Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF DENGAN CA MAMMAE

A. Dasar Teori
1. Definisi Diagnosa Medis
Carcinoma mamae (Ca.mamae) adalah tumor mengganas yang
tumbuhdi jaringan payudara seseorang. Ca mamae merupakan suatu
kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dari fungsi normal,
sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat, serta tidak
terkendali. Sel-sel tersebut membelah diri lebih cepat dari sel normal,
yang kemudian membentuk suatu benjola atau massa (PPNI, 2018). Ca
mamae merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat
berasal dari epitel ductus maupun lobulusnya (Kemenkes RI, 2011).

2. Epidemiologi Kasus
Kasus Carcinoma mamae (Ca.mamae) perkiraan jumlah kasus payudara
secara global mencapai 1,7 juta kasus dan jumlah kematian 521.900 jiwa
di tahun 2012. Separuh kasus kanker payudara ditemukan di negara
maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, Seladia baru dan
beberapa di negara eropa dan barat. Menurut data GLOBOCAN yang
terbaru, sejak tahun 2021 kanker payudara telah menjadi kanker
terbanyak di dunia dengan insidensi yang melebihi kanker paru, di dunia
dengan insidensi yang melebihi kanker paru, yang sebelumnya
merupakan kanker terbanyak selama 2 dekade. Kanker payudara
mencakup 12% dari total kasus kanker baru tiap tahun. Menurut
perkiraan, sekitar 2,3 juta kasus payudara baru dilaporkan tiap tahun. Di
Indonesia sistem registrasi kanker payudara masih berada pada level
subnasional menyebabkan sulitnya menentukan perubahan insidensi
kanker payudara, prognosis dan evaluasi program skrinning kanker
payudara di Indonesia. Berdasarkan registrasi berbasis patologi,
insidensi relatif kanker payudara mencapai 11-12 kasus baru per
100.000 penduduk berisiko (World Health Organization, 2018).
3. Etiologi
Penyebab kanker payudara belum dapat ditentukan , tetapi terdapat
beberapa faktor resiko yang telah ditetapkan, keduanya adalah
lingkungan dan genetic. Kanker payudara memperlihatkan proliferasi
keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara. Pada
awalnya hanya terdapat hyperplasia sel dengan perkembangan sel-sel
yang atipikal dan kemudian berlanjut dan kemudian berlanjut menjadi
karsinoma insitu dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu
7 tahun untuk tumbuh dari satu sel menjadi massa. Hormone steroid
yang dihasilkan oleh ovarium juga berperan dalam pembentukan kanker
payudara (estradisol dan progesteron mengalami perubahan dalam
lingkungan seluler). Faktor risiko terjadinya kanker payudara adalah :
a. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
b. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga
langsung) dari wanita dengan kanker payudara
c. Menarche dini
d. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama
e. Menopause pada usia lanjut
f. Riwayat penyakit payudara jinak
g. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan
sebelum usia 30 tahun berisiko hampir 2 kali lipat
h. Kontrasepsi oral
i. Terapi pergantian hormone
j. Obesitas risiko terendah diantara wanita pasca menopause.

4. Tanda& Gejala
Tanda dan gejala ca mamae menurut (Suyatno, 2021) adalah :
a. Benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit
b. Putting susu berubah (retraksi nipple) atauputting mengeluarkan
caira/darah (nippledischarge).
c. Kulit payudara berkerut seperti kulit jeruk (peau, ud, orange)
melekuk kedalam (dimpling) dan ulkus
d. Adanya benjolan-benjolan kecil didalam atau kulit payudara (nodul
satelit)
e. Putting payudara luka dan sulit sembuh
f. Payudara terasa panas, memerah dan bengkak
g. Payudara terasa sakit/nyeri
h. Benjolan yang keras itu tidak bergerak dan biasanya pada awal-
awalnya tidak terasa sakit
i. Benjolan pada awalnua hanya pada satu payudara
j. Terdapat benjolan di aksila dengan atau tanpa masa di payudara.

