Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KANKER

PAYUDARA DI RUANG PERAWATAN MAWAR


RUMAH SAKIT BALADHIKA HUSADA

LAPORAN PENDAHULUAN APLIKASI KLINIS

oleh
Okky Perdana Saputra
NIM 152310101092

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus Aplikasi Klinis yang dibuat oleh:

Nama : Okky Perdana Saputra

NIM : 152310101092

Judul : Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kanker


Payudara Di Ruang Perawatan Mawar Rumah Sakit Baladhika Husada

telah diperiksa dan disahkan oleh pembimbing pada:

Hari/tanggal :

Jember, Januari 2018

TIM PEMBIMBING

Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

__________________________ _________________________

NIP.............................................. NIP............................................

Kepala Ruang Mawar

__________________________

NIP..............................................
BAB 1. KONSEP DASAR PENYAKIT

1.1 Anatomi & Fisiologi Payudara


Secara umum, payudara terdiri atas dua jenis jaringan yaitu jaringan
kelenjar dan jaringan stromal. Jaringan kelenjar meliputi lobus dan duktus.
Sedangkan jaringan stromal meliputi jaringan lemak dan jaringan ikat. Payudara
terdapat dalam fasia superfisialis dinding torak ventral yang berkembang
menonjol tegak dari subklavikula sampai dengan costae atau intercostae kelima
sampai keenam (Haryono, 2009)

Puting susu biasanya terletak pada ruang ICS IV pada wanita nullipara,
berwarna merah muda, coklat muda atau lebih gelap tergantung melanisasi tubuh.
Posisi puting biasanya bervariasi mulai dari mengerucut, tergantung dari nervous,
hormonal, perkembangan dan faktor lain.

gambar 1. payudara

Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :

1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.


Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari
alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan
pembuluh darah. Lobulus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi
15-20 lobus pada tiap payudara. ASI di salurkan dari alveolus ke dalam
saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung
membentuk saluran yang lebih besar (duktis laktiferus).
2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar,
akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam
dinding alveolus maupun saluran saluran terdapat otot polos yang bila
berkontraksi dapat memompa ASI keluar
3. Papila atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/datar,
panjang dan terbenam.

gambar 2. bentuk-bentuk payudara

Kulit puting susu banyak mengandung pigmen tetapi tidak berambut.


Papila dermis banyak mengandung kelenjar sabasea. Sedangkan kulit pada
areola juga banyak mengandung pigmen, tetapi berbeda dengan kulit puting
susu, ia kadang kadang menandung folikel rambut. Kelenjar sebaseanya
biasanya terlihat sebagai nodulus kecil pada permukaan areola dan disebut
kelenjar montgomery.
Kelenjar payudara terletak d bawah kulit, di atas otot dada. Manusia
mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200
gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.

1.2 Definisi
Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal
diubah oleh mutasi genetik dari DNA selulerdimana sel abnormal ini kemudian
membentuk klon dan mulai berproliferasi secara abnormal, mengakibatkan
sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut. (Brunner &
Suddarth : 2002).

Kanker payudara (CA Payudara) adalah pertumbuhan yang tidak normal


dari sel -sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas. Kanker payudara adalah
gangguan dalam pertumbuhan sel normal payudara dimana sel abnormal
timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe
dan pembuluh darah (Harianto, 2005)

Kanker payudara (CA Payudara) merupakan keganasan pada jaringan


payudara yang dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya. Kanker
payudara terjadi karena pada kondisi dimana sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan
yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali, atau kanker payudara sering
didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari
parenchyma.
1.3 Epidemiologi
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyak diIndonesia.
Berdasarkan Pathological Based Registration di Indonesia, KDP menempati
urutan pertama dengan frekuensi relatif sebesar 18,6%. Diperkirakan angka
kejadian di Indonesia adalah 12/100.000 wanita. Penyakit ini juga dapatdiderita
pada laki-laki dengan frekuensi sekitar 1%. Di Indonesia, lebih dari 80%kasus
ditemukan berada pada stadium yang lanjut, dimana upaya pengobatan
sulitdilakukan. Oleh karena itu perlu pemahaman tentang upaya pencegahan,
diagnosis dini, pengobatan kuratif maupun paliatif serta upaya rehabilitasi yang
baik, agar pelayanan pada penderita dapat dilakukan secara opyimal (kemenkes
RI, 2017).

