Anda di halaman 1dari 142

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN DIABETES

MELLITUS DENGAN PERILAKU KEBERSIHAN GIGI DAN


MULUT DI KLINIK PRATAMA RAWAT INAP TUGU
SAWANGAN BARU KOTA DEPOK

SKRIPSI

Oleh:

AFENTIANI RIZKY SUHENDRI

173112420150045

UNIVERSITAS NASIONAL

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2021
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN DIABETES
MELLITUS DENGAN PERILAKU KEBERSIHAN GIGI DAN
MULUT DI KLINIK PRATAMA RAWAT INAP TUGU
SAWANGAN BARU KOTA DEPOK

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Keperawatan


pada Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional
Jakarta

Oleh:

AFENTIANI RIZKY SUHENDRI

173112420150045

UNIVERSITAS NASIONAL

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2021
SKRIPSI
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN DIABETES
MELLITUS DENGAN PERILAKU KEBERSIHAN GIGI DAN
MULUT DI KLINIK PRATAMA RAWAT INAP TUGU
SAWANGAN BARU KOTA DEPOK

Oleh :
AFENTIANI RIZKY SUHENDRI
173112420150045

Telah dipertahankan di hadapan Penguji Skripsi


Program Studi Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Nasional
Pada tanggal 16 Februari 2021

Pembimbing 1 Pembimbing 2

(Ns. Andi Mayasari Usman, M. Kep) (Ns. Intan Asri Nurani, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom)

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

(Dr. Retno Widowati,M.Si)

i
ii
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :


Nama Mahasiswa : Afentiani Rizky Suhendri
NPM : 173112420150045
Judul Skripsi : Hubungan Pengetahuan dan Sikap pasieN DM dengan
Perilaku Kebersihan Gigi dan Mulut di Klinik
Pratama Rawat Inap Tugu Sawangan Baru kota
Depok
Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah siajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan yang lain atau diperguruan tinggi lain.
Sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Jakarta, 16 Februari 2020

(Afentiani Rizky Suhendri)

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu.

Segala puji dan puji syukur yang kami panjatkan kehadirat Allah AWT,
Tuhan semua umat, Tuhan seluruh alam dan Tuhan dari segala hal yang telah
memberi rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi dengan judul “ Hubungan Pengetahuan dan Sikap Pasien Diabetes Mellitus
dengan Perilaku Kebersihan Gigi dan Mulut di Klinik Pratama Rawat Inap Tugu
Sawangan Baru kota Depok”

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan


tanpa adanya Ridho Illahi, dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai
pihak, untuk itu pada kesempatan ini dengan rendah hati dan rasa hormat yang
besar kami mengucapkan “Alhamdulillahirobilallamin” beserta terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional Ibu Dr. Retno


Widiowati, M.Si.
2. Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Nasional Bapak Ns. Dayan Hisni, S.Kep., M.N.S.
3. Ns. Andi Mayasari Usman, M. Kep dan Ns. Intan Asri Nurani, S.Kep,
M.Kep, Sp.Kep.Kom selaku pembimbing yang telah memberi dorongan,
saran, ilmu dan waktunya dalam memberikan bimbingan selama proses
pembuatan skripsi.
4. Seluruh dosen dan staf karyawanFakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Nasional yang telah mendidik dan memfasilitasi proses pembelajaran di
kampus.
5. Klinik Pratama Rawat Inap Tugu Sawangan baru yang telah memberikan
kesempatan untuk peneliti melakukan penelitian.
6. Responden pasien diabetes Mellitus di klinik pratama rawat inap tugu
sawangan baru yang telah bersedia menjadi responden pada penelitian.

iv
7. Kedua orang tua dan adik tercinta yang selalu memberikan semangat,
saran serta selalu mendoakan dan memberikan dukungan penuh untuk
saya.
8. Rifqi Kasyafi S.Kom, yang telah membantu memberi semangat serta
dukungan dari awal penyusunan skripsi hingga sidang akhir.
9. Teman-teman sarangbeo ( Yuli Agustina , Astri Kurnia, Ayu Nurhayati ,
Nurul Fadilah , Awanis Nurhasyyati , Syifa Fauziyah) yang telah berusaha
bersama secara penuh untuk terselesaikannya skripsi tepat waktu.
10. Dewi Ayu Arindi dan Dhea Khumaera yang telah menjadi teman diskusi
selama penyusunan skripsi berlangsung.
11. Seluruh teman-teman angkatan, terutama untuk kelas Keperawatan A1
Angkatan 2017 yang telah berjuang bersama selama masa perkuliahan.
Akhir kata, penulis sebagai makhluk yang tidak sempurna memohon maaf
apabila ada kesalahan baik secara teknik, format ataupun isi dari skripsi
penulis. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat.

Depok, 16 Februari 2021

(Afentiani Rizky Suhendri)

v
Abstrak

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN DIABETES


MELLITUS TENTANG PERILAKU KEBERSIHAN GIGI DAN
MULUT DI KLINIK PRATAMA RAWAT INAP TUGU
SAWANGAN BARU KOTA DEPOK

Afentiani Rizky S, Andi Mayasari Usman, Intan Asri Nurani

Latar Belakang: Pada tahun 2019 diperkirakan 467 juta orang didunia memiliki
riwayat DM, dan diprediksi pada tahun 2030 mencapai angka 578 orang dan
tahun 2045 sebanyak 700 juta atau meningkat sebanyak 51% dari tahun 2019
.Semakin tinggi prevalensinya maka semakin tinggi pula komplikasi DM.Salah
satu komplikasi terbanyak dari penyakit DM adalah komplikasi yang
bermanifestasi di mulut.untuk mencegah komplikasi di mulut maka diperlukan
pengetahuan dan sikap terkait kebersihan gigi dan mulut dengan cara sikat gigi
secara teratur dan tepat, flossing dan kunjungan berkala ke dokter.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan
sikap pasien DM dengan Perilaku Kebersihan Gigi dan Mulut.
Metodologi: Penelitian analitik kolerasi ini menggunakan pendekatan cross
sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 138 pasien. Teknik pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling.Instrument penelitian ini menggunakan
kuesioner yang telah di uji validitas dan reabilitas.Data dianalisis menggunakan
uji non parametrik yaitu Chi Square test untuk mengetahui hubungan antara
variabel independen dan dependen.
Hasil Penelitian: Penelitian ini menunjukan 2 hasil uji statistik Chi Square di
peroleh angka Ƥ value = 0,292 > 0,05 sehingga tidak ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan pasien DM dengan perilaku kebersihan gigi dan
mulut serta di peroleh angka signifikan atau angka Ƥ value = 0,021 < 0,05
sehingga ada hubungan antara sikap pasien DM dengan perilaku kebersihan gigi
dan mulut.
Simpulan dan Saran: Pengetahuan dan Sikap pasien DM tentang kebersihan gigi
dan mulut diperlukan untuk menghindari komplikasi yang bermanifestasi di mulut
dan bisa sebagai bahan rujukan untuk peneliti selanjutnya.

vi
Kata Kunci: Diabetes Mellitus, Pengetahuan, Sikap, Perilaku Kebersihan gigi
dan mulut.
Kepustakaan : 45 pustaka (2010-2020)

Abstract

vii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................iv

Abstrak.................................................................................................................vi

Abstract.................................................................................................................vii

DAFTAR ISI........................................................................................................viii

DAFTAR TABEL.................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiii

DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4

1.3 Tujuan............................................................................................................4

1.3.1 Tujuan Umum.........................................................................................4

1.3.2 Tujuan Khusus........................................................................................4

1.4 Manfaat..........................................................................................................5

1.4.1. Bagi Responden.....................................................................................5

1.4.2. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan (Klinik Pratama Rawat Inap Tugu
Sawangan Baru)...............................................................................................5

1.4.3 Bagi Universitas......................................................................................5

1.4.4 Bagi Peneliti............................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................7

viii
2.1 Kajian Teori....................................................................................................7

2.1.1 Diabetes Mellitus....................................................................................7

2.1.2 Kebersihan Gigi dan Mulut...................................................................10

2.1.3 Pengetahuan..........................................................................................15

2.1.4 Sikap.....................................................................................................17

2.1.5 Perilaku.................................................................................................19

2.2 Kerangka Teori.............................................................................................24

2.3 Kerangka Konsep..........................................................................................25

2.4 Hipotesis Penelitian.....................................................................................25

2.4.1 Ho..........................................................................................................25

2.4.2 Ha..........................................................................................................25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................26

3.1 Desain Penelitian..........................................................................................26

3.2 Populasi dan Sampel....................................................................................26

3.2.1 Populasi.................................................................................................26

3.2.2 Sampel...................................................................................................26

3.3 Lokasi Penelitian..........................................................................................28

3.4 Waktu Penelitian..........................................................................................29

3.5 Variabel Penelitian.......................................................................................29

3.5.1 Variabel Independen (Variabel Bebas).................................................29

3.5.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat)..................................................29

3.6 Definisi Operasional.....................................................................................29

3.7 Instrument Penelitian..................................................................................31

ix
3.7.1 Kuesioner Pengetahuan.........................................................................31

3.7.2 Kuesioner Sikap....................................................................................33

3.8 Uji Validitas dan Reabilitas...........................................................................35

3.8.1 Uji Validitas..........................................................................................35

3.8.2 Uji Reabilitas........................................................................................39

3.9 Prosedur Pengumpulan Data.......................................................................40

3.10 Analisa Data...............................................................................................41

3.10.1 Uji Normalitas.....................................................................................41

3.10.2 Analisa Univariat................................................................................42

3.10.3 Analisa Bivariat..................................................................................42

3.11 Etika Penelitian...........................................................................................43

3.11.1 Respect for Autonomy.........................................................................43

3.11.2 Privacy atau dignity............................................................................43

3.11.3 Anonymity dan Confidentialy..............................................................43

3.11.4 Justice.................................................................................................44

3.11.5 Beneficence dan Nonmaleficence........................................................44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................45

4.1 Hasil Penelitian.............................................................................................45

4.1.1 Analisis Univariat.................................................................................45

4.1.2 Analisis Bivariat....................................................................................50

4.2 Pembahasan.................................................................................................52

4.2.1 Analisis Univariat.................................................................................52

4.2.2 Analisis Bivariat....................................................................................57

x
4.3 Keterbatasan Penelitian...............................................................................61

BAB V SIMPULAN DAN SARAN....................................................................62

5.1 Simpulan.......................................................................................................62

5.2 Saran............................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................64

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Definisi Operasional............................................................................30


Tabel 3. 2 Kisi- kisi kuesioner pengetahuan.........................................................32
Tabel 3. 3 Kisi - kisi kuesioner sikap....................................................................33
Tabel 3. 4 Kisi- kisi kuesioner perilaku................................................................34
Tabel 3. 5 Hasil Uji Validitas Tingkat pengetahuan pasien DM..........................35
Tabel 3. 6 Hasil Uji Validitas Sikap pasien DM...................................................37
Tabel 3. 7 Hasil Uji Validitas Perilaku pasien DM.............................................39Y
Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien DM di Klinik Pratama
Rawat Inap Tugu Sawangan Baru Depok..............................................................46
Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Usia Pasien DM di Klinik Pratama Rawat Inap
Tugu Sawangan Baru Depok.................................................................................46
Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Pasien DM di Klinik Pratama Rawat
Inap Tugu Sawangan Depok..................................................................................47
Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Pasien DM di Klinik Pratama Rawat
Inap Tugu Sawangan Baru Depok.........................................................................47
Tabel 4. 5................................................................................................................48
Tabel 4. 6 Distribusi Frekuensi tingkat pendidikan Pasien DM tentang kebersihan
gigi dan mulut di Klinik Pratama Rawat Inap Tugu Sawangan Baru Depok........48
Tabel 4. 7 Distribusi Frekuensi Sikap Pasien DM tentang kebersihan gigi dan
mulut di Klinik Pratama Rawat Inap Tugu Sawangan Baru Depok......................49
Tabel 4. 8 Distribusi Frekuensi Perilaku Pasien DM tentang kebersihan gigi dan
mulut di Klinik Pratama Rawat Inap Tugu Sawangan Baru Depok......................49
Tabel 4. 9 Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan Pasien DM dengan
Perilaku Kebersihan Gigi Dan Mulut....................................................................50
Tabel 4. 10 Distribusi Frekuensi Hubungan Pasien DM dengan Perilaku
Kebersihan Gigi dan Mulut DI Klinik Tugu Sawanagn Baru Depok....................51

xii
DAFTAR GAMBAR

YGambar 2. 1 Kerangka Teori...................................................................................


Gambar 2. 2 Kerangka Konsep..............................................................................25

xiii
DAFTAR SINGKATAN

ADA : American Diabetes Asociation


DEPKES : Departemen Kesehatan
DM : Diabetes Mellitus
Et al : Dan Lain Lain
IDF : International Diabetes Federation
Kemenkes RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
MODY : Maturity Onset Diabetes Of The Young
PERKENI : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
WHO : World Health Organization

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi Skripsi ( Pembimbing 1 dan 2 )


Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Dari Fakultas
Lampiran 3 Surat Balasan Penelitian Dari Instansi Penelitian
Lampiran 4 Informed Consent
Lampiran 5 Instrument Penelitian
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas
Lampiran 7 Master Tabel
Lampiran 8 Hasil Output Analisa Data
Lampiran 9 Bukti Foto Kegiatan Penelitian
Lampiran 10 Biodata Penulis

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus telah meningkat pada tingkat yang serupa di seluruh

dunia sehingga baru-baru ini World Health Organization (WHO) mengatakan

penyakit DM sebagai epidemi. Pada tahun 2019 diperkirakan 467 juta orang

didunia memiliki riwayat DM, dan diprediksi pada tahun 2030 mencapai

angka 578 orang dan tahun 2045 sebanyak 700 juta atau meningkat sebanyak

51% dari tahun 2019 (International Diabetes Federation,2019). Berdasarkan

laporan dari RISKESDAS tahun 2018 sebanyak 1.017.290 (1,5%) penduduk

semua umur di Indonesia menderita DM, sedangkan peringkat pertama

diduduki oleh Provinsi Jawa Barat sebanyak 186.809(1,3%) kasus.

Berdasarkan data dari DinKes Kota Depok, Posisi ke 5 sebagai

penyebab kematian tertinggi di kota Depok adalah penyakit DM yakni

sebanyak 34.452.Dipilihnya kecamatan Sawangan di kota Depok sebagai

tempat penelitian karena sebanyak 1.217 warga kecamatan Sawangan

merupakan penderita diabetes tertinggi di Depok (Kemenkes, 2017). Dan

Klinik Pratama Rawat Inap Tugu Sawangan Baru memiliki pasien Diabetes

Mellitus yang cukup banyak pada tahun 2020 yaitu 1163 penderita dan belum

pernah dilakukan penelitian tentang diabetes terhadap Komplikasi di dalam

rongga mulut.

1
World Health Organization (WHO) menyebutkan Hiperglikemia jangka

panjang dapat menyebabkan komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskular, di

mana komplikasi penyakit kardiovaskular (CVD) menyebabkan kematian

terbanyak pada pasien diabetes.Komplikasi diabetes dapat bermanifestasi di

mulut, seperti hiperplasia ginggiva, periodontitis, kerusakan gigi, kandidiasis,

glossodynia dengan prevalensi penyakit periodontal menjadi kasus terbanyak

pada penderita diabetes (Bharateesh et al, 2012).Jika kadar gula tidak

terkontrol pada seseorang yang menderita diabetes dapat mengakibatkan

hyposalivasi yang mengakibatkan mukosa menjadi kering, sensasi mulut

terbakar, terjadinya karies, serta meningkatkan infeksi bakteri atau jamur

(Glick, 2015).

Diabetes menjadi faktor risiko terjadinya penyakit periodontal, karena

respon imun penderita diabetes yang menurun karena kadar gula yang tinggi

dan kadar keton tinggi yang merubah fagositosis makrofag dan kemotaksis

neutrofil polimorfonuklear dimana jika terjadi bias menjadi penyebab

peningkatan kerusakan pada jaringan gigi dan mulut. Penyakit pada jaringan

gigi dan mulut dengan DM memiliki hubungan timbal balik. Diabetes

Mellitus dapat meningkatkan terjadinya penyakit periodontal dan sebaliknya

penyakit periodontal dapat memperburuk kontrol glikemik pada pada pasien

DM (Hartanti, 2013).

Pasien DM dengan kadar glukosa yang tidak dapat terkendali terbukti

tiga kali lebih rentan terhadap komplikasi pada jaringan gigi dan mulut

daripada pasien yang glukosa darah normal. Diperlukan pengetahuan dan

sikap pasien DM dalam pengendalian komplikasi pada kesehatan gigi dan

2
mulut dengan cara sikat gigi secara teratur dan tepat, flossing dan kunjungan

berkala ke dokter guna mengurangi komplikasi manifestasi diabetes di mulut

dan menurunkan angka mordibitas penderita diabetes. Penderita DM bisa

terjadi periodontitis lebih parah dari pada orang yang tidak memiliki riwayat

DM, dikarenakan imun penderita DM lebih rendah daripada yang tidak

memiliki riwayat DM. sel-sel pertahanan tubuh (monocyt, neutrophil, dan

makrofag) juga lemah fungsinya karena itu pasien Diabetes Mellitus

diperhatikan secara khusus terkait kebersihan gigi dan mulut.

Sari, et al (2017), melakukan penelitian serupa dan didapatkan bahwa

ada hubungan pengetahuan dengan status kebersihan gigi dan mulut pada

penderita diabetes melitus di Puskesmas Rawang Jambi dengan hasil

Pengetahuan penderita Diabetes Melitus di Puskesmas Rawang mayoritas

berkriteria sedang sebesar 70%, dan berkriteria tinggi hanya 22,5%.

Data yang diperoleh pada tanggal 24 November 2020 melalui

pengamatan dan wawancara peneliti dengan beberapa penderita diabetes di

Klinik Pratama Rawat Inap Tugu Sawangan Baru, mereka mengaku jarang

sekali melakukan pembersihan gigi pagi dan malam sebelum tidur, hal ini di

sebabkan untuk menghindari terjadi nya ulserasi (luka) pada gusi. Karena

pada saat menyikat gigi pasien mengeluh gusinya mudah berdarah. Sehingga

pasien tersebut memilih alternatif lain yaitu hanya menggunakan pembersih

mulut seperti obat kumur biasa pada malam hari dan menyikat gigi di pagi

hari. Ada beberapa penderita Diabetes Mellitus yang giginya sering nyeri dan

di biarkan tanpa diperiksakan ke dokter gigi karena bagi mereka itu hanya

sakit gigi yang biasa. Mereka mengatakan selama ini tidak mengetahui bahwa

3
menjaga kebersihan gigi dan mulut bisa mengurangi resiko komplikasi

diabetes mellitus yang selama ini mereka derita.

Berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas peneliti akan melakukan

penelitian yang berjudul “hubungan pengetahuan dan sikap pasien DM

dengan perilaku kebersihan gigi dan mulut.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, maka rumusan

masalah pada penelitian ini apakah terdapat hubungan pengetahuan dan sikap

pasien DM dengan Perilaku kebersihan gigi dan mulut di klinik Pratama

Rawat Inap Tugu Sawangan Baru kota Depok

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap pasien DM dengan

perilaku kebersihan gigi dan mulut.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1. Mengidentifikasi karakteristik responden.

