Anda di halaman 1dari 33

BAB I

KONSEP TEORI
CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/KANKER PAYUDARA
A.

PENGERTIAN
Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan
ikat pada payudara (Wijaya, 2005).

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika
benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada bagian-bagian tubuh
lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat.
Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit (Erik
T, 2005).
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca
mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai
tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada
payudara (Medicastore, 2011).

Carsinoma

mammae atau

kanker

payudara adalah

neoplasma

ganas

dengan

pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya,


tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase (Soeharto Resko Prodjo, 1995).
Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas yang terjadi
pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang keras dan kenyal tanpa
adanya batas. Mungkin adanya garis asimetris antara kedua payudara.Bila kanker sudah
berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata sepeti jaringan menjadi merah, borok,
membengkak dan kanker terlihat dengan jelas.
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan
di Indonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak di
kuadran lateral atas (Arif Mansjoer, Kapita Selecta Kedokteran Edisi 2).
Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada lateral atasnya, jaringan
kelenjar ini keluar dari buatannya ke arah aksila, disebut tonjolan spence atau ekor payudara.
Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing-masing
mempunyai saluran ke papila mammae, yang disebut duktus laktiferus.
Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang arteri Perforantes Anterior dari
arteri Mammaria Interna, arteri torakalis yang bercabang dari arteri aksilaris dan beberapa
arteri Interkostalis.
Penyaliran limfe dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar
sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontra lateral, ke M. rektus
abdominis lewat ligamentum falsifarum hepatis ke hati, pleura dan payudara kontra
lateral (Sjamsuhidajat, 2004).
B.

ETIOLOGI
Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti (Price &
Wilson, 1995), namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya Ca
mammae, yaitu :
1. Mekanisme hormonal
Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan dalam
lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi ca mammae (Smeltzer
& Bare, 2002).
2. Virus

Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal
pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
3. Genetik
Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya linkage genetic
autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997).
Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai
peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan (Reeder, Martin, 1997).
4. Mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat
keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & Kumar, 1995) serta mutasi gen
supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
5. Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon yang
berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan
meningkatkan aktivitas antitumor.
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada
pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.

Tinggi melebihi 170 cm


Masa reproduksi yang relatif panjang.
Faktor Genetik
Ca Payudara yang terdahulu
Keluarga
Diperkirakan 5% semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3

anggota keluarga terkena carsinoma mammae.


f. Kelainan payudara (benigna)
Kelainan fibrokistik (benigna) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa
wanita yang menderita/pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat.
g. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain
h. Faktor endokrin dan reproduksi
Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche
kurang dari 12 tahun
i. Obat anti konseptiva oral
Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih
besar untuk terkena kanker.
C.

ANATOMI DAN FISIOLOGI


Anatomi Payudara

Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong


lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Pada bagian lateral ats kelenjr payudara,
jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila, disebut penonjolan Spence atau
ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12-20 lobulus kelenjar yang masing-masing
mempunyai saluran ke papilla mammae, yang disebut duktus lactiferous. Diantara kelenjar
susu dan fasia pectoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan
lemak. Diantara lobules tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamnetum cooper yang
memberi rangka untuk payudara.
Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang a. perforantes anterior dan a.
mammaria interna, a. torakalis lateralis yang bercabang dari a. aksilaris, dan beberapa a.
interkostalis.
Persarafan

kulit

payudara

diurus

oleh

cabang pleksus

servikalis dan n.

interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus saraf simpatik. Ada beberapa saraf
lagi yang perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan mati rasa pasca bedah,

yakni n. intercostalis dan n. kutaneus brakius medialis yang mengurus sensibilitas daerah
aksila dan bagian medial lengan atas.
Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar
parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan adapula penyaliran yang ke
kelenjar interpectoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 buah kelenjar getah bening yang
berada disepanjang arteri dan vena brakialis.
Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke
kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontralateral, ke m.
rectus abdominis lewat ligamentum falsiparum hepatis ke hati, pleura dan payudara
kontralateral.
Fisiologi Payudara
Payudara merupakan kelenjar tubuloalveolar yang bercabang-cabang, terdiri atas 1520 lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap lobus mempunyai duktus
ekskretorius masing-masing yang akan bermuara pada puting susu, disebut duktus
laktiferus, yang dilapisi epitel kuboid selapis yang rendah, lalu ke duktus alveolaris yang
dilapisi epitel kuboid berlapis, kemudian bermuara ke duktus laktiferus yang berakhir pada
putting susu.
Ada 3 hal fisiologik yang mempengaruhi payudara, yaitu :
a. Pertumbuhan dan involusi berhubungan dengan usia
b. Pertumbuhan berhubungan dengan siklus haid
c. Perubahan karena kehamilan dan laktasi.
D.