1.4 Etiologi
Sampai saat ini, Penyebab kanker belum diketahui secara spesifik , melainkan
dari kombinasi faktor genetik, hormonal dan faktor lingkungan yang mungkin
dapat berperan dalam lingkungannya. Adapun faktor resiko kanker payudara
yakni (Brunner dan Suddarth, 2010) :

a. Gender dan usia lanjut ( > 50 tahun lebih berpotensi terkena Ca payudara )
b. Riwayat kanker payudara sebelumnya
c. Riwayat keluarga dengan kanker payudara meningkatkan resiko dua kali
sampai lima kali lipat
d. Gaya Hidup (junk food)
e. Mutasi genetic ( BRCA1 atau BRCA 2 )
f. Faktor hormonal : Menarke dini , nuliparitas, pertama kali melahirkan dalam
usia 30 tahun atau lebih, menopause lambat dan terapi hormone
g. Faktor lain mencakup pajanan radiasi ioniosasi selama masa remaja dan
obesitas masa dewasa awal, asupan alkohol dan diet tinggi lemak.

1.5 Klasifikasi
Berdasarkan ketentuan dari American Joint Committee On Cancer
(AJCC:1992), mengklasifikasikan kanker payudara dengan sistem TNM
(T=Tumor Size, N=Node, M=Metastase). Sistim TNM dinilai tiga faktor utama
yaitu Tumor size yaitu ukuran tumor, Node yaitu kelenjar getah bening regional
dan Metastase atau penyebaran jauh (Price & Lorraine, 2006).

1. T (Tumor size) atau ukuran tumor


a. T 0: tidak ditemukan tumor primer.
b. T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang.
c. T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm.
d. T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm.
e. T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit
atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau
bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di
luar tumor utama.
2. N (Node) atau kelenjar getah bening regional (KGB)
a. N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla.
b. N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan.
c. N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan.
d. N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula)
atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum.
3. M (Metastase) atau penyebaran jauh
1. M x : metastasis jauh belum dapat dinilai.
2. M 0 : tidak terdapat metastasis jauh.
3. M 1 : terdapat metastasis jauh.

Stadum kanker payudara menurut Winkjosastro (2007), adalah sebagai berikut:

a. Stadium 0

Stadium 0 adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menjelaskan adanya sel
yang abnormal, dimana sel tersebut bukanlah kanker invasif. Pada stadium ini
terapi yang dapat dipilih antara lain lumpectomy dengan radiasi atau mastektomi
sederhana. Pada stadium 0, ukuran TNM adalah T0 N0 M0.

b. Stadium 1

Stadium 1 merupakan stadium awal pada kanker payudara infasif dimana sel
kanker telah menyerang jaringan payudara di sekitar tempat kanker tersebut
berawal tetapi belum menyebar ke organ lain atau kelenjar getah bening. Ukuran
tumor tidak lebih dari 2 cm. Pada stadium ini, mastektomi parsial disertai radiasi
dapat dilakukan untuk penatalaksanaan lanjutan. Pada stadium 1, ukuran TNM
adalah T1 N0 M0.

c. Stadium 2

Ukuran tumor pada stadium 2 antara 2-5 cm dan tidak terdapat penyebaran di
organ lain maupun kelenjar getah bening. Pada stadium ini terapi radiasi
disarankan sebelum dan sesudah pembedahan, selain itu terapi dengan
menggunakan hormon dan kemoterapi (terapi adjuvan sistemik) juga dapat
dilakukan. Pada stadium 2 A, ukuran TNM adalah T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0
M0 sedangkan stadium 2 B adalah T2 N1 M0 / T3 N0 M0.

d. Stadium 3

Ukuran tumor pada stadium ini 2 cm atau lebih dengan anak sebar di kelenjar
ketiak, intra dan supraklavikular, infiltrasi ke fasia pectoralis. Pada stadium ini
akan dilakukan kemoterapi atau radiasi untuk memperkecil ukuran tumor, setelah
itu baru dilakukan mastektomi. Pada stadium 3 A, ukuran TNM adalah T0 N2 M0
/ T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 / T2 N2 M0. Sedangkan Stadium 3 B,
ukuranya adalah T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0.

e. Stadium 4

Kanker payudara pada stadium ini sudah metastase ke bagian yang jauh,
contohnya ke tengkorak, tulang punggung, paru-paru dan hati. Pada stadium ini,
terapi sistemik merupakan terapi yang utama. Kemoterapi dan terapi hormon
dapat memperkecil tumor, memperbaiki gejala dan membantu pasien hidup lebih
lama. Pada stadium 4, ukuran TNM adalah Tx Nx M1.

