1. PENGERTIAN
Definisi Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa
ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak
dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain.
Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu
sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah
menjadi ganas. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber :
Harianto, dkk)
2. ETIOLOGI
Kanker payudara berasal dari unit sekretorius payudara, yaitu unit duktuslobulus terminal. Beberapa
faktor risiko kanker payudara telah diketahui saat ini antara lain faktor genetik (5 - 7%), riwayat keluarga
menderita kanker payudara, riwayat pernah menderita kanker payudara sebelumnya, faktor menstruasi
dan reproduksi, paparan radiasi, penggunaan terapi sulih hormon, alkohol dan diet tinggi lemak. 27
Meskipun telah banyak diketahui faktor risiko, ternyata 75% kanker payudara tidak ada hubungan
dengan faktor risiko yang ada.
3. TANDA GEJALA
- Benjolan atau pengerasan pada payudara yang berbeda dari jaringan sekitar.
- Kemerahan atau pembesaran pori-pori kulit payudara yang menyerupai kulit jeruk.
Stadium 0
Stadium 0 digunakan untuk menggambarkan kanker payudara non-invasif atau carcinoma in situ.
Artinya, sel kanker atau sel abnormal nonkanker belum berkembang serta belum menyebar ke jaringan
sehat di dekatnya dan ke luar payudara.
Stadium I
Stadium I merupakan tahap paling awal dari kanker payudara yang berpotensi menyebar (invasif). Pada
tahap ini, ukuran tumor masih sangat kecil ukuran kurang dari 2 cm dan belum menyebar ke kelenjar
getah bening. Akan tetapi, sel kanker telah menyebar ke luar lokasi asli dan merambat ke jaringan
payudara sehat di sekitarnya.
Stadium II
Pada stadium II, ukuran tumor sudah lebih besar daripada stadium sebelumnya dengan ukuran 2-5 cm.
Sel kanker pun sudah menyebar ke kelenjar getah bening, walau masih di area yang terdekat, tetapi
belum menyebar ke bagian tubuh yang lebih jauh.
Stadium III.
Stadium III disebut juga dengan kanker payudara stadium lanjut lokal. Artinya, tumor ganas atau
benjolan yang ditemukan bisa lebih besar dengan ukuran lebih dari 5 cm, belum menginfiltrasi jaringan
sekitar payudara dan sudah ada penyebaran ke kelenjar getah bening ketiak. Namun, penyebarannya ini
belum sampai ke organ tubuh lainnya.
Stadium IIIA
Kondisi stadium IIIA biasanya adalah kondisi dimana tumor masih dapat dilakukan reseksi/operasi.
Stadium IV
Kanker payudara stadium IV merupakan tahap paling akhir dan merupakan kondisi serius yang
mengancam jiwa. Pada stadium ini, kanker telah menyebar dari payudara dan kelenjar getah bening di
sekitarnya ke organ tubuh lain, seperti paru-paru, kelenjar getah bening yang jauh dari payudara, kulit,
tulang, hati, atau otak.
Karsinoma duktal in situ adalah jenis kanker payudara noninvasif yang bermula di dalam jaringan saluran
susu (duktus). Kondisi ini tidak mengancam nyawa dan masih bisa disembuhkan. Namun, bila terlambat
mendapat penanganan, kondisi ini bisa berkembang menjadi kanker payudara invasif.
Karsinoma lobular in situ (LCIS) terjadi karena adanya pertumbuhan sel abnormal di jaringan lobulus
payudara. LCIS dikenal juga dengan nama neoplasia lolubar.
Jenis kanker ini dimulai dari bertumbuhnya sel-sel kanker di saluran susu (duktus). Dari lokasi tersebut,
sel kanker mengganas sehingga menerobos dinding saluran dan akhirnya menyerang jaringan payudara
lain di dekatnya.
Karsinoma lobular invasif (ILC) merupakan jenis kanker payudara yang bermula di lobulus payudara,
yang kemudian menyerang jaringan payudara lain di dekatnya dan bahkan bisa organ lainnya.
6. beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena pertumbuhan lebih
cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh
yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
3. Wanita yang belum mempunyai anak Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama
dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
4. Kehamilan dan menyusui Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.
5. Wanita gemuk Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
7. Faktor genetik Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita yang
ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46).
7. Anatomi fisiologi
1. Anatomi payudara
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus,
ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75% ke aksila.
Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari
masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak
pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah
menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai
dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada
beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul
benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi
tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu
pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi
mulai, semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar karena
epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon
prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus,
kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu. (Samsuhidajat, 1997, hal : 534-535)
8. Insiden Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah
kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan kanker hati. Sementara
data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker
leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan kanker nasofaring (Anaonim, 2004).
Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Data terakhir menunjukkan
bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke 2 tertinggi penyebab
kematian setelah kanker rahim. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005,
sumber : Harianto, dkk).
9. Patofisiologi
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada jaringan payudara yang
terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum
menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa menopause (postmenopause). Respon
dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya. Beberapa tumor
yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe
ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jarngan
payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor “Estrogen Receptor Assay
(ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker payudara hormone dependent. Kanker-kanker ini
memberikan respon terhadap hormone treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau
adrenalectomy). (Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1589)
10.Manifestasi klinik
Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri,
keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit dan terjadinya luka yang tidak
sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan tegang, retraksi putting, pembengkakan lokal.
(http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, Harianto, dkk).
