Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN PALIATIF PADA NY.

Y DENGAN CA MAMAE

Latar Belakang
Ca mamae adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan pada payudara,
berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun lobulusnya) maupun
komponen selain kelenjar seperti jaringan lemak, pembuluh darah, dan persyarafan
jaringan payudara (Rasjidi, 2010).
Menurut Kumar dkk (2009), kurva insident usia pada ca mamae bergerak naik terus
sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang di temukan pada wanita usia 20 tahun. Angka
tertingi pada usia 45-66 tahun.
Keperawatan paliatif adalah adalah setiap bentuk perawatan medis atau perawatan
yangberkonsentrasi pada pengurangan keparahan gejala penyakit, daripada berusaha
untuk menghentikan, menunda, atau sebaliknya perkembangan dari penyakit itu
sendiri atau memberikan menyembuhkan.Tujuan utama perawatan paliatif bukan
untuk menyembuhkan penyakit. Dan yang ditangani bukan hanya penderita, tetapi
juga keluarganya (WHO, 2010).
Keperawatan keluarga adalah suatu tindakan keperawatan yang diberikan pada
kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau
tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap,
mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan
lainnya. Johnson’s (1992)
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
Apa Definisi dari ca mamae ?
Apa klasifikasi dari ca mamae ?
Apa etiologi dari ca mamae ?
Bagaimana patofisiologi ca mamae ?
Apa manifestasi klinis dari ca mamae ?
Apa pemeriksaan penunjang ca mamae ?
Bagaimana penatalaksanaan ca mamae ?
Bagaimana menyusun pengkajian dari ca mamae?
Bagaimana menyusun analisis data dari ca mamae?
Apa saja diagnosa yang muncul dari ca mamae ?
Bagaiamana cara menyusun rencana asuhan keperawatan dari ca
mamae?
TUJUAN NYA
Tujuan Umum
Diperolehnya pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan
paliatif dan keperawatan keluarga dengan masalah kesehatan ca mamae
Tujuan Khusus
Mampu menjelaskan Definisi dari ca mamae .
Mampu menjelaskan klasifikasi dari ca mamae
Mampu menjelaskan etiologi dari ca mamae
Mampu menjelaskan Patofisiologi dari ca mamae
Mampu menjelaskan manifestasi dari ca mamae
Mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang dari ca mamae
Mampu menjelaskan Penatalaksanaan dari ca mamae
Mampu menyusun pengkajian dari ca mamae?
Mampu menyusun analisis data dari ca mamae?
Mampu menyusun diagnosa yang muncul dari ca mamae ?
Mampu menyusun cara menyusun rencana asuhan keperawatan dari ca mamae?
ETIOLOGINYA
Tidak satupun penyebab spesifik dari ca mamae,sebaliknya
serangkaian faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian
lingkungan dapt menunjang terjadinya kanker ini. Bukti yang terus
bermunculan menunjukan bahwa perubahan genetik belum
berkaitan dengan ca mamae, namun apa yang menyebabkan
perubahan genetik masih belum diketahui. Perubahan genetik ini
termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal, dan pengaruh
protein yang menekan atau menigkatkan perkembangan ca
mamae. Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium mempunyai
peran penting dalam ca mamae.Dua hormone ovarium utama-
estradiol dan progesterone mengalami perubahan dalam
lingkungan seluler, yang dapat mempengaruhi factor pertumbuhan
bagi camamae(Brunner dan Sudart, 2001).
Patofisiologi
Ca mamae berasal dari jaringan epitel dan paling
sering terjadi pada sistem duktal, mula-mula terjadi
hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel
atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma
insitu dan menginvasi stroma. Karsinoma
membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari
sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar
untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Pada
ukuran itu kira-kira seperempat dari karsinoma
mammae telah bermetastasis. Karsinoma mammae
bermetastasis dengan penyebaran langsung ke
jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan
aliran darah (Prince, Sylvia, Wilson Lorrairee M, 1995).
Manifestasi Klinis
Gejala- gejala kanker payudara yang tidak di sadari dan tidak
di rasakan pada stadium dini menyebabkan bayak penderita
yang berobat dalam kondisi stadium lanjut. Hal tersebut akan
mempersulit penyembuhan dan semakin kecil peluang untuk
di sembuhkan. Bila kanker payudara dapat di ketahui secara
dini maka akan lebih mudah dilakukan pengobatan (Ramli
M, 2013)
Gejala yang timbul data penyakit memasuki stadium lanjut
semakin banyak , seperti:
Timbul benjolan pada payudara yang dapat di raba dengan
tangan, makin lama benjolan makin keras dan bentuknya
tidak beraturan.
Saat benjolan mulai membesar,barulah mulai terasa nyeri
saat ditekan, karena terbentuk penebalan pada kulit payudara
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Non Invasive
Mammografi
Mammografi yaitu pemeriksaan dengan metode radiologis sinar X yang diradiasikan pada
payudara. Kelebihan mammografi adalah kemampuan mendeteksi tumor yang belum
teraba (radius 0,5 cm) sekalipun masih dalam stadium dini.Waktu yang tepat untuk
melakukan mammografi pada wanita usia produktif adalah hari ke 1-14 dari siklus haid.
Pada perempuan usia nonproduktif dianjurkan untuk kapan saja. Ketepatan
pemeriksaan ini berbeda-beda berkisar antara 83%-95%.
Ultrasound
Ultrasound telah digunakan sejak awal 50-an. Alat tersebut sangat berguna dan akurat
dalam mengevaluasi densitas payudara dan dan akurat dalam membedakan antara kista
dengan massa padat. Namun untuk masa yang lebih kecil antara 5-10 mm tidak dapat
divisualisasi dan massa pada jaringan lemak payudara sulit dievaluasi. Keuntungannya
adalah tidak ada radiasi dan tidak ada nyeri.
 
