Bangsal Bedah
Preseptor :
Dr. ISMELDI, SpB (K)Onk
yang dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya. Kanker payudara
merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia (KPKN, 2015). Kanker
payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar, dan
jaringan penunjang payudara (Depkes RI, 2009). Setiap 2 dari 10.000 perempuan
payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian yang diakibatkan oleh
adalah sekitar 92/100.000 wanita dengan mortalitas yang cukup tinggi yaitu
27/100.000 atau 18 % dari kematian yang dijumpai pada wanita (KPKN, 2015).
Penyakit ini juga dapat diderita pada laki – laki dengan frekuensi sekitar 1% Di
Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium yang lanjut
(KPKN, 2015).
berakibat fatal bagi wanita dan merupakan penyebab kematian kedua terbesar.
Didaerah Timur Mediterania lebih dari 1,2 juta wanita didiagnosis menderita
kanker payudara (WHO, 2006). Setiap tahunnya diperkirakan bahwa kasus baru
terkait kanker payudara terus meningkat dari 10 juta pada tahun 2002 menjadi 15
juta pada tahun 2025, dengan perkiraan sebanyak 60% kasus terjadi didaerah
insiden kanker payudara antara lain jenis kelamin wanita, usia > 50 tahun, riwayat
infeksi, tumor, atau kanker dapat ditemukan lebih awal. Kanker payudara yang
diobati pada stadium dini memiliki kemungkinan sembuh 95% (Depkes RI, 2009).
pengobatan kanker menyebabkan angka harapan hidup yang lebih pendek. Pasien-
pendekatan terintegrasi berbagai disiplin agar pasien memiliki kualitas hidup yang
baik. Oleh karena itu perlu dilakukannya perawatan dari saat diagnosis yang dapat
mendukung pasien dan keluarga melalui periode sulit dan merencanakan dan
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
2.3 Etiologi
Faktor resiko yang paling kuat untuk kanker payudara adalah jenis
kelamin wanita dan peningkatan usia. Faktor resiko tambahan termasuk faktor
endokrin (contohnya menstruasi dini, tidak pernah mengandung atau memiliki
anak, melahirkan anak pertama pada usia tua, terapi penggantian hormone), faktor
genetik, faktor lingkungan dan gaya hidup (Yulinah dkk, 2011).
2.4 Patofisiologi
Sel tumor ialah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara
autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari
sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Perbedaan sifat sel tumor tergantung
dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsinya, autonominya dalam
pertumbuhan, kemampuan dalam berinfiltrasi dan menyebabkan metastase.
Obat ini bekerja pada semua atau sepanjang siklus sel. Cntohnya yaitu
Obat ini bekerja pada fase khusus.Misal nya obat kanker golongan
fase hanya efektif pada suatu fase atau tahap tertentu dari siklus
pertumbuhan sel.
Farmakokinetik :
Obat sitostatik dalam kategori ini mempunyai keterbatasan dalam
kemampuan/daya bunuhnya, tetapi efeknya dipengaruhi oleh konsentrasi tertentu,
peningkatan dosis tidak akan diikuti oleh kenaikan daya bunuh, tetapi bila suatu
dosis tertentu dipertahankan dalam kurun waktu tertentu, semakin banyak sel
yang masuk dalam fase siklus tertentu dan dibunuh.
2. Antibiotik
Golongan anti tumor antibiotik umumnya obat yang dihasilkan oleh suatu
mikroorganisme, yang umumnya bersifat sel non spesifik, terutama berguna untuk
tumor yang tumbuh lambat. Mekanisme kerja terutama dengan jalan menghambat
sintesa DNA dan RNA. Yang termasuk golongan ini:
- Actinomicin D - Mithramicin.
- Bleomicin - Mitomicyn.
- Daunorubicin - Mitoxantron.
- Doxorubicin
3. Antimetabolit
Golongan ini menghambat sintesa asam nukleat.Beberapa antimetabolit
memiliki struktur analog dengan molekul normal sel yang diperlukan untuk
pembelahan sel, beberapa yang lain menghambat enzym yang penting untuk
pembelahan.Secara umum aktifitasnya meningkat pada sel yang membelah cepat.
