LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN DIAGNOSA CA. MAMMAE
OLEH :
TIM PEMBIMBING:
PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI
( ) ( )
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
normal, cepat dan tidak terkendali yang terjadi pada jaringan payudara. CA mammae
pada umumnya menyerang kaum wanita, tetapi tidak menutup kemungkinan juga
sekali yaitu 1:100. CA mammae adalah salah satu jenis kanker yang juga menjadi
penyebab kematian terbesar kaum wanita di dunia, termasuk Indonesia (Mulyani dan
Rinawati, 2013).
B. Etiologi
CA mammae tidak seperti kanker leher rahim (serviks) yang dapat diketahui
dijelaskan. Akan tetapi, banyak penelitian yang menunjukkan adanya beberapa factor
mammae, faktor-faktor tersebut disebut faktor risiko. Wanita yag memiliki faktor
risiko belum tentu wanita tersebut pasti akan menderita CA mammae, tetapi faktor
yang utama, berhubungan dengan keadaan hormonal (estrogen dominan) dan genetik.
a. Faktor demografik
1. Jenis kelamin
Insiden CA mammae pada wanita dibandingkan pria lebih 100:1 dari
(Pamungkas, 2011).
2. Usia
Semakin tua usia seorang wanita, maka semakin tinggi risiko untuk
mammae yaitu pada usia 50-69 tahun (Mulyani & Rinawati, 2013). Secara
wanita usia tua karena wanita yang berusia tua akan mengalami paparan
hormon lebih panjang dibanding dengan wanita usia muda (Utami, 2012).
3. Ras
4. Status pernikahan
Wanita yang menikah pada usia dimana 30 tahun dan melahirkan anak
pertama pada usia diatas 35 tahun memiliki risiko yang lebih besar terkena
b. Faktor genetic
Mutasi yang paling banyak terjadi pada CA mammae adalah pada gen
BRCA 1 dan BRCA 2. Sel yang normal, gen ini membantu mencegah
pertumbuhan abnormal. Wanita dengan mutasi pada gen BRCA 1 dan BRCA
hubungan yang dekat secara genetik. Wanita dengan mutasi pada gen BRCA
1 dan BRCA 2, tidak hanya berisiko untuk CA mammae saja, tetapi juga
2010).
memeriksa gen dan faktor proliferasinya, maka riwayat kanker pada keluarga
1) Tiga atau lebih keluarga dari sisi keluarga yang sama terkena CA
2) Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena CA mammae atau
3) Adanya keluarga dari sisi yang sama terkena CA mammae dan ovarium.
c. Konsumsi alcohol
pada wanita menopause sekitar 30 menit per harinya dapat menurunkan 20%
risiko CA mammae pada wanita dengan berat badan normal. Namun, aktivitas
fisik yang dikombinasikan dengan diet sehat dapat menurunkan berat badan
salah satu faktor risiko terjadinya CA mammae. Wanita dengan berat badan
berlebih memiliki risiko CA mammae lebih besar setelah menupause. Hal ini
dan esterogen akan dihasilkan oleh jaringan lemak. Apabila seorang wanita
C. Manefestasi klinis
timbul pembengkakan
3. Adanya perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu,
7. Adanya ulkus
diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam
11. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain.
(Moorhead,dkk, 2013)
D. Penatalaksanaan
a. Pembedahan
pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot
2. Mastektomi total
otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan
3. Lumpektomi/tumor
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot
pectoralis mayor.
b. Radioterapi
c. Kemoterapi
d. Manipulasi hormonal.
lainnya.
e. Biopsi
E. Patofisiologi
berasal dari jaringan epithelial, dan paling sering terjadi pada system
dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk
ditemukan jik asudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala
kedua yang paling sering terjadi adalah cairan yang keluar dari
ulserasi(AzarinaKhoirun, 2017.)
dan nyeri. Karsinoma ini menginfasi kulit dan jaringan limfe. Tempat
yang paling sering untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dantulang
(AzarinaKhoirun, 2017).
kejaringan sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah.
stressor kepada tubuh dan memicu respon neuron endokrin eresponter diri
dari system saraf simpati yang bertugas melindungi tubuh dari ancaman
cidera. Bila stress terhadap system cukup gawat atau kehilangan banyak
darah, maka mekanisme kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan
terjadinya syock.
