Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
 

A. Latar Belakang

Kanker payudara merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang

terdapat pada payudara. Payudara terdiri dari lobulus-lobulus, duktus-

duktus,lemak dan jaringan konektif, pembuluh darah dan limfe. Pada umumnya

kanker berasal dari sel-sel yang terdapat di duktus, beberapa diantaranya

berasal dari lobulus dan jaringan lainnya.Kanker payudara merupakan keganasan

yang menyerang hampir sepertiga dari seluruh keganasan yang dijumpai pada

wanita. Kanker payudara juga merupakan penyebab kematian kedua setelah

kanker leher rahim pada wanita serta menempati insiden tertinggi dari seluruh

keganasan. Setiap tahun, lebih dari satu juta kasus baru kanker payudara

didiagnosa di seluruh dunia dan hampir 400.000 orang akan meninggal akibat

penyakit tersebut. Sampai tahun 2003,Kanker payudara merupakan kanker

dengan insidens tertinggi No.2 di Indonesia dan terdapat kecenderungan dari

tahun ke tahun insidens ini meningkat; seperti halnya di negara barat. Angka

kejadian kanker payudara di Amerika Serikat92/100.000 wanita pertahun

dengan mortalitas yang cukup tinggi 27/100.000atau 18% dari kematian yang

dijumpai pada wanita. Di Indonesia berdasarkan “Pathological Based

Registration“ kanker payudara mempunyai insidens relatif 11,5%.

Diperkirakan di Indonesia mempunyai insidens minimal 20.000 kasus baru

pertahun dengan kenyataan bahwa lebih dari 50% kasus masih berada dalam

stadium lanjut.Banyak sekali faktor resiko yang dapat menyebabkan berkembangnya

1
kanker payudara. Secara statistik resiko kanker payudara pada wanita

meningkat pada nullipara, menarche dini, menopause terlambat dan pada

wanita yang mengalami kehamilan anak pertama di atas usia 30 tahun.

Sebanyak kurang dari 1% kanker payudara terjadi pada usia kurang dari 25

tahun, setelah usia lebih dari 39 tahun insiden meningkat cepat. Insiden

tertinggi dijumpai pada usia 45-50 tahun.Sedangkan penderita kanker payudara

pada pria secara epidemiologi kurang dari1% dari seluruh kanker payudara.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu dengan
kanker payudara, dengan menggunakan pola pikir ilmiah melalui
pendekatan manajemen kebidanan menurut varney dan
mendokumentasikan asuhan kebidanan tersebut dalam bentuk catatan
SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar pada wanita dengan kanker payudara
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada ibu dengan
kanker payudara
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan kanker payudara
dengan pendekatan varney yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian
2) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah
3) Identifikasi masalah potensial
4) Identifikasi kebituhan segera
5) Mengembangkan rencana asuhan/intervensi
6) Implementasi
7) Evaluasi
d. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada ibu dengan kanker
payudara dalam bentuk catatan SOAP.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Teori


1. Pengertian
Kanker payudara adalah merupakan neoplasma ganas, suatu
pertumbuhan jaringan payudara abnormal yang tidak memandang jaringan
sekitarnya tumbuh infitratif dan destruktif dan dapat bermetastase. Tumor
ini tumbuh progresif dan relatif cepat membesar. (Soelarto, 1995)
Pada stadium awal tidak ada keluhan sama sekali hanya seperti
fibroadenoma atau fibrokistik disease yang kecil saja. Bentuk tidak teratur,
batas tidak tegas, permukaan tidak rata, konsistensi padat keras.
Pada stadium lebih lanjut dapat menimbulkan kelainan pada kulit
berupa infiltrasi, retraksi puting susu melekat pada kulit, seperti kulit jeruk
(peau de’orange), benjolan-benjolan kecil dikulit (satelit nodule) sampai
dapat dijumpai ulserasi atau basah di atas tumor dan lain sebagainya. Dapat
bermetastase jauh ke paru-paru, hepar, tulang dan lain-lain dengan segala
macam akibatnya sampai kepada yang fatal.
2. Etiologi
Dapat dicatat bahwa faktor etiologinya sampai saat ini belum
diketahui pasti, namun dapat dicatat pula bahwa penyebab itu sangat
mungkin multifaktorial yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara
lain ((R. Sjamsuhidajat, 2003)
a. Konstitusi genetika
Ini berdasarkan :
1) Adanya kecendrungan pada keluarga tertentu lebih banyak kanker
payudara daripada keluarga lain.
2) Adanya distribusi prediksi antar bangsa atau suku bangsa.
3) Pada kembar monozygote: terdapat kanker yang sama.
4) Terdapat persamaan lateralitas kanker buah dada pada keluarga dekat
dari penderita kanker buah dada.