1.3.2.2. Diketahui pengetahuan pasien diabetes mellitus tentang kebersihan gigi

dan mulut.

1.3.2.3. Diketahui sikap pasien diabetes melitus dalam kebersihan gigi dan mulut.

1.3.2.4. Diketahui perilaku pasien diabetes mellitus dalam kebersihan gigi dan

mulut.

4
1.3.2.4. Menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap pasien diabetes mellitus

dengan perilaku kebersihan gigi dan mulut.

1.4 Manfaat

1.4.1. Bagi Responden

Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi responden khususnya

pasien DM terkait Pengetahuan dan sikap dengan Perilaku kebersihan gigi

dan mulut.

1.4.2. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan (Klinik Pratama Rawat Inap Tugu Sawa

ngan Baru)

Diharapkan Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

melakukan program kesehatan gigi sebagai tindakan preventif dan

promotif sehingga apabila ada pasien DM yang memiliki masalah penyakit

gigi bisa diarahkan untuk melakukan periksa gigi mengingat di klinikpun

sudah tersedia poli gigi.

1.4.3 Bagi Universitas

Di harapkan penelitian ini dapat menjadi bahan untuk pembelajaran

yang dilakukan di kelas terkait dengan materi yang sesuai dengan

pembahasan penulis, serta bisa dijadikan sebagai referensi dan masukan atau

sumber pengetahuan untuk kurikulum pembelajaran di universitas.

5
1.4.4 Bagi Peneliti

Di harapkan penelitian ini dapat mengembangkan pengetahuan dan

kemampuan dalam menganalisis masalah hubungan pengetahuan dan sikap

pasien DM dengan perilaku kebersihan gigi dan mulut.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Diabetes Mellitus

2.1.1.1 Definisi Diabetes Mellitus

Menurut World Health Organization (2019), Diabetes Mellitus

merupakan salah satu gangguan metabolisme yang diidentifikasi dengan

adanya hiperglikemia tanpa pengobatan. Diabetes mellitus (DM) termasuk

dalam kelompok gangguan yang terjadi pada saat proses pengolahan zat

gizi menjadi energy yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi,

dengan kelainan pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein akibat

insufisiensi insulin.

Diabetes mellitus adalah sekelompok penyakit kronis yang sering

terjadi dengan adanya suatu gangguan yang ditandai dengan

hiperglikemia. (World Journal Of Diabetes, 2019).

Sedangkan, menurut International Diabetes Federation (2019)

Diabetes adalah kondisi jangka panjang yang serius terjadi ketika tubuh

tidak mampu menghasilkan apapun atau tidak dapat digunakan secara

maksimal insulin yang dihasilkannya.

Dari ketiga pengertian yang diambil dari beberapa sumber maka DM

merupakan penyakit kronis yang terjadi karena hiperglikemia yang

menyebabkan insulin tidak dapat dihasilkan dengan baik.

7
2.1.1.2 Klasifikasi dan Etiologi Diabetes Mellitus

Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia [PERKENI]

(2019), diabetes mellitus dapat di klasifikasikan ke dalam 4 kategori, yaitu

Pertama Diabetes Tipe 1 yang terjadi akibat adanya destruksi sel beta,

yang umumnya berhubungan dengan defisiensi insulin absolut. Kedua,

Diabetes Tipe 2 yang disebabkan oleh beberapa penyebab diantaranya

dimulai dari yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin

relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai resistensi

insulin.

Ketiga, Diabetes Mellitus Gestasional biasanya didiagnosis pada

trimester kedua atau ketiga kehamilan tanpa ada gejala atau riwayat

diabetes pada sebelum hamil. Dan keempat, Diabetes tipe Spesifik yang

berkaitan dengan penyebab lain (akibat dari sindroma diabetes monogenik

yaitu diabetes neonatal, maturity-onset diabetes of the young [ MODY ].

Penyakit eksokrin pancreas yaitu fibrosis kistik, pankreatitis. Disebabkan

oleh obat atau zat kimia contohnya penggunaan glukokortikoid pada terapi

HIV/AIDS.

2.1.1.3 Manifestasi

Menurut Kusuma (2017), ada beberapa gejala penyakit diabetes

mellitus, yaitu Poliuria (sering berkemih) merupakan banyaknya kencing

akibat hiperglikemia, maka terjadilah penambahan bentuk air kemih

dengan jelas penarikan cairan ke sel-sel tubuh. Akibat dari sering

berkemih (Poliuria) menyebabkan terjadinya Polidipsia (sering merasa

8
haus) jadi ketika kadar gula darah tinggi, tubuh akan mencoba

mengeluarkan gula dari darah melalui urin dan ini berarti mengeluarkan

lebih banyak urin daripada biasanya. Akibatnya, tubuh memerlukan lebih

banyak air untuk menggantikan air yang keluar. Oleh karena itu, tubuh

memberikan tanda-tanda kehausan. Tanda dan gejala yang lain yaitu

Polifagia (sering merasa lapar), terjadi karena karbohidrat tidak dapat

digunakan karena jumlah insulin tidak dapat menjamin proses

metabolisme glukosa.

Keluhan lain dikeluhkan oleh pasien diabetes adalah Sering merasa

Cepat mengantuk disebabkan karena kontrol gula darah yang buruk

biasanya menyebabkan hiperglikemia atau gula darah tinggi, Sering terjadi

juga pada pasien diabetes Penurunan berat badan, karena gula yang ada

pada darah tidak dapat dioksidasi, maka terpaksa menghasilkan tenaga,

sehingga tubuh kehilangan lemak yang mengakibatkan penderita diabetes

millitus menjadi kurus sehingga menyebabkan rasa lelah dan lemah yang

tidak biasa.

2.1.1.4 Patofisiologi Diabetes Millitus

Diabetes tipe 1 fulminan termasuk onset mendadak; durasi yang

sangat singkat (biasanya kurang dari 1 minggu) dari gejala hiperglikemik;

hampir tidak ada sekresi C-peptida pada saat diagnosis; ketoasidosis pada

saat diagnosis; kebanyakan negatif untuk autoantibodi yang berhubungan

dengan pulau; peningkatan kadar enzim pankreas serum; gejala seperti flu

dan gastrointestinal yang sering terjadi tepat sebelum timbulnya penyakit.

9
Infiltrasi seluler makrofag dan sel T ke dalam pulau menunjukkan respons

imun yang dipercepat terhadap sel pulau yang terinfeksi virus dan

kerusakan cepat sel β. (WHO, 2019)

Pada diabetes tipe 2 gangguan patologis utama adalah gangguan

sekresi insulin melalui disfungsi pancreas β-sel, dan gangguan kerja

insulin melalui resistensi insulin. Dalam situasi di mana resistensi terhadap

insulin mendominasi, massa Sel βmengalami transformasi yang mampu

meningkatkan insulin memasok dan mengkompensasi permintaan yang

berlebihan dan anomaly Secara absolut, konsentrasi insulin plasma (baik

puasa dan makanan dirangsang) biasanya meningkat, meskipun

relatifterhadap tingkat keparahan resistensi insulin, konsentrasi insulin

plasma tidak mencukupi pertahankan homeostasis glukosa normal.

(American Diabetes Association, 2017).

2.1.1.5 Komplikasi Diabtetes Millitus

Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (2019), Pasien

diabetes berisiko tinggi mengalami komplikasi mikrovaskuler dari

pembuluh darah kecil atau komplikasi makrovaskuler yang mempengaruhi

pembuluh darah yang lebih besar.Komplikasi mikrovaskuler adalah

komplikasi jangka panjang dan dapat diklasifikasikan menjadi nefropati

retinopati diabetik atau neuropati.Penyempitan arteri menyebabkan

penurunan darah mengalir ke jantung, atau ke otak, atau ke anggota tubuh

yang menyebabkan beberapa komplikasi makrovaskular.

2.1.2 Kebersihan Gigi dan Mulut

2.1.2.1 Definisi Kebersihan Gigi dan Mulut

10
Kamus Kesehatan (2018) mengatakan Kebersihan mulut adalah

praktik mempertahankan kebersihan dan kesehatan mulut dengan

menyikat dan membersihkan gigi dengan sikat dan pasta gigi untuk

mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi. Jika kebersihan gigi dan

mulut tidak diperhatikan akan terjadi berbagai masalah kesehatan gigi dan

mulut.

Kebersihan gigi dan mulut merupakan suatu kondisi didalam mulut

seseorang terlihat terdapat kotoran yang biasa berada di dalam rongga

mulut jika tidak menjaga kebersihan gigi dan mulut. (Rusmawati, 2010).

2.1.2.2 Faktor – Faktor kebersihan Gigi dan Mulut pada pasien DM

Menurut Nicolau dalam Tince Arniati dan Made Ayu (2019) Ada 5

Faktor kebersihan gigi dan mulut pada pasien diabetes yaitu: (1) Jenis

kelamin, biasanya perempuan lebih memperhatikan kebersihan dan

kesehatan dibanding laki –laki itu yang menyebabkan jenis kelamin

sebagai salah satu factor. (2) Sosial ekonomi, Keadaan sosial ekonomi

mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mencukupi kebutuhan gizi,

kebiasaan hidup sehat, dan akses pada pelayanan kesehatan salah satunya

kebersihan gigi dan mulut. (3) Pendidikan, pengetahuan yang kurang

tentang kebersihan dan kesehatan gigi karena rendahnya tingkat

pendidikan akan menyebabkan buruknya status kesehatan gigi seseorang.

(4) Faktor Lingkungan, lingkungan menjadi factor yang menyebabkan

terikait kebersihan gigi dan mulut.dan (5) Riwayat sistemik dan kebiasaan

lainnya misalnya merokok dan minum alcohol.

11
2.1.2.3 Penyakit dan Gangguan Pada kebersihan Gigi dan Mulut

Menurut World Journal Of Diabetes (2019) Pada Pasien Diabetes

Millitus terdapat beberapa penyakit dan gangguan pada kesehatan gigi dan

mulut, yaitu:

(1) Xerostomia, Penderita diabetes mengalami disfungsi saliva, yang dapat

menyebabkan penurunan aliran saliva dan perubahan komposisi

saliva.

(2) Karies Gigi, Pasien diabetes rentan terhadap perkembangan karies gigi

baru dan rekuren. Berkurangnya kapasitas pembersihan dan

penyangga air liur, peningkatan karbohidrat dalam air liur, dan

peningkatan tingkat ragi rongga mulut, streptokokus mutans dan

laktobasilus dapat menyebabkan peningkatan insiden kerusakan gigi.

Selain itu, hiperglikemia kronis dapat menyebabkan pulpitis

ireversibel yang menyebabkan nekrosis pulpa.

(3) Penyakit Periodontal, Kontrol glikemik yang buruk dapat dikaitkan

dengan wabah dan perkembangan gingivitis, periodontitis, dan

kehilangan tulang alveolar. Penyakit periodontal telah dilaporkan

dengan insiden dan prevalensi yang meningkat pada pasien DM.

12
(4) Infeksi Oral, Penderita diabetes lebih rentan terhadap perkembangan

berbagai infeksi mulut termasuk infeksi jamur dan bakteri. Laju aliran

saliva yang menurun dan tidak adanya efek antimikroba dapat

menyebabkan infeksi ini. Selain itu, mekanisme pertahanan yang

terganggu dan kontrol metabolik yang buruk mungkin memainkan

peran penting dalam mengembangkan infeksi.

(5) Mulut Membakar, Sensasi terbakar atau disestesi di rongga mulut

pasien diabetes dikaitkan dengan kontrol glikemik yang buruk,

perubahan metabolik pada mukosa mulut, angiopati, infeksi kandida,

dan neuropati. Nyeri neuropatik pada pasien ini dapat

dimanifestasikan sebagai rasa terbakar, kesemutan, atau bahkan

sebagai sengatan listrik atau sensasi menusuk sehingga gejala ini

mungkin sangat melemahkan.

(6) Disfungsi Rasa, Pada pasien DM yang tidak terkontrol bisa terjadi

Disfungsi rasa.

(7) Perubahan Oral Mukosa, Beberapa perubahan mukosa mulut seperti

lidah yang dilapisi dan pecah-pecah, geographic tongue, stomatitis

aphthous rekuren, dan beberapa lesi pramaligna termasuk lichen

planus dapat dikaitkan dengan diabetes. Menurut Agus Surachman etc

(2019) Diabetes mellitus bukan penyakit yang dapat disembuhkan.

Pasien diabetes yang membutuhkan perawatan rongga mulut

dibutuhkan pemantauan ekstra agar tidak terjadi komplikasi yang

tidak terkontrol.

13
Beberapa yang perlu diperhatikan adalah:

1. Menjaga kadar glukosa sedekat mungkin dengan kadar gula darah

normal

2. Berusah mempertahankan berat badan yang ideal

3. Memilih perawatan yang sederhana dan sebaik-sebaiknya

4. Melakukan diet makanan dan melakukan aktivitas fisik yang baik

sebelum tindakan perawatan

5. Memantau penggunaan insulin maupun obat oral yang dikonsumsi

secara teratur

6. Diberikan profilaksis antibiotik sebelum dilakukan tindakan invasif

untuk mencegah infeksi luas

7. Memperbaiki pola hidup dan menghindari stres22

8. Bila gula darah tinggi dan tidak terkontrol hindari perawatan gigi

yang terlalu sering.

9. Untuk mengurangi bakteri penyebab kerusakan gigi dan jaringan

lunak di sekitar gigi harus menggunakan pembersih mulut

antibacterial.

2.1.2.4 Pencegahan gangguan pada kebersihan Gigi dan Mulut

.Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2016,

Pencegahan penyakit atau gangguan pada kesehatan gigi dan mulut yaitu

Memelihara kebersihan mulut, salah satu cara yang paling mudah

14
memelihara kesehatan gigi dan mulut dengan menggosok gigi secara rutin

dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung flour.Selain itu,

mengurangi makan makanan yang mengandung gula berlebih dan selalu

makanan berserat dan menyehatkan gigi, bisa mencegah penyebab

terjadinya karies dan penyakit gigi lainnya dan penderita diabetes harus

diinformasikan dan dididik tentang pentingnya untuk menjaga rongga

mulut tetap lembab dengan merangsang aliran air liur dan sering menyesap

air.

2.1.3 Pengetahuan

2.1.3.1 Pengertian Pengetahuan

Menurut Basuki, 2017 dalam Laili (2018) Pengetahuan merupakan

pemahaman yang dimiliki oleh manusia baik praktisi maupun teoritis.

Pengetahuan seseorang dapat dituangkan dalam bentuk buku, penciptaan

suatu teknologi, suatu praktik dan tradisi yang ada pada individu tersebut.

Pengetahuan sangat berperan penting dalam segala aspek individu,

masyarakat maupun organisasi.

Pengetahuan juga merupakan hal terpenting dalam terbentuknya

perilaku (Donsu, 2017). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

Pengetahuan seseorang, antara lain tingkat pendidikan, pekerjaan, usia,

factor lingkungan dan factor social budaya (Notoatmodjo, 2010).

15
Jadi, pengetahuan merupakan pemahaman yang dimiliki seseorang

dengan dipengaruhi beberapa faktor.

2.1.3.2 Tingkat Pengetahuan

Tedapat 6 tingkat pengetahuan menurut Kholid dan Notoadmodjo

(2012) dalam Ragil (2016), yaitu: (1) Tahu (Know) adalah rasa

memahami, melihat atau mengamati sesuatu yang dimiliki seseorang. (2)

Memahami (Comprehension) merupakan suatu kemampuan yang

dilakukan dengan benar secara fakta dalam menjelaskan suatu objek yang

seseorang diketahui. (3) Aplikasi (Aplication) yaitu Suatu kemampuan

untuk mempraktekkan materi yang sudah dipelajari seseorang pada kondisi

sebenarnya atau nyata. (4) Analisis (Analysis) merupakan kemampuan

menjelaskan suatu objek atau materi tetapi masih ada kaitannya satu

dengan yang lainnya. (5) Sintesis (Synthesis) merupakan Suatu

kemampuan menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dan ke (6) Evaluasi (Evaluation) yaitu suatu

Pengetahuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.1.3.3 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Astutik, 2013 dalam Laili (2018) Terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu (1) Usia, usia dapat terjadi

suatu perkembangan kemampuan yang dimiliki. (2) Pendidikan, semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik tingkat

pengetahuannya. (3) Pengalaman juga bisa mempengaruhi pengetahuan

yang dimiliki dan (4) Informasi yang tepat dapat mempengaruhi

16
pengetahuan serta (5) Sosial budaya dan ekonomi, dapat meningkatkan

pengetahuannya. Terakhir (6) Lingkungan, Lingkungan sangat berengaruh

dalam proses penyerapan pengetahuan yang berada dalam suatu

lingkungan.

2.1.3.4 Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2010) wawancara atau angket merupakan cara

pengukuran pengetahuan yang menanyakan tentang isi yang akan diukur

dari subjek atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin diukur dan

disesuaikan dengan tingkatannya. Menurut Budiman dan Riyanto (2013)

tingkat pengetahuan dikelompokkan menjadi dua kelompok apabila

respondennya adalah masyarakat umum, yaitu:

1) Tingkat pengetahuan kategori Baik nilainya > 50%

2) Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik nilainya ≤ 50%

2.1.4 Sikap

2.1.4.1 Pengertian Sikap

Menurut Schwartz (1992), sikap adalah kepercayaan dalam bentuk

tindakan pada objek yang dimau. Sikap, didefinisikan oleh Psikologi

Sosial sebagai evaluasi positif atau negatif dari reaksi terhadap objek,

orang, situasi atau aspek lain, dan memungkinkan kita untuk mempredeksi

dan mengubah perilaku masyarakat (Atkinson et al. 1996: 606 dalam

(Ugulu, Sahin, & Baslar, 2013).

17
Sikap adalah Suatu tindakan yang dilakukan individu setelah

adanya rangsangan, karena di pengaruhi oleh factor dalam maupun

luar.Sikap bias mempengaruhi suatu perilaku atau pemikiran setiap

individu. (Donsu,2017 dalam Romandini 2019)

Jadi sikap adalah Pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau

peristiwa berdasarkan informasi kognitif, emosi, dan perilaku

2.1.4.2 Komponen Sikap

Menurut Riyanto (2013) Terdapat 3 komponen Sikap yang biasa

terjadi yaitu, pengetahuan, kepercayaan/pikiran yang didasarkan pada

informasi yang berhubungan dengan objekmenunjuk pada dimensi

emosional dari sikap, yaitu emosi yang berhubungan dengan objek. Objek

disini dirasakan sebagai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Dan

terakhir biasanya melibatkan salah satu predisposisi untuk bertindak

terhadap objek.

2.1.4.3 Tingkatan Sikap

Menurut (Riyanto, 2013) dalam Ragil (2016), mengemukakan tingkatan

sikap sebagai berikut:

(1) Menerima (reciving), Menerima berarti memperhatikan rangsangan

yang diberikan suatu hal.

(2) Merespon (responding), Dapat memberikan jawaban jika di Tanya,

mengerjakan tugas yang diberikan di luar dari benar atau salah hal

yang dikerjakannya. 2.1.4.3.3 Menghargai (valuing), Dapat

menghormati setiap keputusan yang ada pada beberapa individu.

