikan terakhir, asal suku bangsa, tanggal masuk rumah
sakit, nomor rekam medik, nama orangtua dan pekerjaan orang tua.

2. Identitas penanggung jawab

Meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan, hubungan dengan pasien.

3. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Biasanya pasien datang kerumah sakit dengan keluhan seperti pendarahan intra servikal dan
disertai keputihan yang menyerupai air dan berbau . Pada pasien kanker serviks post
kemoterapi biasanya datang dengan keluhan mual muntah yang berlebihan, tidak nafsu
makan, dan anemia.

b. Riwayat kesehatan sekarang

Kanker servikas pasien pada stadium awalnya tidak merasakan keluhan yang mengganggu,
baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti keputihan yang berbau
busuk, perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, rasa nyeri disekitar vagina, nyeri
pada panggul. Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami keluhan mual
muntah berlebihan, tidak nafsu makan, dan anemia.
c. Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya pada pasien kanker serviks memiliki riwayat kesehatan dahulu seperti riwayat
penyakit keputihan, riwayat penyakit HIV/AIDS.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Biasanya riwayat keluarga adalah salah satu faktor yang paling mempengaruhi karena kanker
bisa dipengaruhi oleh kelainan genetika. Keluarga yang memiliki riwayat kanker didalam
keluarganya lebih berisiko tinggi terkena kanker dari pada keluarga yang tidak ada riwayat di
dalam keluarganya.

4. Keadaan psikososial

Biasanya tentang penerimaan pasien terhadap penyakitnya serta harapan terhadap pengobatan
yang akan dijalani, hubungan dengan suami/keluarga terhadap pasien dari sumber keuangan.
Konsep diri pasien meliputi gambaran diri peran dan identitas. Kaji juga ekspresi wajah
pasien yang murung atau sedih serta keluhan pasien yang merasa tidak berguna atau
menyusahkan orang lain.

5. Data khusus

a. Riwayat Obstetri dan Ginekologi

Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien dengan kanker serviks yang perlu diketahui
adalah:

1) Keluhan haid

Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab kanker serviks tidak pernah
ditemukan sebelum menarche dan mengalami atropi pada masa menopose. Siklus menstruasi
yang tidak teratur atau terjadi pendarahan diantara siklus haid adalah salah satu tanda gejala
kanker serviks.

2) Riwayat kehamilan dan persalinan

Jumlah kehamilan dan anak yang hidup karna kanker serviks terbanyak pada wanita yang
sering partus, semakin sering partus semakin besar resiko mendapatkan karsinoma serviks.

b. Aktivitas dan Istirahat

Gejala :
1) Kelemahan atau keletihan akibat anemia.

2) Perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan tidur pada malam hari.

3) Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas dan keringat malam.

4) Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen

lingkungan dan tingkat stress yang tinggi.

c. Integritas ego

Gejala: faktor stress, menolak diri atau menunda mencari pengobatan, keyakinan religious
atau spiritual, masalah tentang lesi cacat, pembedahan, menyangkal atau tidak mempercayai
diagnosis dan perasaan putus asa.

d. Eliminasi

Perubahan pada pola defekasi, perubahan eliminasi, urinalis, misalnya nyeri.

e. Makan dan minum

Kebiasaan diet yang buruk, misalnya rendah serat, tinggi lemak, adiktif, bahan pengawet.

f. Neurosensori

Gejala : pusing, sinkope.

g. Nyeri dan kenyamanan

Gejala : adanya nyeri dengan derajat bervariasi, misalnya ketidaknyamanan ringan sampai
nyeri hebat sesuai dengan proses penyakit.

h. Keamanan

Gejala : pemajanan zat kimia toksik, karsinogen.

Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi.

i. Seksualitas

Perubahan pola seksual, keputihan(jumlah, karakteristik, bau), perdarahan sehabis senggama.

j. Integritas sosial

Ketidaknyamanan dalam bersosialisasi, perasaan malu dengan lingkungan, perasaan acuh .


k. Pemeriksaan penunjang

Sitologi dengan cara pemeriksaan pap smear, koloskopi, servikografi, pemeriksaan visual
langsung, gineskopi . Selain itu bisa juga dilakukan pemeriksaan hematologi karna biasanya
pada pasien kanker serviks post kemoterapi mengalami anemia karna penurunan hemaglobin.
Nilai normalnya hemoglobin wanita 12-16 gr/dl.

l. Pemeriksaan fisik

1) Kepala

Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi mengalami rambut rontok dan mudah
tercabut

2) Wajah

Konjungtiva anemis akibat perdarahan.

3) Leher

Adanya pembesaran kelenjar getah bening pada stadium lanjut.