 
Computed Tomografi dan Magnetic Resonance Imaging Scans
Penggunaan CT dan MRI untuk scanning untuk mengevaluasi kelainan payudara
sekarang sudah mulai diselidiki. Teknik ini mengambil peran dalam mengevaluasi axila,
mediastinum dan area supralivikula untuk adenopati dan membantu dalam melakukan
stging pada proses keganasan.
Pencegahan
Pencegahan kanker payudara adalah pencegahan yang bertujuan menurunkan insidens kanker payudara
dan secara tidak langsung akan menurun angka kematian akibat kanker payudara.
 
 
a. Pencegahan Primodial
     

Pencegahan primodial yaitu upaya pencegahan yang ditujukan kepada orang sehat yang memiliki faktor
resiko. Upaya yang dimaksudkan dengan menciptakan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan
kanker payudara tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor resiko lainnya.
Pencegahan primodial dilakukan melalui promosi kesehatan yang ditunjukan pada orang sehat melalui
upaya pola hidup sehat.
b. Pencegahan Primer
     

Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang sehat yang sudah memiliki faktor resiko
untuk terkena kanker payudara. Pencegahan primer dilakukan melalui upaya menghindari diri dari
keterpaparan berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Konsep dasar dari pencegahan
primer adalah menurunkan insiden kanker payudara yang dapat dilakukan dengan:
Mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi.

Memperbanyak aktivitas fisik dengan berolahraga.
 


Menghindari terlalu banyak terkena sinar X atau jenis radiasi lainnya.
 

Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat.Serat akan menyerap zat-zat yang bersifat
karsinigen dan lemak, yang kemudian membawanya keluar melalui feces.

Mengkonsumsi produk kedelai serta produk olahan seperti tahu atau tempe. Kedelai mengandung
flonoid yang berguna untuk mencegah kanker dan genestein yang berfungsi sebagai ektrogen nabati
(fitoestrogen). Ektrogen nabati ini akan menempel pada reseptor estrogen sel-sel epitel saluran kelenjer
susu, sehingga akan menghalangi estrogen asli untuk menempel pada saluran susu yang akan
merangsang tumbuhnya sel kanker.
Penatalaksanaan Medis
Adanya beberapa cara pengobatan kanker payudara yang penerapannya tergantung pada stadium klinik
payudara. Pengobatan kanker payudara biasanya meliputi pembedahan/ operasi, radioterapi/ penyinaran,
kemoterapi, dan terapi hormonal. Penatalaksanaan medis biasanya tidak dalam bentuk tunggal, tetapi dalam
beberapa kombinasi yaitu :
Pembedahan/operasi
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh payudara yang terserang kanker payudara.
Pembedahan paling utama dilakukan pada kanker payudara stadium I dan II. Pembedahan dapat bersifat
kuratif (menyembuhkan) maupun paliatif (menghilangkan gejala-gejala penyakit).
Tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara dapat dilakukan dengan 3 cars yaitu:
Masektomi radikal (lumpektomi), yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Operasi ini selalu
diikuti dengan pemberian pemberian terapi. Biasanya lumpektomi direkomendasikan pada penderita yang
besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
 Masektomi total (masetomi), yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjer di
ketiak.
Modified Mastektomi radikal, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang
dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak.
Radioterapi
Radiologi yaitu proses penyinaraan pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar
gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih terisisa di payudara setelah payudara.tindakan ini
mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit disekitar
payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cendrung menurun sebagai akibat dari radiasi. Pengobatan ini
biasanya diberikan bersamaan dengan lumpektomi atau masektomi.
Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau
melalui infuse yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan
kanker yang kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien
mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat
kemoterapi.
Terapi hormonal
Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai hormone estrogen, oleh karena itu tindakan
mengurangi pembentukan hormone dapat menghambat laju perkembangan sel kanker, terapi hormonal
Komplikasi
Limpedema
limfedema terjadi jika saluran limfe untuk menjamin aliran
balik limfe bersirkulasi umum tidak berfungsi dengan kuat.
Jika nodus axilaris dan sistem limfe di angkat maka sistem
kolater dan axilaris harus mengambil ahli fungsi mereka.
Limfedema dapat dicegah dengan meninggikan setiap
sendi lebih tinggi dari sendi yang prokximal. Jika terjadi
limfedema keluasan biasanya berhubungan dengan jumlah
saluran limfatik kolateral yang diangkat selama
pembedahan (Brunner & Suddharta,2011).