3
5) Seorang dengan klinefelter akan mendapat kemungkinan 66 kali pria
normal.
b. Pengaruh hormon, ini berdasarkan bahwa :
1) Kanker payudara umumnya pada wanita, pada laki-laki
kemungkinan ini sangat lemah.
2) Pada usia di atas 35 tahun insidennya jauh lebih tinggi.
3) Ternyata pengobatan hormonal banyak yang memberikan hasil pada
kanker payudara lanjut.
c. Makanan
Terutama makanan yang banyak mengandung lemak.
Korsinogen ; terdapat lebih dari 2000 karsinogen dalam lingkungan
hidup kita.
d. Virus
Pada air susu ibu ditemukan (partikel) virus yang sama dengan yang
terdapat pada air susu tikus yang menderita karsinogen mamma.
Tetapi perannya sebagai faktor penyebab pada manusia tidak dapat
dipastikan.
e. Radiasi daerah dada
Ini sudah lama diketahui, karena radiasi dapat menyebabkan mutagen.
3. Anatomi
Payudara terletak pada hemithoraks kanan dan kiri dengan batas-batas
sebagai berikut :
a. Batas-batas payudara yang tampak dari luar :
- superior : iga II atau III
- inferior : iga VI atau VII
- medial : pinggir sternum
- lateral : garis aksilaris anterior
b. Batas-batas payudara yang sesungguhnya :
- superior : hampir sampai ke klavikula
- medial : garis tengah
- lateral : m. latissimus dorsi

4
Struktur Payudara
Payudara terdiri dari berbagai struktur :
- parenkim epitel
- lemak, pembuluh darah, syaraf dan saluran getah bening
- otot dan fascia
Parenkim epitel dibentuk oleh kurang lebih dari 15 – 20 lobus, yang
masing-masing mempunyai saluran tersendiri untuk mengalirkan
produknya dan bermuara pada putting susu. Tiap lobus dibentuk oleh
lobulus-lobulus yang masing-masing terdiri dari 10 – 100 asini grup.
Lobulus-lobulus ini merupakan struktur dasar dari glandula mammae.
Payudara dibungkus oleh fasia pektoralis superfisialis dimana
permukaan anterior dan posterior dihubungkan oleh ligamentum
cooper yang berfungsi sebagai penyangga.
Vaskularirasi payudara
a. Arteri
Payudara mendapat perdarahan dari :
1) Cabang-cabang perforantes a. mammaria interna.
2) Rami pektoralis lateralis a. thorako-akromialis
3) A. thorakhalis lateralis (a. mammaria eksterna)
4) A. thorako-dorsalis
b. Vena
Pada daerah payudara terdapat tiga grup vena :
1) cabang-cabang perforantes v. mammaria interna
2) cabang-cabang v. aksilaris
3) vena-vena kecil yang bermuara pada v. interkostalis
Sistem limfatik payudara
a. Pembuluh getah bening
1) Pembuluh getah bening aksila :
Pembuluh getah bening aksila ini mengalirkan getah bening
dari daerah-daerah sekitar aerola mamae, kwadran lateral
bawah dan kwadran lateral atas payudara.

5
2) Pembuluh getah bening mammaria interna.
3) Pembuluh getah bening di daerah tepi medial kwadran medial
bawah payudara.
b. Kelenjar-kelenjar getah bening
1) Kelenjar getah bening mammaria eksterna.
2) Kelenjar getah bening skapula.
3) Kelenjar getah bening sentral (central nodes).
4) Kelenjar getah bening interpektoral (Rotter’s nodes)
5) Kelenjar getah bening v. aksilaris.
6) Kelenjar getah bening subklavikula.
7) Kelenjar getah bening prepektoral.
8) Kelenjar getah bening mammaria interna.
4. Patofisiologi
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit, tapi banyak tergantung
pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya dan usia
permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari
penyakit payudara ganas sesudah masa menopause (post menopause).
Respon dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit
berbahanya lainnya.
Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent”
mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe estrogen dan
pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak muncul pada
jaringan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran
tumor “estrogen dependent” diidentifikasi dengan suatu uji “estrogen
resptor assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker
payudara hormone dependent. Kanker-kanker memberikan respon terhadap
hromon treatmant (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau
adrenalektomy).
Tumor payudara ganas berbeda dari tumor payudara yang tidak
berbahaya. Tumor ganas biasanya tersendiri, bentuknya tidak beraturan,
keras, massanya tidak bergerak dengan kecendrungan menempel kuat pada