PATOFISIOLOGI
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi :
Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel
menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang
disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar
matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen.
kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel

lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahun pun bisa membuat
sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas.
Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu
diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan
suatu karsinogen).
Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena kanker
(Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori yang
menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu :
Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan
progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel
mammae (Smeltzer & Bare, 2002). Dimana salah satu fungsi estrogen adalah
merangasang pertumbuhan sel mammae.
Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia muda
lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak membuktikan
bahwa hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker mammae pada manusia. Namun
menarche dini dan menopause lambat ternyata disertai peninmgkatan resiko Kanker
mammae dan resiko kanker mammae lebih tinggi pada wanita yang melahirkan anak
pertama pada usia lebih dari 30 tahun.
Virus, Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa
abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
Genetik
Kanker mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya linkage genetic
autosomal dominan.
Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai
peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.
mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat
keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & Kumar, 1995) serta mutasi gen
supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon yang
berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan

meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi tersebut akan menyebabkan


timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan paling sering pada system duktal. Mulamula terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut
menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk
dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba.
Invasi sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri akan
menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang tumbuh
dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.
Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan melalui
aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di kelenjer limfe menyebabkan terjadinya
pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan edema
limfatik dan kulit bercawak (peau d orange). Penyebaran yang terjadi secara hematogen
akan menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan paru, pleura, otak tulang
(terutama tulang tengkorak, vertebra dan panggul).
Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progresif lemak
tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan
anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker.

E.

Pathway CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)

F.

MANIFESTASI KLINIS
Gejala umum Ca mamae adalah :
1. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
2. Payudara tidak simetris/mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul
3.

pembengkakan
Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu, mengkerut

4.
5.

seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara


Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
Ada cairan yang keluar dari puting susu

6.

Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan terjadi

7.
8.

retraksi
Ada rasa sakit
Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah

9.
10.
11.
12.

meningkat
Ada pembengkakan didaerah lengan
Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta

puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.


13. Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
14. Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
15. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain
G.

PENTAHAPAN
Pentahapan mencangkup mengklasifikasikan kanker payudara berdasarkan pada
keluasan penyakit. Pentahapan segala bentuk kanker sangat penting karena hal ini dapat
membantu tim perawatan kesehatan merekomendasikan pengobatan terbaik yang ada,
memberikan prognosis, dan beberapa pemeriksaan darah dan prosedur diagnostik dilakukan
dalam petahapan penyakit. Pemeriksaaan dan prosedur ini mencankup rontgen dada,
pemindaian tulang, dan fungsi hepar, pentahapan klinik yang paling banyak digunakan untuk
kanker payudara adalah sistem klasifikasi TNM yang mengevaluasi ukuran tumor, jumlah
nodus limfe yang terkena, dan bukti adanya metastasis yang jauh.
Tumor primer (T) :
1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
2. T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4. T1 : Tumor
a. T1a : Tumor
b. T1b :Tumor 0,5 1 cm
c. T1c :Tumor 1 2 cm
5. T2 :Tumor 2 5 cm
6. T3 : Tumor diatas 5 cm
7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit :

a. T4a : Melekat pada dinding dada


b. T4b : Edema kulit, ulkus, peau dorange
c. T4c : T4a dan T4b
d. T4d : Mastitis karsinomatosis
Nodus limfe regional (N) :
1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila
3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat
4. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau
melekat pada jaringan sekitarnya
5. N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
Metastas jauh (M) :
1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditentukan
2. M0 : Tidak ada metastase jauh
3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula
Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:
1. Stadium I
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan otot
pektoralis.

2. Stadium IIa
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus
(LN) dan tanpa penyebaran jauh.

3. Stadium IIb

Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus
(LN) dan tanpa penyebaran jauh.

4. Stadium IIIa
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa
penyebaran jauh.

5. Stadium IIIb
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan terdapat
penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan limfonodus
(LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi / menyebar ke
kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan.
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga luka
bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah atau
bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak
menyebar ke bagian lain dari organ tubuh

6. Stadium IIIc
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe infraklavikular
ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mammaria
interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe
supraklavikular ipsilateral

6. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.