18
(3) Bertanggung jawab (responsible), Mampu bertanggung jawab secara

penuh dengan apa yang di pilih dan di buat secara sadar ataupun tidak

sadar.

2.1.4.4 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Purwanto (1999) dalam Ragil (2016) Terdapat 2 faktor

yang mempengaruhi sikap yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal merupakan faktor yang dapat mempengaruhi sikap individu yang

berasal dari dalam diri individu tersebut. Sedangkan faktor eksternal

merupakan suatu pengaruh yang berasal dari luar individu itu sendiri.

2.1.4.5 Cara Pengukuran Sikap

Menurut (Notoatmodjo, 2014), Tiap pertanyaan akan di nilai sebagai

berikut:

a. Pernyataan positif

Sangat setuju (SS) : 4 , Setuju (S): 3 Tidak setuju (TS) : 2 , dan Sangat

tidak setuju (STS) : 1.

b. Pernyataan negatif

Sangat setuju (SS) : 1 , Setuju (S) 2 , Tidak setuju (TS) : 3 dan Sangat

tidak setuju (STS) : 4.

Dengan kriteria:

Sikap positif jika T hitung > T mean

Sikap negatif jika T hitung ≤ T mean (Notoatmodjo, 2014)

19
2.1.5 Perilaku

2.1.5.1 Pengertian Perilaku

Perilaku adalah hasil suatu reaksi terhadap rangsangan dari luar

organisme (orang) namun dalam memberikan respon sangat tergantung

pada karakteristik ataupun faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan

(Azwar, 2016). Sedangkan menurut Robert Kwick dalam Donsu (2017)

perilaku adalah salah satu tindakan individu yang dapat di lihat untuk di

pelajari.Tingkat pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku individu

tersebut (Donsu, 2017). Dan menurut Notoatmodjo, 2014 perilaku

merupakan suatu aktifitas manusia yang bersangkutan satu sama lain.

Menurut teori Nola J. Pender dalam Alligood (2017)

mengemukakan bahwa individu tidak akan mengubah perilaku mereka

yang saat ini kecuali termotivasi atau cenderung untuk melakukan atau

mengambil tindakan, kemudian individu yang termotivasi diaktifkan untuk

melakukan suatu tindakan, dan setiap tindakan individu harus dihargai dan

diperkuat untuk melakukan perilaku yang mempromosikan kesehatan.

Menurut Savelson dalam Munir (2015) bahwa perilaku yang tidak dihargai

tidak akan bertahan lama. Konsep utama dari teori Pender (Alligood,

2017):

1) Perilaku yang berkaitan dengan masa lalu: frekuensi perilaku yang sama

atau mirip dengan perilaku masa lalu.

2) Faktor personal: termasuk menjadi faktor biologis, psikologis, dan

sosiokultural.

20
3) Faktor biologis personal: faktor faktor ini meliputi penghargaan diri,

motivasi diri, kompetensi diri, persepsi status kesehatan, dan definisi

kesehatan.

4) Faktor psikologis personal: faktor faktor seperti ras, etnis, akulturasi,

pendidikan, dan status sosioekonomi.

5) Keuntungan yang dirasa atas suatu tindakan

6) Halangan yang dirasa untuk melakukan tindakan

7) Keyakinan diri yang dipersepsikan

8) Perasaan positif dan negative yang berkaitan dengan aktifitas

9) Pengaruh interpersonal

10) Komitmen terhadap rencana tindakan

11) Pilihan dan tuntutan bersaing yang segera: merupakan perilaku alternatif

pada tiap individu yang memiliki sedikit kendali terhadapnya, seperti

pekerjaan dan tanggung jawab. Sedangkan pilihan bersaing merupakan

perilaku alternatif pada tiap individu yang memiliki kendali lebih banyak

misalnya pemilihan es krim atau buah untuk kudapan.

12) Perilaku yang mempromosikan kesehatan: merupakan sebuah perilaku

yang mempromosikan kesehatan yaitu wujud tindakan yang mengarah

pencapaian yang positif. Jadi perilaku merupakan bentuk respon terhadap

aktifitas organisme (makhluk hidup) yang dipengaruhi oleh tingkat

pengetahuan.

2.1.5.2 Ciri-ciri Perilaku

Ciri-ciri perilaku manusia menurut Sarwono (1998), dan

dipaparkan oleh Notoatmodjo, (2003) adalah manusia memiliki rasa

21
terhadap social untuk dapat menyesuaikan perilaku masyarakat. Kemudian

adanya kaitan Perilaku antara perilaku yang satu dengan yang lainnya

secara berkesinambungan. Dan terakhir harus memiliki usaha dan

perjuangan pada manusia yang di tentukan di pilih sendiri untuk

memperjuangkan suatu hal yang akan diperjuangkan.

2.1.5.3 Jenis Perilaku

Menurut teori skinner yang dikenal dengan teori stimulus-

organisme- respons (SOR) yang dikutip oleh (Notoatmodjo, 2014).

Perilaku manusia dapat dikelompokan menjadi dua yaitu Perilaku Tertutup

(covert behavior) dan Perilaku Terbuka (overt behavior). Perilaku terutup

terjadi jika orang lain belum bisa melihat secara jelas perilaku dari

individu. Sedangkan Perilaku terbuka berarti seseorang sudah dapat

melihat atau memperhatikan suatu tindakan atau praktik. (A’Alim dan

M.Ramdhani,2019)

2.1.5.4 Faktor - Faktor yang mempengaruhi perilaku

Menurut Notoatmodjo (2014) dalam Ayu (2017) ada 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu Faktor keturunan, Faktor Sosio

Psikologis dan Faktor Situasional. Faktor keturunan merupakan inti dari

terbentuknya perilaku seseorang. Sedangkan terbentuknya perilaku yang

sangat besar dipengaruhi oleh faktor. Dan faktor situsional (lingkungan)

tempat individu membentuk suatu perilaku.

2.1.5.5 Domain Perilaku

22
Menurut Notoatmodjo, 2014 dalam Ayu(2017) membedakan

adanya tiga area, wilayah, ranah atau domain perilaku yaitu, Ranah

kognitif (cognitive domain) dapat dikur dari pengetahuan (knowledge).

Ranah afektif (affective domain) dapat diukur dengan sikap (attitude). Dan

Ranah Psikomotor (psychomotor domain), yang dapat diukur dari

keterampilan (practice).

2.1.5.6 Pembentukan Perilaku

Menurut Priyoto, 2014 ada 3 cara terbentuknya perilaku seseorang

yaitu dari kebiasaan yang dilakukan seseorang setelah itu adanya

Pengertian (insight) seseorang secara baik sehingga bisa menggunakan

model yang baik sebagai contoh.

2.1.5.7 Kriteria Perilaku

Menurut Azwar (2008), pengukuran perilaku yang berisi

pernyataan-pernyataan terpilih dan telah diuji reabilitas dan validitasnya

maka dapat digunakan untuk mengungkapkan perilaku kelompok

responden.

Penilaian perilaku yang didapatkan jika:

1. Nilai T > MT, berarti subjek berperilaku positif

2. Nilai T < MT berarti subjek berperilaku negative

23
2.2 Kerangka Teori

Gambar 2. 1 Kerangka Teori

Pender (Alligood, 2017), Surachman Agus et al (2019), World J Diabetes (2019)

24
2.3 Kerangka Konsep

Menurut Nursalam, 2017 Kerangka konsep penelitian adalah suatu

realitas yang masih berbentuk abstrak dibuat agar dapat menajdi wadah

komunikasi untuk membentuk teori yang menjelaskan hubungan antar

variabel.

Variabel Independen Variabel Dependen

2.

Gambar 2. 8 Kerangka Konsep

Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah Suatu jawaban yang masih sementara dihasilkan dari

rumusan masalah atau pernyataan penelitian (Nursalam, 2017).

2.4.1 Ho

Tidak ada Hubungan Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus dengan Perilaku

Kebersihan gigi dan mulut dan Tidak ada Hubungan Sikap Pasien Diabetes

Mellitus dengan Perilaku Kebersihan gigi dan mulut.

25
2.4.2 Ha

Ada Hubungan Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus dengan Perilaku

kebersihan gigi dan mulut dan Ada hubungan Sikap Pasien Diabetes

Mellitus dengan Perilaku Kebersihan gigi dan mulut.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analitik kolerasi. Menurut Suryabrata,

penelitian korelasional adalah penelitian dengan tujuan untuk mendeteksi

tingkat kaitan variasi-variasi yang ada dalam suatu faktor dengan variasi-

variasi dalam faktor yang lain dengan berdasarkan pada koefisien korelasi.

Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan

pendekatan cross sectional. Menurut Notoatmodjo (2012), cross sectional

merupakan jenis penelitian yang dilakukan pengumpulan datanya sekali atau

dalam satu waktu. Penelitian ini berguna untuk mengetahui hubungan antara

beberapa variabel.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Menurut Morissan Populasi adalah stautu kelompok makhluk hidup

untuk di analisis guna memahami sifat populasi yang bersangkutan.

26
Populasi dalam penelitian ini adalah Pasien Diabetes Mellitus yang

berkunjung 3 bulan terakhir ke Klinik Pratama Rawat Inap Tugu Sawangan

Baru kota Depok sebanyak 211 pasien.

3.2.2 Sampel

Margono (2014) mengungkapkan bahwa sampel adalah beberapa

bagian dari populasi yang dipilih dengan menggunakan beberapa cara.

Teknik sampling digunakan untuk menentukan sampel pada populasi yang

telah didapatkan.(Sugiyono, 2014).

Rumus yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus

slovin:

N
n=
(1+ N ( d 2 ))

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d = tingkat signifikansi (5%)

211
1+ 211 ( 0,05 x 0,05 ) ¿
¿

211 211 211


= = = 138,134 (138 Responden)
1+ 211(0,0025) 1+ 0,5275 1,5275

Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan

menggunakan teknik purposive sampling. Mengenai ini, Menurut Sugiyono

27
(2018) Purposive Sampling merupakan teknik penetapan sampel dilakukan

dengan adanya pertimbangan tertentu berdasarkan tujuan tertentu.

Ada 2 kriteria yang bisa dan tidak dijadikannya pasien DM menjadi

responden sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah Spesifiknya subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan yang akan diteliti (Nursalam,

2017). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pasien DM yang berkunjung ke klinik Pratama rawat Inap Tugu

Sawangan Baru selama 3 bulan terakhir (Oktober-Desember)

2. Laki Laki dan Perempuan Usia 30 – 60 tahun.

3. Pasien mau menjadi responden.

4. Pasien bisa membaca dan menulis.

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah kriteria yang tidak masuk kedalam

kriteria inklusi karena pertimbangan beberapa hal (Nursalam, 2017).

Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pasien yang tidak bersedia menjadi responden

28
2. Pasien DM dengan trauma gigi dan mulut

3. Pasien DM dengan kanker mulut

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Pratama Rawat Inap Tugu

Sawangan Baru kota Depok.

3.4 Waktu Penelitian

Penelitian telah dilakukan pada 22 Desember 2020 – 12 Januari 2021.

3.5 Variabel Penelitian

Variabel penelitian dapat membedakan atau membawa variasi pada

suatu nilai tertentu kemudian di ambil kesimpulannya.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu variabel

independen dan variabel dependen. Berikut penjelasannya:

3.5.1 Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel penelitian dapat membedakan atau membawa variasi pada

suatu nilai tertentu. (Terikat). (Jiwantoro, Yudha Anggit 2017) Variabel

Independen pada penelitian ini adalah: Pengetahuan Pasien Diabetes

Mellitus dan Sikap Pasien Diabetes Mellitus

3.5.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel ini disebut variabel output, kriteria,konsekuen. Menurut

Jiwantoro, Yudha Anggit (2017) Variabel terikat merupakan variabel yang

29
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Variabel Dependen pada penelitian ini adalah Perilaku kebersihan gigi dan

mulut.

3.6 Definisi Operasional

Menurut Sugiono, 2014 mengartikan Definisi operasional adalah suatu

petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan mengukur suatu

variabel atau konsep untuk menguji kesempurnaan. Definisi Operasional pada

penelitian ini adalah:

Tabel 3. 1
Definisi
NoOperasion
Variabel Definisi Alat Ukur Cara Hasil Skala
al
Operasional Ukur Ukur
Independen
1. Pengetahuan Segala sesuatu Menggunak Pasien Hasil Nominal
Pasien yang diketahui an Diabetes Ukur
Diabetes berdasarkan Kuesioner Mellitus Pengetahu
Mellitus pengalaman Pengetahua akan an
manusia itu n dengan diberikan di katakan
sendiri dan jumlah 10 kuesioner baik
pengetahuan pertanyaan apabila
akan bertambah multiple nilainya >
sesuai dengan choice 50% dan
proses kurang
pengalaman baik
yang apabila
dialaminya. nilainya ≤
50%
2. Sikap Pasien Pernyataan Menggunak Pasien Ada 2 Ordinal
Diabetes evaluatif an Diabetes kategori,
Mellitus terhadap objek, Kuesioner Mellitus yaitu :

30
orang atau sikap akan Positif (1)
peristiwa. sebanyak diberikan = Jika
10 kuesioner Skor T ≥
pertanyaan mean
( 22,0 )
Negatif
(2) =
Jika
Skor T ≤
mean
( 22,0 )
Dependen
3. Perilaku Perilaku adalah Menggunak Pasien Ada 2 Ordinal
Kebersihan bentuk respon an Diabetes kategori,
gigi dan terhadap Kuesioner Mellitus yaitu :
mulut aktifitas perilakuseb akan Positif (1)
organisme anyak 10 diberikan = Jika
( makhluk hidup pertanyaan Kuesioner Skor T ≥
) yang mean
dipengaruhi oleh ( 23,0 )
tingkat Negatif
pengetahuan.ser (2) =
angkaian Jika
Skor T ≤
mean
( 23,0 )

3.7 Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang dibuat dan disusun berdasarkan

teori serta kebutuhan penelitian dan pengumpulan data dalam penelitian

(Adib,2015). Kuesioner digunakan sebagai instruen pada penelitian ini.

31
3.7.1 Kuesioner Pengetahuan

Kuesioner tingkat pengetahuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan


penderita DM tentang kebersihan gigi dan mulut.
Kuesioner tingkat pengetahuan di adopsi dari kuesioner yang dibuat
oleh Mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Sebelum dilakukan Uji Validitas dan Reabilitas pada Kuesioner
pengetahuan, kuesioner terdiri dari 23 pertanyaan multiple choice dengan
hasil perhitungan skor pengetahuan di katakan 0 apabila pilihan dari
responden salah dan skor 1 untuk pilihan yang benar.

Adapun kisi kisi pertanyaan sebagai berikut:

Tabel 3. 2
Kisi- kisi kuesioner pengetahuan

N Aspek Pertanyaan Nomor Jumlah


o Pertanyaan Pertanyaan

1. Resiko penyakit mulut pada 1,2 2


Diabetes

2. Radang gusi dan jaringan 3,4,5,6,7 5


penyangga gigi

5. Mulut kering (Xerostomia) 8,9 2

6. Tips memilih sikat dan pasta Gigi 10,11,12,13 4

7. Teknik menyikat gigi yang benar 14,15,16 3

8. Berkumur dengan obat kumur 17,18 2

9. Tips memilih makanan yang baik 19,20 2


untuk kesehatan gigi dan
Mulut

10 Pentingnya kontrol rutin ke Dokter 21,22,23 3


. Gigi

Jumlah 23

32
Setelah di lakukan Uji Validitas dan Reabilitas di dapatkan 6

Kuesioner yang valid yaitu nomor 7 , 12 , 15 ,17 , 20 , 22. Dan dilakukan

Uji Ahli (Expert judgement) atas saran pembimbing untuk memperkecil

tingkat kelemahan dan kesalahan dari intrumen yang dibuat oleh peneliti

sebanyak 4 butir soal. Maka instrument penelitian yang digunakan dalam

penelitian terdapat 10 soal.

3.7.2 Kuesioner Sikap

Kuesioner sikap digunakan untuk mengetahui sikap penderita DM

tentang kebersihan gigi dan mulut. Kuesioner sikap diadopsi dari kuesioner

yang dibuat oleh Mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.

Kuesioner sikap terdiri dari 15 pertanyaan dengan kisi- kisi sebagai

berikut:
Tabel 3. 3
Kisi - kisi kuesioner sikap

No Aspek Pertanyaan Nomor Jumlah


Pertanyaan Pertanyaan

1. Pentingnya Kontrol Gigi dan 1,2,4,6,9,15 6


mulut ke dokter gigi

2. Menjaga kebersihan gigi dan 3,5,7,10 4


mulut

3. Makanan yang baik untuk 8,12,13 3


kesehatan gigi dan mulut

4. Tips memilih sikat gigi dan 11,14 2


pasta gigi

33
Setelah di lakukan Uji Validitas dan Reabilitas di dapatkan 10

Kuesioner yang valid yaitu nomor 1, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 12 dan 14.Dan

dilakukan Uji Ahli (Expert judgement) atas saran pembimbing untuk

memperkecil tingkat kelemahan dan kesalahan dari intrumen yang dibuat

oleh peneliti sebanyak 1 butir soal. Maka instrument penelitian yang

digunakan dalam penelitian terdapat 10 soal.

3.7.3 Kuesioner Perilaku

Kuesioner sikap digunakan untuk mengetahui perilaku penderita DM

tentang kebersihan gigi dan mulut.

Kuesioner perilaku, yang berjumlah 12 pernyataan dengan kisi kisi

pernyataan sebagai berikut:

Tabel 3. 4
Kisi- kisi kuesioner perilaku

No Aspek Pertanyaan Nomor Jumlah


Pertanyaan Pertanyaan

1. Pentingnya Kontrol 1,2 2


Gigi dan mulut ke
dokter gigi

2. Menjaga kebersihan 5, 6, 7,9,10,11 5


gigi dan mulut

3. Makanan yang baik 3,4 2


untuk kesehatan gigi
dan mulut

4. Tips memilih sikat 8,12 2


gigi dan pasta gigi

34
Setelah di lakukan Uji Validitas dan Reabilitas di dapatkan 10

Kuesioner yang valid yaitu nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11 dan 12.

3.8 Uji Validitas dan Reabilitas

3.8.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2017), Suatu Instrumen bisa dikatakan valid jika

suatu instrumen tersebut bisa mengukur apa yang seharusnya diukur.

Peneliti akan melakukan uji validitas di daerah Depok karena termasuk satu

wilayah dengan tempat yang akan dilakukan penelitian.

Uji Validitas menggunakan SPSS 25 dengan menggunakan metode

Pearson Correlation Item instrument dianggap valid jika r hitung > r tabel

yang telah ditentukan.

