Anda di halaman 1dari 85

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI JUS JAMBU BIJI MERAH DAN

PEPAYA TERHADAP TEKAN DARAH PADA PENDERITA

HIPERTENSI DI DESA SIBIRU-BIRU KECAMATAN

BIRU-BIRU KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2021

PROPOSAL

Andri Franaldi N

17.11.012

FAKULTAS KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELITUA

TAHUN 2021
PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI JUS JAMBU BIJI MERAH DAN

PEPAYA TERHADAP TEKAN DARAH PADA PENDERITA

HIPERTENSI DI DESA SIBIRU-BIRU KECAMATAN

BIRU-BIRU KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2021

PROPOSAL

OLEH

ANDRI FRANALDI N
NPM : 17.11.012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI JUS JAMBU BIJI MERAH DAN

PEPAYA TERHADAP TEKAN DARAH PADA PENDERITA

HIPERTENSI DI DESA SIBIRU-BIRU KECAMATAN

BIRU-BIRU KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2021

Yang dipersiapkan dan diseminarkan oleh :

ANDRI FRANALDI N
17.11.012

Proposal Ini Telah Diperiksa Dan Disetujui Untuk Diseminarkan Di Hadapan


Penguji Seminar Proposal Program Studi ilmu keperawatan program sarjana
Institusi Kesehatan Deli Husada Delitua

Oleh:
Dosen Pembimbing

Ns. Nur Mala Sari, SST, M.Kes


NPP : 19761 200008 2 001

Diketahui,
Dekan Fakultas Keperawatan

(Dra. Ns. Megawati Sinambela, S.Kep, M.Kes)


NPP. 19621116.199304.2.002

i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS
Nama : Andri Franaldi N
Tempat Tanggal Lahir : Perawang, 10 September 1997
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Anak Ke : 1 Dari 4 Bersaudara
Nama Ayah : Hisar Nahampun
Nama Ibu : Rosinta Deriana Hasugian
Alamat : Jl.Hang Jebat GG. Kulit Manis

II. PENDIDIKAN
2006-2012 : SD MARSUDIRINI
2012-2015 : SMP NEGERI 1 PARLILITAN
2015-2017 : SMK KESEHATAN WIRAHUSADA
2017-2021 :Mengikuti Pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan
Program Sarjana Fakultas Keperawatan Institut
Kesehatan Deli Husada Delitua

Demikianlah daftar riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenarnya.

Delitua, 2021
Penulis

ANDRI FRANALDI N
17.11.012

ii
PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI JUS JAMBU BIJI MERAH DAN
PEPAYA TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI
DI DESA SIBIRU-BIRU KECAMATAN BIRU-BIRU
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2021

Franaldi,Andri Institut Kesehatan Deli Husadah Delitua


Email: ndrifranaldi17@gmail.com

Abstrak: Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan


tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80
mmHg. Desain penelitian ini eksperimental dengan rancangan one groups pretest
post test design. Subjek penelitian adalah penderita hipertensi di desa sibiru-biru
sebanyak 12 responden dengan purposive sampling. Hasil Uji Statistic dengan
Paired T Test menunjukkan nilai p-value 0,000 yang berarti kurang dari < 0,005,
sehingga keputusan hipotesis Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang
signifikan antara pemberian jus jambu biji meran dan pepaya terhadap tekanan
darah pada penderita hipertensi di desa sibiru-biru kecamatan biru-biru kabupaten
deli serdang tahun 2021

Kata kunci : Jus Jambu Biji Merah, Pepaya , Tekanan Darah, Hipertensi

iii
THE EFFECT OF GIVING THE COMBINATION OF RED JAMBOO
JUICE AND PAPAYA ON BLOOD PRESSURE IN HYPERTENSION
PATIENTS
IN THE SIBIRU-BIRU VILLAGE, KECAMATAN BIRU-BIRU
DELI SERDANG DISTRICT IN 2021

Franaldi,Andri Institut Kesehatan Deli Husadah Delitua


Email: ndrifranaldi17@gmail.com

Abstract : Hypertension is a condition where there is an increase in systolic blood


pressure of more than 120 mmHg and diastolic pressure of more than 80 mmHg.
The design of this study was experimental with a one-group pretest post-test
design. The research subjects were hypertension sufferers in the village of Sibiru-
biru as many as 12 respondents with purposive sampling. The results of the
Statistical Test with the Paired T Test showed a p-value of 0.000 which means
less than <0.005, so the decision of the hypothesis Ha is accepted which means
that there is a significant effect between giving guava juice and papaya on blood
pressure in patients with hypertension in Sibiru-biru village. the blue-blue sub-
district of the deli district of serdang in 2021

Keywords: Red Guava Juice, Papaya, Blood Pressure, Hypertension

iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat manyelesaikan penulisan

Karya Tulis yang berjudul : “Pengaruh Pemberian Kombinasi Jus Jambu Biji

Merah Dan Pepaya Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di

Desa Sibiru-biru Kecamatan Biru-biru Kabupaten Deli Serdang Tahun

2021”. Proposal ini disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan program

sarjana keperawatan di Institut Kesehatan HUSADA Deli Tua .

Penulis menyadari penyelesaian proposal ini tidak terlepas dari bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak,baik secara moril maupun materil. Oleh karena

itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Terulin Sembiring Meliala Am.Keb, SKM, M.Kes, selaku Ketua Yayasan

Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua.

2. Drs. Johannes Sembiring , M.pd, M.Kes, selaku Rektor Institut Kesehatan

DELI HUSADA Delitua.

3. Megawati Sinambela,S.Kep, Ns, M.Kes, selaku Dekan Fakultas

Keperawatan Institut Kesehatan DELI HUSADA Delitua.

4. Ns. Meta Rosaulina Hutagalung, S.Kep, M.Kep, selaku Ketua Jurusan

Program Studi Ilmu Keperawatan Program Sarjana Fakultas Keperawatan

Institut Kesehatan DELI HUSADA Delitua.

5. Ns. Nur Mala Sari, SST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing saya yang

telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan

proposal ini.

v
6. Ns.Meta Rosaulina, M.Kep, selaku Dosen Penguji 1 yang telah

meluangkan waktunya untuk menghadiri seminar proposal saya.

7. Bd. Peny Ariani,SST, M.Keb, selaku dosen penguji 2 yang telah

meluangkan waktunya untuk menghadiri seminar proposal saya.

8. Teristimewa tak lupa saya untuk berterimakasih kepada kedua orangtua

saya, HISAR NAHAMPUN dan ROSINTA DERIANA HASUGUAN,

dan ke empat adik saya ALDO FRANSUGAWA NAHAMPUN,

THRESIA ANGELINA NAHAMPUN, TANTRI YUNITA NAHAMPUN

dan teuntuk KELUARGA saya yang sudah mendoakan saya selama

pendidikan saya hingga sampai saat ini. Terimakasih untuk motivasi yang

tak pernah menyerah dan putus asa untuk saya sampai ketahap ini.

9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materil dalam

terselesaikannya skripsi ini.

10. Terimakasih juga untuk teman-teman Angkatan –XVI yang telah banyak

membantu, banyak berbagi ilmu sehingga skripsi ini terselesaikan.

Demikian kata pengantar dari penulis, semoga skripsi ini berbanfaat bagi

penulis pada khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya, Akhir kata

penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Tuhan memberkati kita.

Deli tua, Maret 2021

Penulis,

ANDRI FRANALDI N
Npm : 17.11.012

vi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................................6
1.5 Manfaat Teoritis.......................................................................................................7
BAB I TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................8
2.1 Hipertensi...........................................................................................................8
2.1.1 Pengertian Hipertensi.................................................................................8
2.1.2 Klasifikasi Hipertensi...................................................................................8
2.1.3 Etiologi Hipertensi......................................................................................9
2.1.4 Gejala Hipertensi......................................................................................10
2.1.5 Faktor Risiko Hipertensi............................................................................11
2.1.6 Patofisiologi Hipertensi............................................................................14
2.1.7 Manifestasi Klinik Hipertensi....................................................................15
2.1.8 Komplikasi Hipertensi...............................................................................15
2.1.9 Penatalaksanaan Hipertensi.....................................................................17
2.2 Jambu Biji (Psidium Guajava L.)...........................................................................20
2.2.1 Pengertian Jambu Biji Merah..........................................................................20
2.2.2 Klasifikasi Jambu Biji Merah............................................................................21
2.2.3 Kandungan Gizi Jambu Biji Merah...................................................................22
2.2.4 Manfaat Jambu Biji Merah.............................................................................23
2.2.5 Manfaat Jambu Biji Merah Terhadap Tekanan Darah.....................................24
2.3 Pepaya (Carica Papaya, L).....................................................................................25
2.3.1 Pengertian Pepaya..........................................................................................25
2.3.2 Klasifikasi Pepaya............................................................................................25
2.3.3 Kandungan Gizi Pepaya...................................................................................26

vii
2.3.5 Manfaat Pepaya.............................................................................................27
2.3.6 Manfaat Pepaya Terhadap Tekanan Darah.....................................................28
2.4 Kerangka Teori......................................................................................................31
2.5 Kerangka Konsep...................................................................................................32
2.6 Hipotesis Penelitian................................................................................................32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................................33
3.1 Desain Penelitian..............................................................................................33
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................................33
3.2.1 Tempat Penelitian............................................................................................33
3.2.2 Waktu Penelitian..............................................................................................33
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling...........................................................33
3.3.1 Populasi............................................................................................................33
3.3.2 Sampel..............................................................................................................34
3.3.3 Teknik pengambilan sampel................................................................................34
3.4 Variabel Penelitian...........................................................................................35
3.5 Definisi Operasional.........................................................................................35
3.6 Instrumen Penelitian...............................................................................................36
3.7 Metode Pengumpulan Data...................................................................................37
3.8 Teknik Analisis Data........................................................................................38
3.9 Etika Penelitian......................................................................................................39
3.10 Jalannya Penelitian..........................................................................................40KL;
3.11 Analisis Data........................................................................................................41
a. Analisis Univariat.....................................................................................................41
BAB IV HASIL PENELITIAN.....................................................................................44
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................................44
4.2 Karakteristik Responden..................................................................................45
4.4 Uji Normalitas..................................................................................................50
4.5 Hasil Uji Analisa Bivariat...................................................................................51
BAB V PEMBAHASAN................................................................................................53
5.1 Tekanan Darah Sebelum Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya Terhadap
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Desa Sibiru-Biru Kecamatan Biru-Biru
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021...........................................................................53
5.2 Tekanan Darah Setelah Diberikan Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Sibiru-

viii
biru Tahun 2021...............................................................Error! Bookmark not defined.
5.2 Pengaruh Pemberian Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Lansia di Desa Sibiru-biru Tahun
2021.............................................................................................................................55
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................58
6.1 Kesimpulan......................................................................................................58
6.2 Saran................................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................60

ix
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang

mengakibatkan makin tingginya tekanan darah. Tekanan darah sendiri merupakan

salah satu parameter hemodinamik yang sederhana dan mudah dilakukan

pengukurannya. Hemodinamik merupakan suatu keadaan dimana tekanan dan

aliran darah dapat mempertahankan perfusi atau pertukaran zat di jaringan tubuh

(Muttaqin, 2014). Hipertensi adalah salah satu isu kesehatan masyarakat yang

sangat penting mengingat penyakit ini merupakan faktor risiko utama pada

penyakit jantung koroner, gagal jantung dan stroke (Lemone, et al, 2016).

Menurut World Health Organization (WHO), saat ini penderita hipertensi

di dunia mencapai sekitar 970 juta penderita, sekitar 330 juta terdapat di negara

maju dan 640 terdapat di negara berkembang. Di Amerika Serikat hipertensi

merupakan diagnosa primer yang umum karena menyerang hampir 50 juta

penduduk dimana sekitar 69% orang dewasa yang telah melewati 18 tahun sadar

akan hipertensi yang mereka derita dan 58% dari mereka dirawat, tetapi hanya

31% yang terkontrol. Prevalensi hipertensi di benua Amerika lebih rendah

dibandingkan di benua Eropa, dimana prevalensi hipertensi di Amerika Serikat

20,3% dan Kanada 21,4% sedangkan di beberapa Negara Eropa seperti Swedia

38,4%, Italia 37,7%, Inggris 29,6%, Spanyol 40% dan Jerman 55,3% (WHO,

2017).