6
otot-otot pectoral dan kulit, menyebabkan retraksi atau dimpling pada kulit.
Kulit dapat menjadi menebal memberikan suatu efek “orange peel”.
Keterlibatan lymph nodes terdapat pada sekitar dua-pertiga wanita pada
waktu diagnosis. Tempat-tempat lainnya untuk metafisis adalah paru-paru,
tulang, liver, glandula adrenal dan ovaries. (Barbara C. Long, 1996)
5. Gejala/tanda-tanda
a. Gejala
1) Kanker payudara biasanya berupa benjolan tak nyeri, tetapi
adakalanya nyeri.
2) Adanya keluaran dari putting, jarang dihubungkan dengan
kanker.
3) Putting yang eritema, mengeras, asimetrik, inversi,
menunjukkan penyakit lanjut.
4) Gejala-gejala yang berjauhan dari payudara seperti nyeri tulang,
berat badan yang menurun dan lain-lain dapat merupakan petunjuk
adanya metastase.
b. Tanda
Kanker payudara dini, sering mempunyai sifat-sifat fisik yang khas,
yang mirip dengan lesi jinak. Ini dapat berupa massa yang lunak,
berbatas tegas, mudah digerak-gerakkan diantara jaringan sekitarnya.
Dan sering berbentuk bulat atau elip. Tumor yang sudah lebih lanjut atau
menunjukkan adanya massa yang besar, keras, tegas, tak reguler, edema
pada kulit diatasnya (peau d’orange), fiksasi pada kulit atau bangunan-
bangunan lain disekitarnya, vena superfisial yang melebar atau bentuk-
bentuk invasi pada kulit seperti ulserasi.
Bagan
Gejala dan Tanda Penyakit Payudara
Keluarnya cairan =
- Seperti susu - kehamilan atau laktasi
- Jernih - normal
- Hijau - (peri) menopause

7
- pelebaran duktus
- kelainan fibrokistik
- karsinoma
- Hemoragik - papiloma intraduktus

Nyeri =
- berubah dengan daur - Penyebab fisiologis seperti pada
tegangan pramestruasi atau penyakit
- tidak tergantung daur menstruasi fibrokistik
Benjolan di payudara = - Tumor jinak, tumor ganas, atau
- yang keras infeksi

- Permukaan licin pada


- kenyal fibroadenom
- lunak - Permukaan kasar, berbenjol atau
Perubahan Kulit = melekat pada kanker
- bercawak - Kelainan fibrokistik
- benjolan kelihatan - Lipoma
- kulit jeruk
- kemerahan - Sangat mencurigakan karsinoma
- tukut - Kista, karsinoma
Kelainan Putting/Aerola = - Di atas benjolan; kanker
- Retraksi - Infeksi (jika panas)
- Inversi - Kanker lama (terutama orang tua)
- Eksema
- Fibrosis karena kanker
- Retrasi fibrosis karena kanker
- Penyakit paget (tanda khas
kanker)

Stadium Klinis

8
Adalah mutlak untuk menentukan stadium pada setiap proses
keganasan, termasuk pada kanker payudara ini. Berdasarkan stadium ini
baru ditetapkan kebijakan pengobatan yang akan diambil. Penentuan
stadium pada kanker payudara ini berdasarkan klasifikasi TNM System UI
CC 1982.
Stadium I : - Tumor dengan diameter 2 cm atau kurang, tak terfiksir
pada kulit tanpa ada metastasis aksila.
Stadium II : - Tumor dengan diameter 2 cm atau kurang dengan
metastasis aksila
- Tumor dengan diameter 2 – 5 cm dengan atau tanpa
metastasis aksila.
Stadium III a : - Tumor dengan diameter 5 cm dengan atau tanpa metastasis
aksila.
- Tumor dengan metastasis aksila yang melekat.
Stadium III b : - Tumor yang metastasis infra atau supraklavikula.
- Tumor yang telah menginfiltrasi kulit atau dinding thoroks.

