Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STRATEGI KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU DALAM PENCEGAHAN COVID 19


Dosen pengampu : Agil Putra Tri K.k,S.kep.NS.M.kes

Disusun oleh :
kelompok 2

Siti Fatimah Laela Agustine 200711037


Dita Septiani 200711044
Icha Rizkita Aprilliana 200711042
Aditya 200711046
Kevin Harja Saputra 200711032

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2020/2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................3
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB 1 PENAHULUAN........................................................................................................................4
................................................................................................................................................................

1.1. Latar belakang...................................................................................................................4


....................................................................................................................................................

1.2. Rumusan masalah..............................................................................................................4


1.3. Tujuan..........................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Virus covid-19....................................................................................................................6
2.2. Tujuan Perubahan Perilaku...................................................................................................
2.3. Cara melawan covid 19........................................................................................................
2.4. KonsepKomunikasiResiko.........................................................................................
2.5. StrategiKomunikasiResiko.......................................................................................
BAB III PENUTUP ...............................................................................................................................
3.1. Kesimpulan ..........................................................................................................................
3.2. Saran.........................................................................................................................
3.3. DaftarPustaka............................................................................................................
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam
Pencegahan Covid 19” ini tepat dengan waktunya. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk
memenuhi tugas dosen bapak Agil pada mata kuliah Komunikasi Dalam Keperawatan yang telah
memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan dengan bidang studi
yang kami tekuni. Semoga makalah yang kami tulis ini dapat bermanfaat bagi kami semua yang
membacanya. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membagi ilmunya serta
teman-teman yang telah bekerja sama dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan untuk kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

Cirebon, 04 juni 2021


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kasus Covid 19 ini dari awal tahun 2020 hingga saat ini masih terus berlanjut, sehingga dapat
menyebabkan kekhawatiran masyarakat terhadap pandemi ini. Kekhawatiran pada kasus covid 19
ini tidak hanya pada dimensi kesehatan akan tetapi juga pada dimensi kemanusiaan, sosial dan
ekonomi secara lebih luas. Kampamye bersatu lawan covid ini didasarkan pada pendekatan risiko
pada situasi pandemi. Pendekatan komunikasi yang digunakan berbeda dengan komunikasi
kesehatan pada umumnya. Untyk situasi pandemi seperti ini digunakan pendekatan komunikasi
yang mengacu pada peningkatan pengetahuan publik atas potensi resiko dan ancaman masalah
kesehatan, sehingga mereka mampu memutuskan langkah-langkah dan tindakan yang harus
dilakukan untyuk melindungi diri mereka sendiri terhadap situasi pandemi ini. Dalam situasi
pandemi seperti ini banyak pihak telah melakukan berbagai upaya komunikasi secara serentak dan
dalam waktu yang sama. Di situasi ini ada pihak yang diuntungkan dan juga ada yang dirugikan.
Pihak publik yang merasa diuntungkan karena dapat mendapatkan informasi terkini. Sedangkan
pihak yang merasa dirugikan adalah masyarakat yang merasa khawatir pada kesehatan, dan
pekerjaan yang dimana harus mereka berhenti untuk memutusnya penyebaran pandemi ini.
Dengan komunikasi ini harapanya dapat memberikan perubahan perilaku dalam pencegahan
covid 19.

Sebagai manusia kita mempunyai pertahanan tubuh yang terbatas sehingga membuat kita rentan
terhadap infeksi virus yang dapat membuat kita sakit. Virus yang kita hadapi saat ini adalah covid
19, virus ini nyata bukan rekayasa atau konspirasi dan virus ini dapat menyerang siapa saja.
Langkah yang harus kita lakukan adalah fokus untuk memutus penularamya dengan cepat, tepat
dan akurat. Strategi terbaiknya adalah dengan menempatkan perubahan perilaku masyarakat
sebagai garda terdepan dalam mencegah pandemi ini.

Penetapan konteks manajemen risiko erat kaitannya dengan melakukan penetapan tujuan,
strategi, ruang lingkup dan parameter-parameter lain yang berhubungan dengan proses
pengelolaan risiko suatu perusahaan. Proses ini menunjukkan kaitan atau hubungan antara
permasalahan hal yang akan dikelola risikonya dengan lingkungan perusahaan (eksternal &
internal), proses manajemen risiko, dan ukuran atau kriteria risiko yang hendak dijadikan standar.