XELODA
Kandungan : capesitabin 150 mg, 500 mg/tab
Indikasi :kanker payudara setela gagal regimen, paklitasel dan
antrasiklin, dan kanker kolorektal lini pertama (monoterapi)
Kontra Indikasi :Hipersensitif 5 FU atau fluoropirimidin
Efek samping: kelainan saluran pencernaan, nyeri (abdomen dan
stomatitis), hand foot syndrome, fatigue, sakit kepala, anoreksia
Kemasan : botol 120 tab 500 mg; 60 kap 150 mg; 120 kap 500 mg
Dosis : 2500 mg/m2/hari dibagi 2 dosis selama 2 minggu diikuti 1
minggu istirahat dalam satu siklus.
4. Mitotic Spindle
Golongan obat ini berikatan dengan protein mikrotubuler sehingga
menyebabkan disolusi struktur mitotic spindle pada fase mitosis.
Antara lain:
- Plakitaxel (Taxol) – Vinorelbin
- Docetaxel – Vindesine
- Vinblastine – Vincristine
5. Topoisomerase Inhibitor
Obat ini mengganggu fungsi enzim topoisomerase sehingga menghambat
proses transkripsi dan replikasi. Macam-macamnya antara lain:
6. Hormonal
Beberapa hormonal yang dapat digunakan dalam kemoterapi antara lain:
- Adrenokortikosteroid (Prednison,Metilprednisolon,Dexametason)
- Adrenal inhibitor(Aminoglutethimide,Anastrozole,Letrozole,Mitotane)
- Androgen
- Antiandrogen
- LHRH
- Progestin
7. Cytoprotektive Agents
Macam- macamnya antara lain:
- Amifostin
- Dexrazoxan
8. Monocronal Antibodies
Obat ini memiliki selektifitas relatif untuk jaringan tumor dan
toksisitasnya relatif rendah.mObat ini dapat menyerang sel tertentu secara
langsung, dan dapat pula digabungkan dengan zat radioaktif atau kemoterapi
tertentu. Macam-macamnya antara lain:
- Rituximab
- Trastuzumab
10. Lain-lain
Obat ini tidak mempunyai mekanisme khusus, antara lain:
- L- Asparaginase
- Estramustine
- Lavamisol
- Oktreotide
- Suramin
- Hexamethylmelamine
- Anagrelide
- Interferon alfa
- IL-2
b. Kemoterapi Kombinasi
Pemberian kemoterapi kombinasi untuk mencaegah timbulnnya sel kanker
yang resisten kometerapi saat ini tidak ada yang dapat menghancurkan sel kanker
secara tuntas atau 100 % setiap kali obat kemoterapi diberikan, paling banyak
99,9 % sel kanker yang mati. Menggunakan kemoterapi kombinasi, diharapkan
semakin banyak sel kanker yang dapat mati. Pemberian kemoterapi kombinasi
akan menyebabkan bertambahnnya kejadian dan kualitas efek samping.
3. Gangguan Pencernaan
Beberapa jenis obat Kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi
diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi.
Bila diare: kurangi makanan berserat, sereal, buah dan sayur. Minum banyak
4. Rambut Rontok
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga
minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di
dekat kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat
tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai.
6. Perdarahan
Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah.
Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti, lebam,
bercak merah di kulit.
7. Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh
penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah.
Akibat anemia adalah seorang menjadi merasa lemah, mudah lelah dan tampak
pucat.
- Pasien masuk IGD dengan keluhan nyeri pada bahu dan terdapat benjolan
ditempat lain, pasien dengan ca mammae sudah dioperasi 6 bulan yang lalu
- Ca mammae (S)
- Nafas : 20
Tanggal
Data
Klinik
8/5 9/5 10/5 11/5 12/5
Nadi 120 - - 78 -
Nafas 20 - - 20 -
BB 53 53 53 53 53
NEUT% 50 – 70 % 53,4
LYMPH% 20 – 40 % 36,9
FOLLOW UP
Tanggal Keterangan
Tgl
No Jenis obat Indikasi obat Komentar dan Alasan
Mulai
- Untuk mengatasi efek samping dari
Untuk mengatasi nyeri lambung akibat
1 Ranitidin Inj 8/5 obat-obat yang dapat menyebabkan
kemoterapi dan penggunaan obat NSAID
nyeri lambung.
