Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN DIAGNOSA CA MAMMAE DIRUANG


GARUDA RUMAH SAKIT UMUM DEPATI
BAHRIN

Disusun oleh :
ELDA PASYA
20100051

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSTITUT
CITRA

INTERNASIONAL BANGKA BELITUNG TAHUN 2023


I. Konsep penyakit

1. Definisi

Kanker payudara merupakan gangguan pertumbuhan sel normal mammae, dimana sel

abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan

pembuluh darah. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran pelaksanaan asuhan

keperawatan pada Klien kanker payudara untuk meningkatkan kualitas hidup

Klien.Berdasarkan jenis penyakitnya, kanker payudara paling banyak dialami di Indonesia

yaitu sebanyak 65.858 kasus. Jumlah ini setara 16,6% dari total kasus penyakit kanker di

tanah air.(kemenkes 2022).

2. Penyebab (Etiologi)

Kanker payudara berasal dari unit sekretorius payudara, yaitu unit duktus- lobulus

terminal. Beberapa faktor risiko kanker payudara telah diketahui saat ini antara lain faktor

genetik (5 - 7%), riwayat keluarga menderita kanker payudara, riwayat pernah menderita

kanker payudara sebelumnya, faktor menstruasi dan reproduksi, paparan radiasi, penggunaan

terapi sulih hormon, alkohol dan diet tinggi lemak. Meskipun telah banyak diketahui faktor

risiko, ternyata 75% kanker payudara tidak ada hubungan dengan faktor risiko yang ada.28

Faktor-faktor etiologi tersebut secara garis besar bisa dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

a. Faktor genetik.

Setiap kanker bisa dipandang sebagai proses genetik karena kanker terjadi dari

perubahan genetik atau mutasi. Hanya sebagian kecil kanker herediter, sisanya adalah

sporadik dan berhubungan dengan mutasi somatik yang didapatkan selama hidup.

Individu yang membawa mutasi genetik, lahir satu langkah lebih dekat dengan

timbulnya tumor dan mempunyai kecenderungan menderita kanker pada usia muda.
Pada kanker payudara, proses ini bisa berlangsung mulai dari mutasi genetik,

hiperplasia, karsinoma in situ, kemudian kanker metastatik. Pada kanker payudara

herediter, terjadi pertama kali adalah mutasi yang berhubungan dengan repair DNA

dan apoptosis

b. Faktor hormonal.

Hormon estrogen merupakan hormon utama pemicu timbulnya kankerpayudara.

Pada wanita dengan kadar estrogen yang tinggi seperti nuliparitas, menarche awal,

usia paparan estrogen lama, tidak laktasi dan terapi sulih hormonepada menopause

akan mempunyai risiko lebih tinggi terkena kanker payudara. Estrogen dan

progesteron mempengaruhi perkembangan dan perubahan dari kelenjar payudara

yang memiliki berbagai macam reseptor hormon. Paparan estrogen akan

meningkatkan faktor-faktor proliferasi sel dan bila tidak terkendali secara biologis

akan berkembang menjadi kanker mengikuti tahapan-tahapannya.

c. Faktor lingkungan

Paparan agen karsinogenesis dari lingkungan dapat berupa zat kimia, zat makanan,

infeksi dan faktor fisik seperti radiasi radioaktif, dan trauma. Beberapa faktor

lingkungan seperti bahan kimia organoklorin, lapangan elektromagnetik, merokok

aktif dan pasif dan penggunaan implan silikon sampai saat ini belum terbukti

menaikkan risiko terjadinya kanker payudara


3. Anatomi dan fisiologis

a. Anatomi

b. fisiologis

Payudara wanita mengalami tiga jenis perubahan yang dipengaruhi oleh hormon.

Perubahan pertama dimulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas sampai

menopause. Sejak pubertas, estrogen dan progesteron menyebabkan berkembangnya

duktus dan timbulnya sinus. Perubahan kedua, sesuai dengan daur haid. Beberapa hari

sebelum haid, payudara akanmengalami pembesaran maksimal, tegang, dan nyeri. Oleh

karena itu pemeriksaan payudara tidak mungkin dilakukan pada saat ini. (Wahyuningsih

,2021).