yang deket maupun yang jauh antara lain limfogen yang menjalar
kekelenjar limfe aksilasis dan terjadi benjolan, dari sel epidermis penting
1. Anatomi Payudara
Payudara dewasa terletak pada setiap sisi sternum dan meluas
setinggi antara costa kedua dan keenam secara vertikal dan antara tepi
akhir kehamilan berat sekitar 400 – 600 gram, sedangkan berat payudara
pada masa menyusui dapat mencapai 600 – 800 gram (Fikawati, Syafiq &
Karima, 2015).
Jaringan payudara juga dapat berkembang sampai ke aksila yang
ujung saraf peraba yang penting pada proses refleks saat menyusui. Areola
dan duktus berpusat ke arah papilla (Fikawati, Syafiq & Karima, 2015).
Dalley, 2013):
metastasis sel – sel kanker.Limf berjalan dari putting, areola, dan lobuli
Dalley, 2013):
a. Sebagian bersar limf (> 75%), terutama dari quadran payudara lateral,
b. Sebagian besar limf yang lain, terutama dari quadran payudara medial,
sedangkan limf dari quadran inferior (Smeltzer & Bare, 2010) dapat
Limf dari kulit payudara, kecuali putting dan areola, bermuara ke nodi
truncus subclavius, yang juga mendrainase limf dari ekstremitas atas.Limf dari
tradisional, truncus tersebut dijelaskan sebagai suatu penyatuan satu sama lain dan
dengan truncus jugularis, yang mendrainase kepala dan leher untuk membentuk
ductus lymphaticus dextra pendek pada sisi kanan atau masuk terminasi pada
profunda yang menutupi musculus pectoralis major untuk mencapai kulit, yang
meliputi payudara pada jaringan subkutan yang menutupi otot tersebut. Cabang
simpatis ke pembuluh darah pada payudara dan otot polos pada kulit di atasnya
Stadium II A : tumor tidak ditemukan pada payudara tapi sel – sel kanker
bening ketiak, atau tumor yang lebih besar dari 2 cm tapi tidal lebih
ketiak. tumor yang lebih besar dari 2 cm, tetapi tidak ada yang lebih
dekat tulang dada, atau tumor dengan ukuran berapa pun dimana
Stadium III B : tumor dengan ukuran tertentu dan telah menyebar ke dinding dada
Stadium IV : kanker telah menyebar atau metastase ke bagian lain dari tubuh.
F. Pemeriksaan Penunjang
dan trombosit.
k. Selain tes diagnostik diatas, maka dilakukan juga tes skrining kimia,
elektrolit, tes hepar, hitung sel darah untuk mendeteksi adanya sel
G. Edukasi Nutrisi
asupan nutrisi yang bergizi dan seimbang selama dan setelah pengobatan
kanker dapat membuat pasien merasa lebih baik dan tetap kuat. Beberapa
1. Karbohidrat
2. Protein
seperti daging tanpa lemak, ikan, susu, telur, dan yogurt dapat
3. Air
untuk mencegah dehidrasi serta jenis cairan dan minuman seperti apa
4. Vitamin
tulang, mata, kulit, kuku, dan rambut. Sumber utama vitamin dapat
dan sayuran.
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan
pasir
Sumber Protein Daging sapi, ayam, ikan, Di masak dengan banyak minyak
telur,susu dan hasil olah seperti atau kelapa atau santan kental,
krim
Sumber protein nabati Semua jenis kacang-kacangan dan Di masak dengan banyak minyak
olahan seperti tempe, tahu dan atau kelapa atau santan kental,
pindakas dibakar
Sayuran Semua jenis sayur terutama jenis Di masak dengan banyak minyak
dan tumis
buah.
Lemak dan minyak Minyak goreng, mentega, Santan Kental
dressing
Minuman Soft drink, madu, sirup, the dan Minuman rendah energi
kopi encer
merica
5. Mineral
lain sebagainya.
badan dan mengalami kondisi seperti mual, hilang nafsu makan, dan
TINJAUAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengkajian
d. Pemeriksaan Fisik
terlalu berminyak.
pendengaran.
