SKRIPSI
OLEH:
NOOR ELISA
NPM 17070072
Pembimbing I,
Pembimbing II,
ii
Halaman Persetujuan Pembimbing untuk Sidang Skripsi
iii
ABSTRAK
Elisa, Noor
Pembimbing I : Eddy Rahman, S.Kp.G, M.Kes
Pembimbing II : Zuhrupal Hadi, SKM., M.Kes
iv
ABSTRACT
Elisa, Noor
Preceptor I: Eddy Rahman, S.Kp.G, M.Kes
Preceptor II: Zuhrupal Hadi, SKM., M. Kes
v
KATA PENGANTAR
Kota Banjarmasin Tahun 2021”. Dan tak lupa juga penulis panjatkan shalawat
serta salam kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta para
Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Abd. Malik, S.Pt., M.Si., Ph.D selaku Rektor Universitas Islam
Banjari Banjarmasin.
vi
3. Chandra, SKM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
Banjarmasin.
6. Erwin Ernadi, SKM,. M.Kes selaku dosen penguji pada kegiatan seminar
7. Dr. Machli Riyadi. S.H,. M.H. selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota
8. dr. Hidayati selaku Kepala Puskesmas Terminal Kota Banjarmasin yang telah
10. Kepada kedua orangtua tercinta Ayah dan Ibu yang telah mendidik dan
membesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang yang begitu tulus serta
doa restu dan pengorbanan yang tiada henti-hentinya hingga penulis dapat
vii
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
penelitian ini. Semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat dimasa yang akan
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
2. Host (Manusia).................................................................................................. 35
3. Environment (Lingkungan ................................................................................ 36
C. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan ................................................................. 37
D. Tinjauan Umum Tentang Kebiasaan Menggantung Pakaian ................................ 40
E. Tinjauan Umum Tentang Frekuensi Pengurasan Penampungan Air .................... 41
F. Tinjauan Umum Tentang Ketersediaan Penutup Penampungan Air .................... 41
G. Tinjauan Umum Tentang Keberadaan Jentik Pada Penampungan Air ................. 42
H. Kerangka Teori ..................................................................................................... 43
I. Kerangka Konsep................................................................................................... 44
J. Hipotesis ............................................................................................................... 44
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................. 46
A. Rancangan Penelitian ............................................................................................ 46
B. Populasi dan Sampel ............................................................................................. 46
C. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 47
D. Variabel Penelitian ................................................................................................ 47
E. Definisi Operasional ............................................................................................. 48
F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ......................................................... 51
G. Cara Analisis Data ................................................................................................ 54
H. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................... 55
I. Biaya Penelitian .................................................................................................... 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 57
A. Gambaran Umum Puskesmas Terminal ................................................................ 57
B. Visi, Misi dan Motto Puskesmas Terminal Banjarmasin ...................................... 60
C. Hasil Penelitian ..................................................................................................... 61
D. Pembahasan........................................................................................................... 72
BAB V PENUTUP .......................................................................................................... 80
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 80
B. Saran ..................................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 83
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
Terminal Kota Banjarmasin Tahun 2021 ..................................
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
beberapa dekade terakhir. Sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala dan
karenanya jumlah aktual kasus dengue tidak dilaporkan dan banyak kasus
dengue per tahun (interval kredibel 284–528 juta), dimana 96 juta (67–136
(WHO, 2018).
virus dengue. Dengue itu sendiri merupakan virus penyakit yang ditularkan
melalui nyamuk aedes spp, nyamuk yang paling cepat berkembang di dunia
yang telah menyebabkan hampir 390 juta orang terinfeksi setiap tahunnya.
DBD memiliki gejala serupa dengan dengan Demam Dengue, namun DBD
memiliki gejala lain berupa sakit atau nyeri pada ulu hati terus-menerus,
pendarahan pada hidung mulut, gusi bahkan memar pada kulit (Kemenkes RI,
2017).
1
2
udara yang cukup tinggi menjadi pemicu berkembang biaknya nyamuk seperti
Aedes aegypti yang merupakan salah satu vektor Demam Berdarah Dengue,
tropis yang merupakan tempat hidup favorit bagi nyamuk, sehingga Demam
anak merupakan sasaran dari gigitan nyamuk, sehingga jika tidak segera
ditangani, demam ini bisa menjadi penyakit yang mematikan (Ariani, 2016).
yakni sebesar 65.602 kasus. Kematian karena DBD pada tahun 2019 juga
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 yaitu dari 467 menjadi 919
kematian. Incidence Rate DBD pada tahun 2019 sebesar 51,48 / 100.000
sebelumnya yaitu tahun 2016 dan 2017 ketika Incidence Rate DBD sebesar
2019).
