Disusun oleh:
Kelompok 4
Eria Riski Artanti
Sandy Dwi Aryanto
Nahkoda Rizky P. S.
Ninggarwati
Handayani Samosir
Ayu Dwi Silvia Putri
Dwi Wahyu Setiyarini
Sherli Damara Pertiwi
Rudy Sigit Kurniawan
Aprilia Tri Astuti
15819
15882
15893
15884
15896
15877
15888
15899
15950
16124
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok berbentuk
laporan Analisis Jurnal dengan tema Perawatan Luka sesuai dengan rencana.
Tujuan penugasan ini adalah agar kelompok mampu menganalisis jurnal
terkait dengan masalah perawatan luka. Dalam pengerjaan dan penyelesaian tugas
ini, penulis mendapat dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1.
2.
dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan karya penulis
selanjutnya.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
2
Kata Pengantar..................................................................................................................
2
Daftar Isi............................................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar
Belakang
........................................................................................................................
5
1.2Rumusan
Masalah
........................................................................................................................
6
1.3Tujuan
........................................................................................................................
6
1.4Manfaat
........................................................................................................................
1.4.1
Manfaat
Bagi
Institusi
Rumah
Sakit
........................................................................................................................
6
1.4.2
Manfaat
Bagi
Profesi
Keperawatan
........................................................................................................................
6
1.4.3
Manfaat
Bagi
Iinstansi
Pendidikan
........................................................................................................................
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Campak
2.1.1 Pengertian
..............................................................................................
8
2.1.3
Tanda-tanda kehamilan 10
Pengertian
Hamil
.. 16
2.3 Konsep Trauma pada Kehamilant
Usia
Muda
2.3.1
Pengertian
2.3.2
... 19
Klasifikasi
2.3.3
... 20
Etiologi
2.3.4
... 21
Pengaruh/ Dampak Pada Kehamilan, Persalinan, Dan
Nifas . 22
2.4 Konsep Mioma Uteri
2.4.1 Pengertian
.. 24
2.4.2
Etiologi
Mioma
Uteri
. 24
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Identitas Jurnal ....................................................................................................
32
3.2 Metode .................................................................................................................
33
3.3 Hasil.....................................................................................................................
34
3.4 Analisis dan Pembahasan.....................................................................................
52
3.5 Implikasi Keperawatan.........................................................................................
56
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................
58
4.2 Saran.....................................................................................................................
58
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
60
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kami mengerjakan tugas analisis jurnal ini untuk memenuhi tugas
seminar analisis jurnal blok 2.5. Kelompok kami mendapatkan tugas analisis
jurnal dengan tema Perawatan Luka.
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian
di dunia. Angka kematian yang disebabkan oleh PTM semakin meningkat dari
tahun ke tahun. Hal tersebut dikarenakan adanya perubahan pola hidup
kemajuan teknologi dan peningkatan kesejahteraan yang berdampak secara
langsung pada kesehatan masyarakat. Diabetes mellitus merupakan salah satu
contoh PTM yang sering dialami masyarakat selain penyakit jantung dan
pembuluh darah, stroke dan kanke (Hasbi,2012).
Berdasarkan data WHO (World Health Organization) menunjukan
bahwa pada tahun 2014, 9% remaja yang berusia 18 tahun atau lebih terkena
penyakit diabetes mellitus. Pada tahun 2012, 1,5 juta kematian populasi dunia
disebabkan oleh penyakit diabetes mellitus. Lebih dari 80% kematian yang
disebabkan oleh penyakit diabetes mellitus terjadi di negara berpendapatan
rendah dan sedang, selain itu resiko untuk terkena penyakit diabetes mellitus
lebih tinggi pada masyarakat yang mengalami obesitas, mengonsumsi
makanan yang kurang sehat dan memiliki gaya hidup sedentary. Menurut data
saat yang berkembang saat ini, kira kira 150 juta masyarakat di dunia
menderita diabetes mellitus, dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlah
penderita penyakit diabetes menjadi dua kali lipat dari jumlah penderita saat
ini (WHO, 2015).