4) Abdomen

Adanya nyeri abdomen atau nyeri pada punggung bawah akibat tumor menekan saraf
lumbosakralis .

5) Ekstermitas

Nyeri dan terjadi pembengkakan pada anggota gerak (kaki).

6) Genitalia

Biasanya pada pasien kanker serviks mengalami sekret berlebihan, keputihan, peradangan,
pendarahan dan lesi . Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami
perdarahan pervaginam.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul menurut SDKI, kemungkinan masalah yang
muncul adalah sebagai berikut :

1. D.0078 Nyeri kronis berhubungan dengan penekanan saraf

2. D.0019 Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan


3. D.0009 Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin

C. Intervensi

No No Dx Kep Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


(SDKI) keperawatan Hasil
1. D.0078 Nyeri kronis b.d Setelah dilakukan Manajemen nyeri
penekanan saraf asuhan keperawatan I.08238
selama 6x24 jam 1.1 Identifikasi lokasi,
diharapkan pasien karakteristik,
mampu untuk durasi, frekuensi,
mengontrol dan kualitas, dan
menunjukkan tingkat intensitas nyeri
nyeri dengan kriteria 1.2 Identifikasi skala
hasil : nyeri
1. Mengenal faktor- 1.3 Identifikasi
faktor penyebab respons nyeri
nyeri nonverbal
2. Melakukan 1.4 Kontrol
tindakan lingkungan yang
manajemen nyeri memperberat rasa
dengan teknik nyeri
nonfarmakologis 1.5 Fasilitasi istirahat
3. Melaporkan dan tidur
nyeri, frekuensi, 1.6 Jelaskan penyebab,
dan lamanya periode, pemicu
4. Tanda-tanda vital nyeri
dalam 1.7 Ajarkan teknik
5. rentang normal nonfarmakologis
6. Klien untuk mengurangi
melaporkan nyeri nyeri
berkurang 1.8 Kolaborasi
dengan skala 1-2 pemberian
dari 10 atau nyeri analgetik
ringan
7. Ekspresi wajah
tenang
8. Klien dapat
istirahat dan tidur
2. D.0009 Perfusi perifer Setelah dilakukan Perawatan Sirkulasi
tidak efektif b.d asuhan keperawatan I.02079
penurunan selama 6x24 jam 3.1 Periksa sirkulasi
konsentrasi diharapkan perfusi perifer
hemoglobin perifer efektif dengan 3.2 Identifikasi faktor
kriteria hasil : resiko gangguan
1. Tekanan systole pada sirkulasi
dan diastole 3.3 Monitor adanya
dalam rentang panas, kemerahan
normal nyeri atau
2. Tidak ada bengkak
ortostatik ekstermitas
hipertensi3. Kapilarirefil 3.4 Catat hasil lab Hb
<2 dan Ht
detik 3.5 Lakukan hidrasi
3.6 Jelaskan kepada
pasien dan
keluarga tentang
tindakan
pemberian tranfusi
darah
3.7 Kolaborasi
pemberian tranfusi
darah
3. D.0019 Defisit nutrisi Setelah dilakukan anajemen Nutrisi
b.d asuhan keperawatan I.03119
ketidakmampua selama 6x24 jam 2.1 Identifikasi status
n diharapkan nutrisi
menelan kebutuhan nutrisi 2.2 Identifikasi adanya
makanan terpenuhi dengan alergi atau adanya
kriteria hasil : intoleransi
1. Tidak ada makanan
penurunan berat 2.3 Monitor asupan
badan makanan
2. Mampu 2.4 Monitor berat
mengidentifikasi badan
kebutuhan nutrisi 2.5 Monitor hasil dari
3. Tidak ada tanda- pemeriksaan
tanda malnutrisi laboratorium
Menunjukkan 2.6 Berikan makanan
peningkatan tinggi protein dan
fungsi tinggi kalori
pengecapan dari 2.7 Anjurkan pasien
menelan makan sedikit tapi
4. Asupan cairan sering
secara 2.8 Anjurkan posisi
oral/intravena/pe duduk saat makan,
renteral jika mampu
sepenuhnya 2.9 Kolaborasi dengan
adekuat ahli gizi untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika
perlu
E. Implementasi

Implementasi adalah tindakan dari rencana keperawatan yang telah disusun dengan
menggunakan pengetahuan perawat, perawat melakukan dua intervensi yaitu
mandiri/independen dan kolaborasi/interdisipliner. Tujuan dari implementasi antara lain
adalah: melakukan, membantu dan mengarahkan kinerja.

