KONSEP DASAR
A. Pengertian
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan
dimana sel abnormal timbul dari sel – sel normal, berkembang biak dan
B. Anatomi fisiologi
Anatomi payudara
Perluasan kauda ( ekor ) jaringan ke dalam aksila dapat menyebabkan rasa tidak
nyaman pada masa lemak dan nifas dini saat jaringan tersebut membengkak.
Konstituen utama payudara adalah sel kelenjar disertai duktus terkait serta
jaringan lemak dan jaringan ikat dalam jumlah bervariasi. Payudara dibagi
menjadi bagian atau lobus oleh septum fibrosa,yang berjalan dari belakang
putting payudara kearah otot pektoralis. Septum ini penting untuk melokalisasi
2007 )
Secara anatomi fisologi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus,
sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari
terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke
lobulus terbuat dari ribuan kelenjar kecil yang disebut alveoli. Kelenjar ini
merambat. Alveoli (alveoli dan acinus singular) menghasilkan susu dan subtansi
lubang pada putting susu. Di belakang putting susu pembuluh lactiferous agak
( Zuiedema, 1999)
Keterangan:
A. Duktus pembesaran
E. Jaringan lemak
G. Dinding dada
Sejumlah jaringan lemak tergantung pada banyaknya faktor termasuk
dinding dada pada kulit payudara dan memberikan bentuk payudara dan
Gambar 2 payudara
( Zuidema, 1999)
Fisiologi payudara
pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas,
payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya
tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang
dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan.
Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras
ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar
karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus
baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu
faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara (Erik
,2005) yaitu :
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel
ganas.
2. Usia
Wanita yang belum mempunyai anak lebih lama terpapar dengan hormon
estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
Ibu yang menyusui dapat mengurangi bahaya terkena kanker payudara karena
semakin lama ibu menyusui anaknya semakin kecil terkena kanker payudara,saat
5. Kelamin
6. Faktor genetik
Faktor genetik kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar
pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara.
Dan secara umum juga riwayat keluarga sangat berperan dalam terjadinya kanker
payudara
D. Patofisiologi
menyebabkan kanker payudara . Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial, dan
paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan
perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan
sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira-
kira berdiameter 1 cm ). Pada ukuran itu, kira- kira seperempat dari kanker payudara
telah bermetastase. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya
oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling sering terjadi adalah cairan yang
keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin berdarah. Jika penyakit telah
berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-benjolan pada kulit ulserasi (Price, 2006
Karsinoma inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi kira-
kira 1-2% wanita dengan kanker payudara gejala-gejalanya mirip dengan infeksi
payudara akut. Kulit menjadi merah, panas, edematoda, dan nyeri. Karsinoma ini
menginfasi kulit dan jaringan limfe. Tempat yang paling sering untuk metastase jauh
sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Bedah dapat
mendatangkan stress karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan terhadap
jiwa seseorang. Rasa nyeri sering menyertai upaya tersebut pengalaman operatif di
bagi dalam tiga tahap yaitu preoperatif, intra operatif dan pos operatif. Operasi ini
merupakan stressor kepada tubuh dan memicu respon neuron endokrine respon terdiri
dari system saraf simpati yang bertugas melindungi tubuh dari ancaman cidera. Bila
stress terhadap sistem cukup gawat atau kehilangan banyak darah, maka mekanisme
kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan syock akan terjadi. Anestesi tertentu
untuk memproduksi energi. Protein tubuh pecah untuk menyajikan suplai asam amino
yang di pakai untuk membangun jaringan baru. Intake protein yang di perlukan guna
maupun yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilasis dan
terjadi benjolan, dari sel epidermis penting menjadi invasi timbul krusta pada organ
(Mansjoer , 2000)
E. Manifestasi Klinik
Pada stadium awal tadak ada keluhan sama sekali hanya seperti
fribroadenoma atau penyakit fribrokistik yang kecil saja,bentuk tidak teratur, batas