Proses kedua adalah penilaian risiko meliputi tahapan identifikasi risiko yang bertujuan untuk
mengidentifikasi risiko-risiko yang dapat memengaruhi pencapaian sasaran organisasi.
Berdasarkan risiko-risiko yang telah teridentifikasi dapat disusun sebuah daftar risiko untuk
kemudian dilakukan pengukuran risiko untuk melihat tingkatan risiko.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka adapun rumusan masalah yang diangkat oleh penulis
adalah sebagai berikut :

1. Apa itu virus covid-19 ?


2. Apa tujuan Perubahan perilaku dalam pencegahan covid-19 ?
3. Bagaimana cara melawan covid 19 ?
4. Bagaimana konsep dalam komunikasi resiko ?
5. Bagaimana stategi komunikasi resiko ?

1.3 Tujuan

Tulisan ini bertujuan untuk menemukan jawaban yang telah dirumuskan. Jawaban yang diperoleh
diharapkan menjadi bahan masukan yang dapat dijadikan sebagai pengembangkan kebijakan dan
wawasan mahasiswa tentang strategi komunikasi perubahan perilaku dalam pencegahan covid 19.
Adapun tujuanya adalah :

1. Mengetahui apa itu virus covid-19


2. Menjelaskan tujuan perubahan perilaku dalam pencegahan covid-19
3. Menjelaskan bagaimana caranya melawan covid-19 disituasi ini
4. Menjelaskan konsep komunikasi resiko
5. Dan menjelaskan bagaimana strategi komunikasi resiko
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Virus Covid-19

Covid-19 dan Bahayanya corona virus desease 19 yang disingkat dengan covid 19 adalah keluarga
besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Virus ini ditemukan pada 31
Desember 2019 di Wuhan, China. WHO (Wordl Health Organization) memberi nama Covid-19
dengan nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus -2 (SARS-CoV- Selanjutnya, WHO
menyebut penyakit yang ditimbulkan oleh virus ini dengan nama corona virus.
Virus ini berbahaya, karena transmisi atau penyebarannya yang cepat dan lebih mudah dibandingkan
wabah SARS yang pernah melanda dunia pada tahun 2003. Virus ini Menyerang saluran pernapasan
manusia. Virus ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut penderita
pada saat batuk atau bersin. Adapun proses transmisinya dapat terjadi dengan tiga metode yaitu:
pertama, Droplet penderita pada saat batuk atau bersin jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian,
ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkotaminasi dengan droplet tersebut, kemudian orang
tersebut menyentuh mata, hidung, atau mulut (segitiga wajah) sebelum mencuci tangan, maka orang
tersebut dapat terinfeksi Covid-19. Kedua, seseorang tanpa Sengaja menghirup droplet dari penderita
covid 19. Ketiga, kontak pribadi seperti berjabat tangan.

Adapun gejala awal dari penyakit yang disebabkan covid 19 adalah demam (suhu tubuh di atas 38
derajat celcius, batuk kering, pilek, gangguan pernapasan, sakit tenggorokan, letih, dan lesu. Ada
beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi Virus covid 19, akan tetapi jarang terjadi,
yaitu: diare, sakit kepala, konjungtivitis, hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau,
ruam di kulit. Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu
setelah penderita terpapar virus Corona. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 6 persen
penderita mengalami gejala kritis seperti gangguan pada paru, septic shock hingga risiko kematian.
Sebanyak 14 Persen mengalami gejala berat seperti kesulitan bernapas. Delapan puluh persen lainnya
memiliki gejala ringan seperti demam, batuk dan beberapa memiliki Pneumonia. Meski penyakit
covid 19 tidak mematikan, akan tetapi penyakit ini dinyatakan sangat berbahaya untuk kesehatan.
Sebab, pertama penyakit ini merupakan penyakit Infeksi. Kedua, virusnya begitu agresif. Ketiga,
tingkat penularan yang tinggi. Keempat, penularannya bisa melalui interaksi antar personal. Kelima,
bagi orang yang memiliki riwayat penyakit tertentu lebih rentan terkena virus corona dan mengalami
komplikasi parah ketika positif COVID-19.29 Keenam, dapat merusak paru-paru, bahkan dapat
menyebabkan kerusakan paru permanen bagi penderita yang memiliki kemampuan regenerasi paru
yang rendah seperti pada lansia, pasien yang memiliki penyakit penyerta, dan perokok. Adapun
kelompok yang sangat rentan dan berpotensi memiliki gejala berat hingga kritis jika terinfeksi covid-
19 adalah lansia, penderita penyakit lain sepreti asma, diabetes, laki-laki perokok.
2.2 Tujuan Perubahan Perilaku Dalam Mencegah Covid 19

