BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Payudara wanita ditutupi oleh kulit dinding dada anterior, dan terdapat bulu
halus kecuali pada papilla dan areola. Pada areola, permukaan tidak rata,
mengandung banyak kelenjar keringat dan sebasea yang terbuka langsung ke
permukaan kulit. Sekresi kelenjar sebaccea merupakan pelumas pelindung selama
menyusui. Kelenjar areolar merupakan struktur peralihan antara struktur antara
kelenjar susu dan keringat:membesar pada masa kehamilan dan menyusui sebagai
tuberkel subkutan. Pada kulit papilla dan areola banyak terdapat melanosit,
sehingga warna lebih gelap dari kulit payudara.Warna menjadi lebih gelap terjadi
selama bulan kedua kehamilan.6
Kulit payudara sisi medial dipasok oleh cabang a.interkostal anterior saat
berjalan ke lateral menuju m. interkostalis. Kulit sisi lateral dipasok oleh cabanga.
thoracalis lateralis, cabang dari a. axillaris, dan cabang cutaneus lateral a.
intercostal posterior. Payudara divaskularisasi oleh cabang a. axillaris, a. thoracica
interna, dan beberapa a. intercostal. A. aksilaris memasok darah dari beberapa
cabang, yaitu cabang-cabang dari arteri dada thoraco-acromial, toraks lateral
(melalui cabang-cabang yang melengkung di sekitar perbatasan lateral pektoralis
besar untuk memasok aspek lateral payudara) dan subskapularis arteri. Arteri
torakalis interna memasok cabang perforantes ke bagian anteromedial payudara.
Yang kedua ke urutan keempat interkostalis anterior arteri pasokan perforantes
cabang lebih lateral di dada anterior. A. perforantes kedua biasanya yang terbesar,
dan perlengkapan daerah atas payudara, dan puting, areola dan jaringan payudara
yang berdekatan. Drainase vena areola dan kulit sekitarnya menuju pleksus
venosus circularis, yang berjalan bersama arteri, yaitu a. axillaris, thoracica
interna dan vena interkostal. Kepadatan saluran drainase limfatik di kulit jauh
lebih besar dari jaringan lunak payudara.Drainase limfatik menuju aksila.Limfatik
dari kulit lateral payudara, termasuk pleksus subareolar, menuju nodus
pectoralis.Vasa pada tepi sternum berjalan diantara kartilago kosta menuju nodus
parasternal dan beranastomosis pada sternum. Beberapa vasa dari daerah
pectoralis bagian atas ke arah klavikula menuju nll.cervicalis profunda. . Innervasi
(sensoris) berasal dari cabang anterolateral dan anteromedial nervus interkostalis
T3-T5.6,7
Nulliparitas
10
b. Invasive karsinoma
Special types
- Mucinous karsinoma
- Medullary karsinoma
- Invasive lobular karsinoma
- Adenoid cystic karsinoma
- Squamous cell karsinoma
- Spindle cell karsinoma
- Apocrine karsinoma
- Karsinoma with cartillagenous and or osseous metaplasia
- Tubular karsinoma
- Secretory karsinoma
- Others
Pagets Disease
Seluruh kanker payudara kecuali tipe medulare harus dibuat gradasi
11
12
0
1
IIA
:
:
:
Tis
T1*
T0
N0
N0
N1
M0
M0
M0
13
Stadium
IIB
Stadium
IIIA
Stadium
IIIB
Stadium
IIIc
:
Stadium
IV
:
Catatan : *T1 termasuk T1mic
T1*
T2
T2
T3
T0
T1
T2
T3
T3
T4
T4
T4
TiapT
TiapT
N1
N0
N1
N0
N2
N2
N2
N1
N2
N0
N1
N2
N3
Tiap N
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M1
14
d. sesak nafas
e. sakit kepala hebat
f. penurunan kesadaran
3. Faktor-faktor risiko
15
meliputi Core Needle atau Fine Needle biopsy, eksisi biopsi + Frozen Section
(untuk menentukan free margin T1 atau T2 < 3 cm), dan insisi biopsy (T3 atau
T4 atau > 3 cm).3
2.6. Radiodiagnostik Kanker Payudara
Pemeriksaan radiodiagnostik yang diharuskan/ direkomendasikan adalah