Status penampilan (performance status) kanker menurut WHO (1979) :


1. 0 : Baik, dapat bekerja normal.
2. 1 : Cukup, tidak dapat bekerja berat namun bekerja ringan bisa.
3. 2 : Lemah, tidak dapat bekerja namun dapat berjalan dan merawat diri sendiri 50% dari
waktu sadar.
4. 3 : Jelek, tidak dapat berjalan, dapat bangun dan merawat diri sendiri, perlu tiduran lebih
50% dari waktu sadar.

5. 4 : Jelek sekali, tidak dapat bangun dan tidak dapat merawat diri sendiri, hanya tiduran
saja.
H.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK


1. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA)
dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis
2. Test diagnostik lain :
Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET
Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut/Care biopsy, Incisi biopsy, Eksisi
biopsy
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :
1. Pemeriksaan payudara sendiri
2. Pemeriksaan payudara secara klinis
3. Pemeriksaan manografi
4. Biopsi aspirasi
5. True cut
6. Biopsi terbuka
7. USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis, pembedahan,
terapi radiasi dan kemoterapi.

I.

KOMPLIKASI
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru, pleura, tulang dan
hati.
Selain itu, komplikasi Ca Mammae yaitu :
a. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darah kapiler
(penyebaran limfogen dan hematogen), penyebaran hematogen dan limfogen dapat
mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf.
b. Gangguan neuro vaskuler
c. Faktor patologi
d. Fibrosis payudara
e. Kematian

J.

PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodus limfe axila sampai otot pectoralis mayor.
Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi
diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis
mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak
diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dari payudara tidak turut diangkat. Exsisi
dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar
tumor tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
e. Quadranectomy.

Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi
tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena
inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.
3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek samping:
lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan, mudah terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase. Dapat
juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi
endokrin lainnya.

BAB II
KONSEP KEPERAWATAN CA MAMMAE
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang menekan
payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan
makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah
mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya,
seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan klien
mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker
lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan
frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.
c. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak
ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan
e.
f.
g.
h.

tidak ada gangguan fungsi pendengaran.


Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
Dada : adanya kelainan kulit berupa peau dorange, dumpling, ulserasi atau tanda-

tanda radang.
i. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas : biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.

5. Pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala: Kerja, aktivitas yang melibatkan banyak gerakan tangan/pengulangan pola
tidur (contoh tidur tengkurap)
b. Sirkulasi.
Tanda: Kongesti unilateral pada lengan yang terkena (sistem limfe)
c. Makanan/cairan.
Gejala: Kehilangan nafsu makan, adanya penurunan berat badan.
d. Integritas Ego.
Gejala: Stressor konstan dalam pekerjaan/pola dirumah.
Stres/takut diagnosa, prognosis, harapan yang akan datang.
e. Nyeri/Keamanan.
Gejala: Nyeri pada penyakit yang luas/ metastasik (nyeri lokal jarang terjadi pada
keganasan dini)
Beberapa pengalaman ketidaknyamanan atau perasaan lucu pada jaringan
payudara.
Payudara berat, nyeri sebelum menstruasi biasanya mengindikasikan penyakit
fibrotik.
f. Keamanan.
Gejala: Masa nodul aksila
Edema, eritema pada kulit sekitar.
g. Seksualitas.
Gejala: Adanya benjolan payudara, perubahan pada ukuran dan kesimetrisan
payudara.
Perubahan pada warna kulit payudara atau suhu, rabas puting yang tak
biasanya, gatal, rasa terbakar atau puting meregang.
Riwayat menarche dini (kurang dari 12 tahun), menopause lambat (> 50
tahun), kehamilan pertama lambat (> 35 tahun).
Masalah tentang seksualitas/keintiman.

Tanda: Perubahan pada kontur/masa payudara, asimetris.


Kulit cekung/berkerut, perubahan pada warna/ tekstur kulit, pembengkakan,
kemerahan/panas pada payudara. Puting retraksi, rabas dari puting (serosa,
serosangiosa, rabas, berair meningkatkan kemungkinan kanker khususnya
bila disertai benjolan).
Pemeriksaan Diagnostik
1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik,
identifikasi metastatik dan evaluasi.
2. Biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
3. Penanda tumor
4. Mammografi
6. Sinar X dada
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre Operasi
1.
2.
3.
4.

Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya


Kurang pengetahuan tentang prognosis berhubungan dengan kurang pemajanan informasi
Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi tubuh
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, mis; anoreksia

Post Operasi
1.
2.
3.
4.