1.6 Manifestasi Klinis


Tanda dan gejala kanker payudara menurut American Cancer Society
(2016), yaitu:
1. Terdapat benjolan baru
2. Bengkak pada sebagian atau seluruh payudara (bahkan jika tidak ada
benjolan yang diraskan)
3. Iritasi kulit atau lesung kulit
4. Nyeri pada payudara atau puting susu
5. Retraksi puting susu
6. Kemerahan, bersisik, atau penebalan puting susu atau kulit payudara
7. Keluarnya cairan dari puting susu (selain ASI)

1.7 Patofisiologi
Kanker payudara atau carsinoma payudara berasal dari jaringan epitel
dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel
dengan perkembangan sel-sel atopik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadicarsinoma
insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu selama 7 tahun
untuk bertumbuh dari sel tunggal hingga menjadi massa yang cukup besar untuk
dapat diraba (kurang lebih diamter 1 cm). Pada ukuran tersebut, kurang lebih
seperempat dari carsinoma payudara telah bermetastasis dengan penyebaran
langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah.
Kanker payudara dapat menyerang jaringan sekitar sehingga mempunyai tentakel.
Pola pertumbuhan invasif dapat menghasilkan tumor irregular yang bisa terapa
saat palpasi. Pada saat tumor berkembang, terjadi fibrosis di sekitarnya dan
memendekkan Cooper’s ligamen. Saat Cooper’s ligamen memendek,
mengakibatkan terjadinya peau d’orange (kulit berwarna orange) perubahan kulit
dan edema berhubungan dengan kanker payudara. Jika kanker payudara
menyerang duktus limpatik, tumor dapat berkembang di nodus limpa, biasanya
menyerang nodus limpa axila. Tumor bisa merusak lapisan kulit, menyebabkan
ulserasi. Metastasis diakibatkan oleh kanker payudara yang menempati darah dan
sistem lympa, menyebabkan perkembangan tumor di tulang, paru-paru, otak, dan
hati (Lowdermilk et al 2000, Swart 2011)
Clinical Pathway

Kanker Payudara

Mendesak Mendesak

jaringan sekitar pembuluh darah


Mensuplai Aliran darah
Menekan jaringan
2
nutrisi ke terhambat
pada payudara
jaringan ca
Hipoksia
Hipermetabolis ke
jaringan Nekrosis
Peningkatan Mendesak sel saraf
jaringan
konsistensi
Suplai nutrisi Interupsi sel saraf
payudara Bakteri Patogen
jaringan lain sel
Nyeri Akut
Payudara Ukuran
Berat badan turun membengkak Resiko
payudara
Infeksi
Massa tumor abnormal
Ketidakseimba
mendesak ke
ngan nutrisi: Kurang cemas
jaringan luar
kurang dari pengetahuan
Perfusi jaringan
kebutuhan
terganggu
tubuh
Ulkus

Gangguan
integritas jaringan
1.8 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan:
1. Biopsi payudara : memberikan diagnosa definitive terhadap massa
1 Foto thoraks : dilakukan untuk mengkaji adanya metastase
2 CT Scan dan MRI : untuk mendeteksi penyakit pada payudara khususnya
massa yang lebih besar, tumor kecil, payudara mengeras dansulit diperiksa
dengan mammografi
3 Ultrasonografi : membantu dalam membedakan antara massa padat
4 Mammografi : memperlihatkan struktur internal payudara, dapat untuk
mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap
awal
5 FNAB : pemeriksaan langsung pada benjolan penderita tumor. Syarat dari
pemeriksaan ini ialah tumor harus teraba.