Beberapa faktor penyebab hipertensi antara lain: umur, jenis kelamin,

riwayat keluarga, obesitas, konsumsi alkohol dan natrium secara berlebihan, stress

1
2

dan kadar kalium rendah (Nuraini, 2015). Dampak yang ditimbulkan dari

hipertensi menurut Juslim (2012) yaitu kerusakan pembuluh darah arteri yang

dapat menyebabkan terganggunya aliran darah, yang artinya kebutuhan oksigen

dan nutrisi pada organ dan jaringan tubuh lain juga akan terganggu. Rusaknya

arteri menyebabkan beberapa organ yang dapat mengalami gangguan diantaranya

jantung, otak, ginjal, mata dan tulang.

Prevalensi hipertensi secara nasional berdasarkan wawancara terjadi

peningkatan yaitu dari 7,6 persen pada tahun 2007 menjadi 9,5 persen pada tahun

2013. Sementara prevalensi berdasarkan hasil pengukuran terjadi penurunan yaitu

dari 31,7% menurun menjadi 25,8%. Provinsi dengan prevalensi hipertensi pada

umur ≥ 18 tahun berdasarkan pengukuran yang tertinggi pada tahun 2013 ialah

Provinsi Bangka Belitung (30,9%), sedangkan prevalensi terendah terdapat di

Provinsi Papua (16,8). Pravelansi hipertensi didasarkan hasil pengukuran hampir

mengalami penurunan di seluruh provinsi di Indonesia, namun di Provinsi

Lampung justru mengalami peningkatan dimana pada tahun 2007 adalah sebesar

24,1% sementara pada tahun 2013 meningkat menjadi 24,7% (Kemenkes RI,

2016).

Berdasarkan pengalaman klinis diketahui penggunaan obat-obat sintesis

dapat mengendalikan tekanan darah. Pengobatan secara farmakologi bila

digunakan dalam jangka waktu yang lama biasanya mahal dan memiliki efek

samping. Hal ini dapat menimbulkan masalah baik dari segi kesehatan maupun

biaya dan masalah tersebut dijadikan alasan bagi masyarakat untuk menggunakan

pengobatan alternatif atau pengobatan nonfarmakologi (Jain, 2016).


3

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di Desa Pusporenggo

Boyolali didapatkan data dari 205 orang dewasa 83 diataranya mengalami

hipertensi, data tersebut didapatkan setelah dilakukan pengecekan tekanan darah.

Hasil wawancara yang telah dilakukan bahwa masyarakat didesa tersebut belum

mengetahui bahwasannya telah mengalami hipertensi, hal ini disebabkan karena

masyarakat enggan untuk melakukan pengecekan kesehatan khususnya tekanan

darah karena masyarakat takut untuk megetahui tekanan darah yang didapat.

Berdasarkan pengukuran tekanan darah yang telah dilakukan kepada masyarakat,

banyak yang mengalami hipertensi. Masyarakat memiliki tanaman jambu biji

merah dan pepaya yang tumbuh di kebun dan pekarangan rumahnya. Masyarakat

juga mengatakan belum pernah mengkonsumsi kombinasi jus jambu biji merah

dan pepaya secara rutin sebagai obat alternatif untuk menurunkan tekanan darah.

Tingginya kandungan kalium dalam jambu biji merah dan pepaya yang

mempunyai manfaat dalam penurunan tekanan darah sistolik membuat peneliti

tertarik untuk meneliti pengaruh pemberian kombinasi jus jambu biji merah dan

pepaya terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Pusporenggo

Boyolali

Salah satu pengobatan alternatif yang dapat digunakan untuk menurunkan

tekanan darah yaitu buah jambu biji merah (Psidium guajava L.). Jambu biji

merah mengandung sumber vitamin C yang paling tinggi diantara buah lainnya.

Selain vitamin C, buah jambu biji merah juga mengandung likopen yang

berfungsi untuk memberikan efek protektif untuk kardiovaskular, aterosklerosis,

dan hipertensi. Buah jambu biji merah mengandung zat gizi mikro yaitu kalium

sebesar 284 mg/100 gr (Suryani, 2016). Kalium atau potassium berfungsi untuk
4

menjaga keseimbangan garam (natrium) dan cairan, serta membantu mengontrol

tekanan darah agar tetap normal (Kumalaningsih, 2017).

Salah satu pengobatan alternatif yang dapat digunakan untuk menurunkan

tekanan darah yaitu buah jambu biji merah (Psidium guajava L.). Jambu biji

merah mengandung sumber vitamin C yang paling tinggi diantara buah lainnya.

Selain vitamin C, buah jambu biji merah juga mengandung likopen yang

berfungsi untuk memberikan efek protektif untuk kardiovaskular, aterosklerosis,

dan hipertensi. Buah jambu biji merah mengandung zat gizi mikro yaitu kalium

sebesar 284 mg/100 gr (Suryani, 2016). Kalium atau potassium berfungsi untuk

menjaga keseimbangan garam (natrium) dan cairan, serta membantu mengontrol

tekanan darah agar tetap normal (Kumalaningsih, 2017).

Selain jambu biji merah, terdapat buah lain yang diketahui memiliki

manfaat dalam penurunan tekanan darah yaitu pepaya (Carica Papaya). Pepaya

mengandung karatenoid (provitamin A), vitamin C dan E yang dapat berperan

sebagai antioksidan dalam tubuh. Senyawa ini mampu menangkal radikal bebas

penyebab kanker. Antioksidan dalam pepaya bermanfaat untuk mencegah oksidasi

kolesterol yang sering menempel pada dinding arteri sebagai penyebab hipertensi.

Pepaya mengandung zat gizi mikro yaitu kalium sebanyak 257 mg/100gr (Jaelani,

2016).

Berdasarkan data Badan Litbankes Kementrian Kesehatan prevalensi

hipertensi di Propinsi Sumatera Utara mencapai 6,7% dari seluruh penduduk di

Sumatera Utara. Ini berarti bahwa jumlah penduduk Sumatera Utara yang
5

menderita hipertensi mencapai 12,42 juta jiwa tersebar di beberapa kabupaten

(Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2019).

Tingginya kandungan kalium dalam jambu biji merah dan pepaya yang

mempunyai manfaat dalam penurunan tekanan darah sistolik membuat peneliti

tertarik untuk meneliti pengaruh pemberian kombinasi jus jambu biji merah dan

pepaya terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di desa sibiru-biru

kecamatan biru-biru kabupaten deli serdang.

Berdasarkan hasil suvei yang didapatkan mulai dari bulan Januari sampai

bulan Juli 2020 di Wilayah Kerja Puskesmas Biru Biru terdapat penderita

penyakit darah tinggi (hipertensi) berjumlah 70 orang, dengan rentang usia 30-80

tahun. Rata-rata diberikan terapi obat farmakologi untuk menurunkan tekanan

darah pada penderita hipertensi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut: apakah ada pengaruh pemberian kombinasi jus jambu

biji merah dan pepaya terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di desa

sibiru-biru kecamatan biru-biru kabupaten deli serdang?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh pemberian kombinasi jus jambu biji merah dan pepaya

terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di desa sibiru-biru kecamatan

biru-biru kabupaten deli serdang.


6

2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pengaruh tekanan darah pada penderita hipertensi

sebelum pemberian kombinasi jus jambu biji merah dan pepaya.

2. Mengidentifikasi pengaruh tekanan darah pada penderita hipertensi

sesudah pemberian kombinasi jus jambu biji merah dan pepaya.

3. Menganalisis pengaruh pemberian kombinasi jus jambu biji merah dan

pepaya terhadap penderita hipertensi.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Praktis

Bagi Sampel Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan kepada sampel akan pentingnya mengkonsumsi buahbuahan yang

mengandung tinggi kalium seperti buah jambu biji merah dan pepaya untuk

menurunkan tekanan tekanan darah pada penderita hipertensi di desa sibiru-biru

kecamatan biru-biru kabupaten deli serdang.

2. Manfaat bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan

pengalaman tentang buah jambu biji merah dan pepaya sebagai pengobatan

alternatif yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah tekanan darah

pada penderita hipertensi di desa sibiru-biru kecamatan biru-biru kabupaten deli

serdang.
7

3. Manfaat bagi para penderita hipertensi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi untuk konsumsi buah

pisang jambu biji merah dan pepaya secara teratur untuk menurunkan tekanan

darah.

1.5 Manfaat Teoritis


a. Manfaat metodologi

Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya jumlah penelitian tentang

pengaruh konsumsi buah jambu biji merah dan pepaya terhadap penurunan

tekanan darah pada penderita hipertensi di desa sibiru-biru kecamatan biru-biru

kabupaten deli serdang.

.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi

2.1.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan

darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg

(Ardiansyah, 2016). Hipertensi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang

ditandai dengan peningkatan tekanan darah yang melebihi batas normal yang

dapat mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat

sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya, peningkatan denyut jantung,

peningkatan resistensi (ketahanan) dari pembuluh darah tepi dan peningkatan

volume aliran darah. Apabila kondisi tersebut berlangsung lama, maka akan

menimbulkan tekanan darah tinggi (Jafar, 2017).

2.1.2 Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi hipertensi untuk usia dewasa diatas 18 tahun berdasarkan

tekanan darah sistolik dan diastolik dibagi menjadi empat yang dapat dilihat pada

tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah untuk Usia Dewasa diatas 18 Tahun

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik

( mmHg ) ( mmHg )

Normal ≤ 120 mmHg ≤ 80 mmHg

Pre Hipertensi 121-129 mmHg ≤ 80 mmHg

8
9

Hipertensi I 130-139 mmHg 80-89 mmHg

Hipertensi II ≥ 140 mmHg ≥ 90mmHg

Sumber: Whelton et al, 2017

2.1.3 Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan antara

lain:

1) Hipertensi Primer (Esensial)

Hipertensi primer adalah tekanan darah 130/90 mmHg atau lebih, pada usia

18 tahun ke atas dengan penyebab yang tidak diketahui. Pengukuran tekanan

darah dilakukan sebanyak 2 kali atau lebih dengan posisi duduk, kemudian

diambil reratanya (Chandra, 2014).

Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui

penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Faktor yang dapat mempengaruhi

hipertensi primer antara lain: genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf

simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam sekresi Na, peningkatan Na dan

Ca intraseluler dan faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seperti

obesitas, alkohol, dan merokok (Triyanto, 2014).

2) Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder merupakan 10% dari seluruh kasus hipertensi yang

didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang
10

ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid. Faktor pencetus

munculnya hipertensi sekunder antara lain: penggunaan kontrasepsi oral,

neurogenik (tumor otak, ensefalitis, dan gangguan psikiatris), kehamilan,

peningkatan volume intravaskuler, luka bakar, dan stress (Udjianti, 2016).

2.1.4 Gejala Hipertensi

Tanda dan gejala hipertensi yang biasa ditimbulkan pada penderita

hipertensi menurut Nurarif dan Kusuma (2017) adalah:

1) Tidak ada gejala

Tekanan darah yang tinggi namun penderita tidak merasakan perubahan

kondisi tubuh. Hal ini mengakibatkan banyak penderita hipertensi mengabaikan

kondisinya karena gejala yang tidak dirasakan.

2) Gejala yang lazim

Gejala yang lazim menyertai hipertensi adalah nyeri kepala dan kelelahan.

Beberapa pasien memerlukan pertolongan medis karena mereka mengeluh sakit

kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epitaksis dan

kesadaran menurun. Hipertensi yang menahun dan tergolong hipertensi berat

biasanya akan menimbulkan keluhan yang sangat nampak yaitu: sakit kepala,

kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, nafas pendek (terengah-engah), gelisah,

pandangan mata kabur dan berkunang-kunang, emosional, telinga berdengung,

sulit tidur, tengkuk terasa berat, nyeri kepala bagian belakang dan didada, otot

lemah, terjadi pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, keringat berlebih

dan denyut jantung yang tak beraturan.