Berdasarkan data dari International Diabetes Federation menunjukan
bahwa jumlah tertinggi penderita diabetes mellitus terjadi pada usia 40 dan 59
tahun. Sebanyak 179 juta masyarakat dunia menderita diabetes mellitus yang
5
operasi. Akan tetapi dalam analisis jurnal ini yang akan kami bahas adalah
perawatan luka spesifik pada luka Diabetic Foot Ulcer (DFU).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat diangkat adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep Diabetic Foot Ulcer (DFU) pada penderita
diabetes?
2. Bagaimana konsep perawatan luka yang tepat pada tatanan
keperawatan saat ini ?
3. Bagaimana prosedur perawatan luka pada pasien yang mengalami
ulkus diabetik pada kaki atau Diabetic Foot Ulcer (DFU) ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, kita dapat mengetahui tujuannya
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui konsep terjadinya Diabetic Foot Ulcer (DFU) pada
penderita diabetes.
2. Mengetahui konsep perawatan luka yang tepat pada tatanan
keperawatan saat ini
3. Mengetahui prosedur perawatan luka pada pasien yang mengalami
ulkus diabetik pada kaki atau Diabetic Foot Ulcer (DFU) .
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Instansi Rumah Sakit
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
11
12
14
15
mengkonsumsi obat tersebut setelah fungsi ginjal normal kembali dalam 1-2 hari
setelah terpapar kontras.
Alternatif selain angiografi konvensional
Magnetic Resonance Angiography (MRA): MRA merupakan alternatif
yang dapat digunakan pada penderita resiko tinggi atau penderita yang alergi
bahan kontras. Kontras yang digunakan adalah Gadolinum chelates, berpotensi
menimbulkan 3 efek samping pada penderita dengan insufisiensi renal: acute renal
injury, pseudohipokalemia, dan fibrosis nefrogenic sistemik.
Multidetector Computed Tomographic Angiography (MDCT) menghindari
penusukan arteri. Dengan menggunakan injeksi kontras intravenous, CT scan
multidetektor (16 atau 64 channel) dapat meningkatkan resolusi gambar
angiografi dan dengan kecepatan relatif tinggi. Penggunaan kontras pada MDCT
mempunyai resiko yang sama.
Carbondioxide Angiography merupakan salah satu alternatif pada
penderita dengan insufisiensi renal, tetapi tidak secara luas dapat digunakan dan
masih membutuhkan bahan kontras iodium sebagai tambahan gas karbondioksida
untuk mendapatkan gambar yang baik.
Plain radiografi tidak digunakan untuk pemeriksaan rutin pada penyakit
arteri perifer oklusif. Hal ini disebabkan kalsifikasi arteri yang terlihat pada plain
radiografi bukan merupakan indikator spesifik penyakit aterosklerosis. Kalsifikasi
pada lapisan media arteri bukan merupakan diagnosis. aterosklerosis, bahkan juga
kalsifikasi pada lapisan intima yang merupakan diagnosis aterosklerosis, tidak
akan menyebabkan stenosis hemodinamik yang signifikan.
2.4 Klasifikasi Patologi Diabetic Foot Ulcer
Penilaian dan klasifikasi ulkus diabetes sangat penting untuk membantu
perencanaan terapi dari berbagai pendekatan dan membantu memprediksi hasil.
Beberapa sistem klasifikasi ulkus telah dibuat yang didasarkan pada beberapa
parameter yaitu luasnya infeksi, neuropati, iskemia, kedalaman atau luasnya luka,
dan lokasi. Sistem klasifikasi yang paling banyak digunakan pada ulkus diabetes
adalah Sistem Klasifikasi Ulkus Wagner-Meggit yang didasarkan pada kedalaman
luka dan terdiri dari 6 grade luka (Tabel 1).