(Case Fatality Rate) sebesar 0,6% dengan jumlah kasus meninggal yaitu
Incidence Rate (IR) DBD terendah terdapat di Kota banjarmasin yaitu 5,85/
pada tahun 3 tahun terakhir terus mengalami kenaikan dimana pada tahun
2019 menjadi 41 kasus, dan data kasus DBD pada tahun 2020 sebanyak 42
yaitu sebanyak 11 kasus dan Puskesmas yang tidak memiliki kasus DBD
kelurahan yaitu Kelurahan Pemurus Luar dan Sungai lulut dimana kejadian
DBD yang terjadi pada Kelurahan Pemurus luar terdapat 6 kasus dan
Banjarmasin, 2020)
dapat memengaruhi terjadinya DBD yaitu virus dengue. Faktor host yang
(Notoadmodjo, 2011).
disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui vektor nyamuk dari
spesie Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Peran vektor dalam penyebaran
Padahal, kebiasaan seperti itu pun mampu memancing nyamuk Aedes aegypti
2019).
B. Rumusan Masalah
1. Pernyataan Masalah
tahun 2019 menjadi sebanyak 41 kasus dan pada tahun 2020 sebanyak 42
2. Pertanyaan Penelitian
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tahun 2021.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instansi
Sebagai salah satu bahan masukan dan informasi bagi pihak Instansi
3. Bagi Peneliti
E. Keaslian Penelitian
Populasi
Metode Variable
No Nama Judul dan Hasil
Penelitian Penelitian
Sample
1 Shinta Kurnia Pengetahuan, 368 Kuantitatif Variabel Hasil analisis
Dewi sikap dan responden deskriptif terikat: data univariat
perilaku usia 25-60 dengan desain Pencegahan menunjukan
masyarakat tahun. cross penyakit sebagian besar
dalam sectional. DBD, responden
pencegahan Variabel memiliki
penyakit bebas: pengetahuan
DBD di Pengetahuan, baik (69,6%),
Kecamatan sikap, responden yang
Gomolong perilaku. memiliki sikap
Kabupaten baik (78,5%)
Sragen dan responden
Tahun 2020. yang perilaku
kurang
(59,5%).
2 1. Ismalia Analisis 100 Survei Variabel Ada hubungan
Husna faktor yang sampel analitik terikat: pengetahuan
2. Devita mempengaru dengan 50 observasional Kejadian responden
Febriani hi kejadian kasus dan dengan desain DBD, dengan
Putri DBD 50 kontrol case control Variabel kejadian DBD,
10
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi DBD
oleh virus dengue. Dengue adalah virus penyakit yang ditularkan dari
nyamuk Aedes Spp, nyamuk yang paling cepat berkembang di dunia ini
menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan dari oleh
meter di atas permukaan laut, karena pada ketinggian tersebut suhu udara
12
13
2. Etiologi DBD
Virus ini termasuk genus Flavivirus dan family Flaviviridae. Sampai saat
ini dikenal ada 4 serotype virus yaitu : (1) Dengue 1 diisolasi oleh Sabin
pada tahun 1944, (2) Dengue 2 diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944, (3)
pembawanya, yaitu nyamuk dari genus Aedes seperti Aedes aegypti betina
dan Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak
dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut.
Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk
oleh virus dengue, serta dapat pula berperan sebagai sumber infeksi bagi
monyet lainnya bila digigit oleh vektor nyamuk. Tingkat risiko terjangkit
virus dengue akibat infeksi pertama. Selain itu, risiko DBD juga lebih
14
tinggi pada wanita, seseorang yang berusia kurang dari 12 tahun, atau
seseorang yang berasal dari ras Kaukasia. Penderita penyakit DBD sering
dikira terserang penyakit flu atau tifus. Hal ini disebabkan karena infeksi
menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual, atau diare. Masalah dapat
penyakit lain, seperti flu atau tifus. Oleh karena itu, diperlukan kejelian
dokter karena gejala demam pada penyakit DBD tidak hilang dengan obat
vektor epidemi yang paling utama, namun spesies lain seperti Aedes
dan Aedes niveus juga dianggap sebagai vektor sekunder. Kecuali Aedes
15
yang terbatas. Meskipun mereka merupakan host yang sangat baik untuk
dengan bintik-bintik putih pada bagian dada, kaki, dan sayapnya. Nyamuk
Aedes aegypti jantan menghisap cairan tumbuhan atau sari bunga untuk
menetas menjadi jentik dalam waktu 2 hari setelah terendam air. Jentik
(Masriadi, 2017).
16
air seperti bak mandi, tempayan, drum, vas bunga, barang bekas dan
lain-lain.
tanah.
sore hari.
hari).
b. Dalam tempo 1-2 hari nyamuk yang baru menetas ini (betina) akan
d. Siklus mengisap darah dan bertelur ini berulang setiap 3-4 hari.
a. Telur
Telur ini akan menetas jika kelembaban terlalu rendah dalam waktu 4
atau 5 hari.
18
tahap larva dari nyamuk yaitu jentik yang hidup di air dan
berkembang pada suhu 28℃ sekitar 10 hari, pada suhu air antara 30 −
hari. larva/jentik lebih menyukai air bersih, akan tetapi dapat hidup
dalam air yang keruh baik bersifat asam atau basa. larva/jentik
air.
yang disebut instar meliputi : instar I, II, III, dan IV, dimana setiap
(cukup makan dan suhu air 25 − 27℃) perkembangan larva instar ini
c. Pupa
seperti kebanyakan pupa serangga lain yaitu sangat aktif dan seringkali
terompet yang kecil pada thorak. Pupa pada tahap akhir akan
d. Nyamuk dewasa
nyamuk dewasa.
