Anda di halaman 1dari 14

HUMAN PAPILLOMA

VIRUS (HPV)
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kelompok 3:
Keperawatan Maternitas II
Hilda Mariyana
Dosen pengampu:
(183112420140096)
Shinta Novelia, S.ST., MNS
Sulehah
(183112420140190)

Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Nasional
Jl. RM Harsono,Ragunan,Pasar Minggu,Jakarta Selatan,12540
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat allah swt, karena atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga
kami dapat meyelesaikan Tugas Keperawatan Maternitas II dengan Makalah Tentang
Human Papilloma Virus, dengan waktu yang telah ditentukan.

Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa yang
sederhana,singkat dan mudah dicerna Isi nya oleh para pembaca,khususnya untuk mahasiswa
S1 keahlian di bidang keperawatan.

Kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna serta masih terdapat kekurangan dan
kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan
dapat di terima dengan baik.

Jakarta, 08 Oktober 2020


Daftar Isi

Kata pengantar.......................................................................................................................2

Daftar Isi................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.................................................................................................................4

1.2 Rumusan masalah...........................................................................................................4

1.3 Tujuan dan mamfaat........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi HPV..................................................................................................................6

2.2 Etiologi...........................................................................................................................6

2.3 Patofisiologi....................................................................................................................7

2.4 Manifestasi klinis...........................................................................................................8

2.5 Komplikasi.....................................................................................................................8

2.6 Bagaimana HVP menjadi cancer?.................................................................................9

2.7 Pemeriksaan penunjang.................................................................................................9

2.8 Penatalaksanaan............................................................................................................9

2.9 Pencegahan...................................................................................................................11

BAB III KESIMPULAN....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kesehatan merupakan faktor penting dalam menunjang segala aktifitas hidup


seseorang. Namun banyak orang yang menganggap remeh sehingga mengabaikan
kesehatan dengan berbagai pola dan gaya hidup yang semaunya sehingga berpengaruh
pada kondisi kesehatan dan kemungkinan mengakibatkan berbagai penyakit-penyakit
yang dapat dialaminya.
Salah satu masalah kesehatan khususnya pada perempuan yang mendapatkan perhatian
penting yaitu kanker serviks yang disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV).
Berdasarkan data WHO pada tahun 2012, kanker serviks merupakan kanker keempat
yang paling umum pada wanita, dengan perkiraan 265.563 kematian dan 527.624 kasus
baru pada tahun 2012. Sebagian besar (±85%) dari beban global terjadi di daerah yang
kurang berkembang, dimana ia menyumbang hampir 12% dari semua kanker wanita
(Bruni. et.al., 2014).
International Agency for Research on Cancer (IARC) telah memperkirakan pada tahun
2050 populasi perempuan usia 15 tahun ke atas yang menderita kanker serviks di seluruh
dunia mencapai tiga miliar. Di Indonesia sendiri, menurut data pada tahun 2012,
merupakan penyakit nomor dua paling umum yaitu sekitar 20.928 kasus kanker serviks
baru per tahun dan 9.498 kasus di antaranya berakhir dengan kematian (Bruni. et al.,
2014). Tingginya kasus kanker serviks berhubungan dengan minimnya akses terhadap
fasilitas kesehatan dan juga terbatasnya, pengetahuan tentang faktor risiko, pencegahan,
deteksi dini, dan terapi terhadap lesi prakanker serviks (Kemenkes. 2013).

Human papillomavirus (HPV) merupakan agen infeksius epitel serviks. HPV


dikategorikan menjadi tipe resiko tinggi (high risk HPV; HRHPV) dan tipe resiko rendah
(low risk HPV; LRHPV) dimana tergantung pada kemampuan virus tersebut untuk
menimbulkan infeksi yang berhubungan dengan timbulnya kanker (Paavonen, 2007).
Dari 200 tipe HPV yang telah teridentifikasi, empat tipe HPV yang paling sering
ditemukan dalam sel-sel ganas dari kanker serviks, yaitu tipe 16, 18, 31, dan 45 (Venuti,
2011)

1.2 Rumusan masalah


1. Apa definisi HPV?
2. Bagaimana etiologi dan patofisiologi?
3. Apa saja gejalanya?
4. Bagaimana penanganna dan pencegahan?
5. Apa bedanya HPV dan cancer serviks?
1.3 Tujuan dan manfaat

Memberikan informasi serta pengetahuan tentang pencegahan dan


pengobatan HPV
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Human Papilloma Virus (HVP)

Virus Papiloma manusia (HVP) adalah suatu patogen DNA yang menyebabkan
timbulnya berbagai tumor jinak (kutil) dan beberapa lesi pramaligna dan maligna.
Sampai saat ini sudah diketahui lebih dari 100 subtipe HPV, dengan 33 diantaranya
diketahui menginfeksi saluran genital. Infeksi HPV dapat menyebabkan kanker
serviks,penis dan anus.

