KELOMPOK 5
Eria Riski Artanti
15819
15822
15863
15877
Ririn Setia R
15879
Wahyu Haryanti
15781
Lilin Krisnani
15782
Mahmasoni Masdar
15883
Ninggarwati
15884
Suci Setyaningtyas
15887
15888
Wisnu Wijaya
15890
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas asuhan keperawatan yang berjudul
GANGGUAN SOMATOFORM DAN BODY IMAGE ini tepat pada waktunya.
Dalam pengerjaan dan penyelesaian tugas ini, kami mendapat dukungan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ibrahim R, S.Kp., S.Pd., M.Kes selaku dosen pembimbing
2. Semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas analisis jurnal
ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini belum sempurna. Untuk itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan karya kami selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................
1.3 Tujuan .......................................................................................................
1.4 Manfaat......................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kanker Payudara........................................................................................
2.2 Mastektomi................................................................................................
2.3 Indikasi Tindakan Mastektomi..................................................................
2.4 Gambaran Diri...........................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Kasus.........................................................................................................
3.2 Pengkajian.................................................................................................
3.3 Asuhan Keperawatan.................................................................................
3.4 Analisa Jurnal............................................................................................
BAB IV IMPLIKASI KEPERAWATAN
Implikasi Keperawatan...................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................................
5.2 Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker payudara merupakan penyakit yang sering ditemukan pada wanita. Kanker
payudara adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel yang tidak terkontrol
pada jaringan payudara (Noviyanti FA& Purnami SW, 2012). Berdasarkan riset kesehatan
dasar RI pada tahun 2013, prevalensi kanker payudara di Indonesia sebesar 0,5% atau
diperkirakan sebanyak 61.682 penderita. Selain itu, menurut GLOBOCAN (IARC)
kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan presentase kasus baru yang
tertinggi, yaitu sebesar 43,3% (Kemenkes, 2015).
Dalam penatalaksanaan kanker payudara, dapat dilakukan beberapa treatment.
Pada awal treatment biasanya diawali dengan terapi adjuvant yang mungkin kombinasi
dari kemoterapi, terapi radiasi dan treatmen hormonal (Przezdzieck et al, 2012). Kanker
payudara juga dapat dihilangkan dengan menggunakan operasi (National cencer institute,
2012). Operasi payudara dapat dilakukan sebagian atau seluruh jaringan yang dihilangkan
pada satu atau dua payudara. Salah satu contoh operasi payudara adalah mastectomy
(Przezdzieck et al, 2012).. Mastectomy adalah pengangkatan seluruh jaringan payudara.
Operasi mastectomy mempunyai beberapa dampak terhadap pasien kanker
payudara. Dampak tersebut adalah survivor kanker mengalami gangguan psikologi
distress yang berkepanjangan karena adanya perubahan pada penampilan fisik dan
gambaran diri (Body image). Hal ini dikarenakan, kehilagan payudara berhubungan
dengan identitas wanita, seksualitas, dan sense of self (Przezdzieck et al, 2012).
Body image adalah gambaran mental terhadap tubuhnya. Sebanyak 33% pasien
kanker payudara melaporkan masalah gangguan body image pada bulan awal setelah
didiagnosis, hal ini lama kelamaan akan mengganggu kualitas hidup pasien. (Chen CL et
al, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Montebarruci dalam Chen et al, 2012
menunjukan bahwa wanita yang menjalankan operasi mastectomy mempunyai tingkat
kecemasan dan ketidakpuasaan yang tinggi terhadap body image.
Sebagai bagian dari petugas kesehatan, perawat diharapkan mampu untuk
mengenal gejala dari body image disorder. Sehingga perawat dapat menentukan dan
merencanakan asuhan keperawatan yang tepat untuk menghindari efek jangka panjang
yang ditimbulkan dari body image disorder.
1.2 Rumusan Masalah
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1 Stadium TNM Kanker Payudara berdasarkan AJCC 2002 (dikutip dari
PERABOI, 2010)
Gambar 2.2 Stadium TNM Kanker Payudara berdasarkan AJCC 2010 (dikutip dari
Kemenkes, 2015)
2.1.4 Terapi
Terapi yang dapat dilakukan oleh pasien kanker payudara diantaranya adalah
1. Pembedahan.
Pembedahan dilakukan terutama untuk kanker payudara stadium awal.