F. Evaluasi

Evaluasi merupakan sebagai penialian status pasien dari efektivitas tindakan dan pencapaian
hasil yang diidentifikasi terus pada setiap langkah dalam proses keperawatan, serta rencana
perawatan yang telah dilaksanakan. Tujuan dari evaluasi adalah untuk melihat dan menilai
kemampuan klien dalam mencapai tujuan, menentukan apakah tujuan keperawatan telah
tercapai atau belum, serta mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa
dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan pasien.

1. Evaluasi Formatif

Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien segera pada saat setelah
dilakukan tindakan keperawatan. Ditulis pada catatan perawat.

2. Evaluasi Sumatif

Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan sesuai waktu pada
tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan.
BAB 4

ASUHAN KEPERAWATAN

HUMAN PAPILLOMA VIRUS (CA. SERVIKS)

A.Pengkajian

1) Biodata

a. Biodata Pasien

Nama: Tania safia

Umur: 25 tahun

Tempat/tgl lahir: Surabaya ,24 Maret 1998

Suku: Jawa

Agama: Islam

Status: menikah

Pendidikan: Tamat SMA

Kebangsaan: Indonesia

Pekerjaan: Ibu rumah tangga

Diagnosa: ca. Serviks

Nomer register: 236478

MRS: 1 februari 2023


Tgl Pengkajian 1 februari 2023

b. Biodata Penanggung Jawab

Nama : Tn. S

Usia : 41 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Hubungan dengan klien : ayah

2) Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

Pasien mengatakan nyeri di area sekitar pangul.

b. Alasan Masuk Rumah Sakit

Keluarga pasien mengatakan ny. T merasa kesakitan di perut bagian bawah,

sejak seminggu dan sebelum dibawah ke Rumah Sakit. Sehingga pasien tersebut diantar ke

Rumah Sakit Umum dai daerah surabaya oleh keluarganya pada tanggal 1 februari 2023.

c. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengatakan pada seminggu yang lalu klien merasakan nyeri pada saat buang air
kecil. Selama 5 hari klien melakukan perawatan di Rumah Sakit , selama perawatan klien
tidak mengalami perubahan, dan dirujuk ke rumah sakit umum dilakukan pemeriksaan.

Saat dilakukan pemeriksaan klien mengatakan nyeri abdomen bagian bawah dan nyeri
pada saat BAK dan BAB, nyeri terasa saat berkemih,nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-
tusuk, nyeri terasa dibagian perut dengan skala 8 (berat), nyeri semakin meningakat jika
berkemih dan hilang pada saat beristirahat ataupun tidur, klien mengatakan susah tidur karena
nyeri yang dirasakan, klien mengatakan tidur selama 3 jam, klien mengatakan saat
beraktivitas klien dibantu oleh keluarganya karena nyeri dibagian perut ketika bangun.

Selama ini klien tidak tahu tentang penyakit yang dialaminya. Keadaan klien terlihat
menangis dan lemah. Personal hygiene, BAK dan BAB klien telah dibantu oleh
keluarganya. Klien selalu bertanya pada perawat dan terlihat kebinggungan tantang penyakit
yang dialaminya. klien terlihat bingung dan selalu bertanya kepada perawat tentang
penyakitnya, klien terlihat pucat, leukosit klien 16-20 LPB.

d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Pengkajian yang didapatkan klien tidak memiliki riwayat penyakit seperti ini. Namun, Klien
memiliki riwayat imunisasi yang lengkap. Sebelumnya klien tidak pernah dirawat di rumah
sakit. Klien tidak ada alergi terhadap obat – obatan dan makanan tertentu.

e.Riwayat Kesehatan Keluarga

Dari pengkajian yang didapatkan dalam keluarga, klien mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit seperti asma, bronchitis, TBC, hipertensi, penyakit jantung, stroke, diabetes mellitus
dan gangguan emosional.

f. Riwayat obstetric

a) Riwayat menstruasi

Menarche : 14 Tahun

Banyaknya : Tidak menentu

Siklus : Tidak teratur

Lamanya : 4 – 5 hari

Keluhan : Nyeri perit bagian bawah

HPHT : lupa

g. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Klien tidak ada riwayat kehamilan.