Penularan HPV genital hampir semata-mata melalui hubungan kelamin,walaupun


autoinokulasi dan penularan melalui fomite juga dapat terjadi. Infeksi dapat ditularkan
kepada neonatus saat persalinan. Faktor resiko terbesar untuk timbulnya HPV adalah
jumlah pasangan seks,merokok,pemakaian kontrasepsi oral (KO).dan kehamilan
tampaknya meningkatkan kerentanan terhadao infeksi HPV.

2.2 Etiologi

Human Papiloma (HPV) diidentifikasi sebagai penyebab kondiloma acuminata.


Kondiloma ini adalah kutil yg berlokasi di area genital (uretra,genital dan rektum).
Kondiloma merupakan penyakit menular seksual dan berpengaruh buruk bagi kedua
pasangan. Masa inkubasi dapat terjadi sampai beberapa bulan tanpa tanda dan gejala
penyakit. Biasanya lebih banyak selama masa kehamilan dan ketika terjadi
pengeluaran cairan yang berlebihan dari vagina. Meskipun sedikit, kumpulan bunga
kol bisa berkembang dan sebagai akibatnya adalah akumulasi bahan-bahan purulen
padabelahan-belahan, biasanya berbau tidak sedap dengan warna abu-abu,kuning
pucat atau merah muda.

Kondiloma acuminata merupakan sejenis tonjolan-tonjolan yang berbentuk bunga


kol dan kutil yg meruncing kecil yg bertumbuh kembang sampai membentuk
kelompok yang berkembang terus ditularkan secara seksual. Kondiloma acuminata
dijumpai pada berbagai bagian penis atau biasanya didapatkan melalui hubungan
seksual melewati liang rectal disekitar anus, pada wanita dijumpai pada permukaan
mukosa pada vulva,serviks,pada perienum atau sekitar anus.

Kondiloma akuminata sering kali tampak rapuh atau mudah terpecah, bisa tersebar
multifocal dan multisentris yang bervariasi baik dalam jumlah maupun ukurannya.
Lesinya bisa sangat meluas sehingga dapat menguasai penampakan normal dan
anatomi pada genital. Daerah tubuh yang paling umum adalah frenulum,korona,glans
pada pria dan daerah introitus posterior pada wanita.

2.3 Patofisiologi

HPV merupakan kelompok virus DNA double-strand. Sekitar 30 jenis HPV dapat
menginfeksi traktus anogenital. Virus ini menyebabkan lokal infeksi dan muncul
sebagai lesi kondiloma papilomatus. Infeksi HPV menular melalui aktifitas seksual.

HPV yang berhubungan dengan taktus genital dibagi dalam kelompok resiko rendah
dan resiko tinggi yg didasarkan atas genotipe masing-masing. Sebagian besar
kondiloma genital diinfeksi oleh tipe HPV-6 atau HPV-11. Sementara tipe
16,18,31,33,45,51,52,56,68,89 merupakan resiko tinggi seperti cancerserviks.

Papiloma virus bersifat epiteliotropik dan reflikasinya tergantung dari adanya epitel
skuanosa yg berdeferensiasi. DNA virus dapat ditemui pada lapisan bawah epitel,
namun struktur protein virus tidak ditemukan. Lapisan basal sel yang terkena ditandai
dengan batas yg jelas pada dermis. Lapisan menjadi hiperflasia (akantosis),pars
papilare pada dermis memanjang. Gambaran hiperkeratosis tidak selalu ada, kecuali
bila kutil telah ditemui pada waktu yg lama atau pengobatan yang tidak berhasil,
dimana stratum komeum hanya mengandung lapisan sel parakeratosis. Koibeytes
terpancar-pencar keluar dari lapisan terluar dari kutil genitalia. Merupakan sel
skuamosa yang zona mature perinuclear yg luas dibatasi dari peripheal sitoplasma.
Intinya bisa diperluas dan hyperchromasi, 2 atau lebih nuclear bisa terlihat. Penelitian
ultrastruktutal menunjukkan adanya partikel-partikel virus pada suatu bagian nuclei
sel. Koilositosis muncul untuk menunjukkan kembali suatu efek cytopathic spesifik
dari HPV.