mammografi dan USG mammae, foto thorax, dan USG abdomen. Pemeriksaan
opsional (atas indikasi) yaitu bone scanning (diameter > 5 cm, T4/ locally
advanced breast cancer/ LABC, klinis, dan sitologi mencurigakan), bone survey,
CT Scan, dan MRI (penting untuk mengevaluasi volume tumor).3
a. Mammografi
Mammografi merupakan suatu tes yang aman untuk melihat adanya masalah
pada payudara perempuan. Tes ini menggunakan mesin khusus dengan sinar X
dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv) untuk mengambil gambar kedua
payudara. Hasilnya direkam dalam suatu film sinar X atau langsung menuju
komputer untuk dilihat oleh seorang ahli radiologi. Mammogram memungkinkan
dokter untuk melihat dengan lebih jelas benjolan pada payudara dan perubahan di
jaringan payudara. Mammogram dapat menunjukkan benjolan kecil atau
pertumbuhan yang tak teraba baik oleh dokter atau perempuan itu sendiri ketika
melakukan pemeriksaan payudara. Mammografi adalah alat skrining terbaik yang
dimiliki dokter untuk menemukan kanker payudara. Jika suatu benjolan
ditemukan, maka dokter Anda akan melakukan tes-tes lainnya seperti USG atau
biopsi. Beberapa negara telah menyarankan mammografi rutin (1-5 tahun sekali)
bagi perempuan yang telah melewati paruh baya sebagai metode skrining untuk
mendiagnosa kanker payudara sedini mungkin.11
Tujuan utama pemeriksaan mammografi adalah untuk mengenal secara dini
keganasan pada payudara. Berdasarkan penelitian, jika mammografi dan
ultrasonografi dipakai bersama-sama dalam prosedur diagnostik maka akan
memperoleh
ketepatan
diagnostik
sebesar
97%. Apabila
kedua
teknik
dipergubakan secara tersendiri maka akan dperoleh nilai diagnostik sebesar 94%
untuk mammografi dan 78% untuk USG. Mammografi terutama berperan pada
16
payudara dengan jaringan lemak yang dominan serta jaringan fibroglandular yang
relatif lebih sedikit, biasanya ditemukan pada wanita dewasa di atas umur 40
tahun. Peranan mammografi berkurang pada payudara dengan jaringan
fibroglandular padat yang sering ditemukan pada wanita di bawah 30 tahun.3,11
Indikasi mammografi meliputi adanya benjolan pada payudara, adanya rasa
tidak enak pada payudara, pada pasien dengan riwayat risiko tinggi, pembesaran
kelenjar aksiler yang meragukan, penyakit Paget pada puting susu, adanya
metastasis tanpa diketahui tumor primer, dan pada penderita dengan cancerphobia. Kelainan pada mammogram dapat diketahui dengan adanya tanda primer
dan sekunder. Tanda primer meliputi kepadatan tumor dengan peningkatan
densitas, batas tumor tak teratur, merupakan spikula, atau mempunyai ekor seperti
komet, perbedaan besar tumor pada pemeriksaan klinis dan mammografi, dan
adanya mikrokalsifikasi yang spesifik. Sedangkan tanda sekunder meliputi
perubahan pada kulit berupa penebalan dan retraksi, kepadatan yang asimetris,
keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular yang tak teratur, bertambahnya
vaskularisasi asimetris, dan pembesaran kelenjar aksiler. Sebagai contoh,
gambaran tumor jinak payudara pada mammogram adalah lesi dengan densitas
meningkat, batas tegas, licin, dan teratur, adanya halo, dan kadang-kadang tampak
perkapuran yang besar dan umumnya dapat dihitung.11
17
Gambar 3. Mammografi
18
19
d. MRI Payudara
Wanita dengan risiko tinggi kanker payudara diperlukan pemeriksaan MRI
direkomendasikan bersama dengan mammografi tahunan. MRI menggunakan
magnet dan gelombang radio untuk memproduksi gambar irisan tubuh.