Penatalaksanaan nyeri kronik pada pasien
2 MST 8/5 - Mengatasi nyeri berat
yang perlu analgesik opioid
- Untuk mencegah pasien dari
3 IVFD RL 8/5 Mengembalikan keseimbangan eletrolit
kekurangan elektrolit
Untuk pengobatan kanker payudara setelah
4 Xeloda 13/5 - Menghambat pertumbuhan sel kanker
gagal dengan regimen
5 Osteocal 13/5 Suplemen kalsium - Untuk mencegah kekurangan kalsium
Pencegahan dan penyembuhan terhadap
6 Neurodex 13/5 - Untuk mencegah kekurangan vitamin
kekurangan vitamin
2. Adakah pengobatan yang tidak dikenal? Tidak ada permasalahan Berdasarkan terapi farmakologi
pasien tidak ada pengobatan yang
tidak diketahui
3. Adakah kondisi klinis yang tidak Tidak ada permasalahan Dari kondisi pasien, tidak ada
diterapi?dan apakah kondisi tersebut kondisi yang tidak diterapi.
membutuhkan terapi obat?
2 Pemilihan obat yang sesuai 1. Bagaimana pemilihan obat? Apakah sudah Tidak ada permasalahan Sudah efektif dan sesuai untuk
efektif dan merupakan obat terpilih pada terapi Ca Mammae
kasus ini?
2. Apakah pemilihan obat tersebut relative Tidak ada permasalahan Semua obat yang diberikan relatif
aman? aman selama dirawat di RS.
2. Apakah jadwal pemberian dosis bisa Tidak ada permasalahan Pasien kemoterapi harus
memasikmalkan efek terapi, kepatuhan, mengikuti sikus kemo secara
meminimalkan efek samping, interaksi obat, teratur.
dan regimen yang komplek?
3. Apakah lama terapi sesuai dengan indikasi? Tidak ada permasalahan Terapi sudah diberikan sesuai
dengan indikasi.
4 Duplikasi terapi 1. Apakah ada duplikasi terapi? Tidak Ada permasalahan Tidak ada duplikasi terapi dalam
pengobatan
5 Alergi obat atau intoleran 1. Apakah pasien alergi atau intoleran Tidak ada permasalahan Pasien tidak memiliki riwayat alergi
terhadap salah satu obat (atau bahan kimia obat.
yang berhubungan dengan pengobatanya)?
2. Apakah pasien telah tahu yang harus Tidak ada permasalahan Keluarga pasien disarankan untuk
dilakukan jika terjadi alergi serius? melapor kepada petugas medis jika
terjadi alergi obat.
6 Efek merugikan obat 1. Apakah ada gejala / permasalahan medis Ada permasalahan - Obat kemoterapi umumnya
yang diinduksi obat? dapat menimbulkan efek
2. Apakah ada interaksi obat dengan Tidak ada permasalahan Tidak ada interaksi obat dengan
makanan? Apakah bermakna secara klinis? makanan
3. Apakah ada interaksi obat dengan data Tidak ada permasalahan Tidak ada interaksi obat dengan
laboratorium? Apakah bermakna secara data laboraturium
klinis?
4. Apakah ada pemberian obat yang kontra Tidak Ada permasalahan Tidak ada obat yang kontraindikasi
indikasi dengan keadaan pasien? dengan keadaan pasien.
1 10/5 9 Penggunaan MST berefek pada rasa mual Sudah diberikan terapi Ranitidine Untuk
mengatasi efek samping dari obat-obat yang
dapat menyebabkan nyeri lambung.
2 13/5 5 Pasien mendapatkan obat pulang Xeloda Sampaikan pada pasien, dan pasien mengerti.
yang digunakan pagi dan sore
tanggal 8 Mei 2017, Pasien masuk IGD dengan keluhan nyeri pada bahu sejak 2
hari sebelumnya, pasien dengan ca mammae sudah dioperasi 6 bulan yang lalu
dipayakumbu dan mendapatkan xeloda 2x2. Tekanan darah pasien pada saat
Ranitidin 2x50 mg dan MST 3x10 mg. untuk pengobatan antikanker pasien
kanker payudara setelah gagal regimen, paklitasel dan antrasiklin, dan kanker
rumus luas permukaan tubuh atau dikenal dengan BSA (Body Surface Area) agar
Dalam perhitungan luas permukaan tubuh pasien ada beberapa rumus yang
Pada kasus ini tinggi badan pasiennya 150 cm dan berat badan pasien 53
kg. Dari rumus diatas didapat luas permukaan tubuh pasien adalah 1,48 m2.
efek sampingnya telah diberikan ranitidine injeksi yang dapat digunakan untuk
obat pulang sebagai obat untuk mengatasi efek samping yang muncul akibat
kemoterapi seperti mual, muntah, sakit kepala, dan kehilangan nafsu makan. Obat
kanker ada yang diberikan tunggal dan ada juga yang diberikan dengan
kombinasi.