Pada usia kehamilan trimester 1, payudara (mamae) akan membesar dan tegang

akibat hormon somatomamotropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum

mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertropi sistem saluran, sedangkan

progesteron menambah sel-sel asinus pada mammae. Somatomamotropin mempengaruhi

pertumbuhan sel-sel asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga
terjadi pembuatan kasein, laktralbumin dan laktoglobulin. Dengan demikian mammae

dipersiapkan untuk laktasi. (Wahyuningsih ,2021). Kolostrum mulai muncul pada

trimester II, warnanya bening kekuning-kuningan. Pertumbuhan payudara pun lebih besar

lagi karena dipengaruhi oleh kelenjar mamae. Pada Trimester III, Mammae semakin

tegang dan membesar sebagai persiapan untuk laktasi akibat pengaruh somatotropin,

estrogen dan progesteron. Pada payudara wanita terdapat striae karena adanya peregangan

lapisan kulit. Hal ini terjadi pada 50 % wanita hamil. Selama trimester ini pula sebagian

wanita mengeluarkan kolostrum secara periodik (Wahyuningsih, 2021).

4. Manifestasi Klinik Tanda dan Gejala

Tanda carsinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip pada

tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips, adanya keluaran dari

puting susu, puting eritema, mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat

badan turun dapat sebagai petunjuk adanya metastase . Adapun tanda dan gejala kanker

payudara adalah sebagai berikut.

a. Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit

b. Bentuk puting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terusmenerus) atau puting

mengeluarkan cairan/darah (nipple discharge)

c. Ada perubahan pada kulit payudara di antaranya berkerut seperti kulit jeruk

(peaud’orange), melekuk ke dalam (dimpling) dan borok (ulcus)

d. Adanya benjolan-benjolan kecil di dalam atau kulit payudara (nodul satelit)

e. Ada luka puting di payudara yang sulit sembuh (paget disease). d. Payudara terasa

panas, memerah dan bengkak.

f. Terasa sakit/ nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker)
g. Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada awal-awalnya

tidak terasa sakit.

h. Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu payudara

i. Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa massa di payudara

5. Patofisiologi

Payudara wanita mengalami tiga jenis perubahan yang dipengaruhi oleh hormon.

Perubahan pertama dimulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas sampai

menopause. Sejak pubertas, estrogen dan progesteron menyebabkan berkembangnya

duktus dan timbulnya sinus. Perubahan kedua, sesuai dengan daur haid. Beberapa hari

sebelum haid

payudara akanmengalami pembesaran maksimal, tegang, dan nyeri. Oleh karena itu

pemeriksaan payudara tidak mungkin dilakukan pada saat ini. Perubahan ketiga terjadi

pada masa hamil dan menyusui. Saat hamil payudara akan membesar akibat proliferasi dari

epitel duktus lobul dan duktus alveolus, sehingga tumbuh duktus baru. Adanya sekresi

hormon prolaktin memicu terjadinya laktasi, dimana alveolus menghasilkan ASI dan

disalurkan ke sinus kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu. (Wahyuningsih

& Kusmiati, 2021).

Karsinoma muncul sebagai akibat sel sel yang abnormal terbentuk pada payudara

dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel tersebut merupakan hasil

mutasi gen dengan perubahan perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya. Mutasi gen

ini dipicu oleh keberadaan suatu benda asing yang masuk dalam tubuh kita, diantara

pengawet makanan, vetsin, radioaktif, oksidan atau karsinognik yang dihasilkan oleh

tubuh sendiri secara alamiah.

Pertumbuhan dimulai didalam duktus atau kelenjar lobulus yang disebut karsinoma

non invasif. Kemudian tumor menerobos keluar dinding duktus atau kelenjar di daerah
lobulus dan invasi ke dalam stroma , yang dikenal dengan nama karsinoma invasif. Pada

pertumbuhan selanjutnya tumor meluas menuju fasia otot pektoralis atau daerah

kulityang menimbulkan 19 perlengketan-perlengketan. Pada kondisi demikian tumor

dikategorikanstadium lanju inoperabel.

6. Komplikasi

Kanker Payudara Menurut (Rasjidi, 2019) Komplikasi kanker payudara sebagai berikut

a. Gangguan Neurovaskuler

b. Metastasis : otak, paru, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang

c. Fraktur patologi

d. Fibrosis payudara

e. Kematian

f. Nyeri pada area operasi

g. Infeksi 8. Bengkak pada area operasi

h. Keterbatasan gerakan lengan/pundak

i. Kumpulan bekuan darah (hematoma) pada area operasi (Sobri et al., 2020)

7. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kanker payudara menurut Komite

Penanggulangan Kanker Nasional (2019) adalah sebagai berikut.

a. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan kimia darah sesuai dengan perkiraan

metastasis serta Tes Tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum

atau plasma

b. Mamografi Payudara
Mamografi adalah pencitraan menggunakan sinar X pada jaringan payudara yang

dikompresi. Mammografi dikerjakan pada wanita usia diatas 35 tahun, namun karena

payudara orang Indonesia lebih padat maka hasil terbaik mamografi sebaiknya

dikerjakan pada usia >40 tahun. Pemeriksaan Mamografi sebaiknya dikerjakan pada

hari ke 7-10 dihitung dari hari pertama masa menstruasi; pada masa ini akan

mengurangi rasa tidak nyaman pada wanita pada waktu di kompresi dan akan

memberi hasil yang optimal.