Gambar 4.1 Genogram 3 generasi klien (sumber dari klien Ny.T)

Keterangan:

Keterangan:

Generasi 1 Orang tua klien masih hidup dan sehat

Generasi 2 Keluarga klien mengatakan klien anak ke lima (5) dari 7 bersaudara

Generasi 3 Klien belum berkeluarga saat ini

h. Keadaan kesehatan umum

1) Keadaan umum : lemah

2) Kesadaran : compos mentis

3) Tanda – tanda vital

a) Tekanan darah : 100 / 80

b) Suhu : 36,5℃

c) Nadi : 80x/menit

d) Pernapasan : 20 x/ menit

4 ) Tinggi badan dan berat badan

a) Tinggi badan : 156 Cm

b) Berat badan : 42 Kg

c) IMT : BB(kg)/TB(m)2 = 42/(2,43)2 = 17,28 ( Kurus )

5 ) Lingkar pergelangan tangan


a) Lingkar lengan atas : 20 cm

b) Lipat kulit trisep : 15 cm

f. Data Psiko-sosial

Sebelum sakit:

Klien klien mengatakan memiliki teman dekat, klien juga mengatakan sebelum sakit klien
tetap meminta bantuan pada keluarga. Namun, klien mengutamakan Yang Maha Kuasa
(Allah) sebagai penolong dalam setiap kesulitan, klien juga mengatakan ikut dalam kegiatan
kerja bakti ataupun yang lainnya.

Saat sakit:

Klien mengatakan tidak bisa melakukan kegiatan apapun. Klien mengatakan hanya meminta
bantuan kepada keluarga dan saudaranya. Klien mengatakan tidak memiliki masalah dalam
keuangan selama dirawat di rumah sakit.

g. Data Spiritual

Sebelum sakit :

Klien mengatakan selalu beribadah dan sholat lima waktu, klien juga mengatakan selalu
mengikuti keagamaan di lingkungannya seperti pengajian.

Saat sakit :

Klien mengatakan selama sakit hanya baring di tempat tidurnya, klien mengatakan tidak
pernah mengikuti kegiatan keagamaan seperti pengajian, klien mengatakanselama sakit tidak
pernah sholat lima waktu.

h. Pemeriksaan fisik

1) Kepala

Simetris, kepala bersih, penyebaran rambut merata, warna rambut hitam muka pucat, dan
kepala terasa pusing

Mata :

Sklera putih, konjungtiva anemis, palpebra tidak ada edema, refleks cahaya +, pupil isokor
dan tidak ada gangguan penglihatan.
Hidung :

Pernafasan cuping hidung tidak ada, posisi septum nasal simetris, lubang hidung bersih, tidak
ada penurunan ketajaman penciuman dan tidak ada kelainan

Rongga Mulut dan Lidah :

Warna bibir merah muda, lidah warna merah muda, mukosa lembab, ukuran tonsil normal,
letak uvula simetris ditengah

Pada saat pengkajian nampak tidak ada benjolan, distribusi rambut mudah rontok, kulit
kepala kotor, dan tidak ada nyeri tekan.

3) Telinga

Berdasarkan pengkajian kemampuan pendengaran pasien baik, tidak memakai alat bantu,
tidak ada tanda – tanda infeksi.

5) Mulut dan tenggorokan

Berdasarkan pengkajian Nampak mukosa bibir kering, pucat,Nampak gigi berkaries, Nampak
gusi berdarah, pasien mengatakan kadang merasa sakit saat mengunyah dan menelan.

6) Leher

Berdasarkan pengkajian pengkajian Nampak tidak ada massa,dan tidak ada pembesaran
limfe,tidak ada tekanan vena jugularis.

7) Payudara

Berdasarkan pengkajian Nampak keadaan aroela mamae normal, tidak ada nyeri tekan

8) Dada dan paru – paru

Berdasarkan pengkajian bentuk dada normal simetris antara kiri dan kanan, pengembangan
dada normal.

9) Abdomen

Berdasarkan pengakajian bentuk abdomen normal, terdapat nyeri tekan pada region delapan
hipogastrium, peristaltic usus