20
Gambar 2.1
diagnosa klinis dan laboratoris. Berikut ini tanda dan gejala penyakit DBD
yang dapat dilihat dari penderita kasus DBD dengan diagnosa klinis dan
laboratoris :
a. Diagnosa Klinis
Adapun gejala klinis dari penyakit DBD pada saat awal adalah
1) Demam
e) Pada saat gejala awal sering kali tidak begitu dihiraukan oleh
bila timbul gejala berikutnya yaitu lesu, tidak enak makan, dan
laiu sebagainya.
b. Lesu
4) Tetapi anak yang biasanya aktif akan berubah menjadi tidak ingin
6) Rasa mual dan rasa tidak enak di perut dan di daerah ulu hati
lagi.
22
7) Rasa mual, muntah dan nyeri pada ulu hati makin bertambah
merangsang lambung.
8) Pada anak kecil dapat disertai diare 3-5 kali sehari, cair tanpa
lendir.
c. Nyeri Perut
Nyeri perut merupakan gejala yang penting pada DBD. Gejala ini
tampak jelas pada anak besar atau dewasa karena mereka telah
dapat merasakan. Nyeri perut dapat dirasakan di daerah ulu hati dan
dibandingkan nyeri perut pada ulu hati. Penyebab dari nyeri perut di
kecil pada selaput tersebut. Nyeri perut di daerah ulu hati yang
penekanan pada daerah ulu hati dan di bawah lengkung iga sebelah
d. Diagnosa Laboratoris
7. Epidemiologi DBD
(environment).
Dikenal ada empat serotipe virus dengue yaitu Den-1, Den-2, Den-3
dan Den-4. Virus dengue ini memiliki masa inkubasi yang tidak terlalu
lama yaitu antara 3-7 hari, virus akan terdapat di dalam tubuh manusia.
DBD.
b. Host
1) Umur
2) Jenis kelamin
3) Nutrisi
reaksi antigen dan antibodi yang cukup baik, maka terjadi infeksi
4) Populasi
5) Mobilitas penduduk
c. Lingkungan (environment)
adalah:
1) Letak geografis
yang terletak antara 30º Lintang Utara dan 40º Lintang Selatan
nyeri otot, nyeri pada sendi dan nyeri kepala. Sehingga sampai saat
yang menyebar dari suatu daerah ke daerah lain atau dari suatu
2) Musim
8. Pathogenesis DBD
mulai dari bercak sampai perdarahan hebat pada kulit, saluran pencernaan
(Nasution, 2019).
peranan pada penularan infeksi virus, yaitu manusia, virus dan vektor
selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam. Bila penderita DBD
digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap
kepada orang lain (masa inkubasi ekstrinsik). Virus ini akan berada
yang dihisap tidak membeku. Bersamaan air liur tersebut virus dengue
zat anti yang spesifik sesuai dengan tipe virus dengue yang masuk. Tanda
atau gejala yang timbul ditentukan oleh reaksi antara zat anti yang ada
dalam tubuh dengan antigen yang ada dalam virus dengue yang baru
pertama kali, umumnya hanya menderita sakit demam dengue atau demam
yang ringan dengan tanda/gejala yang tidak spesifik atau bahkan tidak
demam dengue biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu 5 hari tanpa
pengobatan. Tanda DBD ialah demam mendadak selama 2-7 hari. Panas
dapat turun pada hari ke-3 yang kemudian naik lagi, dan pada hari ke-6
dengan tipe lain maka orang tersebut dapat terserang penyakit DBD
(Masriadi, 2017).
30
kali.
yaitu di tempat yang agak lembab dan gelap. Tempat gelap dan lembab
dikeluarkan oleh nyamuk betina yaitu sebanyak 100 butir telur dan
beberapa tipe virus dengue cukup besar tempat umum antara lain : 1)
a. Pencegahan Primer
rutin setiap seminggu sekali agar tidak ada jentik nyamuk) menutup
memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala timah, ikan gupi, ikan
b. Pencegahan Sekunder
panas tanpa sebab yang jelas sebanyak 3 orang atau lebih, pemeriksaan
penyuluhan.
c. Pencegahan Tertier
timbul akibat dari interaksi berbagai faktor seperti dalam Triad Epidemiologi
yaitu dari agent, host, dan lingkungan. Pada prinsipnya kejadian penyakit
agent adalah virus dengue. Agent penyebab penyakit DBD berupa virus
Familia Flaviviridae yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan juga
penyebab DHF atau DSS adalah flavi virus dan terdiri dari 4 serotipe yaitu
Den -1, Den -2, Den -3. Den -4. Virus ini ditularkan ke manusia melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang terinfeksi. Virus yang banyak
berkembang dimasyarakat adalah virus dengue tipe satu dan tipe tiga.
Virus dengue ini memiliki masa inkubasi yang tidak terlalu lama yaitu
antara 3-7 hari, virus akan terdapat di dalam tubuh manusia. Dalam masa
(Kusumawati, 2017).
2. Host (Manusia)
bersirkulasi dalam darah manusia terinfeksi pada kurang lebih saat dimana
merupakan sumber penular gejala DBD. Virus dengue berada dalam darah
selama 4 -7 hari, mulai I-2 hari sebelum demam (masa inkubasi). Bila
penderita DBD digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan
DBD, nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain. Virus ini
akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh karena
itu nyamuk Aedes aegypti yang telah menghisap virus dengue menjadi
DBD.
3. Environment (Lingkungan)
nyamuk Aedes aegypti seperti bak mandi / WC. gentong. kaleng - kaleng
bekas, dan lain - lain. Tempat yang kurang bersih dan airnya jernih serta
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari "Tahu" dan ini terjadi setelah
(Notoadmodjo, 2012).
diterima. Cara kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
38
dan mengatakan.
dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat
organisasi dan masih ada. kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis
dalam bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah
ada.
suatu materi atau objek tersebut berdasarkan suatu cerita yang sudah
yang berpendidikan tinggi akan cenderung memiliki wawasan yang luas serta
mudah dalam menerima informasi dari luar, seperti dari televisi, majalah dan
koran. Pengetahuan baik dan kurang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
pengetahuan baik lebih tanggap dan rajin dalam melaksanakan kegiatan PSN
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
yaitu:
Rumus:
P = F/N x 100%
Keterangan:
P = persentase pengetahuan
N = jumlah soal
untuk hidup dan berkembang biak. Menurut Suroso dan Umar, nyamuk lebih
kelambu dan baju/pakaian. Maka dari itu pakaian yang tergantung di balik
pintu sebaiknya dilipat dan disimpan dalam almari, karena nyamuk Aedes
aegypti senang hinggap dan beristirahat di tempat-tempat gelap dan kain yang
dalam rumah dan tempat penampungan air luar rumah. Tempat penampungan
luar rumah sangat berpengaruh terhadap ada tidaknya larva Aedes aegypti,
DBD. Salah satu tempat penampungan air dalam rumah yang sering dijumpai
apakah sudah memiliki penutup atau jika sudah memiliki penutup agar
42
memperhatikan kondisi penutup berada dalam kondisi yang baik. Selain itu,
Keberadaan jentik pada penampungan air dapat dilihat dari letak, macam,
bahan, warna, bentuk dan penutup penampungan air serta asal air yang
tempat perindukan dan akan semakin padat populasi nyamuk Aedes aegypti.
Semakin padat populasi nyamuk Aedes aegypti, maka semakin tinggi pula
H. Kerangka Teori
Lingkungan
Host
1. Pengetahuan
2. Kebiasaan Menggantung
Pakaian
3. Frekuensi Pengurasan
Penampungan Air
4. Ketersediaan Penutup
Penampungan Air
Gambar 2.2
(Notoadmodjo, 2011)
44
I. Kerangka Konsep
Pengetahuan
Ketersediaan Penutup
Penampungan Air
Gambar 2.3
Kerangka Konsep
J. Hipotesis
2021.
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
kemudian mengidentifikasi faktor risiko nya dengan rasio antara kasus dan
untuk mengetahui ada tidaknya faktor risiko yang dialami (Ariani, 2014).
yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh penderita DBD yang tercatat di
46
47
2. Tinggal dan menetap lebih dari satu tahun terakhir di wilayah kerja
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat dan cara pengumpulan data yang baik
sehingga data yang dikumpulkan merupakan data yang valid, andal (reliable)
D. Variabel Penelitian
(Nursalam, 2017). Pada penelitian ini variabel yang digunakan ada 2 macam,
ditentukan oleh variabel lain. Dengan kata lain, variabel dependen atau
terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada
dan menentukan variabel lain. Suatu kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh
air.
E. Definisi Operasional
a. Data Primer
b. Data Sekunder
2. Pengolahan Data
kesimpulan yang baik. Data yang diperoleh dari penelitian masih mentah,
observasi yang telah diisi pada saat pengumpulan data, apakah dapat
52
kesalahan lainnya.
b. Coding, yaitu memberi kode pada data penelitian yang sudah didapat.
angka/bilangan.
belakang pintu = 1
=1
a) Ya, jika terdapat jentik pada salah satu atau semua tempat
penampungan air = 1
c. Scoring, yaitu langkah untuk memberikan skor atau nilai pada tiap
d. Entry data
dianalisis.
e. Cleaning data
tidak sesuai dengan jawaban yang tidak tersedia dalam kuesioner atau
f. Processing
1. Analisis Univariat
penampungan air.