3.8.1.1 Hasil Uji Validitas tingkat pengetahuan pasien DM

Uji validitas variabel tingkat pengetahun dihitung dengan cara

mengambil data dengan responden sebanyak 20 melalui 23 pernyataan

yang diajukan. Berikut adalah hasil uji validitas tingkat pengetahuan

pasien DM

Tabel 3. 5
Hasil Uji
Validitas
Tingkat
pengetahu
an pasien
DM

35
No rhitung rtabel 5% (18) Sig. Kriteria

Tabel 3.5 1 0,108 0,468 0,650 Tidak Valid

2 0,357 0,468 1,22 Tidak Valid


menunjukan 7
3 0,168 0,468 4,79 Tidak Valid
item pertanyaan
4 0,383 0,468 0,95 Tidak Valid
dari variabel
5 0,307 0,468 1,87 Tidak Valid
tingkat 6 0,368 0,468 1,11 Tidak Valid
pengetahuan 7 0,573 0,468 0,08 Valid

memiliki nilai 8 0,323 0,468 1,64 Tidak Valid

9 0,221 0,468 3,48 Tidak Valid


rhitung yang lebih
10 0,144 0,468 5,43 Tidak Valid
besar dibanding
11 0,301 0,468 1,98 Tidak Valid
dengan rtabel
12 0,584 0,468 0,07 Valid
dimana hasilnya
13 -319 0,468 1,70 Tidak Valid
item-item 14 443 0,468 0,51 Tidak Valid

tersebut valid 15 0,766 0,468 0,00 Valid

16 0,111 0,468 6,41 Tidak Valid


atau dengan
17 0,672 0,468 0,00 Valid
kata lain item
18 0,301 0,468 1,97 Tidak Valid
tersebut dapat
19 0,244 0,468 3,00 Tidak valid
digunakan.
20 0,480 0,468 0,32 Valid
Sedangkan 21 0,145 0,468 5,43 Tidak Valid

untuk 16 item 22 0,584 0,468 0,07 Valid

pertanyaan dari 23 0,459 0,468 0,42 Tidak Valid

variabel tingkat

pengetahuan memiliki nilai rhitung yang lebih kecil dibanding dengan rtabel dimana

36
hasilnya item-item tersebut tidak valid atau dengan kata lain

item tersebut tidak dapat digunakan.

3.8.1.2 Hasil Uji Validitas sikap pasien DM

Perhitungan uji validitas variabel sikap dilakukan dengan cara

mengambil seluruh jumlah responden sebanyak 20 responden melalui 15

pernyataan yang diajukan. Kemudian menghitung vailiditas setiap item

dengan menggunakan bantuan program SPSS lalu dibandingkan dengan

menggunakan Pearson Correlation. Berikut adalah hasil uji validitas sikap

pasien DM:
Tabel 3. 6
Hasil Uji
Validitas
Sikap
pasien No rhitung rtabel 5% (20) Sig. Kriteria
DM
item

1 0,554 0,468 0,11 Valid

2 -130 0,468 0,585 Tidak Valid

3 0,636 0,468 0,03 Valid


Tabel 3.6 menunjukan
4 0,671 0,468 0,01 Valid
9 item pertanyaan
5 -160 0,468 0,500 Tidak Valid
dari variabel
6 0,649 0,468 0,02 Valid
sikap memiliki
7 0,526 0,468 0,17 Valid
nilai rhitung 8 0,750 0,468 0,00 Valid yang lebih

besar 9 0,427 0,468 0,60 Tidak Valid dibanding

dengan rtabel 10 0,589 0,468 0,06 Valid dimana


11 0,309 0,468 0,185 Tidak Valid
hasilnya item-item
12 0,425 0,468 0,62 Tidak Valid

13 0,163 0,468 4,92 Tidak Valid

14 0,524 0,468 37 0,18 Valid

15 0,656 0,468 0,02 Valid


tersebut valid atau dengan kata lain item tersebut dapat digunakan.

Sedangkan untuk 6 item pertanyaan dari variabel sikap memiliki nilai

rhitung yang lebih kecil dibanding dengan rtabel dimana hasilnya item-item

tersebut tidak valid atau dengan kata lain item tersebut tidak dapat

digunakan.

3.8.1.3 Hasil Uji Validitas perilaku kebersihan gigi dan mulut

Perhitungan uji validitas variabel perilaku kebersihan gigi dan mulut

dilakukan dengan cara mengambil seluruh jumlah responden sebanyak 20

responden melalui 12 pernyataan yang diajukan. Kemudian menghitung

vailiditas setiap item dengan menggunakan bantuan program SPSS lalu

dibandingkan dengan menggunakan Pearson Correlation. Berikut adalah

hasil uji validitas perilaku kebersihan gigi dan mulut pasien DM:

38
Tabel 3. 7 Hasil Uji Validitas Perilaku pasien DM

No item rhitung rtabel 5% (20) Sig. Kriteria

1 0,569 0,468 0,09 Valid

2 0,813 0,468 0,00 Valid

3 0,692 0,468 0,01 Valid

4 -284 0,468 225 Tidak Valid

5 0,571 0,468 0,09 Valid

6 0,683 0,468 0,01 Valid

7 0,584 0,468 0,07 Valid

8 0,231 0,468 327 Tidak Valid

9 0,481 0,468 0,32 Valid

10 0,625 0,468 0,03 Valid

11 0,794 0,468 0,00 Valid

12 0,599 0,468 0,05 Valid

Tabel 3.7 menunjukan 10 item pertanyaan dari variabel perilaku

kebersihan gigi dan mulut memiliki nilai r hitung yang lebih besar

dibanding dengan rtabel dimana hasilnya item-item tersebut valid atau

dengan kata lain item tersebut dapat digunakan. Sedangkan untuk 2

39
item pertanyaan dari variabel perilaku kebersihan gigi dan mulut

memiliki nilai rhitung yang lebih kecil dibanding dengan rtabel dimana

hasilnya item-item tersebut tidak valid atau dengan kata lain item

tersebut tidak dapat digunakan.

3.8.2 Uji Reabilitas

Menurut Arikunto, Suharsimi (2013) realibitas adalah suatu indeks

yang menunjukan sejauh mana suatu instrument dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut

dianggap sudah baik. Uji reabilitas dilakukan dengan metode Cronbach’s

alpha 0 – 1, jika skala ini dikelompokkan dalam 5 kelas dengan rank yang

sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasikan sebagai

berikut (Hidayat, 2010):

1) Nilai Cronbach’s alpha 0,00 s/d 0,20 berarti kurang realibel.

2) Nilai Cronbach’s alpha 0,21 s/d 0,40 berarti agak realibel

3) Nilai Cronbach’s alpha 0,41 s/d 0,60 berarti cukup realibel

4) Nilai Cronbach’s alpha 0,61 s/d 0,80 berarti realibel

5) Nilai Cronbach’s alpha 0,81 s/d 1,0 berarti sangat reliabel

3.9 Prosedur Pengumpulan Data

(1) Menentukan masalah dan mengajukan judul ke pembimbing.

(2) Menyusun Proposal Penelitian

40
(3) Mengajukan Surat Perizinan penelitian kepada klinik Pratama Rawat Inap

Tugu Sawangan kota Depok.

(4) Mengumpulkan data, mempersiapkan materi dan konsep teori yang

mendukung.

(5) Melakukan Konsultasi dengan pembimbing.

(6) Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian yang akan

dilakukan dan bila bersedia menjadi responden diperkenankan mengisi

informent consent.

(7) Menjelaskan kepada responden terkait kuesioner kemudian responden

diarahkan untuk isi kuesioner.

(8) Pendokumentasian saat responden isi kuesioner kemudian responden

diarahkan untuk menyerahkan kuesioner yang telah di isi.

(9) Pengumpulan data dari responden kemudian pengolahan data

menggunakan editing, scoring dan coding.

(10) Penyusunan Laporan hasil penelitian.

3.10 Analisa Data

3.10.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui data berdistribusi

normal atau tidak. Yang menggunakan uji ini adalah jenis uji yang melihat

hubungan pada setiap variabel. Jika data mendapatkan hasil yang normal

41
makan data di hitung menggunakan uji parametric dan jika data tidak

normal maka menggunakan uji non parametric. Uji normalitas data dapat

dilaksanakan dengan menggunakan 2 metode yaitu, Kolmogorov –

Smirnov jika nilai signifikansi > (0,05) maka Ha diterima yang artinya

data berdistribusi normal. Sedangkan jika nilai signifikansi hasil penelitian

< (0,05) maka data tidak normal.yang keuda, Skewness dan Kurtosis

apabila nilai Z skweness antara ± 1,96 maka data berdistribusi normal.

3.10.2 Analisa Univariat

Menurut Jiwantoro, Yudha Anggit (2017) Analisa Univariat adalah

analisa yang melibatkan satu variabel atau pervariabel. Analisis univariat

dalam penelitian ini terdiri dari karakteristik responden yang meliputi jenis

kelamin, umur, riwayat pendidikan dan riwayat merokok. Selain itu di

analisa univariat akan memperlihatkan gambaran distribusi frekuensi dari

variabel independen (Pengetahuan dan sikap pasien DM) dan variabel

dependen (perilaku kebersihan gigi dan mulut). Hasil analisis univariat

akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kelompok

experimen.

3.10.3 Analisa Bivariat

Menurut Jiwantoro, Yudha Anggit (2017) Analisa Bivariat adalah

analisa yang melibatkan dua variabel.

Analisa Bivariat pada penelitian ini adalah:

42
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan perilaku

kebersihan gigi dan mulut dan Untuk mengetahui hubungan antara sikap

dengan perilaku kebersihan gigi dan mulut.

Dalam penelitian ini menggunakan uji Chi square (dibaca: kai

kuadrat), Chi square digunakan untuk pengujian hipotesa terhadap beda

dua variabel atau lebih. Hasil pengujian akan menyimpulkan apakah

semua proporsi sama atau berbeda. Data pengujian hipotesa menggunakan

distribusi Chi-Square tidak berasal dari populasi berdistribusi normal.

3.11 Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan izin penelitian dari

Klinik Pratama Tugu Sawangan dengan mempertimbangkan prinsip- prinsip

etika penelitian yaitu The five right of human subjects in research (Polit &

Beck dalam Kurniawan, 2015) lima hak tersebut adalah:

3.11.1 Respect for Autonomy

Responden memiliki hak untuk membuat keputusan secara sadar

untuk menerima atau menolak menjadi responden. Peneliti menjelaskan

kepada responden tentang proses penelitian yang meliputi pemberian

kuesioner kepada responden, selanjutnya responden diberi kebebasan

untuk menentukan apakah bersedia atau menolak berpartisipasi dalam

penelitian.

43
3.11.2 Privacy atau dignity

Responden memiliki hak untuk dihargai tentang apa yag mereka

lakukan dan apa yang dilakukan terhadap mereka serta untuk mengontrol

kapan dan bagaimana informasi tentang mereka dibagi dengan orang lain.

Peneliti hanya melakukan pengambilan data dengan kuesioner pada waktu

yang telah disepakati dengan responden. Setting pengisian kuesioner oleh

responden dibuat berdasarkan pertimbangan terciptanya suasana santai,

tenang dan kondusif serta tidak diketahui oleh orang lain.

3.11.3 Anonymity dan Confidentialy

Peneliti menjelaskan kepada responden bahwa kerahasiaan

identitasnya terjamin dengan menggunakan kode pengganti identitas

responden (inisial).Selain itu peneliti menyimpan seluruh dokumen hasil

pengumpulan data berupa lembar persetujuan mengikuti penelitian,

biodata responden serta hasil jawaban kuesioner yang telah diisi oleh

responden dalam tempat khusus yang hanya dapat diakses oleh peneliti.

Semua bentuk data hanya digunakan untuk keperluan proses analisis

sampai penyusunan laporan penelitian sehingga partisipan tidak perlu takut

data yang bersifat rahasia dan pribadi diketahui orang lain.

3.11.4 Justice

Peneliti memberikan kesempatan yang sama bagi pasien yang

memenuhi kriteria untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian

dilakukan secara jujur, hati-hati, profesional, berperi kemanusiaan, dan

memperhatikan faktor-faktor ketepatan, keseksamaan, kecermatan,

intimitas, psikologis serta perasaan religius responden penelitian. Peneliti

44
mempertimbangkan aspek keadilan gender dan hak responden untuk

mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum, selama, maupun sesudah

berpartisipasi dalam penelitian

3.11.5 Beneficence dan Nonmaleficence

Penelitian ini tidak membahayakan partisipan dan peneliti telah

berusaha melindungi partisipan dari bahaya ketidaknyamanan (protection

from discomfort). Peneliti menjelaskan tujuan, manfaat dan penggunaan

data penelitian sehingga dapat dialami oleh responden dalam surat

ketersediaan berpartisipasi atau Informed Consent. Selama proses

pengisian kuesioner berlangsung peneliti memperhatikan beberapa hal

yang dapat merugikan responden antara lain kenyamanan serta perubahan

perasaan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas hasil penelitian kepada Pasien Diabetes Mellitus terkait

Perilaku Kebersihan gigi dan mulut di Klinik Pratama Rawat Inap Tugu

Sawangan Baru Depok.

Bab ini juga akan menguraikan data statistik hasil penelitian yaitu Uji

normalitas data, Analisis univariat dan analisis bivariat yang disajikan dalam

bentuk tabel distribusi.

4.1 Hasil Penelitian

45
Tabel 4. 1
Distribusi
4.1.1 Analisis Univariat
Frekuensi
Jenis
Kelamin Analisis Univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik
Pasien
DMresponden
di dari jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, riwayat merokok,
Klinik
Pratama
pengetahuan dan sikap.
Rawat
Inap
Tugu
4.1.1.1 Jenis Kelamin
Sawangan
Baru
Depok Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat

pada tabel 4.1 menunjukan bahwa sebanyak 54 (39,1%) responden

berjenis kelamin laki- laki dan 84 (60,9%) responden berjenis kelamin

perempuan.

Jenis Kelamin Frekuensi Persen (%)


Laki – Laki 54 39.1
Perempuan 84 60.9
Total 138 100

4.1.1.2 Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel

4.2 bahwa rata-rata usia responden 50 tahun dengan usia maksimal 60

tahun dan usia minimum responden adalah 40 tahun.

46
Tabel 4. 2
Distribusi Frekuensi Usia Pasien DM di Klinik Pratama Rawat Inap Tugu
Sawangan Baru Depok

Variabel N Minimum Maximum Mean Standar deviasi


Usia 138 40 60 50,17 5,952

4.1.1.3 Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan dapat dilihat pada

tabel 4.3 menunjukan bahwa 3,6% responden berpendidikan SD, 22,5%

responden berpendidikan SMP, 59,4% responden berpendidikan SMA dan

14,5% responden berpendidikan Sarjana.

Tabel 4. 3
Distribusi
Frekuensi
Pendidika
n Pasien
DM di Pendidikan Frekuensi (n) Persen (%)
Klinik
Pratama SD 5 3,6
Rawat
Inap SMP 31 22,5
Tugu
Sawangan
SMA 82 59,4
Depok

Sarjana 20 14,5
Total 138 100

47
4.1.1.4 Pekerjaan

Tabel 4. 4
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Pasien DM di Klinik Pratama
Rawat Inap Tugu Sawangan Baru Depok
Pekerjaan Frekuensi (n) Persen (%)
Wiraswasta 27 19,6
Wirausaha 23 16,7
PNS 6 4,3
IRT 61 44,2
Buruh 13 9,4
Tidak Bekerja 8 5,8
Total 138 100

Karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan dapat dilihat pada

tabel 4.4 menunjukan bahwa 19,6% responden memiliki pekerjaan sebagai

Wiraswasta, 16,7% responden memiliki pekerjaan sebagai wirausaha,

4,3% responden bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil , 44,2% responden

Sebagai Ibu Rumah Tangga, 9,4% responden bekerja sebagai buruh dan

sebanyak 5,8% responden tidak bekerja.

4.1.1.5 Riwayat Merokok

Karakteristik responden berdasarkan riwayat merokok dapat dilihat

pada tabel 4.5 menunjukan bahwa 32,6% responden memiliki riwayat

merokok dan 67,4% responden tidak memiliki riwayat merokok.

Tabel 4. 5

Distribusi Frekuensi riwayat merokok Pasien DM di


Klinik Pratama Rawat Inap Tugu Sawangan Baru Depok

48
Riwayat Frekuensi Persen(%)
Ada 45 32,6
Tidak 93 67,4
Total 138 100

4.1.1.6 Tingkat Pengetahuan Pasien DM tentang Perilaku kebersihan gigi dan

mulut

Berdasarkan distribusi frekuensi pengetahuan pasien DM pada tabel

4.6, sebesar 46,4% responden berpengetahuan baik, dan sebesar 53,6%

responden berpengetahuan kurang.

Tabel 4. 6
Distribusi Frekuensi tingkat pendidikan Pasien DM tentang kebersihan gigi
dan mulut di Klinik Pratama Rawat Inap Tugu Sawangan Baru Depok

Pengetahuan Frekuensi Persen(%)


Kurang 64 46,4
Baik 74 53,6
Total 138 100.0

4.1.1.7 Sikap Pasien DM tentang Perilaku kebersihan gigi dan mulut di Klinik

Pratama Rawat Inap Tugu Sawangan Baru Depok

Berdasarkan distribusi frekuensi sikap pasien DM pada tabel 4.7,

sebesar 61,6% responden memiliki sikap positif, dan sebesar 38,4%

responden memiliki sikap negatif.

Tabel 4. 7

Distribusi Frekuensi Sikap Pasien DM tentang

kebersihan gigi dan mulut di Klinik Pratama Rawat

Inap Tugu Sawangan Baru Depok

49
Sikap Frekuensi Persen(%)
Positif 85 61,6
Negatif 53 38,4
Total 138 100.0
4.1.1.8 Perilaku Pasien DM

Berdasarkan distribusi frekuensi perilaku pasien DM pada tabel


4.8, sebesar 59,4% responden memiliki perilaku positif, dan sebesar 40,6%
responden memiliki perilaku negatif.
Tabel 4. 8
Distribusi Frekuensi Perilaku Pasien DM tentang kebersihan
gigi dan mulut di Klinik Pratama Rawat Inap Tugu
Sawangan Baru Depok

Perilaku Frekuensi Persen(%)


Positif 82 59,4
Negatif 56 40,6
Total 138 100.0
4.1.2 Analisis Bivariat

Menurut Notoatmodjo, 2012 Analisis bivariat adalah analisis yang

dilakukan antara dua variabel yang diduga berhubungan. Analisis bivariat

dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel

dependen dan independen yaitu hubungan antara pengetahuan dengan

perilaku kebersihan gigi dan mulut dan Untuk mengetahui hubungan antara

sikap dengan perilaku kebersihan gigi dan mulut dengan menggunakan uji

statistic Chi Square.

Perilaku
P.Value OR
Positif Negatif Total
Pengetahuan N % N % N %

Baik 47 34,1 27 19,6 74 53,6 0,379 1.442

Kurang 35 25,4 29 21,0 64  46,4

Total 111 80,4 27 19,6 138 100

50
4.1.2.1 Hubungan Pengetahuan Pasien DM dengan Perilaku Kebersihan gigi dan

Mulut DI Klinik Tugu Sawangan Baru Depok

Tabel 4. 10

Distribusi

Frekuensi

Hubungan
Berdasarkan tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa dari

74 responden yang berpengetahuan baik terdapat 47 responden (34,1%)

yang perilakunya positif. Sedangkan dari 64 responden yang


Tabel 4. 9

Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan Pasien DM dengan Perilaku Kebersihan

Gigi Dan Mulut

berpengetahuan kurang terdapat 35 responden (25,4%) yang berperilaku

positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proporsi pengetahuan baik

pada perilaku yang positif pada responden pasien DM lebih besar

proporsinya dibandingkan perilaku responden yang negatif.