5.1 KESIMPULAN
- Perawatan dari saat diagnosis yang dapat mendukung pasien dan keluarga
hidup pasien.
kombinasi.
5.2 SARAN
Departemen kesehatan RI . 2009. Buku Saku Pencegahan kanker leher rahim dan
kanker payudara. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Yulinah, dkk. 2018. ISO Farmakoterapi, Buku 2. Jakarta : Pengurus Pusat Ikatan
Apoteker Indonesia
LAMPIRAN
1. Ranitidin
Kelas terapi : Antiulkus, antagonist H2
Indikasi : Terapi jangka pendek dan pemeliharaan untuk tukak
lambung, tukak duodenum, tukak ringan aktif, refluks
gastroesofagus dan esofagitis erosive, kondisi hipersekresi
patologis. Sebagai bagian regimen multiterapi H. pylori untuk
mengurangi risiko kekambuhan tukak.
Mekanisme Aksi : Menghambat secara kompetitif histamin pada
reseptor H2 sel-sel parietal lambung, yang menghambat sekresi
asam lambung; volume lambung dan konsentrasi ion hidrogen
berkurang. Tidak mempengaruhi sekresi pepsin, sekresi faktor
intrinsik yang distimulasi oleh penta-gastrin, atau serum gastrin.
Dosis : Profilaksis ulkus gastrik dan duodenal terkait NSAID,
dewasa dan anak >12 tahun 300 mg, 2x1; Penurunan asam
lambung (profilaksis aspirasi asam); prosedur operasi i.m atau i.v
lambat 50 mg 45-60 menit sebelum induksi anaestesi (iv injeksi
diencerkan hinggal 20 mL dan diberikan lebih dari 2 menit), PO
150 mg 2 jam sebelum induksi anaestesi dan jika mungkin malam
sebelum operasi. iv infus, 25 mg/jam selama 2 jam; dapat diulangi
setiap 6-8 jam. Profilaksis stres ulcer, dewasa dan anak > 12 tahun,
awal injeksi iv lambat 50 mg, kemudian infus 125-250
mikrogram/kg/jam (atau dengan 150 mg 2x1 PO).
Absorpsi : oral 50%.
Distribusi : volume distribusi untuk fungsi ginjal normal: 1,7 L/kg;
Clcr 25-35 ml/menit:1,76 L/kg; penetrasi melalui sawar darah otak
minimal; berdistribusi ke dalam ASI; ikatan dengan protein 15%;
dimetabolisme di hati menjadi metabolit N-oksida, S-oksida, dan
N-desmetil. Bioavailabilitas oral : 48%.
Waktu paruh eliminasi oral : untuk fungsi ginjal normal : 2,5-3
jam; Clcr 25-35 ml/menit:4-8 jam;
2. RL (Ringer Laktat)
Komposisi : Na laktat 3,1 g, NaCl 6 g, KCl 0,3 g, CaCl2 0,2 g, air untuk
injeksi ad 1000 ml.
Mekanisme aksi : Merupakan larutan isotonic natrium klorida, kalium
klorida, kalsium klorida, dan natrium laktat yang komposisinya mirip
dengan cairan ekstra seluler, terdistribusi kedalam cairan intravaskuler
dan interstisial.
Indikasi : Mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi.
Dosis: 500 – 1000 ml IV, disesuaikan dengan kondisi penderita.
Kontra Indikasi : Hipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati,
laktat asidosis.
Efek samping :Panas, infeksi pada tempat penyuntikan, thrombosis
vena atau flebitis yang meluas dari tempat penyuntikan, ekstravasasi.
Interaksi obat : Larutan yang mengandung fosfat.
3. MST
Kandungan : Morfin Sulfat / Morphine sulfate
Indikasi :Penanganan nyeri kronis pada pasien yang membutuhkan
analgesik opiat.
Kontra Indikasi :Depresi pernafasan, penyakit penyumbatan
saluran nafas, penyakit hati akut, penggunaan bersama penghambat