Beberapa jenis tipe pembedahan adalah mastektomi radikal, mastektomi radikal
modifikasi (Patey), mastektomi radikal modifikasi (Uchinclos dan Maaden),
mastektomi simpel dan Breast Conserving Surgery (BCS).
2. Radioterapi
Radioterapi adalah terapi loko regional ataupun terapi dengan sinar x.
radioterapi dapat dilakukan sebagai radioterapi sebelum pembedahan, sesudah
pembedahan, dan saat paliatif.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah terapi yang diberikan sebagai kombinasi. Pemberian
kemoterapi dapat dilakukan sebelum pembedahan, sesudah pembedahan,
sebagai terapi terapeutik dan sebagai anti angiogenesis.
4. Terapi biologis
Terapi biologis adalah terapi target molekul atau terapi imunologi.
5. Terapi hormonal
Terapi hormon diberikan pada penderita kanker payudara dengan reseptor
hormonal yang positif terutama estrogen reseptor dan progesteron reseptor
positif. Pemberian terapi hormonal dapat bersifat aditif (memberikan terapi
hormonal tambahan) dan ablative (menghilangkan sumber hormon tertentu)
(PERABOI, 2010).
2.2 Mastektomi
2.2.1 Pengertian Mastektomi
pembedahan
yang
melakukan
pengangkatan
payudara
sevara
keseluruhan, termasuk semua jaringan pada payudara dan jaringan lain disekitar
jaringan payudara.
2.2.2
Jenis Mastektomi
Beberapa jenis dari mastektomi diantaranya adalah sebagai berikut:
2.2.2.1 Mastektomi total atau Sederhana (Total or simple Mastectomy)
Mastektomi total (sederhana) adalah prosedur mastektomi dimana
dilakukan pengangkatan seluruh bagian payudara, termasuk puting,
areola, dan sebagian besar kulit di atasnya (Johns Hopkins Medicine,
2015).
2.2.2.2 Mastektomi Modifikasi Radikal (Modified Radical Mastectomy)
Mastektomi Modifikasi Radikal adalah prosedur mastektomi
dimana dilakukan
areola, kulit di atasnya, dan lapisan atas otot-otot dada. Selain itu, dapat
dilakukan pengangkatan beberapa kelenjar getah bening di bawah lengan
yang biasa disebut kelenjar getah bening aksila. Dalam beberapa kasus
pembedahan mastektomi, bagian dari otot dinding dada juga dapat
diangkat (Johns Hopkins Medicine, 2015). Pembedahan mastektomi jenis
ini digunakan sebagai pengobatan bagi kanker payudara yang invasive
(Brunner and Suddarth, 2014).
2.2.2.3 Mastektomi Radikal (Radical Mastectomy)
Mastektomi Radikal merupakan prosedur mastektomi yang banyak
dilakukan dibandingkan dengan jenis pembedahan mastektomi yang lain
dan dianggap sebagai operasi standar. Prosedur mastektomi jenis ini
merupakan pengangkatan seluruh payudara, termasuk puting, areola, kulit
di atasnya, kelenjar getah bening di bawah lengan, dan otot-otot dada.
Namun, saat ini prosedur pembedahan jenis ini jarang dilakukan dan
umumnya hanya disarankan ketika kanker payudara telah menyebar ke
otot-otot dada (Johns Hopkins Medicine, 2015).
9
operasi
rekonstruksi
payudara
dapat
dilakukan
untuk
endokrin
Peradangan pada kanker payudara
Mikroklasifikasi yang tak tentu/ secara luas dan ganas
Kehamilan dini
Kekambuhan lokal setelah melakukan BCS (American Society of Breast Surgeons,
2014).
Gambaran diri yang positif mempengaruhi harga diri, penerimaan diri dan keseimbangan
pola hidup (NEDC, 2015).
Gambaran diri negatif adalah keyakinan bahwa orang-orang disekitarnya hanya
tertarik dengan bentuk tubuh tertentu, merasa malu, tidak nyaman dan aneh pada
tubuhnya sendiri. Hal ini terjadi karena pengaruh jenis kelamin, bullying, media masa,
dikelilingi oleh orang-orang yang fokus dengan penampilan, kegemukan dan orientasi
seksual pada laki-laki (NEDC, 2015). Selain itu juga dapat disebabkan oleh stresor
berupa operasi seperti masektomi (Keliat, 1994 dalam Muhith, 2015).