11

2.1.5 Faktor Risiko Hipertensi

1) Faktor Risiko yang Dapat Diubah

a) Obesitas

Berat badan merupakan faktor risiko pada tekanan darah pada semua

kelompok umur. Penderita hipertensi dengan memiliki berat badan berlebih

(obesitas) memiliki daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah yang lebih

tinggi jika dibandingkan dengan penderita yang memiliki berat badan normal

(Triyanto, 2014).

b) Lingkungan (Stress)

Stress merupakan suatu keadaan non spesifik yang dialami penderita

hipertensi akibat emosi yang berlebihan, fisik atau lingkungan yang melebihi

kemampuan untuk mengatasi suatu permasalahan yang sedang terjadi. Stress

dapat meningkatkan tekanan darah sewaktu. Hormone adrenalin akan meningkat

sewaktu stress dan hal tersebut dapat mengakibatkan jantung memompa darah

lebih cepat sehingga tekanan darah meningkat (Sutanto, 2014).

c) Kebiasaan Merokok

Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Kandungan nikotin dalam

rokok dapat merangsang pelepasan katekolamin, sehingga menyebabkan

katekolamin meningkat dan dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung yang

dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah (Ardiansyah, 2015).


12

d) Kebiasaan Minum Kopi

Kopi mengandung kafein yang berfungsi sebagai anti-adenose (adenose

berperan untuk mengurangi kontraksi otot jantung dan relaksasi pembuluh darah

sehingga menyebabkan tekanan darah turun dan memberikan efek rileks)

menghambat reseptor untuk berikatan dengan adenose dan menyebabkan

pembuluh darah mengalami kontraksi yang secara bersamaan dengan terjadinya

peningkatan tekanan darah (Ardiansyah, 2015).

e) Konsumsi Natrium

Konsumsi natrium yang berlebih dapat menyebabkan konsentrasi natrium di

dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler

harus dikeluarkan, sehingga volume cairan ekstraseluler menurun. Meningkatnya

volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatkan volume darah,

sehingga menimbulkan terjadinya hipertensi (Nuraini, 2015).

f) Konsumsi Alkohol

Orang-orang yang sering minum alkohol atau minum alkohol dalam jumlah

yang banyak memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari pada orang yang tidak

minum atau minum sedikit alkohol. Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat

alkohol masih belum jelas. Mengkonsumsi tiga gelas atau lebih minuman

beralkohol per hari dapat meningkatkan risiko hipertensi sebesar dua kali

dibandingkan orang yang tidak minum atau minum sedikit alkohol (Almatsier,

2015).
13

2) Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah

a) Genetik

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga

tersebut memiliki risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan

peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium

terhadap sodium. Seseorang dengan orang tua yang mengalami hipertensi

mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang

yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan

70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga, oleh

sebab itu hipertensi disebut penyakit turunan (Nuraini, 2015).

b) Umur

Hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Semakin

bertambahnya umur, maka tekanan darah akan meningkat, hal ini disebabkan

karena terjadi penebalan yang disebabkan oleh penumpukan kolagen pada lapisan

otot yang dapat menyebabkan pembuluh darah akan mengalami penyempitan dan

menjadi kaku. Disamping itu, semakin bertambahnya umur pengatur tekanan

darah yaitu refleks reseptor mulai berkurang (Kartikasari, 2016).

c) Jenis Kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Wanita

yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang

berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar

kolesterol HDL yang tinggi merupakan pelindung dalam mencegah terjadinya


14

aterosklerosis. Pada wanita premenopause mulai kehilangan sedikit demi sedikit

hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan.

Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya

sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada

wanita umur 45-55 tahun (Nuraini, 2015).

2.1.6 Patofisiologi Hipertensi

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II

dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). Darah

mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon

renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang

terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Menurut

Nuraini (2015) angiotensin II yang memiliki peranan dalam menaikkan tekanan

darah melalui dua aksi utama antara lain:

1) Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH)

dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus dan bekerja pada ginjal untuk

mengatur volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang

diekskresikan ke luar tubuh. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler

akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya,

volume darah meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.

2) Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.

Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada

ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi

ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya
15

konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume

cairan ekstraseluler yang pada akhirnya akan meningkatkan volume dan tekanan

darah.

2.1.7 Manifestasi Klinik Hipertensi

Manifestasi klinik hipertensi menurut Nuraini (2015) muncul setelah

penderita mengalami hipertensi selama bertahun-tahun dengan gejala sebagai

berikut:

1. Nyeri kepala saat terjaga yang kadang-kadang disertai mual dan muntah

akibat peningkatan tekanan darah.

2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina sebagai dampak hipertensi.

3. Terjadi kerusakan susunan saraf pusat yang menyebabkan ayunan langkah

tidak mantap.

4. Nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) karena peningkatan aliran

darah ginjal dan filtrasi glomerulus.

5. Mudah marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur dan

mata berkunang-kunang.

2.1.8 Komplikasi Hipertensi

Komplikasi organ yang terjadi pada penderita hipertensi menurut Nuraini

(2015) antara lain:

a. Otak

Stroke merupakan kerusakan target organ pada otak yang diakibatkan oleh

hipertensi. Stroke timbul karena perdarahan, tekanan intra kranial yang tinggi,
16

atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terkena tekanan

tinggi. Arteri-arteri di otak yang mengalami aterosklerosis melemah sehingga

meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma. Tekanan yang tinggi pada

kelainan tersebut menyebabkan peningkatan tekanan kapiler, sehingga mendorong

cairan masuk ke dalam ruang intertisium di seluruh susunan saraf pusat. Hal

tersebut menyebabkan neuron-neuron di sekitarnya mati dan terjadi koma bahkan

kematian.

b. Kardiovaskuler

Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner mengalami aterosklerosis

atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah yang melalui

pembuluh darah tersebut, sehingga miokardium tidak mendapatkan suplai oksigen

yang cukup. Kebutuhan oksigen miokardium yang tidak terpenuhi menyebabkan

terjadinya iskemia jantung, yang pada akhirnya dapat menjadi infark.

c. Ginjal

Penyakit ginjal kronik dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat

tekanan tinggi pada kapiler-kepiler ginjal dan glomerulus. Kerusakan glomerulus

akan mengakibatkan darah mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, sehingga

nefron akan terganggu dan berlanjut menjadi hipoksia dan kematian ginjal.

Kerusakan membran glomerulus juga akan menyebabkan protein keluar melalui

urin sehingga sering terjadi edema sebagai akibat dari tekanan osmotik koloid

plasma yang berkurang. Hal tersebut terutama terjadi pada hipertensi kronik.
17

d.Retinopati

Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah

pada retina. Semakin tinggi tekanan darah dan semakin lama hipertensi tersebut

berlangsung, maka semakin berat pula kerusakan yang dapat ditimbulkan.

Kelainan lain pada retina yang terjadi akibat tekanan darah yang tinggi adalah

iskemik optik neuropati atau kerusakan pada saraf mata akibat aliran darah yang

buruk akibat penyumbatan aliran darah pada arteri dan vena retina. Penderita

retinopati hipertensi pada awalnya tidak menunjukkan gejala, yang pada akhirnya

dapat menjadi kebutaan pada stadium akhir. Kerusakan yang lebih parah pada

mata terjadi pada kondisi hipertensi maligna, di mana tekanan darah meningkat

secara tiba-tiba.

2.1.9 Penatalaksanaan Hipertensi

Menurut Levanita (2015), tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah:

1) Target tekanan darah yaitu <130/90 mmHg dan untuk individu berisiko

tinggi seperti diabetes melitus, gagal ginjal target tekanan darah adalah

<120/80 mmHg.

2) Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler.

3) Menghambat laju penyakit ginjal. Terapi dari hipertensi menurut Dalimartha

(2014) terdiri dari terapi non farmakologi dan farmakologi:

1) Terapi Non Farmakologi

a) Menghentikan kebiasaan merokokMerokok meningkatkan risiko

komplikasi pada penderita hipertensi seperti penyakit jantung dan stroke.


18

Kandungan utama yang terdapat dalam rokok adalah tembakau, didalam

tembakau terdapat nikotin yang dapat membuat jantung bekerja lebih

keras karena dapat mempersempit pembuluh darah dan dapat

meningkatkan frekuensi denyut jantung serta tekanan darah.

b) Mempertahankan berat badan ideal

Mempertahankan berat badan yang ideal sesuai Body Mass Index dengan

rentang 18,5-24,9 kg/m2. BMI dapat diketahui dengan rumus membagi

berat badan dengan tinggi badan yang telah dikuadratkan dalam satuan

meter. Obesitas yang terjadi dapat diatasi dengan melakukan diet rendah

kolesterol kaya protein dan serat. Penurunan berat badan sebesar 2,5-5 kg

dapat menurunkan tekanan darah diastolik sebesar 5 mmHg

c) Mengurangi asupan natrium (sodium)

Mengurangi asupan sodium dilakukan dengan melakukan diet rendah

garam yaitu tidak lebih dari 100 mmol/hari (± 6 gr NaCl atau 2,4 gr

garam/hari), atau dengan mengurangi konsumsi garam sampai dengan

2300 mg setara dengan satu sendok teh setiap harinya. Penurunan

tekanan darah sistolik sebesar 5 mmHg dapat dilakukan dengan cara

mengurangi asupan garam menjadi ½ sendok teh/hari.

d) Batasi konsumsi alkohol

Mengonsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau lebih dari

1 gelas per hari pada wanita dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga

membatasi atau menghentikan konsumsi alkohol dapat membantu dalam

penurunan tekanan darah (PERKI, 2015).


19

e) Makan makanan yang mengandung Kalium

Kalium menurunkan tekanan darah dengan cara meningkatkan jumlah

natrium yang terbuang bersamaan dengan urin. Konsumsi buah-buahan

setidaknya sebanyak 3-5 kali dalam sehari dapat membuat asupan kalium

menjadi cukup. Cara mempertahankan asupan diet kalium (>90 mmol

setara 3500 mg/hari) adalah dengan konsumsi buah dan sayur-sayuran.

f. Penurunan stress

Stress yang terlalu lama dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah.

Menghindari stress pada penderita hipertensi dapat dilakukan dengan

cara relaksasi seperti relaksasi otot, yoga atau meditasi yang dapat

mengontrol sistem saraf sehingga menurunkan tekanan darah yang tinggi.

g. Terapi massage (pijat)

Massage atau pijat dilakukan untuk memperlancar aliran energi dalam

tubuh sehingga meminimalisir gangguan hipertensi beserta

komplikasinya. Saat semua jalur energi terbuka dan aliran energi tidak

terhalang oleh tegangnya otot maka risiko hipertensi dapat diminimalisir.

f. Aromaterapi (relaksasi)

Aromaterapi adalah salah satu teknik penyembuhan alternatif yang

menggunakan minyak esensial untuk memberikan kesehatan dan

kenyamanan emosional. Setelah aromaterapi digunakan akan membantu

untuk rileks sehingga menurunkan aktifitas vasokonstriksi pembuluh


20

darah, aliran darah menjadi lancar dan menurunkan tekanan darah

(Sharma, 2015).

2) Terapi Farmakologi

Terapi farmakologis yaitu obat antihipertensi yang dianjurkan yaitu

diuretika, terutama jenis thiazide (Thiaz) atau aldosteron antagonis, beta blocker,

calcium chanel blocker atau calcium antagonist, Angiotensin Converting Enzyme

Inhibitor (ACEI), Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 receptor antagonist/

blocker (ARB) diuretik tiazid (misalnya bendroflumetiazid) (Nuraini, 2015).

Adapun contoh obat antihipertensi antara lain:

a) Beta bloker, (misalnya propanolol, atenolol).

b) Penghambat angiotensin converting enzymes (misalnya captopril,

enalapril).

c) Antagonis angiotensin II (misalnya candesartan, losartan).

d) Calcium channel blocker (misalnya amlodipin, nifedipin).

2.2 Jambu Biji (Psidium Guajava L.)


2.2.1 Pengertian Jambu Biji Merah

Buah jambu biji adalah salah satu buah yang dapat dikonsumsi setiap hari

karena buah jambu biji sangat kaya akan vitamin C dan kandungan gizi lainnya.