c. Ultrasonografi

Penggunaan USG untuk tambahan mamografi meningkatkan akurasinya sampai 7,4

%. Namun USG tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai modalitas skrining oleh

karena didasarkan penelitian ternyata USG gagal menunjukan efikasinya.

d. MRI dan CT-SCAN

Walaupun dalam beberapa hal MRI lebih baik daripada mamografi, namun secara

umum tidak digunakan sebagai pemeriksaan skrining karena biaya mahal dan

memerlukan waktu pemeriksaan yang lama. Akan tetapi MRI dapat dipertimbangkan

pada wanita muda dengan payudara yang padat atau pada payudara dengan implant,

dipertimbangkan Klien dengan risiko tinggi untuk menderita kanker payudara.

8. Penatalaksanaan medis

Penatalaksanaan medis yang dapat dilaksanakan pada Klien dengan kanker payudara

menurut Komite Penanggulangan Kanker Nasional (2019) adalah sebagai berikut.

a. Pembedahan

Pembedahan merupakan terapi yang paling awal dikenal untuk pengobatan kanker

payudara.

1) Mastektomi
Mastektomi adalah pengangkatan tumor metastasis pada kanker payudara.

Tindakan ini memang masih terjadi kontroversi diantara para ahli, namun

dikatakan mastektomi mempunyai angka harapan hidup yang lebih panjang bila

memenuhi indikasi dan syarat tertentu.Tindakan ini dilakukan pada kanker

payudara dengan metastasis kulit, paru, hati, dan payudara kontralateral. Pada

metastasis otak, metastatektomi memiliki manfaat klinis yang masih kontroversi.

2) Mastektomi Radikal Modifikasi

Mastektomi Radikal Modifikasi adalah tindakan pengangkatan tumor payudara

dan seluruh payudara termasuk kompleks putingareola, disertai diseksi kelenjar

getah bening aksilaris level I sampai II. Indikasi MRM adalah kanker payudara

stadium I, II, IIIA dan IIIB. Bila diperlukan pada stadium IIIb, dapat dilakukan

setelah terapi neoajuvan untuk pengecilan tumor.

3) Mastektomi dengan teknik onkoplasti

Rekonstruksi bedah dapat dipertimbangkan pada institusi yang mampu ataupun

ahli bedah yang kompeten dalam hal rekonstruksi payudara tanpa meninggalkan

prinsip bedah onkologi.

b. Terapi Sistemik

1) Radioterapi

Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula

merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya,

kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang

tenggorokan

2) Kemoterapi
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek

samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah

terserang penyakit

3) Manipulasi Hormonal

Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase.

Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan

therapi endokrin lainnya.


II. Konsep Asuhan Keperawata

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Intervensi (SIKI)