tidak tegas, permukaan tidak rata, konsistensi pada keras. Kanker payudara dapat
terjadi di bagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas
terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat kanker payudara umum
terjadi pada payudara sebelah kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan
keras dengan batas yang tidak teratur, keluhan nyeri yang menyebar pada payudara
dan nyeri tekan yang terjadi pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan
penyakit payudara jinak. Namun nyeri yang jelas pada bagian yang ditunjuk dapat
bantuan medis pada penyakit tahap awal. Wanita – wanita ini bisa saja tidak
mempunyai gejala dengan tidak mempunyai benjolan yang dapat diraba, tetapi lesi
penyakit lanjut mencari bantuan medis setelah mengabaikan gejala yang dirasakan,
sebagai contoh mereka baru mencari bantuan medis setelah tampak dimpling pada
kulit payudara yaitu kondisi yang disebabkan oleh obstruksi sirkulasi limfotik pada
dinding dada dapat juga merupakan bukti. Metastasis di kulit dapat dimanifestasikan
oleh lesi yang mengalami ulserasi dan berjamur. Tanda – tanda dan gejala klasik ini
jelas mencirikan adanya kanker payudara pada tahap lanjut. Namun indek kecurigaan
yang tinggi harus dipertahankan pada setiap abnormalitas payudara dan evaluasi
Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran
(metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan
2. Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar
getah bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30 -
biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada
3. Stadium III
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan
kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada
dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha
ini hanya untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta
( Smeltzer &Bare,2002 )
Dan klasifikasi penyebaran TNM menurut Price, 2006 adalah :
T : tumor primer
T1 : tumor < 2 cm
T2 : tumor 2-5 cm
T3 : tumor > 5 cm
tanda odem,
N2 : teraba kelenjar aksila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat
M : metastase jauh
1 T1 N0 M0 85
11 T2 N1 M0 65
sekitarnya)
111 T0 – 2 N2 M0 40
T3 N1 – 2 M0
terbatas di lokoregional )
IV T (semua) N (semua) M1 10
1. Mastektomi
nodus limfe
2. Terapi radiasi
Terapi radiasi Biasanya di lakukan sel infuse massa tumor untuk mengurangi
3. Rekontruksi / pembedahan
dilakukan mastektomi simplek yang harus di ikuti radisi tumor bed.Untuk setiap
4. Terapi Hormonal
Tujuan dari terapi hormonal adalah untuk menekan sekresi hormon esterogen
Tranplantasi sumsung tulang pada tahap ini prosedur yang di lakukan adalah
tulang pasien yang di pisahkan dari efek samping kemoterapi, kemudian infuskan
ke IV.
G. Komplikasi
1. Gangguan Neurovaskuler
2. Metastasis : otak, paru, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang.
3. Fraktur patologi
4. Fibrosis payudara
5. Kematian
H. Pengkajian Fokus
1. Demografi
a. Biodata
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Nyeri pada payudara, terdapat benjolan dan kesulitan untuk bernafas.
Sejak pasien mengeluh nyeri dan ada benjolan pada payudara sampai
kerumah sakit.
2. Aktivitas / istirahat
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : kerja, aktivitas yang melibatkan banyak gerakan tangan. Pola tidur
(tidur tengkurap
b. Sirkulasi
c. Makanan / cairan
d. Integritas ego
e. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri pada penyakit yang luas. (nyeri lokal jarang terjadi pada
f. Keamanan
g. Seksualitas
tahun).
h. Penyuluhan/pembelajaran
Gajala : riwayat kanker dalam keluarga (ibu,saudara wanita, bibi dari ibu, dan
Biopsy ini memberikan diagnosa definitife terhadap massa dan berguna untuk
b. Foto thoraks
CT scan dan MRI teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara,
khususnya massa yang lebih besar, atau tumor kecil, payudara mengeras yang
d. Ultrasonografi (USG)
kista dan pada wanita yang jaringan payudaranya keras; hasil komplemen dari
mammografi.
e. Mammografi
mendeteksi kanker yang tak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal.
( Doenges, 1999 )
J. Diagnos a Keperawatan
trauma jaringan traum a jarin gan, penek anan syara f, ditandai dengan keluhan
otot. kel uha n kek aku an, beb as pad a are a dad a, nye ri bah u/ len gan ,
perub ahan (tonu s otot , lokus pada diri sendi ri dan distr aksi/ melin dungi
3. Gang guan harg a diri berh ubun gan dengan peru baha n bent uk dan fungsi
payudara prosedur bedah yang mengubah gambaran tubuh, psik osos ial; masa lah
tent ang kete rtar ika n seks ual ditanda i deng an perubahan aktual pada
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nutrisi yang
masuk ke tubuh tidak bisa digunakan secara optimal oleh tubuh ditandai dengan
mual( kemoterapi ).
8. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan ekspansi paru, anestesi ditandai
K . Fokus Intervens i
trauma jarin gan, penek anan syara f, ditand ai denga n keluha n oto t. kel uha n
kek aku an, beb as pad a are a dad a, nye ri bah u/ len gan , perub ahan (ton us
otot , lokus pada diri send iri dan dist raksi / melin dungi bagian yang nyeri
c. Intervensi
analgesik
5) Berik an obat nyeri yang tepa t pada jadwal terat ur sebel um nyeri berat
dan aktivi tas dijad walka n, kolab oras i pembe ria n narko tik/analgesik
sesuai indikasi.
nyeri.
melakukan aktivitas
c Intervensi :
yang sakit
Rasional : kurang gerakan dapat menunjukan masalah saraf brakial
gangguan sirkulasi.
3 Perubahan konsep diri, harga diri rendah berhubun gan dengan gangguan body
image / gangguan citra diri biofisikal ; prosedur bedah yang mengubah gambaran
tubuh, psi koso sial ; masa lah ten tang kete rtar ikan seks ual ditanda i dengan
oleh orang lain, perubahan dalam lingkungan sosial, perasaan negatif tentang
tubuh, selalu memikirkan perubahan atau kehilangan, tidak mau melihat tubuh,
program terapi.
c. Intervensi
1) Dorong pertanyaan tentang situasi saat ini dan harapan yang akan datang,
Rasio nal : kehilangan payud ara menye babka n reaks i, terma suk
sebagainya
Rasio nal : dapat menya tak an bagai mana panda ngan diri pasie n lelah
berubah
men amb ah pro ses keh ila nga n yan g membut uhkan
masa depan
Rasional : reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan ini dikenali
dan diukur
aktua l menyat akan masa lah pasan gan tenta ng rasa sedih
pasien.
a. Tujuan:
adekuat
potensial/uktual
b. Kriteria hasil:
3) Mel apo rkan tak ut dan ans iet as menuru n samp ai tin gkat dap at
ditangani
c. Intervensi:
pembed ahan dan terapi yang akan datan g, perha tikan adanya penolakan
Rasio nal : membe rikan dasa r pengct ahuan peraw at untuk mengu atkan
meni ngka tkan pera saan kont rol dan meng uran gi ansietas
3) Berika n lingku ngan perhat ian. keterb ukaan dan peneri maan juga
pri vas i unt uk pas ien /or ang ter dek at. Anj urk an bah wa ora ng terdekat
Rasi onal : waktu dan priv asi dipe rluka n untu k memb erik an dukungan,
bantuan / dukungan
emosi
5 Resi ko perub ahan nutri si kuran g dari kebut uhan berhu bunga n denga n nutri si
yang masuk ke tubuh tidak bisa diguna kan optima l oleh tubuh , ditandai
c. Intervensi
1) Kaji abdome n, cat at ada nya/kar akt er bis ing usu s, dis tens i
Rasio nal : dist ensi abdo men dan atomi usus seri ng terj adi
4) Catat tanda peningkatan haus dan berkemih atau perubahan mental dan
ketajaman visual
c. Intervensi :
2) Tempat kan pada posisi semi fowler pada punggu ng atau sisi yang tak
3) Jangan melaku kan pengu kuran tekanan darah , mengin jeksi obat, atau
karakteristik drainase
Rasio nal : akumu lasi caira n drain ase (cont oh, linf c, darah
drainase terhenti.
meningkatkan penyembuhan.
b. Intervensi :
1) Berikan dukungan yang ada dan di gunakan oleh pasien/ orang terdekat
keraguan diri
setelah pulang
4) Kolaborasi rujuk pasien atau orang terdekat pada program kelompok
pendukung.
c. intervensi :
a) Tinggikan kepala tempat tidur, letakan pada posisi duduk tinggi atau semi
Fowler
pernapasan
ventilasi mekanik.