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, mis; anoreksia
Nyeri akut berhubungan dengan proses pembedahan
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah jaringan
Risiko disfungsi seksual berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh, perubahan dalam
citra diri

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Ansietas (Doenges, 2000)
Dapat dihubungkan dengan :
a. Ancaman kematian, contoh penyakit luas.
b. Ancaman konsep diri: perubahan gambaran diri, gangguan perut, kehilangan bagian
tubuh, seksual tak menarik.
c. Perubahan status nutrisi.

Hasil yang diharapkan:


a. Mengakui dan mendiskusikan masalah.
b. Menunjukkan rentang perasaan yang tepat.
c. Melaporkan takut dan ansietas menurun sampai tingkat dapat ditangani.
Intervensi:
a. Yakinkan informasi pasien tentang diagnosis, harapan, intervensi pembedahan dan
terapi yang akan datang.
b. Jelaskan tujuan dan persiapan untuk test diagnostik,
c. Berikan lingkungan perhatian, keterbukaan dan penerimaan juga privasi untuk pasien
dan orang terdekat.
d. Dorong pertanyaan dan berikan waktu untuk mengekspresikan takut.
e. Kaji tersedianya dukungan pada pasien.
f. Diskusikan/jelaskan peran rehabilitasi setelah pembedahan.
2. Kurang pengetahuan (kebutuhan untuk belajar) mengenai kondisi, prognosis dan
kebutuhan pengobatan (Doenges, 2000).
Dapat dihubungkan dengan :
a. Kurangnya pemajanan/mengingat, salah interpretasi informasi.
b. Tidak akrab dengan sumber informasi.
Hasil yang diharapkan:
a. Mengutarakan pemahaman proses penyakit/proses praoperasi dan harapan pasca
operasi.
b. Melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan.
c. Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen
perawatan.
Intervensi:
a. Kaji tingkat pemahaman pasien.
b. Tinjau ulang patologi khusus dan antisipasi prosedur pembedahan.
c. Gunakan sumber-sumber bahan pengajaran, audiovisual sesuai keadaan.
d. Melaksanakan program pengajaran praoperasi individual.
e. Sediakan kesempatan untuk melatih batuk nafas dalam dan latihan otot.

f. Informasikan pasien/ orang terdekat mengenai rencana perjalanan, komunikasikan


dokter/orang terdekat.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (Doenges, 2000)
Dapat dihubungkan dengan:
a. Status hipermetabolik berkenaan dengan kanker.
b. Konsekuensi kemoterapi, radiasi, pembedahan, misal: anoreksia, iritasi lambung,
penyimpangan rasa, mual.
c. Distress emosional, keletihan, kontrol nyeri buruk.
Hasil yang diharapkan:
a. Mendemonstrasikan berat badan stabil, penambahan BB progresif kearah tujuan
dengan normalisasi nilai laboratorium dan bebas tanda malnutrisi.
b. Pengungkapan pemahaman pengaruh individual pada masukan adekuat.
c. Berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk merangsang nafsu makan/peningkatan
masukan diit.
Intervensi:
a. Pantau masukan makanan setiap hari, biarkan pasien menyimpan buku harian tentang
makanan sesuai indikasi.
b. Ukur tinggi, berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep. Timbang BB tiap hari.
c. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori, kaya nutrien dengan masukan cairan
adekuat.
d. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan.
e. Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi, latihan sedang
sebelum makan.
f. Identifikasi pasien yang mengalami mual/ muntah yang diantisipasi.
g. Pasang/pertahankan selang NG/pemberian makan untuk makanan enteral atau jalur
sentral untuk hiperalimentasi parenteral bila diindikasikan.
4. Nyeri akut (Doenges, 2000)
Dapat dihubungkan dengan:
a. Prosedur pembedahan, trauma jaringan, interupsi saraf, diseksi otot.
Hasil yang diharapkan:
a. Mengekspresikan penurunan nyeri/ketidaknyamanan.

b. Tampak rileks, mampu tidur/istirahat dengan tepat.


Intervensi:
a. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, lamanya dan intensitas. Perhatikan petunjuk
verbal dan non verbal.
b. Diskusikan sensasi masih adanya payudara normal.
c. Bantu pasien menemukan posisi nyaman.
d. Berikan tindakan kenyamanan dasar, dorong ambulasi dini dan penggunaan teknik
relaksasi bimbingan imajinasi, sentuhan terapeutik.
e. Tekan/sokong dada untuk latihan batuk/nafas dalam.
f. Berikan obat nyeri yang cepat pada jadwal teratur sebelum nyeri berat/sebelum
aktivitas.