10) Ekstremitas

a) Ekstremitas atas : tonus otot lemah


b) Ekstremitas bawah : tonus otot lemah

11) Sistem Endokrin

a. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

b. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

c. Tidak ada trias DM

12) Personal Hygiene

a. Mandi 2 kali sehari

b. Keramas 3 hari sekali

c. Memotong kuku setiap 1 minggu sekali

d. Ganti pakaian 2 kali sehari

e. Sikat gigi 2 hari sekali

B. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


Kepetawatan
1. Data subjektif : Penurunan Perfusi perifer
 Pasien mengatakan konsentrasi tidak efektif
keluar darah hemoglobin (D.0009)
bergumpal dari kemaluan
 Pasien mengatakan
terkadang kepala
terasa pusing
Data Objektif :
 Pasien terlihat pucat
 Konjungtiva anemis
 CRT > 2 detik
 Hemoglobin 7,9 g/dl
 Hematokrit 24,5 %
2. Data subjektif : Kurang terpapar Ansietas
 Pasien mengatakan informasi (D.0080)
cemas akan kondisi
penyakitnya Pasien
mengatakan takut
perdarahan akan
terus terjadi
 Pasien mengatakan takut
penyakitnya
semakin memburuk setelah
kemoterapi
Data Objektif :
 Pasien sering
menanyakan tentang
kondisinya pada perawat
 Pasien terlihat murung
 Hasil pemeriksaan
patologi anatomi:
Kesimpulan :
Cervix, biopsi : carsinoma
cervix
invasive
3. Data subjektif : Penekanan Nyeri kronis
 Pasien mengatakan nyeri syaraf (D.0078)
perut bagian lumbosakralis
bawah
P : nyeri kanker serviks
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri perut bagian
bawah hingga
vagina
S : skala nyeri 4
T : hilang timbul
Data Objektif :
 Pasien terlihat meringis
ketika nyeri
timbul
 Nyeri tekan pada perut
bagian bawah
 TD : 140/80 mmHg
 N : 98 x/menit

C. Diagnosa Keperawatan

No Tanggal Diagnosa Keperawatan


ditemukan
1. 1 februari 2023 Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan
konsentrasi hemoglobin
(D.0009)
2. 1 februari 2023 Ansietas b.d kurang terpapar
informasi (D.0080)
3. 1 februari 2023 Nyeri kronis b.d penekanan syaraf
lumbosakrlis (D.0078)

D. Perencanaan Keperawatan

No Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


ditemukan Keperawatan Hasil Keperawatan
5 februari Perfusi perifer Setelah dilakukan Perawatan Sirkulasi
2023
tidak asuhan I.02079
efektif b.d keperawatan selama 1.1. Periksa sirkulasi
penurunan 6x24 jam perifer
konsentrasi diharapkan perfusi 1.2. Identifikasi
hemoglobin perifer efektif dengan faktor resiko
(D.0009) kriteria hasil : gangguan pada
1. Tekanan systole dan sirkulasi
diastole 1.3. Monitor adanya
dalam rentang normal panas,
TD : 120/80 mmHg kemerahan, nyeri
2. Tidak ada ortostatik atau
hipertensi bengkak ekstermitas
3. Kapilarirefil < 2 1.4. Catat hasil lab
detik Hb dan Ht
4. . Hemoglobin normal 1.5. Lakukan hidrasi
(10 g/dl) 1.6. Jelaskan kepada
pasien
dan keluarga tentang
tindakan pemberian
tranfusi darah
1.7. Berikan tranfusi
darah
2. 5 februari Nyeri kronis b.d Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
2023 penekanan syaraf asuhan I.08238
lumbosakrlis keperawatan selama 2.1. Identifikasi
(D.0078) 6x24 jam lokasi,
diharapkan pasien karakteristik, durasi,
mampu untuk frekuensi, kualitas,
mengontrol dan dan
menunjukkan intensitas nyeri
tingkat nyeri dengan 2.2. Identifikasi
kriteria skala nyeri
hasil : 2.3. Identifikasi