1.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis pada klien dengan kanker payudara terdiri dari:
1. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara yang terbagi menjadi :
a. Modified Radical Mastectomy yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang
iga serta benjolan di sekitar ketiak
b. Total mastectomy yaitu pengangkatan seluruh payudara saja tanpa
kelenjar ketiak
c. Radical mastectomy yakni operasi pengangkatan sebagian payudara
yang mengandung sel kanker , biasanya disebut lumpectomy
2. Radiasi
Terapi radiasi adalah pengobatan menggunakan sinar-X untuk
membunuh sel-sel kanker. Terapi ini termasuk ke dalam jenis terapi
bertarget yang sering digunakan dalam pengobatan kanker payudara.
Radiasi ditujukan langsung pada lokasi tumor, kelenjar getah bening, atau
dinding dada. Melalui terapi ini, penyebaran kanker dapat dihentikan dan
risiko kekambuhan dapat dikurangi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah salah satu jenis pengobatan yang digunakan untuk
menghancurkan sel kanker yang berbahaya bagi tubuh. Cara kerjanya
adalah dengan menghentikan atau menghambat pertumbuhan sel kanker
yang berkembang dan membelah diri dengan cepat.
4. Lintasan Metabolisme
Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas
dan resorpsi tulanh yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis
yang diinduksi oleh overian suppression, hiperkalsemia dan kelainan
metabolism tulang, menunjukkan fektivitas untuk menurunkan metastasis
sel kanker payudara menuju tulang. Penggunaan jangka panjang dapat
menyebabkan osteonekrosis dan penurunan fungsi ginjal.
BAB 2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian Keperawatan

I. Data/identitas klien
Dalam tahap ini perawat perlu mengetahui nama, umur, alamat, agama,
jenis kelamin, nama ibu, nama ayah, pendidikan, pekerjaan, diagnose
medis, dan tanggal pengkajian.
II. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pada klien dengan kanker payudara, keluhan utama yang dirasakan
dapat berupa nyeri pada payudara kiri/kanan/bilateral, sesak nafas,
pusing, dll.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Keadaan klien lemah, nyeri pada payudara, sesak napas, dan tampak
adanya benjolan pada payudara atau bahkan terdapat luka.
3. Riwayat kesehatan terdahulu
Klien memiliki riwayat kanker pada payudara kiri/kanan/bilateral
4. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya anggota keluarga dengan riwayat kanker payudara atau
kanker lainnya.

1. Data Yang dikaji


a. Aktifitas/istirahat
Biasanya akan terdapat perubahan aktifitas (kelemahan dan keletihan)
dan istirahat (gangguan pola tidur) pada klien dengan kanker payudara
akibat dari nyeri dan sesak yang dirasakan.
b. Integritas Ego
Kemungkinan adanya faktor stress akibat adanya nyeri dan benjolan
yang berlangsung lama, masalah tentang perubahan dalam penampilan,
menyangkal, perasaan tidak berdaya, putus asa, ketakutan akan
pembedahan, tidak mampu beraktifitas, dll.
c. Makanan / Cairan
Adanya kesulitan untuk menelan makanan disebabkan oleh sesak akibat
nyeri dada, serta meningkatnya asam lambung yang menyebabkan klien
dapat mual bahkan memuntahkan makanan.
d. Kenyamanan
klien pada umumnya akan merasa tidak nyaman dan kelemahan karena
nyeri pada bagian dada yang dirasakan.
e. Pernafasan
klien pada umumnya merasakan sesak nafas karena kemungkinan tumor
yang ber metastase dan menekan paru-paru.
f. Keamanan
umumnya klien membutuhkan pengawasan ketat karena adanya
kelemahan dan keletihan yang membuat klien beresiko untuk jatuh
maupun cidera.
g. Interaksi Sosial
Perasaan Isolasi atau penolakan
Perubahan pola dalam tanggung jawab
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien
Tingkat kesadaran : Biasanya tingkat kesadaran pasien compos mentis .
Berat badan : Biasanya berat badan pasien mengalami penurunan
karena menurunnya nafsu makan.
Tekanan darah : Biasanya tekanan darah pasien menurun
Suhu : Biasanya suhu pasien mengalami peningkatan
Pernafasan : Biasanya pasien mengalami sesak nafas
Nadi : Biasanya pasien mengalami peningkatan denyut nadi
a. Kepala : tidak ada masalah pada bagian kepala klien dengan kanker
payudara
b. Wajah : Biasanya tampak ekspresi wajah meringis karena nyeri yang
dirasakannya
c. Mata : Biasanya terdapat lingkaran hitam pada kelopak mata karena
kurang tidur akibat nyeri, mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva
pucat, pupil bulat
d. Hidung : Biasanya tidak ada tanda-tanda radang.
e. Mulut : Biasanya bibir kering, lidah tidak kotor dan biasanya ada caries
pada gigi berhubungan dengan kelemahan tubuh untuk melakukan
perawatan diri sehari-hari
f. Leher : tidak ada lesi maupun benjolan
g. Jantung
Inspeksi : biasanya ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : biasanya ictus cordis teraba 2 jari.
Perkusi : biasanya bunyi redup
auskultasi : biasanya irama jantung cepat
h. Perut/Abdomen
Inspeksi : biasanya perut nya datar
Auskultasi : biasanya terjadi penurunan bising usus.
Palpasi :, tidak ada masa
Perkusi : biasanya tidak kembung
i. Sistem integrumen
Biasanya terjadi perubahan pada kelembapan atau turgor kulit jelek
karena keringat dingin dimalam hari
j. Ekstermitas
Biasanya ektremitas mengalami kelemahan otot.