6. Penatalaksanaan
a. Terapi
1) Terapi bedah (Mastektomi)
Tipe pembedahan secara umum dikelompokkan ke dalam tiga
kategori : mastektomi radikal, mastektomi total, dan mastektomi
prosedur yang lebih terbatas (contoh segmental, lumpektomi).
Mastektomi total (sederhana) mengangkat semua jaringan payudara,
tetapi semua atau kebanyakan nodus limfe dan otot dada tetap utuh.
Mastektomi radikal modifikasi mengangkat seluruh payudara,
beberapa atau semua nodus limfe dan kadang-kadang otot pektoralis
minor, otot mayor dada masih utuh. Mastektomi radikal (halsted)
adalah prosedur yang jarang dilakukan yaitu pengangkatan seluruh
payudara, kulit otot pektoralis mayor dan minor, nodus limfe ketiak,

9
dan kadang-kadang nodus limfe mammaria internal atau
supraklavikular.
Sekarang, biasanya dilakukan pembedahan kuratif dengan
mempertahankan payudara, syarat mutlak untuk operasi ini
merupakan tumor kecil dan tersedianya sarana radioterapi yang
khusus (megavolt) untuk penyinaran. Penyinaran dibutuhkan untuk
mencegah kambuhnya tumor dipayudara dari jaringan tumor yang
tertinggal atau dari sarang tumor lain (karsinoma multisentrik).
Bila dilakukan pengangkatan mamma maka dipertimbangkan
kemungkinan rekonstruksi mamma dengan implantasi
prostesis atau cangkok flap muskulokutan. Implantasi prostesis atau
rekonstruksi mamma secara cangkok dapat dilakukan sekaligus
dengan bedah kuratif atau beberapa waktu setelah penyinaran,
kemoterapi ajuvan atau rehabilitasi penderita selesai. Jika hal ini
tidak mungkin atau tidak dipilih maka diusahakan prostesis eksterna
yaitu prostesis buatan yang disangga oleh kutang. Bentuk dan
beratnya disesuaikan dengan bentuk dan berat payudara di sisi lain.
Penyakit pada mastektomi radikal
Penyakit biasanya terdiri dari hemattom, infeksi luka dan
seroma. Karena dilakukan diseksi kelenjar maka harus dipasang
penyalir hisap untuk mencegah seroma yang terdiri dari cairan luka
dan limf. Cairan yang dialir hari pertama bisa mencapai beberapa
ratus ml. limf jernih. Mobilisasi ekstermitas yang bersangkutan harus
diperhatikan untuk mencegah kontraktur. Biasanya terdapat mati rasa
kulit ketiak dan bagian lengan atas akibat cedera n.
interkostobrakilalis yang tak dapat dihindari. Kelimpuhan m. serratus
anterior akibat cedera n. torakalis longus menyebabkan skupalalata
(seperti sayap) yang harus dicegah.
2) Terapi Radiasi
Terapi radiasi masih digunakan secara luas setelah mastektomi
parsial. Tetapi radiasi ini juga bisa efektif jika dikombinasikan

10
dengan pembedahan dan chemoteraphy bagi wanita yang menderita
kanker payudara lanjut atau tahap III.
3) Terapi Eksternal Beam
Terapi ini biasanya dilakukan selama hampir lima minggu.
Wanita akan mengalami perpanjangan masa kelelahan dan depresi
karena katabolisme dan hilangnya jaringan. Ia juga dapat mengalami
nausea, nyeri epigastrium karena esophagitis transient dan batuk
karena pheumoniasis transient dan lymph edema juga bisa terjadi.
4) Chemotherapy
Chemotherapy merupakan terapi sistemik yang digunakan bila
ada penyebaran secara sistemik dan juga dipakai sebagai terapi
ajuvan.
Chemotherapy ajuvan diberikan kepada klien yang padanya
ditemukan metastasis disebuah atau beberapa kelenjar pada
pemeriksaan histopatologik pascabedah mastektomi. Tujuannya
adalah menghancurkan mikrometatasis di dalam tubuh yang biasanya
terdapat pada klien yang kelenjar aksilannya sudah mengandung
metastasis. Obat yang diberikan adalah kombinasi siklofosfamid
metotreksat dan 5-fluorourasil selama enam bulan pada perempuan
usia pramenopause. Sedangkan pada yang pascamenopause
diberikan terapi ajuvan hormonal berupa pil antiestrogen.
Chemotherapi paliatif dapat diberikan pada klien yang telah
menderita metastasis secara sistemik. Obat yang dipakai secara
kombinasi antara lain CMF (Cyclofosfamide, methotrexare,
fluorouracil).
5) Terapi Hormonal
- Dari pemberian terapi hormonal ini adalah kenyataan bahwa 30 –
40 % kanker payudara adalah hormon dependen ; terapi ini
semakin berkembang dengan ditemukannya estrogen dan
progesteron reseptor.