Nama daerah untuk jambu biji ini diantaranya glima breueh (Aceh), galiman

(Sumatera), jambu klutuk (Jawa), jambu batu (Sunda), jambu bender (Madura),

gojawas (Manado), libu (Kalimantan), kojabas (Nusa Tenggara), dan kayawese

(Maluku) (Putra, 2013). Buah jambu biji mempunyai warna daging yang berbeda,

ada yang berwarna putih dan ada yang berwarna merah. Kandungan gizi antara
21

kedua jambu biji ini juga berbeda, jambu biji dengan daging berwarna merah

mempunyai kandungan gizi yang lebih lengkap dengan kandungan vitamin C

lebih tinggi (Ramayulis, 2017).

2.2.2 Klasifikasi Jambu Biji Merah

Jambu biji merah merupakan tanaman buah yang dikenal banyak

masyarakat. Jambu biji merah merupakan salah satu tanaman tropis yang berasal

dari Amerika. Jambu biji merah termasuk tanaman perdu dan memiliki banyak

cabang, ranting dan batang pohon yang keras (Parimin, 2014).

Tabel 2. Klasifikasi Jambu Biji Merah

Kingdom Plantae

Divisi Magnoliophyta

Sub Divisi Spermatophyta

Kelas Magnoliopsida

Sub Kelas Rosidae

Ordo Myrtales

Familia Myrtaceae

Genus Psidium

Spesies Psidium guajava L

Sumber: Parimin, 2014


22

2.2.3 Kandungan Gizi Jambu Biji Merah

Jambu biji merah mengandung senyawa fitonutrien sebagai antioksidan

diantaranya vitamin E, vitamin C, selenium, zinc (Wiralis, 2009). Buah jambu biji

merah mengandung kalium sebanyak 417 mg/100 gr dan natrium sebanyak 2

mg/100 gr (Suryani, 2016).

Kandungan gizi buah jambu biji merah dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Kandungan Gizi Jambu Biji Merah

Zat Gizi Kandungan Zat Gizi Kandungan

(per 100 g) (per 100g)

Energi 68 Kkal Thiamin 0,067 mg

Karbohidrat 14,32 gr Riboflavin 0,04 Mg

Protein 2,55 Gr Kalsium 18 Mg

Lemak 0,95 Gr Kalium 417 Mg

Vitamin C 228,3 gr Sodium 2 Mg

Vitamin A 31 µg Magnesium 22 Mg

Serat 5,4 Gr Piridoksin 0,11 Mg

Sumber: Suryani, 2016


23

2.2.4 Manfaat Jambu Biji Merah

Menurut Yuan (2016) buah jambu biji merah memiliki banyak manfaat

bagi kesehatan tubuh diantaranya:

1) Mencegah penyakit kanker

Salah satu manfaat yang paling penting dari jambu biji merah adalah

kemampuannya untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Kemampuan jambu

biji merah ini dikarenakan kandungan antioksidannya yang bernama Lycopene.

Lycopene adalah antioksidan kuat yang dapat menurunkan risiko kanker prostat

dan kanker payudara.

2) Mengendalikan kadar glukosa darah

Jambu biji merah juga dapat membantu pasien yang menderita penyakit

diabetes. Tingginya kadar serat makanan yang terkandung dalam jambu biji merah

ini dapat membantu menurunkan kadar glukosa darah dalam tubuh.

3) Meningkatkan produksi darah

Buah jambu biji merah mengandung vitamin E, vitamin K, asam pantotenat,

vitamin B3 (niacin), vitamin B6, vitamin B9 (folat) dan mineral seperti zat besi,

mangan dan magnesium yang diperlukan dalam pembentukan darah. Vitamin C

dalam jambu biji merah juga meningkatkan kapasitas tubuh dalam menyerap lebih

banyak zat besi (iron).


24

4)Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Jambu biji merah tidak hanya mengatasi masalah anemia, tetapi juga

sebagai antioksidan yang baik, karena mengandung vitamin C dan A dengan

jumlah yang besar. Kadar antioksidan yang tinggi, jambu biji merah dapat

digunakan sebagai penangkal radikal bebas dan mengurangi kerusakan sel dalam

tubuh (Febilawati, 2015).

Jambu biji merah merupakan sumber vitamin C terbaik. Buah jambu biji

merah mengandung vitamin C sebesar 228,3 mg pada setiap 100 gr atau setara

dengan 275% dari kebutuhan kita sehari. Vitamin C adalah antioksidan yang

dapat meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh untuk melindungi tubuh

terhadap penyakit seperti batuk, flu dan pilek.

2.2.5 Manfaat Jambu Biji Merah Terhadap Tekanan Darah

Jambu biji merah mengandung kalium, magnesium, likopen, karotenoid,

vitamin C. Kalium dalam jambu biji merah bermanfaat dalam menurunkan

tekanan darah. Konsumsi kalium dalam jumlah yang tinggi dapat melindungi

seseorang dari penyakit hipertensi. Asupan kalium yang meningkat akan

menurunkan tekanan darah maupun diastolik (Astawan, 2016).

Jambu biji merah mengandung serat tinggi yang dapat membantu

mengurangi kadar kolesterol dalam darah dan juga mencegah terjadinya

penebalan kolesterol dalam darah sehingga dapat menjaga cairan darah dan

menurunkan tekanan darah. Jambu biji merah mengandung potasium atau kalium

tinggi yang berguna untuk menjaga kadar natrium dalam tubuh sehingga dapat
25

mengendalikan tekanan darah dan mengurangi risiko penyakit jantung

(Kumalaningsih, 2015).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Sagiman, dkk (2016)

didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh pemberian jus jambu biji terhadap

tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Pundung Nogotirto Gamping

Sleman Yogyakarta. Hal ini disebabkan karena kandungan zat gizi yang terdapat

pada jambu biji sangat kompleks diantaranya adalah kalium, vitamin C, kalsium

dan magnesium. Zat gizi yang paling tinggi yang terdapat pada buah jambu biji

adalah kalium. Mengkonsumsi kalium dalam jumlah yang tinggi akan

meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler, sehingga akan menarik

cairan ekstraseluler dan dapat menurunkan tekanan darah.

2.3 Pepaya (Carica Papaya, L)


2.3.1 Pengertian Pepaya

Pepaya merupakan tanaman yang banyak tersebar diberbagai negara tropis

termasuk Indonesia. Buah pepaya memiliki rasa yang manis dan menyegarkan

karena mengandung banyak air. Buah pepaya memiliki daging buah lunak dengan

warna merah atau kuning. Di dalam satu buah pepaya terdapat biji pepaya yang

berjumlah banyak dan berwarna kehitam-hitaman. Biji buah pepaya dilapisi kulit

ari berwarna transparan yang sifatnya seperti agar (Kalie, 2014).

2.3.2 Klasifikasi Pepaya

Buah pepaya merupakan buah sejati tunggal dimana buah sejati yang

terdiri dari bunga dengan satu calon buah saja. Buah pepaya dapat berisi satu biji

atau lebih (Yuniati, 2017).


26

Klasifikasi buah pepaya dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:

Tabel 4. Klasifikasi Pepaya

Klasifikasi Pepaya

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotiledonae

Ordo Violales

Genus Caricaceae

Spesies Carica papaya L

Sumber :Yuniati, 2017.

2.3.3 Kandungan Gizi Pepaya

Pepaya mengandung enzim papain, enzim ini dapat memecah protein

arginine. L-arginine merupakan substrat untuk produksi endotehelial nitric oxide

untuk tekanan darah arterial melalui efek vasodilatasi potensial (Figueroa et al,

2010). Buah pepaya juga mengandung karotenoid (provitamin A), vitamin C dan

vitamin E yang dapat berperan sebagai antioksidan yaitu untuk mencegah oksidasi

kolesterol yang sering menempel pada dinding arteri penyebab hipertensi (Batin,

dkk. 2017).
27

Kandungan gizi buah pepaya dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:

Tabel 5.Kandungan Gizi Pepaya

Zat Gizi Kandungan Zat Gizi Kandungan

(per 100 gr) (per 100 gr)

Energi 43 Kkal Zat Besi 0,25 Mg

Karbohidrat 10,82 gr Kalsium 20 Mg

Protein 0,47 Gr Kalium 182 Mg

Air 88 Gr Sodium 8 Mg

Vitamin C 62 Mg Serat 1,7 Mg

Vitamin A 47 µg Asam Folat 38 µg

Sumber:Kalie, 2014.
2.3.5 Manfaat Pepaya

Pepaya memiliki kandungan gizi yang sangat banyak, sehingga pepaya

sangat bermanfaat bagi kesehatan menurut Mariani (2017) antara lain:

1) Mengurangi risiko penyakit kanker

Buah pepaya mengandung antioksidan yang dapat menangkal radikal

bebas. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab kanker. Menurut sebuah

jurnal penelitian kesehatan yang berjudul Cancer Epidemiology and Prevention


28

Biomarkers, antioksidan beta karoten memiliki peranan penting dalam

pencegahan kanker prostat pada pria.

2) Mencegah penyakit jantung

Kandungan serat, potassium (kalium) dan vitamin pada buah pepaya dapat

membantu mencegah penyakit jantung. Meningkatkan asupan kalium dan

mengurangi konsumsi sodium adalah perubahan diet yang penting untuk

menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskular adalah

penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah.

3) Menjaga kesehatan tulang

Kekurangan asupan vitamin K dapat meningkatkan risiko patah tulang dan

beberapa masalah kesehatan tulang. Vitamin K berfungsi untuk meningkatkan

penyerapan kalsium yang berfungsi untuk memperkuat dan membangun kembali

tulang.

4) Membantu sistem pencernaan

Pepaya mengandung enzim yang disebut papain. Enzim papain dapat

mengempukkan daging yang dimakan, sehingga baik untuk pencernaan. Pepaya

mengandung air dan serat yang tinggi yang dapat mencegah sembelit dan

meningkatkan kesehatan saluran pencernaan.

2.3.6 Manfaat Pepaya Terhadap Tekanan Darah

Pepaya tidak hanya mengatasi masalah sembelit, tetapi juga sebagai

antioksidan yang baik, serta mengandung vitamin C dengan jumlah yang besar.
29

Kadar antioksidan yang tinggi dalam pepaya dapat digunakan sebagai penangkal

radikal bebas dan mengurangi kerusakan sel dalam tubuh (Mariani, 2017).

Pepaya mengandung kalium, kalsium, serat dan vitamin C. Kalium dalam

pepaya bermanfaat dalam menurunkan tekanan darah. Konsumsi kalium dalam

jumlah yang tinggi dapat melindungi seseorang dari penyakit hipertensi. Asupan

kalium yang meningkat akan menurunkan tekanan darah sistolik maupun

diastolik. Konsumsi kalium dalam jumlah yang banyak akan meningkatkan

konsentrasi kalium dalam cairan intraseluler, sehingga akan menarik cairan dari

bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah (Astawan, 2016).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Batin, dkk (2017) didapatkan

hasil bahwa ada pengaruh pemberian jus mentimun + pepaya + semangka

terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik penderita hipertensi. Hal

ini disebabkan karena kandungan kalium yang cukup tinggi yang terdapat pada

buah pepaya, dimana kalium tersebut berfungsi untuk merilekskan pembuluh

darah, otot serta mengatur keseimbangan natrium dalam sel. Buah pepaya

mengandung karotenoid (provitamin A), vitamin C, dan vitamin E yang dapat

berperan sebagai antioksidan dalam tubuh yang bermanfaat untuk mencegah

oksidasi kolesterol yang sering menempel pada dinding arteri penyebab

hipertensi.

Hal ini juga dijelaskan dalam penelitian yang lain yang dilakukan oleh

Nugroho (2014) didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh pemberian jus pepaya

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi primer. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi dapat


30

disebabkan oleh konsumsi jus pepaya karena kandungan gizi dalam buah pepaya

sangat mempengaruhi penurunan tekanan darah seperti kalium dan potassium.

Penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian Kusumayanti (2016)

didapatkan hasil bahwa jus pepaya efektif terhadap penurunan tekanan darah pada

pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas sungai piring Kabupaten Indragiri

Hilir Tahun 2016. Hal tersebut disebabkan karena pepaya mengandung kalium

yang dapat menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan dapat menurunkan

tekanan darah.
31

2.4 Kerangka Teori


Faktor Risiko Hipertensi yang Dapat Diubah :

1. Obesitas
2. Lingkungan (Stress)
3. Kebiasaan Merokok
4. Kebiasaan Konsumsi Kopi
5. Konsumsi Garam Berlebih
6. Kebiasaan Konsumsi Alkohol
7. Kurang Aktifitas Fisik
8. Konsumsi makanan yang mengandung
natrium
-Garam dapur
-Makanan yang diawetkan.
-Monosodium
-

Faktor Risiko Hipertensi yang Tidak


Dapat diubah: Tekanan
darah
1.Genetik

2.Umur

3.Jenis kelamin

Faktor resiko hipertensi yang tidak dapat diubah

1. Genetik
2. Umur
3. jenis kelamin
4. asupang yang mengandung kalium
 jambu biji
 pepeaya
 pisang dll.

Sumber : Modifikasi dari Sutanto, dkk (2010) dan Triyanto (2014)


Gambar 1. Kerangka Teori
32

2.5 Kerangka Konsep

Pemberian kombinasi jus jambu biji merah Penurunan tekanan


Dan pepaya darah pada hipertensi

Gambar 2. Kerangka Konsep

2.6 Hipotesis Penelitian

Ha : Ada pengaruh pemberian kombinasi jus jambu biji merah

dan pepaya terhadap tekanan darah penderita hipertensi di

desa sibiru-biru kecamatan biru-biru kabupaten deli

serdang .
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan

rancangan one groups pretest post test design. Penelitian ini dilakukan pada orang

dewasa dengan usia 30-50 tahun yang diberi perlakuan kombinasi jus jambu biji

merah dan pepaya serta buah pepaya dan diukur tekanan darah pada hari pertama,

keempat dan ketujuh setelah perlakuan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sibiru-biru Kecamatan Biru-biru

Kabupaten Deli Serdang.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2021.

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling


3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau sampel

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2015).

Populasi dalam penelitian ini yaitu 83 orang dewasa yang mengalami hipertensi

dan memiliki usia 30-50 tahun yang bertempat tinggal di Desa Sibiru-biru

Kecamatan Biru-biru Kabupaten Deli Serdang.

33
34

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto,

2016). Sampel yang digunakan adalah orang dewasa yang memiliki usia 30-50

tahun yang bertempat tinggal di Desa Sibiru-biru Kecamatan Biru-biru

Kabupaten Deli Serdang. Untuk menentukn besaran sampel dalam penelitian

ini menggunakan rumus dari Arikunto dengan penghitungan sebagai berikut :

Rumus : n = 15% x N

n = 15% x 83

n = 12,45

n = 12 orang

jadi, sampel pada penelitian sebanyak 12 orang

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

15% = sampling eror

3.3.3 Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive

Sampling. Menurut Hidayat (2017) purposive sampling adalah suatu proses

pengambilan sampel untuk tujuan tertentu, dalam hal ini peneliti mengambil
35

sampel berdasarkan pengamatan dan hasil tekanan darah yang sesuai dengan

kriteria inklusi dan eksklusi.

A. Kriteria inklusi

1. Bersedia menjadi sampel penelitian

2. Berjenis kelamin perempuan

3. Sampel memiliki tekanan darah sistolik ≥ 130 mmHg

B. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sebagai sampel penelitian (Notoatmojo, 2015).

1. Menderita penyakit komplikasi (diabetes mellitus, ginjal, dan jantung )

2. Sampel sakit pada saat penelitian (flu, batuk dan pilek)

3. Sampel memiliki tekanan darah sistolik ≤ 90 mmHg

3.4 Variabel Penelitian


1. Variabel Independent (bebas)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian kombinasi jus

jambu biji merah dan pepaya.

2. Variabel Dependent (terikat)

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah tekanan darah pada

penderita hipertensi.

3.5 Definisi Operasional


Defenisi operasional adalah defenisi berdasarkan karakteristik yang di

amati dari sesuatu yang didefenisikan tersebut (Nursalam,2017). Defenisi

operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut.


36

Variabel Defenisi Alat ukur Skala ukur Hasil ukur


operasional
No

1. Variable Pemberian Gelas ukur, 0=Sebelum


independen kombinasi jus lembaran diberikan
pemberian jambu biji merah observasi kombinasi jus
kombinasi dan pepaya pemantauan jambu biji merah
jus jambu sebanyak 150 ml minuman dan pepaya
biji merah diberikan 1 kali
dan papaya sehari 1=Setelah diberikan
kombinasi jus
jambu biji merah
dan pepaya

2. Variabel Nilai tekanan Stetoskop, Ratio <130/<85 = normal


dependen darah pada sphygmoman
penurunan penderita ometer, 140/90= hipertens
tekanan hipertensi dengan lembar ringan
melakukan observasi 160/100= hipertensi
Darah pengukuran sedang
tekanan darah
pada pasien >180/>110=
hipertensi hipertensi berat

3.6 Instrumen Penelitian


1. Sphygmomanometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

tekanan darah sampel sebelum dan sesudah perlakuan. Menurut

Backtiar dan Bakri (2014) cara menggunakan sphygmomanometer

yaitu:

a. Mempersiapkan sphygmomanometer dan stetoskop.

b. Sampel dalam keadaan duduk.

c. Lengan dalam keadaan bebas dan rileks.


37

d. Memasang manset yang kempis mengelilingi lengan atas secara rapi

dan tidak terlalu ketat.

e. Menentukan letak arteri brankialis.

f. Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.

g. Memompa kantong karet dengan cepat.

h. Mengendurkan katup secara perlahan sampai denyut nadi brankialis

terdengar kembali dan inilah disebut tekanan sistolik.

i. Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal yang

harus diperhatikan. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua bunyi

denyut pembuluh darah lengan yang dihantarkan melalui stetoskop.

Saat terdengar denyut untuk pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan

jarum penunjuk tekanan adalah nilai tekanan sistolik.

j. Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang

terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan

oleh jarum penunjuk tekanan saat bunyi denyut menghilang disebut

tekanan diastolik.

3.7 Metode Pengumpulan Data


1. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang didapat langsung dari subyek, meliputi:

1) Data identitas sampel meliputi nama, berat badan, umur, jenis kelamin,

alamat dan pekerjaan.

2) Data tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah perlakuan.

3) Data asupan makan yang meliputi asupan natrium dan kalium.


38

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang

berkaitan dengan sampel seperti data pencatatan sipil di Desa Sibiru-

biru Kecamatan Biru-biru Kabupaten Deli Serdang.

2. Cara Pengumpulan Data

a) Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui keterangan tentang data-data yang

diperlukan oleh peneliti. Wawancara dilakukan untuk mengetahui

identitas sampel, asupan kalium dan natrium dengan cara food recall 2

x 24 jam tidak berturut-turut.

b) Dokumentasi

Pengambilan data secara dokumentasi mengenai data berupa catatan yang

diambil dari pencatatan sipil di Desa Sibiru-biru Kecamatan Biru-biru

Kabupaten Deli Serdang.

c) Pemeriksaan

Pemeriksaan tekanan darah digunakan untuk mengetahui tekanan darah

pada sampel normal atau tidak.

3.8 Teknik Analisis Data


1. Pengolahan Data

a. Editing

Editing adalah memeriksa data dengan melihat kembali hasil pengumpulan


39

data. Data-data yang melalui proses editing adalah data identitas dan data

pengukuran tekanan darah.

b. Coding

Coding adalah upaya mengklasifikasikan data dengan pemberian kode pada

data untuk mempermudah proses selanjutnya. Data yang di coding antaralain:

1) Kode 1 : Pemberian Kombinasi Jus Jambu Biji Merah dan Pepaya.

2) Kode 2 : Pemberian Pepaya

Coding untuk kategori tekanan darah sistolik Whelton et al, (2017) adalah

sebagai berikut:

1) Kode 1 : Normal (≤120 mmHg)

2) Kode 2 : Pre Hipertensi (121-129 mmHg)

3) Kode 3 : Hipertensi I (130-139 mmHg)

4) Kode 4 : Hipertensi II (≥ 140 mmHg)

5) Coding asupan natrium dan kalium berdasarkan adalah sebagai berikut:

Asupan Kurang : < 77% AKG

Asupan Cukup : ≥77% AKG

3.9 Etika Penelitian


Masalah Etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian mengingat penelitian keperawatan akan berhubungan


40

langsung dengan manusia ,maka segi etika penelitian harus diperhatikan karena

manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian (Nursalam ,2017).

a. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi sampel penelitian)

Tujuannya agar sampel penelitian mengetahui maksud dan tujuan

penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika

sampel bersedia menjadi sampel maka harus menandatangani lembar

persetujuan menjadi sampel. Jika sampel menolak, maka peneliti tidak akan

memaksa dan tetap menghormati haknya. (Terlampir).

b. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh sampel dijamin oleh

peneliti. Informasi yang diberikan oleh sampel dan semua yang dikumpulkan

tanpa nama dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Hal ini tidak dipublikasikan

atau diberikan kepada orang lain tanpa seizin sampel.

3.10 Jalannya Penelitian


1. Tahap Persiapan

a. Menyusun proposal penelitian.

b. Mengajukan surat ijin melakukan penelitian kepada kepala Desa Sibiru-

Biru Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang.

c. Melakukan survei pendahuluan untuk mengetahui jumlah populasi dan

sampel penelitian.

d. Mengajukan surat ijin penelitian kepada ketua RW di Desa Sibiru-Biru

kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang.


41

2. Tahap Pelaksanaan

a. Mengisi formulir informed concent oleh sampel.

b. Melakukan pengumpulan data primer dengan cara wawancara secara

langsung kepada sampel.

c. Melakukan pengukran tekanan darah kepada sampel.

e. Pemberian kombinasi jus jambu biji merah dan pepaya sebanyak 150 ml

diberikan 1 kali sehari.

f. Pemberian jus jambu biji merah dan pepaya selama 7 hari diberikan 1 x

sehari sebanyak 150 gr pada penderita hipertensi.

g. Pengukuran tekanan darah dilakukan pada pagi hari selam 7 hari, penelitian

dengan posisi duduk.

3. Tahap Akhir

a. Pengolahan data.

b. Hasil penelitian yang telah diolah kemudian dibahas melalui analisis

data.

c. Penyusunan hasil akhir penelitian.

3.11 Analisis Data

a. Analisis Univariat
Analisi univariat bertujuan menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik populasi dan hasil deskriptif melalui frekuesi distribusi dari variabel

dependen dan independen (Notoadmodjo,2014). Bentuk analisa univariat


42

tergantung dari jenis datanya yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat

pendidikan dan tekanan darah pre dan post pemberian kombinasi jus jambu biji

merah dan papaya yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Pada

analisis univariat yang di uji yaitu kombinasi jus jambu buji merah dan papaya

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

b. Analisis Bivariat

Analisis data bivariat merupakan analisa yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi. Maka data dianalisa dengan

mengunakan uji paired t test , Dengan menguji hasil tekanan darah sebelum

intervensi dilakukan dan tekanan darah setelah intervensi dilakukan pada

penderita hipertensi di Desa SiBiru-Biru Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli

Serdang.

Analisa bivariat yaitu dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan

atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2014). Analisis bivariat dilakukan

untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan yaitu apakah ada

pengaruh pemberian jus jambu biji merah dan pepaya pisang terhadap penurunan

tekanan darah pada penderita hipertensi. Data yang telah diperoleh dianalisa

secara statistik dengan menggunakan komputer. Dalam analisis untuk mengetahui

apakah hipotesis diterima atau ditolak adalah dengan uji dependen (paired t test).

Uji ini adalah untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap besaran

variabel yang ingin ditentukan. Syarat uji t-test data harus berdistribusi normal.

Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan

metode yaitu deskriptif dan analitik. Uji normalitas yang digunakan adalah

metode analitik, shapiro-wilk karena jumlah sampel kecil (<30 orang). Dikatakan
43

berdistribusi normal bila p>0,05, sedangkan data tidak berdistribusi normal bila

p<0,05. Jika data tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji alternatif yaitu uji

wilcoxon (rank sum test).