16
Guideline
The
Infectious
Disease
mengelompokkan kaki
diabetik yang terinfeksi dalam beberapa kategori, yaitu:
Mild : terbatas hanya pada kulit dan jaringan subkutan
17
of
America,
papain,
colagenase,
fibrinolisin-Dnase,
papainurea,
streptokinase,
streptodornase dan tripsin. Agen topikal diberikan pada luka sehari sekali,
kemudian dibungkus dengan balutan tertutup. Penggunaan agen topikal tersebut
tidak memberikan keuntungan tambahan dibanding dengan perawatan terapi
standar. Oleh karena itu, penggunaannya terbatas dan secara umum diindikasikan
untuk memperlambat ulserasi dekubitus pada kaki dan pada luka dengan perfusi
arteri terbatas.
Debridement mekanis mengurangi dan membuang jaringan nekrotik pada
dasar luka. Teknik debridement mekanis yang sederhana adalah pada aplikasi kasa
basah-kering (wet-to-dry saline gauze). Setelah kain kasa basah dilekatkan pada
dasar luka dan dibiarkan sampai mengering, debris nekrotik menempel pada kasa
dan secara mekanis akan terkelupas dari dasar luka ketika kasa dilepaskan.
2.5.2 Offloading
Offloading adalah pengurangan tekanan pada ulkus, menjadi salah satu
komponen penanganan ulkus diabetes. Ulserasi biasanya terjadi pada area telapak
kaki yang mendapat tekanan tinggi. Bed rest merupakan satu cara yang ideal
untuk mengurangi tekanan tetapi sulit untuk dilakukan Total Contact Casting
(TCC) merupakan metode offloading yang paling efektif. TCC dibuat dari gips
yang dibentuk secara khusus untuk menyebarkan beban pasien keluar dari area
ulkus. Metode ini memungkinkan penderita untuk berjalan selama perawatan dan
bermanfaat
untuk mengontrol
adanya
edema
yang
dapat mengganggu
penyembuhan luka. Meskipun sukar dan lama, TCC dapat mengurangi tekanan
pada luka dan itu ditunjukkan oleh penyembuhan 73-100%. Kerugian TCC antara
lain membutuhkan ketrampilan dan waktu, iritasi dari gips dapat menimbulkan
luka baru, kesulitan untuk menilai luka setiap harinya.
Karena beberapa kerugian TCC tersebut, lebih banyak digunakan Cam
Walker, removable cast walker, sehingga memungkinkan untuk inspeksi luka
setiap hari, penggantian balutan, dan deteksi infeksi dini.
19
20
2.5.4 Pembedahan
1. Debridement
Debridement dilakukan untuk membuang jaringan mati dan terinfeksi dari ulkus,
callus hipertropik. Pada debridement juga ditentukan kedalaman dan adanya
tulang atau sendi yang terinfeksi.
2. Pembedahan Revisional
Pembedahan revisional dilakukan pada tulang untuk memindahkan titik beban.
Tindakan tersebut meliputi reseksi metatarsal atau ostektomi
3.Pembedahan Vaskuler, Indikasi pembedahan vaskuler apabila ditemukan adanya
gejala dari kelainan pembuluh darah, yaitu nyeri hebat, luka yang tidak sembuh,
adanya gangren.
4.Autologous skin graft merupakan ukuran standar penutupan luka partial
thickness.
5.Skin allograft memungkinkan penutupan luka yang luas dan dalam dimana
dasar luka tidak mencukupi untuk dilakukannya autologus skin graft
6. Jaringan pengganti kulit (Dermagraft dan Apligraft)
7. Penutupan dengan flap
2.6 Pencegahan Diabetic Foot Ulcer
Pengawasan dan perawatan penyakit diabetes dapat mencegah ulkus diabetes.
Regulasi kadar gula darah dapat mencegah neuropati perifer atau mencegah
keadaan yang lebih buruk.
Penderita diabetes harus memeriksa kakinya setiap hari, menjaga tetap bersih
dengan sabun dan air serta menjaga kelembaban kaki dengan pelembab topikal.
Sepatu dan alas kaki harus dipilih secara khusus untuk mencegah adanya gesekan
atau tekanan pada kaki.