2.4 Manifestasi klinis

Ada 2 tipe HPV yaitu tipe risiko rendah dan tipe risiko tinggi. Infeksi HPV tipe
risiko rendah berkaitan dengan semacam kutil, namun tidak akan menimbulkan risiko
terjadinya kanker. Sementara itu, infeksi HPV tipe risiko tinggi yang menetap
(persisten) dapat menyebabkan perubahan bentuk sel serviks yang lambat laun dapat
terus berlanjut menjadi kanker serviks apabila tidak segera ditangani. Proses
perubahan dari infeksi HPV tipe risiko tinggi pada serviks menjadi kanker.

HPV tidak memiliki gejala, dalam kebanyakan kasus, jenis virus ini dapat
menyebabkan kanker. Gejala utama yang dialami pada beberapa tipe dari infeksi HPV
adalah kutil pada genital (kutil kelamin).

Kutil kelamin dapat berukuran kecil maupun besar, baik dengan tekstur rata atau
menonjol. Kutil ini biasa juga terlihat seperti kembang kol yang muncul sendiri
ataupun berkelompok di sekitar anus, skrotum, penis, selangkangan, atau paha.
Terdapat nyeri,linu, dan tidak nyaman. Jenis HPV tertentu dapat membuat kutil
kelamin berkembang sampai tangan dan kaki. Jenis HPV yang menyebabkan kutil,
biasanya tidak mengakibatkan kanker.

2.5 Komplikasi

Terdapat kutil seperti serabut atau jewer dan kanker serviks, kanker lidah, maupun
kanker tenggorokan.
2.6 Bagaimana HPV bisa menyebabkan cancer?

Infeksi HPV yang ditularkan secara seksual, sangatlah umum dijumpai. Satu dari
dua wanita yang aktif secara seksual akan terinfeksi. Dalam sebagian kasus besar 80-
90% infeksi bersifat sementara, dan akan pergi.
Namun dalam sebagian kecil kasus, virus tetap tinggal dalam serviks. Hal ini
mengakibatkan terjadinya infeksi yang tak kunjung sembuh, yang bila tidak hilang
dalam kurun waktu tertentu, dapat memicu terjadinya pertumbuhan sel-sel secara
tidak normal pada lapisan dalam. Sel-sel ini dapat mengalami perubahan pra kanker,
pra invasif yg disebut Cervical Intraephitelial Neoplasia (CIN) yg kemudian
menyebabkan kanker secara invasif.
Proses ini dapat memakan waktu bertahun-tahun, dalam sebagian besar kasus,
infeksi mulai ketika wanita berusia 20 tahun, menyebabkan terjadinya perubahan pra
kanker ketika mereka berusia 30 tahunan dan berkembang menjadi kanker ketika
mereka berusia 40 tahunan. Karena tidak ada gejala kebanyakan maka diatur untuk
screening secara teratur. Screening dapat membantu untukmendeteksi dini adanya
perubahan sehingga dapat mengambil tindakan sesegera mugkin.

2.7 Pemeriksaan penunjang


Untuk mendiagnosis HPV, dokter akan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan
fisik terhadap kemungkinan adanya kutil kelamin pada pasien. Jika kutil tidak terlihat,
pasien akan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut dengan melakukan beberapa tes,
seperti:
1. Tes PAP smear, untuk mengungkap kelainan yang dapat menyebabkan kanker,
dengan mengambil sampel sel dari serviks atau vagina, yang akan diperiksa di
laboratorium
- 21-29 tahun: Lakukan papsmear setiap 3tahun sekali
- 30-64 tahun: Lakukan papsmear dan test HPV setiap 5 tahun sekali
- 65 tahun keatas: Anda dapat berhenti bila hasil sebelumnya normal
2. Tes DNA, yang dilakukan pada sel-sel leher rahim, untuk mengenali DNA dari
variasi HPV dengan risiko tinggi kanker kelamin. Tes ini direkomendasikan untuk
wanita berumur 30 tahun ke atas sebagai tambahan dari tes PAP smear.
3. Uji larutan asam cuka atau asam asetat (TCA), yang diterapkan pada area kelamin
yang terinfeksi HPV. Jika terdapat infeksi, warnanya berubah menjadi putih.
Langkah ini dapat membantu mengidentifikasi lesi yang sulit dilihat.