5. Pemeriksaan Penunjang & Hasilnya Secara Teoritis


a. Ultrasonografi (USG) payudara
USG digunakan untuk membedakan masa kistik dengan solid dan
sebagai guide untuk biopsy, diutamakn pada pasien usia muda
(kurang dari 30 tahun)
b. Mamografi
Sekitar 75% kanker terdeteksi paling tidak satu tahun sebelum ada
gejala atau tanda. Lesi dengan ukuran 2mm sudah dapat dideteksi
dengan mamografi. Akurasi mamografi untuk prediksi malignasi
adalah 70%-80%.
c. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI sangat baik untuk deteksi local recurrence pasca BCT atau
augmentasi payudara dengan implant, deteksi multi focal cancer dan
sebagai tambahan terhadap mamografi pada kasus tertentu. MRI
sangat berguna dalam skrinning klien usia muda dengan intensitas
payudara yang padat yang memiliki risiko ca mamae yang tinggi,
sensitifitas MRI mencapai 98%.
d. Biopsi
Biopsi pada payudara memberikan informasi sitologi atau
histopatologi. FNAB (Fine Needle, Aspiration Biopsy) merupakan
salah satu prosedur diagnosis awal, untuk evaluasi lesi kistik. Masa
persisten atau rekurren setelah aspirasi berulang adalah indikasi
untuk biopsi terbuka (insisi atau eksisi).
e. Bone Scan, Foto Thorac dan USG abdomen
Pemeriksaan ini bertujuan untuk evaluasi metastase. Tumor yang
simtomatis stadium iii, insiden positif bone scan mencapai 25% oleh
karenanya pemeriksaan boone scan secara rutin sangat bermanfaat.
f. Pemeriksaan Laboratorium dan Marker
Pemeriksaan darah rutin < alkaline phospatase, SGOT,SGPT dan
tumor marker merupakan pemeriksaan laboratorium yang
dianjurkan. Tumor marker untuk kanker payudara yang dianjurkan
adalah carcinomaebryonic antigen (CEA), cancer antigen (CA)15-
3, dan CA 27-29 (Suyatno, 2021).

6. Penatalaksanaan Medis
a. Penatalaksanaan medis
Terapi yang diberikan kepada penderita kanker payudara secara
medis diantaranya (Taspiriyah, 2020) :
1) Pembedahan
Pada sebagian besar pasien, terapi bedah bertujuan untuk
mengangkat tumor, meminimalkan risiko rekurensi lokal dan
untuk menentukan stadium dari tumor. Ada 3 cara pembedahan
atau operasi payudara yaitu :
- Mastektomi radikal atau disebut (lumpektomi) yaitu operasi
untuk mengangkat sebagian dari keseluruhan kulit payudara.
Mengikuti operasi ini harus selalu siikuti dengan pemberian-
pemberian terapi. Biasanya lumpektomi direkomendasikan
pada orang yang tumornya besar tidak lebih dari 2 cm dan
pada letaknya selalu di pinggir payudara.
- Mastektomi total atau disebut masetomi, yaitu sebuah
operasi yang dilakukan pengangkatan seluruh isi dari
payudara, tetapi bukan untuk mengangkat kelenjar yang ada
di ketiak.
- Dengan cara metode modified mastektomi radikal, yaitu
sebuah operasi yang dilakukan untuk pengangkatan seluruh
dari isi payudara dan juga jaringan di payudara dan diatas
tulang dada, seluruh selangka dan tulagn iga dan juga beserta
benjolan yang di sekitar ketiak.
2) Kemoterapi
Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang selalu digunakan
apabila adanya penyebaran sistemik dan sebagian terapi ajuvan,
yang kemoterapi ajuvan ini diberikan kepada pasien
pemeriksaan histopatolik pasca bedah mastektomi ditemukan
suatu metastasis di suatu atau dibeberapa kelenjar.
3) Radioterapi
Berfungsi untuk penderita kanker payudara dan biasanya juga
digunakan sebagai alat yang kuratif dengan cara
mempertahankan mamae dan bisa juga sebagai alat terapi
tambahan atau terapi paliatif.
4) Terapi hormonal
Pada pertumbuhan sel payudara sangat bergantung pada suplai
hormone estrogen dan juga karena terapi ini adalah tindakan
berfungsi untuk mengurangii dalam pembentukan hormone yang
dapat menghambar laju dari perkembangan semua sel kanker itu,
akan tetapi hormonal itu biasanya disebut juga dengan sebuah
terapi anti estrogen karena terapi ini system kerjanya sangart
menghambat atau juga dapat menghentikan kemampuan dari
hormone esterogen yang sudah ada dialam menstimulus
perkembangan kanker payudara.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Mempertahankan integritas jaringan yang adekuat (kulit,
membrane mukosa)
2) Mempertahankan status nutrisi yang adekuat
3) Memperagalam toleransi aktifitas yang meningkat dan keletihan
yang menurun
4) Penderita dapat menunjukkan citra tubuh dan harga diri.