Gambaran diri negatif atau sering disebut gangguan citra tubuh memiliki tanda dan
gejala, sebagai berikut (Muhith, 2015):
1. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah,
2. Tidak menerima perubahan tubuh yang telah atau akan terjadi,
3. Menolak penjelasan perubahan tubuh,
4. Persepsi negatif pada tubuh,
5. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang,
6. Mengungkapkan keputusasaan,
7. Mengungkapkan ketakutan.
Cognitive Behavioral Therapy, sebuah terapi yang bisa diaplikasikan pada gambaran
diri negatif. Sebuah pendekatan dimana mengakui pikiran irasional, dianalisis, dan
direstrukturisasi untuk berbicara lebih rasional. Tindakan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi gangguan citra tubuh berupa mendiskusikan perubahan bentuk dan fungsi
tubuh, mendiskusikan kemampuan positif yang dimiliki individu diluar perubahan yang
terjadi (Muhith, 2015). Selain itu, tari dan terapi gerakan sering digunakan untuk
mengembangkan kepercayaan yang lebih besar dan apresiasi dari tubuh seseorang (EDH,
2016).
12
13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Kasus
Ny. M (31 tahun) sudah menikah dan saat ini H+7 post-mastectomy. Saat dilakukan interview untuk mengkaji aspek
psikologinya didapatkan bahwa menurut Ny M, payudara merupakan bagian dari citra tubuh wanita yang membuat wanita
merasa cantik. Namun, tindakan mastectomy yang telah dilakukan, ia merasa sudah tidak menjadi wanita yang utuh dan lebih
menyembunyikan area dadanya karena merasa tidak percaya diri. Ia berusaha menerima keaadaanya dengan berkata aku tidak
buruk secara berulang-ulang, tetapi tetap saja ia belum bisa menerima keadaannya saat ini, dan kadang-kadang ia mengatakan
kata-kata yang buruk pada dirinya sendiri. Ny M sering menghindari cermin dan kegiatan yang bisa mengekspos bagian
tubuhnya (seperti: berenang, senam, dan berjemur di pantai). Padahal itu merupakan kegiatan-kegiatan yang ia senangi dan
sering ia lakukan bersama teman-temannya. Bahkan pikiran-pikiran buruknya telah menghentikannya untuk berhubungan intim
dengan pasangannya. Selain itu, ia merasa tidak nyaman dengan orang lain yang ingin tahu keadaan kesehatannya. Apalagi
ketika orang melihat salah satu payudaranya yang hilang. aku merasa memiliki harga diri yang rendah dan waktu luangku lebih
banyak kuhabiskan di rumah merupakan kalimat terakhir yang ia sampaikan saat dilakukan interview.
3.2 Pengkajian
No.
1.
Data
Data Objektif
Berdasarkan pengkajian Ny
menghindari kaca dan
kegiatan yang mekeksoos
tubuhnya seperti berenang,
senam dan berjemur di pantai
Data Subjektif
Problem
Etiologi
Symptom
-tidak ada bagian
tubuh tertentu
-menghindari melihat
Diagnosa
Gangguan citra diri
berhubungan dengan
prosedur pembedahan
tubuh
-perubahan
keterlibatan sosial
14
Gangguan
1.Kemampuan yang
situasional (00120)
fungsional
rendah dalam
situasional
tubuh
berhubungan dengan
2.mengucapkan hal-
menyembunyikan area
persepsi negatif
tentang dirinya
percaya diri.
2. dia mengatakan belum bisa
menerima keadaannya
3. dia merasa memiliki harga
(spesifik)
diri rendah
gangguan fungsional
tubuh
situasi khusus
Domain 6 :
Persepsi diri
Kelas 2 : Harga diri
Data objektif:3
.
Data subjektif:
Gangguan
interaksi sosial
Definisi:
ketidakcukupan
atau terlalu
banyak kuantitas
Masalah
konsep diri
-Ketidaknyamanan
berada dalam
situasi sosial
-disfungsi interaksi
dengan orang lain
Gangguan interaksi
sosial Berhubungan
dengan Masalah
konsep diri
15
4
.
atau kualitas
dari hubungan
sosial
Domain: 7 role
relationship
Kelas: 3 role
performance
Disfungsi seksual
Definisi :
Keadaan di mana
pengalaman
individu
mengalami
perubahan dalam
fungsi seksual
selama fase respon
seksual keinginan,
eksitasi, dan / atau
orgasme, yang
dipandang sebagai
memuaskan, tidak
menguntungkan,
atau tidak adekuat.