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Biopsi payudara : memberikan diagnosa definitive terhadap massa
b. Foto thoraks : dilakukan untuk mengkaji adanya metastase
c. CT Scan dan MRI : untuk mendeteksi penyakit pada payudarakhususnya
massa yang lebih besar, tumor kecil, payudara mengeras dansulit
diperiksa dengan mammografi
d. Ultrasonografi : membantu dalam membedakan antara massa padat
e. Mammografi : memperlihatkan struktur internal payudara, dapatuntuk
mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi padatahap
awal.

2 Pola seksual-seksualitas
Tahap ini mengkaji selama sakit terdapat gangguan atau tidak yang
berhubungan dengan reproduksi.
4. Pola mekanisme koping
Pasien membutuhkan dukungan keluarga dalam melakukan pengobatan dan
perawatan
3 Pola nilai dan kepercayaan
Pasien selalu optimis dan berdoa agar penyakit yang diderita dapat sembuh
dengan cepat.

2.2 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor
2. Kerusakan integristas jaringan berhubungan dengan terganggunya perfusi
jaringan
3. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan drainase limpatik necrose
jaringan.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
hipermetabolis ke jaringan .
2.3 Intervensi
Diagnosa
No. NOC NIC Rasional
Keperawatan
1. Nyeri kronis Tujuan: 1. Kaji nyeri (PQRST) 1. Mengetahui sumber dan skala nyeri
berhubungan Setelah dilakukan tindakan 2. Observasi TTV klien.
dengan infiltrasi keperawatan selama 3x24 jam, 3. Atur posisi klien yang 2. Peningkatan frekuensi jantung atau
tumor nyeri klien dapat berkurang. nyaman TD menunjukkan bahwa klien
Kriteria Hasil: 4. Ajarkan teknik relaksasi mengalami nyeri.
1. TTV normal (napas dalam) 3. Posisi yang nyaman dapat membuat
2. Skala nyeri berkurang 5. Kolaborasi dengan tim tenaga klien lebih rileks dan mengurangi
3. Tidak tampak meringis kesehatan terkait pemberian nyeri.
kesakitan analgesik 4. Napas dalam dapat membuat klien
lebih rileks dan mengurangi nyeri.
5. Obat ini dapat digunakan untuk
mengurangi nyeri.
2. Kerusakan Tujuan: 1. Anjurkan pasien untuk 1. Untuk mengurangi resiko tergores
integristas jaringan Setelah dilakukan tindakan menggunakan pakaian yang 2. Mencegah adanya infeksi
longgar
berhubungan keperawatan selama 3x24 jam, 2. Jaga kulit agar tetap bersih 3. Memantau perkembangan nutrisi
dengan kerusakan intergritas jaringan dan kering klien
3. Monitor kulit akan adanya
terganggunya klien dapat berkurang. 4. Melakukan pengamatan pada luka
kemerahan
perfusi jaringan Kriteria Hasil: 4. Monitor status nutrisi pasien
1. Perfusi jaringan normal 5. Observasi luka : lokasi,
dimensi, kedalaman luka,
2. Tidak ada tanda-tanda
karakteristik,warna cairan,
infeksi granulasi, jaringan nekrotik,
3. Ketebalan dan tekstur tanda-tanda infeksi lokal,
formasi traktus
jaringan normal
4. Menunjukkan pemahaman
dalam proses perbaikan
kulit dan mencegah
terjadinya cidera berulang
5. Menunjukkan terjadinya
proses penyembuhan luka
3. Resiko infeksi Tujuan: 1. Pertahankan kebersihan 1. Meminimalkan invasi
berhubungan Setelah dilakukan tindakan lingkungan mikroorganisme penyebab infeksi
dengan kerusakan keperawatan selama 3x24 jam, 2. Batasi pengunjung kedalam tubuh
drainase limpatik resiko infeksi dapat berkurang. 3. Anjurkan dan ajarkan 2. Mencegah terjadinya infeksi lanjutan
necrose jaringan Kriteria Hasil: pada keluarga untuk cuci 3. Memberikan perlindungan pada klien
1. Peningkatan status imun tangan sebelum dan tehadap paparan mikroorganisme
2. Mengetahui penanganan sesudah kontak dengan penyebab infeksi
infeksi
klien 4. Memastikan pengobatan yang
3. Resiko infeksi terkendali
4. Gunakan teknik septik diberikan sesuai program
dan aseptik dalam
perawatan klien
5. Pertahankan intake nutrisi
yang adekuat
6. Kaji adanya tanda-tanda
infeksi
7. Monitor vital sign
8. Kolaborasi terapi
antibiotika
4. Ketidakseimbangan Setelah di lakukan tindakan 1. Kaji abdomen, catat 1. mengetahui kedaan abdomen dan
Nutrisi Kurang dari keperawatan selama 2x24 jam adanya/karakter bising usus, memastikan pasien makan makanan yang
kebutuhan tubuh masalah nutrisi teratasi. distensi abdomen dan keluhan mengandung banyak serat
berhubungan Kriteria Hasil : mual. Yakinkan diet yang 2. membantu pemilihan makanan sesuai
dengan a. TTV normal dimakan mengandung tinggi kebutuhan klien
hipermetabolisme b. BB tidak mengalami serat untuk mencegah konstipasi 3. mengetahui kedaan turgor kulit
tubuh penurunan 2. Berikan perawatan oral 4. mengetahui peningkatan haus dan
c. bebas dari tanda mal Bantu pasien dalam pemilihan berkemih atau perubahan mental dan
nutrisi. makanan/cairan yang memenuhi ketajaman visual
kebutuhan nutrisi dan
pembatasan bila diet dimulai
3. Monitor turgor kulit
4. Catat tanda peningkatan haus
dan berkemih atau perubahan
mental dan ketajaman visual
2.4 Implementasi