Tujuan program edukasi perubahan perilaku adalah untuk meningkatkan jumlah individu, keluarga,
institusi dan komunitas yang patuh protokol kesehatan terutama 3M. Indikator capaian program
edukasi perubahan perilaku sebagai berikut:
a. Peningkatan persentase orang yang berubah perilakunya dari belum patuh menjadi
lebih patuh (data BPS).
b. Penurunan angka kasus aktif penularan COVID-19 di daerah sasaran (Satgas Daerah).
c. Perubahan status zonasi risiko penularan Covid-19 di daerah sasaran
Perubahan perilaku tersebut mencakup perilaku hidup sehat, perilaku menggunakan teknologi,
perilaku dalam pendidikan, perilaku menggunakan media sosial, perilaku konsumtif, perilaku kerja,
dan perilaku sosial keagamaan.

Pada 08 juni 2020, pemerintahkan melakukan tahapan-tahapan new normal. New normal adalah
melakukan kebiasaan baru guna mencegah penyebaran covid lebih luas.
JAKARTA, KOMPASTV – Pemerintah mengeluarkan tahapan-tahapan dalam penerapan new
normal. Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito
menjelaskan new normal adalah adaptasi kebiasaan baru dalam rangka menuju masyarakat produktif
dan aman dari Covid-19. Untuk melaksanakan hal ini masyarakat perlu mengetahui langkah awal
agar tidak terpapar Covid-19 serta tahapan suatu daerah menju new normal. Tips pertama yakni
perubahan prilaku. Perbahan perilaku adalah kunci keberhasilan dalam menanganani covid-19. Kedua
hidup lebih bersih, lebih sehat dan hidup lebih taat. Ketiga disiplin protokol kesehatan, wajib
melaksanakan protokol kesehatan serta memperhatikan resiko daerah.
Perubahan perilaku atau behavioral changes merupakan bisnis utama psikologi, yaitu dengan cara
memahami perilaku melalui asesmen dan mengubah atau memodifikasinya melalui intervensi.
Tentunya dalam melakukan asesmen dan intervensi, berdasarkan konsep teoretis sebagai dasar
berpikir dan bertindak.
Istilah New Normal mungkin saja sudah dari dulu digunakan untuk menjelaskan fenomena perubahan
di dunia. LaBarre tahun 2003 mengulas pendapat Roger McNamee, bahwa New Normal selalu akan
terjadi di sepanjang kehidupan manusia. Oleh karenanya manusia harus secara sabar belajar dan terus
beradaptasi untuk mengembangkan respon yang tepat dalam menghadapi tuntutan perubahan yang
terjadi. McNamee menambahkan, pengertian “normal” dari new normal berkaitan dengan skala
waktu, dimana manusia akan berupaya mengembangkan perilaku yang sesuai untuk membuat
kehidupan menjadi lebih baik dalam jangka panjang. Sedangkan pengertian “new” dari new normal
erat kaitannya dengan perkembangan teknologi. Hal ini misalnya terlihat dari buku yang ditulis Peter
Hinssen, The New Normal, yang menggambarkan dampak teknologi digital terhadap perubahan
proses dan perilaku bisnis
2.3 Cara Melawan Covid-19