Domain:8
seksualitas
Kelas: 2 fungsi
seksual
-Ketidakpuasan
dengan hubungan
sosial
Perubahan
fungsi
tubuh
-perubahan
aktifitas sosial
-pembatasan
hubungan seksual
-penurunan
keinginan
hubungan seksual
Disfungsi seksual
berhubungan dengan
Perubahan fungsi
tubuh
No.
Diagnosa
Perencanaan
NOC
Keperawatan
1.
Gangguan
citra diri
berhubungan
dengan
prosedur
pembedahan
Evaluasi
NIC
a. Body
a. Body image
Indikasi:
-
Gambaran internal
diri dari skor
1(tidak positif)
menjadi level
4(sering positif)
enhancement
-
diri
klienberdasarkan
status
-
yang
perkembangannya
membantu
klien
mendiskusikan
perubahan
disebabkan
oleh
penyakit
atau
pembedahan
jika
dibutuhkan
memonitor
klien
3(kadang positif)
berubah
menentukan persepsi
pasien dan keluarga
dari perubahan body
image dan realitas
b. Self esteem
-
Meyakinkan
klien
mengidentifikasi
kekuatan
-
Membantu
pasien
mengidentifikasi
respon positif dari
orang lain
18
2.
Harga diri
rendah
situasional
berhubungan
gangguan
fungsional
tubuh
yang
kekuatan
Bantu
pasien
menentukan
tujuan
Mengucapkan
keadaan diri*
Perkuat
meningkat
pribadi pasien
Dihargai orang
bahwa menerima
Monitor pernyataan
harga diri pasien
lain*
-
esteem
enhancement
Menerima
kekurangan diri*
Self
1.
Fasilitasi lingkungan
dan aktifitas yang
akan meningkatkan
3(sometime positive)
harga diri
19
Tunjukkan
kepercayaan
mengenai
kemampuan
untuk
pasien
mengatasi
situasi
3. Coping
Enhancement
(
Peningkatan
Koping)
-
yang
dengan
mendukung
keadaan pasien
Dampingi
pasien
mengklarifikasi
konsep-konsep yang
20
salah
Dampingi
pasien
untuk menyelesaikan
-
masalah
Sediakan
pilihan
yang
realistik
tentang
aspek
perawatan
yang
benar
Dampingi
pasien
untuk
mengidentifikasi
strategi yang positif
untuk
menerima
kekurangannya.
3.
Gangguan
Interaksi
sosial
berhubunga
n dengan
Masalah
konsep diri
yang
a. Ketrampilan
a. Modifikasi perilaku
interaksi sosial
Indikasi :
-Bantu
mengidentifikasi
asertif
-Membantu klien
mengidentifikasi
b. Keterlibatan social
kemungkinan tindakan dan
Indikasi :
konsekuensi dari hubungan
-Mengidentifikasi hambatan
interpersonal/ sosialnya.
sosialnya
-Membantu pasien
mengidentifikasi hasil yang
diinginkan dalam hubungan
interpersonal.
a. Peningkatan
sosialisasi
- Mendukung klien
untuk mau berbagi
masalah dengan orang
lain
-Mendukung klien untuk
merubah
lingkungan
seperti keluar untuk
jalan-jalan atau melihat
film
-
Memfasilitasi
masukan
22
4.
Disfungsi
sexual
berhubungan
dengan
Perubahan
fungsi tubuh
Definisi :
Keadaan di
mana
pengalaman
individu
mengalami
perubahan
dalam fungsi
seksual selama
fase respon
seksual
keinginan,
eksitasi, dan /
Indikasi:
Dapat
Menghindari
keengganan
menunjukkan
demonstrated) ke skala 4
yang
dan
tentang
23
atau orgasme,
yang
dipandang
sebagai
memuaskan,
tidak
menguntungka
n, atau tidak
adekuat.
fungsi seksual
24
Penulis
Tahun Terbit
Tempat Terbit
, Fariborz
Partisipan dari penelitian ini berjumlah 72 orang dan dibagi menjadi dua grup,
yang mana 32 orang diperlakukan sebagai kelompok intevensi (diberi konselingi:
Ellis rational emotive behavior therapy (REBT)), dan 40 orang sebagai kelompok
kontrol (tidak diberi konseling). Kesemua partisipan adalah mereka yang mengalami
kanker payudara dan telah dilakukan treatment operasi (mastektomi).