4.1.2.2 Hubungan Sikap Pasien DM dengan Perilaku Kebersihan gigi dan Mulut

DI Klinik Tugu Sawangan Baru Depok

Perilaku P.Value OR

Sikap Positif Negatif Total

51
N % N % N %

Positif 57 41,3 28 20,3 85 61,8 0,033 2,280

Negatif 25 18,1 28 20,3 53  38,4

Total 82 59,4 56 40,6 138 100

Berdasarkan tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa dari 85 responden yang

memiliki sikap positif terdapat 57 responden (41,3%) yang perilakunya positif.

Sedangkan dari 53 responden yang memiliki sikap negatif hanya terdapat 295

responden (18,1%) yang berperilaku positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

proporsi Sikap positif pada perilaku yang positif pada responden pasien DM lebih

besar proporsinya dibandingkan perilaku responden yang negative.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis Univariat

4.2.1.1 Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian distribusi frekuensi jenis kelamin pada

tabel 4.1 menunjukan bahwa sebanyak 54 (39,1%) responden berjenis

kelamin laki- laki dan 84 (60,9%) responden berjenis kelamin perempuan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sri Rahayu (2020) yang

menunjukan bahwa penderita diabetes mellitus paling banyak pada jenis

52
kelamin perempuan sebanyak 60,4%. Menurut (Irawan,2010) dalam

Rahayu(2020) wanita lebih beresiko terhadap penyakit diabetes karena

secara fisik perempuan memiliki peluang peningkatan indeks masa tubuh

yang lebih besar. Oleh karena itu perempuan lebih peduli untuk melakukan

pemeriksaan kesehatannya dibandingkan laki- laki. Demikian juga dengan

kebersihan gigi dan mulut perempuan lebih memperhatikan kebersihan

gigi dan mulutnya dibandingan dengan laki- laki.

4.2.1.2 Usia

Berdasarkan hasil penelitian distribusi frekuensi usia dapat dilihat

pada tabel 4.2 bahwa rata-rata usia responden 50 tahun dengan usia

maksimal 60 tahun dan usia minimum responden adalah 40 tahun. Hasil

penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Adnan, M., Mulyati, T.

andIsworo (2013) dalam Rahayu (2020) yang menunjukkan bahwa

penderita diabetes melitus tipe 2 paling banyak pada usia 46-60 tahun

(73%). Menurut WHO, 2020 seseorang dalam kategori usia 20 – 60 Tahun

dikatakan dewasa (adult). Seseorang yang dalam kategori dewasa rentan

terhadap penyakit sistemik yang bermanifestasi di dalam rongga mulut

yang menyebabkan kebersihan rongga mulut menjadi buruk terutama yang

mempunyai riwayat penyakit diabetes mellitus.

4.2.1.3 Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian distribusi frekuensi pendidikan dapat

dilihat pada tabel 4.3 menunjukan bahwa 3,6% responden berpendidikan

SD, 22,5% responden berpendidikan SMP, 59,4% responden

53
berpendidikan SMA dan 14,5% responden berpendidikan Sarjana.

Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan memengaruhi

pengetahuan yang dimilikinya oleh karena kemampuannya untuk

menerima informasi yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan pembahasan

Herijulianti et al dalam Dian et al (2016) bahwa semakin kompleks

pendidikan pada orang dewasa, maka akan lebih menuntun individu untuk

meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kemampuannya.

Perbedaan tingkat pendidikan menyebabkan perbedaan pengetahuan

kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin mudah mereka

menerima serta mengembangkan pengetahuan dan tehnologi, sehingga

akan meningkatkan produktivitas yang pada akhirnya akan

meningkatkan kesejahteraan keluarga. (Yuli Setyaningrum, et al 2018)

4.2.1.4 Pekerjaan

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi menunjukan bahwa 19,6%

responden memiliki pekerjaan sebagai Wiraswasta, 16,7% responden

memiliki pekerjaan sebagai wirausaha, 4,3% responden bekerja sebagai

Pegawai Negeri Sipil , 44,2% responden Sebagai Ibu Rumah Tangga,

9,4% responden bekerja sebagai buruh dan sebanyak 5,8% responden tidak

bekerja.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

(Risma,2019) di Poli Interna RSUP. H. Adam Malik dapat diketahui

bahwa mayoritas Pekerjaan responden adalah wiraswasta 26 orang

(44,8%). Karena pekerjaan juga mempengaruhi resiko diabetes melitus,

masyarakat yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari akan

54
lebih beresiko terkena diabetes melitus. Hasil penelitian Gultom (2012)

juga mengatakan bahwa setiap orang yang memiliki jam kerja tinggi

dengan jadwal makan dan tidur tidak teratur menjadi faktor dalam

meningkatnya penyakit DM, kurang tidur juga dapat menganggu

keseimbangan hormone yang mengatur asupan makanan dan

keseimbangan energi.Responden yang bekerja memiliki aktifitas yang

cukup padat dan gaya hidup sehari-harinya sangat mempengaruhi faktor

resiko terjadinya diabetes mellitus.

4.2.1.5 Riwayat Merokok

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi menunjukan bahwa 32,6%

responden memiliki riwayat merokok dan 67,4% responden tidak memiliki

riwayat merokok.

Menurut Dwi, 2014 nikotin yang terdapat pada asap rokok

memiliki pengaruh terhadap terjadinya Diabetes Mellitus Tipe 2. Pengaruh

nikotin terhadap insulin diantaranya menyebabkan penurunan pelepasan

insulin akibat aktivasi hormon katekolamin, pengaruh negatif pada kerja

insulin, gangguan pada sel beta pankreas dan perkembangan ke arah

resitensi insulin. Pada hasil distribusi frekuensi riwayat merokok lebih

kecil daripada yang mempunyai riwayat merokok bisa disebabkan karena

klien perempuan lebih banyak dari pada klien laki laki. Diharapkan

perokok menghentikan kebiasaan merokoknya. Jika kebiasaan merokok

dapat dihilangkan kemungkinan mengalami diabetes mellitus juga

berkurang.

55
4.2.1.6 Pengetahuan Pasien DM tentang Kebersihan gigi dan mulut

Berdasarkan distribusi frekuensi pengetahuan pasien DM menunjukan

sebesar sebesar 46,4% responden berpengetahuan baik, dan sebesar 53,6%

responden berpengetahuan kurang.

Kebersihan mulut adalah faktor penting yang menentukan

kesehatan rongga mulut. Kebersihan gigi dan mulut perlu dapat perhatian

terutama pada pasien diabetes mellitus karena kebersihan gigi dan mulut

merupakan indicator akan baik atau tidaknya pengelolaan kebersihan gigi

dan mulut pada penderita diabetes mellitus dan merupakan salah satu

penyebab komplikasi yang timbul didalam rongga mulut.

Kebersihan gigi dan mulut harus mendapatkan perhatian, terutama

pada pasien diabetes mellitus karena pada penderita diabetes mellitus

dapat menimbulkan infeksi pada rongga gigi dan mulut. Bharateesh et al,

2012 mengemukakan Infeksi jaringan gigi dan mulut yang terjadi pada

pasien diabetes mellitus dapat menimbulkan komplikasi diabetes

diantaranya hiperplasia ginggiva, periodontitis, kerusakan gigi,

kandidiasis, glossodynia dengan prevalensi penyakit periodontal menjadi

kasus terbanyak pada penderita diabetes.

Salah satu penyebab terjadinya infeksi rongga mulut pada pasien

diabetes mellitus adalah karena pengetahuan yang kurang tentang menjaga

kebersihan gigi dan mulut. Pengetahuan yang dimaksud adalah

pengetahuan tentang penyakit diabetes mellitus bagaimana cara

mengendalikan kadar gula darah, pengetahuan tentang cara merawat gigi

dan mulut serta beberapa hal yang penting diketahui untuk menjaga

56
kebersihan gigi dan mulut. kebersihan mulut adalah faktor penting yang

menentukan kesehatan rongga mulut. pengetahuan yang ditingkatkan

merupakan bukti ilmiah dan implikasinya dalam praktik bermanfaat bagi

pasien untuk kesehatan mulut lebih baik.

4.2.1.7 Sikap Pasien DM tentang Kebersihan gigi dan mulut

Berdasarkan distribusi frekuensi sikap pasien DM menunjukan

sebesar 61,6% responden memiliki sikap positif, dan sebesar 38,4%

responden memiliki sikap negatif.

Sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak,dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu.Sikap belum merupakan

predisposisi tindakan suatu perilaku.Sikap itu masih merupakan reaksi

tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang

terbuka.Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di

lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

(Notoatmodjo, 2012)

Penelitian ini menunjukan mayoritas responden memiliki sikap

positif tentang kebersihan gigi dan mulut. Menurut Sunaryo (2013), sikap

tidak dibawa sejak lahir tetapi dapat dipelajari dan dibentuk berdasarkan

pengalaman individu sepanjang perkembangan selama hidupnya.

Pembentukan sikap dipengaruhi oleh faktor eksternal (pengalaman, situasi,

norma, hambatan dan pendorong) dan internal (fisiologis, psikologis dan

motif).

4.2.1.8 Perilaku pasien DM tentang Kebersihan Gigi dan Mulut

Berdasarkan distribusi frekuensi perilaku pasien DM menunjukan

57
sebesar 59,4% responden memiliki perilaku positif, dan sebesar 40,6%

responden memiliki perilaku negatif. Perilaku seseorang berpengaruh

sangat besar untuk kesehatan salah satunya kesehatan pada rongga mulut

dengan cara menjaga kebersihan gigi dan mulut. Perilaku yang positif

seperti yang terdapat pada hasil penelitian ini akan mempertinggi derajat

kesehatan seseorang. Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat

terjadi melalui proses belajar. Setiap individu dapat merubah perilaku jika

dipahami faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku tersebut.

4.2.2 Analisis Bivariat

4.2.2.1 Hubungan Pengetahuan pasien DM dengan Perilaku Kebersihan gigi dan

mulut

Berdasarkan hasil uji Chi Square di dapatkan hasil dari tabel silang

yang sudah di jabarkan diatas bahwa bahwa dari 74 responden yang

berpengetahuan baik terdapat 47 responden (34,1%) yang perilakunya

positif. Sedangkan dari 64 responden yang berpengetahuan kurang

terdapat 35 responden (25,4%) yang berperilaku positif. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa proporsi pengetahuan baik pada perilaku yang positif

pada responden pasien DM lebih besar proporsinya dibandingkan perilaku

responden yang negatif. Hasil penelitian p (0,379) > 0,05 yang artinya

tidak ada hubungan signifikan antara pengetahuan pasien DM dengan

perilaku kebersihan gigi dan mulut dengan nilai Odd Ratio (OR) sebesar

1.442.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan

oleh Sari, et al (2017) tentang hubungan pengetahuan dengan perilaku

58
kebersihan gigi dan mulut pada penderita Diabetes Mellitus di puskesmas

Rawang Jambi dengan hasil p value = 0,569 berarti Ho diterima sehingga

artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku kebersihan

gigi dan mulut pada penderita diabetes mellitus di puskesmas Rawang

Jambi.

Sama halnya dengan penelitian Suryani (2019) bahwa tidak ada

hubungan antara pengetahuan pasien DM denga Perilaku kebersihan gigi

dan mulut pada pasien I rumah sakit ibu dan anak kota Banda Aceh tahun

2016 dengan hasil uji chi square x2 1,45 < 5,991.

Tetapi tidak sesuai dengan penelitian Dian, et al (2016) tentang

Hubungan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan perilaku

kesehatan jaringan periodontal pada penyandang diabetes melitus tipe 2 di

RSUD Manembo-nembo Bitung dengan hasil uji statistik didapatkan nilai

p = 0,001 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara

tingkat pengetahuan dan status periodontal pada penyandang DMT2 di

RSUD Bitung.

Roger (1974) sitasi dari Katz dan Nare (2002), proses adopsi

perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi

perilaku baru di dalam dirinya, terjadi proses yang berurutan yaitu:

awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari atau mengetahui

stimulus (objek) terlebihdahulu. Interest, yakni orang mulai tertarik pada

stimulus. orang telah mulai mencoba perilaku baru. Adoption, subjek telah

berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya

59
terhadap stimulus. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku

melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap

yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting).

Sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan

kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Sebelum seseorang

mengadopsi perilaku baru harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat

perilaku tersebut bagi dirinya.

Menurut peneliti, Perilaku kebersihan gigi dan mulut pasien DM

sangat dipengaruhi oleh pengetahuan. Semakin rendah pengetahuan

penderita DM akan mengakibatkan perilaku yang tidak baik, sehingga

gangguan pada rongga mulut penderita diabetes akan memperparah

komplikasi oral dan memperburuk tingkat kebersihan gigi dan mulut.

4.2.2.2 Hubungan Sikap pasien DM dengan Perilaku Kebersihan gigi dan mulut

Berdasarkan hasil uji Chi Square di dapatkan hasil dari tabel

silang yang sudah di jabarkan diatas bahwa dari 85 responden yang

memiliki sikap positif terdapat 57 responden (41,3%) yang perilakunya

positif. Sedangkan dari 53 responden yang memiliki sikap negatif hanya

terdapat 295 responden (18,1%) yang berperilaku positif. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa proporsi Sikap positif pada perilaku yang positif pada

responden pasien DM lebih besar proporsinya dibandingkan perilaku

responden yang negative. Hasil penelitian p (0,033) < 0,05 Hal ini

menunjukkan H0 ditolak sehingga dihasilkan adanya hubungan yang

bermakna antara sikap pasien DM dengan perilaku kebersihan gigi dan

mulut dengan nilai Odd Ratio ( OR) sebesar 2.280.

60
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Saptiwi et, al (2019)

yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku

kebersihan gigi dan mulut pada responden yang ditelitinya. Hal tersebut

didukung oleh hasil penelitian Arifah (2016) yang menunjukan bahwa

adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap, dan tindakan

seseorang terhadap perilaku kebersihan gigi dan mulut. Sesuai dengan

yang di kemukakan Notoatmodjo (2013), bahwa sikap positif terhadap

nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata.

Tetapi tidak sejalan dengan hasil penelitian Suryani (2019) dengan

uji statistik chi-square diperoleh 0,23 < 5,991 maka tidak ada hubungan

sikap dengan kebersihan gigi dan mulut. Hal ini mungkin disebabkan

karena adanya perubahan fisik dan psikologis pada responden juga

kemungkinan teori tentang sikap yang tidak diterapakan seharihari,

khususnya mengenai kebersihan gigi dan mulut.

Menurut Abedi Sarvestani dan Shahvali (2009) dalam (Palupi et al,

2017), Perilaku manusia dipengaruhi oleh keyakinan, nilai seseorang dan

sikap. Tjahja dan Ghani, (2010, cit. Larasati, dkk 2012) dalam Suryani

(2019), mengemukakan Sikap merupakan suatu evaluasi yang positif,

artinya bila hasil evaluasi positif maka seseorang akan cenderung

mendekati objek dan sebaliknya bila sikapnya negatif cenderung menjauhi

objek.

Menurut Asumsi peneliti dari hasil pengamatan dengan

menggunakan kuesioner, responden menjawab beberapa pertanyaan terkait

dengan sikap dengan benar dan bisa dibuktikan dari setiap perilaku nya.

61
Penderita DM mengetahui dan setuju jika menyikat gigi yang benar adalah

2x sehari pada pagi dan malam hari, dan penderita DM melakukannya

dalam kesehariannya. Beberapa responden menyebutkan selalu

mengonsumsi makanan manis yang bisa menyebabkan kerusakan pada

gigi, tetapi setelah itu beberapa responden tersebut langsung menggosok

gigi atau berkumur-kumur dengan obat kumur.

Hal tersebut dapat terjadi karena sikap merupakan respons

seseorang yang melibatkan perasaan, pendapat serta emosi.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis menyadari bahwa terdapat

keterbatasan oenelitian dalam melakukan penelitian. Adapun keterbatasan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Alat ukur perilaku yang seharusnya berupa lembar observasi hanya

diberikan kuesioner sehingga peneliti tidak mengetahui secara persis

bagaimana perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut responden yang

sebenarnya dikarenakan saat ini di Indonesia sedang ada pandemik

COVID-19.Kurangnya dokumentasi foto diakibatkan karena penulis tidak

memiliki waktu luang yang banyak untuk mengambil foto.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Karakteristik responden mayoritas berjenis kelamin yaitu sebanyak 84

(60,9%) dengan sebagian besar berusia 50 tahun.Sebanyak 82 responden

62
(59,4%) tingkat pendidikan Menengah atas , sebagian besar responden

memiliki perkerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 61 responden

(44,2%) ,dan sebanyak 93 responden (67,4%) tidak memiliki riwayat

merokok.

2. Gambaran pengetahuan responden baik sebanyak 74 (53,6%).

3. Gambaran sikap responden mayoritas memiliki sikap positif sebanyak 85

(61,6%).

4. Gambaran perilaku mayoritas memiliki perilaku positif sebanyak 82

responden (59,4%).

5. Tidak ada hubungan antara pengetahuan pasien DM dengan perilaku

kebersihan gigi dan mulut di klinik pratama rawat inap tugu Sawangan

Baru.Hasil penelitian dengan analisis Chi Square di dapatkan bahwa P

Value (0,292) ≥ α (0,05) maka Ho ditolak .

6. Terdapat hubungan antara Sikap pasien DM tentang kebersihan gigi dan

mulut klinik pratama rawat inap tugu Sawangan Baru.Hasil penelitian

dengan analisis Chi Square di dapatkan bahwa P Value ( 0,021) ≤ α (0,05)

maka Ho diterima atau gagal ditolak.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disampaikan beberapa saran sebagai

berikut :

1. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan (Klinik Pratama Rawat Inap Tugu Sawangan

Baru)

63
Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan suatu program

preventif dan promotif terkait kebersihan gigi dan mulut

2. Bagi responden

Responden dapat mencari informasi sebanyak banyaknya terkait dengan

pengetahuan kebersihan gigi dan mullut untuk menghindari komplikasi

yang dapat terjadi pada rongga mulut.

3. Bagi Universitas

Di harapkan bagi universitas dapat menambah beberapa referensi bahan

bacaan untuk penelitian penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat melakukan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam terkait

perilaku kebersihan gigi dan mulut dikarenakan belum begitu banyak

referensi yang meneliti terkait perilaku kebersihan gigi dan mulut dengan

memperhatikan faktor – faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

ADA.(2020). Muscle-Specific Insulin Receptor Overexpression Protects

Mice From Diet-Induced Glucose Intolerance but Leads to

64
Postreceptor Insulin Resistance, American Diabetes

Association,69 (11).

ADA.(2017).Differentiation of Diabetes by Pathophysiology, Natural

History and Prognosis, American Diabetes

Association,66(2),241-255.

Adib, S. H. (2015). Teknik Pengambilan Instrumen Penelitian Ilmiah di

Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Semarang, FIMIPA UMS.

ISBN: 978-602-615-99-6-0, 139-157.