44

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pada Bab ini diuraikan hasil dan pembahasan mengenai Pengaruh

Pemberian Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya Terhadap Tekanan

Darah Pada Penderita Hipertensi di Desa Sibiru-Biru Kecamatan Biru-Biru

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021. Responden penelitian ini adalah lelaki dan

wanita yang berusia 30-50 tahun, adapun jumlah responden dalam penelitian ini

adalah sebanyak 12 orang dimana jumlah responden berjenis kelamin laki laki

sebanyak 7 orang dan perempuan 5 orang. Pengaruh Pemberian Kombinasi Jus

Jambu Biji Merah Dan Pepaya Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi di Desa Sibiru-Biru Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2021. Peneliti dengan judul Pengaruh Pemberian Kombinasi Jus Jambu

Biji Merah Dan Pepaya Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di

Desa Sibiru-Biru Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021

dilakukan Pada Mei Tahun 2021 di Desa Sibiru-Biru Kecamatan Biru-Biru

Kabupaten Deli Serdang yang terletak pada posisi geografis 3,37081 Bujur Timur

(BT) dan 98,66703 Lintang Utara (LU), termasuk ke dalam wilayah Kecamatan

Biru - biru (STM) Hilir, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Desa

ini mempunyai Luas wilayah desa sekitar 150 ha, dengan batas adminitrasi,

sebelah utara berbatasan dengan Tanjung Suna, sebelah selatan berbatasan dengan

Sari Laba Jahe sebelah barat berbatasan dengan Rumah Gerak, dan sebelah timur

berbatasan dengan Sari Laba. Desa Sibiru-Biru yang merupakan Ibu Kota
45

Kecamatan Biru – biru dapat dicapai sekitar 30 – 45 menit dari Kota Medan

dengan menggunakan kendaraan roda empat atau sepeda motor, dan dapat di

tempuh melalui dua jalur jalan yang berbeda, salah satunya melalui Talun

Kenas/Sari Laba.

4.2 Karakteristik Responden

Subjek penelitian ini adalah penderita hipertensi di Desa Sibiru-Biru

Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang, data ini diambil sesuai dengan

kriteria inklusi dengan besar sampel 12 responden. Dari keseluruhan data yang

dimbil diperoleh beberapa karakteristik responden sebagai berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Jenis Kelamin,Usia, Pekerjaan dan Riwayat Hipertensi di Desa
Sibiru-Biru Tahun 2021.

Variabel F %

Jenis Kelamin :
Laki-laki 7 53,8
Perempuan 5 38,5

Total 12 100

Usia :
30-40 6 46,2
41-50 6 46,2

Total 12 100

Pekerjaan :
Tidak bekerja 4 30,8
Petani 5 38,5
Pedagang 3 23,1

Total 12 100
46

Riwayat hipertensi
Ya 6 46,2
Tidak 6 46,2

Total 12 100

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.1 diperoleh data responden di

Desa Sibiru-Biru Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021,

mayoritas responden adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak 7 orang (53,8%)

dan minoritas responden berjenis kelamin permpuan 5 orang (38,5%).

Berdasarkan variabel kategori usia diperoleh data responden berusia 30-40 tahun

sebanyak 6 orang (46,2%) dan berusia 41-50 tahun sebanyak 6 orang (46,2%).

Berdasarkan varibel kategori pekerjaan responden diperoleh data responden

mayoritas bekerja sebagai petani sebanyak 5 orang (38,5%) dan minoritas

responden bekerja sebagai pedagang sebanyak 3 orang (23,1%). Berdasarkan

variabel kategori riwayat hipertensi responden diperoleh data responden

mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 6 orang (46,2%), dan tidak mempunyai

riwayat hipertensi sebanyak 6 orang (46,2%).

4.3 Hasil Uji Analisa Univariat

Tabel 4.2 Distribusi Tekanan Darah Sistole Pre dan Post dilakukan
Pemberian Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya di
Desa Sibiru-Biru Tahun 2021

Tekanan Darah Sistole Mean Std- Min Max


Deviation

Sistole Pre Test 160,58 26,228 120 195

Sistole Post Test 136,00 20,959 110 160

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui rata-rata tekanan darah sistole sebelum

diberikan Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya adalah 160,58 dan rata-
47

rata tekanan darah sistole setelah diberikan Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan

Pepaya adalah 136,00. Hal ini menunjukkan ada perbedaan rata-rata tekanan

darah sistole sebelum dan sesudah diberikan Kombinasi Jus Jambu Biji Merah

Dan Pepaya.

Tabel 4.3 Distribusi Tekanan Darah Diastole Pre Dan Post Dilakukan
Pemberian Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya Di
Desa Sibiru-Biru Tahun 2021

Tekanan Darah Diastole Mean Std- Min Max


Deviation

Diastole Pre Test 101,42 11,619 90 122

Diastole Post Test 87,83 8,167 75 100

Berdasarkan tabel 4.3

Diketahui rata-rata tekanan darah diastole sebelum diberikan Kombinasi

Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya adalah 101,42 dan rata-rata tekanan darah

diastole setelah diberikan Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya adalah

87,83 Hal ini menunjukkan ada perbedaan rata-rata tekanan darah daistole

sebelum dan sesudah diberikan Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Tekanan Darah


Sistole Sebelum dan Sesudah Pemberian Kombinasi Jus
Jambu Biji Merah Dan Pepaya Di Desa Sibiru-Biru Tahun
2021

Tekanan Darah Sistole F %


Pre-Test

120 1 7,7
140 5 38,5
48

170 1 7,7
180 1 7,7
186 1 7,7

187 1 7,7

189 1 7,7

195 1 7,7

Total 12 100

Tekanan Darah Sistole F %


Post-Test
110 3 23,1
120 1 7,7
122 1 7,7
140 3 23,1
160 4 30,8

Total 15 100

Berdasarkan tabel 4.4 di atas tekanan darah sistole sebelum dilakukan

pemberian Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya di Desa Sibiru-biru

dengan tekanan darah 190 sebanyak 1 orang (7,7%), tekanan darah 189 sebanyak

1 orang (7,7%), tekanan darah 187 sebanyak 1 orang (7,7%), tekanan darah 186

sebanyak 1 orang (7,7%), tekanan darah 180 sebanyak 1 orang (7,7%), tekanan

darah 170 sebanyak 1 orang (7,7%), tekanan darah 140 sebanyak 5 orang (38,5%),

dan tekanan darah 120 sebanyak 1 orang (7,7%). Tekanan darah sistole setelah

dilakukan pemberian Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya di Desa

Sibiru-biru, dengan tekanan darah 160 sebanyak 4 orang (30,8%), tekanan darah

140 sebanyak 3 orang (23,1%), tekanan darah 122 sebanyak 1 orang (7,7%) ,

tekanan darah 120 sebanyak 1 orang (7,7%), dan tekanan darah 110 sebanyak 3

orang (23,1%).
49

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Tekanan Darah


Diastole Sebelum dan Sesudah dilakukan Pemberian
Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya Di Desa Sibiru-
Biru Tahun 2021

Tekanan Darah Diastole F %


Pre-Test

90 4 30,8
100 5 38,5
115 1 7,7
120 1 7,7
122 1 7,7

Total 12 100

Tekanan Darah Diastole F %


Post-Test
75 1 7,7
76 1 7,7
78 1 7,7
85 1 7,7
90 6 46,2
100 2 15,4

Total 12 100

Berdasarkan tabel 4.5

Di atas tekanan darah diastole sebelum dilakukan pemberian Pemberian

Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya Di Desa Sibiru-Biru dengan

tekanan darah 100 sebanyak 2 orang (15,4%), tekanan darah 90 sebanyak 6 orang
50

(46,2%), tekanan darah 85 sebanyak 1 orang (7,7%), tekanan darah 78 sebanyak 1

orang (7,7%), tekanan darah 76 sebanyak 1 orang (7,7%), dan tekanan darah 75

sebanyak 1 orang (7,7%). Tekanan darah diastole setelah dilakukan pemberian

Pemberian Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya Di Desa Sibiru-Biru

dengan tekanan darah 122 sebanyak 1 orang (7,7%), tekanan darah 120 sebanyak

1 orang (7,7%), tekanan darah 155 sebanyak 1 orang (7,7%), tekanan darah 100

sebanyak 5 orang (38,5%), dan tekanan darah 90 sebanyak 4 orang (30,8%).

4.4 Uji Normalitas

Uji Normalitas data dilakukan untuk menguji apakah semua variabel

berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas menggunakan rumus Shapiro-

Wilk. Untuk mengetahui normal tidaknya adalah jika sig >0,05, maka data

berdistribusi normal. Berdasarkan Uji Normalitas data dengan menggunakan

Shapiro-Wilk. diketahui bahwa Uji Normalitas data Sistole Pre-Test > 0,05, yaitu

0,039 dan Sistole Post-Test > 0,05 yaitu 0,028. Data Diastole Pre-Test >0,05

yaitu 0,017 dan Diastole Post-Test >0,05 yaitu 0,067. Jika nilai p-value pada hasil

Uji Shapiro-Wilk >0,05, maka artinya data berdistribusi normal. Berdasarkan

keterangan diatas, maka peneliti menetepkan Uji Bivariat yang digunakan yaitu

Uji Paired T-Test.

Tabel 4.6 Uji Normalitas

Shapiro-Wilk Kesimpulan

Statistic Df Sig.

Sistole Pre ,852 12 ,039 Normal


Test

Sistole Post ,822 12 ,017 Normal


51

Test

Diastole Pre ,841 12 ,028 Normal


Test

Diastole Post ,871 12 ,067 Normal


Test

4.5 Hasil Uji Analisa Bivariat

Analisa Bivariat digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel

independen dan variabel dependent dengan menggunakan analisa Paired T-Test.

Memulai uji ini akan diperoleh nilai p, dimana dalam penelitian ini digunakan

tingkat keamanan sebesar 0,05. Penelitian antara dua variabel dikatakan bermakna

jika mempunyai nilai p<0,05, berarti Ho ditolak dan Ha diterima dan dikatakan

tidak bermakna, jika mempunyai nilai p>0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha

ditolak.

Tabel 4.7 Pengaruh Pemberian Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan
Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Pada Lansia Di Desa Sibiru-Biru Tahun Tahun
2021

Paired Samples T-Test


Hasil Tekanan Darah
Mean S.D T Df P-Value

Hasil Sistole Pre-Test dan Post Test 24,583 12,442 6,844 12 0,000
Hasil Diastole Pre-Test dan Post 13,583 7,292 6,453 12 0,000
Test

Berdasarkan tabel diatas terlihat hasil uji statistik pada nilai tekanan darah

responden sebanyak 12 orang dimana diketahui bahwa nilai mean pada sistole

pre-test dan post-test sebesar 24,583dengan S.D 12,442. Dan nilai mean pada
52

diastole pre-test dan post-test sebesar 13,583dan S.D 7,292. Hasil penelitian ini

juga menunjukan bahwa nila p-value 0,000<0,05, sehingga dapat diasumsikan

bahwa ada Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah dan Pepaya terhadap

penurunan Tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Sibiru-biru Tahun

2021.
53

BAB V
PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya atau tidak adanya

Pengaruh Pemberian Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya Terhadap

Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Desa Sibiru-Biru Kecamatan Biru-

Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021.

5.1 Pengaruh Pemberian Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya

Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Lansia di

Desa Sibiru-biru Tahun 2021

Tekanan darah adalah suatu peningkatan tekanan darah di arteri dan

merupakan keadaan tanpa gejala dimana tekanan darah tinggi di dalam arteri

dapat menyebabkan resiko stroke, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan

ginjal. Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu usia, jenis

kelamin dan sebagainya.

Kandungan kalium pada buah jambu biji merah dan pepaya mampu

menurunkan tekanan darah. Asupan kalium yang meningkat akan menurunkan

tekanan darah sistolik maupun diastolik. Kalium berperan dalam pemeliharaan

keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa. Kalium

membantu pengeluaran racun melalui ginjal, bekerjasama dengan fosfor untuk

mengirim oksigen ke otak (Junaidi, 2018)

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.1 diperoleh data responden Di

Desa Sibiru-Biru Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021,


54

mayoritas responden adalah berjenis laki-laki sebanyak 7 orang (53,8%) dan

minoritas responden berjenis kelamin permpuan 5 orang (38,5%).