7. Patofisiologi/pathway
Sel abnormal membentuk klon dan mulai berproliferasi secara
abnormal, mengabaikan sinyal yang mengatur pertumbuhan dalam
lingkungan sel tersebut. Kemudian dicapai suatu tahap dimana sel
mendapatkan ciri-ciri invasif, dan terjadi perubahan pada jaringan
sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan
memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui
pembuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh
untuk membentuk metastase (penyebaran kanker) pada bagian tubuh
yang lain. Neoplasma adalah suatu proses pertumbuhan sel yang tidak
terkontrol yang tidak mengikuti tuntutan fisiologik, yang dapat disebut
benigna atau maligna. Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, faktor-faktor yang dapat menyebabkan
kanker biasanya disebut dengan karsinogenesis. Transformasi maligna
diduga mempunyai sedikitnya tiga tahapan proses seluler, diantaranya
yaitu inisiasi dimana inisiator atau karsinogen melepaskan mekanisme
enzimatik normal dan menyebabkan perubahan dalam struktur genetic
asam deoksiribonukleat seluler (DNA), promosi dimana terjadi
pemajanan berulang terhadap agens yang mempromosikan dan
menyebabkan eskpresi informal abnormal atau genetik mutan bahkan
setelah periode laten yang lama, progresi dimana sel-sel yang telah
mengalami perubahan bentuk selama insiasi dan promosi mulai
menginvasi jaringan yang berdekatan dan bermetastase menunjukkan
perilaku maligna (Brunner & Suddarth, 2005).
PATHWAY
8. Prosedur Tindakan Operasi
Prsedur teknik operasi MRM (mastektomi radikal modifikasi)
a. Penderita dalam general anaesthesia, lengan ipsilateral dengan yang
dioperasi diposisikan abduksi 90º , pundak ipsilateral dengan yang
dioperasi diganjal bantal tipis.
b. Desinfeksi lapangan operasi, bagian atas sampai dengan
pertengahan leherm bagian bawah sampai dengan unmbilikus,
bagian media sampai pertengahan memma kontralateral, begaian
lateral sampai dengan tepi leteral skapula. Lengan atas didesinfeksi
melingkar sampai dengan siku kemudian dibungkus dengan doek
steril di;anjutkan dengan mempesempit lapangan operasi dengan
doek steril
c. Bila didapatkan ulkus pada tumor payudara, maka ulkus harus
ditutup dengan kassa steril tebal dan dijahit melingkar
d. Dilakukan insisi dimana garis insisi paling berjarak 2 cm dari tepi
tumor, kemudian dibuat flap.
e. Flap atas sampai dinawah klavikula, flap medial sampai parasentral
ispilateral, flap bawah sampai inframmary fold, flap lateral sampai
terapi anterior. Latissimus dorsi dan mengidentifikasi vasa dan N.
Thoracalis Dorsalis.
f. Mastektomi dimulai dari bagian medial menuju lateral sambi
merawat perdarahan, terutama cabang pembuluh darah interkostal di
daerah parasentral. Pada saat sampai pada tepi lateral m. Pektoralis
mayor dengan bantuan haak jaringan mamma dilepaskan dari m
pektoralis minor dan serratus anterior, pada mastektomi radikal otot
pektoralis sudah mulau
g. Diseski aksila dimulai dengan mencari adanya pembesaran KGB
aksila level 1 ( lateral m. Pektolaris minor), level II (di belakang m
pektoralis minor) dan level III (media m, pektoralis minor). Vena-
vena yang menuju ke jaringan mama diligasi. Selanjutnya
mengidentifikasi vasa dan n. Dideksi dan akhirnya jaringan mma
dan KGB aksila terlpas sebagai satu kesatuan (en bloc).
h. Lapangan operasi dicuci dengan larutan sublimat dan NaCL 0,9%
i. Semua alat-alat yang dipakai saat operasi diganti dengan set baru,
begitu juga dengan hadscone operator, asisten dan instrumen serta
doek sterilnya
j. Evaluasi ulang sumber perdarahan
k. Dipasang w buah drain, drain besar (redone No.14) diletakkan
dibawah vaasa aksilaris, sedang drain yang lebih kecil (No.12)
diarahkan ke medial.
l. Luka operasi ditutup lapis demi lapis
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Daftar Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul Pada Kasus Pre, Intra
Dan Post Operatif (Minimal 3 Diagnosis Keperawatan) & Definisi Masalah
Keperawatan Secara Teoritis (Lihat Buku Saku Diagnosa Sdki/Nanda)
1) Diagnosa Keperawatan :
Ansietas b.d kkrisis situasional
Definisi :
kondisi emosi dan pengaaman subjectif individu terhadap objectif yang
tidak jelas dan spesifik akibat antispasi bahaya yang memungkinkan
individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.

