Anda di halaman 1dari 20

A.

Konsep Dasar Kanker Payudara

1. Pengertian

Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel

normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,

berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah

(Nurarif & Kusuma, 2015).

2. Anatomi Payudara

Payudara adalah suatu kelenjar yang terdiri atas jaringan lemak,

kelenjar fibrosa, dan jaringan ikat. Jaringan ikat memisahkan payudara

dari otot–otot dinding dada, otot pektoralis dan otot serratus anterior.

Payudara terletak di fascia superficialis yang meliputi dinding anterior

dada dan meluas dari pinggir lateral sternum sampai linea axillaris media,

dan pinggir lateral atas payudara meluas sampai sekitar pinggir bawah

musculus pectoralis major dan masuk ke axilla. Pada wanita dewasa muda

payudara terletak di atas costa II–IV.

Secara umum payudara dibagi atas korpus, areola dan puting.

Korpus adalah bagian yang membesar. Di dalamnya terdapat alveolus

(penghasil ASI), lobulus, dan lobus. Areola merupakan bagian yang

kecokelatan atau kehitaman di sekitar puting. Tuberkel–tuberkel

Montgomery adalah kelenjar sebasea pada permukaan areola.


Puting (papilla mammaria) merupakan bagian yang menonjol dan

berpigmen di puncak payudara dan tempat keluarnya ASI. Puting

mempunyai perforasi pada ujungnya dengan beberapa lubang kecil, yaitu

apertura duktus laktiferosa. Suplai arteri ke payudara berasal dari arteri

mammaria internal, yang merupakan cabang arteri subklavia. Konstribusi

tambahan berasal dari cabang arteri aksilari toraks. Darah dialirkan dari

payudara melalui vena dalam dan vena supervisial yang menuju vena kava

superior sedangkan aliran limfatik dari bagian sentral kelenjar mammae,

kulit, puting, dan aerola adalah melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan

demikian, limfe dari payudara mengalir melalui nodus limfe aksilar (No

Title, 2012).

Gambar 2.1
Anatomi Payudara (No Title, 2012)

3. Fisiologi payudara

Kelenjar payudara mencapai potensi penuh pada perempuan saat

menarke; pada bayi, anak–anak, dan laki–laki, kelenjar ini hanya

berbentuk rudimenter. Fungsi utama payudara wanita adalah menyekresi


susu untuk nutrisi bayi. Fungsi ini diperantarai oleh hormon estrogen dan

progesteron.

Payudara wanita mengalami tiga tahap perubahan perkembangan

yang dipengaruhi oleh hormon. Perubahan pertama terjadi sejak masa

pubertas, dimana estrogen dan progesteron menyebabkan berkembangnya

duktus dan timbulnya asinus. Selain itu yang menyebabkan pembesaran

payudara terutama karena bertambahnya jaringan kelenjar dan deposit

lemak.

Perubahan kedua sesuai dengan siklus menstruasi, yaitu selama

menstruasi terjadi pembesaran vaskular, dan pembesaran kelenjar sehingga

menyebabkan payudara mengalami pembesaran maksimal, tegang, dan

nyeri saat menstruasi. Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan

menyusui. Payudara akan membesar akibat proliferasi dari epitel duktus

lobul dan duktus alveolus, sehingga tumbuh duktus baru.

Selama kehamilan tua dan setelah melahirkan, payudara

menyekresikan kolostrum karena adanya sekresi hormon prolaktin dimana

alveolus menghasilkan ASI, dan disalurkan ke sinus kemudian melalui

duktus ke puting susu. Setelah menyapih, kelenjar lambat laun beregresi

dengan hilangnya jaringan kelenjar. Pada saat menopause, jaringan lemak

beregresi lebih lambat bila dibandingkan dengan jaringan kelenjar, namun

akhirnya akan menghilang meninggalkan payudara yang kecil dan

menggantung (No Title, 2012)


4. Etiologi

Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada sejumlah

faktor risiko yang dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini yaitu

asap rokok, konsumsi alkohol, umur pada saat menstruasi pertama, umur

saat melahirkan pertama, lemak pada makanan, dan sejarah keluarga

tentang ada tidaknya anggota keluarga yang menderita penyakit ini.

Terdapat banyak factor yang akan menyebabkan terjadinya kanker

payudara.

a. Usia : Pada wanita yang berusia 60 tahun keatas memiliki resiko tinggi

terjadinya kanker payudara.

b. Riwayat penyakit : Penderita pernah memilii riwayat penyakit yang

sama yaitu kanker payudara tetapi masih tahap awal dan sudah

melakukan pengangkatan kanker, maka akan beresiko pula pada

payudara yang sehat.

c. Riwayat keluarga : Penderita memiliki riwayat keluarga yang mana

ibu, atau saudara perempuan yang mengalami penyakit yang sama akan

beresiko tiga kali lipat untuk menderita kanker payudara.

d. Faktor genetik dan hormonal : Kadar hormonal yang berlebihan akan

menumbuhkan sel-sel genetic yang rusak yang akan menyebabkan

kanker payudara.

e. Menarce, menopause, dan kehamilan pertama : Seseorang yang

mengalami menarce pada umur kurang dari 12 tahun, 13 menopause

yang lambat, dan kehamilan pertama pada usia yang tua akan beresiko

besar terjadinya kanker payudara.


f. Obesitas pascamenopouse : Dimana seseorang yang mengalami

obesitas itu akan meningkatkan kadar estrogen pada wanita yang akan

beresiko terkena kanker.

g. Dietilstilbestro : obat untuk mencegah keguguran akan beresiko terkena

kanker.

h. Penyinaran : Ketika masa kanak-kanak sering tekena paparan sinar

pada dadanya, dapat menimbulkan resiko terjadinya kanker payudara.

