Dosen Pengampu :
dr. M. Taufiqy Setiabudi, SpOG.
Disusun oleh :
Novia Anggraini
P1337424419194
A. Payudara (Mammae)
Payudara atau mammae adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit,
diatas otot dada. Secara makroskopis berdasarkan struktur anatominya
payudara terdiri dari korpus (badan), aerola (area coklat kehitaman disekitar
putting) dan papilla atau putting. Fungsi dari payudara adalah sebagai tempat
memproduksi dan mengeluarkan ASI (Air Susu Ibu) yang merupakan sumber
nutrisi utama bagi bayi. (Dewi Maritalia, SST., 2012)
Payudara terdiri dari sejumlah besar sel kelenjar khusus yang
mengeluarkan air susu segera setlah bayi lahir. Kelenjar-kelenjar air susu ini
kemudian berorganisasi menjadi sekitar 20 cuping, yang masing-masingnya
mengandung banyak kelenjar penghasil air susu dan saling pisah satu sama
lain oleh kerangka kuat jaringan-jaringan penghubung, serta penting artinya
bagi sokongan payudara. Payudara mengandung pembuluh darah, pembuluh
getah bening serta saraf-saraf sebagaimana halnya dengan semua bagian tubuh
lainnya untuk memastikan metabolism yang tepat dari masing-masing organ.
(Gilbert, 1986)
Ukuran payudara dewasa bervariasi dan terbagi atas 15-25 lobus yang
masing-maisng dipisahkan oleh septa fibrosa yang menyebar dari putting
susu. Setiap lobus memiliki system duktus sendiri yang bermuara kesuatu
daerah dilatasi dibawah putting susu kemudian bermuara kepermukaan
putting sebagai orifisium pungtata. Setiap lobus dibagi menjadi lobulus, yang
masing-masing mengandung 10-100 asini yang dikelilingi jaringan lemak,
pembuluh limfatik, dan pembuluh darah. (Llewellyn-Jones, 2001)
Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi
hormon. Perubahan pertama adalah sejak masa hidup anak melalui pubertas,
masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas
pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon
hipofise telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai siklus menstruasi. Sekitar
hari kedelapan menstruasi, payudara menjadi lebih besar dan beberapa hari
sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimum. Kadang timbul
benjolan yang nyeri dan tidak rata.Selama beberapa hari menjelang
menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik,
terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada saat itu pemeriksaan
mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu
menstruasi mulai, semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi saat hamil dan menyusui. Saat itu payudara
membesar karena epitel duktus lobul dan alveous berproliferasi dan tumbuh
duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger)
laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian
dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.
GALAKTOKEL
A. Definisi Galaktokel
Galaktokel adalah kista retensi berisi air susu. Dalam hal ini penyumbatan
terjadi pada duktus laktiferus. Galaktokel dapat terjadi pada ibu yang baru/sedang
menyusui dan dapat jarang sekali terjadi sebagai akibat sumbatan saluran air oleh air
susu yang membeku. Air susu berkumpul pada suatu bagian mammae dan
menyebabkan tumor kristik. Seringkali dengan tekanan ketat pada mammae tumor
dapat dihilangkan.(prof Dr dr Sarwono Prawirohardjo, 2005)
B. Etiologi Galaktokel
Penyebab galaktokel sendiri bermacam-macam,antara lain :
1. Air susu mengental sehingga menyumbat lumen saluran, hal ini terjadi
akibat air susu jarang dikeluarkan.
2. Adanya penekanan aliran air susu dari luar.
3. Ibu berhenti menyusui.
4. Penggunaan alat kontrasepsi oral.
5. Galaktorea (air susu yang keluar secara terus menerus meskipun bayi
sudah disapih).(prof Dr dr Sarwono Prawirohardjo, 2005)
E. Tatalaksana Galaktokel
1. Edukasi pasien
Adapun hal yang perlu disampaikan kepada pasien antara lain :
Kompres air hangat payudara setelah menyusui bayi
Pemijatan payudara (massage)
Menyusui bayi lebih sering
Mulai menyusui bayi dengan payudara yang salurannya terhambat
2. Bedah
Apabila galaktokel menimbulkan rasa tidak nyaman,maka dapat dilakukan :
Dilakukan drainase dengan aspirasi jarum halus untuk mengeluarkan
secret susu
Eksisi dipertimbangkan apabila kista terlalu kental untuk bias di aspirasi
atau telah terjadi infeksi.
F. Pencegahan Galaktokel
Adapun pencegahan untuk galaktokel ialah menganjurkan pasien untuk
melakukan breast care sebagai bagian dari edukasi dan dilakukannya SADARI
setiap bulannya.
G. Prognosis Galaktokel
Secara kesimpulan, jika suatu tumor jinak payudara dicuriga bersifat
malignana, benjolan yang telah di eksisi itu harus dikirim untuk dilakukan
pemeriksaan patologis, dan ini merupakan tindakan wajib. Pemeriksaan lain yang
dapat membantu diagnosa adalah biopsy dan mammografi. Prognosis dari
kesemua tumor jinak ini bergantung pada deteksi dan pencegahan dini.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Maritalia, SST., M. K. (2012) ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI. pertama.
Edited by M. K. Sujono Riyadi, S.Kep. yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
Gilbert, D. P. (1986) Payudara Apa yang Perlu Diketahui Wanita. Jakarta: Arcan.
Llewellyn-Jones, D. (2001) Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi. 6th edn. Edited by dr. Y.
Joko Suryono. jakarta: Hipokrates.
Long, B. C. (1996) Perawatan Medikal Bedah. Kesatu. Bandung: Yayasan IAPK Pajajaran
Bandung.