DS & DO yang mendukung :


DS :
- merasa khawatir akibat kondisi yang dihadapi
- sulit berkonsentrasi

DO :

- tampak gelisah
- tampak tegang
- frekuensi nadi meningkat
- tekanan darah meningkat
- muka tampak pucat
- frekuensi nafas meningkat

Tujuan :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan tingkat ansietas menurun


dengan kriteria hasil :

- gelisah menurun
- pucat menurun
- frekuensi nadi membaik
- frekuensi nafas membaik
- tekanan darah membaik

Rencana Keperawatan :

- identifikasi saat tingkat ansietas berubah


- monitor tanda-tanda ansietas
- dengarkan dengan penuh perhatian
- motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
- informasikan secara faktual menghadapi diagnosis,
pengobatan,prognosis
- anjurkan keluarga untuk teteap bersama pasien,jika perlu
2) Diagnosa Keperawatan :
risiko pendarahan
Definisi :
beresiko mengalami kehilangan darah baik internal ( terjadi di dalam tubuh
) maupun eksternal (terjadi hingga keluar tubuh)

DS & DO yang mendukung :


DS :
- (tidak tersedia)
DO :
- (tidak tersedia)

Tujuan :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan tingkat perdarahan


menurun dengan kriteria hasil :

- tanda-tanda perdarahan minimal


- perdarahan terkontrol
- tekana darah membaik
- nadi membaik
- CRT < 2 detik

Rencana Intervensi :

- monitor tanda dan gejala pendarahan


- monitor tanda-tanda vital
- monitor koagulasi
- jelaskan tanda dan gejala pendarahan
- kolaborasi pemberian obat pengontrol pendarahan, jika perlu
- kolaborasi pemberian produksi darah

3) Diagnosa Keperawatan :
Nyeri Akut
Definisi :
pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional,dengan onset mendadak atau lambat dan
beritensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
DS & DO Yg mendukung :
DS:
- Mengeluh nyeri
DO:

- Tampak meringis
- bersifat protektif
- gelisah
- frekuensi nadi meningkat
- tekanan darah meningkat
- pola nafas berubah
Tujuan :
setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tingkat nyeri menurun
dengan kriteria hasil:
- meringis menurun
- gelisah menurun
- frekuensi nadi membaik
- tekanan darah membaik
- pola nafas membaik
Rencana Intervensi :
- Identifikasi lokasi,karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensita
nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri non verbal
- Berikan teknik nonfarmakologis (misal: terapi musik, terapi pijat)
- ajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri
- kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Mutaqin,Arif & Sari,Kumala.2013.Asuhan Keperawatan Perioperatif : Konsep, Proses


dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika

Nanda Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta : EGC


Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah.

Brunner & Suddarth, vol:3. Jakarta: EGC

Price, SA, Wilson,LM. (1994). Patofisiologi Proses-Proses Penyakit, Buku Pertama.


Edisi 4. Jakarta : EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi
dan Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Bandar Lampung,
Pembimbing Klinik (Akademik) Clinical Instructure (CI)

_________________________ _____________________________

Anda mungkin juga menyukai