DIAGNOSA KEP.
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
pembedahan,
mis;
anoreksia

NOC

NIC

NOC :
NIC :
v Nutritional Status :Nutrition Management
food and Fluid Intake Kaji adanya alergi
Kriteria Hasil :
makanan
v
Adanya Kolaborasi dengan ahli
peningkatan
beratgizi untuk menentukan
badan sesuai denganjumlah kalori dan nutrisi
tujuan
yang dibutuhkan pasien.
v Berat badan ideal Anjurkan pasien untuk

sesuai dengan tinggimeningkatkan intake Fe


badan
Anjurkan pasien untuk
v
Mampumeningkatkan protein dan
mengidentifikasi
vitamin C
kebutuhan nutrisi
Berikan substansi gula
v Tidak ada tanda Yakinkan diet yang
tanda malnutrisi
dimakan
mengandung
v
Tidak
terjaditinggi
serat
untuk
penurunan
beratmencegah konstipasi
badan yang berarti Berikan makanan yang
terpilih
(
sudah
dikonsultasikan
dengan
ahli gizi)

Ajarkan
pasien
bagaimana
membuat
catatan makanan harian.
Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori

Berikan
informasi
tentang kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas
normal

Monitor
adanya
penurunan berat badan
Monitor tipe dan jumlah
aktivitas
yang
biasa
dilakukan
Monitor interaksi anak
atau
orangtua
selama
makan

Monitor lingkungan
selama makan
Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak selama
jam makan
Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah

Monitor mual dan


muntah
Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar
Ht

Monitor
makanan
kesukaan
Monitor pertumbuhan
dan perkembangan

Monitor
pucat,
kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
Monitor kalori dan
intake nuntrisi
Catat adanya edema,
hiperemik,
hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.

Catat
jika
lidah
berwarna magenta, scarlet
Gangguan rasa nyaman
nyeri
berhubungan
dengan
proses
pembedahan

NOC :
NIC :
v Pain Level,
Pain Management
v Pain control,
Lakukan pengkajian
v Comfort level
nyeri secara komprehensif
Kriteria Hasil :
termasuk
lokasi,
v
Mampukarakteristik,
durasi,
mengontrol
nyerifrekuensi, kualitas dan
(tahu
penyebabfaktor presipitasi
nyeri,
mampu
Observasi
reaksi
menggunakan tehniknonverbal
dari
nonfarmakologi
ketidaknyamanan
untuk
mengurangi
Gunakan
teknik
nyeri,
mencarikomunikasi
terapeutik
bantuan)
untuk
mengetahui
v
Melaporkanpengalaman nyeri pasien
bahwa
nyeri
Kaji kultur yang
berkurang
denganmempengaruhi
respon
menggunakan
nyeri
manajemen nyeri
Evaluasi pengalaman
v Mampu mengenalinyeri masa lampau
nyeri
(skala, Evaluasi bersama pasien
intensitas, frekuensidan tim kesehatan lain
dan tanda nyeri)
tentang
ketidakefektifan
v Menyatakan rasakontrol nyeri masa lampau
nyaman setelah nyeri
Bantu pasien dan

berkurang
keluarga untuk mencari
v Tanda vital dalam dan menemukan dukungan
rentang normal

Kontrol lingkungan
yang dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan
dan
kebisingan

Kurangi
faktor
presipitasi nyeri

Pilih dan lakukan


penanganan
nyeri
(farmakologi,
non
farmakologi dan inter
personal)
Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi
Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak
berhasil
Monitor penerimaan
pasien tentang manajemen
nyeri
Analgesic Administration

Tentukan
lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari
analgesik
ketika
pemberian lebih dari satu

Tentukan
pilihan

Kerusakan
integritas
kulit
berhubungan
dengan pengangkatan
bedah jaringan

Ansietas
dengan

berhubungan
diagnosa,

analgesik tergantung tipe


dan beratnya nyeri

Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
Monitor vital sign
sebelum
dan
sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali
Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat

Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan gejala
(efek samping)
NOC :
TissueNIC : Pressure
Integrity : Skin andManagement
Mucous Membranes Anjurkan pasien untuk
Kriteria Hasil :
menggunakan
pakaian
v Integritas kulityang longgar
yang
baik
bisaHindari
kerutan
padaa
dipertahankan
tempat tidur
(sensasi, elastisitas,Jaga kebersihan kulit agar
temperatur, hidrasi,tetap bersih dan kering
pigmentasi)
Mobilisasi pasien (ubah
v Tidak ada luka/lesiposisi pasien) setiap dua
pada kulit
jam sekali
v Perfusi jaringanMonitor kulit akan adanya
baik
kemerahan
v
MenunjukkanOleskan
lotion
atau
pemahaman dalamminyak/baby oil pada
proses
perbaikanderah yang tertekan
kulit dan mencegahMonitor
aktivitas
dan
terjadinya
sederamobilisasi pasien
berulang
Monitor
status
nutrisi
v
Mampupasien
melindungi kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
NOC :
NIC :
v Anxiety control Anxiety
Reduction

pengobatan,
prognosanya .