Sidroma hiperkalsemik
Sidroma hiperkalsemik terjadi jika kanker menghasilkan
hormon yang meningkatkan kadar kalsium darah/ hormon
yang secara langsung mempengaruhi tulang.
ASKEP
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian :
Identitas pasien
Nama : Ny.Y

Umur : 35 Tahun
Jenis kelamin : Wanita
Suku : Indonesia
Riwayat penyakit dahulu :
 Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya seperti penyakit payudara jinak ,hyperplasia tipikal.
 Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel proliferative mempunyai resiko dua kali lipat biasanya
mengalami kanker payudara, wanita dengan hyperplasia tipikal mempunyai resiko empat kali lipat untuk mengalami penyakit
ini
 Biasanya pasien mempunyai riwayat pemakaian terapi penggantian hormon dalam waktu yang lama (lebih dari 10-15
tahun)seperti estrogen suplemen.
Riwayat Kesehatan Sekarang :
Biasanya klien mengatakan timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin lama benjolan ini makin
mengeras dan bentuknya tidak beraturan, Klien mengatakan terasa nyeri pada payudara saat benjolan mulai membesar, Klien
mengeluh keluar nanah, darah atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang tidak hamil, Kulit payudara mengerut
seperti kulit jeruk akibat neoplasma menyekat drainase limfatik sehingga terjadi edema dan piting kulit, biasanya klien
mengatakan tubuh terasa lemah, tidak nafsu makan , mual, muntah, ansietas.Terdapat edema ( bengkak) pada lengan atau
kelainan kulit, ruam kulit, dan ulserasi.
Riwayat kesehatan keluarga :
 Kemungkinan ada keluarga yang menderita kanker terutama ibu, anak perempuan serta saudara perempuan. Risikonya
meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker pada usia kurang dari 60 tahun. Risiko meningkat 4-6 kali jika terjadi pada dua
orang saudara langsung.
Tiga atau lebih keluarga dari sisi keluarga yang sama terkena kanker payudara atau ovarium.
Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara atau ovarium dibawah 40 tahun.
Adanya keluarga dari sisi yang sama yang terkena kanker payudara atau ovarium.Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada
keluarga.
Rumusan Diagnosa Keperawatan :
Nyeri pada Ibu Y keluarga bapak X berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan Ca Mama
Kerusakan integritas kulit pada ibu Y keluarga bapak X
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
Skoring prioritas masalah
Nyeri pada Ibu Y keluarga bapak X berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan Ca Mamae.
LAPORAN
Kasus : KASUS PADA PASIEN DENGAN CA MAMAE
NY.Y keluaga Bapak X,berumur 35 tahun mempunyai 2 anak laki-
laki. Anak A (27 thn) dan anak B (25 thn) pekerjaan anak A sebagai
SPG dan An.B sebagai Penjual nasi. Suatu ketika Ny.Y tidak dapat
menahan rasa nyeri sehingga Ny.Y datang ke rumah sakit WM, ibu
datang dengan keluhan nyeri pada payudara sebelah kiri. Nyeri
menjalar sampai ke punggung belakang,keadaan umum pasien
tampak lemah, wajah pasien tampak merintih kesakitan dan sulit
melakukan aktifitas. Awalnya Ny. Y mengatakan timbul benjolan kecil
di payudara sebelah kiri tapi oleh Ny.Y tidak pernah mengontrol
kesehatannya dan mengira benjolan biasa akhirnya lama kelamaan
benjolan semakin besar dan nyeri. Setelah di lakukan pemeriksaan
Ny. Y terdiagnosa Ca Mammae Stadium 4, TTV klien RR :20x /menit,
N:100x/menit,TD:140/80 mmHg, S:37,5 C, keluarga klien mengatakan
luka pada payudara klien semakin membesar dan terasa gatal. Luka
pasien berbau,luka tampak kemerahan,Terdapat push pada luka,
luka teraba hangat, luka melebar dan membengkak.

Anda mungkin juga menyukai