5) Hidung : Bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri
tekan.
benjolan biasa.
1) Nutrisi – Metabolik
muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat
2) Eliminasi
motorik.
tingkat kepuasan.
B. Diagnosis Keperawatan
1. Definisi
2. Penyebab
menyelesaikan aktivitas.
a. Kondisi kronis
b. Infeksi
e. Tumor
1. Definisi
2. Penyebab
berupa terbakar atau teriritasi bahan kimia iritan; dan agen fisik
yang berlebihan.
a. Kondisi pembedahan
b. Cedera traumatis
c. Infeksi
e. Glaucoma
Masalah 3 : Ansietas
2. Penyebab :
a. Krisis situasional
j. Penyalaunaan Zat
berdaya
b. Penyakit akut
secara mandiri
2. Penyebab
b. Perubahan metabolism
f. Keterlambatan perkembangan
g. Kekakuan sendih
h. Kontraktur
i. Mainutrisi
j. Gangguan musculoskeletal
k. Gangguan neuromuskeletar
menurun
gerakanterbatas,fisik lemah
C. Intervensi Keperawatan
Manajemen Nyeri
Kriteria Hasil :
Observasi
intensitas nyeri.
Terapeutik
nyeri.
pasien.
Edukasi
pasien
2) Jelaskan strategi mengatasi nyeri
cara sederhana.
Kolaborasi
dirasakan pasien
Manajemen Nyeri
Kriteria Hasil :
Observasi
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi kualitas dan
intensitas nyeri.
Terapeutik
nyeri.
pasien.
Edukasi
pasien
cara sederhana.
Kolaborasi
dirasakan pasien.
Masalah 3 : Ansietas
Tingkat Ansietas
Kriteria Hasil :
a. Perilaku gelisah menurun
Observasi :
c. Memonitortanda-tanda ansietas
Terapeutik :
memungkinkan
Edukasi :
dan prognosi
Tingkat Pengetahuan
Kriteria Hasil :
meningkat
Observasi
Mulyasari Ad, 2017. Analisis Faktor Risiko Kanker Payudara Pada Rsu.
Alauddin Makassar
Ihda Fadila. (2020). Jenis Obat Dan Pengobatan Kanker Payudara Yang Dapat
Direkomendasikan Dokter.
Kemenkes Kupang).
Https://Dharmais.Co.Id/News/285/Kanker-:-Nutrisi-Pada-Pasien-Kanker
Erb’s, K. &. (2015). Fundamental of Nursing (3rd ed.). Pearson Australia Group.
IASP. (2012). International Study of Pain (IASP).
Risnah, R., Musdalifah, M., Amal, A. A., Nurhidayah, N., & Rasmawati, R.
Oleh:
Sri Wahyuni,S,Kep
70900121033
CI LAHAN CI INTITUSI
( ) ( )
3
9
39
Keluarga klien mengatakan hanya sulit melakukan aktifitas akibat nyeri yang
di rasa pada kepala dan lemah pada ekstremitas sebelah kanan
4) Berapa lama melakukan kegiatan perhari? Jam berapa mulai kerja?
Keluarga klien mengatakan sebelum sakit pasien bisa melakukankegiatan dalam
seharian dimulai dari pagi dengan membersihkan rumah setelah sakit klien hanya
berbaring di rumah sakit
5) Apakah klien mampunyai keterampilan khusus?
Klienmengatakan tidak mengetahui keterampilan khusus yang dia miliki
6) Bagaimana aktifitas klien saat sakit sekarang ini? Apakah perlu bantuan?
Ya, karna pasien mengalami kelemahan ekstremitas sebelah kanan sehingga
membutukan bantuan
b. Istirahat
1) Kapan dan berapa lama klien beristirahat?
Klien mengatakan pasien beristirahat di siang hari pada pukul 13.30
2) Apa kegiatan untuk mengisi waktu luang?
Klien mengatakan sebelum sakit apabilah ada waktu luang pasien menonton
TV atau duduk-duduk di teras rumah saat dirawat di RS pasien hanya
berbaring ditempat tidur
3) Apakah klien manyediakan waktu khusus untuk istirahat?