1. Mengenal faktor- respons nyeri
faktor non verbal
penyebab nyeri 2.4. Kontrol
2. Melaporkan nyeri, lingkungan yang
frekuensi, memperberat rasa
dan lamanya nyeri
3. Tanda-tanda vital 2.5. Fasilitasi
dalam istirahat dan
rentang normal tidur
TD : 120/80 mmHg 2.6. Jelaskan
Nadi :60-80 x/menit penyebab,
Suhu : 36,5-37⁰C periode, pemicu
RR : 16-20 x/menit nyeri
4. Klien melaporkan 2.7. Ajarkan teknik
nyeri nonfarmakologis
Berkurang dengan skala untuk
1-2 dari 10 mengurangi nyeri
atau nyeri ringan 2.8. Berikan
analgetik
3. 5 februari Ansietas b.d Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
2023 kurang asuhan I.09314
terpapar informasi keperawatan selama 3.1. Monitor tanda-
(D.0080) 1x24 jam tanda
diharapkan masalah ansietas
ansietas 3.2. Ciptakan
teratasi dengan kriteria suasana yang
hasil : terapeutik untuk
1. Pasien mampu menumbuhkan
mengidentifikasi dan kepercayaan
mengungkapkan gejala 3.3. Pahami situasi
cemas yang
2. Postur tubuh, membuat ansietas
ekspresi wajah, 3.4. Dengarkan
bahasa tubuh, dan dengan penuh
tingkat perhatian
aktivitas menunjukkan 3.5. Gunakan
berkurangnya pendekatan
kecemasan yang tenang dan
3. Tanda-tanda vital meyakinkan
dalam batas 3.6. Jelaskan
normal prosedur
TD : 120/80 mmHg termasuk sensasi
Nadi : 60-80 x/menit yang
Suhu : 36,5-37⁰C mungkin dialami
RR : 16-20 x/menit 3.7. Informasikan
secara
faktual mengenai
diagnosis,
pengobatan,
dan prognosis
3.8. Anjurkan
keluarga agar
tetap bersama
pasien, jika
perlu
3.9. Latih teknik
relaksasi
4. 5 februari Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen Energi
2023 aktivitas b.d asuhan I.05178
ketidakseimbangan keperawatan selama 3.1. Identifikasi
suplai dan 6x24 jam gangguan
kebutuhan diharapkan masalah fungsi tubuh yang
oksigen (D.0056) intoleransi mengakibatkan
aktivitas teratasi dengan kelelahan
kriteria 3.2. Monitor
hasil : kelelahan fisik
1. Berpartisipasi dalam dan emosional
aktivitas fisik tanpa 3.3. Monitor pola
disertai dan jam
Tujuan dan Kriteria tidur
Hasil 3.4. Monitor lokasi
peningkatan darah, nadi dan
dan ketidaknyamanan
RR saat
2. Mampu melakukan melakukan aktivitas
aktivitas 3.5. Fasilitasi duduk
sehari-hari secara
bertahap di sisi
3. Sirkulasi status baik tempat tidur, jika
4. Mampu berpindah tidak
dengan dapat berpindah atau
atau tanpa bantuan alat berjalan
5. Hemoglobin normal 3.6. Anjurkan tirah
(10 g/dl) baring
3.7. Anjurkan
melakukan
aktivitas bertahap
3.8. Anjurkan
menghubungi
perawat jika ada
tanda
dan gejala kelelahan
tidak berkurang
5. 5 februari Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi
2023 ketidakadekuatan asuhan I.14539
pertahanan tubuh keperawatan selama 4.1. Monitor tanda
sekunder 6x24 jam dan gejala
(imunosupresi) diharapkan tidak terjadi infeksi lokal dan
(D.0142) infeksi sistemik
dengan kriteria hasil : 4.2. Cuci tangan
1. Pasien bebas dari sebelum
tanda dan dan sesudah kontak
gejala infeksi dengan pasien dan
2. Menunjukkan lingkungan pasien
kemampuan 4.3. Jelaskan tanda
mencegah timbulnya dan
infeksi gejala infeksi
3. Jumlah leukosit 4.4. Jelaskan cara
dalam batas mencuci
normal tangan dengan benar
4.5. Anjurkan
(4,80-10,80 10^3/𝜇L) meningkatkan
4. Menunjukkan prilaku asupan nutrisi
hidup 4.6. Berikan
sehat antibiotik