Ambarika, R., Agoes, A., & Kristianto, H. (2015). Analisis faktor yang

berhubungan dengan perilaku waspada stroke pada kelompok

resiko tinggi di wilayah kerja Puskesmas Poncokusumo

Malang (pendekatan teori health promotion model Nolla J

Pender). The Indonesian journal of health science, 5(2).

Applonia, A., Priyono, B., & Widyanti, N. (2014). Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Perilaku Pemeliharaan Kebersihan gigi dan

Mulut Ibu Hamil di Puskesmas Kabupaten Kupang. Majalah

Kedokteran Gigi Indonesia, 21(1).

Damayanti, Ayu. (2017). Analisis Faktor Predisposisi yang Berhubungan

dengan Perilaku Masyarakat dalam Pemberantasan Sarang

Nyamuk (PSN) di RW 004 Kelurahan Nambangan Kidul

Kecamatan Manguharjo Kota Madiun Tahun 2017, Skripsi,

Sarjana Keperawatan stikes bhakti Husada Mulia Madiun.

IDF. (2019). IDF Diabetes ATLAS, Ninth edition, International Diabetes

Federation, Belgium, 12-18

65
Imron, I. (2019). Analisa Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan

Konsumen Menggunakan Metode Kuantitatif Pada CV.

Meubele Berkah Tangerang. Indonesian Journal on Software

Engineering (IJSE), 5(1), 19-28.

Istiningtyas, A. (2010). Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap tentang

Gaya Hidup Sehat Mahasiswa di PSIK UNDIP Semarang.

Jurnal KesMaDaSKa, 1(1), 18–25.

Istiqomah, D. A., Rusjanti, J., & Amaliya, A. (2017). Kebersihan mulut

pada penderita Diabetes Mellitus tipe 1 Oral hygiene of

Diabetes Mellitus type 1 patients. Jurnal Kedokteran Gigi

Universitas Padjadjaran, 29(1).

Jovina, T. A., & Suratri, M. A. L. (2019). Hubungan antara Perilaku Sikat

Gigi, Merokok, dan Diabetes Melitus dengan Status Karies

Gigi di Indonesia: Analisis Data Riskesdas 2013. Jurnal

Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 57-66.

Kemenkes. R. I. (2018). Cara Mencegah Penyakit Gigi dan Mulut, Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Kemenkes. R. I.(2018). Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta, 127-131.

Komariah, K., & Rahayu, S. (2020). Hubungan Usia, Jenis Kelamin dan

Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Gula Darah Puasa Pada

Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Klinik Pratama Rawat Jalan

66
Proklamasi, Depok, Jawa Barat. Jurnal Kesehatan Kusuma

Husada, 41-50.

Kurniawan, D. (2018). Komunikasi Model Laswell Dan Stimulus-Organism

Response Dalam Mewujudkan Pembelajaran

Menyenangkan. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2(1), 60-68.

Lestari, D. P., Wowor, V. N., & Tambunan, E. (2016). Hubungan tingkat

pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan status kesehatan

jaringan periodontal pada penyandang diabetes melitus tipe 2

di RSUD Manembo-nembo Bitung. e-GiGi, 4 (2).

Mandasari, D. P. F., Sustini, F., & Krisnana, I. (2017). Pelaksanaan

Diabetes Self Management Education Berbasis Health

Promotion Model Terhadap Perilaku Kepatuhan Klien

Diabetes Mellitus (Dm) Tipe 2. Jurnal Penelitian Kesehatan"

suara forikes"(Journal of Health Research" Forikes

Voice"), 8(4), 198-208.

Manurung, R. D. (2020). Gambaran karakteristik penderita diabetes mellitus

yang berobat jalan ke poli interna RSUP H.Adam malik Medan

Tahun 2019.

Marwiyah, N., & Dahlia, D. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Ibu

Hamil di Poli KIA UPTD Puskesmas Citangkil Kota

Cilegon. Jurnal Kesehatan, 7(1), 54-64.

NORA. (2015). Hubungan Cemas Dengan Gaji. Jurnal Ilmu Keperawatan,

5, 70

67
Lubis, I. (2012). Manifestasi diabetes melitus dalam rongga mulut. 1–9.

Ns. Yudha Anggit Jiwantoro, S. (2017). Riset Keperawatan Analisis Data

Satistik Menggunakan SPSS. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Purnamasari, I., & Raharyani, A. E. (2020). Tingkat pengetahuan dan

perilaku masyarakat Kabupaten Wonosobo tentang Covid-

19. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(1), 33-42.

Palupi, T., & Sawitri, D. R. (2017). Hubungan Antara Sikap Dengan

Perilaku Pro-Lingkungan Ditinjau dari Perspektif Theory Of

Planned Behavior Relationship Between Attitude And Pro-

Environmental Behavior from the Perspective of Theory of

Planned Behavior Perilaku Pro-Lingkungan. Proceeding

Biology Education Conference, 14, 214–217.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). 2019. Pengelolaan dan

Pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia 2019.

PERKENI. Jakarta.

Rahmawanto, yanuar nur. (2015). Studi Deskriptif Perilaku Perawat Dalam

Pencegahan Infeksi Nosokomial Di Ruang Rawat Inap RSUD

dr.R Goetoeng Taroenadibrata Purbalingga. 9–31.

Ramdani, W. R., Valentine, A., Ramanidya, S., Fatma, S., Maulana, B. A.,

& Puspa, T. (2019). Review literatur sikap dan kepuasan pada

trijurnal online lembaga penelitian universitas trisakti. Jurnal

penelitian dan karya ilmiah lembaga penelitian universitas

trisakti, 4(1), 25-32.

68
Retnaningsih, R. (2016). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Alat

Pelindung Telinga Dengan Penggunaannya Pada Pekerja Di

PT. X. Journal of Industrial Hygiene and Occupational

Health, 1(1), 67-81.

S lasmin. (2019). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Perilaku Masyarakat Dalam Penggunaan Air Bersih Di Desa

Lambada Lhok Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh

Besar Tahun 2019. 2014, 8–37.

Sanifah, L.A.( 2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap

Keluarga Tentang Perawatan Activities Daily Living ( ADL)

Pada Lansia, Skripsi , Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Media Jombang.

Saptiwi, B., Hanafi, M., & Purwitasari, D. (2019). Perilaku Pemeliharaan

Kesehatan Gigi dan Mulut terhadap Status Kebersihan Gigi

dan Mulut (OHI-S) Warga Samin Surosentiko Kabupaten

Blora. Jurnal Kesehatan Gigi, 6(1), 68-71.

Saputri, G. Z., Akrom, A., & Dania, H. (2019). Validation of Diabetes

Mellitus Patient Behavior Questionnaire in Primary Health

Care Service. International Journal of Public Health

Science, 8(4), 455-460.

Sari, B., Halid, I., & Razi, P. (2017). Hubungan Pengetahuan Dengan Status

Kebersihan Gigi Dan Mulut Pada Penderita Diabetes Melitus

69
Di Puskesmas Rawang Jambi. Jurnal Kesehatan Gigi, 04(1),

13–18.

Setyaningrum, Y., Mardiana, S. S., & Susanti, D. (2019). Hubungan Tingkat

Pendidikan dan Pengetahuan tentang Diet DM dengan

Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus di RSUD RA Kartini

Jepara. Indonesia Jurnal Perawat, 3(1), 44-50.

Setyawati, Nunuk,(2018), Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan

Perilaku Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil di Puskesmas

Dlingo II Tahun 2017 , Skripsi, Sarjana Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta.

Sherlyta, M., Wardani, R., & Susilawati, S. (2017). Tingkat kebersihan gigi

dan mulut siswa Sekolah Dasar Negeri di desa tertinggal

Kabupaten Bandung Oral hygiene level of underdeveloped

village State Elementary School students in Bandung

Regency. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas

Padjadjaran, 29(1).

Sijabat, P. S. B., Hatta, I., & Sari, G. D. (2020). Hubungan Pengetahuan,

Sikap , dan Tindakan Lansian denggan Status Kebersihan gigi

dan mulut (Tinjauan pada Panti Sosial Tresna Werdha di

Kalimantan Selatan). Dentin, 4(2).

Sundari, P.M(2018)Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Self Management

Diabetes dengan Tingkat Stress Menjalani Diett Penderita

Diabetes Mellitus, Skripsi, Sarjana Keperawatan Universitas

Airlangga Surabaya.

70
Surachman, A., Paramita, M., & Kurniawan, A. A. (2019). Laporan Kasus:

Manajemen Perawatan Gigi pada Pasien dengan Periodontitis

Kronis disertai Diabetes Mellitus.stomatognatic-Jurnal

Kedokteran Gigi, 16(1), 1-6.

Suryani, L. (2019). Hubungan Perilaku Penderita Diabetes Mellitus Tentang

Kebersihan Gigi Dan Mulut Dengan Status Kebersihan Gigi

Dan Mulut Pada Pasien Dirumah Sakit Ibu Dan Anak Kota

Banda Aceh Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat Dan

Lingkungan Hidup, 2(2), 49-54.

Taufik, R., Ketaren, O., & Salmah, M. S. U. (2018). Faktor-Faktor Yang

Berpengaruh Terhadap Musculosceletal Disorders Pada

Perawat Dirumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun

2017. Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB

Medan, 3(1), 31-40.

Usman, A. M., & Pamungkas, R. A. (2018). A social-ecological approach

to determine barriers of DMSM practice for patients with type

2 diabetes mellitus: A literature review. International Journal

of Nursing and Health Services, 1(1), 1-20.

WHO, 2019. Classification Of Diabetes Mellitus 2019, 8-15. ISBN 978-92-

4-151570-2

Wibowo, A. (2017). Uji Chi-Square pada statistika dan SPSS. Jurnal Ilmiah

SINUS, 4(2).

World J Diabetes.(2019). Oral manifestations in patients with diabetes

mellitus 10(9): 473-489

71
Wuryaningsih, A.D.P.S.H.(2017). Karakteristik Klien Diabetes Mellitus di

Puskesmas Pucang Sewu Surabaya. Jurnal

Keperawatan, 10(3), 107-1

72
Lampiran 1

Lembar Konsultasi

Lampiran 2

Lampiran 3
Lampiran 4
SURAT PERSETUJUAN

Setelah saya membaca dan memahami isi dari penjelasan pada lembar
permohonan menjadi responden, maka saya bersedia untuk ikut serta
berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh
mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Nasional yaitu:

Nama : Afentiani Rizky Suhendri

NPM : 173112420150045

Pekerjaan : Mahasiswa Keperawatan Universitas Nasional

Alamat Rumah : Jl. H Sulaima RT 04, RW 02, Kelurahan bedahan,


Kecamatan Sawangan, Depok, Jawa Barat.

Alamat Kampus : Jl. Harsono RM No. 1, Ragunan, Jakarta Selatan, Daerah


Khusus Ibukota Jakarta 12550

Judul : Hubungan Pengetahuan dan Sikap Pasien Diabetes Mellitus


Dengan Perilaku Kebersihan gigi dan Mulut

Depok, 22 Desember 2020

Responden

Lampiran 5
LEMBAR KUESIONER KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN

DIABETES MELITUS

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Pendidikan terakhir :

Pekerjaan :

Alamat :

Riwayat Merokok : ( ada / tidak )

A. Kuesioner Pengetahuan Kebersihan gigi dan mulut Pasien


Diabetes Mellitus

Lingkarilah jawaban yang menurut Anda benar!

1. Orang dengan diabetes mudah mengalami …

a. Infeksi dan radang pada gusi dan jaringan penyangga


gigi

b. Mulut kering

c. a dan b benar

2. Mengapa masalah gigi dan mulut dialami penderita


diabetes?
a. Karena kadar gula dalam darah meningkat dan
perubahan hormon

b. Karena perubahan cara menyikat gigi

c. Karena karang gigi

3. Jika sudah tidak punya gigi lagi (ompong semua)


bagaimana cara membersihkan mulut?

a. Gusi dibersihkan menggunakan jari tangan yang


dibasahi air hangat dan berkumur

b. Berkumur

4. Gusi dibersihkan menggunakan kassa yang dibasahi air


hangat dan berkumur Kandungan apa yang harus ada di
dalam pasta gigi?
a. Flour
b. Mint
c. Susu

5. Kapan waktu menyikat gigi yang baik?

a. Setelah sarapan pagi dan sebelum tidur malam

b. Saat mandi pagi dan mandi sore

c. Saat bangun tidur

6. Untuk perawatan sikat gigi, kapan Sikat Gigi perlu


diganti?

a. 6 bulan sekali
b. 3 bulan sekali

c. 9 bulan sekali

7. Apa saja manfaat menggunakan obat kumur?


a. Menyegarkan mulut
b. Pengganti menggosok gigi
c. Menghilangkan bau mulut

8. Kapan waktu berkunjung ke dokter gigi?

a. 1x setahun

b. Setiap 6 bulan

c. Setiap 3 bulan

9. Kenapa kita harus rutin berkunjung ke dokter gigi?


a. Terhindar dari masalah kesehatan gigi dan mulut
b. Agar gigi tampak putih
c. Atas anjuran dokter

10. Apa yang dapat Anda lakukan untuk mewujudkan Gigi


Sehat dengan Diabetes Terkontrol?

a. Jaga kebersihan gigi dan mulut

b. Rutin cek kesehatan ke dokter (cek gula darah)

c. a dan b benar

B. Kuesioner sikap Pasien Diabetes Mellitus

Berilah tanda ( √ ) pada kolom Sangat Setuju, Setuju Berilah tanda ( √ )


pada kolom Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju atau sangat u, Tidak
Setuju atau sangat.Tidak Setuju pada tabel di bawah ini.
NO Pertanyaan Sangat Setuju Tidak Sangat
Setuju (3) Setuju Tidak
(4) (2) Setuju
(1)
1. Jika saya sakit gigi saya
tidak akan pergi ke
dokter gigi dan dibiarkan
saja karena biaya yang
mahal
2. Saya tidak pernah kumur
– kumur mulut karena
merasa tidak berguna.
3. Saya takut dengan alat-
alat kedokteran gigi.
4. Jarak puskesmas atau
klinik gigi yang jauh dari
rumah membuat saya
malas memeriksakan gigi
dan mulut secara rutin.
5. Jika sakit gigi saya selalu
minum obat yang beli
diwarung
6. Saya tetap konsumsi
makanan manis
walaupun saya tahu tidak
baik untuk kebersihan
gigi dan mulut.
7.. Saya lebih suka menyikat
gigi sewaktu mandi
karena praktis.
8. Normalnya gusi memang
mudah berdarah pada
saat menggosok gigi
9. Gigi berlubang akan
sembuh sendiri tanpa
ditambal
10. Gigi berlubang
disebabkan karena
konsumsi gula yang
berlebih

C. Kuesioner perilaku Pasien Diabetes Mellitus

Berilah tanda ( √ ) pada kolom selalu, sering , jarang dan tidak pernah
pada tabel di bawah ini.

No Pertanyaan Selalu Sering Jarang Tidak


Pernah
1. Apakah Bapak/ibu
selalu pergi ke
dokter gigi setiap
6 bulan sekali
untuk
memeriksakan
gigi

2. Apakah
Bapak/Ibu selalu
pergi ke dokter
gigi apa bila
merasakan sakit
gigi( gigi
berlubang atau
terdapat karies
gigi)

3. Apakah
Bapak/Ibu
mengkonsumsi
makanan berserat
setiap hari

4. Apakah
Bapak/Ibu setelah
mengkonsumsi
makanan yang
manis-manis
langsung
menggosok gigi
atau kumur-kumur

5. Apakah Bapak/ibu
menggosok gigi
pada pagi hari

6. Apakah Bapak/
Ibu menggosok
gigi sebelum tidur

7. Apakah
Bapak/Ibu
menggunakan
sikat gigi
bergantian
denganan orang
lain

8. Apakah
Bapak/Ibu setelah
menggosok gigi
berkumur-kumur
dengan air yang
bersih
9. Apakah
Bapak/Ibu
membersihkan
gigi dengan
gerakan yang
benar
10. Apakah
Bapak/Ibu
mengganti sikat
gigi setiap 3-4
bulan sekali

Lampiran 6
Uji Validitas dan Reabilitas

Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Pengetahuan

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
P1 6.60 8.989 -.040 .616
P2 6.75 8.513 .264 .579
P3 6.80 8.905 .095 .594
P4 6.60 8.253 .247 .577
P5 6.70 8.537 .192 .585
P6 6.55 8.261 .222 .581
P7 6.50 7.632 .448 .545
P8 6.65 8.450 .194 .585
P9 6.35 8.661 .052 .607
P10 6.80 9.326 -.216 .615
P11 6.75 8.618 .204 .585
P12 6.75 8.092 .511 .555
P13 6.50 10.263 -.453 .674
P14 6.05 8.155 .323 .568
P15 6.35 6.976 .680 .501
P16 6.45 8.997 -.056 .623
P17 6.15 7.397 .572 .526
P18 6.15 8.450 .150 .591
P19 6.75 8.724 .145 .590
P20 6.80 8.484 .420 .572
P21 6.50 8.895 -.018 .616
P22 6.75 8.092 .511 .555
P23 6.45 7.945 .312 .566

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.754 6
Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Sikap