Di situasi pandemi saat ini, kita harus menjaga diri kita dari berbagai macam virus. Sedikit saja kita
lengah dalam menjaga imun kita akan mudah sekali virus ini masuk kedalam tubuh kita. Cara
melawan covid-19 pada new normal :
1. Kuatkan Sistem Imun
Virus corona dan virus lainnya punya satu kesamaan. Virus bersifat self limiting disease, alias bisa
mati dengan sendirinya. Lalu, bagaimana cara membunuh virus tersebut? Singkatnya, kalau daya
tahan tubuh baik, maka tubuh akan melawan virus tersebut. Lalu, bagaimana mana cara meningkatkan
sistem imun? Istirahat yang cukup. Orang dewasa umumnya membutuhkan waktu tidur 7-8 jam dan
remaja sekitar 9-10 jam.
Perbanyak makan sayur dan buah.  Kandungan vitamin dan mineral sayur dan buah memperkuat
sistem imun tubuh. Hindari Stres.  Stress yang tidak terkendali dan berkepanjangan bisa
meningkatkan hormon kortisol. Dalam jangka panjang hormon kortisol ini bisa menurunkan sistem
imun. Hindari rokok dan alkohol. Paparan asap rokok dan alkohol secara berlebih dapat merusak
sistem imun. Rutin berolahraga. Direkomendasikan untuk berolahraga 30 menit setiap hari, seperti
berjalan kaki.

2. Rutin Mencuci Tangan


Sudah bosan terus-terusan mencuci tangan selama ini? Demi kebaikan diri dan orang lain, jangan
pernah bosan dan malas melakukan tindakan ini. Cucilah tangan setidaknya selama 20 detik dengan
sabun dan air, atau pembersih tangan dengan kandungan alkohol setidaknya 60 persen. Kapan waktu
yang tepat mencuci tangan? 
1. Sebelum memasak atau makan.
2. Setelah menggunakan kamar mandi.
3. Setelah menutup hidung saat batuk, atau bersin.
4. Setelah memegang barang-barang yang umumnya sering disentuh banyak orang (gagang
pintu, smartphone, tombol lift, dll).

3. Jangan Menyentuh Mata, Hidung, dan Mulut


Untuk mencegah penularan virus corona, jangan sekali-kali menyentuh mata, hidung, atau mulut saat
tangan dalam keadaan tidak bersih. Ingat, penularan virus corona bisa terjadi ketika tangan menyentuh
barang yang terkontaminasi virus, dan kemudian menyentuh mata atau wajah.  

4. Hindari Tempat Keramaian


Pertimbangkanlah untuk mengambil langkah pencegahan ekstra. Contohnya, menghindari tempat
keramaian bila sedang sakit atau berusia di atas 60 tahun (lansia). Menurut riset dari pemerintah
Tiongkok, lansia dan pengidap penyakit kronis, memiliki risiko yang lebih tinggi terserang virus
corona.

5. Isolasi Diri saat Sakit


Untuk mencegah penularan virus corona, sebaiknya jangan bepergian atau berkumpul dengan teman
atau keluarga, bila dirimu dalam keadaan sakit. Apalagi bila sakitnya menunjukkan gejala-gejala
COVID-19.
Lakukanlah isolasi diri secara mandiri di rumah. Ingat isolasi diri ini hanya direkomendasikan untuk
gejala awal corona seperti sakit tenggorokan ringan. Andaikan gejala tidak membaik, bahkan semakin
berkembang, segeralah temui dokter atau petugas kesehatan untuk penanganan yang tepat. 
Gunakanlah masker untuk meminimalkan risiko penyebaran virus corona ke orang lain saat pergi ke
klinik atau rumah sakit. Bila pergi keluar dalam keadaan sakit, hindarilah transportasi umum untuk
mencegah penyebaran virus.

6. Selalu Kenakan Masker 


Selalu pakai masker, terutama apabila sedang sakit. Pastikan menggunakannya dengan benar.
Penggunaan masker bagi orang sakit bisa meminimalkan risiko penyebaran virus bagi orang lain di
sekitarnya. Untuk mereka yang merasa sehat, kenakan masker kain seperti yang dianjurkan
pemerintah dan tenaga medis. 
Baca juga: WHO: Gejala Ringan Corona Bisa Dirawat di Rumah

7. Ingat, Batuk ada Etikanya


Ketika batuk atau bersin, tutuplah mulut dan hidung menggunakan lekukan siku atau tisu. Kemudian,
buanglah tisu tersebut ke tempat sampah yang tertutup. 

8. Persiapkan Obat dan Disinfektan


Pastikan kamu memiliki persediaan obat-obatan dan disinfektan di rumah. Bila anggota keluarga ada
yang sakit, berilah obat pereda gejala yang dijual bebas, kemudian segera temui dokter di rumah sakit.
Sedangkan disinfektan bertujuan untuk membersihkan permukaan benda yang terkontaminasi virus
dari orang sakit. 