Klien mengatakan klien menyiapkan waktu istirahatan di siang hari dan
malam hari
4) Apakah pengisian waktu luang sesuai hoby?
Iya karena klien menyukai menonton
5) Bagaimana istirahat klien saat sakit sekarang ini?
Klien mengatakan pada saat dirawat di RS lebih banyak beristirahat
c. Tidur
1) Bagaimana pola tidur klien? (jam, berapa lama, nyenyak/tidak?)
Klien mengatakan sebelun sakit dia tidur 2 X sehari yaitu siang dan malam
pagi biasanya 1-2 jam dan malam 6-7 jam. Dan setelah mengalami sakit klien
mengatakan sering terbangun akibat nyeri yang di rasadan sulit untuk
bernapas
2) Apakah kondisi saat ini menganggu klien?
Ya, Karena klien sering terbangun daritidurnya sehingga dia tidak dapat tidur
dengan nyenyak
3) Apakah klien terbiasa menggunakan obat penenang sebelum tidur?
Klien mengatakan tidakperna menggunakan obat penenang sebelum tidur
4) Kegiatan apa yang dilakukan menjelang tidur?
Pasien mengatakan tidak ada kegiatan menentu saat ingin tidur
5) Bagaimana kebiasaan tidur?
Pasien mengatakan biasa tidur di malam hari
6) Berapa jam klien tidur? Bagaimana kualitas tidurnya ?
Klien mengatakan sebelum sakit tidurnya pada siang hari bisa 2-3 jam
sedangkan malam 6-7 jam pada saat klien mengalami sakitan klien
mengatakan sulit untuk tidur siang hari ± 1 jam dan malam 1-2 jam
7) Apakah klien sering terjaga saat tidur?
Klien mengatakan sering terbangun akibat nyeri yang dirasakan
8) Pernahkan mengalami gangguan tidur? Jenisnya?
Klien mengatakan tidak pernahmengalamigangguantidur sebelumnya
9) Apa hal yang ditimbulkan akibat gangguan tersebut?
Klien mengatakan pusing akibat sering terbangun
3. CAIRAN
a. Berapa banyak klien minum perhari? Gelas?
Keluarga klien mengatakan klien bisa menghabiskan 2-3 aqua gelas dalam 1 hari
b. Minuman apa yang disukai klien dan yang biasa diminum klien?
Klien mengatakan minuman yang disukai yaitu teh, dan untuk sekarang klien
hanya minum air mineral
c. Apakah ada minuman yang disukai/ dipantang?
Klien mengatakan sukaminum teh dan tidak ada minuman yang dipantangi
d. Apakan klien terbiasa minum alkohol?
Klien mengatakan tidak pernah minum minuman yang alkohol
e. Bagaimana pola pemenuhan cairan perhari?
Klien mengatakan ia rajin minum air mineral perhari
f. Ada program pembatasan cairan?
Klien mengatkan tidakada program pembatasan cairan
g. Bagaimana balance cairan klien ?
4. NUTRISI
a. Apa yang biasa di makan klien tiap hari?
Klien mengatakan klien biasa makan nasi putih, lauk pauk dan sayur
b. Bagaimana pola pemenuhan nutrisi klien? Berapa kali perhari?
Kluarga klien mengatakan klien makan 3X sehari dan porsimakan selalu
dihabiskan
c. Apakah ada makanan kesukaan, makanan yang dipantang?
Pasien mengatakan suka memakan coto, namun sudah dikurangi karena
hipertensinya
d. Apakah ada riwayat alergi terhadap makanan?
Klien mengatakan tidakada alergi terhadap makanan
e. Apakah ada kesulitan menelan? Mengunyah?
Klien mengatakan tidakada kesulitan menelan dan mengunyah
f. Apakah ada alat bantu dalam makan? Sonde, infus.
Klien terpasang infus
g. Apakah ada yang menyebabkan gangguan pencernaan?
Klien mengatakan tidakada gangguan pencernaan
h. Bagaimana kondisi gigi geligi klien? Jumlah gigi? Gigi palsu? Kekuatan gigi?
Klien mengatakan tidak memiliki gigi palsu
i. Adakah riwayat pembedahan dan pengobatan yang berkaiatan dengan
sistem pencernaan?