Correlations
S.1 S.2 S.3 S.4 S.5 S.6 S.7 S.8 S.9 S.10 S.11 S.12 S.13 S.14 S.15 TOTAL
S.1 Pearson 1 -.682** .233 .473* -.501* .607** .315 .449* .663** .382 -.056 -.066 -.248 .207 .552* .554*
Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .323 .035 .024 .005 .177 .047 .001 .096 .816 .782 .292 .381 .012 .011
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** *
S.2 Pearson -.682 1 -.063 -.201 .370 -.416 -.030 -.107 -.539 -.120 .323 .194 .311 -.006 -.421 -.130
Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .792 .395 .109 .068 .899 .655 .014 .614 .164 .413 .182 .979 .064 .585
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*
S.3 Pearson .233 -.063 1 .426 -.171 .129 .411 .401 .351 .096 .207 .463 -.090 .348 .314 .636**
Correlation
Sig. (2-tailed) .323 .792 .061 .472 .589 .072 .080 .129 .689 .381 .040 .706 .132 .178 .003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S.4 Pearson .473* -.201 .426 1 -.102 .582** .062 .447* .234 .409 .048 -.170 .116 .514* .454* .671**
Correlation
Sig. (2-tailed) .035 .395 .061 .670 .007 .795 .048 .321 .073 .842 .474 .627 .020 .044 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S.5 Pearson -.501* .370 -.171 -.102 1 -.083 -.192 -.288 -.574** -.108 -.269 -.075 .586** .097 -.282 -.160
Correlation
Sig. (2-tailed) .024 .109 .472 .670 .727 .418 .217 .008 .650 .252 .754 .007 .684 .229 .500
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S.6 Pearson .607** -.416 .129 .582** -.083 1 .097 .440 .471* .674** -.041 .000 -.068 .142 .632** .649**
Correlation
Sig. (2-tailed) .005 .068 .589 .007 .727 .683 .052 .036 .001 .865 1.000 .776 .549 .003 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**
S.7 Pearson .315 -.030 .411 .062 -.192 .097 1 .579 .372 .101 .080 .350 .119 .187 .057 .526*
Correlation
Sig. (2-tailed) .177 .899 .072 .795 .418 .683 .008 .106 .671 .737 .130 .616 .429 .810 .017
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * **
S.8 Pearson .449 -.107 .401 .447 -.288 .440 .579 1 .415 .381 .094 .293 .269 .309 .374 .750**
Correlation
Sig. (2-tailed) .047 .655 .080 .048 .217 .052 .008 .069 .097 .694 .210 .251 .185 .104 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** * ** * *
S.9 Pearson .663 -.539 .351 .234 -.574 .471 .372 .415 1 .327 -.043 -.038 -.481 -.129 .370 .427
Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .014 .129 .321 .008 .036 .106 .069 .160 .857 .875 .032 .586 .109 .060
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S.10 Pearson .382 -.120 .096 .409 -.108 .674** .101 .381 .327 1 .317 .092 -.118 .000 .453* .589**
Correlation
Sig. (2-tailed) .096 .614 .689 .073 .650 .001 .671 .097 .160 .173 .699 .621 1.000 .045 .006
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S.11 Pearson -.056 .323 .207 .048 -.269 -.041 .080 .094 -.043 .317 1 .366 -.025 -.050 .132 .309
Correlation
Sig. (2-tailed) .816 .164 .381 .842 .252 .865 .737 .694 .857 .173 .113 .917 .833 .580 .185
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*
S.12 Pearson -.066 .194 .463 -.170 -.075 .000 .350 .293 -.038 .092 .366 1 .109 .171 .261 .425
Correlation
Sig. (2-tailed) .782 .413 .040 .474 .754 1.000 .130 .210 .875 .699 .113 .648 .472 .266 .062
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S.13 Pearson -.248 .311 -.090 .116 .586** -.068 .119 .269 -.481* -.118 -.025 .109 1 .274 -.214 .163
Correlation
Sig. (2-tailed) .292 .182 .706 .627 .007 .776 .616 .251 .032 .621 .917 .648 .242 .366 .492
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* *
S.14 Pearson .207 -.006 .348 .514 .097 .142 .187 .309 -.129 .000 -.050 .171 .274 1 .467 .524*
Correlation
Sig. (2-tailed) .381 .979 .132 .020 .684 .549 .429 .185 .586 1.000 .833 .472 .242 .038 .018
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * ** * *
S.15 Pearson .552 -.421 .314 .454 -.282 .632 .057 .374 .370 .453 .132 .261 -.214 .467 1 .656**
Correlation
Sig. (2-tailed) .012 .064 .178 .044 .229 .003 .810 .104 .109 .045 .580 .266 .366 .038 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* ** ** ** * ** ** * **
TOTA Pearson .554 -.130 .636 .671 -.160 .649 .526 .750 .427 .589 .309 .425 .163 .524 .656 1
L Correlation
Sig. (2-tailed) .011 .585 .003 .001 .500 .002 .017 .000 .060 .006 .185 .062 .492 .018 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.828 9

Uji Validitas dan Reabilitas Perilaku

Correlations
PR.1 PR.2 PR.3 PR.4 PR.5 PR.6 PR.7 PR.8 PR.9 PR.10 PR.11 PR.12 TOTAL
PR.1 Pearson Correlation 1 .474* .537* .094 -.035 .255 .301 .103 .031 .088 .367 .280 .569**
Sig. (2-tailed) .035 .015 .694 .883 .278 .197 .667 .897 .711 .112 .232 .009
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * * ** * *
PR.2 Pearson Correlation .474 1 .528 -.360 .365 .504 .389 .203 .208 .726 .544 .506 .813**
Sig. (2-tailed) .035 .017 .119 .113 .024 .090 .390 .380 .000 .013 .023 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * * **
PR.3 Pearson Correlation .537 .528 1 -.095 .152 .447 .443 -.078 .410 .175 .661 .300 .692**
Sig. (2-tailed) .015 .017 .690 .521 .048 .051 .743 .072 .462 .002 .199 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
PR.4 Pearson Correlation .094 -.360 -.095 1 -.449* -.290 -.440 .062 -.302 -.608** -.399 -.075 -.284
Sig. (2-tailed) .694 .119 .690 .047 .215 .052 .794 .196 .004 .081 .752 .225
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
PR.5 Pearson Correlation -.035 .365 .152 -.449* 1 .256 .467* .297 .283 .495* .303 .295 .571**
Sig. (2-tailed) .883 .113 .521 .047 .276 .038 .204 .227 .026 .194 .206 .009
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * ** **
PR.6 Pearson Correlation .255 .504 .447 -.290 .256 1 .325 .072 .568 .438 .705 .415 .683**
Sig. (2-tailed) .278 .024 .048 .215 .276 .162 .763 .009 .054 .001 .069 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* *
PR.7 Pearson Correlation .301 .389 .443 -.440 .467 .325 1 -.282 .283 .222 .527 .306 .584**
Sig. (2-tailed) .197 .090 .051 .052 .038 .162 .229 .227 .347 .017 .189 .007
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
PR.8 Pearson Correlation .103 .203 -.078 .062 .297 .072 -.282 1 -.052 .278 .012 -.335 .231
Sig. (2-tailed) .667 .390 .743 .794 .204 .763 .229 .829 .236 .959 .149 .327
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
PR.9 Pearson Correlation .031 .208 .410 -.302 .283 .568** .283 -.052 1 .224 .512* .406 .481*
Sig. (2-tailed) .897 .380 .072 .196 .227 .009 .227 .829 .342 .021 .076 .032
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** * *
PR.10 Pearson Correlation .088 .726 .175 -.608 .495 .438 .222 .278 .224 1 .531 .430 .625**
Sig. (2-tailed) .711 .000 .462 .004 .026 .054 .347 .236 .342 .016 .059 .003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* ** ** * * * *
PR.11 Pearson Correlation .367 .544 .661 -.399 .303 .705 .527 .012 .512 .531 1 .466 .794**
Sig. (2-tailed) .112 .013 .002 .081 .194 .001 .017 .959 .021 .016 .038 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* *
PR.12 Pearson Correlation .280 .506 .300 -.075 .295 .415 .306 -.335 .406 .430 .466 1 .599**
Sig. (2-tailed) .232 .023 .199 .752 .206 .069 .189 .149 .076 .059 .038 .005
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** ** ** * ** ** **
TOTAL Pearson Correlation .569 .813 .692 -.284 .571 .683 .584 .231 .481 .625 .794 .599 1
Sig. (2-tailed) .009 .000 .001 .225 .009 .001 .007 .327 .032 .003 .000 .005
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.850 10
Lampiran 7

No Jenis Usi Pendidikan Pekerjaa Riwayat


Nama Kelamin a Terakhir n Merokok

1 SH 1 50 2 4 2

2 SA 1 43 2 4 2

3 IA 1 50 3 4 2

4 RH 1 50 1 4 2

5 RT 2 60 4 6 1

6 NL 1 60 2 4 2

7 NI 1 48 3 6 2

8 NH 1 52 3 4 2

9 SI 1 51 3 4 2

10 IH 1 60 3 4 2

11 JI 1 50 2 4 2

12 AH 1 50 3 4 2

13 SI 1 60 2 4 2

14 TK 1 50 3 4 2

15 RH 1 60 2 4 2

16 NR 1 50 2 4 2

17 MH  1 60 4 6 2

18 RR 1 59 3 4 2

19 AI 1 52 3 4 2

20 AG 2 49 3 4 2

21 YI 1 50 1 4 2

22 RI 1 60 3 6 2

23 SI 1 53 3 4 2

24 JI 2 60 4 6 2

25 SS 1 44 3 4 2
26 NH 1 53 3 4 2

27 YH  1 42 4 2 2

28 NI 1 53 1 2 2

29 SI 2 60 1 2 2

30 SA 2 60 6 2 2

31 HY 2 50 1 1 1

32 AM 1 50 2 2 2

33 TS 1 54 2 2 2

34 NG 1 56 4 2 2

35 HL 2 50 1 2 2

36 NM 1 54 4 2 2

37 SH 2 40 1 1 1

38 LD 1 56 4 2 2

39 MI 1 54 1 2 2

40 RS 1 52 1 2 2

41 SK 1 50 3 2 2

42 SN 1 56 4 2 2

43 MO 2 50 1 2 2

44 SN 1 40 1 2 2

45 HI 1 40 1 2 2

46 ZN 2 58 2 2 2

47 LS 1 53 2 2 2

48 KH 1 55 2 2 2

49 LY 2 51 1 1 1

50 RP 1 55 4 2 2

51 NI 1 50 1 2 2
52 DA 1 48 4 2 2

53 MA 2 55 1 1 1

54 NR 1 55 4 2 2

55 DO 2 60 6 1 1

56 TI 1 55 4 2 2

57 MR 2 58 6 1 1

58 UR 2 57 1 1 1

59 RI 1 56 4 2 2

60 RP 1 43 1 2 2

61 SR 1 41 4 2 2

62 SA 1 51 4 2 2

63 NI 2 52 2 1 1

64 MN 1 46 4 2 2

65 ES 2 43 5 1 1

66 SO 2 57 5 1 1

67 SI  2 52 5 1 1

68 II  1 41 4 2 2

69 MM 1 42 5 2 2

70 SH 1 43 4 2 2

71 DP 2 56 2 1 1

72 YH 1 57 4 1 1

73 YH 1 40 4 2 2

74 WI 1 59 4 2 2

75 HS 2 50 1 1 1

76 DP 2 50 3 1 1

77 AA 1 59 4 2 2

78 SI 2 49 1 1 1
79 DK 1 40 2 2 2

80 YD 1 48 2 2 2

81 HN 2 60 2 2 2

82 SN 2 48 2 1 1

83 JY 2 57 2 1 1

84 BW 2 48 1 1 1

85 YD 1 45 4 2 2

86 SM 1 42 5 2 2

87 DA 1 40 3 2 2

88 SN 2 48 4 1 1

89 KA 2 58 1 1 1

90 SH 1 55 2 2 2

91 SH 1 50 2 2 2

92 YJ 2 40 4 1 1

93 YS 2 40 1 1 1

94 WM 1 48 5 2 2

95 AH 2 40 5 1 1

96 BI 2 58 4 1 1

97 AW 2 48 5 1 1

98 NA 1 50 4 2 2

99 AS 2 40 1 1 1

10
0 SN 2 50 1 1 1

10
1 SI 1 50 4 2 2

10
2 AC 2 47 1 1 1

10
3 AS 2 48 1 1 1
10
4 SO 2 40 2 2 2

10
5 AR 1 48 2 2 2

10
6 DH 1 40 4 2 2

10
7 SI 1 48 4 2 2

10
8 SM 1 40 4 2 2

10
9 MI 1 40 1 2 2

11
0 MI 2 50 2 1 1

11
1 AI 2 50 2 1 1

11
2 So 2 50 1 1 1

11
3 JI 2 48 5 1 1

11
4 WI 1 45 3 2 2

11
5 TU 2 50 5 1 1

11
6 NI 1 50 4 2 2

11
7 YI 1 58 4 2 2

11
8 RA 1 40 3 2 2

11
9 LH 1 48 4 2 2

12
0 DO 2 40 3 1 1
12
1 LA 2 49 5 1 1

12
2 RH 1 50 4 2 2

12
3 TI 2 48 4 2 2

12
4 NM 2 50 2 1 1

12
5 MT 2 47 4 1 1

12
6 RK 2 58 4 1 1

12
7 UO 2 46 1 1 1

12
8 IM 2 50 2 1 1

12
9 SN 1 47 4 2 2

13
0 RI 1 49 4 2 2

13
1 NI 1 50 4 2 2

13
2 NI 1 52 2 2 2

13
3 GO  2 53 5 1 1

13
4 GN 2 51 5 1 1

13
5 MI 1 50 4 2 2

13
6 NH 1 48 2 2 2

13
7 SH 1 45 2 2 2
13
8 TH 1 50 4 2 2

Keterangan :

Jenis Kelamin

Kode 1 : PR

Kode 2 : LK

Usia

Kode 1 : 30 – 45

Kode 2 : 46 – 60

Pendidikan

Kode 1 : SD

Kode 2 : SMP

Kode 3 : SMA

Kode 4 : Diploma, Sarjana

Pekerjaan

Wiraswasta :1

Wirausaha :2

PNS :3

IRT :4

Buruh :5

Tidak Bekerja/ Pensiun :6

Riwayat Merokok

Kode 1 : Ya

Kode 2 : Tidak

Hasil Penelitian Tentang Pengetahuan


Responde Tota Perse Kategor
n P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 l n i

R1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 3 30% 0

R2 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 4 40% 0

R3 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 20% 0

R4 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 4 40% 0

R5 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 4 40% 0

R6 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 5 50% 0

R7 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 5 50% 0

R8 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 4 40% 0

R9 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 7 70% 1

R10 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 4 40% 0

R11 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 5 50% 0

R12 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 4 40% 0

R13 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 7 70% 1

R14 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 4 40% 0

R15 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 4 40% 0

R16 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 10% 0

R17 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 6 60% 1

R18 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 6 60% 1

R19 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 5 50% 0

R20 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 5 50% 0

R21 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 4 40% 0

R22 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 6 60% 1

R23 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 4 40% 0

R24 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7 70% 1

R25 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 6 60% 1

R26 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 50% 0
R27 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 5 50% 0

R28 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 3 30% 0

R29 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 30% 0

R30 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 30% 0

R31 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 5 50% 0

R32 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 80% 1

R33 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 50% 1

R34 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 5 50% 0

R35 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 6 60% 1

R36 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 70% 1

R37 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 6 60% 1

R38 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 80% 1

R39 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80% 1

R40 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 70% 1

R41 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80% 1

R42 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 80% 1

R43 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 5 50% 0

R44 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 80% 1

R45 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 80% 1

R46 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 6 60% 1

R47 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 6 60% 1

R48 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 80% 1

R49 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 5 50% 0

R50 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 70% 1

R51 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 80% 1

R52 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 80% 1

R53 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 5 50% 0
R54 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 3 30% 0

R55 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 60% 1

R56 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 20% 0

R57 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 4 40% 0

R58 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 4 40% 0

R59 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 5 50% 0

R60 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7 70% 1

R61 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7 70% 1

R62 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 50% 0

R63 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 7 70% 1

R64 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 5 50% 0

R65 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 7 70% 1

R66 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 4 40% 0

R67 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 6 60% 1

R68 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 7 70% 1

R69 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 70% 1

R70 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 6 60% 1

R71 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 5 50% 0

R72 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 70% 1

R73 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 7 70% 1

R74 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 5 50% 0

R75 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 4 40% 0

R76 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 7 70% 1

R77 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 5 50% 0

R78 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 70% 1

R79 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 40% 0

R80 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 4 40% 0

R81 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 5 50% 0
R82 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 5 50% 0

R83 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 80% 1

R84 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 80% 1

R85 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 3 30% 1

R86 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 80% 1

R87 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 7 70% 1

R88 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 5 50% 0

R89 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 6 60% 1

R90 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 5 50% 0

R91 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 4 40% 0

R92 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 6 60% 1

R93 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 5 50% 0

R94 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 70% 1

R95 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 80% 1

R96 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 6 60% 1

R97 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 80% 1

R98 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 4 40% 0

R99 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 80% 1

R100 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6 60% 1

R101 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 7 70% 1

R102 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 6 60% 1

R103 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 6 60% 1

R104 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 70% 1

R105 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 5 50% 0

R106 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 6 60% 1

R107 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 4 40% 0

R108 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 5 50% 0

R109 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 80% 1
R110 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 60% 1

R111 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 60% 1

R112 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5 50% 0

R113 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 5 50% 0

R114 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7 70% 1

R115 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 6 60% 1

R116 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 60% 1

R117 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 5 50% 0

R118 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 6 60% 1

R119 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 6 60% 1

R120 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 6 60% 1

R121 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 6 60% 1

R122 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 80% 1

R123 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 7 70% 1

R124 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 7 70% 1

R125 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 7 70% 1

R126 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 6 60% 1

R127 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 7 70% 1

R128 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 5 50% 0

R129 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 4 40% 0

R130 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 7 70% 1

R131 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 5 50% 0

R132 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 70% 1

R133 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 40% 0

R134 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 4 40% 0

R135 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 5 50% 0

R136 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 5 50% 0

R137 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 80% 1
R138 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 80% 1

Keterangan :
0 : Kurang Baik ( ≤ 50% )
1 : Baik ( >50% )
Hasil Penelitian Tentang Sikap

Hasil Penelitian Tentang Sikap

Responden S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 Total Kode

R1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 14 0
R2 3 2 1 1 1 3 1 1 1 1 15 0

R3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 13 0

R4 3 4 4 4 3 2 3 2 3 3 31 1

R5 3 2 2 3 3 2 3 3 4 3 28 1

R6 3 2 4 4 4 3 4 3 4 3 34 1

R7 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 14 0

R8 3 2 3 3 2 3 4 4 3 3 30 1

R9 3 3 1 1 1 1 1 1 1 2 15 0

R10 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 30 1

R11 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 13 0

R12 1 3 2 1 1 2 2 2 2 3 19 0

R13 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 22 0

R14 4 3 4 3 2 2 2 2 3 3 28 1

R15 1 1 1 2 2 1 1 1 3 1 14 0

R16 4 2 2 1 2 2 2 3 3 2 23 1

R17 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 22 0

R18 4 4 4 2 4 3 3 2 2 3 31 1

R19 2 1 1 1 4 4 1 2 3 3 22 0

R20 1 2 1 1 4 4 1 3 3 3 23 1

R21 2 1 1 1 4 4 1 3 3 3 23 1

R22 1 2 2 1 1 3 2 3 2 3 20 0

R23 2 2 1 2 3 3 3 2 3 2 23 1

R24 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 26 1

R25 1 1 1 3 2 2 4 2 3 3 22 0

R26 1 1 1 3 3 2 4 3 2 3 23 1

R27 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 14 0

R28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0

R29 4 4 3 2 2 2 2 2 2 3 26 1
R30 4 4 3 2 2 2 2 2 2 3 26 1

R31 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 25 1

R32 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 27 1

R33 2 1 2 2 2 2 2 3 1 3 20 0

R34 1 1 1 1 3 2 1 3 1 3 17 0

R35 1 2 2 2 2 2 2 4 2 3 22 0

R36 1 2 2 2 2 2 2 3 2 4 22 0

R37 2 2 2 4 3 3 4 2 3 4 29 1

R38 1 1 3 3 2 3 4 3 2 3 25 1

R39 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 24 1

R40 1 2 2 2 2 2 3 3 2 3 22 0

R41 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 24 1

R42 2 2 2 2 2 3 2 4 3 4 26 1

R43 1 1 4 3 1 2 3 3 2 2 22 0

R44 1 2 2 2 3 2 4 2 1 4 23 1

R45 1 2 2 2 1 2 3 2 2 3 20 0

R46 2 4 4 3 3 3 3 3 2 4 31 1

R47 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 13 0

R48 1 3 3 2 3 2 3 2 2 3 24 1

R49 1 1 1 2 1 1 3 2 2 4 18 0

R50 1 2 2 2 3 3 3 2 1 4 23 1

R51 4 3 1 4 2 2 3 1 1 1 22 0

R52 4 3 1 4 2 2 3 2 1 1 23 1

R53 3 2 2 1 3 2 3 3 2 3 24 1

R54 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 13 0

R55 2 2 2 2 3 2 1 3 3 3 23 1

R56 2 2 1 1 3 4 2 3 2 3 23 1

R57 1 2 2 1 3 2 1 1 4 1 18 0
R58 2 2 3 3 2 3 4 2 2 4 27 1

R59 2 2 3 3 2 2 4 2 2 4 26 1

R60 1 2 4 2 2 3 4 2 2 3 25 1

R61 2 3 4 3 2 2 4 2 1 3 26 1

R62 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 14 0

R63 2 2 4 3 2 2 4 2 1 4 26 1

R64 2 2 4 3 1 2 4 2 2 4 26 1

R65 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 13 0

R66 2 2 4 3 2 1 3 2 2 3 24 1

R67 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 15 0

R68 2 2 4 3 1 3 4 3 2 3 27 1

R69 2 2 4 2 1 3 4 3 2 4 27 1

R70 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 12 0

R71 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1

R72 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 13 0

R73 3 1 1 1 2 1 2 1 1 1 14 0

R74 2 2 2 3 3 3 3 4 4 3 29 1

R75 3 1 1 2 1 1 2 2 1 1 15 0

R76 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 13 0

R77 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 31 1

R78 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 26 1

R79 3 1 1 1 3 1 2 1 1 1 15 0

R80 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1

R81 1 1 2 2 1 1 2 3 1 1 15 0

R82 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 32 1

R83 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 13 0

R84 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 28 1

R85 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 29 1
R86 3 4 3 3 4 3 3 2 2 4 31 1