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan tersebut berbatas
tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker
di luar payudara. (Erik T, 2005, hal : 42)
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4. T1 :Tumor < 2 cm
T1c :Tumor 1 – 2 cm
5. T2 :Tumor 2 – 5 cm
6. T3 : Tumor diatas 5 cm
7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit.
N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat pada
jaringan sekitarnya.
1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau penyebaran luas.
2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh. Tumor
kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5 cm tanpa
keterlibatan LN
4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor dengan LN
5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit semua tumor
dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.
6. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh. (Setio W, 2000, hal : 285)
1) Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal ini
mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
3) CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
4) Sistologi biopsi aspirasi jarum halus
5) Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran
darah dengan sendimental dan sentrifugis darah. (Michael D, dkk, 2005, hal : 15-66)
13. Pencegahan
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di payudaranya. Untuk
pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa
menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak
1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya kedua
payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama Perhatikan apakah
terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar
cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah bantal di bawah
bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada
payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba dengan
telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa
keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah
benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar
kemungkinan untuk sembuh secara sempurna.
6. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan (www.vision.com jam 10.00, Minggu Tanggal
29-8-2005, sumber : Ramadhan)
1. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan
segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena).
2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe dilateral
otocpectoralis minor.
3. Mastektomi radikal yang dimodifikasi Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial
1) Mastektomi radikal Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi
aksial.
2) Mastektomi radikal yang diperluas sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe
mamaria interna.
Non pembedahan
1. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut; pada
metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.
2. Kemoterapi Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi adrenalektomi
hipofisektomi. (Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1596 - 1600)
PENGKAJIAN
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan riwayat kesehatan,
pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, serta review catatan sebelumnya. Langkah-
langkah pengkajian yang sistemik adalah pengumpulan data, sumber data, klasifikasi data, analisa data
dan diagnosa keperawatan.
Pengumpulan data
Adalah bagian dari pengkajian keperawatan yang merupakan landasan proses keperawatan. Kumpulan
data adalah kumpulan informasi yang bertujuan untuk mengenal masalah klien dalam memberikan
asuhan keperawatan .
Sumber data
Data dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga, perawat lain dan petugas kesehatan lain baik secara
wawancara maupun observasi.
Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur, jenis kelamin, agama,
Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit
Keadaan umumØ
Tingkah lakuØ
BB dan TBØ
Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat,Ø trombosit meningkat jika ada
penyebaran ureum dan kreatinin.
Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah sinar X, ultrasonografi,
xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon. Pengkajian pola kebiasaan hidup
sehari-hari meliputi :
Nutrisi
Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan yang disukai,
banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.
Eliminasi
Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah masuk RS.
Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.
Personal hygiene
Status psikologisØ
Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh, merasa asing tinggal
di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang negatif.
Status socialØ
Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan masyarakat lain.
Kegiatan keagamaanØ
Klasifikasi Data
Data pengkajian :
Data subyektif
Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga, mencakup hal-hal sebagai berikut : klien
mengatakan nyeri pada payudara, sesak dan batuk, nafsu makan menurun, kebutuhan sehari-hari
dilayani di tempat tidur, harapan klien cepat sembuh, lemah, riwayat menikah, riwayat keluarga.
Data obyektif
Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik atau penunjang meliputi : asimetris payudara kiri
dan kanan, nyeri tekan pada payudara, hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik.
Analisa Data
Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan pengembangan daya pikir yang
berdasarkan ilmiah, pengetahuan yang sama dengan masalah yang didapat pada klien.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi, rasional, implementasi dan evaluasi.
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
Ditandai dengan :
kanan.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
1) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga
dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.
Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan dapat
mengurangi nyeri.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh
jaringan.
Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan nyeri.
Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak dipersepsikan.
Ditandai dengan :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada keterbatasan gerak.
2) Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan
Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan dalam gerakan dan postur.
Ditandai dengan :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga pasien dapat membuat
rencana untuk masa depannya.
Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali dan diukur.
Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan gambaran diri, takut jaringan parut, dan
takut reaksi pasangan terhadap perubahan tubuh.
Ditandai dengan :
DS :
DO :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
1) Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya.
Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah
Ditandai dengan :
DS :
DO :
Terpasang drainaseØ
Kriteria Hasil :
Intervensi :
adanya tanda – tanda infeksi sehingga dapat segera diberikan tindakan yang tepat.
Ditandai dengan :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
1) Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan datang.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan
informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi.
2) Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan pemasukan cairan yang adekuat.
Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan volume sirkulasi untuk mengingatkan
regenerasi jaringan atau proses penyembuhan.
4) Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan minyak.
5) Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang masih ada. Anjurkan untuk
Mammografi.
Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang mengindikasikan terjadinya / berulangnya
tumor baru.
7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
Ditandai dengan :
DS :
DO :
Hb 10,7 gr %.Ø
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan asupan dalam tindakan
selanjutnya.
Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah tenaga.
Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan
dilaksanakan :
melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk
melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien. Agar
implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama-tama harus
mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian bila perawatan telah dilaksanakan, memantau dan
mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan informasi ini kepada
penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan menggunakan data, dapat mengevaluasi dan
merevisi rencana perawatan dalam tahap proses keperawatan berikutnya
Evaluasi
Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diinginkan dan respons
pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan kemudian mengganti rencana perawatan jika
diperlukan.
Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan pasien ke arah pencapaian
hasil.
Daftar Pustaka
Dixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.
Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta
Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo, Jakarta.