No. Diagnosa Implementasi


1. Nyeri kronis 1. Mengkaji nyeri (PQRST)
berhubungan dengan 2. Mengobservasi TTV
3. Mengatur posisi klien yang nyaman
infiltrasi tumor
4. Mengajarkan teknik relaksasi (napas dalam)
5. Mengkolaborasi dengan tim tenaga kesehatan
terkait pemberian analgesik
2. Kerusakan integristas 1. Menganjurkan pasien untuk menggunakan
jaringan berhubungan pakaian yang longgar
2. Menjaga kulit agar tetap bersih dan kering
dengan terganggunya
3. Memonitor kulit akan adanya kemerahan
perfusi jaringan 4. Memonitor status nutrisi pasien
5. Mengobservasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman
luka, karakteristik,warna cairan, granulasi,
jaringan nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal,
formasi traktus

3. Resiko infeksi 1. Mempertahankan kebersihan lingkungan


berhubungan dengan 2. Membatasi pengunjung
3. Menganjurkan dan ajarkan pada keluarga untuk
kerusakan drainase
cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
limpatik necrose klien
jaringan 4. Menggunakan teknik septik dan aseptik dalam
perawatan klien
5. Mempertahankan intake nutrisi yang adekuat
6. Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi
7. Memonitor vital sign
8. Mengkolaborasi terapi antibiotika
4. Ketidakseimbangan 1. Mengkaji abdomen, catat adanya/karakter bising
Nutrisi Kurang dari usus, distensi abdomen dan keluhan mual.
Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
kebutuhan tubuh
serat untuk mencegah konstipasi
berhubungan dengan 2. Memberikan perawatan oral
hipermetabolisme tubuh 3. Membantu pasien dalam pemilihan
makanan/cairan yang memenuhi kebutuhan
nutrisi dan pembatasan bila diet dimulai
4. Memonitor turgor kulit
5. Mencatat tanda peningkatan haus dan berkemih
atau perubahan mental dan ketajaman visual
2.5 Evaluasi
No. Diagnosa Evaluasi
1. Nyeri kronis S : klien mengatakan nyeri sudah berkurang
berhubungan dengan O : klien tampak rileks
infiltrasi tumor A : peningkatan rasa nyaman
P : 1. Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri
2. Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam.
3. Kolaborasi untuk pemberian analgetik.
2. Kerusakan integristas
S : Keluarga klien mengtakan, pasien mengatakan
jaringan berhubungan lukanya sedikit kering
O : tidak ada odema pada luka
dengan terganggunya
A : Kerusakan integristas jaringan
perfusi jaringan
P : Lanjutkan intervensi
1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian
yang longgar
2. Monitor status nutrisi pasien
3. Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman
luka, karakteristik,warna cairan, granulasi,
jaringan nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal,
formasi traktus
4. Kolaborasi dengan tim medis

