Oleh:
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Fine Needle Aspiration Biopsi (FNAB)
Prosedur pemeriksaan ini dengan cara menyuntikkan jarum berukuran 22–25
gauge melewati kulit atau secara percutaneous untuk mengambil contoh cairan
dari kista payudara atau mengambil sekelompok sel dari massa yang solid pada
payudara.
2. Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik dengan menggunakan jarum yang sangat
halus maupun dengan jarum yang cukup besar untuk mengambil jaringan.
Kemudian jaringan yang diperoleh menggunakan metode insisi maupun eksisi
dilakukan pewarnaan dengan Hematoxylin dan
3. Mammografi dan ultrasonografi
Berperan dalam membantu diagnosis lesi payudara yang padat palpable
maupun impalpable serta bermanfaat untuk membedakan tumor solid, kistik
dan ganas. Teknik ini merupakan dasar untuk program skrinning sebagai alat
bantu dokter untuk mengetahui lokasi lesi dan sebagai penuntun FNAB.
4. MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CT-SCAN
MRI dapat dipertimbangkan pada wanita muda dengan payudara yang padat
atau pada payudara dengan implant, dipertimbangkan pasien dengan resiko
tinggi untuk menderita Ca Mamae.
5. USG payudara
USG payudara dapat memberi gambaran jelas mengenai kondisi jaringan
kelenjar susu , tepi, ada tidaknya benjolan, ukuran, bentuk, sifat tumor, dan
lainnya. Ketepatan USG dalam mendiagnosa sekitar 80-85%
6. Pemeriksaan Immunohistokimia
Pemeriksaan Imunohistokimia (IHK) adalah metode pemeriksaan
menggunakan antibody sebagai probe untuk mendeteksi antigen dalam
potongan jaringan (tissue sections) ataupun bentuk preparasi sel lainnya. IHK
merupakan standar dalam menentukan subtipe kanker payudara. Pemeriksaan
IHK pada karsinoma payudara berperan dalam membantu menentukan prediksi
respons terapi sistemik dan prognosis. Pemeriksaan imunohistokimia yang
standar dikerjakan untuk karsinoma payudara adalah
a. Reseptor hormonal yaitu reseptor esterogen (ER) dan reseptor progesterone
(PR)
b. HER2
c. Ki-67
E. Penatalaksanaan Medis
a) Pembedahan
a. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis
mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis
minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastektomi total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot
pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot
dinding dada tidak diangkat.
c. Lumpektomi/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dari payudara tidak turut
diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara
normal yang berada di sekitar tumor tersebut.
d. Wide excision / mastektomi parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal, Pengangkatan
dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan ototpectoralis mayor.
b) Radioterapi
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di
sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis,
radang tenggorokan.
c) Kemoterapi
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah.
Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat,
mudah terserang penyakit.
d) Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah
bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat
juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.
F. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan mammae, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras,
bengkak dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat tumor mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae,
kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada
sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker
serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan klien
mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit
kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala: Normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut: Biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu
berminyak.
c. Mata: Biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis,
tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga: Normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda
infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung: Bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
f. Mulut: Mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g. Leher: Biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada: Adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi
atau tanda-tanda radang.
i. Hepar: Biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas: Biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
5. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
a. Pola Bernapas
b. Pola makan-minum
c. Pola Eliminasi
d. Pola aktivitas dan latihan
e. Pola istirahat dan tidur
f. Pola Berpakaian
g. Pola rasa nyaman
h. Pola Aman
i. Pola Kebersihan Diri
j. Pola Komunikasi
k. Pola Beribadah
l. Pola Produktifitas
m. Pola Rekreasi
n. Pola Kebutuhan Belajar
6. Pemeriksaan Penunjang
G. Diagnosa keperawatan (SDKI)
1. Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan saraf (D.0078).
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prubahan sirkulasi (D.0129).
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun (D.0005).
4. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (D.0142).
5. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme
(D.0019).
6. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0111).
7. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080).
8. Ganguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi tubuh
(D.0083).
9. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan terpapar situasi traumatis
(D.0086).
H. Rencana Keperawatan (SLKI, SIKI)
Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil SLKI Intervensi Keperawatan SIKI
h) Penyiapan dam penyimpanan minuman 4) Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
yang aman meningkat 5) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
i) Sikap terhadap makanan/minuman sesuai 6) Berikan suplemen makanan, jika perlu
dengan tujuan kesehatan meningkat 7) Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik jika
j) Perasaan cepat kenyang menurun asupan oral dapat ditoleransi
k) Nyeri abdomen menurun Edukasi
l) Sariawan menurun 1) Anjurkan posisi duduk, jika mampu
m) Rambut rontok menurun 2) Anjurkan diet yang diprogramkan
n) Diare menurun Kolaborasi
o) Berat badan membaik 1) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda
p) Indeks Massa Tubuh (IMT) membaik nyeri, antiemetik), jika perlu
q) Frekuensi makan membaik 2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
r) Nafsu makan membaik dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
s) Bising usus membaik
t) Tebal lipatan kulit trisep membaik
u) Membran mukosa membaik
6. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Intervensi Utama
berhubungan dengan selama ...x... jam maka
Edukasi Kesehatan (I.12383)
kurang terpapar informasi Luaran Utama
Observasi
(D.0111) Tingkat Pengetahuan (Label L.12111)
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Meningkat, dengan kriteria hasil :
2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
a) perilaku sesuai anjuran meningkat menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
b) verbalisasi minat dalam belajar Terapeutik
meningkat 1) Sediakan materi dan medla pendidikan kesehatan
c) kemampuan menjelaskan pengetahuan 2) Jadwalkan pendidikan kesehatan sosial kesepakatan
tentang suatu topik meningkat 3) Berikan kesempatan untuk bertanya
d) kemampuan menggambarkan pengalaman Edukasi
sebelumnya yang sesuai dengan topik 1) Jekaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
meningkat 2) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
e) perilaku sesuai dengan pengetahuan 3) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
meningkat perilaku hidup bersih dan sehat
f) pertanyaan tentang masalah yang
dihadapi menurun
g) persepsi yang keliru terhadap masalah
menurun
h) menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
menurun
i) perilaku membaik
7. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Intervensi Utama
dengan kurang terpapar selama ...x... jam maka
Reduksi Ansietas (I. 09314)
informasi (D.0080) Luaran Utama
Observasi
Tingkat Ansietas (Label L.09093) Menurun,
1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu,
dengan kriteria hasil :
stresor)
a) verbalisasi kebingungan menurun 2) Identifikasi kermampuan mengambili.keputusan
b) verbalisasi khawatir akibat kondisi yang 3) Monitor tande-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
dihadapi menurun Terapeutik
c) perilaku gelisah menurun 1) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
d) perilaku tegang menurun 2) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
e) keluhan pusing menurun memungkinkan
f) anoreksia menurun 3) Pahami situasi yang mernbuat ansietas
g) palpitasi menurun 4) Dengarkan dengan penuh perhatian
h) frekuensi pernapasan menurun 5) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
i) frekuensi nadi menurun 6) Tempalkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
j) tekanan darah menurun 7) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
k) diaforesis menurun 8) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan
l) tremor menurun datang
m) pucat menurun Edukasi
n) konsentrasi membaik 1) Jelaskan prosedur, temasuk sensasi yang mungkin dialami
o) pola tidur membaik 2) Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pangobatan,
p) perasaan keberdayaan membaik dan prognosis
q) kontak mata membaik 3) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jlka perlu
r) pola berkemih membaik 4) Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitir, sasual
s) orientasi membaik kebutuhan
5) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
6) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
J. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
menilai hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan yang telah dilakukan
(Bararah & Jauhar, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. 2015. Breast cancer facts and figure 2015-2016.
Atlanta: American Cancer Society
Sjamsuhidayat, R dan De Jong W. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.