Klien mengatakan tidakada riwayat pembedahan yang berkaitan
dengan system pencernaan
j. Adakah program DIET bagi klien ? Jenis ? Bila ada, jelaskan secara RINCI
Klien mengatakan tidak ada program diet
5. ELIMINASI: URINE DAN FESES
a. Eliminasi feses:
1) Bagaimana pola klien dalam defekasi? Kapan, pola dan karakteristik feses?
Klien mengatakan sebelum sakit frekuensi BAB 1 X sehari BAB klien padat
danberwarna kecoklatan klien mengatakan selama di RS belum perna BAB
2) Apakah terbiasa menggunakan obat pencahar?
Pasien mengatakan tidak percaya diri apa yang dialami saat ini
2) Bagaimana suasana hati klien?
Sedih
3) Bagaimana perasaan klien saat ini?
Haya terdiam
b. Konsep diri:
1) Bagaimana klien memandang dirinya?
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien dapat melakukan segala hal sendiri,
pada saat sakit klien tidak dapat melakukan aktivitas
2. Hubungan Sosial
a. Apakah klien mempunyai teman dekat?
Ya. Pasien mempunyai banyak sahabat seumurannya
b. Siapa yang dipercaya klien?
Suami, orang tua , anak, dan sahabat-sahabatnya
c. Apakah klien ikut dalam kegiatan masyarakat?
Klienmengatakan tidakikut dalam kegiatan masyarakat
d. Apakah pekerjaan klien sekarang? Apakah sesuai kemampuan?
Ya. Pasien mengatakan bekerja sebagai ibu rumah tangga yang bisa melakukan
pekerjaan yang di rumah
3. Spiritual
a. Apakah klien menganut satu agama?
Tidak
b. Saat ini apakah klien mengalami gangguan dalam menjalankan ibadah?
Ya. Karna pasien tidak bisa ke gereja untuk beribadah
c. Bagaimana hubungan antara manusia dan Tuhan dalam agama
Pasien mengatakan bahwa hubungannya dengan Tuhan bagus, karena setiap
saat ia selalu bedoa
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. KEADAAN UMUM
1. Kesadaran: CM, GCS: E4M6V5
2. Kondisi klien secara umum
Baik
3. Tanda-tanda vital
-TD: 130/85
-N: 103 x/i
-P: 20 x/i
-S: 36,5 ˚C
4. Pertumbuhan fisik: TB,BB,postur tubuh.antropometri
-TB:160 cm
-70 Kg
-IMT: 27,3
5. Keadaan kulit: wana, tekstur, kelaianan kulit.
-Warna kulit sawo matang
-Turgor kulit elastis
B. PEMERIKSAAN CEPALO KAUDAL
1. Kepala
a. Bentuk, keadaan kulit, pertumbuhan rambut.
-Bentuk kepala bulat merata, terdapat ada nyeri dikepalayang dirasakan yang
secara tiba-tiba, tidak ada massa, tidak ada lesi atau kotoran
-Keadaan kulit kepala bersih dan tidak ada ketombe
-Rambut kusam
b. Mata: kebersihan, penglihatan, pupil, reflek, sklera, konjungtiva
-Tidak ada massa atau pembengkakan
-Pupil isokor, refleks kanan kiri mengikuti cahaya, ukuran 2,5 cm kanan kiri
-Konjungtiva tidak anemis
-Sklera tidak ikterik
c. Telinga: bentuk, kebersihan, sekret, fungsi dan nyeri telinga?
- Simetris
- Bersih dan tidak ada serumen atau cairan telinga
- Fungsi telinga baik menggunakan tes berbisik
d. Hidung: fungsi, polip,sekret, nyeri?
Penciuman baik, tidak ada polip atau sumbatan, tidak ada secret
e. Mulut: kemampuan bicara, keadaan bibir, selaput mukosa, warna lidah, gigi (
letak, kondisi gigi), oropharing (bau nafas, suara parau, dahak)
-Kemampuan bicara baik dan lancar
-Keadaan bibir normal dan tidak ada kelainan
-Letak gigi rata atau tidak bersusun, kondisi bersih dan putih
2. Leher
Bentuk, gerakan, pembesaran thyroid, kelenjar getah bening, tonsil, JVP, Nyeri
telan?