11
- Hormonal terapi merupakan terapi utama pada stadium IV
disamping chemoteraphy; karena kedua-duanya merupakan
terapi sistemik.
- Dibedakan tiga golongan penderita menurut status menstruasi
yaitu; premenopause, 1-5 tahun menopause dan post menopause.

b. Pemeriksaan Penunjang
Dengan mammografi dapat ditemukan benjolan yang kecil
sekalipun. Tanda berupa mikroklasifikasi tidak khas untuk kanker. Bila
secara klinis dicurigai ada tumor dan pada mammografi tidak ditemukan
apa-apa, maka pemeriksaan harus dilanjutkan dengan biopsi sebab sering
karsinoma tidak tampak pada mammogram. Sebaliknya bila mamografi
positif, dan secara klinis tidak berupa tumor, maka pemeriksaan harus
dilanjutkan dengan fungsi atau biopsi ditempat yang ditunjukkan oleh
foto tersebut.
Mammogram pada masa pramenopause kurang bermanfaat karena
gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.
Ultrasonografi berguna terutama untuk menentukan adanya kista;
kadang tampak kista sebesar 1 – 2 cm.
Pemeriksaan sitologi pada sediaan yang diperoleh dari fungsi dengan
jarum harus dapat dipakai untuk menentukan apakah akan segera
disiapkan pembedahan dengan sediaan beku atau akan dilanjtukan
dengan pemeriksaan lain atau langsung akan dilakukan ekstirpasi.
7. Metastasis kanker payudara
Metastasis diparenkim paru pada rontgenologis memperlihatkan
gambaran yang multiple dengan ukuran yang bermacam-macam. Metastasis
ini seperti pula mengenai pleura yang dapat mengakibatkan pleural effusion.
Metastasis ke tulang vertebrata akan terlihat pada gambaran
rontgenologis sebagai gambaran osteolitik/destruksi, yang dapat pula
menimbulkan fraktur fatologis berupa fraktur kompresi.

12
Metastasis tumor ganas payudara dapat terjadi melalui dua jalan.
a. Metastasis melalui sistem vena :
Metastasis tumor ganas payudara melalui sistem vena, akan
menyebabkan terjadinya metatasis ke paru-paru dan organ-organ lain.
Akan tetapi dapat pula terjadi metastasis ke vertebrata secara langsung.

b. Metastasis tumor ganas payudara melalui sistem limfe


Metastasis melalui sistem limfe ini pertamakali akan mengenai kelenjar
getah bening regional.
1) Metastasis kelenjar getah bening aksila
Metastasis utama karsinoma mamma melalui sistem limfe adalah
kelenjar getah bening aksila pada stadium tertentu biasanya hanya
kelenjar aksila inilah yang terkena.
2) Metastasis ke kelenjar getah bening supraklavikula
Bila metastasis karsinoma mamma telah sampai ke kelenjar getah
bening subklavikula, ini berarti bahwa metastasis tinggal 3 – 4 cm
dari grand central limfatik terminus yang terletak dekat pertemuan
v. sub klavia dan v. jugularis interna.
3) Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria interna
Metastasis ke kelenjar mammaria interna ternyata lebih sering dari
yang diduga. Biasanya terjadi pada karsinoma mamma disentral
dan kwadran medial dan biasanya terjadi setelah terjadi metastasis
ke aksila.
4) Metastasis ke hepar
Selain melalui sistem vena, ternyata dapat terjadi metastasis
karsinoma mamma ke hepar melalui sistem limfe. Keadaan ini
terjadi bila tumor pri-mer terletak ditepi medial bagian bawah
payudara. Metastasis melalui sa-luran limfe yang jalan bersama-
sama vasa epigastrika superior. Bila ter-jadi metastasis ke kelenjar

13
preperikandial akan terjadi stasis aliran limfe dan bisa terjadi aliran
ballik limfe ke hepar dan terjadi metastasis di hepar.