2. Analisis Bivariat
Adapun rumus dari Uji chi square ini adalah sebagai berikut:
∑
Keterangan :
x2 = Chi Square
∑ = Jumlah
O = frekuensi Observasional
E = frekuensi harapan
b. Bila 2x2, dan tidak ada nilai E < 5, maka uji yang dipakai sebaiknya
c. Bila tabel lebih dari 2x2, misalnya 3x2, 3x3 dsb, maka digunakan
d. Bila tabel lebih dari 2x2, misalnya 3x2, dsb ditemukan cell lebih
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan April 2021 sampai bulan Juli
2021.
2. Tempat Penelitian
I. Biaya Penelitian
No Keterangan Biaya
1. Biaya Operasional:
Transportasi Rp. 360.000
2. Biaya Print dan Fotocopy:
Print selama penelitian Rp. 350.000
Fotocopy selama penelitian Rp. 150.000
3. Biaya Tak Terduga:
Simpanan atau persiapan keperluan Rp. 400.000
Total Rp. 1.260.000
BAB IV
Kota Banjarmasin yang didirikan pada tahun 1991 dan telah dilakukan rehab
total pada tahun 2009 dengan luas wilayah 729 m2 dan luas bangunan 150 m2.
4. Ruang KIA/KB
5. Ruang Loket
6. Ruang Apotek
8. BP Anak/Imunisasi
9. Ruang Laboratorium
10. Pantry
12. Aula
57
58
yang berada pada ketinggian 19,5 m diatas permukaan air laut. Luas wilayah
kerja yaitu ± 4,94 km2 yang terdiri dari dua kelurahan yaitu Kelurahan
Pemurus Luar dengan luas wilayah ± 1.99 km2 dan Kelurahan Sei Lulut
Islam, tingkat pendidikan masyarakat sebagian besar adalah lulusan SMA dan
perdagangan.
yaitu satu buah Puskesmas Induk, dan dan tiga buah Puskesmas Pembantu.
e. Apoteker : 1 Orang
g. Perawat : 6 Orang
h. Bidan : 6 Orang
i. Sanitarian : 2 Orang
l. Analisis/Laborat : 1 Orang
RT.19. Adapun Visi, Misi dan Motto dari puskesmas Terminal adalah:
1. Visi:
2. Misi:
dan berkeadilan.
sehat.
C. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Responden di
Wilayah Kerja Puskesmas Terminal Kota Banjarmasin Tahun 2021
No. Umur n %
Total 55 100,0
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Terminal Kota Banjarmasin
Tahun 2021
No. Jenis Kelamin n %
1. Laki-laki 18 32,7
2. Perempuan 37 67,3
Total 55 100,0
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Responden di
Wilayah Kerja Puskesmas Terminal Kota Banjarmasin Tahun 2021
No. Pendidikan n %
1. SD 2 3,6
2. SLTP 1 1,8
3. SLTA 33 60,0
4. Perguruan Tinggi 19 34,5
Total 55 100,0
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Responden di
Wilayah Kerja Puskesmas Terminal Kota Banjarmasin Tahun 2021
No. Pekerjaan n %
Total 55 100,0
pelajar/mahasiswa.
64
2. Analisis Univariat
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian DBD di
Wilayah Kerja Puskesmas Terminal Kota Banjarmasin Tahun 2021
No. Kejadian DBD n %
Total 55 100,0
yang menderita DBD, dan ada sebanyak 44 responden (80%) yang tidak
menderita DBD.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Responden
di Wilayah Kerja Puskesmas Terminal Kota Banjarmasin Tahun 2021
No. Pengetahuan n %
1. Kurang 26 47,3
2. Baik 29 52,7
Total 55 100,0
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan menggantung
pakaian responden di Wilayah Kerja Puskesmas Terminal Kota
Banjarmasin Tahun 2021
Kebiasaan Menggantung %
No. n
Pakaian
1. Ya 38 69,1
2. Tidak 17 30,9
Total 55 100,0
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengurasan
Penampungan Air di Wilayah Kerja Puskesmas Terminal Kota
Banjarmasin Tahun 2021
Pengurasan %
No. n
Penampungan Air
1. Ya 22 40
2. Tidak 33 60
Total 55 100,0
66
responden (60%).