- Refleks menelan
-Tidak ada pembesaran thyroid
-Tidak ada kelenjar getah bening
-Tidak ada distensi vena jugularis
-Tonsil normal, berwarna merah muda dan tidak bengkak
-Tidak ada nyeri tekan
3. Dada
a. Inspeksi: Bentuk dada, kelainan bentuk, retraksi otot dada, pergerakan selama
pernafasan, jenis pernafasan.
Bentuk dada simetris, tidak ada kelainan bentuk dada, tidak ada retraksi dinding
dada, jenis pernafasan dada
b. Auskultasi: Suara pernafasan, Bunyi jantung, suara abnormal yang ditemui
Tidak dikaji
c. Perkusi: batas jantung dan paru? Dullness.
Tidak dikaji
d. Palpasi: simetris?nyeri tekan? Massa? Pernafasan (kedalaman, kecepatan), ictus
kordis.
Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa
4. Abdomen
a. Inspeksi: simetris?, contour, warna kulit, vena, ostomy.
Simetris, tidak ada lesi, tidak ada massa, warna kulit kecoklatan
b. Auskultasi: bunyi perstaltik normal
c. Perkusi: Udara. Cairan, massa/ tumor?
Tidak dikaji
d. Palpasi: batasjantung danparu ditandai dengan jantung saat diperkusi terdengar
redup dan paru terdengar sonor
e. Genitalia, Anus dan Rektum
Pada anus dan rectum normal, tidak terdapat lesi, tidak tedapat pembengkakan.
f. Ekstermitas
1) Atas: alat ekstermitas lengkap simestris tidak ada edema tidak ada lukadan
hanya lemah singga susah untuk di gerakan
2) Bawah: kelengkapan, edema perifer, kekuatan otot, bentuk kaki, varices,
gerakan otot, gerakan panggul, luutut, pergelangan kaki dan jari-jari.
Ekstermitas bawah lengkap, tidak ada kelainan jari, tonus otot lemah, gerak
terbatas karna kelemahan pada ekstermitas sebelah kanan Kekuatan 3
3) Kekuatan otot
3 4
3 4
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal Test Hasil Hasil Normal Satuan
30-03-2022HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
13,1 4.00-10.0 10^3/UI
WBC
4,41 4.00-6.00 10^6/UI
RBC
41 12,0=16.00 Gr/dl
HGC
94 37.0-48.0 %
MCV
32 80.0-97.0 FL
MCH
34 26.5-33.5 Pg
MCHC
297 31.5-35.0 Gr/dl
PLT
RDW-SD 150-400 10^3/ui
37.0-54.0 FL
12,9
RDW-CV 10.0-15,0
14,0
PDW 10.0-8.0 FL
8,4
MPV 6.50-11.0 FL
P-LCR 13.0-43.0 %
0,25
PCT 0.15-0.50 %
82,6
NEUT 52.0-75.0 %
13.7
LYMPH 20.00-40.0 %
3.1
MONO 2.00-8.00 10^3/UI
0.2
EO 1.00-3.00 10^3/UI
0.4
BASO 0.00-0.10 10^3/UI
RET 0.00-0.10 Mm
LED I (L<10.P<20)
LED Jam II
KIMIA DARAH 329
140 Mg/dl
Glukosa
GDS 21 10-50 Mg/dl
Fungsih ginjal 0.59 L(<1.3),P(<1.1) Mg/dl
Ureum
kreatinin 24 <38 U/L
Fungsi hati 60 <41 U/L
SGOT 3.8 3.5-5.0 Gr/dl
SGPT
Albumil 136 136-145 Mmol/l
Kalium
klorida
- TD: 130/85
- N: 103 x/i
Nutrisi dan Cairan
Eliminasi
Aktivitas dan Istirahat
Neurosensory
Reproduksi dan
Seksualitas
Psikologis Nyeri dan Kenyamanan DS:
- Pasien mengeluh nyeri
- P: Pasien mengatakan nyeri
- Q: Pasien mengatakan nyeri seperti
tertusuk-tusuk,
- R: Pasien mengatakan nyeri pada
kepala dan kelemahan ekstermitas
sebelah kanan lemah
- S: Pasien mengatakan nyeri skala 4
NRS
- T:
∙ Frekuensi: 3-4 kali dalam sehari
∙ Durasi: 5-10 menit
-
DO:
- Pasien tampak meringis
- Skala nyeri 7 NRS
- Post operasi Ca Mammae
- S: 36,5 ˚C
Integritas Ego
Pertumbuhan dan
Perkembangan
Perilaku Kebersihan Diri
Penyuluhan dan
Pembelajaran
Relasional Interaksi Sosial
Lingkungan Keamanan dan Proteksi
DO:
- Post operasi Ca mammae
- Pemberian antibiotik
∙ Ceftriaxone
∙ Dexamethasone
FORMAT ANALISA DATA
- Kekuatan otot
3 4
Kehilangan daya otot
3 4
- Klien tampak meringis
Penurunan otot
Perubahan sistem
muskuloskeletar
Mobilitas
Mendesak sel syaraf Mammae asimetik
Pererubahan sistem
muskuloskeletar
Gangguan Mobilitas
Fisik
PERUMUSAN PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
No Diagnosis Keperawatan
.
1. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor dibuktikan dengan:
DS:
- Pasien mengeluh nyeri
- P: Pasien mengatakan nyeri
- Q: Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk,
- R: Pasien mengatakan nyeri pada kepala dan kelemahan ekstermitas sebelah
kanan lemah
- S: Pasien mengatakan nyeri skala 7 NRS
- T:
∙ Frekuensi: 3-4 kali dalam sehari
∙ Durasi: 5-10 menit
-
DO:
- Pasien tampak meringis
S: 36,5 ˚C
2 Anseitas dibuktikan dengan
DS :
- Klien mengatakan takut tentang rencana melakukan kemoterapi
DO :
- Kekuatan otot
3 4
3 4
- Klien tampak meringis
FORMAT DIAGNOSIS KEPERAWATAN
- Kekuatan otot
3 4
3 4
- Klien tampak meringis
No Diagnosis Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan
. Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. DS: Tujuan: Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
Pasien mengeluh nyeri intervensi selama 2X24 Observasi Observasi
P: Pasien jam, diharapkan tingkat - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, -Untuk mengetahu
mengatakan nyeri
nyeri menurun dengan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri umum klien
Q: Pasien
mengatakan nyeri Kriteria hasil: - Identifikasi skala nyeri
seperti tertusuk-tusuk, - Untuk me
a. Keluhan nyeri menurun - Identifikasi respon nyeri non verbal
R: Pasien
mengatakan nyeri pada b. Meringis menurun - Identifikasi faktor yang memperberat dan tindakan selanjutnya
kepala dan kelemahan c. Frekuensi nadi membaik memperingan nyeri - Untuk memudah
ekstermitas sebelah
d. Pola napas membaik -Identifikasi pengetahuan dan keyakinan pemberian intervens
kanan lemah
S: Pasien e. Tekanan darah membaik tentang nyeri - Untuk me
mengatakan nyeri skala -Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas dilakukan intervensi
4 NRS
T: hidup
∙ Frekuensi: 3-4 kali -Monitor keberhasilan terapi -Mengetahui perse
dalam sehari
komplementer yang sudah diberikan mengenai nyeri
∙ Durasi: 5-10 menit
-Monitor efek samping analgetik -Mengetahui seja
DO: nyeri mempengaru
Pasien tampak meringis hidup klien
Skala nyeri 4 NRS
Teraupetik aktivitas sehari-hari
Post operasi Ca
Mammae - Berikan teknik non farmakologis untuk -Memantau sejau
S: 36,5 ˚C mengurangi rasa nyeri (terapi relaksasi keberhasilan tera
napas dalam ) diberikan
-Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri -Untuk mengetah
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri samping pemberian
Teraupetik
Edukasi -Untuk
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu menurunkan nyeri
nyeri -Untuk m
- Jelaskan strategi meredakan nyeri terjadinya memperb
- Anjurkan memonitor nyeri secara -Untuk menentuka
mandiri meredakan nyeri
- Ajarkan teknik non farmakologis untuk Edukasi
mengurangi rasa nyeri - Pendidikan keseh
Kolaborasi meningkatkan p
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika klien
perlu - Meningkatkan pe
- kolaborasi pemberian agen atau prosedur klien
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
FORMAT IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
3 4 P : Intervensi Lanjut
3 4
Dukungan Mobilisasi
Trapeutik
a. Ciptakan suasana
trapeutikuntuk menumbuhkan
kepercayaan
Hasil : klien mampu ciptakan kepercayan lebih
meningkat
Edukasi
d. Anjurkan mengungkapkan
perasaandan peresepsi
Hasil : Klien mampu mengungkapkan perasaanya
FORMAT EVALUASI KEPERAWATAN
No Diagnosis Keperawatan Waktu Evaluasi (SOAP/SOAPIER)
.