(SDKI) Kriteria Hasil
(SLKI)
1. Kategori : fisiologi Luaran : 1. Manajemen
Subkategori : respirasi Pola napas jalan napas
Kode : D.0005 Pola nafas Kode : (1.01011)
tidak efektif berhubungan L.01004 - Monitor pola
dengan deformitas dinding Ekspektasi: nafas (frekuensi,
dada, hambatan upaya Membaik Kriteria kedalaman, usaha
nafas (misalnya nyeri saat Hasil : - Dispnea - nafas)
bernafas) Penggunaan otot - Monitor bunyi napas
bantu napas tambahan
- Pemanjangan - Posisikan semi
fase ekspirasi fowler atau fowler
- Pernapasan - Ajarkan teknik batuk
pursed-lip efektif
- Pernapasan - Berikan minum
cuping hidung hangat
- Frekuensi napas - Berikan oksigen
- Kedalaman - Kolaborasi dalam
napas pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukoltik,
jika perlu
2. Pemantauan
respirasi (1.01014)
- Monitor frekuensi,
kedalaman dan
upaya napas
- Monitor adanya
produksi sputum
- Monitor
kemampuan batuk
Efektif
- Monitor
saturasi oksigen
2. Kategori : Psikologi Luaran : Tingkat 1.Manajemen nyeri
Subkategori : Nyeri dan nyeri Kode : (1.08238)
kenyamanan Kode : L.08066 -Identifikasi
D.0077 Nyeri akut Ekspektasi : lokasi,
berhubungan dengan Menurun Kriteria karakteristik,
agen cedera fisiologi Hasil : - Keluhan durasi, frekuensi,
nyeri kualitas, intensitas
- Meringis nyeri
- Sikap protektif - Identifikasi skala
- Gelisah nyeri
- Kesulitan tidur - Identifikasi
- Frekuensi nadi respon nyeri non
verbal
- Identifikasi faktor
yang memperberat
dan
memperingan nyeri
- Berikan analgesik
sesuai terapi
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri
- Kolaborasi
dalam pemberian
analgetik jika perlu
3. Kategori : fisiologi Luaran : Status 1. Manajemen Nutrisi
Subkategori : Nutrisi dan nutrisi Kode : (1.03119)
cairan Kode : D.0019 L.03030 - Identifikasi status
Defisit nutrisi Ekspektasi : nutrisi
berhubungan dengan Membaik Kriteria - Monitor asupan
ketidakmampuan Hasil : - Porsi makanan
mengabsorbsi nutrien ke makanan yang - Identifikasi makanan
jaringan dihabiskan yang disukai
- Verbalisasi - Monitor berat badan
keinginan - Sajikan makanan
meningkatkan yang menarik dan
nutrisi suhu yang sesuai
- Berat badan - Berikan makanan
- Indek massa tinggi serat, tinggi
tubuh (IMT) kalori dan tinggi
protein
- Anjurkan makan
posisi duduk, jika
mampu
- Kolaborasi dengan
ahli gizi dalam
menentukan jumlah
nutrisi yang
dibutuhkan klien
4. Kategori : fisiologi Luaran : Citra 1. Dukungan
Subkategori : aktivitas dan tubuh Kode : mobilisasi (1.05173) -
istirahat Kode : D.0054 L.05042 Identifikasi adanya
Gangguan mobilitas fisik Ekspektasi : nyeri atau keluhan
berhubungan dengan nyeri Meningkat fisik lainnya
Kriteria Hasil : - Identifikasi
- Pergerakan toleransi fisik
ekstremitas melakukan
- Kekuatan otot pergerakan
- Rengtang - Monitor kondisi
gerak (ROM) umum selama
melakukan mobilsasi
- Fasilitasi
melakukan mobilisasi
fisik
- Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
- Jelaskan
tujuan dan prosedur
mobilisasi
5. Kategori : fisiologi Luaran : 1.Dukungan tidur
Subkategori : aktivitas dan Pola Tidur lingkungan (1.05174)
istirahat Kode : D.0055 Kode : - Identifikasi faktor
Gangguan pola tidur L.05045 pengganggu tidur
berhubungan dengan Ekspektasi : - Identifikasi pola
kurang kontrol tidur Membaik Kriteria aktifitas dan tidur
Hasil : - Keluhan - Tetapkan jadwal tidur
sulit tidur rutin
- Keluhan sering - Anjurkan menepati
terjaga kebiasaan waktu tidur
- Keluhan tidak
puas tidur
- Keluihan pola
tidur berubah
- Keluhan
istirahat
tidak cukup

Berdasarkan hasil penelitian dalam penerapan asuhan keperawatan Klien kanker

payudara pada Klien 1 (Ny.H) dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Intervensi Keperawatan

Intervensi yang diberikan pada Klien disusun sesuai dengan diagnosa yang

muncul, intervensi keperawatan disusun sesuai dengan SIKI dan SLKI.

Perencanaan dibuat sesuai dengan masalah yang ditemukan berdasarkan

hasil dari pengkajian

2. Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan pada Klien sesuai dengan

intervensi yang telah direncanakan berdasarkan teori yang ada dan sesuai

dengan kebutuhan Klien kanker payudara dengan kemoterapi.

3. Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan oleh peneliti pada Klien selama 3 hari dan pada

SOAP. Respon Klien dalam pelaksanaan asuhan keperawatan baik dan


kooperatif, sehingga memudahkan peneliti dalam melaksanakan tindakan

keperawatan yang telah direncanakan

II. Referensi

Desmawati. (2019). Teori Model Konseptual Keperawatan.


Distinarista, H., Wuriningsih A. Y., & Laely, A. J. (2020). Potret Kecemasan Pada
Klien Kanker Payudara. Jurnal Unissula, 2(1) / 2020.
Kristin, L. (2019). WOC (Web of Causation) Kanker Payudara.
Wulandari, N., Bahar, Harti., & Ismail C. S. (2021). Gambaran Kualitas Hidup Pada

Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara Tahun 2019. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan

Masyarakat, 2(6)/ Mei 2017, 1-9.

PPNI. (2018) .Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan

Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

PPNI. (2019) .Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil

Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

Asuhan keperawatan SDKI, SLKI, SIKI

Anda mungkin juga menyukai