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Ketersediaan Penutup
Pada Penampungan Air di Wilayah Kerja Puskesmas Terminal Kota
Banjarmasin Tahun 2021
Ketersediaan Penutup %
No. n
Pada Penampungan Air
1. Ya 19 34,5
2. Tidak 36 65,5
Total 55 100,0
Air
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keberadaan Jentik
Nyamuk Pada Penampungan Air di Wilayah Kerja Puskesmas
Terminal Kota Banjarmasin Tahun 2021
Keberadaan Jentik Nyamuk %
No. n
Pada Penampungan Air
1. Ya 37 67,3
2. Tidak 18 32,7
Total 55 100,0
3. Analisis Bivariat
Tabel 4.11
Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian DBD di Wilayah Kerja
Puskesmas Terminal Kota Banjarmasin Tahun 2021
Kejadian DBD
Tidak P
Menderita Jumlah Value
No. Pengetahuan Menderita
DBD
DBD
n % n % n %
1. Kurang 6 10,9 20 36,4 26 47,3
0,839
2. Baik 5 9,1 24 43,6 29 52,7
Total 11 20 44 80 55 100
68
Tabel 4.12
Hubungan Kebiasaan Menggantung Pakaian dengan Kejadian DBD di
Wilayah Kerja Puskesmas Terminal Kota Banjarmasin Tahun 2021
Kejadian DBD
Kebiasaan Tidak P
Menderita Jumlah Value
No. Menggantung Menderita
DBD
Pakian DBD
n % n % n %
1. Ya 7 12,7 31 56,4 26 69,1
0,722
2. Tidak 4 7,3 13 23,6 29 30,9
Total 11 20 44 80 55 100
Tabel 4.13
Hubungan Pengurasan Penampungan Air dengan Kejadian DBD di
Wilayah Kerja Puskesmas Terminal Kota Banjarmasin Tahun 2021
Kejadian DBD
Pengurasan Tidak P
Menderita Jumlah Value
No. Penampungan Menderita
DBD
Air DBD
n % n % n %
1. Ya 0 0 22 40 22 40
0,002
2. Tidak 11 20 22 40 33 60
Total 11 20 44 80 55 100
DBD
Tabel 4.14
Hubungan Ketersediaan Penutup Penampungan Air dengan Kejadian
DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Terminal Kota Banjarmasin Tahun
2021
Kejadian DBD
Ketersediaan P
Tidak
Penutup Menderita Jumlah Value
No. Menderita
Penampungan DBD
DBD
Air
n % n % n %
1. Ya 1 1,8 18 32,7 21 34,5
0,075
2. Tidak 10 18,2 26 47,3 34 65,5
Total 11 20 44 80 55 100
DBD.
Tabel 4.15
Hubungan Keberadaan Jentik Nyamuk dengan Kejadian DBD di
Wilayah Kerja Puskesmas Terminal Kota Banjarmasin Tahun 2021
Kejadian DBD
Keberadaan Tidak P
Menderita Jumlah Value
No. Jentik Menderita
DBD
Nyamuk DBD
n % n % n %
1. Ya 11 20 26 47,3 21 67,3
0,010
2. Tidak 0 0 18 32,7 34 32,7
Total 11 20 44 80 55 100
yang tidak menderita DBD. Tidak ada responden menderita DBD yang
tidak terdapat keberadaan jentik nyamuk pada penampungan air dan yang
72
D. Pembahasan
yang sudah dipakai kerap dilakukan banyak orang. Padahal, kebiasaan seperti
itu pun mampu memancing nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vektor
73
nyamuk lebih banyak lagi. Untuk menghindari hal tersebut, sangat penting
kurang lebih banyak dari pada responden yang memiliki pengetahuan baik.
penyakit DBD. Hal yang mereka tidak ketahui seperti kebiasaan sehari-
(23,6%).
75
nyamuk aedes aegypti senang hinggap dan beristirahat ditempat gelap dari
kain yang tergantung. Nyamuk lebih senang berhinggap pada suhu tubuh
manusia, pakian dan suhu yang hangat serta keadaan lembab (Depkes RI,
2005).
kebiasaan yang tidak baik ini pastinya sudah berlangsung cukup lama.
DBD
responden terkena penyakit DBD lebih besar karena hal ini berpengaruh
secara teratur sekurang-kurangnya seminggu satu kali agar tidak ada jentik
2016).
adanya jentik nyamuk untuk hidup dan dapat memicu terjadinya penularan
DBD
penampungan air. Selain itu juga musim hujan yang terus menerus
penampungan air ada sebanyak 11 responden (20%) dan yang tidak ada
PENUTUP
A. Kesimpulan
jentik nyamuk pada penampungan air dengan kejadian DBD di wilayah kerja
80
81
(34,5%) dan yang tidak tersedia penutup pada penampungan air sebanyak
> 0,05).
11. Ada hubungan yang signifikan antara keberadaan jentik nyamuk dengan
B. Saran
2. Bagi Peneliti
Dewi, Shinta Kurnia. 2020. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat Dalam
UMM Press.
Kemenkes RI. 2017. Situasi Penyakit Demam Berdarah di Indonesia Tahun 2017.
Populer.
83
84
Dengan ini saya menyatakan kesediaan untuk berperan serta menjadi subyek
penelitian dan bersedia melakukan pemeriksaan sesuai dengan data yang
diperlukan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa ada
paksaan dari pihak manapun.
Pembuat Pernyataan
( )
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TERMINAL KOTA BANJARMASIN TAHUN 2021
Nomor Responden :
Tanggal Pengisian :
KARAKTERISTIK RESPONDEN:
Nama Responden :
Alamat Responden :
Umur : Tahun
Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
Pendidikan Terakhir :
1. Tidak Sekolah
2. Tidak Tamat SD
3. SD
4. SLTP
5. SLTA
6. Perguruan Tinggi
Pekerjaan :
1. Buruh
2. Pegawai swasta
3. PNS
4. Wirausaha
5. Polri/TNI dll
6. Tidak bekerja
7. Lainnya....
PENGETAHUAN
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Penyakit demam berdarah disebabkan oleh Virus Dengue.
2. Demam Berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti.
3. Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypti yaitu berwarna hitam
berbintik putih.
4. Jentik nyamuk Aedes Aegypti dapat hidup di air yang
kotor.
5. Larvasida (obat pembunuh jentik nyamuk) sesuai jika
digunakan di bak penampungan air yang dikuras rutin
minimal seminggu 1 kali.
6. Demam Berdarah dapat diobati.
7. Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk 3M plus dapat
dilakukan dengan mendaur ulang sampah plastik.
8. Cara pencegahan Demam Berdarah yang efektif yaitu
melaksanakan 3M plus seminggu 2 kali.
9. Pemantauan jentik Aedes Aegypti dapat dilakukan pada
penampungan air didalam rumah.
10. Pemantauan jentik Aedes Aegypti dapat dilakukan pada
penampungan air diluar rumah.
Untuk pertanyaan berikut, beri tanda centang pada kotak yang telah tersedia
sesuai dengan hasil pengamatan langsung tempat penampungan air dan
keberadaan jentik pada penampungan air di dalam rumah dan di luar rumah.
Tempat Penampungan Air dan
Ya Tidak
keberadaan jentik
1. Tempayan
2. Bak mandi
3. Bak WC
4. Drum
5. Ember
6. Dispenser
Rekapitulasi Data Penelitian
1. Analisis Univariat
Umur responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 10 1 1,8 1,8 1,8
11 1 1,8 1,8 3,6
13 1 1,8 1,8 5,5
16 4 7,3 7,3 12,7
17 3 5,5 5,5 18,2
18 1 1,8 1,8 20,0
19 1 1,8 1,8 21,8
20 4 7,3 7,3 29,1
21 1 1,8 1,8 30,9
22 4 7,3 7,3 38,2
26 4 7,3 7,3 45,5
27 1 1,8 1,8 47,3
28 4 7,3 7,3 54,5
29 2 3,6 3,6 58,2
30 3 5,5 5,5 63,6
31 3 5,5 5,5 69,1
32 2 3,6 3,6 72,7
33 4 7,3 7,3 80,0
36 1 1,8 1,8 81,8
38 3 5,5 5,5 87,3
39 1 1,8 1,8 89,1
42 1 1,8 1,8 90,9
44 1 1,8 1,8 92,7
50 1 1,8 1,8 94,5
54 1 1,8 1,8 96,4
55 1 1,8 1,8 98,2
58 1 1,8 1,8 100,0
Total 55 100,0 100,0
Jenis kelamin responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 18 32,7 32,7 32,7
Perempuan 37 67,3 67,3 100,0
Total 55 100,0 100,0
Pekerjaan responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pegawai swasta 16 29,1 29,1 29,1
PNS 6 10,9 10,9 40,0
Wirausaha 11 20,0 20,0 60,0
Tidak bekerja 5 9,1 9,1 69,1
pelajar/mahasiswa 17 30,9 30,9 100,0
Total 55 100,0 100,0
2. Analisis Bivariat
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * Kejadian 55 100,0% 0 0,0% 55 100,0%
Demam Berdarah Dengue
Kebiasaan responden dalam 55 100,0% 0 0,0% 55 100,0%
menggantung pakaian *
Kejadian Demam Berdarah
Dengue
Frekuensi pengurasan 55 100,0% 0 0,0% 55 100,0%
penampungan air * Kejadian
Demam Berdarah Dengue
Ketersediaan penutup pada 55 100,0% 0 0,0% 55 100,0%
penampungan air * Kejadian
Demam Berdarah Dengue
Keberadaan jentik nyamuk 55 100,0% 0 0,0% 55 100,0%
dalam penampungan air *
Kejadian Demam Berdarah
Dengue
a. Pengetahuan* Kejadian DBD
Crosstab
Kejadian Demam Berdarah
Dengue
Menderita DBD Tidak Menderita
(kasus) DBD (kontrol) Total
Pengetahuan Kurang Count 6 20 26
Expected Count 5,2 20,8 26,0
% within Pengetahuan 23,1% 76,9% 100,0%
% of Total 10,9% 36,4% 47,3%
Baik Count 5 24 29
Expected Count 5,8 23,2 29,0
% within Pengetahuan 17,2% 82,8% 100,0%
% of Total 9,1% 43,6% 52,7%
Total Count 11 44 55
Expected Count 11,0 44,0 55,0
% within Pengetahuan 20,0% 80,0% 100,0%
% of Total 20,0% 80,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square ,292 1 ,589
b
Continuity Correction ,041 1 ,839
Likelihood Ratio ,291 1 ,589
Fisher's Exact Test ,739 ,419
Linear-by-Linear Association ,286 1 ,592
N of Valid Cases 55
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,20.