2.7 Konsep Perawatan Luka
2.7.1 Definisi Perawatan Luka
Perawatan Luka adalah tindakan keperawatan yaitu berupa mengganti
balutan dan membersihkan luka baik pada luka yang bersih maupun luka yang
kotor
21
22
BAB III
ANALISA JURNAL
3.1 Identitas Jurnal
Judul Jurnal Utama
Penulis
Tahun Terbit
: 2015
Tempat Terbit
: Iran
Penulis
Tahun Terbit
: 2013
Tempat Terbit
: Denpasar, Bali
Penulis
: Dewi
Tahun Terbit
: 2013
23
Tempat Terbit
: Denpasar, Bali
Penulis
: Shi E, Shofler D
Tahun Terbit
: 2014
Tempat Terbit
: UK
Penulis
Tahun Terbit
: 2015
Tempat Terbit
: Germany
Penulis
Tahun Terbit
: 2015
Tempat Terbit
: USA
Penulis
Tahun Terbit
: 2015
Tempat Terbit
: Boston, MA
Penulis
Tahun Terbit
: 2012
24
Tempat Terbit
: Greece
: Wound Care
To recovery wound
25
judul subjek medis (MESH). Desain penelitian yang disertakan adalah percobaan
acak terkontrol, studi kasus-kontrol, studi kohort, studi terkontrol prospektif dan
retrospektif, studi crosssectional, dan studi review. Kami mencari bibliografi
untuk publikasi yang relevan untuk mengidentifikasi studi lainnya.
3.4 Analisa Hasil dan Pembahasan
Diabetes adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemia yang dihasilkan dari adanya kelainan pada sekresi insulin, kerja
insulin, atau keduanya. Hiperglikemia kronis diabetes berhubungan dengan
kerusakan jangka panjang, disfungsi, dan kegagalan berbagai organ, terutama
mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah. (American Diabetes
Association, 2013)
Pasien dengan diabetes mempunyai peluang besar mengalami ulkus
diabetik pada kaki atau sering disebut Diabetic Foot Ulcer (DFU). Ulkus
Kaki Diabetik merupakan Kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi
diabetes yang paling signifikan, dan didefinisikan sebagai kaki yang terkena
koreng yang terkait dengan neuropati dan / atau perifer. Ulcus kaki diabetik
ini juga sering disebut Penyakit arteri ekstremitas bawah pada pasien dengan
diabetes. (kleopatra, dkk, 2012).
Untuk etiologic penyakit Diabetic Foot Ulcer ini sendiri bisa dilihat
dari skema berikut
26
pada luka.
Ada beberapa
28
metode
debridement,
antara
29
lokasi, kedalaman, jumlah bekas luka atau slough, eksudat, kondisi margin
luka, adanya infeksi dan sakit, dan kemudahan untuk dibentuk sesuai
kebutuhan. Dressing untuk luka dapat dikategorikan sebagai pasif, aktif,
atau interaktif. Dressing pasif digunakan sebagai fungsi pelindung dan
untuk luka akut karena mereka menyerap jumlah yang wajar dari eksudat
dan memastikan perlindungan yang baik. Dressing aktif dan interaktif
mampu memodifikasi fisiologi luka dengan merangsang aktivitas selular
dan pelepasan faktor pertumbuhan.Selain itu, dressing digunakan untuk
luka kronis karena dressing mudah beradaptasi dengan luka dan
mempertahankan lingkungan lembab yang dapat merangsang proses
penyembuhan. kategori utama dressing yang digunakan untuk Diabetic
Foot Ulcer adalah sebagai berikut: film, hidrogel, hidrokoloid, alginat,
busa, hidrocoloid (Tabel 2).