E. Pelaksanaan Keperawatan

No Tanggal/jam Tindakan keperawatan Evaluasi Tindakan Paraf


1. 5 februari
2023 1.2. Menanyakan adanya Pasien mengatakan keluar
07.08 perdarahan pervaginam darah
bergumpal dari kemaluan
07.25 2.8. Memberikan obat Tidak ada reaksi alergi
injeksi P : nyeri kanker serviks
07.44 Asam Traneksamat 1 Q : seperti ditusuk-tusuk
amp/IV dan antrain 1 R :nyeri perut bagian
07.58 amp/IV bawah hingga
vagina
08.05 2.2. Mengkaji skala nyeri S : skala nyeri 4
berdasarkan PQRST T : hilang timbul
08.17 2.3. Melihat reaksi Ny.U terlihat meringis
nonverbal dari menahan sakit
08.22 ketidaknyamanan Ny.U mengatakan
2.6. Memberikan mengerti, dan
penjelasan dapat menyebutkan
tentang penyebab nyeri kembali
1.1. Melihat adanya tanda penyebab nyeri
dan CRT > 2 detik,
gejala gangguan sirkulasi konjungtiva anemis,
perifer muka pucat
2.7. Mengajarkan teknik Ny. U mengatakan merasa
relaksasi lebih
nafas dalam nyaman setelah
1.4. Melihat hasil
laboratorium melakukan nafas
(hemoglobin dan dalam secara berulang-
hematokrit) ulang
1.6. Menjelaskan kepada Hemoglobin 7,9 g/dl
pasien Hematokrit 24,5 %
dan keluarga tentang Ny.U dan keluarga
tindakan memahami
pemberian tranfusi darah pentingnya tranfusi darah
3.8. Mendorong keluarga Keluarga pasien
untuk mengatakan akan
menemani pasien selalu menemani pasien
1.5. Memasang Ny. U telah dipasang
perlengkapan blood set
tranfusi dengan Nacl 0.9 % 20 tpm
TD : 130/80 mmHg
3.1. Mengukur tanda- N :84x/menit
tanda vital Suhu : 36,4⁰C
RR :18x/menit
1.7. Memberikan tranfusi Ny.U dan keluarga
darah memahami dan
dapat menyebutkan tanda
4.1. Melihat hasil dan gejala
laboratorium alergi darah dan akan
(leukosit) melapor jika
salah satu tanda muncul
3.1 Melihat tanda gejala Ny.U terpasang tranfusi
cemas darah
Golongan Darah : O
3.6. Menjelaskan prosedur No.PDUT : 14968
yang Jenis tranfusi : PRC
akan dilakukan selama Volume : 265 cc
pengobatan Leukosit : 15,86 10^3/𝜇L
4.3. Menjelaskan tanda Ny.U terlihat murung dan
dan gejala
infeksi ekspresi
wajah sedih
Ny.U mengatakan paham
dengan
prosedur yang akan
dilakukan dan
akan mengikuti
pengobatan yang
telah diberikan oleh dokter
Ny.U dan keluarga
memahami tanda
dan gejala infeksi
2. 07/02/2023
07.08 1.4. Melihat hasil T : hilang timbul
laboratorium Ny.U mengatakan teknik
07.25 (hemoglobin dan leukosit) distraksi
2.2. Mengkaji skala nyeri nyeri yang dapat
07.44 berdasarkan PQRST dilakukan seperti
2.8. Memberikan obat menyanyi, memabaca,
07.58 injeksi menonton.
Asam Traneksamat 1 Ny.U mengatakan jika
08.05 amp/IV nyeri timbul,
dan antain 1 amp/IV pasien akan menarik nafas
08.17 1.2. Menanyakan tentang dalam
adanya melalui hidung
08.22 perdarahan pervaginam menahannya sebentar
1.5. Mengganti cairan dan menghembuskan
infus secara perlahan.
2.3. Mengukur tanda- lewat mulut
tanda vital Tidak ada reaksi alergi
Ny.U mengatakan masih
1.7. Memberikan tranfusi keluar darah
darah bergumpal dari kemaluan
Telah terpasang blood set
dan cairan
telah diganti Nacl 0,9 %
20 tpm
TD : 110/80 mmHg
N : 78x/menit
RR:18x/menit
Suhu : 36,8⁰C
Ny.U dan keluarga
memahami dan
dapat menyebutkan tanda
dan gejala
alergi darah dan akan
melapor jika
salah satu tanda muncul
Ny.U terpasang tranfusi
darah
Golongan Darah : O
No.PDUT : 14722
Jenis tranfusi : PRC
Volume : 255 cc
3. 08/02/2023
Ny.U mengatakan dapat
07.05 2.5. Menanyakan tentang tidur
pola nyenyak dan tidak ada
07.15 tidur pasien gangguan pola
tidur
2.8. Memberikan obat Tidak ada reaksi obat
07.34 injeksi Ny.U mengatakan
Asam Traneksamat 1 sekarang darah
07.44 amp/IV hanya keluar sedikit
dan antain 1 amp/IV P : nyeri kanker serviks
07.55 1.2. Menanyakan adanya Q : seperti ditusuk-tusuk
perdarahan pervaginam R : nyeri perut bagian
2.2. Mengkaji skala nyeri bawah
08.02 berdasarkan PQRST hingga vagina
S : skala nyeri 3
08.15 2.7. Menganjurkan pas T : hilang timbul
ien untuk Pasien dapat
menggunakan teknik mempraktekkan teknik
relaksasi relaksasi nafas dalam
nafas dalam secara berulang
4.5. Menganjurkan pasien Ny.U mengatakan banyak
untuk makan
menjaga asupan nutrisi terutama susu dan buah-
2.3. Mengukur tanda- buahan
tanda vital TD : 120/70 mmHg
N: 80x/menit
4.
2.8. Memberikan obat Tidak ada reaksi alergiy.U
injeksi mengatakan perdarahan
Asam Traneksamat 1 telah
amp/IVdan antain 1 berhenti
amp/IV Ny.U dan keluarga
1.2. Menanyakan tentang mengatakan
adanya paham dan akan
perdarahan melaporkan kepada
1.3. Menganjurkan pasien perawat jika terjadi tanda
dan dan gejala
keluarga memonitor tanda perdarahan
dan TD : 110/70 mmHg
gejala perdarahan N: 76x/menit
2.3. Mengukur tanda- RR : 18x/menit
tanda vital Suhu :36,4⁰C
1.4. Melihat hasil Hemoglobin : 10,7 g/dl
laboratorium Hematokrit : 28,7 %
2.2. Mengkaji skala nyeri Leukosit : 14,76 10^3/𝜇L
Ny.U mengatakan nyeri
berkurang
P : nyeri kanker serviks
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri perut bagian
bawah
hingga vagina
S : skala nyeri 3
T : hilang timbul