5. Patofisiologi

Sel abnormal membentuk klon dan mulai berproliferasi secara

abnormal, mengabaikan sinyal yang mengatur pertumbuhan dalam

lingkungan sel tersebut. Kemudian dicapai suatu tahap dimana sel

mendapatkan ciri-ciri invasif, dan terjadi perubahan pada jaringan

sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh

akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah

tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk

metastase (penyebaran kanker) pada bagian tubuh yang lain. Neoplasma

adalah suatu proses pertumbuhan sel yang tidak terkontrol yang tidak

mengikuti tuntutan fisiologik, yang dapat disebut benigna atau maligna.

Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dapat disebabkan oleh berbagai

faktor, faktor-faktor yang dapat menyebabkan kanker biasanya disebut

dengan karsinogenesis. Transformasi maligna diduga mempunyai

sedikitnya tiga tahapan proses seluler, diantaranya yaitu inisiasi dimana

inisiator atau karsinogen melepaskan mekanisme enzimatik normal dan

menyebabkan perubahan dalam struktur genetic asam deoksiribonukleat


seluler (DNA), promosi dimana terjadi pemajanan berulang terhadap agens

yang mempromosikan dan menyebabkan eskpresi informal abnormal atau

genetik mutan bahkan setelah periode laten yang lama, progresi dimana

sel-sel yang telah mengalami perubahan bentuk selama insiasi dan promosi

mulai menginvasi jaringan yang berdekatan dan bermetastase

menunjukkan perilaku maligna.

6. Tanda dan gejala

Tanda carsinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang

khas, mirip pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk

bulat dan elips, adanya keluaran dari puting susu, puting eritema,

mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun

dapat sebagai petunjuk adanya metastase (Nurarif & Kusuma, 2015)

Adapun tanda dan gejala kanker payudara :

a. Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit

b. Bentuk puting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terus- menerus)

atau puting mengeluarkan cairan/darah (nipple discharge)

c. Ada perubahan pada kulit payudara di antaranya berkerut seperti kulit

jeruk (peaud’orange), melekuk ke dalam (dimpling) dan borok (ulcus)

d. Adanya benjolan-benjolan kecil di dalam atau kulit payudara (nodul

satelit)

e. Ada luka puting di payudara yang sulit sembuh (paget disease).

f. Payudara terasa panas, memerah dan bengkak.

g. Terasa sakit/ nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker)
h. Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada

awal-awalnya tidak terasa sakit.

i. Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu

payudara

j. Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa massa di payudara.

7. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan (Fayzun et al, 2018) :

a. Laboratorium meliputi

1) Morfologi sel darah

2) Laju endap darah

3) Tes faal hati

4) Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum

atau plasma

5) Pemeriksaan sitologik

Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan

yang keluar spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan

yang keluar dari ekskoriasi

b. Mammagrafi

Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk

mendeteksi secara dini. Memperlihatkan struktur internal mammae

untuk mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada

tahap awal. Mammografi pada masa menopause kurang bermanfaat

karean gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.


c. Ultrasonografi

Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah

padat pada mammae ultrasonography berguna untuk membedakan

tumor sulit dengan kista. kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2

cm.

d. Thermography

Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae

atau mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas

karena peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih

tinggi.

e. Xerodiography

Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara

pembuluh-pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan

peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.

f. Biopsi

Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau

ganas, dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif

terhadap massa dan berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi

terapi.

g. CT. Scan

Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara

pada organ lain

h. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada

speredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.

8. Penatalaksanaan medis

a. Pembedahan

1. Mastektomi radikal yang dimodifikasi

Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot

pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat

namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.

2. Mastektomi total

Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan

lapisan otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat

dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat.

3. Lumpektomi/tumor

Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak

turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan

payudara normal yang berada di sekitar tumor tersebut.

4. Wide excision / mastektomi parsial.

Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal,

Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot

pectoralis mayor.

b. Radioterapi

Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak

jarang pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping:


15

kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada

nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.

c. Kemoterapi

Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam

aliran darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan,

kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.

d. Manipulasi hormonal.

Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang

sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral

oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.

9. Komplikasi

Gangguan Neurovaskuler, Metastasis (otak, paru, hati, tulang

tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang), Fraktur patologi, Fibrosis

payudara, hinga kematian (Nurarif & Kusuma, 2018).