3. Resiko infeksi S : klien mengatakan mengetahui mengantisipasi


berhubungan dengan resiko infeksinya
kerusakan drainase O : klien mampu bisa menjaga tetap kering
limpatik necrose A : resiko infeksi berkurang
jaringan P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji tingkat energi yang dimiliki klien
2. Ajarkan penggunaan alat-alat alternatif dan
atau alat-alat bantu untuk aktivitas klien.
3. Berikan pengobatan nyeri (pusing) sebelum
aktivitas
4. Ketidakseimbangan S : Keluarga klien mengtakan, klien setiap habis
Nutrisi Kurang dari makan sudah berkurang muntah nya
kebutuhan tubuh O : nafsu makan sudah muncul kembali
berhubungan dengan A : kebutuhan nutrisi dalam tubuh meningkat
hipermetabolisme tubuh P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji status nutrisi pasien
2. Jaga kebersihan mulut, anjurkan untuk selalu
melalukan oral hygiene.
Kolaborasi dengan tim medis
Discharge Planning

Pemberian informasi kepada klien dan keluarga tentang:


1. Terapi nonbedah yang dapat dilakukan : Penyinaran. Kemoterapi, terapi
hormone dan endokrin
2. Pemeliharaan kulit/diri dengan benar (menggunakan sabun ringan dengan
penggosokan minimal , hindari sabun berparfum atau berdeodoran,
gunakan lotion untuk menjaga kulit tetap lembab, gunakan sabun aveno
jika terjadi pruritus (gatal) dan hindari pakaian yang ketat
3. Hindari mencuci rambut setiap hari dan gunakan shampoo ringan untuk
menghindari kerontokan
4. Konsultasikan dengan dokter pemakaian terapi hormonal
5. Makan makanan bergizi sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh
6. Istirahat cukup
7. Periksa payudara adanya benjolan yang mungkin semakin membesar
DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society. 2014. Cancer Facts and Figures 2014. Atlanta:
American Cancer Society.

American Cancer Society. 2016. Breast Cancer Signs and Symptoms.


https://www.cancer.org/cancer/breast-cancer/about/breast-cancer-signs-
and-symptoms.html [Diakses pada 22 Januari 2018].

Brunner &Suddarth. 2010. Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta.

Bulechek G, dkk.2008.Nursing Interventions Clarification (NIC). Firth Edition.


Mosby : Lowa city.
Handayani, Lestari & Suharmiati.2012.Menaklukkan Kanker Serviks dan Kanker
Payudara dengan 3 Terapi Alami.Jakarta: Agro Media Pustaka.
Harianto, Rina, M, dan Hery, S.2005.Risiko penggunaan pil kontrasepsi
kombinasi terhadap kejadian kanker payudara pada reseptor KB di
Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo.Jakarta: Majalah Ilmu
Kefarmasian, Vol. 2, No.1, hh. 84-99.

Kementrian Kesehatan RI. 2017. Panduan Penatalaksanaan Kanker Payudara.


http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PPKPayudara.pdf [diakses pada 22
Januari 2018].

Lowdermilk, D. L., Shanon E. P., Irene M. B. 2000. Maternity and women’s


Healtyh Care Seventh Edition. St. Louis, Missouri : Mosby, Inc.

Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10


editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC.

Price, SA dan Wilson, LM. 1995. Patofisiologi: konsep Klinis Proses Penyakit.
Jakarta:EGC

Wibowo, Daniel S. dan Widjaya Paryana, 2009. Anatomi Tubuh Manusia.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wiknjosastro H. 2007. Kanker Payudara. Dalam : Ilmu Kandungan. Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Wilkinson, J., & Ahern, n. R. (2013). Buku Saku Diagnosis keperawatan edisi 9
Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai