SKRIPSI
Oleh :
Junasih
NIM. 19142012016
SKRIPSI
Oleh :
Junasih
NIM. 19142012016
JUNASIH
ABSTRAK
Gagal ginjal kronik secara progresif kehilangan fungsi ginjal nefronnya satu
persatu yang secara bertahap menurunkan keseluruhan fungsi ginjal (Lukman,
2013). Tahun 2020 tercatat sebanyak 181 pasien hemodialisis yang melakukan
hemodialisis seminggu 2x secara rutin (Rekam Medik RSUD Kab. Subang, 2020).
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui Hubungan Kepatuhan
Pembatasan Cairan Terhadap Terjadinya Overload Cairan Pada Pasien Gagal
Ginjal Kronik Diruangan Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Subang Tahun 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian merupakan
penelitian deskriptif korelasional, dengan desain crossectional. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 33 responden, pengambilan data dengan teknik
accidental sampling. Pengumpulan data berupa data primer. Hasil penelitian
menunjukkan sebesar 67,5% dengan adanya overload cairan, sebesar 57,5%
dengan pembatasan cairan tidak patuh di ruangan Hemodialisa Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Subang Tahun 2021. Hasil. Terdapat hubungan antara
kepatuhan pembatasan cairan dengan overload cairan pada pasien gagal ginjal
kronik. Hasil uji statistik Chi Square diketahui p.Value = 0,001 (p.Value> 0,05).
Saran dari hasil penelitian ini adalah membuat daftar diet dan pembatasan cairan
yang lebih ketat serta memberikan edukasi terhadap pasien gagal ginjal kronik
yang sedang melakukan hemodialisa, serta mengali informasi lebih dalam
sehingga kenapa pasien tidak mengikuti instruksi yang diberikan sehingga
mengalami overload cairan dan meningkatkan tingkat kepatuhan pasien gagal
ginjal terhadap pembatasan cairan.
v
BACHELOR OF NURSING STUDY PROGRAM
STIKes YPIB OF MAJALENGKA
JUNASIH
ABSTRACT
Chronic kidney failure progressively loses its nephron kidney function one by one
which gradually decreases overall kidney function (Lukman, 2013). In 2020 there
were 181 hemodialysis patients who did hemodialysis 2x a week on a regular
basis (Medical Record of Subang District Hospital, 2020). The general purpose of
this study was to determine the relationship between compliance with fluid
restrictions and the occurrence of fluid overload in patients with chronic kidney
failure in the hemodialysis room at the Subang Regency General Hospital in
2021. The method used in this research is a descriptive correlational research,
with a cross-sectional design. The sample in this study as many as 33
respondents, data collection by accidental sampling technique. Data collection in
the form of primary data. The results showed 67.5% with fluid overload, 57.5%
with non-adherent fluid restrictions in the Hemodialysis room at Subang Regency
General Hospital in 2021. Results. There is a relationship between compliance
with fluid restriction and fluid overload in patients with chronic renal failure. The
results of the Chi Square statistical test are known to be p.Value = 0.001
(p.Value> 0.05). Suggestions from the results of this study are to make a diet list
and stricter fluid restrictions and provide education to chronic kidney failure
patients who are undergoing hemodialysis, as well as dig deeper information so
that why patients do not follow the instructions given so that they experience fluid
overload and increase the level of patient compliance. renal failure to fluid
restriction.
vi
Persembahan
vii
RIWAYAT HIDUP
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana dalam
bidang Keperawatan. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan Skripsi ini. Oleh
Majalengka;
2. Dr. Wawan Kurniawan, SKM., S.Kep., Ners., M.Kes, selaku Ketua STIKes
YPIB Majalengka;
4. Eti Rohayati, SKM., S.Kep., MH.Kes, selaku dosen pembimbing utama yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
6. dr. H. Achmad Nasuhi, selaku Direktur RSUD Kabupaten Subang yang telah
ix
7. Edi Suryadi, S.Kep., Ners, selaku Kepala Ruang Haemodialisa RSUD
8. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
9. Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan membalas segala
kebaikan dan bantuan semua pihak yang telah membantu. Semoga Skripsi ini
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
ABSTRAK ...................................................................................................... v
ABSTRACT ...................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Kepatuhan ..................................................................................... 8
2. Etiologi .................................................................................... 12
5. Patofisiologi ............................................................................. 15
6. Penatalaksanaan ....................................................................... 17
2. Etiologi .................................................................................... 29
xii
3. Patofisiologi ............................................................................. 30
B. Hipotesis ..................................................................................... 36
7. Pengolahan Data..................................................................... 42
B. Pembahasan .................................................................................. 49
xiii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 56
B. Saran ............................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Derajatnya ....................................................................................................... 23
xv
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berbagai macam penyakit yang merusak masa nefron ginjal sampai pada titik
progresif kehilangan fungsi ginjal nefronnya satu persatu yang secara bertahap
peringkat ke 27 di dunia tahun 1990 dan meningkat menjadi urutan ke-18 pada
dengan dialisis atau transplantasi ginjal dan hanya sekitar 10% yang benar-
mengalami Penyakit Ginjal Kronis dan jutaan meninggal setiap tahun karena
tidak mempunyai akses untuk pengobatan. Pada tahun 2011 sekitar 113.136
Serikat risiko 2,3 kali mengalami PGK bagi orang yang mengonsumsi cola dua
1
2
Indonesia sebesar 0,2% (2013) meningkat pada tahun 2018 sebesar 0,38%.
15,24 tahun sebesar 0.13%, 25-34 tahun sebesar 0,23%, 35-44 tahun sebesar
0,33%, 45-54 tahun sebesar 0,56%, 55-64 tahun 0.72%, dan kelompok umur,
65-74 tahun sebesar 0,82%, serta kelompok umur 75+ sebesar 0,75%.
Berdasarkan jenis kelamin terbagi atas laki-laki sebesar 0,42% dan perempuan
kelompok umur 15,24 tahun sebesar 26,53%, 25-34 tahun sebesar 8,36%, 35-
44 tahun sebesar 18,88%, 45-54 tahun sebesar 19,01%, 55-64 tahun 30,15%,
65-74 tahun sebesar 14,11% dan kelompok umur 75+ sebesar 15,96%.
terbanyak dengan 84% diikuti dengan pasien gagal ginjal akut/ARF sebanyak
9%. Data pasien baru dan pasien aktif yang menjalani hemodialisis di
3
Indonesia dari tahun 2007-2014 jumlah pasien baru terus meningkat dari tahun
ke tahun, tetapi pasien yang kemudian masih aktif pada akhir tahunnya tidak
pada tahun 2012 sebanyak 19.621 pasien, tahun 2013 sebanyak 15.128 pasien,
Indonesia, 2014).
Kabupaten Subang pada tahun 2020 tercatat sebanyak 181 pasien hemodialisis
Kabupaten Subang pada tahun 2020 tercatat 124 orang dengan gagal ginjal
VIII, 2020).
Pada penyakit ginjal tahap akhir urine tidak dapat dikonsentrasikan atau
Dengan tertahannya natrium dan cairan bisa terjadi edema di sekitar tubuh
seperti tangan, kaki, dan muka. Penumpukan cairan dapat terjadi di rongga
natrium dan cairan yang tertahan akan meningkatkan resiko terjadinya gagal
Terapi yang diberikan pada pasien gagal ginjal kronik yaitu dengan
4
pasien gagal ginjal kronik dengan tingkat clieren dan kreatin 25 ml/menit. Bila
pasien gagal ginjal kronik sudah berada dalam tahap end stage renal disease
cairan antara 10% sampai 60%, ketidakpatuhan diet 2% sampai 57%, waktu
Dilaporkan lebih dari 50% pasien yang menjalani terapi hemodialisis tidak
patuh dalam pembatasan asupan cairan. Jika penderita gangguan ginjal tidak
tahu, dapat mengakibatkan kenaikan berat badan yang cepat (melebihi 5 %),
edema, ronkhi basah dalam paru-paru, kelopak mata yang bengkak dan sesak
nafas yang diakibatkan oleh volume cairan yang berlebihan dan gejala uremik
yang dapat mengancam keselamatan jiwa, terutama bagi mereka yang telah
berada pada tahap gagal ginjal kronik (Smeltzer & Bare, 2013).
5
yang harus dipatuhi dalam terapi hemodialisis, pembatasan cairan yang paling
sulit untuk dilakukan dan paling membuat pasien stres dan depresi terutama
kering seperti diuretik, sehingga menyebabkan rasa haus dan pasien berusaha
Interdialytic Weight Gain (IDWG) lebih besar dari 5,7% dari berat badan
kering mereka, memiliki resiko 35% lebih tinggi terhadap kematian (Price
&Wilson, 2015).
Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik diruangan Hemodialisa Rumah Sakit
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
Tahun 2021.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
ginjal kronik.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kepatuhan
akibat adanya interaksi antara petugas kesehatan dan pasien sehingga pasien
diet, atau melakukan perubahan gaya hidup) sesuai anjuran terapi dan
8
9
terbagi menjadi :
agamanya akan memiliki jiwa yang tabah dan tidak mudah putus asa
serta dapat menerima keadaannya, demikian juga cara akan lebih baik.
2) Faktor geografis
3) Individu
Sikap merupakan hal yang paling kuat dalam diri individu sendiri.
b) Pengetahuan
terhadap kesehatannya.
1) Dukungan petugas
2) Dukungan keluarga
dan tidak dapat dipisahkan. Penderita akan merasa senang dan tentram
kesehatan yang lengkap dan mudah terjangkau oleh penderita dapat lebih
3. Pengukuran Kepatuhan
favorable dan unfavorable. Kategori favorable Selalu (4) Sering (3), Jarang
Selalu (0) Sering (1), Jarang (2), Kadang-Kadang (3), Tidak Pernah (4).
Hasil ukur variabel kepatuhan pembatasan cairan terdiri dari dua kategori
Sari, 2012).
progresif yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia dan limbah
nitrogen lainnya yang beredar dalam darah, serta komplikasinya jika tidak
yang ditandai dengan fungsi filtrasi glomerulus yang tersisa kurang dari
beberapa sumber diatas adalah suatu keadaan dimana terjadi kegagalan atau
untuk bertahan hidup sebagai akibat terminal dari destruksi atau kerusakan
lainnya yang beredar dalam darah dan fungsi filtrasi glomerulus yang tersisa
kurang dari 25% serta komplikasi dan berakibat fatal jika tidak dilakukan
2. Etiologi
nefropati.
batu.
imun.
tubulus ginjal
amiloidosis
3. Manifestasi Klinis
Pada gagal ginjal kronis, setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh kondisi
Keparahan tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan
ginjal, kondisi lain yang mendasari dan usia pasien. Pada gagal ginjal
penyakit. Pada ginjal stadium akhir, pengeluaran urine turun akibat GFR
Menurut Price & Wilson (2015), manifestasi klinis sistem tubuh pada
perdarahan.
fetor, sputum yang lengket, batuk disertai nyeri, suhu tubuh meningkat,
proteinuria, fragmen dan sel dalam urine, natrium dalam urine berkurang.
LFG
Derajat Penjelasan
(ml/mnt/1,73m2)
Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau
1 >90
meningkat
<15 atau
5 Gagal ginjal tahap akhir
dialisis
Suharyanto (2015)
5. Patofisiologi
Menurut Price & Wilson (2015) selama gagal ginjal kronik, beberapa
yang lain sudah rusak dan tidak berfungsi lagi. Nefron yang masih utuh dan
Akhirnya, nefron yang rusak bertambah dan terjadi oliguria akibat sisa
metabolisme tidak diekskresikan. Tanda dan gejala timbul akibat cairan dan
normal. Hal ini disebabkan ekskresi ginjal terhadap fosfat menurun. Ada
normal.
frosts adalah kristal deposit yang tampak pada pori-pori kulit. Sisa
melalui kapiler kulit yang halus sehingga tampak uremic frosts. Pasien
dengan gagal ginjal yang berkembang dan menjadi berat (tanpa pengobatan
yang efektif) dapat mengalami tremor otot, kesemutan betis dan kaki,
perikarditis dan pleuritis. Tanda ini dapat hilang apabila kegagalan ginjal
termasuk letargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan
menurun, cepat marah dan depresi. Gagal ginjal yang berat menunjukkan
(ringan atau berat) atau menstruasi berhenti sama sekali. Perubahan pada
ereksi. Apabila 80- 90% fungsi ginjal sudah hilang, pasien akan
6. Penatalaksanaan
Menurut Price & Wilson (2015) penatalaksanaan pasien gagal ginjal kronik
meliputi :
a. Pengendalian cairan
dengan CRF yang tidak mampu menahan natrium dan air sehingga
perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya edema dan
seimbang dengan air yang keluar, baik melalui urin maupun IWL. Dalam
dalam 24 jam dan ditambahkan dengan IWL, ini merupakan jumlah yang
jam adalah 400 ml, maka asupan cairan total dalam sehari adalah 400 +
yang diperoleh tidak lebih dari 1,5 kilogram diantara waktu dialisis.
tidak dapat bertahan lebih lama tanpa asupan cairan dibandingkan dengan
limbah dan racun ditubuh kita dalam bentuk urin 24 jam, apabila fungsi
19
dilakukan dialisis dalam 2 kali perminggu, dan 4-5 jam perkali dialisis,
itu artinya tubuh harus menanggung kelebihan cairan diantara dua waktu
pada saat sebelum, selama dan sesudah terapi hemodialisis (Smeltzer &
Bare, 2013).
satu indikator kualitas bagi pasien HD yang perlu dikaji, sehingga dapat
berat badan secara cepat. Penambahan berat badan 2% dari berat badan
ginjal lanjut, karena rasa haus pasien merupakan panduan yang tidak
b. Pengendalian elektrolit
a) Hiperkalemia
mEq/L. Pada psien dengan CRF, retensi kalium terjadi karena nefron
b) Asidosis metabolik
(buffering).
c) Hipokalsemia/hipofosfatemia
d. Penanganan anemia
pasien perlu tambahan zat besi. Zat besi mempunyai efek samping pada
diatasi dengan mengonsumsi zat besi setelah makan dan pasien diberi
e. Hemodialisis
dan dari dializen (tempat terjadinya pertukaran cairan, elektrolit, dan zat
sisa tubuh), serta dialiser. Segera setelah dialisis, berat badan pasien
hemodialisis, dialisis dimulai jika GFR <15 ml/mnt, keadaan pasien yang
dianggap baru perlu dimulai jika dijumpai salah satu dari : GFR <!5
f. Dialisis Peritoneal
gagal ginjal akut dan kronik. Dialisis peritoneal dapat dilakukan dirumah
7. Pemeriksaan Penunjang
meningkat apabila sudah banyak nefron yang rusak sehingga kreatinin tidak
disfungsi ginjal. Uji ini adalah indikator yang paling spesifik untuk
a. Faktor Pasien
waktu yang cukup untuk berbagi dengan pasien dalam diskusi tentang
c. Petugas Hemodialisis
ekstrasel (CES) dan cairan intrasel (CIS). Cairan ekstrasel terdiri dari cairan
berada diantara sebagian besar sel tubuh dan menysusun sejumlah besar
intrasel adalah cairan didalam membran sel yang berisi substansi terlarut
atau solute yang penting untuk keseimbangan cairan dan elektrolit serta
27
cairan tubuh diantaranya elektrolit, mineral, dan sel (Price & Wilson, 2015).
a. Asupan cairan
mulut (oral) dimungkinkan jika kondisi individu sadar. Bayi, klien yang
dapat merasakan atau merespon mekanisme rasa haus yang terjadi pada
adalah :
b. Haluaran Cairan
hari pada orang dewasa dengan berat badan 70 kg terangkum dalam tabel
berikut.
28
jam atau totalnya sekitar 1,5 L dalam satu hari (Smeltzer, & Bare, 2013).
Bare, 2013).
a. Hipovolemia
FVD) isotonik yang terjadi apabila tubuh kehilangan air dan elektrolit
dari CES dalam jumlah yang sama. Pada FVD, cairan pada awalnya
b. Hipervolemia
perluasan isotonik dari CES yang disebabkan oleh retensi air dan natrium
yang abnormal dalam proporsi yang kurang lebih sama dimana mereka
secara normal berasa dalam CES. Hal ini selalu terjadi sesudah ada
D. Overload Cairan
FVE) yang terjadi saat tubuh menahan air dan natrium dengan proporsi yang
sama dengan CES normal. Karena air dan natrium ditahan dalam tubuh,
konsentrasi natrium serum pada intinya tetap normal. FVE selalu menjadi
2011).
keseimbangan cairan.
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Manifestasi Klinis
Menurut Kozier (2011) tanda dan gejala klinik yang didapatkan pada
31
hipervolemia berat.
h. Kebingungan mental
besar klien patuh pada pembatasan cairan maka akan semakin kecil terjadi
overload.
ditandai dengan edema grade 2 pada ekstremitas, merasa sesak ketika tidak
mengikuti terapi HD, haus, olguria, anemia dan azotemia. Penerapan asuhan
bahwa pemantauan intake output dan pembatasan cairan pada pasien GGK
diet dan kejadian komplikasi intradialisis dilakukan uji statistik chi square
klien terhadap diet adalah 53,3 % tidak patuh diit protein; 60% tidak patuh
diit natrium, 53,3% tidak patuh diit kalium; 63,3% tidak patuh diit
diit dan pembatasan cairan melalui edukasi oleh petugas kesehatan untuk
records. Data were analyzed using Spearman Rank correlation formula and
Kruskall Wallis test. The results of this research showed that there was a
correlation with p=0,033, but the difference was not statistically significant
F. Kerangka Teori
Hipervolemia
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
2. Variabel Penelitian
Berdasarkan uraian teori dan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan
overload cairan pada pasien gagal ginjal kronik dengan haemodialisis, maka
berikut ini :
35
36
B. Hipotesis
C. Definisi Operasional
Definisi Skala
Variabel Cara Ukur Alat Ukur Kriteria dan Hasil ukur
Operasional Ukur
Variabel Dependen
Overload Overload cairan Observasi Timbangan 0 : Tidak ada Overload Ordinal
Cairan merupakan Berat Cairan, jika tidak ada
kelebihan volume Badan
pertambahan berat
cairan mengacu
pada perluasan badan = isovolemia
isotonik dari CES 1 : Adanya Overload
yang disebabkan Cairan ringan, jika
oleh retensi, pertambahan berat
dibuktikan dengan badan > 1%
adanya
pertambahan berat
badan pre dan post
Hemodialisa.
Variabel Independen
Kepatuhan Seseorang/pasien Observasi Timbangan 0 : Tidak Patuh jika skor Ordinal
pembatasan dalam Berat < mean 35,82
cairan pasien melaksanakan Badan
GGK suatu aturan 1 : Patuh jika skor ≥
perilaku yang mean 35,82
disarankan oleh
perawat, dokter
atau tenaga
kesehatan terhadap
pembatasan cairan.
37
D. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
hasilnya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yang bertujuan untuk
cairan) dan variabel dependen (kejadian overload cairan) hanya satu kali
pada satu saat. Dengan studi ini, akan diperoleh prevalensi atau efek suatu
a. Populasi
yang lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien gagal
orang.
38
b. Sampel
itu cocok sebagai sumber (Sugiyono, 2018), data dengan kriteria sebagai
berikut :
Kriteria Inklusi :
Ruangan dan Perawat Asossiate yang bertugas baik Dinas Pagi, Siang dan
6. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner
check-list ( ) pada kolom yang tersedia. Kuesioner ini terdiri dari dua
unfavorable Selalu (0) Sering (1), Jarang (2), Kadang-Kadang (3), Tidak
Pernah (4).
Dalam mengukur adanya kejadian overload cairan pada pasien gagal ginjal
data.
RSUD Dr. Harjono Ponorogo yang dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2017
pada uji reliabilitas kuesioner tersebut dengan cara yang sama dengan
7. Pengolahan Data
1. Editing
2. Coding
3. Processing
4. Cleaning
a. Analisis Univariat
2015).
43
Kepatuhan
No Pembatasan Jumlah Persentase
Cairan
1 Patuh
2 Tidak Patuh
Total 40 100
b. Analisis Bivariat
antara variabel bebas dan variabel terikat serta mencari hubungan antara
hubungan yang signifikan, tetapi bila ρ value > α (0,05) maka tida ada
X2 = ∑ (fo – fe)2
fe
Keterangan :
X2 = Nilai chi-kuadrat
frekuensi harapan sama atau lebih besar maka dikatakan tidak ada
dan nilai frekuensi harapan lebih kecil maka dikatakan tidak ada
Overload Cairan
Kepatuhan Tidak Ada Ada
Pembatasan Overload Overload Total % P Value
Cairan Cairan Cairan
n % n %
Patuh 100
Tidak Patuh 100
Total 40 100
45
9. Etika Penelitian
consent).
A. Hasil Penelitian
Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Diruangan Hemodialisa Rumah Sakit
pasien gagal ginjal kronik dengan tidak ada overload cairan yaitu 13
47
48
Kepatuhan
Jumlah Persentase
Pembatasan Cairan
Tidak Patuh 23 57,5%
Patuh 17 42,5
Total 40 100 %
pembatasan cairan.
49
2021
Overload Cairan
Kepatuhan Tidak Ada Adanya
Pembatasan Overload Overload Total % P Value
Cairan Cairan Cairan
n % n %
Tidak Patuh 2 8,7 21 91,3 23 100
Patuh 11 64,7 6 35,3 17 100 0,001
Total 13 32,5 27 67,5 40 100
dengan tidak ada overload cairan, sedangkan diantara pasien gagal ginjal
(64,7%) dengan tidak ada overload cairan. Hal ini menunjukkan lebih dari
tidak ada overload cairan, serta sebagian kecil responden (8,7%) memiliki
pembatasan cairan tidak patuh dengan tidak ada overload cairan. Sebagian
overload cairan. Hasil uji statistik Chi Square diketahui p.Value = 0,001
50
B. Pembahasan
overload cairan, dan kurang dari setengah responden (32,5%) dengan tidak
ada overload cairan. Hal ini disebabkan kurang patuhnya pasien dengan
gagal ginjal dalam konsumsi cairan elektrolit dan disebabkan pula oleh
lebih lama.
cairan.
FVE) yang terjadi saat tubuh menahan air dan natrium dengan proporsi yang
sama dengan CES normal. Karena air dan natrium ditahan dalam tubuh,
51
konsentrasi natrium serum pada intinya tetap normal. FVE selalu menjadi
2011).
natrium dalam waktu terlalu cepat dan banyak, terutama pada klien dengan
cairan yang lebih ketat serta memberikan edukasi terhadap pasien gagal
tidak patuh terhadap pembatasan cairan, dan kurang dari setengah responden
(42,5%) dengan patuh terhadap pembatasan cairan. Hal ini disebabkan rasa
jenuh yang dialami oleh pasien gagal ginjal kronik selama dilakukan
hemodialisa.
akibat adanya interaksi antara petugas kesehatan dan pasien sehingga pasien
diet, atau melakukan perubahan gaya hidup) sesuai anjuran terapi dan
keluarga. Serta faktor enabling (faktor pemungkin) yang terdiri dari fasilitas
cairan yang lebih ketat serta memberikan edukasi terhadap pasien gagal
2021
(8,7%) memiliki kepatuhan pembatasan cairan tidak patuh dengan tidak ada
terhadap pembatasan cairan dengan tidak ada overload cairan, serta sebagian
54
pembatasan cairan patuh dengan adanya overload cairan. Hasil uji statistik
Chi Square diketahui p.Value = 0,001 (p.Value< 0,05) sehingga dapat dikatakan
Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Post Hemodialisa Di Rumah Sakit Umum
overload (p=0,35). Semakin besar klien patuh pada pembatasan cairan maka
cairan yang lebih ketat serta memberikan edukasi terhadap pasien gagal
A. Kesimpulan
berikut :
cairan pada pasien gagal ginjal kronik. Hasil uji statistik Chi Square
56
57
B. Saran
2. Bagi Pasien
Subang
secara ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Kowalak, J.P, Weish, W & Mayer, B. (2012). Buku Aja Patofisiologis (Profesional
Guide to Pathophysiology). Jakarta : EGC.
Muttaqin, Arif & Sari, Kumala. (2012). Asuhan Keperawatan Gangguan Siste
Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmodjo. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta :
Rineka Cipta.
Rekam Medik RSUD Kab. Subang. (2020). Jumlah Pasien Gagal Ginjal Kronik
dengan Hemodialisis. Subang : Rekam Medik RSUD Kab. Subang.
Rekam Medik RS AMN PTPN VIII Kab. Subang. (2020). Jumlah Pasien Gagal
Ginjal Kronik dengan Hemodialisis. Subang : Rekam Medik RS AMN PTPN VIII
Kab. Subang.
Suarniati. (2019). Application of nursing care in patients with fluid and electrolyte
needs in hemodialisa room, labuang baji makassar’s hospital. Thesis.
Smeltzer, Suzanne. C & Bare, Brenda. G. (2013). Buku Ajar Keperawatan
Medical Bedah Volume 1-Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.
Kepada Yth :
Direktur RSUD Subang
Kabupaten Subang
Di
Tempat
Dengan Hormat
Oleh karena itu kami mohon bantuan kepada bapak/ibu kiranya dapat berkenan
memberikan izin penelitian yang diperlukan oleh mahasiswa/i kami dibawah ini:
Nama : Junasih
NIM : 19142012016
Judul Penelitian : Hubungan Kepatuhan Pembatasan Cairan
Terhadap Terjadinya Overload Pada Pasien Gagal
Ginjal Kronik di Ruangan Hemodialisa Rumah
Sakit Umum daerah Kabupaten Subang
Tempat Penelitian : Ruang Hemodialisa RSUD Subang
Waktu : 04 Juni – 04 Juli 021
Bulan
Rencana Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober
Pengajuan Judul
Bimbingan Proposal Skripsi
Ujian Sidang Proposal
Skripsi
Penelitian
Bimbingan Skripsi
Ujian Sidang Hasil
INFORMED CONSENT
(PENJELASAN PENELITIAN)
Nama : Junasih
NIM : 19142012016
Alamat :
Cairan Terhadap Terjadinya Overload Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik
penelitian.
B. Prosedur Penelitian
benarnya.
Tidak ada risiko atau efek samping yang ditimbulkan. Tidak perlu khawatir
E. Manfaat
F. Kompensasi
G. Pembiayaan
dapat menghubungi :
Nama : Junasih
NIM : 19142012016
Alamat :
Terima Kasih
Junasih
INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)
(Junasih) (………………………)
KISI-KISI KUESIONER PENELITIAN
Nama : …… (Initial)
No Responden : …….
KEPATUHAN PEMBATASAN CAIRAN
Kadang- Tidak
No Pernyataan Selalu Sering Jarang
Kadang Pernah
1 Saya mengkonsumsi
asupan cairan sesuai yang
dianjurkan petugas
kesehatan.
2 Saya mengkonsumsi air
dalam jumlah banyak.
3 Saya mengkonsumsi
asupan cairan tidak lebih
dari 1000 cc dalam sehari
4 Saya menghitung jumlah
air yang diminum sehari-
hari
5 Saya mengukur jumlah air
kencing (urin) dalam
sehari
6 Saya mengkonsumsi
asupan air sebanyak
jumlah air kencing (urin)
dalam sehari ditambah
dengan ± 500 cc (2-3 gelas
belimbing)
7 Sebelum cuci
darah/hemodialisa, berat
badan saya bertambah dari
berat badan sebelumnya
8 Pada saat kebutuhan cairan
sudah mencapai batas,
untuk menghilangkan haus
biasanya saya mengulum
es batu atau sikat gigi dan
berkumur
9 Saya mengkonsumsi
makanan instan (contoh :
ikan kaleng, buah kaleng,
cornet, jamur kaleng, jus
kalengan, mie kuah, dll)
10 Selain asupan cairan yang
dianjurkan, saya
mengkonsumsi makanan
berkuah (sop, gule
kambing, soto, mie kuah,
sayur lodeh, dll)
11 Saya mengkonsumsi
bayam, daun pepaya, daun
singkong, dan sayuran
yang lain
3. Hitung selisih penambahan berat badan antara berat post hemodialisis pada
4. Hitung penambahan berat badan dengan rumus berat badan post hemodialisis
Misalnya :
a. Berat badan sebelum HD sekarang : 59,60 Kg
Edema
Berat Badan Edema
Selisih
Kode Post HD Pre HD Penambahan Post HD Pre HD
Berat Ket
Responden Sebelumny Saat BB (%) Sebelumny Saat
Badan .
a (HD I) Sekaran a (HD I) Sekaran
g (HD g (HD
II) II)
Frequency Table
Overload Cairan
Kepatuhan
Statistics
jmlk
N Valid 40
Missing 0
Mean 37,42
Median 34,00
Explore
Cases
Descriptives
Median 34,00
Variance 26,302
Minimum 32
Maximum 45
Range 13
Interquartile Range 11
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Overload Cairan
Patuh Count 11 6 17
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,53.
b. Computed only for a 2x2 table
MASTER TABEL PENELITIAN