B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Kanker Payudara


Tanggal / jam pengkajian :
Tempat Pengkajian :
Nama Pengkaji :
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama Ibu :
Umur : Pada usia di atas 35 tahun insidennya jauh lebih
tinggi.
Agama :
Suku :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :

2. Alasan Kunjungan/ Keluhan utama


Alasan Kunjungan
Keluhan utama :
3. Riwayat kesehatan klien
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
b. Riwayat Kesehatan yang Lalu

14
4. Riwayat kesehatan keluarga : adanya riwayat keluarga yang
menderita kanker payudara dapat diturunkan, adanya saudara
kembar yang menderita kanker payudara dapat megakibatkan
kanker payudara pada saudaranya dengan reiko 2-3 kali lebih besar
dari wanita biasa (Erik,2005)

5. Riwayat Haid
Menarche pada usia < 10 tahun dapat mengakibatkan Ca mammae
(Erik,2005)

6. Riwayat Obstetrik
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No
Suami Ank UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Abnormalitas Laktasi Pen

7. Riwayat Kontrasepsi
Paparan dengan esterogen tinggi dapat menyebabkan ca mammae

8. Data Fungsional Kesehatan


Kebutuhan Dasar Keterangan
PolaNutrisi Terlalu sering mengkonsumsi makanan yag
mengandung lemak dapat mengakibatkan
kanker payudara
Pola Eliminasi
Pola Istirahat
Pola Personal
Hygiene
Pola Aktivitas
Pola seksualitas
Kebiasaan

10. Riwayat psikososikultural spiritual


a. Psikologis
b. Sosial

15
c. Kultural
d. Spiritual

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran :
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah :
Nadi :
Suhu :
Pernapasan :
Antropometri
Tinggi badan : tinggi badan > 170 cm mempunyai
resiko karena pertumbuhan lebih cepat di
usia anak dan remaja membuat adanya
perubahan struktur pada DNA
(Erik,2005)
Berat badan : kelebihan Berat badan dapat
mengakibatkan Ca mammae karena
tingginya kadar esterogen (Erik,2005)
LILA :
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala
Muka
Mata
Telinga
Hidung

16
Mulut
Leher
Dada
Payudara : asimetrik, adanya bercak, kemerahan, benjolan
dan kulit seperti kulit jeruk, adanya pengeluaran
cairan, papilla mengeras dan ada eritema
Abdomen
Genetalia
Anus
Ekstremitas

Palpasi
Wajah
Leher
Dada : adanya nyeri yang berkaitan dengan metastase
Payudara : dapat berupa benjolan lunak atau keras dan
berbatas tegas
Abdomen
Ekstremitas

Auskultasi
Jantung
Paru – paru
Abdomen

Perkusi
Dada
Abdomen
Ekstremitas

II.INTERPRETASI DATA DASAR

17
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik
Diagnosis :Papah usia………..dengan menopause
Masalah :
III.IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL
Tidak Ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada
V. INTERVENSI
1. Beritahu mengenai keadaan klien dan hasil pemeriksaan
R : mengetahui keadaannya merupakan hak klien
2. Berikan KIE kepada ibu mengenai menopause
R : memahami keadaannya lebih baik akan membantu klien menerima
perubahan yag terjadi pada dirinya
3. Berikan KIE kepada ibu tentang Terapi Sulih Hormon
R : terapi sulih hormone dapat mengurangi keluhan yang tidak
diinginkan seiring dengan menopause
4. Berikan KIE kepada ibu tentang olahraga yang teratur
R : Olahraga yang teratur dapat meningkatkan kebugaran dan kesehatan
pada masa menopause
5. Berikan KIE kepada ibu mengenai pola makan yang sehat saat
menopause
R : mengkonsumsi makanan yang tepat akan membantu klien
mengurangi keluhan yang muncul akibat masa menopause

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya
oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI

18
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.

19

Anda mungkin juga menyukai