1. DS: Kamis, 06 April e. S : Klien mengatakan nyeri terasa di kepada dan
2021 lemah ektremitas sebelah kana sehingga sulit
- Pasien mengeluh nyeri
digerakan
- P: Pasien mengatakan 14:30 WITA
f. O : klien tampak meringis
nyeri pada kepala
g. A : masalah Nyeri akut belum teratasi
- Q: Pasien mengatakan
h. P : Intervensi Lanjutan
nyeri seperti tertusuk-
Manajemen Nyeri
tusuk,
- R: Pasien mengatakan Observasi
nyeri pada kepala dan
kelemahan ekstermitas a. Identifikasi skala nyeri
sebelah kanan lemah
- S: Pasien mengatakan Hasil : skala nyeri 4(NRS)
nyeri skala 4 NRS Terapeutik
- T:
∙ Frekuensi: 3-4 kali a. Berikan teknik non farmakologis untuk
dalam sehari
mengurangi rasa nyeri (kombinasi terapi
∙ Durasi: 5-10 menit
- relaksasi napas dalam)
DO: Edukasi
- Pasien tampak meringis
Jelaskan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
- Skala nyeri 4 NRS
- Post operasi Ca Mammae rasa nyeri
S: 36,5 ˚C
P : intervensi dilanjutkan
3 4
3 4 Dukungan Mobilisasi
Pasien tampak meringis Observasi
Trapeutik
a. Ciptakan suasana
trapeutikuntuk menumbuhkan
kepercayaan
Hasil : klien mampu ciptakan kepercayan lebih
meningkat
Edukasi
d. Anjurkan mengungkapkan
perasaandan peresepsi
Hasil : Klien mampu mengungkapkan perasaanya
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasari Ad, 2017. Analisis Faktor Risiko Kanker Payudara Pada Rsu. Bahteramas Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017. Jurnal Penelitian. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Halu Oleo.
Chabira Suharda. 2019. Hubungan Posttraumatic Growth Terhadap Kualitas Hidup Pasien Ca.
Mammae Di Rsud Kota Makassar Tahun 2019. Skripsi.Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Ihda Fadila. (2020). Jenis Obat Dan Pengobatan Kanker Payudara Yang Dapat
Direkomendasikan Dokter.
Moorhead,Dkk. (2013). Nursing Outcomes Classification, 5 Th Edition. Singapura: Elsevier Inc.
Dos Remedios, M. D. (2019) Asuhan Keperawatan Ca Mammae Di Ruang Cempaka Prof. Dr.
Wz Johannes Kupang (Doctoral Dissertation, Poltekes Kemenkes Kupang).
Azarinakhoirun, 2017.Efek Radioterapi Terhadap Produksi Sel Darah Pada Penderita Ca
Mammae Dan Ca Cervix
Https://Dharmais.Co.Id/News/285/Kanker-:-Nutrisi-Pada-Pasien-Kanker
Almatsier.2008.Penuntun Diet Edisi Terbaru.Pt Gramedia Pustaka: Jakarta
Chabira Suharda. "Hubungan Posttraumatic Growth Terhadap Kualitas Hidup Pasien Ca.
Mammae Di Rsud Kota Makassar Tahun 2019".Skripsi. Makassar: Fakultas Kedokteran Dan
Ilmu Kesehatan Uin Alauddin Makassar, 2019.
Herdman, H., & Kamitsuru, S. 2018. Nanda-I Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi
2018-2020. Jakarta: EGC.