3.4.2
25
treatment nya. Selain itu, hal tersebut sekaligus membuktikan bahwa macam-macam
intervensi psikososial seperti support group, intervensi edukasi, patient discussion
groups, interpersonal relationships, maupun cognitive-behavioral therapy merupakan
intervensi yang dapat mengurangi distres setelah terdiagnosa kanker payudara dan
setelah diberi treatment seperti mastektomi (Fadaei et al, 2011; Meyer dan Mark,
1995; dalam Fadaei et al, 2011).
27
BAB IV
IMPLIKASI KEPERAWATAN
Berdasarkan asuhan keperawatan dan pembahasan, dapat dilakukan beberapa implikasi
keperawatan sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
BAB V
28
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pasien post-mastectomy berpeluang untuk mengalami gangguan gambaran citra diri.
Penerapan behavioural cognitive conseling dinilai efektif pada pasien post-mastectomy.
Setelah dilakukan konseling, koping pasien terhadap permasalahan gangguan gambaran citra
diri menjadi lebih positif. Evidence based yang ada juga menyimpulkan bahwa terapi
psikososial sangat efektif untuk mengurangi stres pada pasien post-mastectomy berkaitan
dengan gangguan gambaran citra diri.
5.2 Saran
a. Perawat sebaiknya peka dengan kondisi psikologis pasien pasca tindakan mastectomy.
b. Perawat dapat memberikan berbagai variasi terapi psikososial untuk diterapkan pada
pasien yang mengalami permasalahan gangguan gambaran citra diri post-mastectomy
terutama penerapan behavioural cognitive conseling.
DAFTAR PUSTAKA
29
American Cancer Society. Surgery to Remove Breast Cancer. 2016 [Online] Available at :
http://www.cancer.org/cancer/breastcancer/detailedguide/breast-cancer-treating-surgery
[Accessed 29 February 2016].
Chen CL, Liao MN, Chen SH, Chan PL, dan Chen SC. (2012). Body Image and Its Predictors in
Breast Cancer Patients Receiving Surgery. Cancer Nursing TM,
10.1097/NCC.0b013e3182336f8b
Devita, V.T., Theodore S. Lawrence, Steven A. Rosenberg. 2008. Cancer Principle and Practice
of Oncology, 8th edition. Vol 2 Hlm 1628. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Eating Disorder Hope. [Online] Available at:
http://www.eatingdisorderhope.com/information/body-image [Accessed 1 March 2016].
Fadaei S, Janighorban M, Ahmadi S A, Mokaryan T, Gukizade A. 2011. Effects of cognitive
behavioral counseling on body Image following mastectomy. J Res Med Sci / August 2011; Vol
16, No 8.
Johns Hopkins Medicine. Mastectomy. 2012 [Online] Available at :
http://www.hopkinsmedicine.org/healthlibrary/test_procedures/gynecology/mastectomy_9
2,P07782/ [Accessed 29 February 2016].
Kementrian Kesehatan Indonesia. (2015). Stop kanker. Jakarta; Pusat data dan informasi
kementrian kesehatan RI.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Panduan Nasional Penanganan Kanker :
Kanker Payudara. Hlm. 5 dan 7. Jakarta: Bhakti Husada
Muhith, A. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi.
National Care Institute. (2012). Surgery Choices For Women with DCIS or Breast Cancer. USA;
Depatemen pelayanan dan pendidikan Amerika.
National Eating Disorders Collaboration, Fact Sheet Body Image, 2015 [Online] Available at:
http://www.nedc.com.au/files/Resources/Body%20Image%20Fact%20Sheet.pdf
[Accessed 29 February 2016].
Novianti FA dan Purnami SW. (2012). Analisis diagnosis pasien kanker payudara menggunakan
regresi logistik dan support vector machine(SVM) berdasarkan hasil mamografi. Jurnal sains
dan seni ITS, 1(1) ; 147-152.
30
31