3.8 Pentalaksanaan

Sebagian besar HPV akan hilang dengan sendirinya, dan tidak ada pengobatan
untuk infeksi tersebut. Namun jika tidak hilang, dokter akan melakukan pemeriksaan
ulangan dalam enam bulan atau satu tahun untuk melihat kemungkinan adanya
perubahan sel yang berkembang atau HPV di sana. HPV yang mengakibatkan kutil
atau kanker, akan mendapat pengobatannya masing-masing secara spesifik.
Terdapat 2 metode:
- Penanganan melalui obat, yang umumnya menggunakan obat oles dan
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghilangkan kutil.
Seperti:
1. Podofilox obat kutil kelamin berbentuk larutan dan gel yang bertujuan untuk
menghancurkan kutil. Meski begitu salep ini aman dan mudah digunakan.
2. Imiquimod adalah krim yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan sistem
kekebalan tubuh dalam melawan kutil kelamin.
3. Sinecatechin digunakan untuk mengobati kutil kelamin bagian luar, area dalam
atau di sekitar anus. Salep ini mengandung ekstrak teh hijau yang kaya akan
katekin.
- Penanganan dengan tindakan elektrocauter atau operasi.

2.8 Pencegahan

HPV merupakan virus yang umum, sehingga sulit untuk menghindarinya. Namun,
beberapa hal ini dapat membantu menurunkan risiko terkena infeksi virus HPV,
seperti:
1. Menggunakan kondom secara benar dan konsisten, walaupun tidak mencakup
semua area kulit yang ditinggali virus
2. Menghindari berhubungan seksual dengan orang-orang yang telah memiliki banyak
pasangan seks
3. Setia pada pasangan
4. Terdapat Vaksin HPV yang tersedia untuk anak laki-laki dan anak perempuan yang
berusia antara 11-12 tahun. Vaksin HPV paling efektif jika diberikan kepada:
- Individu yang belum aktif secara seksual.
- Pria dan wanita dewasa yang berusia sampai dengan 26 tahunpun bisa
mendapatkan vaksin HPV. Sementara itu, orang-orang dengan usia 27-45
tahun yang belum pernah mendapat vaksin HPV, bisa memperoleh vaksin
Gardasil 9.
Vaksin HPV dipercaya memberikan perlindungan terhadap jenis HPV yang
berhubungan dengan kanker, sekaligus mencegah HPV yang menyebabkan kutil.
Seringkali, HPV tidak menunjukkan gejala. Kalaupun ada, gejalanya baru muncul
beberapa minggu atau bulan setelah seseorang terinfeksi.

Oleh karena itu, risiko penularannya pun tinggi karena penderitanya seringkali tidak
menyadari infeksi tersebut. Komplikasi HPV sangat jarang dialami pria. Namun, pria
tetap dapat menularkannya pada wanita. Kanker yang diakibatkan virus ini, sering
ditemui. Oleh sebab itu, sangat penting bagi kita semua untuk menghindari HPV.
BAB III

KESIMPULAN

Human Papilloma Virus atau disingkat dengan HVP adalah penyakit infeksi
menular seksual yg dapat terjadi pada wanita dan pria jika tidak menjaga
kebersihan,kesehatan dan kesetiaan pasangan. Dapat berubah menjadi abnormal
ke resiko tinggi seperti cancer serviks. Dapat dicegah dengan menjaga
kebersihan,sceening rutin,vaksin HPV/gardasil dan menjaga kesetiaan dengan
pasangan hidup.
Daftar Pustaka

Jawetz, dkk, 1996, mikrobiologi kedikteran edisi 20, Jakarta: Buku Kedokteran
ECG

Price, Sylvia, 2006, patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit jilid ii,
Jakarta : Buku Kedokteran ECG

healthline, https://healthline.com/health/human-papilloma-infection

Anda mungkin juga menyukai