Hal ini dikarenakan lebih tinggi angka kejadian faktor resiko terkena

hipertensi (misalnya merokok) dibandingkan wanita, karena pada perempuan

adanya hormon estrogen yang berperan dalam melindungi proses aterosklerosis

dan pola hidup sangat berperan dalam meningkatkan resiko terjadikanya

hipertensi jika dilihat dari pola hidup laki-laki merokok dapat memincu terkena

hipertensi.

Dilihat dari karakteristik responden usia menunjukkan bahwa mayoritas

responden berusia 30-40 tahun sebanyak 6 orang (46,2%) dan minoritas

responden berusia 41-50 tahun sebanyak 6 orang (46,2%). hal ini dikarenakan

usia merupakan salah satu karekteristik yang cukup penting dalam penelitian

karena cukup banyak yang ditemukan dengan variasi frekuensi yang disebabka

oleh usia. Kejadian hipertensi akan meningkat seiring dengan bertamabahnya usia,

terutama > 40 tahun. Penyakit hipertensi tidak hanya terjadi pada usia lansia saja,

tetapi terjadi pada usia produktif dibawah 30 tahun.

Hasil pengamatan sebelum dilakukan pemberian Kombinasi Jus Jambu

Biji Merah Dan Pepaya pada responden memiliki nilai maximal untuk tekanan

sistolik 195 mmHg dan untuk tekanan darah diastolik memiliki nilai minimal 122

mmHg. Nilai maksimal untuk tekanan darah sistolik yaitu 160 mmHg dan untuk

tekanan darah diastolik nilai maksimal 100 mmHg. Hasil estimasinya interval

penelitian disimpulkan bahwa 95% diyakini rata rata tekanan darah sistolik

responden 160,58 mmHg dan tekanan darah diastolik 101,42 mmHg.


55

Meningkatnya tekanan darah berkaitan dengan kerja organ jantung yang

memompa lebih kuat sehingga volume cairan yang mengalir setiap detik

bertambah besar, menebal dan kakunya arteri besar yang dapat terjadi karena

penyumbatan pembuluh arteri (arteriosclerosis) dan kelainan fungsi ginjal

sehingga tidak mampu menampung sejumlah garam dan air dari dalam tubuh.

Tinggi rendahnya tekanan darah dapat ditentukan oleh tekanan darah sistolik yaitu

tekanan darah yang paling tinggi ketika jantung berkerut memompa darah

kedalam arteri.

Hasil penelitian berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil penelitian

yang dilakukan pada 12 responden dengan tekanan darah sistoel dan diastole

setelah diberikan kombinasi jus jambu biji merah dan pepaya rata-rata mengalami

penurunan yang mana nilai tekanan darah lebih rendah dibandingkan tekanan

darah sebelum dilakukan pemberian kombinasi jus jambu biji merah dan pepaya.

Jambu biji merah mengandung senyawa fitonutrien sebagai antioksidan

diantaranya vitamin E, vitamin C, selenium, zinc (Wiralis, 2009). Buah jambu biji

merah mengandung kalium sebanyak 417 mg/100 gr dan natrium sebanyak 2

mg/100 gr (Suryani, 2016).

Jambu biji merah mengandung kalium, magnesium, likopen, karotenoid,

vitamin C. Kalium dalam jambu biji merah bermanfaat dalam menurunkan

tekanan darah. Konsumsi kalium dalam jumlah yang tinggi dapat melindungi

seseorang dari penyakit hipertensi. Asupan kalium yang meningkat akan

menurunkan tekanan darah maupun diastolik (Astawan, 2016).


56

Tidak hanya jambu biji namun papaya juga mengandung kalium, kalsium,

serat dan vitamin C. Kalium dalam pepaya bermanfaat dalam menurunkan

tekanan darah. Konsumsi kalium dalam jumlah yang tinggi dapat melindungi

seseorang dari penyakit hipertensi. Asupan kalium yang meningkat akan

menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik. Konsumsi kalium dalam

jumlah yang banyak akan meningkatkan konsentrasi kalium dalam cairan

intraseluler, sehingga akan menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan

menurunkan tekanan darah (Astawan, 2016).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan terjadi penurunan pada

nilai sistole dan diastole tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan pemberian

Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya Pada Penderita Hipertensi di Desa

Sibiru-biru Tahun 2021. Sebelum diberikan Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan

Pepaya dengan 12 responden rata-rata tekanan darah adalah 195/110 mmHg, dan

sesudah diberikan jus wortel rata-rata tekanan darah mengalamin penurunan sistol

dan diastole 160/100 mmHg.

Berdasarkan Uji Normalitas data dengan menggunakan Shapiro-Wilk,

diketahui bahwa Uji Normalitas data Sistole Pre-Test > 0,05, yaitu 0,039 dan

Sistole Post-Test > 0,05 yaitu 0,028. Data Diastole Pre-Test >0,05 yaitu 0,017 dan

Diastole Post-Test >0,05 yaitu 0,067.

Jika nilai p-value pada hasil Uji Shapiro-Wilk >0,05, maka artinya data

berdistribusi normal. Berdasarkan keterangan diatas, maka peneliti menetepkan

Uji Bivariat yang digunakan yaitu Uji Paired T-Test. Berdasarkan hasil Uji Paired

Test bahwa signifikansi 0,000 < 0,05 yang menyatakan adanya Pengaruh
57

Pemberian Pengaruh Pemberian Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya

Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Desa Sibiru-

biru Tahun 2021

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Isnaini

Chusnul, Dewi etc all (2019) menunjukan terdapat penurunan tekanan darah

menjadi normal pada penderita hipertensi, yang menujukan terdapat rerata

sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pemberian kombinasi jus jambu dan

pepaya dengan hasil uji statistic didapatkan p-value=0,000 maka dapat

disimpulkan adanya Pengaruh Pemberian Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan

Pepaya Terhadap Tekanan Darah Sistolik Pada Penderita Hipertensi Di Desa

Pusporenggo Boyolali Tahun 2019.

Kecukupan asupan natrium dan kalium pada kedua kelompok adalah

kurang, salah satu faktor penyebab dan kurang asupan kalium. Batasan asupan

kalium < 50-100 nmol/hari dan asupan kalium sebesar 4,7 gr/hari. Natrium dan

kalium adala kation utama dalam cairan ekstraseluler tubuh yang mempunyai

fungsi mengatur keseimbangan cairan dan asam basa tubuh serta berperan dalam

tranmisi saraf dan kontraksi otot. Asupan yang berlebihan dapat menyebabkan

gangguan keseimbangan tubuh sehingga dapat menyebabkan oedema, asites dan

hipertensi.(Mulyati,2018)

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Lusiane, dan Ahmad (2020) yang menunjukan terdapat penurunan tekanan darah

menjadi normal pada penderita hipertensi dengan perlakukan sebelum dan

sesudah diberika jus carica papaya dengan hasil uji statistic didapatkan p-
58

value=0,001 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara

pemberian carica papaya terhadap penurunan tekanan darah pada penderita

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kota Tengah Tahun 2020.

Konsumsi kalium dalam jumlah yang tinggi dapat melindungi seseorang

dari hipertensi. Asupan kalium yang meningkat akan menurunkan tekanan darah

sistolik. Rasio kalium dan natrium dalam diet berperan dalam mencegah dan

mengendalikan hipertensi.(Junaidi,2018).

Asupan kalium pada seseorang dapat mempengaruhi tekanan darah,

penurunan tekanan darah ini dapat dikarenakan adanya penurunan resistensi

vascular akibat penyempitan pembuluh darah serta adanya peningkatan

kehilangan air dan natrium dari tubuh hasil aktivitas pompa natrium dan kalium.

Asupan kalium idealnya adalah 4,7 g/hari dan dapat diperoleh dari buah dan sayur

yang mengandung kalium tinggi.(Jhondry,2018).

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sagiman,Lufti etc all (2015) bahwa terjadi penurunan tekanan darah pada pasien

hipertensi dengan metode pemberian jus jambu dengan hasil statistik p-

value=0,004 maka terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian jus jambu

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Pundung Nogotirto

Gamping Sleman Yogakarta Tahun 2015.

Hal ini disebabkan karena kandungan zat gizi yang terdapat dalam buah

jambu biji sangat kompleks diantaranya adalah kalium, vitamin C, kalsium dan

magnesium. Zat gizi paling tinggi yang terdapat pada buah jambu biji adalah

kalium. Asupan kalium dalam jumlah yang tinggi akan meningkatkan


59

konsentrasinya di dalam cairan intraseluler, sehingga akan menarik cairan

ekstraseluler dan dapat menurunkan tekanan darah.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Isnaini, Dewi etc all (2019) bahwa terjadi penurunan tekanan darah pada pasien

hipertensi dengan metode pemberian jus jambu dengan hasil statistik p-

value=0,000 maka terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian

Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya Terhadap Tekanan Darah Sistolik

Pada Penderita Hipertensi Di Desa Pusporenggo Boyolal. Hal ini disebabkan

karena, kandungan bahwa jus pepaya dapat menyebabkan penurunan tekanan

darah pada penderita hipertensi primer. Kandungan dalam buah pepaya yang

berpengaruh dalam penurunan tekanan darah adalah kalium, enzim papain,

magnesium dan flavonoid. Hal ini disebabkan karena kandungan zat gizi yang

terdapat pada jambu biji sangat kompleks diantaranya adalah Kalium, Vitamin C,

Kalsium dan Magnesium. Kandungan gizi inilah yang menyebabkan tekanan

darah dapat diturunkan.

Zat gizi yang paling tinggi yang terdapat pada buah biji jambu adalah

kalium. Mengkonsumsi kalium dalam jumlah yang tinggi akan meningkatkan

konsentrasinya di dalam cairan intraseluler, sehingga cenderung menarik cairan

dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah. Kalium yang terkandung

dalam 100 gram jambu biji sebesar 284 mg dan merupakan zat gizi yang paling

banyak terkandung dalam jambu biji.


60

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengaruh

Pemberian Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya Terhadap Tekanan

Darah Pada Penderita Hipertensi di Desa Sibiru-Biru Kecamatan Biru-Biru

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021, dapat disimpulkan bahwa :

1. Karakteristik responden meliputi tekanan darah sebelum diberikan intervensi

pada responden memiliki nilai minimal tekanan sistolik yaitu 195 mmHg dan

untuk tekanan darah diastolik memiliki nilai minimal 110 mmHg. Nilai

maksimal untuk tekanan sistolik yaitu 160 mmHg dan untuk tekanan

diastolik nilai maksimal 100 mmHg. Hasil estimasinya interval penelitian

disimpulkan bahwa 95% diyakini rata rata tekanan darah sistolik responden

160,58 mmHg dan tekanan darah diastolik 136,00mmHg.

2. Karakteristik responden meliputi tekanan darah sesudah diberikan intervensi

pada responden memiliki nilai minimal tekanan sistolik yaitu 160 mmHg dan

untuk tekanan darah diastolik memiliki nilai 100 mmHg.

3. Terdapat pengaruh pemberian Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya

Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Desa Sibiru-Biru.

Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan frekuesni tekanan darah

sebelum (pretest) dan sesudah (postest) dilakukannya pemberian mengenai

Pengaruh Pemberian Kombinasi Jus Jambu Biji Merah Dan Pepaya dengan

nilai signifikansi P<0,005.


61

6.2 Saran
1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini mampu meningkatkan pemahaman penelitian tentang

pentingnya mengkomsumsi jus jambu biji merah dan pepaya untuk

menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

2. Bagi Penderita Hipertensi

Bagi penderita hipertensi disarankan melakukan penanganan hipertensi

dengan menggunakan jus jambu biji sehingga hipertensi bisa

ditanggulangi.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pustaka dan kajian

ilmiah, sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi

pembaca khususnya pembaca Institusi Kesehatan Deli Tua tentang

pentingnya mengkomsumsi jus jambu biji merah dan pepaya terhadap

tekanan darah pada penderita hipertensi.