2.4 Konsep Komunikasi Resiko

Palenchar (2013) menyampaikan bahwa komunikasi resiko adalah aktivitas membangun relasi dan
pemahaman bersama dalam rangka terbentuknya kesadaran bersama akan resiko yang dihadapi.
Kesadaran bersama tersebut kemudian akan diikuti dengan berbagai bentuk strategi komunikasi,
untuk dapat memunculkan solusi atau rekomendasi dalam upaya mengurangi resiko yang akan
muncul. Kegiatan ini akan terbentuk atas berbagai level stakeholder, isu, dan tingkat kesadaran.
Pada prinsipnya komunikasi resiko adalah sebuah bentuk komunikasi mengenai sebuah resiko tentang
kesehatan, keamanan dn lingkungan (lundgren & McMakin, 2013). Pada beberapa hal, komunikasi
resiko cukup membuat takut dan panik audiens yang menjadi target komunikasi, tetapi dalam hal yang
lain, audiens tampak tidak terlalu takut dan khawatir. Komunikasi resiko pada satu sisi lebih berupaya
untuk membangun konsensus bersama disebuah komunitas sebagai suatu respon terhadap suatu
resiko. Komunikasi resiko pada praktiknya lebih berbentuk komunikasi dua arah, antara lembaga dan
komunitas yang menjadi target mereka.
Pembahasan komunikasi resiko dalam konteks lingkungan menjadi sebuah tantangan sendiri. Situasi
dan kondisi yang kompleks dalam diskursus komunikasi resiko dalam aspek lingkungan membuat
masyarakat kurang memiliki kesadaran akan resiko lingkungan yang mereka hadapi, sesuai yang
sedang kita hadapi yakni resiko tersebar luasnya covid-19. Ketidakpahaman masyarakat akan resiko
lingkungan tersebut membuat mereka menjadi kurang tergerak menjadi bagian dari perbaikan
lingkungan. Kesibukan manusia pada rutinitas sehari-hari membuat mereka lebih melihat yang nyata
dibandingkan dengan resiko jangka panjang.
Lundgen and McMakin (2013) menegaskan bahwa komunikasi berhasil dipercaya publik jika
memperhatikan beberapa hal :
1. pemetaan akan subjek atau objek yang akan terdampak dari perubahan lingkungan/ teknologi
sosial yang terjadi
2. jumlah subjek/objek yang akan terdampat dari perubahan tersebut
3. perkiraan alur proses dari awal hingga akhirnya dampak tersebut dirasakan oleh subjek/objek
tersebut
4. perkiraan seberapa besar dampak tersebut dirasakan oleh subjek/objek
5. prediksi durasi tampak tersebut dirasakan oleh subjek/objek tertentu.

Asasmen akan resiko tersebut menentukan strategi komunikasi resiko yang bisa dilakukan oleh
komunikator untuk mempertahankan tingginya tingkat keeberhasilan kampanye resiko. Berdasarkan
asasmen itu pula komunikator bisa menentukan jenis komunikasi yang bisa dilakukan. Komunikator
cukup memberikan literasi, sehingga publik mendapatkan informasi yang cukup untuk mengambil
keputusan. Dapat pula komunikator hanya melakukan diskusi dengan publik untuk mencapai
kesepakatan bersama dalam melihat sebuah tantangan.

2.5 Strategi Komunikasi Resiko


A. Prinsip-prinsip komunikasi risiko :
1. Mengenali audiens
Dalam merumuskan pesan-pesan komunikasi risiko, audiens harus dianalisis untuk mengetahui
motivasi dan pandangan mereka. Selain secara umum mengetahui siapa yang menjadi audiensnya,
kita juga perlu mengenalinya sebagai kelompok dan secara ideal sebagai perorangan untuk memahami
kekhawatiran serta perasaan mereka dan untuk mempertahankan terbukanya saluran komunikasi
dengan mereka. Mendengarkan semua pihak yang bermepentingan merupakan bagian penting dalam
komunikasi risiko.
2. Melibatkan pakar ilmiah.
Pakar ilmiah dalam kapasitasnya sebagai pengkaji risiko harus mampu menjelaskan konsep dan
proses pengkajian risiko. Mereka harus dapat menerangkan hasil-hasil pengkajian serta data-data
ilmiahnya, asumsi dan pertiimbangan objektif yang menjadi dasar penjelasan itu sehingga manajer
risiko serta pihak berkepentingan lainnya dapat memahami dengan jelas reisiko tersebut. Sebaliknya,
manajer risiko harus mampu menjelaskan bagaimana cara keputusan manajemen risiko itu diambil.

