LATAR BELAKANG
2.1 Anatomi
2.1.1 Mammary Gland
Payudara terdiri dari 3 unsur yaitu kulit, lemak subkutan, dan jaringan
payudara yang terdiri dari jaringan parenkim dan stromal. 4 Payudara manusia
disebut juga glandula mammaria. Glandula mammaria merupakan modifikasi
glandula sebacea yang terletak di dalam fascia superficialis, anterior dari musculi
5
pectoralis dan dinding anterior thorax. Dasar mamma terbentang dari costa II
sampai VI dan dari pinggir lateral stemum sampai linea axillaris media. Sebagian
besar kelenjar terletak di dalam fascia superficialis. Sebagian kecil, yang disebut
axillary tail, meluas ke atas dan lateral, menembus fascia profunda pada pinggir
caudal m.pectoralis major, dan sampai ke axilla. Di belakang mamma terdapat
sebuah ruang yang berisi jaringan ikat jarang disebut spatium retromammariae.6
Setiap payudara terdiri atas 15-20 lobus, yang tersusun radier berbentuk
piramid dan berpusat pada papilla mammaria. Dari tiap lobus keluar duktus
laktiferus, pada bagian terminal duktus laktiferus terdapat sinus laktiferus yang
kemudian menyatu terus ke puting susu (Papilla mammae). Saluran utama dari
setiap lobus memiliki ampula yang membesar tepat sebelum ujungnya yang
bermuara ke papilla mammae. Dasar papilla mammae dikelilingi oleh areola.
Tonjolan-tonjolan halus pada areola diakibatkan oleh kelenjar areola di bawahnya.
Lobus-lobus kelenjar dipisahkan oleh septa fibrosa. Septa di bagian atas kelenjar
berkembang dengan bailk dan terbentang dari kulit sampai ke fascia profunda dan
berfungsi sebagai ligamentum suspensorium.7,8
Gambar 2.1 Mammary Gland9
2.1.2 Vaskularisasi
Payudara mendapat vaskularisasi dari 2 arteri utama yaitu arteri mammaria
interna dan arteri torakalis lateralis. Kurang lebih 60% payudara mendapat
perdarahan dari arteri perforantes mammaria interna yaitu meliputi bagian medial
dan sentral dan bagian kranial. Bagian atas dan lateral payudara diperdarahi oleh
arteri torakalis lateralis. Sebagian kecil payudara juga diperdarahi oleh arteri
torakoakromialis cabang pektoralis, cabang arteria interkostales III, IV serta a/v.
Subkapular dan torakodorsalis. Dalam sistem vaskularisasi payudara terdiri dari
tiga grup vena dalam yang keluar dari payudara yaitu: 4
Sekitar 75% melalui vasa lymphatica yang mengalir di sisi lateral dan
superior menuju nodi axillares.
Sebagian besar lainnya mengalir ke nodi parasternales yang terletak di
profundus sebelah dalam dinding anterior thorax dan berhubungan
dengan arteria thoracica interna.
Sebagian lagi dapat mengalir melalui vasa lymphatica yang mengikuti
jalannya cabang-cabang lateral arteriae intercostales posteriores dan
berhubungan dengan nodi intercostales yang terletak dekat caput dan
collum costae.
2.2.1 Definisi
Kanker adalah istilah generik untuk sekelompok besar penyakit yang
dapat mempengaruhi bagian tubuh manapun. Salah satu ciri khas kanker
adalah adanya sel abnormal yang cepat yang tumbuh melampaui batas normal
mereka, dan yang kemudian dapat menyerang bagian tubuh yang berdekatan
dan menyebar ke organ lain, proses yang terakhir disebut sebagai metastasis.
Metastasis adalah penyebab utama kematian akibat kanker.11
2.2.2 Epidemiologi
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di
Indonesia. Berdasarkan Pathological Based Registration di Indonesia, KPD
menempati urutan pertama dengan frekuensi relatif sebesar 18,6%. (Data
Kanker di Indonesia Tahun 2010, menurut data Histopatologik ; Badan
Registrasi Kanker Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)
dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI)). Diperkirakan angka kejadiannya di
Indonesia adalah 12/100.000 wanita, sedangkan di Amerika adalah sekitar
92/100.000 wanita dengan mortalitas yang cukup tinggi yaitu 27/100.000 atau
18 % dari kematian yang dijumpai pada wanita. Penyakit ini juga dapat
diderita pada laki - laki dengan frekuensi sekitar 1 %. Di Indonesia, lebih dari
80% kasus ditemukan berada pada stadium yang lanjut, dimana upaya
pengobatan sulit dilakukan.1
2.2.3 Etiologi dan Faktor Risiko
Penyebab timbulnya kanker payudara belum diketahui secara pasti, namun
bersifat multifaktorial atau banyak faktor.1 Memiliki faktor risiko bukan berarti
seseorang akan terkena kanker, hanya saja perempuan yang memiliki faktor risiko
harus lebih diwaspadai, yaitu:
1. Usia
Faktor usia paling berperan dalam menimbulkan kanker payudara.