31
tujuan
utama
dari
manajemen
DFU
berfokus
pada
32
elective,
difasilitasi
difusi
menggunakan
oksigen
mengikat
dan
melepaskan molekul.
b. Stimulasi Listrik (Electrical Stimulation) : Stimulasi listrik ini
merupakan terapi tambahan untuk penyembuhan DFU
dalam
33
luka
noninvasif
yang
menggunakan
mekasnisme
dan
eksudat
kronik,
mengurangi
kolonisasi
bakteri,
aplikasi
dari
terapi
ini
muncul
untuk
mempercepat
membersihkan luka dengan normal salin atau larutan NaCl 0,9% dan ditambahkan
dengan providone iodine, kemudian ditutup dengan kassa kering. Tujuan dari
balutan konvensional ini adalah untuk melindungi luka dari infeksi. Akan tetapi
metode konvensional yang digunakan menyebabkan rasa tidak nyaman pada
pasien dikarenakan kassa kering yang menepel pada pasien menimbulkan rasa
sakit. Setelah mengenal adanya metode balutan modern atau manajemen luka
dengan lingkungan yang lembab, beberapa penelitian membuktikan bahwa
balutan modern lebih efekif dibandingkan balutan kassa (metode konvensional),
hasil dari penelitian tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi luka (luas, kedalaman
luka, dan lama perawatan luka) dan standar biaya perawatan yang ditetapkan.
Pasien diabetes dengan riwayat ulkus disarankan untuk melakukan
perawatan dan penilaian kaki serta konsultasi vaskular jika dicurigai adanya
penyakit arteri perifer setiap 1-2 bulan oleh dokter spesialis bedah dan penyakit
dalam. Penilaian dan tatalaksana jangka panjang yang dilakukan meliputi
debridement secara regular dari kalus atau jaringan nekrotik untuk mengurangi
tekanan dan risiko ulkus kaki. Kontrol gula yang ketat, pemantauan status
vaskular dan neurologi, serta penggunaan alas kaki yang sesuai akan menurunkan
risiko kelanjutan ulkus kaki diabetik pada pasien yang berisiko tinggi ini.
3.4 Implikasi Keperawatan
Implikasi keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
1. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat- obatan untuk menangani
2.
3.
4.
5.
lingkungan pasien.
6. Mendampingi pasien untuk tetap mengontrol kondisi luka secara berkala.
36
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1
37
4.2 Saran
1 Pasien
a) Melakukan perawatan terhadap dirinya (luka).
b) Menjaga kebersihan daerah luka.
c) Konsultasi vaskular jika dicurigai adanya penyakit arteri perifer setiap
1-2 bulan oleh dokter spesialis bedah dan penyakit dalam.
2 Keluarga
a) Mendampingi pasien.
b) Membantu pasien dalam melakukan perawatan.
c) Mengingatkan pasien untuk pengobatan dan kebesihan daerah luka.
3 Perawat
a) Melakukan kontrol secara rutin/ berkala kepada pasien penderita
Diabetic Foot Ulcer (DFU).
b) Memberikan informasi dan wawasan kepada pasien mengenai penyakit
diabetes mellitus dengan komplikasi ulkus diabetik pada kaki atau
Diabetic Foot Ulcer (DFU) serta perawatan yang tepat.
c) Menjaga kondisi luka pasien tetap bersih.
38
DAFTAR PUSTAKA
12 .S6.
http://care.diabetesjournals.org/content/36/Supplement_1/S67.short di akses pada
tanggal 03 April 2015 pukul 23.27
http://www.diabetetes.org. American Diabetes Association di akses pada 3 april
2015 pukul 11.15
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-nurulagriy-5372-2babiir-1.pdf diakses pada tanggal 26 Maret 2015 pukul 22.40
http://www.idf.org/diabetesatlas/update-2014 di akses pada tanggal 25 Maret
pukul 14.30
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/02.%20Perawatan%20Ulkus%20Diabetes.pdf
Di akses pada hari Kamis, 26 Maret 2015 pukul 16.00
39
http://www.pps.unud.ac.id/disertasi/pdf_thesis/unud-89-375372713 isi
%20disertasi.pdf diakses pada tanggal 26 Maret 2015 pukul 22.45
http://www.pps.unud.ac.id/disertasi/pdf_thesis/unud-89-375372713-isi%20disertasi.pdf
40