dan v Coping
(penurunan kecemasan)
Kriteria Hasil :

Gunakan pendekatan
v
Klien mampuyang menenangkan
mengidentifikasi dan
Nyatakan dengan
mengungkapkan
jelas harapan terhadap
gejala cemas
pelaku pasien
v Mengidentifikasi,
Jelaskan
semua
mengungkapkan danprosedur dan apa yang
menunjukkan tehnikdirasakan selama prosedur
untuk
mengontol
Temani pasien untuk
cemas
memberikan keamanan dan
v Vital sign dalammengurangi takut
batas normal

Berikan informasi
v
Postur tubuh,faktual
mengenai
ekspresi
wajah,diagnosis,
tindakan
bahasa tubuh danprognosis
tingkat
aktivitas
Dorong keluarga
menunjukkan
untuk menemani anak
berkurangnya

Lakukan back / neck


kecemasan
rub

Dengarkan dengan
penuh perhatian

Identifikasi tingkat
kecemasan

Bantu
pasien
mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan

Dorong pasien untuk


mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi

Instruksikan pasien
menggunakan
teknik
relaksasi

Barikan obat untuk


mengurangi kecemasan
Kurang
pengetahuan NOC :
Teaching
:
Dissease
tentang
penyakit, v
Kowlwdge
:Process
perawatan,pengobatan disease process
Kaji tingkat pengetahuan
kurang
paparan v Kowledge : healthklien dan keluarga tentang
terhadap informasi
Behavior
proses penyakit
Kriteria Hasil : -Jelaskan
tentang
v
Pasien
danpatofisiologi
penyakit,
keluarga menyatakantanda dan gejala serta
pemahaman tentangpenyebabnya
penyakit,
kondisi,
-Sediakan informasi tentang
prognosis
dankondisi klien

program pengobatan
-Berikan informasi tentang
v
Pasien
danperkembangan klien
keluarga
mampu
-Diskusikan perubahan gaya
melaksanakan
hidup
yang
mungkin
prosedur
yangdiperlukan
untuk
dijelaskan
secaramencegah komplikasi di
benar
masa yang akan datang dan
v
Pasien
danatau
kontrol
proses
keluarga
mampupenyakit
menjelaskan kembali
-Jelaskan
alasan
apa yang dijelaskandilaksanakannya tindakan
perawat/tim
atau terapi
kesehatan lainnya -Gambarkan komplikasi yang
mungkin terjadi
-Anjurkan
klien
untuk
mencegah efek samping
dari penyakit
-Gali sumber-sumber atau
dukungan yang ada
-Anjurkan
klien
untuk
melaporkan tanda dan
gejala yang muncul pada
petugas kesehatan
Gangguan body image 1)
Klien tidak Diskusikan dengan klien
berhubungan
dengan malu dengan keadaanatau orang terdekat respon
kehilangan bagian dan dirinya.
klien
terhadap
fungsi tubuh
2)
Klien dapatpenyakitnya.
menerima
efekRasional
:
membantu
pembedahan.
dalam memastikan masalah
untuk memulai proses
pemecahan masalah
Tinjau
ulang
efek
pembedahan
Rasional
: bimbingan
antisipasi dapat membantu
pasien memulai proses
adaptasi.
Berikan dukungan emosi
klien.
Rasional : klien bisa
menerima keadaan dirinya.
Anjurkan keluarga klien
untuk selalu mendampingi
klien.
Rasional : klien dapat
merasa masih ada orang

yang memperhatikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification (NIC).
St. Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby YearBook
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10.Jakarta:EGC
Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4.
Jakarta. EGC
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :
Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.
Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta
Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,
NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd

TUGAS KELOMPOK
MK. KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN
CARSINOMA MAMAE

OLEH :
KELOMPOK I
FARDI AKA
ALKAS
ROSTINA BURHAN
Hj. TRISNAWATI
AZNIA
NURMIN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) - IST BUTON

JURUSAN KEPERAWATAN
2014

Anda mungkin juga menyukai