Dengan semakin bertambahnya usia seseorang, insidens kanker payudara
akan meningkat. Satu dari delapan keganasan payudara invasif ditemukan
pada wanita berusia dibawah 45 tahun, dua dari tiga keganasan payudara
invasif ditemukan pada wanita berusia 55 tahun.
2. Genetik dan familial
4. Gaya hidup
a. Berat badan
b. Aktivitas fisik
c. Alkohol
kini menjadi 10% untuk setiap tambahan minuman per harinya, dan
2.2.4 Patofisiologi 17
Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain
obesitas, radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-
zat karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat
menyebabkan kanker payudara. Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial,
dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel
dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma
in situ dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk
bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk
dapat diraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu, kira- kira seperempat
dari kanker payudara telah bermetastase. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika
sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling sering
terjadi adalah cairan yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin
berdarah. Jika penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-
benjolan pada kulit ulserasi.
Penilaian Skor
Pembentukan kelenjar
Pleomorfisme inti
3. Variasi besar
3
Jumlah mitosis
Menurut area pandangan mikroskop 1-3
Grading final
Grade I 5-3
Grade II 6-7
Grade II 8-9
2.2.5.2 Stadium
pN1c
pN2b
KGB supraklavikula
N3c
pN3c
* terdeteksi melalui pencitraan atau pada pemeriksaan fisik, atau terlihat jelas
pada pemeriksaan patologi.
cM0 Tidak ada bukti klinis maupun radiologis metastasis jauh, tapi terdaoat deposit
(i+) sel tumor secara molekuler atau mikroskopis pada sirkulasi darah, sumsum
tulang, atau jaringan KGB regional lain yang tidak >0,2 mm pada pasien tanpa
gejala randa metastasis
M1 Terdeteksinya metastasis jauh secara klinis dan radiologis dan/atau terbuktis
secara histologis lebih dari 0,2 mm
2.2.6 Klasifikasi
Sebagian besar kanker payudara adalah karsinoma. Kanker ini dimulai di sel
yang melapisi organ dan jaringan (Sel-sel ini disebut sel epitel). Faktanya, kanker
payudara sering merupakan jenis karsinoma yang disebut adenokarsinoma, yang
dimulai pada sel yang membuat kelenjar (jaringan kelenjar). Adenokarsinoma
payudara mulai di saluran (saluran susu) atau lobulus (kelenjar penghasil susu)
Beberapa dari ini mungkin memiliki prognosis yang lebih baik daripada
karsinoma duktal infiltrasi standar. Seperti;
Karsinoma meduler
Karsinoma papiler
Karsinoma tubular
Karsinoma mikropapillaris
B. Penyakit Paget pada puting susu Jenis kanker payudara ini dimulai di
saluran payudara dan menyebar ke kulit puting susu dan kemudian ke areola,
lingkaran gelap di sekitar puting susu. Hal ini jarang terjadi, terhitung hanya
sekitar 1% dari semua kasus kanker payudara.
2.2.7 Diagnosis
2.2.7.1 Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik1
Keluhan utama:
- Benjolan di payudara
- Kecepatan tumbuh dengan/tanpa rasa sakit
- Nipple discharge, retraksi puting susu, dan krusta
- Kelainan kulit, dimpling, peau d’orange, ulserasi, venektasi
- Benjolan ketiak dan edema lengan
Keluhan tambahan:
- Nyeri tulang (vertebra, femur)
- Sesak dan lain sebagainya
Gambar 2.5 Teknik Melakukan Inspeksi Payudara dan Daerah Sekitarnya Dengan
Lengan di Samping, di Atas Kepala, dan Bertolak pinggang1
Gambar 2.6 Teknik Melakukan Palpasi Parenkim Payudara untuk Identifikasi Tumor
Status lokalis :
Radiologi
Mammografi
Mamografi tetap menjadi andalan dalam deteksi kanker payudara.
Diagnostik mammogram dilakukan pada wanita yang memiliki massa
teraba atau gejala lainnya, adanya riwayat kanker payudara di dalam 5
tahun terakhir. Karsinoma terlihat seperti adanya massa, asimetri dan
adanya kalsifikasi.
MRI
Magnetic Resonance Imaging atau MRI payudara dengan resolusi
tinggi muncul sebagai instrumen yang paling sensitif untuk mendeteksi
kanker payudara. Indikasi MRI pada kanker payudara payudara meliputi
beberapa evaluasi, apabila evaluasi mamografi dibatasi oleh augmentasi
(Termasuk implan silikon dan salin dan silikon suntikan), menentukan
tingkat penyakit di waktu diagnosis awal kanker payudara (termasuk
identifikasi invasi pectoralis mayor, serratus anterior, dan otot interkostal),
evaluasi yang tidak meyakinkan pada temuan pemeriksaan klinis,
mamografi, dan / atau ultrasonografi. Kegunaan lain dari MRI adalah
untuk melihat respon kemoterapi neo-adjuvan.