R87 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 14 0

R88 4 2 3 3 4 3 3 2 1 1 26 1

R89 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 28 1

R90 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 14 0

R91 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 1

R92 4 2 3 4 3 3 4 3 2 2 30 1

R93 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 30 1

R94 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 13 0

R95 3 2 3 2 3 4 3 2 3 2 27 1

R96 3 2 3 4 2 4 3 2 1 2 26 1

R97 4 1 2 3 3 4 3 2 1 2 25 1

R98 3 2 3 4 2 3 4 2 2 3 28 1

R99 4 1 2 3 3 4 3 3 1 2 26 1

R100 3 2 3 4 2 3 4 3 2 1 27 1

R101 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 14 0

R102 3 2 3 4 2 3 4 2 1 2 26 1

R103 2 3 2 4 3 4 3 3 1 2 27 1

R104 4 2 2 2 2 3 4 2 2 1 24 1

R105 3 2 3 2 3 4 2 2 2 2 25 1

R106 4 2 3 2 3 4 3 3 1 2 27 1

R107 3 2 3 2 3 4 2 3 1 2 25 1

R108 4 2 3 2 3 4 2 3 1 2 26 1

R109 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 14 0

R110 4 2 3 3 3 2 3 2 1 2 25 1

R111 2 3 3 2 4 4 3 2 2 2 27 1

R112 4 3 2 3 4 2 3 2 2 2 27 1

R113 3 3 3 2 2 2 3 3 3 1 25 1
R114 3 2 3 2 4 3 4 2 1 1 25 1

R115 4 3 3 3 4 2 3 2 1 1 26 1

R116 2 2 3 2 4 2 3 3 1 2 24 1

R117 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 13 0

R118 2 3 2 3 4 3 4 3 1 1 26 1

R119 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 11 0

R120 2 3 3 2 4 3 4 2 1 2 26 1

R121 4 3 3 2 4 3 4 2 1 2 28 1

R122 3 3 3 2 2 3 4 2 1 2 25 1

R123 4 4 2 3 4 2 3 2 2 1 27 1

R124 2 2 3 1 1 1 1 1 2 1 15 0

R125 2 2 3 3 4 3 4 3 2 1 27 1

R126 4 3 2 4 3 2 3 2 3 2 28 1

R127 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 12 0

R128 3 3 4 4 4 3 4 2 3 4 34 1

R129 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 14 0

R130 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 11 0

R131 3 2 2 3 3 2 3 3 4 3 28 1

R132 3 2 4 4 4 3 4 3 4 3 34 1

R133 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0

R134 3 2 3 3 2 3 4 4 3 3 30 1

R135 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 15 0

R136 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 30 1

R137 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 12 0

R138 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 15 0

Ada 2 kategori Penilaian
Sikap, yaitu :
Positif : > T Mean yaitu 22
Negatif : < T Mean yaitu 22

Hasil Penelitian Tentang Perilaku

Responde PR1 Tota Kategor


n PR1 PR2 PR3 PR4 PR5 PR6 PR7 PR8 PR9 0 l i

R1 1 2 2 4 3 4 2 1 2 2 23 0

R2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 14 0
R3 1 2 3 3 2 4 2 1 2 2 22 0

R4 1 2 2 4 2 2 2 1 3 2 21 0

R5 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 14 0

R6 2 3 2 1 2 1 1 1 1 1 15 0

R7 1 1 2 4 3 4 2 1 3 3 24 1

R8 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 30 1

R9 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 25 1

R10 1 1 2 4 3 4 2 1 4 3 25 1

R11 2 1 2 1 3 1 2 1 1 1 15 0

R12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 12 0

R13 2 2 2 2 3 3 1 3 3 3 24 1

R14 3 3 2 3 3 1 1 3 3 3 25 1

R15 2 1 3 1 2 2 1 1 1 1 15 0

R16 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 13 0

R17 4 4 3 2 3 2 3 1 2 3 27 1

R18 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 15 0

R19 2 4 4 4 4 4 1 1 3 4 31 1

R20 2 4 4 4 4 4 1 1 4 4 32 1

R21 2 1 2 1 2 3 1 1 1 1 15 0

R22 2 1 3 3 1 1 1 1 1 1 15 0

R23 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 0

R24 4 4 3 3 3 3 2 2 1 3 28 1

R25 2 2 2 2 4 1 1 1 4 2 21 0

R26 2 4 2 2 4 2 2 1 4 2 25 1

R27 2 1 1 2 1 1 1 1 1 3 14 0

R28 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 27 1

R29 1 2 3 3 3 2 2 3 3 2 24 1

R30 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 25 1
R31 2 2 3 2 2 4 3 1 4 3 26 1

R32 1 2 2 3 2 3 1 4 3 3 24 1

R33 2 4 2 2 3 4 4 1 3 4 29 1

R34 2 3 3 2 4 4 4 1 4 4 31 1

R35 2 2 3 3 4 4 3 1 4 3 29 1

R36 2 1 1 2 1 1 1 1 4 1 15 0

R37 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 14 0

R38 2 2 3 3 2 3 2 1 3 3 24 1

R39 1 2 3 2 2 4 2 1 4 3 24 1

R40 2 2 4 3 3 4 4 1 4 3 30 1

R41 2 3 3 2 4 3 2 2 2 2 25 1

R42 2 3 4 4 3 4 2 1 4 3 30 1

R43 2 1 1 3 1 2 2 1 1 1 15 0

R44 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 13 0

R45 2 3 4 3 3 4 4 1 4 3 31 1

R46 3 2 3 4 1 3 1 3 3 2 25 1

R47 1 1 3 4 2 2 2 1 3 2 21 0

R48 2 3 3 3 2 3 2 1 4 2 25 1

R49 2 4 4 2 2 4 2 1 4 4 29 1

R50 4 3 4 4 2 4 4 1 4 2 32 1

R51 2 1 3 3 2 1 2 1 4 2 21 0

R52 1 2 3 3 2 1 1 2 3 4 22 0

R53 2 3 2 3 3 2 2 1 4 3 25 1

R54 1 1 3 1 1 2 1 1 2 2 15 0

R55 2 3 2 2 3 2 1 1 4 4 24 1

R56 3 3 2 3 3 4 3 1 3 2 27 1

R57 3 3 3 3 4 4 3 1 3 2 29 1

R58 2 3 2 3 2 4 2 1 4 4 27 1
R59 2 2 3 3 2 4 3 1 4 2 26 1

R60 2 3 3 3 3 4 3 1 4 3 29 1

R61 2 2 3 3 2 4 3 1 4 2 26 1

R62 2 2 3 4 1 4 2 1 4 2 25 1

R63 2 2 2 3 2 4 3 1 4 2 25 1

R64 2 2 3 3 2 4 3 1 4 2 26 1

R65 2 2 2 3 3 3 3 1 4 3 26 1

R66 2 2 2 3 2 3 2 1 4 3 24 1

R67 1 1 2 3 2 4 2 1 2 3 21 0

R68 1 1 2 3 2 3 2 1 4 3 22 0

R69 1 2 2 3 2 4 3 1 4 3 25 1

R70 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 15 0

R71 1 2 2 2 2 2 1 1 3 3 19 0

R72 2 2 1 4 1 3 2 2 3 2 22 0

R73 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 21 0

R74 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 27 1

R75 2 2 2 4 3 3 3 3 2 2 26 1

R76 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 24 1

R77 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 25 1

R78 2 2 3 2 2 2 4 4 3 3 27 1

R79 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 23 0

R80 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 25 1

R81 2 2 3 2 4 2 2 2 1 3 23 0

R82 2 2 2 4 2 4 2 2 3 2 25 1

R83 2 2 2 2 2 4 2 1 3 2 22 0

R84 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 15 0

R85 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 0

R86 2 2 2 3 2 4 2 1 4 2 24 1
R87 1 1 3 4 2 4 1 1 2 2 21 0

R88 2 2 2 2 2 4 2 2 3 2 23 0

R89 2 2 2 4 4 4 2 1 2 2 25 1

R90 1 1 2 4 3 3 2 1 2 2 21 0

R91 2 2 2 4 2 4 2 2 2 3 25 1

R92 1 1 2 4 3 3 2 1 3 2 22 0

R93 2 2 2 4 2 4 2 1 3 2 24 1

R94 1 2 2 4 3 3 3 1 4 3 26 1

R95 1 2 2 4 3 3 2 2 4 3 26 1

R96 1 2 3 4 3 3 2 2 4 3 27 1

R97 2 2 3 4 2 3 2 2 4 2 26 1

R98 2 2 3 4 2 3 2 1 4 3 26 1

R99 1 2 3 4 2 3 2 1 4 3 25 1

R100 2 1 2 3 2 2 1 1 3 2 19 0

R101 2 1 2 3 2 3 1 1 3 2 20 0

R102 1 2 2 3 2 3 1 1 3 2 20 0

R103 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 14 0

R104 1 2 3 2 4 3 1 2 3 3 24 1

R105 2 3 3 3 4 2 1 2 3 2 25 1

R106 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 26 1

R107 2 1 2 2 3 3 1 2 3 2 21 0

R108 2 1 2 3 3 2 2 2 3 2 22 0

R109 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 25 1

R110 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 24 1

R111 4 2 2 4 2 3 2 3 4 2 28 1

R112 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 15 0

R113 3 2 2 2 2 3 2 3 4 3 26 1

R114 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 26 1
R115 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 15 0

R116 2 3 2 4 2 3 3 2 4 3 28 1

R117 3 2 3 4 2 4 4 3 4 2 31 1

R118 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 25 1

R119 2 3 2 4 3 3 2 2 4 3 28 1

R120 1 2 1 1 3 1 2 1 1 1 14 0

R121 1 2 1 1 2 1 2 1 1 3 15 0

R122 2 3 2 3 2 4 3 3 2 2 26 1

R123 3 2 3 4 2 4 3 2 4 3 30 1

R124 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 28 1

R125 2 3 2 4 3 4 4 3 2 3 30 1

R126 4 3 2 4 2 2 3 3 2 2 27 1

R127 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 14 0

R128 2 1 2 3 2 3 1 1 3 2 20 0

R129 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 13 0

R130 2 1 2 3 2 3 1 1 3 2 20 0

R131 1 2 3 2 4 3 1 2 3 3 24 1

R132 2 3 3 3 4 2 1 2 3 2 25 1

R133 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 26 1

R134 2 1 2 2 3 3 1 2 3 2 21 0

R135 2 1 2 3 3 2 2 2 3 2 22 0

R136 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 15 0

R137 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 24 1

R138 4 2 2 4 2 3 2 3 4 2 28 1

Ada 2 kategori Penilaian
perilaku, yaitu :
Positif : > T Mean yaitu 23
Negatif : < T Mean yaitu 23
Lampiran 8

Hasil Output Analisa Data


Frequency Table

Statistics

Pendidikan Riwayat
Jenis Kelamin Usia Terakhir Pekerjaan Merokok
N Valid 138 138 138 138 138
Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perempuan 84 60.9 60.9 60.9
laki laki 54 39.1 39.1 100.0
Total 138 100.0 100.0

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 40 16 11.6 11.6 11.6
41 2 1.4 1.4 13.0
42 3 2.2 2.2 15.2
43 4 2.9 2.9 18.1
44 1 .7 .7 18.8
45 3 2.2 2.2 21.0
46 2 1.4 1.4 22.5
47 3 2.2 2.2 24.6
48 15 10.9 10.9 35.5
49 4 2.9 2.9 38.4
50 31 22.5 22.5 60.9
51 4 2.9 2.9 63.8
52 6 4.3 4.3 68.1
53 5 3.6 3.6 71.7
54 3 2.2 2.2 73.9
55 6 4.3 4.3 78.3
56 5 3.6 3.6 81.9
57 4 2.9 2.9 84.8
58 6 4.3 4.3 89.1
59 3 2.2 2.2 91.3
60 12 8.7 8.7 100.0
Total 138 100.0 100.0

Statistics
Usia
N Valid 138
Missing 0
Mean 50.17
Median 50.00
Minimum 40
Maximum 60

Pendidikan Terakhir

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD/MI 5 3.6 3.6 3.6
SMP 31 22.5 22.5 26.1
SMA 82 59.4 59.4 85.5
D3/S1 20 14.5 14.5 100.0
Total 138 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Wiraswasta 27 19.6 19.6 19.6
Wirausaha 23 16.7 16.7 36.2
PNS 6 4.3 4.3 40.6
IRT 61 44.2 44.2 84.8
Buruh 13 9.4 9.4 94.2
Tidak Bekerja 8 5.8 5.8 100.0
Total 138 100.0 100.0

Riwayat Merokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ada 45 32.6 32.6 32.6
Tidak 93 67.4 67.4 100.0
Total 138 100.0 100.0

Explore

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kat_Pengetahuan 138 100.0% 0 0.0% 138 100.0%
Kat_Sikap 138 100.0% 0 0.0% 138 100.0%
Kat_Perilaku 138 100.0% 0 0.0% 138 100.0%

Descriptives
Statistic Std. Error
Kat_Pengetahuan Mean .54 .043
95% Confidence Interval for Lower Bound .45
Mean Upper Bound .62
5% Trimmed Mean .54
Median 1.00
Variance .251
Std. Deviation .501
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness -.147 .206
Kurtosis -2.008 .410
Kat_Sikap Mean .62 .042
95% Confidence Interval for Lower Bound .53
Mean Upper Bound .70
5% Trimmed Mean .63
Median 1.00
Variance .238
Std. Deviation .488
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness -.482 .206
Kurtosis -1.794 .410
Kat_Perilaku Mean .59 .042
95% Confidence Interval for Lower Bound .51
Mean Upper Bound .68
5% Trimmed Mean .60
Median 1.00
Variance .243
Std. Deviation .493
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness -.388 .206
Kurtosis -1.877 .410

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kat_Pengetahuan .359 138 .000 .634 138 .000
Kat_Sikap .400 138 .000 .617 138 .000
Kat_Perilaku .389 138 .000 .623 138 .000
a. Lilliefors Significance Correction

Frequencies

Statistics
Kat_Pengetahuan
N Valid 138
Missing 0
Mean .54
Median 1.00

Kat_Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Baik 64 46.4 46.4 46.4
Baik 74 53.6 53.6 100.0
Total 138 100.0 100.0

Statistics
Kat_Sikap2
N Valid 138
Missing 0

Kat_Sikap2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negatif 53 38.4 38.4 38.4
Positif 85 61.6 61.6 100.0
Total 138 100.0 100.0

Statistics
Kat_Perilaku
N Valid 138
Missing 0

Kat_Perilaku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negatif 56 40.6 40.6 40.6
Positif 82 59.4 59.4 100.0
Total 138 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kat_Sikap * Kat_Perilaku 138 100.0% 0 0.0% 138 100.0%
Kat_Pengetahuan * 138 100.0% 0 0.0% 138 100.0%
Kat_Perilaku

Kat_Sikap * Kat_Perilaku

Crosstab
Kat_Perilaku
Negatif Positif Total
Kat_Sikap Negatif Count 28 25 53
% of Total 20.3% 18.1% 38.4%
1 Count 28 57 85
% of Total 20.3% 41.3% 61.6%
Total Count 56 82 138
% of Total 40.6% 59.4% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5.355 1 .021
b
Continuity Correction 4.562 1 .033
Likelihood Ratio 5.338 1 .021
Fisher's Exact Test .032 .016
Linear-by-Linear Association 5.317 1 .021
N of Valid Cases 138
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21,51.
b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures
Approximate
Value Significance
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .193 .021
N of Valid Cases 138

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Kat_Sikap 2.280 1.128 4.609
(Negatif / 1)
For cohort Kat_Perilaku = 1.604 1.079 2.383
Negatif
For cohort Kat_Perilaku = .703 .510 .970
Positif
N of Valid Cases 138

Kat_Pengetahuan * Kat_Perilaku

Crosstab
Kat_Perilaku
Negatif Positif Total
Kat_Pengetahuan Kurang Baik Count 29 35 64
% of Total 21.0% 25.4% 46.4%
Baik Count 27 47 74
% of Total 19.6% 34.1% 53.6%
Total Count 56 82 138
% of Total 40.6% 59.4% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 1.109a 1 .292
b
Continuity Correction .773 1 .379
Likelihood Ratio 1.109 1 .292
Fisher's Exact Test .303 .190
Linear-by-Linear Association 1.101 1 .294
N of Valid Cases 138
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 25,97.
b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures
Approximate
Value Significance
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .089 .292
N of Valid Cases 138

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for 1.442 .729 2.855
Kat_Pengetahuan (Kurang
Baik / Baik)
For cohort Kat_Perilaku = 1.242 .830 1.859
Negatif
For cohort Kat_Perilaku = .861 .649 1.142
Positif
N of Valid Cases 138
Lampiran 9
Dokumentasi Penelitian
Lampiran 10

Biodata Penulis

Nama : Afentiani Rizky Suhendri

NPM : 173112420150045

Alamat : Jl. H sulaiman RT 04 , RW 02, Kelurahan

Bedahan, Kecamatan Sawangan,

Depok,Jawa Barat.

No. Hp : 08969212936

Email : afentianir@gmail.com

2005 – 2011 : SDN BEDAHAN 01 Sawangan


2011 – 2014 : SMPN 14 DEPOK
2014 – 2017 : SMK Kesehatan Insan Medika Sawangan
2017 – 2021 : Universitas Nasional Jakarta
Pendidikan Formal

Organisasi
2019 – 2020 : Sekertaris Umum Himpunan Mahasiswa Keperawatan (

HIMAKEP )
2019 – 2020 : Anggota PPMB Batch 13 Universitas Nasional Jakarta
Penghargaan

Anda mungkin juga menyukai