F. Evaluasi

Tanggal dan Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP) Paraf


Jam
11/02/23 Perfusi perifer tidak efektif S : Pasien mengatakan
08.56 b.d masih keluar darah
penurunan konsentrasi bergumpal dari kemaluan
hemoglobin (D.0009) ‐ Pasien mengatakan badan
masih terasa
lemas dan kepala pusing
O : ‐ CRT > 2 detik,
konjungtiva anemis,
muka pucat
‐ Hemoglobin :7,9 g/dl
‐ Hematokrit : 24,5 %
A : Masalah perfusi perifer
tidak efektif
teratasi sebagian
P : ‐ Lanjutkan intervensi
1.1 Periksa sirkulasi perifer
1.2 Identifikasi faktor resiko
gangguan
sirkulasi
1.3 Monitor adanya panas,
kemerahan,nyeri atau
bengkak
ekstermitas
1.4 Catat hasil lab Hb dan
Ht
1.5 Lakukan hidrasi
1.6 Jelaskan kepada pasien
dan keluarga
tentang tindakan pemberian
tanfusi
darah
1.7 Berikan tranfusi darah
Nyeri kronis b.d penekanan S : Pasien mengatakan
syaraf lumbosakrlis masih terasa nyeri
(D.0078) ‐ Pasien mengatakan
menggunakan teknik
relaksasi nafas dalam saat
nyeri timbul
‐ P : nyeri kanker serviks
Q : seperti ditusuk-tusuk
R :nyeri perut bagian
bawah hingga
vagina
S : skala nyeri 4
T : hilang timbul
O : ‐ Pasien terlihat
meringis menahan sakit
‐ Masalah nyeri kronis
teratasi sebagian
A : ‐ Lanjutkan intervensi
2.1Identifikasi
lokasi,karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, dan
intensitas nyeri
P : 2.2 Identifikasi skala
nyeri
2.3 Identifikasi respons
nyeri non
verbal
2.4 Kontrol lingkungan
yang
memperberat rasa nyeri
2.5 Fasilitasi istiahat dan
tidur

Ansietas b.d kurang terpapar P : Pasien mengatakan lebih


informasi (D.0080) tenang setelah
mendapatkan penjelasan
tentang
prosedur pengobatan yang
akan
O : dilakukan
‐ Pasien terlihat tenang
A : ‐ Masalah ansietas
teratasi sebagian
P : ‐ Lanjutkan intervensi
3.1 Monitor tanda-tanda
ansietas
3.2 Ciptakan suasana yang
terapeutik
untuk menumbuhkan
kepercayaan
3.3 Pahami situasi yang
membuat
ansietas
3.4 Dengarkan dengan
penuh
perhatian
3.5 Gunakan pendekatan
yang tenang
dan meyakinkan
3.6 Jelaskan prosedur
termasuk sensasi
yang mungkin dialami
3.7 Informasikan secara
faktual
mengenai diagnosis,
pengobatan,
dan prognosis
3.9 Latih teknik relaksasi

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

si ini akan dapat menbebkan terjadinya komplikasi dijaga tidak ditangani dengan baik.
Human Papiloma Virus merupakan virus yang dapat tertular melalui kontak langsung. Dari
banyak study HPV juga menginfeksi kulit dan selaput.
HPV juga dapat menginfeksi kulit dan selaput lendir, dan tidak semuanya berperilaku
dengan cara yang sama. Beberapa menyebabkan penyakit serius, sementara yang lain
berhubungan dengan penyakit yang tidak terlalu parah atau jinak. Infeksi HPV telah
dikaitkan dengan kanker; virus telah menyebabkan lebih dari 500.000 kasus kanker di seluruh
dunia, mewakili 5% dari semua kanker yang didiagnosis setiap tahun.

5.2 Saran

Virus HPV (Human Papilloma Virus) memiliki berbagai macam spesies. HPV ini sangat
berbahaya dibandingan dengan HIV. Sebagai mahasiswa tentunya harus tau akan hal itu dan
mempelajarinya untuk mengetahui lebih dalam tentang virus HIV ini.

DAFTAR PUSTAKA

Wahyuningsih, S. (2019). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.

Nuraeni, R. (2021). Asuhan Keperawatan Gangguan Maternitas. LovRinz Publishing.


Melissa,Ronald. (2021). Hpv (Human Papilloma Virus): The Essential Guide to Coping and
Treating Hpv (Human Papilloma Virus). Indenpently Published.

Rajkumar, R. (Ed.). (2020). Human Papillomavirus. BoD–Books on Demand.

Anda mungkin juga menyukai