Ultrasound
Rekomendasi dari American College of Radiology menunjukkan
bahwa mammografi selalu pilihan pertama untuk skrining pada wanita.
Menurut percobaan yang dilakukan oleh American College of
Radiology Imaging Network, skrining USG payudara mendeteksi 4.2
kasus kanker per 1000 wanita dengan mammogram normal. Keuntungan
dari USG adalah kompresi yang rendah dan radiasi yang kurang. Selain
itu, skrining USG payudara harus dipertimbangkan pada pasien berisiko
tinggi yang tidak dapat mentolerir MRI.
Biopsi
Pemeriksaan ini mengambil jaringan atau cairan dari payudara lalu
dilihat di bawah mikroskop. Ada beberapa jenis biopsy seperti aspirasi
jarum halus, core biopsy, atau biopsy terbuka.
Penanda tumor
ER/PR
Estrogen reseptor (ER) dan progesterone reseptor (PR) mewakili
faktor prognostic yang lemah untuk pasien dengan kanker payudara,
tapi reseptor ini adalah prediktif terkuat terhadap terapi endokrin. Tes
ER dan PR harus dilakukan pada semua kanker payudara invasive.
Baik ER dan PR dinilai oleh imunohistokimia (IHC) pada bagian
parafin. IHC memungkinkan penilaian terhadap ekspresi khusus pada
kanker invasif atau in situ. Interpretasi positif membutuhkan
setidaknya 1% sel tumor. Reseptor negatif dilaporkan jika kurang dari
1% sel tumor. Cutoff untuk mendefinisikan positif adalah 1% karena
pasien dengan bahkan 1% ER / PR positive bisa berasal dari terapi
hormonal. Sekitar 70% dari semua kanker payudara adalah ER-positif
dan 60% sampai 65% dari semua kanker payudara bersifat PR-positif.
HER2/neu
HER-2/neu adalah proto-onkogen yang dikodekan untuk
transmembran tirosin kinase pertumbuhan reseptor, dan itu terlibat
dalam beberapa jalur regulasi di payudara, melibatkan proliferasi,
kelangsungan hidup, motilitas sel, dan invasi. HER2 biasanya dinilai
oleh IHC. Fluoresensi in situ hibridisasi (FISH) dari ekspresi HER2
biasanya dilakukan saat evaluasi oleh IHC tidak jelas. HER2 adalah
faktor prognostik untuk hasil pada kedua, node-negative dan pasien
nodus positif dan bersifat prediktif terhadap respons terapi tertentu
yang menargetkan reseptor HER-2 / neu seperti trastuzumab
(Herceptin) dan antibodi monoklonal yang ditargetkan pada protein
HER2.
2.2.8 Tatalaksana
Tatalaksana kanker payudara meliputi pembedahan, kemoterapi, radioterapi,
terapi hormon, targeting therapy, rehabilitasi medik, serta terapi paliatif.
- Kanker payudara dengan tumor besar atau lanjut lokal ( diameter ≥ 5 cm)
- Jumlah KGB yang termetastasis lebih dari 3 (setelah dilakukan diseksi secara
komplit)
- Sebagai terapi simptomatik dan paliatif pada kasus-kasus yang tidak dapat
dioperasi, ulkuas dengan perdarahan yang hebat, lokasi metastasis (otak,
tulang, dan sebagainya)
Indikasi :
2.3.1 Definisi
Kanker payudara triple-positif (TPBC), yaitu kanker payudara yang
ditentukan oleh kepositifan reseptor estrogen (ER), reseptor progesteron (PR) dan
human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) . istilah kanker payudara
“triple-positive” pertama kali diperkenalkan oleh Vici et al untuk mendeskripsikan
subtipe yang berbeda. Ini didefinisikan sebagai kanker HER2 luminal yang
mengekspresikan ER dan PR. Jenis kanker ini juga mengekspresikan tingkat
HER2 yang tinggi dan menunjukkan fenotipe yang berbeda secara biologis dan
perilaku klinis yang spesifik. 20
2.3.2 Epidemiologi21
Diperkirakan bahwa sekitar 20% hingga 25% kanker payudara (15% hingga
30% dalam beberapa penelitian) adalah HER2-Positif. Sekitar 70% kanker
payudara adalah reseptor esterogen positif (ER+), sebagian besar juga merupakan
reseptor progesteron positif (PR+).
Dari kanker yang HER2-Positif, sekitar 50% juga reseptor esterogen positif
(ER+), meskipun ekspresi reseptor estrogen mungkin pada tingkat yang lebih
rendah.
2.3.4 Prognosis22
Secara umum, perilaku dan respon kanker payudara triple-positif mirip
dengan tumor estrogen-positif/HER2-negatif, menunjukkan prognosis yang baik.
Meskipun demikian, potensi crosstalk antara reseptor HER2 dan estrogen dapat
menyebabkan resistensi terhadap pengobatan yang diarahkan pada hormonal dan
HER2.