3. Menciptakan keahlian dalam berkomunikasi


Untuk bisa berhasil, komunikasi risiko memerlukan keahlian dalam menyampaikan informasi yang
mudah dipahami dan mudah digunakan kepada semua pihak yang berkepentingan. Manajer risiko dan
pakar teknis mungkin tidak mempunyai waktu atau keterampilan untuk melaksanakan tugas
komunikasi risiko yang kompleks seperti memberikan respons terhadap kebutuhan berbagai audiens
(masyarakat, industri, media dll.) dan menyiapkan pesan-pesan yang efektif. Oleh karena itu, orang
yang ahli dalam komunikasi risiko harus dilibatkan sedini mungkin. Keahlian ini mungkin harus
dikembangkan melalui pelatihan dan pengalaman.

4. Menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya


Informasi dari sumber yang dapat dipercaya memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk
mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap suatu risiko dari pada informasi yang berasal dari
sumber yang kurang dapat dipercaya. Kredibilitas yang membuat suatu sumber informasi dipercaya
oleh audiens. Sasaran mungkin bervariasi menurut karakteristik bahayanya, budaya, status Sosial dan
ekonomi mereka, serta faktor-faktor lainnya.
Komunikasi yang efektif harus dapat mengenali persoalan dan isu yang mutakhir, bersifat terbuka
dalam hal isi serta pendekatannya dan waktunya tepat. Ketepatan waktu dalam penyampaian suatu
informasi merupakan hal yang paling penting karena banyak kontroversi lebih terfokus pada
Pertanyaan “Mengapa anda tidak memberitahukannya lebih awal?” ketimbang pada risiko itu sendiri.
Informasi yang lupa disampaikan, Informasi yang menyimpang, dan informasi demi kepentingan
sendiri akan merusak kredibilitas dalam jangka-panjang.

B. Persyaratan umum untuk komunikasi risiko yang efektif


Ada banyak pertimbangan yang diperlukan untuk dapat menjalankan komunikasi risiko dengan
efektif, khususnya risiko yang melibatkan masyarakat luas, dan semua pertimbangan ini dapat
dikelompokkan dalam suatu rangkaian dengan menggunakan pendekatan sistematik pada proses
komunikasi risiko. Upaya ini dapat dimulai dengan mengumpulkan latar belakang dan informasi yang
diperlukan untuk kemudian diikuti dengan penyiapan dan penyusunan pesan, penyebarluasan serta
distribusinya, da kajian tindak lanjut serta evaluasi dampaknya.
1. Latar belakang dan informasi
• Pahami landasan ilmiah risiko dan ketidakpastian yang menyertai.
• Pahami persepsi masyarakat terhadap risiko melalui metode seperti survei
Risiko, wawancara dan focus group.
• Temukan informasi risiko apakah yang dikehendaki masyarakat.
• Bersikap peka terhadap persoalan terkait yang bagi masyarakat mungkin
Lebih penting daripada risiko itu sendiri.
• Minta orang yang berbeda untuk memandang risiko tersebut secara berbeda.
Persiapan dan penyusunan
• Jangan lakukan pembandingan antara risiko yang sudah dikenal dan risiko
yang masih baru karena pembandingan itu bisa tampak berlebihan dan tidak jujur kecuali jika
dipresentasikan dengan benar.