b. Computed only for a 2x2 table
b. Kebiasaan menggantung pakaian* Kejadian DBD
Crosstab
Kejadian Demam Berdarah
Dengue
Menderita DBD Tidak Menderita
(kasus) DBD (kontrol) Total
Kebiasaan Ya Count 7 31 38
responden Expected Count 7,6 30,4 38,0
dalam % within Kebiasaan responden dalam 18,4% 81,6% 100,0%
menggantung menggantung pakaian
pakaian % of Total 12,7% 56,4% 69,1%
Tidak Count 4 13 17
Expected Count 3,4 13,6 17,0
% within Kebiasaan responden dalam 23,5% 76,5% 100,0%
menggantung pakaian
% of Total 7,3% 23,6% 30,9%
Total Count 11 44 55
Expected Count 11,0 44,0 55,0
% within Kebiasaan responden dalam 20,0% 80,0% 100,0%
menggantung pakaian
% of Total 20,0% 80,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square ,192 1 ,662
b
Continuity Correction ,005 1 ,942
Likelihood Ratio ,187 1 ,665
Fisher's Exact Test ,722 ,460
Linear-by-Linear Association ,188 1 ,665
N of Valid Cases 55
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,40.
b. Computed only for a 2x2 table
c. Frekuensi pengurasan penampungan air* Kejadian DBD
Crosstab
Kejadian Demam Berdarah Dengue
Menderita DBD Tidak Menderita DBD
(kasus) (kontrol) Total
Frekuensi Ya Count 1 22 23
pengurasan Expected Count 4,6 18,4 23,0
penampungan % within Frekuensi pengurasan 4,3% 95,7% 100,0%
air penampungan air
% of Total 1,8% 40,0% 41,8%
Tidak Count 10 22 32
Expected Count 6,4 25,6 32,0
% within Frekuensi pengurasan 31,3% 68,8% 100,0%
penampungan air
% of Total 18,2% 40,0% 58,2%
Total Count 11 44 55
Expected Count 11,0 44,0 55,0
% within Frekuensi pengurasan 20,0% 80,0% 100,0%
penampungan air
% of Total 20,0% 80,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6,053 1 ,014
b
Continuity Correction 4,488 1 ,034
Likelihood Ratio 7,068 1 ,008
Fisher's Exact Test ,017 ,013
Linear-by-Linear Association 5,943 1 ,015
N of Valid Cases 55
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,60.
b. Computed only for a 2x2 table
d. Ketersediaan penutup pada penampungan air* Kejadian DBD
Crosstab
Kejadian Demam Berdarah Dengue
Tidak Menderita DBD
Menderita DBD (kasus) (kontrol) Total
Ketersediaan Ya Count 3 18 21
penutup pada Expected Count 4,2 16,8 21,0
penampungan % within Ketersediaan penutup 14,3% 85,7% 100,0%
air pada penampungan air
% of Total 5,5% 32,7% 38,2%
Tidak Count 8 26 34
Expected Count 6,8 27,2 34,0
% within Ketersediaan penutup 23,5% 76,5% 100,0%
pada penampungan air
% of Total 14,5% 47,3% 61,8%
Total Count 11 44 55
Expected Count 11,0 44,0 55,0
% within Ketersediaan penutup 20,0% 80,0% 100,0%
pada penampungan air
% of Total 20,0% 80,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square ,693 1 ,405
b
Continuity Correction ,236 1 ,627
Likelihood Ratio ,719 1 ,396
Fisher's Exact Test ,502 ,319
Linear-by-Linear Association ,681 1 ,409
N of Valid Cases 55
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,20.
b. Computed only for a 2x2 table
e. Keberadaan jenik nyamuk* Kejadian DBD
Crosstab
Kejadian Demam Berdarah Dengue
Menderita DBD Tidak Menderita DBD
(kasus) (kontrol) Total
Keberadaan Ya Count 11 26 37
jentik nyamuk Expected Count 7,4 29,6 37,0
dalam % within Keberadaan jentik nyamuk 29,7% 70,3% 100,0%
penampungan dalam penampungan air
air % of Total 20,0% 47,3% 67,3%
Tidak Count 0 18 18
Expected Count 3,6 14,4 18,0
% within Keberadaan jentik nyamuk 0,0% 100,0% 100,0%
dalam penampungan air
% of Total 0,0% 32,7% 32,7%
Total Count 11 44 55
Expected Count 11,0 44,0 55,0
% within Keberadaan jentik nyamuk 20,0% 80,0% 100,0%
dalam penampungan air
% of Total 20,0% 80,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6,689 1 ,010
b
Continuity Correction 4,960 1 ,026
Likelihood Ratio 10,011 1 ,002
Fisher's Exact Test ,010 ,007
Linear-by-Linear Association 6,568 1 ,010
N of Valid Cases 55
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,60.
b. Computed only for a 2x2 table
LEMBAR PERSETUJUAN WAKTU PELAKSANAAN SEMINAR
PROPOSAL
NPM : 17.07.0072
Dengan ini bersedia menghadiri seminar proposal pada hari pelaksanaan yang telah
ditentukan diatas.
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Nama :
NPM :
Program Studi :
Hari/Tanggal :
Pukul :
Tempat :
Mengetahui,
Pembimbing I/II
DOKUMENTASI