4. Bagi Desa Sibu-biru

Dapat dijadikan program rutin bagi masyarakat yang dapat digunkan untuk

alternatif secara non farmakologi di Desa Sibiru-biru.


62

DAFTAR PUSTAKA

Afitasari, D.R., Ah. Yusuf., Fery, E. 2015. Jus Jambu Biji Menurunkan Kadar
Kolesterol Pada Lansia Penderita Hipertensi. Jurnal Ners. 5(1).

Astawan, S. 2016. Manfaat Jambu Biji Bagi Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Dalimartha, S. 2014. Care Yourself, Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus.

Farwati, A. 2017. Pemberian Buah Pepaya Terhadap Tekanan Darah Penderita


Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ngampilan Jogjakarta. Naskah
Publikasi. Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Aisyiyah
Yogyakarta.

Febilawati. 2015. Jambu Biji Untuk Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh.


Yogyakarta: Penebar Swadaya.

Jaelani. 2016. Kandungan Gizi Buah Pepaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jafar. 2017. Definisi Hipertensi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jain, R. 2016. Pengobatan Alternatif Untuk Mengatasi Tekanan Darah. Jakarta:


PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kalie, M. B. 2014. Bertanam Pepaya. Jakarta: Penebar Swadaya.

Kartikasari, A. N. 2016. Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat di Desa


Kabingan Kidul Kabupaten Rembang. Jurnal Media Medika Muda.
Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Profil Kesehatan Indonesia


Tahun 2013. Jakarta.

Kusumayanti, E. 2016. Efektifitas Pemberian Terapi Jus Pepaya Dalam


Menurunkan Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Sungai Piring Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2016. Jurnal
Ners. 1(1).

Levanita, S. 2015. Hipertensi Chapter II. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Mariani, E. 2017. Manfaat Buah Pepaya Bagi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmojo. 2014. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta. . 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
63

Nugroho, S. H. P. 2014. Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan


Darah Pada Penderita Hipertensi Primer di Desa Sukoanyar Kecamatan
Turi Kabupaten Lamongan Tahun 2014. Jurnal Surya. 3(19).

Parimin. 2014. Klasifikasi Buah Jambu Biji. Jakarta: Penebar Swadaya.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI). 2015.


Pedoman Tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskuler:
Jakarta.

Pratama, A. 2017. Pengaruh Jus Buah Pepaya Terhadap Perubahan Tekanan


Darah Pada Lansia Yang Mengalami Hipertensi di Wilayah Kerja

Ramayulis, R. 2017. Ciri-Ciri Buah Jambu Biji. Jakarta Timur: Penebar Swadaya.

Riskesdas. 2014. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta:


Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Sagiman & Lutfi N. A. 2016. Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Terhadap
Tekanan Darah Lansia Penderita Hipertensi di Pundung Nogotirto
Gamping Sleman Yogyakarta. Naskah Publikasi. Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKES Aisyiyah Yogyakarta.

Saputri, A. T. 2015. Asupan Antioksidan (Betakaroten, Vitamin C, Vitamin E)


dan Status Hipertensi Pasien Rawat Jalan di Poli Penyakit Dalam
RSUD Cibabat Cimahi. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Diploma III
Jurusan Gizi. Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.

Suryani, I. 2016. Buah Jambu Biji, Kandungan Gizinya Bagi Kesehatan.


Yogyakarta: Penebar Swadaya.

Sutanto. 2014. Cekal (Cegah dan Tangkal) Penyakit Modern. Yogyakarta: CV.
Andi Offset.

Triyanto, E. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara


Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Udjianti, W. J. 2016. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Whelton PK, et al. 2017. Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation, and
Management of High Blood Pressure in Adults. Journal American
College of Cardiology Foundation and The American Heart
Association, Inc.

Wiralis., Endang, P. 2016. Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji (Psidium Guajava
L) Terhadap Volume Kaki dan Kadar Ion Nitrit Adjuvant Induced
Arthtritis Tikus Wistar. Artikel Asli. 43(4).

World Health Organization. (2017). The World Health Report 2002. http://www.
who. int/whr/2002/en.
64

World Health Organization. (2017). The World Health Report 2002. http://www.
who. int/whr/2002/en.

Yuan. 2016. Manfaat Buah Jambu Biji. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Yuniati. 2017. Klasifikasi Pepaya (Carica Papaya. L). Jakarta: Penebar Swadaya.
65

Lampiran 1
FORMULIR PERNYATAAN KESEDIAAN SEBAGAI SAMPEL
PENELITIAN (INFORMED CONCENT)

Yang bertandatangan dibawah ini


Nama :
Tempat Tanggal Lahir :
Umur :
Alamat :
No.Telp/HP :

Bersedia berpartisipasi sebagai sampel penelitian yang berjudul “PENGARUH


PEMBERIAN KOMBINASI JUS JAMBU BIJI MERAH DAN PEPAYA
TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI
DESA SIBIRU-BIRU KECAMATAN BIRU-BIRU KABUPATEN DELI
SERDANG” yang dilakukan oleh :
Nama /NIM : Andri Franaldi N (17.11.012)
Program Studi : S1 (Keperawatan Program Sarjana)
Perguruan Tinggi : INSTITUT KESEHATAN DELI HUDASA DELI TUA

Medan, Mei 2021

(..............................................)
66

Lampiran 2

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP)


Pemberian Tindakan pembuatan Jus jambu biji
merah dan pepaya pada pasien Hipertensi untuk
menurunkan tekanan darah

PENGERTIAN Tindakan pembuatan Jus jambu biji


merah dan pepaya pada pasien
Hipertensi untuk menurunkan tekanan
darah
TUJUAN Menurunkan tekanan darah

INDIKASI Klien yang menderita Hipertensi

ALAT DAN
1. Jambu biji merah 150 gram
2. Pepaya 150 gram
BAHAN 3. Air 75 Cc
4. Gelas ukur
5. Blender
6. Pisau
7. Sphygmomanometer
8. Tetoskop
9. Timbangan
PROSEDUR a. Tahap Prainteraksi
o Mencuci tangan
PELAKSANAAN o Menyiapkan alat
b. Tahap Orientasi
o Memberikan salam
o Menjelaskan tujuan dan
prosedur pembuatan jus
jambu biji merah dan papaya
o Menanyakan persetujuan
klien (inform consent)
67

c. Tahap Kerja
1. Persiapan Alat dan Bahan
o Pisau
o Blender
o Gelas ukur
o Jambu biji merah 150 gram
o Pepaya 150 gram
o Air 75 cc
o Stetoskop
o Sphymomanometer
o Timbangan
d. Langkah kerja
o Melakukan pemeriksaan tekanan darah
menggunakan alat sphymomanometer
sebelum memberikan jus jambu biji merah
dan pepaya
o Menyiapkan 150 gram jambu biji merah
o Menyiapkan 150 gram pepaya
o Menyiapkan blender
o Potong kecil jambu biji merah dan pepaya
lalu masukkan dalam blender
o Tambahkan air 75 cc
o Blender sampai halus
o Tuangkan kedalam gelas 150cc lalu
minum 1x sehari sehabis makan pagi
selama 7 hari
o Lakukan pemeriksaan tekanan darah
e. Tahap Terminasi
o Berpamitan
dengan klien
o Membersihkan alat
o Merapikan alat
o Mencuci Peralatan
o Mencuci tangan
o Salam
68

Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI TEKANAN DARAH

Pre test Post test


Responden Sistol Diastole Sistole Diastole
(mmHg) (mmHg) (mmHg) (mmHg)

1 195 100 160 90

2 140 90 120 76

3 186 100 160 90

4 140 90 122 78

5 180 122 160 100

6 140 90 110 90

7 140 100 140 90

8 140 115 110 100

9 187 120 160 90

10 189 100 140 85

11 170 100 140 90

12 120 90 110 75
69

HASIL OUTPUT SPSS

Frequencies
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Laki-laki 7 53,8 58,3 58,3
Valid Perempuan 5 38,5 41,7 100,0
Total 12 92,3 100,0
Missing System 1 7,7
Total 13 100,0

Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
33 1 7,7 8,3 8,3
35 1 7,7 8,3 16,7
37 1 7,7 8,3 25,0
40 1 7,7 8,3 33,3
Valid 43 1 7,7 8,3 41,7
46 1 7,7 8,3 50,0
48 2 15,4 16,7 66,7
50 4 30,8 33,3 100,0
Total 12 92,3 100,0
Missing System 1 7,7
Total 13 100,0

Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
petani 4 30,8 33,3 33,3
pedagang 5 38,5 41,7 75,0
Valid tidak bekerja 3 23,1 25,0 100,0
Total 12 92,3 100,0
Missing System 1 7,7
Total 13 100,0

Riwayat Hipertensi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
ya 6 46,2 50,0 50,0
Valid tidak 6 46,2 50,0 100,0
Total 12 92,3 100,0
Missing System 1 7,7
Total 13 100,0
70

Pre-test Tekanan Darah Sistole


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
120 1 7,7 8,3 8,3
140 5 38,5 41,7 50,0
170 1 7,7 8,3 58,3
180 1 7,7 8,3 66,7
Valid 186 1 7,7 8,3 75,0
187 1 7,7 8,3 83,3
189 1 7,7 8,3 91,7
195 1 7,7 8,3 100,0
Total 12 92,3 100,0
Missing System 1 7,7
Total 13 100,0

Pre-test Tekanan Darah Diastole


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
90 4 30,8 33,3 33,3
100 5 38,5 41,7 75,0
115 1 7,7 8,3 83,3
Valid 120 1 7,7 8,3 91,7
122 1 7,7 8,3 100,0
Total 12 92,3 100,0
Missing System 1 7,7
Total 13 100,0

Post-test Tekanan Darah Sistole


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
110 3 23,1 25,0 25,0

120 1 7,7 8,3 33,3

122 1 7,7 8,3 41,7


Valid
140 3 23,1 25,0 66,7

160 4 30,8 33,3 100,0

Total 12 92,3 100,0


Missing System 1 7,7
Total 13 100,0

Post-test Tekanan Darah Diastole

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid 75 1 7,7 8,3 8,3


71

76 1 7,7 8,3 16,7

78 1 7,7 8,3 25,0

85 1 7,7 8,3 33,3

90 6 46,2 50,0 83,3

100 2 15,4 16,7 100,0

Total 12 92,3 100,0


Missing System 1 7,7
Total 13 100,0

Descriptives
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pre-test Tekanan Darah


12 120 195 160,58 26,228
Sistole
Post-test Tekanan Darah
12 110 160 136,00 20,959
Sistole
Pre-test Tekanan Darah
12 90 122 101,42 11,619
Diastole
Post-test Tekanan Darah
12 75 100 87,83 8,167
Diastole
Valid N (listwise) 12

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Pre-test Tekanan Darah


,284 12 ,008 ,852 12 ,039
Sistole
Pre-test Tekanan Darah
,299 12 ,004 ,822 12 ,017
Diastole
Post-test Tekanan Darah
,207 12 ,164 ,841 12 ,028
Sistole
Post-test Tekanan Darah
,271 12 ,015 ,871 12 ,067
Diastole

a. Lilliefors Significance Correction

T-Test
72

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pre-test Tekanan Darah


160,58 12 26,228 7,571
Sistole
Pair 1
Post-test Tekanan Darah
136,00 12 20,959 6,050
Sistole
Pre-test Tekanan Darah
101,42 12 11,619 3,354
Diastole
Pair 2
Post-test Tekanan Darah
87,83 12 8,167 2,358
Diastole

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pre-test Tekanan Darah


Pair 1 Sistole & Post-test Tekanan 12 ,884 ,000
Darah Sistole
Pre-test Tekanan Darah
Pair 2 Diastole & Post-test 12 ,783 ,003
Tekanan Darah Diastole

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

Mean Std. Std. 95% Confidence tailed)

Deviati Error Interval of the


on Mean Difference

Lower Upper

Pre-test
Tekanan
Darah
Sistole -
Pair 1 24,583 12,442 3,592 16,678 32,489 6,844 11 ,000
Post-test
Tekanan
Darah
Sistole
73

Pre-test
Tekanan
Darah
Diastole -
Pair 2 13,583 7,292 2,105 8,950 18,216 6,453 11 ,000
Post-test
Tekanan
Darah
Diastole

Anda mungkin juga menyukai