Kenali dan tanggapi aspek-aspek emosional yang ada pada persepsi Risiko. Bicara dengan nada yang
simpati dan jangan menggunakan akal sehat saja untuk meyakinkan audiens yang sedang emosi.
• Ungkapkan risiko dengan beberapa cara yang berbeda dan pastikan untuk
Tidak menghindari pertanyaan tentang risiko.
• Jelaskan faktor-faktor ketidakpastian yang digunakan dalam pengkajian reisiko dan penetapan
standar.
• Pelihara keterbukaan, fleksibilitas dan pengakuan atas tanggung jawab Masyarakat dalam semua
aktivitas komunikasi.
• Bangun kesadaran terhadap manfaat yang menyertai risiko. Penyebaran/distribusi
• Terima dan libatkan masyarakat sebagai mitra yang sah dengan menguraiKan informasi tentang
risiko/manfaat dan upaya pengendaliannya dengan

2. Cara yang mudah dipahami.


• Rasakan keprihatinan masyarakat dan bukan menyangkalnya dengan mengatakannya itu tidak sah
atau tidak penting. Persiapkan diri untuk memberikan perhatian pada keprihatinan masyarakat
sebanyak yang diberikan pada data statistik risiko.
• Bersikap jujur, terus-terang, dan terbuka dalam membahas semua persoalan.
• Ketika menjelaskan data statistik yang berasal dari pengkajian risiko, jelaskan proses pengkajian
risiko tersebut sebelum menyajikan datanya.
• Lakukan koordinasi dan kolaborasi dengan sumber-sumber lain yang dapat dipercaya.
• Penuhi kebutuhan media massa.

3. Tinjauan ulang/evaluasi
• Evaluasi keefektifan pesan-pesan risiko dan saluran komunikasi.
• Utamakan tindakan untuk memantau, mengelola dan mengurangi risiko.
• Rencanakan dengan cermat dan evaluasi berbagai upaya.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Virus ini ditemukan pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China. WHO (Wordl Health Organization)
memberi nama Covid-19 dengan nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus -2 (SARS-
CoV- Selanjutnya, WHO menyebut penyakit yang ditimbulkan oleh virus ini dengan nama corona
virus. Adapun gejala awal dari penyakit yang disebabkan covid 19 adalah demam (suhu tubuh di atas
38 derajat celcius, batuk kering, pilek, gangguan pernapasan, sakit tenggorokan, letih, dan lesu. Ada
beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi Virus covid 19, akan tetapi jarang terjadi,
yaitu: diare, sakit kepala, konjungtivitis, hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau,
ruam di kulit. Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu
setelah penderita terpapar virus Corona.
Tujuan perubahan perilaku dalam pencegahan covid-19 antara lain adalah untuk mengurangi
penyebaran luasnya virus covid-19, perubahan perilakunya antara lain biasanya diistilahkan dalam
3M, diantaranya memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarah dari kerumunan.
Cara melawan covid-19 bisa dilakukan melalui kuatkan sistem imun, rutin mencuci tangan, jangan
menyentuh mata hidung dan mulut sebelum mencuci tangan, mengenakan masker, memperhatikan
etika batuk, dan hindari kerumunan.
Strategi komu nika si merupakan upaya menggabungkan media, metode dan teknik dalam proses
komunikasi. Di awal sudah dijelaskan bahwa fokus komunikasi dalam hal ini adalah bagaimana
menyamakan persepsi tentang risiko yang dipersepsi masyarakat dengan risiko yang benar secara
teknis.
Prinsip- prinsip komunikasi resiko sebagai berikut mengenali audiens, melibatkan ahli pakar,
menciptakan keahlian dalam berkomunikasi, dan menjadi informasi sumber yang dipercaya.

3.2 SARAN

Kami selaku penulis mengucapkan terimakasih terhadap semua pihak yang telah membagi semua
ilmunya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat Waktu. Kami selaku penulis sangat
menyadari bahwa dalam makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun akan kami nantikan untuk menyempurnakan makalah ini.
3.3 . DAFTAR PUSTAKA

Dr. Fadhli Rizal Makarim, 2020, pencegahan covid 19, https://www.halodoc.com/artikel/ingat-


lakukan-8-hal-ini-untuk-cegah-angka-covid-19-yang-kian-naik. Diakses pada 10 Juni 2021.
Dr.marianti, 2020, penerapan konsep komunikasi resiko covid 19,
https://www.alodokter.com/pentingnya-komunikasi-risiko-dalam-mencegah-virus-corona, diakses
pada 10 Juni 2021.
Dr. Henndy Ginting , M.Si., 2020, Perubahan prilaku sebagai respons terhadap wabah covid 19,
https://himpsi.or.id/blog/materi-edukasi-covid-19-5/post/perubahan-perilaku-sebagai-respon-
terhadap-wabah-covid-19-127, Diakses pada 9 Juni 2021.

Anda mungkin juga menyukai