B. Konsep Masalah Keperawatan

1. Pengertian

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai

respon pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang

dialaminya baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosa

keperawatan bertujuan mengidentifikasi respon individu, keluarga, dan

komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja

SDKI DPP PPNI, 2017).

2. Kriteria mayor dan minor


Kriteria mayor adalah tanda dan gejala yang ditemukan sekitar 80%-

100% untuk validasi diagnosa. Sedangkan kriteria minor adalah tanda dan

gejala yang tidak harus ditemukan, namun dapat mendukung penegakan

diagnosis (PPNI, 2017)

3. Faktor yang berhubungan

Kondisi atau situasi yang berkaitan dengan suatu masalah

yang dapat menunjang kelengkapan data untuk menegakan suatu diagnosis

atau masalah keperawatan Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul

pada pasien kanker payudara menurut Standar Diagnosis Keperawatan

Indonesia (PPNI, 2017


Patway

Bagan 2.1 Patway Kanker Payudara


(PPNI, 2017) & (Lodia Kristin, 2017)
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis ( penekanan masa

tumor )

b. Kerusakan integritas jaringan

c. Gangguan body image (citra tubuh )

d. Kurang pengetahuan tentang kodisi, prognosis dan pengobatan penyakitnya

e. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh , krisis situasional

f. Resiko Infeksi berhubungan dengan luka operasi

g. Ketidak efektifan pola nafas

h. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

PERENCANAAN KEPERAWATAN

i. Diagnosa Keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Kriteria Hasil :

- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

- Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

- Tidak ada tanda tanda malnutrisi

- Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti


Intervensi :

- Kaji adanya alergi makanan

- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi

yang dibutuhkan pasien.

- Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake

- Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin

- Berikan substansi gula

- Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah

konstipasi

- Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)

- Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.

- Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

- Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

- Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Diagnosa Keperawatan : nyeri akut

Kriteria Hasil :

- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan

tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)

- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen

nyeri

- Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

- Tanda vital dalam rentang normal


Intervensi :

- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

- Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman

nyeri pasien

- Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri

- Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau

- Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan

kontrol nyeri masa lampau

- Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

- Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu

ruangan, pencahayaan dan kebisingan

- Kurangi faktor presipitasi nyeri

- Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan

inter personal)

- Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

- Ajarkan tentang teknik non farmakologi

- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

- Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

- Tingkatkan istirahat

- Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak

berhasil

- Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri


Diagnosa Keperawatan : Kerusakan integritas jaringan

Kriteria Hasil :

- Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas,

temperatur, hidrasi, pigmentasi)

- Tidak ada luka/lesi pada kulit

- Perfusi jaringan baik

- Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan

mencegah terjadinya sedera berulang

- Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit

dan perawatan alami

Intervensi :

- Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar

- Hindari kerutan padaa tempat tidur

- Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

- Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali

- Monitor kulit akan adanya kemerahan

- Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan

- Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien

- Monitor status nutrisi pasien


Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan

Kriteria Hasil :

- Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,

prognosis dan program pengobatan

- Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan

secara benar

- Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan

perawat/tim kesehatan lainnya

Intervensi :

- Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang proses penyakit

- Jelaskan tentang patofisiologi penyakit, tanda dan gejala serta

penyebabnya

- Sediakan informasi tentang kondisi klien

- Berikan informasi tentang perkembangan klien

- Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk

mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau kontrol proses

penyakit

- Jelaskan alasan dilaksanakannya tindakan atau terapi

- Gambarkan komplikasi yang mungkin terjadi

- Anjurkan klien untuk mencegah efek samping dari penyakit

- Gali sumber-sumber atau dukungan yang ada

- Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala yang muncul pada

petugas kesehatan
Diagnosa Keperawatan : Gangguan body image

Kriteria Hasil :

- Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.

- Klien dapat menerima efek pembedahan.

Intervensi :

- Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap

penyakitnya.

Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses

pemecahan masalah

- Tinjau ulang efek pembedahan

Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses

adaptasi.

- Berikan dukungan emosi klien.

Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.

- Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.

Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.

Diagnosa keperawatan : cemas

Kriteria hasil :

- Pasien mengungkapkan dan menunjukkan teknik mengontrol cemas

- Ekspresi wajah rileks, menunjukkan cemas berkurang

- Vital sign dalam batas normal

Intervensi;

- Gunakan pendekatan yang menenangkan

- Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur

- Dorong keluarga untuk menemani pasien untuk memberikan rasa aman


- Dengarkan keluhan dengan penuh perhatian

- Identifikasi tingkat kecemasan

- Bantu mengenali situasi yang menimbulkan kecemasan

- Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,kecemasan

- Ajarkan untuk menggunakan teknik relaksasi

Diagnosa : Resiko infeksi

Kriteria Hasil :

- Pasien bebas dari tanda infeksi

- Menunjukkan perilaku hidup sehat

-Jumlah angka leukosit dalam

batas normal Intervensi :

- Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan

- Pertahankan teknik aseptik selama pemasangan alat

- Tingkatkan intake nutrisi tinggi protein

- Monitor tanda dan gejala infeksi

- Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi

- Ajarkan cara mencegah infeksi

- Berikan terapi antibiotik

Anda mungkin juga menyukai