Pemeriksaan MRI akan jauh lebih bermanfaat bila menggunakan zat kontras.
MRI merupakan alat deteksi kanker yang lebih sensitif dari mammografi, tetapi
memiliki nilai positif palsu yang lebih tinggi dimana sering muncul gambaran
kelainan
payudara
yang
ternyata
bukan
kanker
sehingga
MRI
tidak
20
bahwa 26% metastasis hepar dari karsinoma mammae dapat diidentifikasi sebagai
gambaran hipervaskuler dalam fase arteri pada penggunaan kontras.14
21
22
penampang tulang lengkap dari depan dan belakang. Tulang yang menunjukkan
kelainan akan melihat warnya lebih jelas dari tulang normal.14
23
I
A
B
A
B
C
Locally Advanced
II
Adjuvant
Advanced
III
IV
Early Stage
24
Pada stadium dini yaitu stadium I dan II, diberikan radiasi adjuvant 25x 2
Gy post Radical Mastectomy atau Modified Radical Mastectomy atau radiasi
definitif 30x 2 Gy post BCT dengan atau tanpa implantasi. Pada stadium lanjutlokal yaitu stadium IIIA dan IIIB; untuk stadium IIIA diberikan radiasi adjuvant
30x 2 Gy post Simple Mastectomy, untuk stadium IIIB diberikan radiasi atau
kemoradiasi neoadjuvant preoperatif 25x 2 Gy atau definitif 35 x 2 Gy. Radiasi
diberikan 5 kali setiap minggu. Efek samping radiasi dapat akut, pada kulit terjdi
eritema hingga epidermolisis. Efek samping lanjut pada kulit berupa
teleangiektasis dan fibrosis, pada paru berupa pneumonitis radiasi. Penanganan
pada kulit dengan mencegah dan mengatasi infeksi, pada pneumonitis radiasi
dengan pemberian steroid, dan pada aksila dengan fisioterapi.
Terapi radiasi dapat diberikan dengan dua jalur, yaitu terapi radiasi eksterna
dan terapi radiasi interna,
a. Radiasi Eksterna
Radiasi eksterna merupakan suatu pengobatan dengan cara memancarkan
radiasi dari luar tubuh pasien dengan menggunakan mesin tertentu, dengan level
radiasi yang tinggi pada sel kanker yang menjadi target, namun berefek sedikit
pada area sekitar target. Maka dari itu perlu diberikan pelindung pada area sekitar
target untuk melindungi dari radiasi. Radiasi tersebut tidak terasa nyeri dan hanya
25
26
27
Marker pada kulit: untuk memastikan radiasi ditujukan secara tepat pada
setiap sesi pengobatan, perlu diberikan penanda berupa tinta atau spidol
pada kulit. Penanda tersebut sebaiknya tetap ada sampai pengobatan
radiasi eksterna selesai dilakukan. Penanda tersebut dapat memudar,
namun dapat ditebalkan ulang.
28
dengan radiasi eksternal untuk menambah power radiasi yang ditujukan ke tumor.
Hal ini juga sedang dipelajari untuk menjadi satu-satunya sumber radiasi. Sejauh
ini hasilnya baik, tetapi studi lebih lanjut diperlukan sebelum brakhiterapi sendiri
dapat digunakan sebagai perawatan standar. Brakhiterapi menggunakan sebuah
balon yang melekat ke ke tabung tipis. Balon dimasukkan ke dalam ruang
lumpektomi dan diisi dengan air garam. Radioaktif ditambahkan melalui selang.
Bahan radioaktif ditambahkan dan diganti dua kali sehari, hal-hal yang dapat
membatasi pemilihan brakhiterapi yaitu ukuran tumor dan lokasi.16
Berikut ini merupakan tipe dari brakhiterapi,
1. Brakhiterapi intertisial
Pada cara ini, beberapa tabung hampa kecil yang disebut kateter disisipkan
kedalam jaringan payudara disekitar area kanker yang masih tersisa setelah
beberapa
hari
dilakukan
operasi
pengangkatan.
Pellet
radioaktif
29
30